Anda di halaman 1dari 6

Vol.

2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Potensi Batubara Sebagai Sumber Energi Alternatif


Untuk Pengembangan Industri Logam

Muhammad Gunara

Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Jl. Tanah Merdeka No. 6, Kp. Rambutan, Ps. Rebo, Jakarta Timur
Tlp. 021-8400941, 021-87782739, 87783818
E-mail : muhammad.gunara@gmail.com

Abstrak Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaanya cukup melimpah di
Indonesia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, potensi tambang batubara
sebesar 161 miliar ton di Indonesia, 53 persen berada di Pulau Sumatera dan hanya 47 persen
berada di Pulau Kalimantan. Dewasa ini, pemanfaatan sumber energi batubara juga semakin
meningkat seiring menurunnya produksi minyak bumi. Batubara adalah sumber energi terpenting,
banyak dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, dan juga berfungsi sebagai sumber energi pokok
untuk industry peleburan logam, semen dan lainnya (metalurgi, tekstil, kertas pulp). Namun demikian,
batubara juga memiliki karakter negatif yaitu disebut sebagai sumber energi yang banyak
menimbulkan polusi akibat tingginya kandungan karbon. Sumber energi penting lain, seperti gas
alam, memiliki tingkat polusi yang lebih sedikit namun lebih rentan terhadap fluktuasi harga di pasar
dunia. Dengan demikian, semakin banyak industri di dunia yang mulai mengalihkan fokus energi
mereka ke batubara. Pada saat ini, pemakaian batubara yang terbanyak adalah pembangkit tenaga
listrik, pabrik semen, industri lainnya (metalurgi, tekstil, kertas pulp), dan industri kecil. Hampir
separuh konsumsi batubara domestik dipergunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
Pemanfaatan batubara juga akan semakin dominan dengan adanya kebijakan energi nasional,
dimana porsi batubara dalam energy-mix diharapkan meningkat dari saat ini mencapai 18% menjadi
33% pada tahun 2025. Hal ini mengakibatkan ketergantungan akan sumber energi batubara juga
akan semakin meningkat. Batubara yang tersedia didalam negeri dapat dipergunakan sebagai sumber
daya energi dan sebagai bahan reduktor di dalam industri logam. Oleh karena itu, perlu dilakukan
program pemasyarakatan dan pembudayaan pemanfaatan batubara sebagai alternatif sumber energi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan proses pembuatan kokas,
karena merupakan salah satu bahan komoditi penting yang banyak dibutuhkan untuk mendukung
pengembangan industri logam. Dengan melihat ketersediaan cadangan batu bara dalam negeri yang
potensial serta kebutuhan industri metalurgi yang cukup besar, maka pengembangan industri
peleburan logam khususnya bijih besi dengan memanfaatkan batu bara layak untuk dilaksanakan.

Kata kunci: Batu bara, Energi, Industri logam

I. Pendahuluan energi sebagai bahan bakar, di lain pihak harga BBM yang
berfluktuasi dan cenderung semakin tinggi, menuntut
Salah satu mineral tambang yang belum dapat industri yang selama ini berbahan bakar minyak untuk
dimanfaatkan secara maksimal adalah bijih besi, padahal mencari alternative pengganti bahan bakar.
negeri kita ini tak kurang melimpahnya sumber daya alam Permasalahan ini dapat diatasi dengan memanfaatkan
yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan berbagai sumber daya alam yang cukup melimpah yaitu, batu bara
industri. Namun rupanya kita belum mampu memanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk mendapatkan sumber
sumber daya alam, khususnya pada kawasan industri energi dalam pengolahan bijih besi. Data penelitian
peleburan logam sebagai salah satu sumber pendapatan menunjukkan bahwa cadangan batubara di Indonesia jauh
negara. Industri peleburan logam di Indonesia sering lebih besar daripada cadangan minyak bumi dan gas alam.
menghadapi beberapa masalah, seperti ketersediaan sumber Diperkirakan bahwa cadangan minyak bumi dan gas alam
Manuscript received 20 September 2017, revised 10 Oktober 2017 M - 22
Copyright 2017 FT - UHAMKA. - All rights reserved
M. Gunara M - 23
kemungkinan dapat habis dalam kurung waktu sekitar 20- Penggunaan batubara sebagai sunber energi juga
30 tahun, sementara cadangan batubara masih mampu merupakan salah salah satu capaian sasaran bauran (energy
bertahan hingga kurung waktu hingga 150 tahun. Indonesia mix) energi nasional yang dicanangkan pemerintah, hal ini
merupakan salah satu negara produsen batu bara. dikarenakan:
Sebagaimana laporan dari Badan Geologi Kementerian a. Sumber daya batubara cukup melimpah.
ESDM yang dikeluarkan pada 2013 lalu disebutkan, b. Dapat digunakan langsung dalam bentuk padat, atau
Indonesia memiliki cadangan batu bara 31 milyar ton, di dikonversi menjadi gas (gasifikasi) dan cair.
mana 64 persennya merupakan batu bara dengan kadar c. Harga batubara kompetitif dibandingkan dengan
kalori sedang (5.100 sampai 6.100 kal/gr), dan 30 persenya energi lain.
terdiri dari batu bara kalori rendah (di bawah 5.100 kal/gr), d. Teknologi pemanfaatan batubara yang ramah
sisanya sebanyak 1 persen berkalori tinggi yakni 6.100 lingkungan telah berkembang pesat, yang dikenal
sampai 7.100 kal/gr dan kalori sangat tinggi di atas 7.100 sebagai Teknologi Batubara Bersih (Clean Coal
kal/gr. Dari potensi tambang batubara sebesar 161 miliar Technology).
ton di indonesia, 53 persen berada di pulau sumatera dan
hanya 47 persen berada di pulau kalimantan. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekonomis
namun saat ini 92 persen eksplorasi dan eksploitasi batubara saat ini, adalah dengan mengolah batubara
batubara terdapat di wilayah kalimantan, sedangkan di menjadi produk kokas. Kokas merupakan salah satu bahan
sumatera hanya 8 persen, badan geologi, kementerian esdm komoditi penting yang banyak dibutuhkan pada industri
mencatat potensi sumber daya batu bara sebesar 161 miliar metalurgi dan hingga saat ini sebagian besar masih di
ton, sebanyak 120 miliar ton berupa tambang terbuka, impor. Karena itu, batubara sebagai mineral tambang dapat
sedangkan 41 miliar ton lain berada di dalam tanah. dari diharapkan sebagai sumber energi alternatif bagi industri
jumlah itu, total cadangan batu bara yang bisa segera dalam negeri khususnya industri logam, guna mengurangi
dieksploitasi mencapai 28 miliar ton. ketergantungan terhadap impor, yang tentunya dapat
Cadangan batubara ini sebagian besar tersebar di menghemat devisa.
beberapa lokasi utama, yaitu sumatera barat, riau, sumatera
selatan serta kalimantan timur dan selatan, dan beberapa
lokasi lainnya. Sedangkan potensi cadangan batubara yang
belum tereksplorasi masih cukup besar (Data Ditjen
Minerba ESDM, 2013).

Gambar 2. Salah satu area tambang batubara


di kawasan Sumatera Selatan yang memiliki deposit batubara.

II. Potensi Cadangan Bijih Besi di Indonesia


Gambar 1. Peta Penyebaran Sumber Daya Potensi bahan baku untuk mineral besi di Indonesia masih
dan Cadangan Batu Bara (2013) sangat mencukupi, dengan jumlahnya yang banyak dan
tersebar diberbagai wilayah tanah air. Gambar di bawah ini
Selain itu, pihak Kementeriann ESDM tengah mendorong memperlihatkan sebaran tersebut (Gambar 3).
penggunaan batu bara di dalam negeri dengan
meningkatkan Domsetik Market Obligation (DMO) rata-
rata sebesar 8% per tahun. Dengan perkiraan produksi
batubara 2015 hingga 2019 yang meningkat 1% per tahun,
maka ekspor 2015-2019 direncanakan semakin berkurang
dengan tingkat pengurangan 1,5%/tahun (Tabel 1).

Tabel 1. Rencana Produksi Batubara (2015-2019)

Gambar 3. Sebaran wilayah potensi bijih besi di Indonesia

Copyright 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 24
Beberapa wilayah yang memiliki potensi bijih besi tersebut sebagian besar batubara yang ada memiliki kadar yang
diantaranya terdapat di Banten, Jawa Timur, Sumatera lebih rendah dibandingkan batubara anthrasit.
Barat dan Kalimantan Selatan. Potensi bijih besi di Banten Oleh karena itu, teknologi pengolahannyapun
terdapat di Kota Serang dengan perkiraan sumber daya disesuaikan dengan ketersediaan batu bara, apakah itu pasir
100.000 ton. Sementara di Jawa Timur potensi bijih besi besi atau bijih besi jenis laterit. Penguasaan teknologi akan
terdapat di Kabupaten Tulungagung, Blitar dan Jember. memberikan peluang penghematan biaya operasi. Dapat
Sumatera Barat memiliki potensi biji besi cukup besar, dibayangkan berapa besar penghematan biaya transportasi
diperkirakan mencapai 345,77 juta ton dengan areal seluas yang dapat dilakukan bila proses pengolahannya dilakukan
4.1232 ha terletak di Kabupaten Pasaman, Kabupaten di area tambang. Yang penting adalah adanya usaha
Pasaman Barat, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten penggunaan potensi bahan baku lokal, bahkan
Solok, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten kemungkinan pembangunan industri pengolahan bijih besi
Dharmasraya. diwilayah tambang yang memiliki sumber bahan baku bijih
Sedangkan potensi bijih besi di Kalimantan Selatan besi dan batubara. Setiap ton besi kasar (pig iron)
terletak pada empat daerah, yaitu Tanah Laut, Tanah membutuhkan 1.6-2 ton bijih besi dan 0.7-1 ton kokas.
Bumbu, Kota Baru, dan Balangan. Dengan cadangan Sementara kokasnya sendiri membutuhkan batubara 2-3
terbesar dimiliki oleh Tanah Bumbu dengan indikasi kali berat kokas yang dibutuhkan.
sebesar 100.000.000 ton, memiliki komposisi Fe sampai Oleh karena itu, diperlukan adanya kegiatan penelitian
47%. Cadangan bijih besi Indonesia didominasi oleh pasir dan pengolahan batubara untuk dapat dimanfaatkan sebagai
besi dan bijih besi laterit, hanya memiliki sedikit bijih yang sumber energi bagi industri pengolahan bijih besi terutama
memenuhi persyaratan konvensional. Persyaratan itu dikawasan tambang lokal. Alangkah besarnya penghematan
meliputi kadar besi (Fe) yang relatif tinggi (di atas 60%) yang dapat dilakukan, bila kita mampu mengolah bijih besi
dan kadar pengotor yang relatif rendah. Industri peleburan di kawasan tambang, dan produk logamnya dapat diangkut
logam dengan teknologi tanur tiup, misalnya mensyaratkan ke daerah lain untuk kebutuhan industri. Berdasarkan data
kadar TiO2 maksimum 1%, sedangkan bijih besi jenis laterit statistik, kebutuhan Indonesia akan besi saat ini dapat
memiliki kandungan besi yang rendah, kadang-kadang di mencapai sekitar 7 ton pertahun dan diperkirakan pada
bawah 50%, kadungan unsur nikel dan chromium yang tahun 2020 akan terus meningkat menjadi lebih dari 15 juta
tinggi. ton pertahun. Oleh karena itu, Indonesia perlu
memanfaatkan batubara semaksimal mungkin sebagai
sumber energi alternatif untuk pengembangan industri
III. Kebutuhan Batubara Untuk Industri logam dalam negeri.
Pengolahan logam
Potensi batubara akan menjadi semakin menarik untuk IV. Batubara Sebagai Sumber Energi
kawasan yang sekaligus memiliki endapan mineral bijih
Industri Pengolahan logam
besi yang berdampingan dengan daerah yang memiliki
cukup batubara. Beberapa daerah yang memiliki keadaan Salah satu sumber energi alternatif untuk memenuhi
seperti ini dapat ditemukan di Kalimantan Selatan dan kebutuhan industri pengolahan logam adalah batu bara.
Sumatera Barat. Meskipun belum ditemukan cadangan bijih Dapur peleburan logam yang membutuhkan batubara
besi dalam jumlah yang besar, ketersediaan batubara ini sebagai sumber energi utama misalnya pada jenis tanur
cukup untuk menjadi pemicu daya saing dalam tiup, demikian juga dapur-dapur pengecoran seperti kupola,
pengembangan industri pengolahan logam khususnya yang tukik dan dapur lainnya, memakai batubara sebagai bahan
berskala kecil. Pabrik pengolahan logam yang berskala bakar dalam proses metalurgi. Sebagai bahan baku utama
kecil, misalnya kapasitas 25-100 ton per-hari perlu untuk pembuatan besi melalui proses tanur tiup umumnya
dibangun diberbagai daerah terutama dikawasan tambang memakai kokas atau arang kayu. Arang kayu sudah jarang
bijih besi yang potensinya tersebar di Indonesia. digunakan, karena isu masalah lingkungan. Kokas dapat
Beberapa cadangan bijih besi tidak ditemukan dalam dibuat dengan mudah kalau menggunakan jenis batubara
jumlah besar disuatu kawasan, tetapi tersebar dibanyak yang cocok untuk dibuat kokas. Batubara kokas (coking
dalam jumlah cadangan yang kecil-kecil. Karena itu, pabrik coal) sebagai penghasil kokas metalurgi saat ini sudah
pengolahannyapun tidak perlu dalam skala besar seperti dipakai untuk pengolahan logam melalui tanur tiup
yang ada di PT. Krakatau Steel, Cilegon. Karena itu, jika konvensional (blast furnace), Kokas ini digunakan untuk
tambangnya kecil-kecil dan tersebar akan meningkatkan menghasilkan besi kasar (pig iron) dalam tanur, dimana
tambahan biaya transportasi dari tambang. Pengolahan bijih reaksi kimia berlangsung pada temperatur tinggi. Kokas
besi akan mengalami kendala dalam hal ketersediaan dalam tanur ini merupakan sumber bahan bakar dalam
sumber energi bahan bakar. Untuk mengatasi hal ini, bahan tanur. Kalau tidak ada batubara kokas, maka kokas dapat
bakar batubara kokas dapat dijadikan alternatifnya. dibuat dengan batubara thermal melalui dua tahap proses.
Pengolahan bijih besi sendiri membutuhkan teknologi yang Batubara mula-mula dikarbonisasi, dengan bahan pengikat
tepat berdasarkan kokas batu bara yang jenis batubaranya (binder) dibuat jadi briket, kemudian dipanaskan kembali
adalah batubara anthrasit. Ada beberapa jenis batubara untuk mendapatkan bentuk stabil. Demikian juga batubara
anthrasit di Indonesia, namun jumlahnya sangat kecil, dan uap (steam coal) yang cukup melimpah saat ini sudah
diproduksi dan mayoritas produksinya hanya untuk

Copyright 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 25
keperluan ekspor dan konsumsi dalam negeri, terutama konvensional. Untuk jenis bijih besi lokal, tanur tiup masih
untuk pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan batubara uap dapat digunakan. Tetapi untuk kadar besi yang rendah dan
ini untuk industri logam, belum dimanfaatkan secara baik, kandungan pengotor yang masih tinggi, dapat
karena masih perlu pemilihan teknologi yang sesuai. Selain meningkatkan pemakaian batubara kokas. Tanur jenis ini
tanur tiup konvensional, ada beberapa jenis dapur yang sudah diterapkan di UPT, Balai Pengolahan Mineral LIPI di
sudah menggunakan batubara sebagai sumber energinya, Lampung. Disamping potensi aplikasinya, tanur tiup mini
yaitu pada proses reduksi langsung untuk pembuatan besi juga telah mengadopsi teknologi yang digunakan di tanur
spons (direct reduction), proses peleburan langsung tiup konvensional seperti pemanfaatan kembali gas buang,
(smelting) dan tanur tiup mini. Proses reduksi langsung sistim pemanasan udara dan pemasukan batubara halus
yang menggunakan batubara kini sudah diterapkan di pada bagian lubang pemasukan udara (tuyere). Karena
beberapa negara seperti India dan Selandia baru. Beberapa persyaratan kokas tidak seberat seperti pada tanur tiup
variasi dari jenis dapur ini dapat dioperasikan dengan konvensional, maka pengembangan kokasnya tidak akan
menggunakan sumber energi dari batubara biasa dan bukan menghadapi banyak kesulitan. Dengan gabungan teknologi
batubara kokas. Jenis tanur tiup sangat cocok untuk tanur tiup dan pembuatan kokas, jenis dapur ini sangat
dikembangkan di Indonesia yang memiliki tambang bijih cocok untuk digunakan pengolahan bijih besi lokal secara
besi yang tersebar di beberapa tempat dengan jumlah lengkap. Proses pembuatan besi mentah dengan
deposit yang terbatas. Tanur tiup mini, meskipun dengan menggunakan tanur tiup dapat digambarkan diagram dalam
nama generik tanur tiup, jenis dapur ini tidak membutuhkan Gambar 1, berikut ini:
kokas dengan persyaratan sebagaimana pada persyaratan
tanur tiup konvensional. Karena dapat menggunakan jenis
kokas kualitas rendah, yang diproses dari batubara uap yang
sedikit memiliki sifat coking. Batubara jenis ini dapat
diperoleh dibeberapa tempat yang tersebar di Indonesia.
Untuk kawasan tambang lokal, tanur tiup sangat sesuai,
karena memilik keunggulan-keunggulan dibandingkan
dengan jenis dapur lainnya, antara lain: hanya
membutuhkan persyaratan kokas ringan, tidak perlu
menggunakan bahan bakar dari kokas batubara (coking
coal), demikian juga jenis dapur ini tidak memerlukan
persyaratan bijih besi yang terlalu ketat. Pengolahan bijih
besi yang menggunakan jenis tanur tiup mini juga telah
berkembang dengan pesat antara lain dengan mengadopsi
teknologi dari tanur tiup konvensional.
Demikian pula, proses reduksi pellet bijih besi dalam
tungku diam dan tungku putar (rotary kiln) untuk mengolah
bijih besi menjadi besi spons (sponge iron) telah dilakukan
dengan cukup memuaskan dan bahkan sudah dipatenkan
(UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI). Proses
reduksi pellet bijih besi dilaksanakan pada temperatur 950-
1100oC dalam rotary kiln menggunakan pulverized burner
yang berbahan bakar batubara lokal.

V. Pengolahan Logam Berbahan


Bakar Batubara
Berdasarkan data potensi cadangan batubara domestic yang
cukup tersedia, beberapa jenis dapur pengolahan logam
berbahan baku batubara, dapat diterapkan di Indonesia,
antara lain:
5. 1. Tanur Tiup Mini
Tanur jenis ini menggunakan prinsip dasar dari tanur tiup.
Tanur ini cocok untuk kawasan tambang lokal, karena Gambar 4. Proses pengolahan logam dengan tanur tiup
yang memanfaatkan batubara (kokas) sebagai bahan bakar.
memiliki beberapa keunggulan antara lain tidak diperlukan
kokas dengan persyaratan tinggi dan tidak menuntut
Pada tanur tiup, pemanasan udara dilakukan di dalam
persyaratan bijih besi yang sangat ketat, dan sudah barang sebuah stove yang dipanaskan dengan menggunakan hasil
tertentu dapat digunakan untuk mengolah bijih besi dalam
pembakaran gas buang dari tanur. Dengan efisiensi
kapasitas kecil. Sistem pengolahan bijih besi pada dapur ini
pemanfaatan panas ini, menyebabkan proses tanur tiup
sebenarnya mengadopsi teknologi dari tanur tiup

Copyright 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 26
terus berkembang sebagai proses pengolahan bijih besi kokas menghasilkan gas CO dan H2, sedangkan lapisan
berbahan bakar kokas. atasnya membakar CO dan H2 menjadi gas CO2 dan air.
Pembakaran di bagian lapisan atas ini menghasilkan panas
5. 2. Rotary Kiln
tiga kali lebih banyak daripada pembakaran pada bagian
Jenis dapur ini terbuat dari baja berbentuk silnder bawahnya. Hasil pembakaran di lapisan atas ini digunakan
horizontal, bagian dalamnya dilapisi dengan refractory untuk memasok panas untuk proses reduksi bijih besi yang
brick, dan kemiringannya dapat diatur. mengandung pereduksi batu bara. Karena besi yang dilebur
Pada pembuatan besi spons (sponge iron), batu bara sudah tereduksi, maka kebutuhan bahan bakar untuk proses
mempunyai 3 fungsi, yaitu: tanur ini relatif rendah (low cust fuel). Karena itu,
- Sebagai sumber panas untuk memanaskan umpan yang kecepatan produksi dan efisiensi energi jenis dapur ini
masuk ke rotary kiln sangat tinggi. Proses ini cukup menarik karena bentuknya
- Sebagai bahan reduktor untuk mereduksi bijih besi yang sederhana, menggunakan bahan bakar kokas kuslitsd
menjadi besi spons. rendah, bahkan dapat digunakan batubara mentah sebagai
- Sebagai protector untuk menjaga agar besi spons yang sumber energinya. Untuk pengolahan bijih besi dikawasan
dihasilkan tidak teroksidasi kembali. tambang lokal yang memiliki cadangan bijih besi yang
tersebar dengan sumber energi dari batubara, teknologi
Rotary kiln memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis tanur Tecnored ini mungkin dapat menjadi satu pilihan.
dapur lainnya, karena prosesnya dapat memanfaatkan Proses Tecnored ini dapat dilihat pada gambar 5 dibawah
potensi sumber daya lokal yaitu tambang bijih besi rakyat. ini:
Selain itu, dapat memanfaatkan batubara lokal dan bahan
bakar lainnya berbasis biomassa. Salah satu contoh tanur
rotary kiln dengan sumber energi batu bara, digambarkan
secara skematik seperti dibawah ini (Gambar 2): Teknologi
ini layak dikembangkan oleh industri penghasil besi spons
dikawasan tambang lokal yang sekaligus memiliki endapan
bijih besi dan batubara.

Gambar 6. Skematika pengolahan bijih


besi melalui proses tanur Tecnored.

Gambar 5. Skematika pengolahan bijih besi


menjadi besi spons melalui tanur Rotary Kiln. VI. Simpulan dan Saran
Dari uraian diatas, beberapa kesimpulan dan saran yang
5. 3. Tanur Tecnored dapat diambil, antara lain; Pengembangan industri logam
Proses kerjanya mirip dengan dapur kupola, hanya saja dikawasan tambang lokal, hendaknya tidak lagi bergantung
memiliki dua lapis lubang pemasukan udara (tuyere). pada bahan bakar minyak, namun dapat beralih ke batubara
Lubang tuyer pada lapis bawah membakar batubara atau sebagai alternatif sumber energinya. Selain merupakan

Copyright 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782
M. Gunara M - 27
bahan baku sebagai sumber energi panas, batubara
merupakan bahan reduktor dalam industri logam, dan dapat
digunakan sebagai substitusi kokas dalam tanur pengolahan
bijih besi. Untuk memenuhi kebutuhan besi mentah dalam
negeri, diperlukan industri peleburan yang mampu
mengolah bijih besi berskala kecil, misalnya dengan
pendirian tanur tiup berbahan bakar kokas. Untuk
memenuhi kebutuhan batubara berkualitas, perlu
dikembangkan industri pengolahan batubara dan kokas.

Kepustakaan
[1]. Data Statistik Peta Penyebaran Sumber Daya dan Cadangan Batu
Bara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, ESDM, 2013
[2]. Sarangi A, Sponge Iron Production in Rotary Kiln, Eastern
Economic Edition, PHI Learning Private Limited, New Delhi2011.
[3]. Rotary Kiln Process of Making Sponge Iron, Chapter 2.
Newagepublishers.
http://www.newagepublishers.com/samplechapter.pdf.
[4]. K.Ramu, C.Ramesh, A.Rajasekaran: Coal Injection in Rotary
Kiln, 2011
[5]. Jos Henrique Noldin Jnior: Tecnored process - high potential in
using different kinds of solid fuels, Materials
Reserarch. Vol.8, No.4 So Carlos, 2005.
[6]. Buletin Sumber Daya Geologi, Vol.8, nomor 2, 2011.

Copyright 2017 FT-UHAMKA. - All rights reserved Seminar Nasional TEKNOKA ke - 2, Vol. 2, 2017
ISSN No. 2502-8782

Anda mungkin juga menyukai