Anda di halaman 1dari 10

Identifikasi Sebaran Batu Bara dari Data Well Logging

Menggunakan Metode Cross Section


(Studi Kasus di PT. Khotai Makmur Insan Abadi, Kalimantan
Timur)
1,*
Melisa, 2Djayus, 3Supriyanto
1Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
2Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman
3Laboratorium Geofisika, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman

*Email: melisahutabarat14@gmail.com

ABSTRAK
Eksplorasi merupakan langkah awal dalam tahapan pertambangan yang perlu dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran batu
bara berdasarkan masing-masing data log dan volume secara menyeluruh menggunakan
metode cross section. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi data titik
koordinat, data bore hole, data Log Gamma dan Log Resitivtas. Data Bore hole dianalisis
sehingga diketahui kedalaman dan ketebalan batu bara. Selanjutnya ditampilkan sebaran batu
bara secara menyeluruh 3D menggunakan project Cross Section dan menghitung volume batu
bara. Hasil penelitian menunjukkan sebaran seam batu bara yang paling sedikit yaitu 1 seam
terdapat pada log KK08 dengan ketebalan rata-rata 0,665 m dan sebaran seam batu bara yang
paling banyak yaitu 5 seam terdapat pada log KK02, dengan ketebalan rata-rata 1,004 m.
Ketebalan seam batu bara yang paling tebal yaitu, seam 7 dan ketebalan seam batu bara yang
tipis yaitu, seam 4. Hasil project Cross Section pada lima penampang didapatkan kemiringan
seam batu bara yang relatif ke arah Barat dimana jurus lapisan batu bara berkisar antara N
190oE – N 200oE dengan dip berkisar antara 6o hingga 10o. Total volume 52.209.563 m3
dengan Tonase sumber daya tertujuk batu bara yaitu 67.872.432 ton/m3.

Kata Kunci : cross section, seam batu bara, volume, Tonase

ABSTRACT
Exploration is the first step in the mining stage that needs to be done in meeting consumer
needs. The purpose of this study was to determine the distribution of coal based on each log and
volume data as a whole using the cross-section method. This research uses secondary data which
includes coordinate point data, borehole data, Gamma log data, and Resistivity log. Borehole data
is analyzed so that the depth and thickness of the coal are known. Furthermore, a comprehensive
3D distribution of coal is displayed using the Cross Section project and calculating the volume of
coal. The results showed that the least distribution of coal seams, namely 1 seam, was found in
the KK08 log with an average thickness of 0.665 m, and the highest distribution of coal seam,
namely 5 seams, was found in the KK02 log, with an average thickness of 1.004 m. The thickness
of the coal seam is the thickest, namely, seam 7, and the thickness of the thinnest coal seam,
namely, seam 4. The results of the Cross Section project on the five sections obtained that the
coal seam slope is relative to the west where the movement of the coal seam ranges from N 190 o
E - N 200o E with a dip ranging from 6o to 10o. The total volume is 52,209,563 m3 with a tonnage
of resources directed towards coal, which is 67,872,432 tons/m3.
Keywords: cross-section, coal seam, volume, tonnage
1. PENDAHULUAN 2. TEORI
Perkembangan produksi batubara Ganesa Batubara
selama 13 tahun terakhir (2003-2016) Batu bara adalah sedimen (padatan)
menunjukkan peningkatan yang cukup yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa
pesat, dengan kenaikan produksi rata-rata tumbuhan yang terhumifikasi, berwarna
11% per tahun. Pada tahun 2003, produksi coklat sampai hitam yang selanjutnya
batu bara sudah mencapai 114,00 juta ton terkena proses fisika dan kimia yang
dan selanjutnya pada tahun 2016 produksi berlangsung selama jutaan tahun hingga
batu bara nasional mencapai 434 juta ton mengakibatkan pengkayaan kandungan C
(Direktorat Jenderal Mineral dan Batu (Anggayana, 2002). Batubara berasal dari
bara, 2016). Peningkatan produksi batu sisa tumbuhan yang terakumulasi menjadi
bara Indonesia pada umumnya dipengaruhi gambut yang kemudian tertimbun oleh
oleh harga batu bara dunia dan permintaan sedimen, setelah pengendapan terjadi
domestik serta permintaan dunia (ekspor) peningkatan temperatur dan tekanan yang
yang terus meningkat setiap tahunnya nantinya mengontrol kualitas batubara
(Haryadi, 2018). (Cook, 1999).
Salah satu daerah yang memiliki Proses pembentukan batu bara sendiri
potensi batu bara di Kalimantan Timur dapat dilihat pada Gambar 1.
yaitu Kutai Kartanegara. Batu bara yang
ada di Kutai Kartengara diolah oleh salah
satu perusahaan yaitu PT. Khotai Makmur
Insan Abadi merupakan salah perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan
batu bara yang memiliki IUP Operasi
Produksi sesuai Keputusan Kepala Badan
Perizinan dan Penanaman Modal Daerah
Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal
12 Agutstus 2015.
Kegiatan eksplorasi ini dilakukan
guna mencukupi kebutuhan konsumen Gambar 1 Proses Pembentukan Batu bara
yang terus meningkat serta inventarisasi (Adrian, 2017).
bahan galian untuk mengetahui bentuk
sebaran maupun jumlah kandungan Susunan Formasi Pada Cekungan Kutai
cadangannya dan kegiatan eksplorasi juga Susunan batuan yang terdapat pada
merupakan sebagai langkah awal dalam formasi-formasi batuan disekitar daerah
suatu tahapan pertambangan. penyelidikan, dalam cekungan Kutai,
Oleh karena itu, berdasarkan uraian di secara regional dapat dijelaskan sebagai
atas menarik peneliti untuk melakukan berikut:
penelitian dengan judul “Identifikasi a. Formasi Bebulu litologi penyusunnya
Sebaran Batu bara Dari Data Well Logging terdiri dari batugamping berwarna putih
Menggunakan Metode Cross Section. kekuningan, berlapis (Ardinata, 2019).
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui b. Formasi Pulaubalang tersusun dari
sebaran batu bara didaerah penelitian perselingan graywacke dan batupasir
berdasarkan di masing-masing titik log dan kuarsa dengan sisipan batugamping,
mengetahui sebaran batu bara dan volume batulempung, batu bara dan tuff dasit
secara menyeluruh menggunakan metode (Rezkia, 2020). Peselingan batupasir
cross section. kuarsa, batulempung lanauan dan serpih
dengan sisipan napal, batugamping dan
batu bara (HP Harkins, 1999).
bumi memiliki nilai resistivitas tertentu
Well Logging Geofisika (Aprilia, 2017).
Metode geofisika yang digunakan
untuk mendapatkan data geologi batu bara Metode Cross Section
bawah permukaan secara cepat dan tepat Prinsip dari metode ini adalah
yaitu metode Well Logging. Metode ini pembuatan sayatan pada badan endapan
menghasilkan tingkat akurasi data yang mineral, kemudian di hitung luas masing-
relatif tinggi dibandingkan dengan metode masing endapan mineral dan untuk
lain, sehingga metode ini masih menjadi menentukan volume dengan menggunakan
pilihan utama perusahaan dalam melakukan jarak antar sayatan. Pengaruh penerapan
eksplorasi meskipun memerlukan biaya yang pedoman tersebut dalam perhitungan
relatif mahal. (Setiahadiwibowo, A., P. sumber daya meliputi:
2016). a. Penarikan garis batas sumber daya
Penarikan garis batas sumber daya dengan
menerapkan pedoman perubahan bertahap
(rule of gradual change), langsung pada
titik contoh yang terluar, sehingga titik
contoh tersebut terletak pada garis batas
sumber daya. Batas daerah pengaruh pada
metode Cross Section dengan pedoman
perubahan bertahap (rule of gradual
change)

Gambar 2 Gambar perekaman Well


Logging (Ellis & Singer, 2007)

Log Gamma Ray


Log Gamma Ray adalah metode yang
digunakan untuk mengukur radiasi sinar Gambar 3 Metode Cross Section
gamma yang dihasilkan oleh unsur-unsur (Diffiana, 2016).
radioaktif yang terdapat dalam lapisan b. Ketebalan/kedalaman
batuan di sepanjang lubang bor. Unsur Penerapan pedoman perubahan bertahap
radioaktif umumnya banyak terdapat ketebalan di antara dua penampang
dalam shale dan sedikit sekali terdapat mempunyai satu nilai yang didapatkan dari
dalam sandstone, limestone, dolomite, interpolasi dua nilai ketebalan penampang
coal, gypsum, dll. Log sinar gamma tersebut.
merekam unsur radioaktif dalam skala API c. Volume sumber daya
(American Petroleum Institute) Volume sumber daya adalah gambaran tiga
(Erihartanti, 2017). dimensi dari sumber daya. Perbedaan yang
terjadi pada satu dimensi dan dua dimensi
Log Resistivitas akan menjadi perbedaan kumulatif pada
Resistivity log adalah metode untuk perhitungan tiga dimensi
mengukur sifat batuan dan fluida pori (Diffiana, 2016).
seperti minyak, air dan gas disepanjang
lubang bor dengan mengukur sifat tahanan Metode Cross Section dengan Pedoman
kelistrikannya. Metode resistivity logging Perubahan Bertahap
ini dilakukan karena pada hakekatnya Pedoman ini merupakan pedoman
batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam yang digunakan untuk menentukan batas-
batas daerah pengaruh dalam penentuan bagi dengan jumlah titik bor dan di kali
luas penampang dengan cara dengan luas area titik bor, seperti pada
menghubungkan titik terluar dari tiap rumus sebagai berikut:
penampang seperti yang dijelaskan pada a. Rumus Rata-rata Tb/To =
Gambar 5. Pedoman ini dapat diterapkan 𝑘1+𝑘2+𝑘3
(3)
pada metode cross section, karena dalam 3
b. Rumus Vb/Vo =
perhitungannya lebar daerah pengaruh
Rata-rata Tb x luas area (4)
penampang tidak selalu dibuat dengan Keterangan :
ukuran yang tetap (Diffiana, 2016). Tb/To = Tebal batu bara/overburden
Vb/Vo = Volume batu bara/overburden
k1, = Tebal rata – rata batu bara/Ob
k2, k3 pada titik bor
3 = Jumlah titik bor
(Sari, 2017).

3. METODE
Keterangan: Penelitian dilaksanakan selama 7
P1 = Penampang pertama permukaan atas bulan yakni dimulai dari bulan Oktober
P1 = Penampang pertama permukaan bawah 2020 sampai Maret 2021. Lokasi
P2 = Penampang pertama permukaan atas penelitian dilakukan di PT. Khotai
P2 = Penampang pertama permukaan bawah Makmur Insan Abadi, Kecamatan
L = Jarak penampang
Tenggarong Sebrang, Kabupaten Kutai
Gambar 4 Metode Cross Section dengan Kartanegara, Kalimantan Timur dan di
pedoman rule of gradual changes (Isaaks, Laboratorium Geofisika Universitas
1989). Mulawarman.
Prosedur pengolahan data pada
Metode Perhitungan Volume Batu bara penelitian ini adalah dikumpulkan data
Metode Triangular Grouping sekunder dari PT. Khotai Makmur Insan
Pada cara ini setiap blok dibentuk oleh Abadi, Desa Bhuana Jaya dan Desa Bukit
3 (tiga) titik bor terdekat sedemikian Pariaman, Kecamatan Tenggarong
hingga secara tiga dimensi blok tersebut Sebrang, Kabupaten Kutai Kartanegara,
berbentuk prisma terpancung dengan sisi Kalimantan Timur. Pengolahan data
prisma adalah kedalaman ketiga titik bor dilakukan menggunakan Microsoft Excel
tersebut. Titik 1,2,3 akan merupakan dan Software Rockwoks16. Penelitian ini
penentu besarnya cadangan, jika menggunakan data Well Logging, data titik
pembobotan pada titik-titik tersebut sama koordinat daerah penelitian dan data bor
setiap perhitungan blok. Jika harga titik- daerah penelitian. Data bor tersebut
titik 1, 2 dan 3 tersebut besar, maka hasil didapatkan dari hasil pengeboran dengan
perhitungan akan membesar (over metode open bore hole dengan titik 10 titik
estimate), demikian pula sebaliknya (under bor.
estimate) volume blok dihitung dengan Selanjutnya melakukan perhitungan
mengalikan luas penampang prisma sebaran batu bara di masing-masing titik
terpancung dengan tebal rata-rata batu log dan melakukan perhitungan sebaran
bara/overburden (Sari, 2017). batu bara secara menyeluruh
Pada perhitungan volume batu bara menggunakan metode cross section.
merupakan salah satu tahap dalam
menghitungan nilai stripping ratio, dimana 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
nilai rata-rata batu bara yang harus Penelitian ini dilakukan di PT. Khotai
diketaui dari setiap titik bor, kemudian di Makmur Insan Abadi, Desa Bhuana Jaya
dan Desa Bukit Pariaman, Kecamatan
Tenggarong Sebrang, Kabupaten Kutai Tabel 1 Interpretasi Ketebalan setiap Seam
Kartanegara, Kalimantan Timur. pada KK01 sampai KK10
Lokasi penelitian ini terletak di Block
North dimana sub Block nya terletak di
North West dengan kemiringan
permukaan 5 – 100, sedangkan untuk
0

topografi berkisar antara 198 – 200 meter


di atas permukaan laut. PT KMIA terbagi
atas beberapa formasi, yaitu formasi
Balikpapan, formasi Pulau Balang, dan
formasi Bebuluh.

Litologi Batuan
Penelitian ini menggunakan data
litologi batuan dari 10 data log.
Berdasarkan hasil interpretasi Tabel 1
sebaran seam batu bara yang paling
sedikit yaitu 2 seam terdapat pada log
KK08 dengan ketebalan rata-rata 0,665 m
dan sebaran seam batu bara yang paling Interpretasi Penampang Cross Section
banyak yaitu 5 seam terdapat pada log Batu Bara pada Setiap Log
KK02, log KK03 dan log KK04 dengan Interpertasi yang dilakukan adalah
ketebalan rata-rata 1,004 m, 1,652 m dan melihat hasil cross penampang batu bara,
1,42 m. interpretasi cross dapat dilakukan dengan
Dengan penyebaran yang berbeda menganalisis setiap seam pada hasil
dan jumlah seam yang berbeda didapatkan project section dengan tabel litologi log.
jumlah total seam batu bara yaitu 8 seam Gambar 6 menunjukkan hasil project
dengan rata-rata ketebalan 11,3035 meter, Cross Section pada lokasi penelitian.
seam batu bara yang paling tebal yaitu Barat Timur
seam 7 ketebalan batu bara 4,917 m.
Sedangkan ketebalan seam batu bara yang
tipis yaitu, seam 4 ketebalan batu bara
0,591 m. Penyebaran seam batu bara yang
paling banyak terdapat pada seam 4, seam
5, dan seam 6, sedangkan seam yang
paling sedikit adalah seam 1, seam 2 dan
seam 8.

Gambar 6 Hasil Cross Penampang


Sebaran Batu bara Pada Log KK01, KK10
& KK02

Gambar 5 Peta project section Gambar 7 Hasil Section Point Data Pada
menggunakan software rockwoks16 Log KK01, KK10 & KK02
Berdasarkan Gambar 7, data
kedalaman data Gamma Ray dan data Barat Timur
resistivitas pada log KK01, KK10 dan
KK02 dapat dilihat kontur bawah tanah.
Dari sebaran warna hijau, biru muda
sampai biru tua menunjukkan perbedaan
kedalaman setiap log. Dimana perkiraan
kedalaman warna hijau sampai biru tua
yaitu 30-70 m.
Barat Timur

Gambar 10 Hasil Cross Penampang


Sebaran Batu bara pada Log KK04, KK07,
KK08 & KK09
Hasil Cross Section pada Gambar 10
menunjukkan bahwa log KK04, KK07,
KK08 & KK09 memiliki penampang seam
batu bara yang sama, yaitu seam 3, seam 4
dan seam 5. Dari sisi barat ke timur seam
batu bara yang semakin turun yaitu seam
Gambar 8 Hasil Cross Penampang 3, seam 4 dan seam 5.
Sebaran Batu bara Pada Log KK02, KK03
& KK04
Hasil Cross Section pada Gambar 8
menunjukkan bahwa log KK02, KK03 &
KK04 memiliki penampang seam batu
bara yang sama, yaitu seam 3, seam 4,
seam 5, seam 6 dan seam 7. Dari sisi barat
ke timur seam batu bara yang turun yaitu
seam 3, seam 4, seam 5 dan seam 6 Gambar 11 Hasil Section Point Data Pada
kemudian seam batu bara yang Log KK09, KK08, KK07 & KK04
menyambung yaitu seam 7. Berdasarkan Gambar 11, data
kedalaman, data Gamma Ray dan
resistivitas pada log KK02, KK3 dan
KK04 dapat dilihat kontur bawah tanah.
Dari sebaran warna jingga sampai biru tua
menunjukkan perbedaan kedalaman setiap
log. Dimana perkiraan kedalaman warna
hijau sampai biru tua yaitu 10-70 m.
Barat Timur

Gambar 9 Hasil Section Point Data pada


Log KK02, KK03 & KK04
Berdasarkan Gambar 9, data
kedalaman, data Gamma Ray dan
resistivitas pada log KK02, KK3 dan
KK04 dapat dilihat kontur bawah tanah.
Dari sebaran warna jingga sampai biru tua
menunjukkan perbedaan kedalaman setiap Gambar 12 Hasil Cross Penampang
log, dimana perkiraan kedalaman warna Sebaran Batu bara pada Log KK01, KK05,
hijau sampai biru tua yaitu 10-70 m. KK06 & KK09
Hasil Cross Section pada Gambar 12 Lokasi penelitian ini memiliki stike
menunjukkan bahwa log KK01, KK05, berkisar N 190oE – N 200oE dengan dip
KK06 & KK09 memiliki penampang seam berkisar antara 6o hingga 10o. Dimana
batu bara yang sama, yaitu seam 4, seam 5, kemiringan seam batu bara yang relatif ke
seam 6 dan seam 7. Dari sisi barat ke timur arah Barat. Dengan area penelitian Sayap
seam 4 dan seam 5 log KK09 ke KK06 Timur Siklin, Timur Separi.
menyambung kemudian dari log KK06 ke
KK05 seam 4, seam 5 dan seam 6 semakin
turun kemudian dari log KK05 ke KK01
seam 4 turun kemudian seam 5 berangsur
naik pada sisi barat.

Gambar 14 Sebaran Seam Batu bara 3D


Perhitungan volume batu bara di
daerah penelitian didapatkan dari hasil
ketebalan rata-rata batu bara dikali dengan
luasan (surface) daerah pengambilan data.
Gambar 13 Hasil Section Point Data Pada Ketebalan rata-rata batu bara daerah
Log KK01, KK05, KK06 & KK09 penelitian adalah 11,3035 meter.
Berdasarkan Gamabr 13, data Sedangkan luas daerah penelitian adalah
kedalaman, data Gamma Ray dan 4.739.000 m2. Dimana luas data dengan
resistivitas pada log KK02, KK3 dan radius 100 m/titik. Maka perhitungan
KK04 dapat dilihat kontur bawah tanah. volume batu bara sebagai berikut:
Dari sebaran warna jingga sampai ungu 𝑉 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐷𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ x 𝐾𝑒𝑏𝑒𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑎
menunjukkan perbedaan kedalaman setiap − 𝑟𝑎𝑡𝑎
log. Dimana perkiraan kedalaman warna = 4.739.000 𝑚2 x 11,3035 𝑚
hijau sampai biru tua yaitu 10-100 m. = 49.498.027 𝑚3

Interpretasi Pemodelan Sebaran Batu Sedangkan untuk perhitungan Tonase


bara dan Volume Batu bara sebagai berikut:
Pemodelan Sebaran Batu bara pada 𝑇 = 𝑉 x 𝐵𝐽
Gambar 14 didapatkan dengan = 49.498.027 𝑚3 x 1,3
menggunakan Software Rockworks16. = 64.347.435 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
Pengolahan pemodelan sebaran batu bara Penyebaran seam batu bara yang
ini ditentukan dengan menggunakan 10 tidak teratur pada setiap 8 seam dan
data titik koordinat, kedalaman bor, kemiringannya relatif ke arah Barat
elevasi, dan litologi. kemungkinan besar adanya gaya tektonik,
Berdasarkan Gambar 14 dapat dilihat sehingga didapatkan seam lapisan batu
hasil model penyebaran batu bara tiga bara dengan model penampang yang
dimensi (3D) di daerah penelitian. Model berbeda-beda. Hal kemungkinan lainnya
penyebaran batu bara 3D merupakan hasil yang terjadi adalah erosi yang juga dapat
kombinasi dari model statigrafi semua menyebabkan lapisan batu bara yang tidak
litologi dalam rockwoks file (*.r3dxml). menerus. Sedangkan untuk seam lapisan
Seam Batu bara di daerah penelitian di batu bara yang sejajar dan saling
identifikasikan sebanyak 8 seam batu bara. berhubungan antar lubang bor disebabkan
adanya kesamaan dalam proses ”Ada” Sumatera Selatan.
pengendapan. Fakultas Teknik Jurusan Teknik
Geofisika. Lampung.
5. KESIMPULAN BPB manual, 1981, British Petroleum
Berdasarkan hasil penelitian dan Book, British company, United
pembahasan dapat disimpulkan sebaran Kingdom.
seam batu bara yang paling sedikit yaitu 1 Cahyono, Eko Budi. 2006.
seam terdapat pada log KK08 dengan Pengukuran Kandungan Gas
ketebalan rata-rata 0,665 m dan sebaran Dalam Lapisan Batu bara Di
seam batu bara yang paling banyak yaitu 5 Wilayah Eksplorasi PKP2B Di
seam terdapat pada log KK02, log KK03 Provinsi Kalimantan Timur. Pusat
dan log KK04 dengan ketebalan rata-rata Sumber Daya Geologi.
1,004 m, 1,652 m dan 1,42 m. Kemudian Diffiana, Defri. 2016. Estimasi Sumber
ketebalan seam batu bara yang paling tebal Pasir Batu Dengan Metode Cross
yaitu seam 7 ketebalan batu bara 4,917 m, Section Dan Metode Contour
sedangkan ketebalan seam batu bara yang Pada Kecamatan Bantarbolang
tipis yaitu seam 4 ketebalan batu bara Kabupaten Pemalang Provinsi
0,591 m. Jawa Tengah. Fakultas Teknik
Hasil project Cross Section pada lima Universitas Pembangunan
penampang didapatkan kemiringan seam Nasional Veteran. Yogyakarta.
batu bara yang relatif ke arah Barat dimana Djuanaedi, E. K. 2006. Penyelidikan
jurus lapisan batu bara berkisar antara N Geofisika Batu bara Dengan
190oE – N 200oE dengan dip berkisar Metode Well Logging Di Daerah
antara 6o hingga 10o. Dengan area Musi Banyuasin, Muara Enim
penelitian Sayap Timur Siklin, Timur Provinsi Sumatera Selatan
Separi. Penyebaran seam batu bara yang (Lembar Peta 0913-52 dan 0913-
tidak teratur pada 8 seam kemungkinan 61). Sub Direktorat Geofisika dan
besar adanya gaya tektonik, terjadinya Pemboran Eksplorasi, Direktorat
erosi dan adanya kesamaan dalam proses Inventarisasi Sumber Daya
pengendapan. Berdasarkan perkalian luas Mineral, Bandung.
daerah penelitian dengan tebal rata-rata Ellis, D.M., dan Singer, J.M. 2007. Well
seam didapatkan total volume 49.498.027 Logging for Earth Scientist
m3 dengan Tonase sumber daya terukur Second Edition. Dordrecht, The
batu bara yaitu 64.347.435 ton/m3. Netherlands. Spinger.
Erihartanti, dkk. 2017. Estimasi sumber
UCAPAN TERIMA KASIH daya batu bara berdasarkan data
Ucapan terima kasih penulis kepada Well Logging dengan metode
PT. Khotai Makmur Insan Abadi, Cross Section di pt. Telen orbit
Kalimantan Timur sebagai penyedia data prima desa buhut kab. Kapuas
dan ucapan terima kasih kepada keluarga kalimantan tengah. Universitas
dan teman-teman penulis yang banyak Lambung Mangkurat. Kalimantan
membantu dalam menyelesaikan studi dan Selatan. Jurnal Fisika FLUX, Vol.
penulisan jurnal ini. 12 No.2
Faisal, ddk. 2012. Identifikasi Sebaran
6. DAFTAR PUSTAKA Batu bara Dari Data Well
Adrian, Deddi. 2017. Identifikasi Sebaran Logging Di Daerah X, Ampah
Dan Estimasi Sumber Daya Batu Barito Timur. Program Studi
bara Menggunakan Metode Fisika FMIPA, Universitas
Poligon Berdasarkan Intepretasi Lampung Mangkurat, Banjabaru.
Data Logging Pada Lapangan Jurnal Fisika FLUX, Vol 9 No 2.
Haryadi, dkk. 2018. Analisis Perkiraan Indonesia : Major Dissimilarities
Kebutuhan Batu bara Untuk In Adjoining Basins. Journal of
Industri Domestik Tahun 2020- Asian Earth Sciences 17. p;111-
2035 Dalam Mendukung 12
Kebijakan Domestic Market Tobak, Yauri Immanuel.dkk. 2017.
Obligation Dan Kebijakan Energi Rancangan Extend Pit Kakao R7
Nasional. Puslitbang Teknologi Pada Pebambangan Batu bara
Mineral Dan Batu bara. Jurnal PT. Khotai Makmur Insan Abadi,
Teknologi Mineral Dan Batu bara Kabupaten Kutai Kartanegara,
Vol. 14, No. 1 Provinsi Kalimantan Timur.
Haryanto, Iyan. 2008. Kontrol Struktur Telnik Pertambangan, Fakultas
Geologi Terhadap Sebaran Batu Teknik, Universitas Mulawarman,
bara Di Daerah Menukung- Samarinda. Jurnal Teknologi
Nangapihon Kalimantan Barat. Mineral FT UNMUL, Vol. 5, No.
Laboratorium Geodinamik 1.
Fakultas Teknik Geologi Triono and Islamiah, D., 2014.
UNPAD. Volume 6, Nomor 2: Perhitungan Kemajuan Tambang (
103-110. Progress Mining) dengan Metode
HS. Martono. 2004. Prinsip Pengukuran Penampang Melintang di Cv.
Logging (Dokumen RecsaLOG). Wulu Bumi Sakti Kecamatan
Bandung. Samboja Kabupaten Kutai
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Kartanegara Propinsi Kalimantan
Daya Mineral Repulik Indonesia. Timur. Program Studi Teknik
Nomor; 85.K/HK.02/MEM.B/2021 Geologi Fakultas Teknik
Megawati, dkk. 2017. Penentuan Volume Universitas Kutai Kartanegara.
Batu bara Menggunakan Metode Kalimantan Timur. Jurnal
Cross Section di PT. Astri Geologi Pertambangan, 2, 37-49.
Mining Resources Cabang Batu
Ampar Kabupaten Tanah Bumbu
Kalimantan Selatan. Jurnal
Fisika FLUX, 14(2).
Renaldo, Zanuar. 2014. Geologi Dan
Karakteristik Reservoar Serta
Perhitungan Cadangan Lapisan
“Z-12” Formasi Balikpapan
Lapangan “Kobes” Cekungan
Kutai Kalimantan Timur
Berdasarkan Data Log Sumur.
Teknik Geologi UPN “Veteran”.
Yogyakarta.
Sasmito, Koeshadi. 2014. Geologi Dan
Pola Sebaran Batu bara Daerah
Separi Provinsi Kalimantan
Timur. Teknik Geologi UPN
“Veteran”. Yogyakarta.
Satyana, A.H., Nugroho, D., Surantoko, I.,
1999. Tectonic Controls On The
Hydrocarbon Habitats Of The
Barito,Kutei, And Tarakan
Basins, Eastern Kalimantan,

Anda mungkin juga menyukai