Anda di halaman 1dari 82

Identifikasi Sebaran dan Estimasi Sumber Daya

Batubara Menggunakan Metode Poligon


Berdasarkan Intepretasi Data Logging
Pada Lapangan ”ADA”
Sumatera Selatan
(Skripsi)

Deddi Adrian
1215051016

Pembimbing I : Dr. Ordas Dewanto, S.Si., M.Si.


Pembimbing II : Bagus Sapto Mulyatno, S.Si., M.T.
Penguji : Karyanto, S.Si., M.T.
O UTLI N E

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Teori Dasar

Metodologi Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran


PENDAHULUAN

Batubara adalah batuan sedimen yang


terendapkan dari endapan organik
(tumbuhan) melalui proses
coalification. Unsur pembentukan:
karbon, hidrogen dan oksigen.

Sumber daya batubara di Indonesia


sebesar 61.366 miliar ton, dan di
Provinsi Sumatera Selatan terdapat
37,80% dari sumber daya di Indonesia,
yaitu sebesar 23.198 miliar ton (Tim
Kajian Batubara Nasional, 2006).
PENDAHULUAN
Well logging adalah suatu metode
geofisika yang merekam besaran fisis
batuan di sumur pemboran.

Keunggulan dari metode well logging


adalah mampu menggambarkan keadaan
bawah permukaan secara vertikal,
sehingga litologi masing-masing lapisan
dapat tergambar dengan jelas.

Untuk mengestimasi sumber daya


batubara, penulis menggunakan Metode
poligon. Karena sangat cocok untuk
kondisi geologi Lapangan ”ADA” yang
sederhana dan perhitungannya relatif
cepat dengan hasilnya relatif tepat.
PENDAHULUAN
Tujuan Penelitian:
1. Menentukan jenis litologi lapisan batuan bawah permukaan.
2. Menentukan ketebalan seam batubara pada daerah penelitian.
3. Mengidentifikasi perubahan penebalan atau penipisan pada seam batubara
dengan korelasi berdasarkan garis key bed seam A1.
4. Menentukan arah sebaran dan kemenerusan batubara dengan korelasi
berdasarkan datum elevasi 0 m.
5. Mengestimasi sumber daya batubara yang terdapat pada daerah penelitian.

Batasan Masalah:
1. Mengintepretasi data logging pada setiap titik bor menggunakan software
WellCAD 4.3.
2. Melakukan korelasi litologi antar titik bor menggunakan software Corel Draw
X6.
3. Mengestimasi sumber daya batubara dengan metode poligon dan
memodelkannya menggunakan software Rock Works 15.
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Skema Cekungan Sumatera Selatan


tanpa skala (Koesoemadinata, 1978).
TINJAUAN PUSTAKA

Formasi Muara Enim mewakili tahap akhir


dari fase regresi tersier. Formasi ini
diendapkan secara selaras di atas Formasi
Air Benakat pada lingkungan laut dangkal,
paludal, dataran delta, dan non marin.

Gambar 2. Stratigrafi Cekungan Sumatera


Selatan (Bishop and Henkel,
2001).
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3. Sekuen Stratigrafi dan Kolom


Litologi Formasi Muara Enim
(Tanpa Skala) (PT. Bukit Asam,
2007).
TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 4. Penampang Litologi Lapangan


”ADA” (Tanpa Skala) (PT.
Bukit Asam, 2007).
TEORI DASAR

Gambar 5. Proses Pembentukan Batubara


(Cook, 1982).
TEORI DASAR

Tempat Pembentukan
Batubara

Teori Insitu Teori Drift


TEORI DASAR

Gambar 6. Jenis, Sifat dan Kelas Batubara (Sukandarrumidi, 1995).


TEORI DASAR
Tabel 1. Aspek Tektonik dan Sedimentasi Sebagai Parameter Dalam Pengelompokkan Kondisi Geologi
(SNI, 1998).
Kondisi Geologi
Sederhana Moderat Komplek
Parameter
I. Aspek Sedimentasi
1. Variasi Ketebalan Sedikit bervariasi (Senakin, Kalsel; Tanjung Bervariasi (Banjarsari, SumSel). Sangat bervariasi (Batulicin, KalSel).
Enim, Sumatera Selatan).

2. Kesinambungan Ribuan meter (Banko Selatan, SumSel; Ratusan meter (Cerenti, Riau; Sangatta, Puluhan meter
Satui, Senakin, KalSel). KalTim; Rantau, KalSel). (Bojongmanik, JaBar; Bengkulu).

3. Percabangan Hampir tidak ada (Muara Tiga Besar, Beberapa (Gunung Batu Besar, KalSel). Banyak (Sangatta, KalTim).
SumSel; Petangis, KalTim).

II. Aspek Tektonik


1. Sesar Hampir tidak ada (Banko Selatan). Jarang (Senakin, Fm Tanjung, KalSel). Rapat (Ambakiang, Fm Warukin,
KalSel; Bengkulu)

2. Lipatan Hampir tidak terlipat (Banko Selatan). Terlipat sedang (Loa Janan-Loa Kulu, Terlipat kuat (Tutupan, KalSel).
KalTim).

3. Intrusi Tidak berpengaruh (Senakin Barat, Kalsel). Berpengaruh (Suban, Bukit Kendi, Air Sangat Berpengaruh (Bukit Bunian
Laya, SumSel). Utara, SumSel).

4. Kemiringan Landai (Cerenti, Riau). Sedang Terjal (Upau, Tutupan, KalSel;


Bengkulu).

III. Variasi Kualitas Sedikit bervariasi (Banko Barat, SumSel; Bervariasi (Air Laya, SumSel; Meulaboh, Sangat bervariasi (Air Kotok,
Senakin, Satui, KalSel). Aceh). Bengkulu).
TEORI DASAR

Sumber Daya Cadangan


Batubara Batubara

Cadangan Cadangan
Terkira Terbukti

Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya Sumber Daya


Batubara Batubara Batubara Batubara
Hipotetik Tereka Tertunjuk Terukur
TEORI DASAR
Metode Well Logging
Log adalah suatu grafik kedalaman
(bisa juga waktu), dari satu set data
yang menunjukkan parameter yang
diukur secara berkesinambungan di
dalam sebuah sumur (Harsono,
1997).

Intepretasi data log merupakan suatu


metode pendukung dalam usaha
evaluasi formasi, yaitu dengan cara
menggunakan hasil perekaman alat
survey logging sebagai sumber
informasi yang utama. Intepretasi ini Gambar 7. Gambar Perekaman
dapat dilakukan baik secara Well Logging (Ellis and
kuantitatif maupun kualitatif Singer, 1987).
(Dewanto, 2009)
TEORI DASAR

Perangkat Well
Logging yang
digunakan dalam
penelitian:

Log Gamma Ray Log Density


TEORI DASAR
Log Gamma Ray
Prinsip dari log gamma ray (GR)
adalah perekaman radioaktivitas
alami bumi. Radioaktivitas GR
berasal dari 3 unsur radioaktif yang
ada dalam batuan, yaitu Uranium
(U), Thorium (Th) dan Potasium
(K), yang secara terus-menerus
mamancarkan GR dalam bentuk
pulsa-pulsa energi radiasi tinggi.

Untuk memisahkan jenis-jenis


bahan radioaktif yang berpengaruh
pada bacaan gamma ray dilakukan
gamma ray spectroscopy. Karena
pada hakikatnya besarnya energi Gambar 8. Penentuan Penarikan Sand
dan intensitas setiap material Base Line dan Shale Base Line
radioaktif tersebut berbeda-beda. (BPB Manual, 1981).
TEORI DASAR
Tabel 2. Respon Litologi Perlapisan Batuan (Haryono, 2010).

Radioaktif Radioaktif Radioaktif Radioaktif


Sangat Rendah Rendah Menengah Sangat Tinggi
(0-32.5 API) (32.5-60 API) (60-100 API) (>100 API)

Anhidrit Batu Pasir Arkose Batuan Serpih

Salt Batu Gamping Batuan Granit Abu Vulkanik

Batubara Dolomit Lempungan Bentonit

- - Pasiran -

- - Gamping -
TEORI DASAR
Log Density
Prinsip kerja log densitas, yaitu
sumber radioaktif dari alat
pengukuran dipancarkan sinar
gamma dengan intensitas energi
tertentu menembus formasi/batuan.

Besar kecilnya energi yang diterima


oleh detektor tergantung dari:
• Besarnya densitas matriks
batuan.
• Besarnya porositas batuan.
• Besarnya densitas kandungan
Gambar 9. Respon Log Densitas Terhadap
yang ada dalam pori-pori batuan.
Beberapa Jenis Batuan Dengan
(Harsono, 1997).
Densitas Total dari Batuan
Meliputi Matriks Padat dan Fluida
yang Mengisi Pori (Rider, 1996).
TEORI DASAR

Intepretasi data log geofisika dilakukan untuk menentukan litologi pada


setiap kedalaman di bawah permukaan bumi. Masing-masing batuan
memiliki respon yang khas pada kurva log, sehingga jenis litologi dapat
ditentukan.

Karakteristik log dari beberapa batuan yang melibatkan log gamma ray dan
log density adalah sebagai berikut:
• Batubara; gamma ray rendah dengan densitas rendah.
• Batulempung; gamma ray menengah dengan densitas menengah.
• Batupasir; gamma ray agak rendah dengan densitas menengah.
• Batu Konglomerat; gamma ray menengah dengan densitas menengah.
• Batugamping; gamma ray rendah dengan densitas menengah sampai
tinggi.
• Batuan vulkanik; gamma ray rendah dengan densitas tinggi.
TEORI DASAR
Metode Poligon

Metode poligon ini merupakan metode perhitungan yang konvensional


dibandingkan dengan metode lainnya, karena pada perhitungan cadangan
endapannya tidak begitu memperhatikan struktur patial daerah yang akan
diobservasi dan tidak begitu memperhatikan data-data dari titik-titik bor
disekitarnya.

Sebelum melakukan perhitungan dengan metode poligon terlebih dahulu


diketahui variabel yang mempengaruhi perhitungan, diantaranya:
• Luas blok/poligon yang akan dihitung.
• Ketebalan endapan batubara pada lubang bor yang terletak pada blok yang
akan dihitung cadangan endapan batubaranya.
• SG (Spesific Gravity) batubara yang terletak pada blok yang akan dihitung.
TEORI DASAR

Gambar 11. Skema Perhitungan Metode Poligon


(Hustrulid and Kutcha, 1995)
TEORI DASAR

Rumus perhitungan tanah penutup (OB)


𝑉𝑜𝑏 = 𝑡 ∗ 𝐴
Keterangan:
𝑉𝑜𝑏 : Volume daerah pengaruh tanah penutup (m3)
t : Tebal lapisan tanah penutup setiap lubang bor (m)
A : Luas daerah pengaruh (m2)

Rumus perhitungan cadangan batubara


𝑉 =𝑡∗𝐴
Keterangan:
V : Volume daerah pengaruh batubara (m3)
t : Tebal lapisan batubara setiap lubang bor (m)
A : Luas daerah pengaruh (m2)
TEORI DASAR

Rumus tonase batubara


𝑇 =𝑉∗𝜌

Keterangan:
T : Tonase batubara (Ton)
V : Volume daerah pengaruh (m2)
𝜌 : densitas batubara (1,2 – 1,5 ton/m3 )

Rumus perhitungan total batubara


𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑇1 + 𝑇2 + 𝑇3 +. 𝑇𝑛
Keterangan:
𝑇𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 : Tonase batubara (Ton)
𝑇1 : Tonase daerah pengaruh 𝑇1
𝑇2 : Tonase daerah pengaruh 𝑇2
𝑇3 : Tonase daerah pengaruh 𝑇3
𝑇𝑛 : Tonase daerah pengaruh 𝑇𝑛
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan Penelitian.

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus

1. Penyusunan Proposal Penelitian

2. Penelitian di Perusahaan

3. Seminar Proposal Penelitian

4. Seminar Hasil Penelitian

5. Seminar Skripsi
METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian:


• data rekaman log (*.LAS file)
• peta sebaran titik bor
• peta topografi daerah penelitian
• Software WellCAD 4.3.
• Software Rock Works 15
• Software Corel Draw X6
• kertas milimeter blok
• ATK
• Personal Computer (PC).
Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Data

Data Log
Peta Topografi
Daerah Penelitian

Log Gamma Ray Log Density

Analisis Data Log

Analisis Litologi
Titik Bor

Korelasi Litologi
Titik Bor

Sebaran dan
Kemenerusan
Batubara

Pemodelan 3D Rock Estimasi Sumber Daya


Works 15 Batubara

Selesai
Gambar 12. Diagram Alir Penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Penelitian penulis dilakukan di daerah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT.
Bukit Asam (Persero), Tbk., tepatnya pada Lapangan ”ADA”, Desa Tanjung Enim,
Sumatera Selatan. Daerah penelitian penulis memiliki luasan sebesar 442.056 m2.
Tabel 4. Data Titik Bor
No. Nama Titik Bor Elevasi Kedalaman
1. MT_106 84,50 m 150,00 m
2. MT_107 74,63 m 27,47 m
3. MTG_19 61,20 m 199,52 m
4. MTG_20 73,20 m 199,32 m
5. MTG_11 68,31 m 133,80 m
6. HD_037 79,78 m 178,05 m
7. HD_047 61,00 m 187,60 m
8. HD_068 81,34 m 165, 35 m
9. HD_069 81,34 m 227,70 m
10. HD_084 59,32 m 235,75 m
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 13. Peta Sebaran Data Titik Bor


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 14. Respon log gamma ray dan log density pada seam batubara.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 15. Respon log gamma ray dan log density pada litologi clayband.
Gambar 16. Hasil Rekaman Log
Geofisika Titik Bor
MT_106.
Tabel 5. Intepretasi Litologi dari Data Log Geofisika Titik Bor MT_106.
Titik Bor MT_106
Density
Kedalaman (m) Ketebalan Gamma Ray (API)
(gr/cc) Litologi
(m)
From To Min Max Min Max
0,00 3,00 3,00 - - - - Sandstone/Soil
3,00 5,32 2,32 5,00 25,99 1,94 2,29 Sandstone
5,32 12,16 6,84 13,00 31,99 1,88 2,26 Siltstone
12,16 13,02 0,86 10,00 11,00 1,95 2,13 Coal (Hanging)
13,02 27,98 14,96 14,99 31,99 2,06 2,20 Siltstone
27,98 31,79 3,81 16,99 30,00 1,73 2,02 Claystone
31,79 41,12 9,33 0,00 14,00 1,87 2,25 Coal Seam A1
41,12 43,70 2,58 07,00 32,99 2,23 2,52 Tuffaceous Claystone
43,70 58,12 14,42 0,00 3,00 2,07 2,31 Coal Seam A2
58,12 66,70 8,58 11,00 34,00 2,30 2,68 Siltstone
66,70 68,74 2,04 22,00 31,00 2,26 2,37 Claystone
68,74 69,06 0,32 07,00 12,00 2,03 2,23 Coal (Suban Marker)
69,06 74,76 5,70 10,00 42,00 1,91 2,40 Claystone
74,76 94,76 20,00 0,00 3,00 1,76 1,84 Coal Seam B
94,76 101,98 7,22 5,99 27,00 2,10 2,38 Siltstone
101,98 106,84 4,86 7,00 26,99 2,00 2,22 Sandstone
106,84 113,48 6,64 8,00 29,79 1,82 2,07 Siltstone
113,48 120,18 6,70 11,00 27,99 1,88 2,22 Sandstone
120,18 127,38 7,20 10,00 24,00 2,08 2,35 Siltstone
127,38 128,66 1,28 12,00 21,00 1,92 2,31 Sandstone
128,66 131,76 3,10 17,99 38,00 2,09 2,40 Claystone
131,76 135,22 3,46 9,00 20,00 2,09 2,30 Sandstone
135,22 137,88 2,66 12,00 40,99 1,95 2,21 Claystone
137,88 147,28 9,40 0,00 13,00 1,78 2,03 Coal Seam C
147,28 150,00 2,72 18,00 30,00 2,34 2,56 Claystone
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 6. Intepretasi Seam Batubara Beserta Lapisan Pengotor (Clayband)
Titik Bor MT_106.

Ketebalan
Kedalaman Coal Ketebalan Kedalaman % %
Seam Clayband
(m) Coal (m) Clayband (m) Coal Clayband
(m)
33,82 33,86
A1 31,79 41,12 9,33 0,06 99,36 0,64
36,92 36,94
A2 43,70 58,12 14,42 - - - 100 -
79,30 79,32
B 74,76 94,76 20,00 84,08 84,14 0,16 99,20 0,80
91,12 91,20
138,64 138,68
139,60 139,68
C 137,88 147,28 9,40 0,2 97,88 2,12
142,64 142,68
144,94 144,98
Gambar 17. Hasil Rekaman Log
Geofisika Titik Bor
MT_107.
Tabel 7. Intepretasi Litologi dari Data Log Geofisika Titik Bor MT_107.
Titik Bor MT_107

Density
Kedalaman (m) Gamma Ray (API)
(gr/cc)
Ketebalan
Litologi
(m)
From To Min Max Min Max

0,00 3,00 3,00 - - - - Sandstone/Soil


3,00 4,41 3,00 7,00 29,00 1,42 2,43 Sandstone
4,41 9,13 4,72 7,39 33,00 1,93 2,28 Claystone
9,13 18,08 8,95 0,00 9,99 1,78 1,90 Coal Seam C
18,08 24,58 6,30 29,00 33,00 1,97 2,22 Claystone
24,58 24,87 2,89 14,00 27,00 2,19 2,28 Siltstone
24,87 27,47 2,60 21,00 29,00 2,16 2,28 Claystone
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 8. Intepretasi Seam Batubara Beserta Lapisan Pengotor (Clayband)
Titik Bor MT_107.

Ketebalan
Kedalaman Ketebalan Kedalaman % %
Seam Clayband
Coal (m) Coal (m) Clayband (m) Coal Clayband
(m)

9,74 9,84

10,96 11,06
C 9,13 18,08 8,95 0,26 97,1 2,9
14,24 14,26

16,56 16,60
Gambar 18. Hasil Rekaman Log
Geofisika Titik Bor
MTG_19.
Tabel 9. Intepretasi Litologi dari Data Log Geofisika Titik Bor MTG_19.
Titik Bor MTG_19
Density
Kedalaman (m) Gamma Ray (API)
Ketebalan (gr/cc)
Litologi
(m)
From To Min Max Min Max
0,00 3,00 3,00 - - - - Sandstone/Soil
3,00 9,74 6,74 6,00 12,99 1,90 2,24 Sandstone
9,74 12,56 2,82 12,17 17,99 1,89 2,23 Siltstone
12,56 14,54 1,98 8,99 10,99 2,18 2,62 Sandstone
14,54 19,86 5,32 13,00 19,99 2,09 2,39 Siltstone
19,86 22,00 2,14 16,00 31,99 2,17 2,33 Claystone
22,00 23,06 1,06 12,00 22,00 2,33 2,81 Siltstone
23,06 24,04 0,98 13,00 34,99 2,68 2,73 Claystone
24,04 44,06 20,02 13,00 29,99 2,59 2,94 Siltstone
44,06 57,12 13,06 9,00 26,99 2,52 2,93 Claystone
57,12 65,40 8,28 14,99 22,00 2,23 2,71 Siltstone
65,40 66,38 0,98 1,00 10,00 2,36 2,74 Coal (Hanging)
66,38 84,08 17,70 13,99 35,00 2,45 2,75 Siltstone
84,08 90,58 6,50 8,99 22,99 2,60 2,74 Sandstone
90,58 105,94 9,14 8,00 30,99 2,52 2,87 Siltstone
105,94 112,68 6,74 5,00 26,99 2,11 2,64 Sandstone
112,68 122,40 9,72 14,00 24,99 1,96 2,24 Siltstone
122,40 134,27 11,87 14,00 35,00 2,10 2,60 Claystone
134,27 142,94 8,67 0,00 10,99 1,82 2,55 Coal Seam A1
142,94 146,12 3,18 21,00 33,99 1,89 2,60 Tuffaceous Claystone
146,12 159,08 12,96 0,00 9,00 1,80 2,07 Coal Seam A2
159,08 164,94 5,86 15,00 20,00 1,97 2,34 Siltstone
164,94 168,54 3,60 22,00 37,99 1,94 2,36 Claystone
168,54 169,30 0,76 8,00 10,00 2,09 2,30 Coal (Suban Marker)
169,30 174,48 5,18 12,00 37,00 1,92 3,39 Claystone
174,48 192,40 17,92 0,00 9,00 1,87 2,04 Coal Seam B
192,40 199,52 7,12 11,00 23,00 2,65 2,88 Siltstone
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 10. Intepretasi Seam Batubara Beserta Lapisan Pengotor (Clayband)
Titik Bor MTG_19.

Ketebalan
Kedalaman Ketebalan Kedalaman % %
Seam Clayband
Coal (m) Coal (m) Clayband (m) Coal Clayband
(m)

136,18 136,22
A1 134,27 142,94 8,67 0,08 99,08 0,92
139,16 139,20
A2 146,12 159,08 12,96 - - - 100 -
175,39 174,49
179,34 179,40
B 174,48 192,40 17,92 0,33 98,16 1,84
185,38 185,45
189,08 189,18
Gambar 19. Hasil Rekaman Log
Geofisika Titik Bor
MTG_20.
Tabel 11. Intepretasi Litologi dari Data Log Geofisika Titik Bor MTG_20.
Titik Bor MTG_20
Density
Kedalaman (m) Ketebalan Gamma Ray (API)
(gr/cc) Litologi
(m)
From To Min Max Min Max
0,00 3,00 3,00 - - - - Sandstone/Soil
3,00 9,39 6,39 11,00 19,00 1,85 2,56 Siltstone
9,39 12,18 2,79 17,99 27,99 2,22 2,83 Claystone
12,18 17,40 5,22 6,00 22,00 2,05 2,47 Siltstone
17,40 18,59 1,19 14,00 29,99 2,21 2,28 Claystone
18,59 19,17 0,58 8,99 24,99 2,22 2,29 Siltstone
19,17 19,73 0,56 18,99 32,99 2,30 2,35 Claystone
19,73 26,89 7,16 9,00 21,00 2,09 2,45 Siltstone
26,89 36,62 9,73 10,99 30,99 2,33 2,71 Claystone
36,62 37,01 0,39 18,99 21,99 2,41 2,43 Siltstone
37,01 37,95 0,94 19,99 27,99 2,46 2,57 Claystone
37,95 38,79 0,84 7,99 17,00 2,51 2,63 Siltstone
38,79 42,94 4,15 17,00 33,00 2,50 3,08 Claystone
42,94 47,88 4,94 12,00 23,99 2,55 2,66 Siltstone
47,88 48,18 0,30 10,99 13,99 2,62 2,75 Sandstone
48,18 50,24 2,06 10,99 17,00 2,35 2,59 Siltstone
50,24 51,05 0,81 3,00 11,00 2,17 2,30 Coal (Hanging)
51,05 51,97 0,92 15,00 18,99 2,31 2,61 Siltstone
51,97 53,01 1,04 12,99 27,99 2,54 2,57 Claystone
53,01 53,80 0,79 8,00 26,00 2,51 2,63 Siltstone
53,80 54,63 0,83 11,00 25,99 2,55 2,68 Claystone
54,63 55,50 0,87 11,99 27,99 2,43 2,69 Siltstone
55,50 68,22 12,72 13,00 20,00 2,46 2,67 Claystone
68,22 73,05 5,17 8,00 30,99 2,59 2,80 Sandstone
73,05 74,46 1,41 4,99 24,00 2,55 3,00 Siltstone
74,46 118,88 44,42 11,00 18,00 2,71 3,02 Claystone
118,88 126,86 7,98 0,00 4,00 1,71 2,15 Coal Seam A1
126,86 129,04 2,18 12,00 29,99 1,77 1,90 Tuffaceous Claystone
129,04 142,06 13,02 0,00 4,00 1,71 2,15 Coal Seam A2
142,06 149,72 7,66 11,00 46,00 1,73 1,92 Siltstone
149,72 151,26 1,54 15,00 34,00 2,05 2,31 Claystone
151,26 153,26 2,00 18,00 43,00 1,77 2,32 Siltstone
153,26 153,88 0,62 15,00 26,00 1,87 2,04 Coal (Suban Marker)
153,88 154,54 0,66 15,00 26,00 1,97 2,30 Siltstone
154,54 156,30 1,76 19,00 28,00 2,08 2,28 Claystone
156,30 174,10 17,80 0,00 7,00 1,79 1,90 Coal Seam B
174,10 189,30 15,20 12,00 27,00 2,07 2,38 Siltstone
189,30 190,08 0,78 26,00 35,00 2,38 2,42 Claystone
190,08 190,94 0,86 9,00 24,00 2,37 2,43 Siltstone
190,94 197,08 6,14 18,00 30,00 2,32 2,57 Claystone
197,08 197,91 0,83 12,00 15,00 2,49 2,71 Siltstone
197,91 199,32 1,41 22,00 31,00 2,07 2,48 Claystone
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 12. Intepretasi Seam Batubara Beserta Lapisan Pengotor (Clayband)
Titik Bor MTG_20.

Ketebalan
Kedalaman Coal Ketebalan Kedalaman % %
Seam Clayband
(m) Coal (m) Clayband (m) Coal Clayband
(m)

120,26 120,30
A1 118,88 126,86 7,98 122,96 123,02 0,12 98,50 1,50
125,84 125,86
A2 129,04 142,06 13,02 140,34 140,38 0,04 99,70 0,30
160,24 160,30
164,86 164,88
B 156,30 174,10 17,80 0,26 98,54 1,46
167,16 167,26
171,10 171,18
Tabel 13. Analisis Nilai Gamma Ray dan Nilai Density pada Seam Batubara.

Nama Nilai Gamma Ray (API) Nilai Density (gr/cc)


Titik Bor
Seam Min Max Modus Min Max Modus

MT_106 0,00 10,00 01,00 1,86 2,57 2,16

MTG_19 0,00 10,00 02,00 1,80 260 1,90


A1
MTG_20 0,00 12,00 01,00 1,76 2,09 1,82

Average 0,00 11,00 1,33 1,81 2,35 1,93

MT_106 0,00 11,00 01,00 2,06 2,56 2,14

MTG_19 0,00 10,00 01,00 1,77 2,23 1,89


A2
MTG_20 0,00 8,00 01,00 1,81 2,30 1,80

Average 0,00 9,67 01,00 1,86 2,34 1,92

MT_106 0,00 10,00 01,00 1,72 1,97 1,79

MTG_19 0,00 12,00 01,00 1,86 2,76 1,89


B
MTG_20 0,00 11,00 01,00 1,77 2,15 1,83

Average 0,00 11,00 01,00 1,78 2,18 1,83

MT_106 0,00 11,00 01,00 1,75 2,12 1,81

C MT_107 0,00 10,00 01,00 1,75 1,90 1,80

Average 0,00 10,50 01,00 1,75 1,96 1,80


Gambar 20. Peta Cross Line Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
• Cross line A-A’ melalui empat titik bor, yaitu MT_107, MT_106, HD_037, dan
MTG 20. Dengan jarak antara titik bor MT_107 dan MT_106 sebesar 21.5 cm,
MT_106 dan HD_037 sebesar 17 cm, dan HD_037 dengan MTG_20 sebesar 16.5
cm.
• Cross line B-B’ melalui dua titik bor, yaitu HD_068 dan HD_084. Dengan jarak
antara titik bor HD_068 dan HD_084 sebesar 40,5 cm.
• Cross line C-C’ melalui dua titik bor, yaitu HD_069 dan MTG_19. Dengan jarak
antara titik bor HD_069 dan MTG_19 sebesar 17 cm.
• Cross line D-D’ melalui tiga titik bor, yaitu HD_047, MTG_20, HD_084, dan
MTG_19. Dengan jarak antara titik bor HD_047 dan MTG_20 sebesar 18 cm dan
MTG_20 dengan HD_084 sebesar 31.5 cm. Jarak antara titik bor HD_084 dan
MTG_19 sebesar 10 cm.
• Cross line E-E’ melalui tiga titik bor, yaitu MTG_11, HD_037, dan HD_069.
Dengan jarak antara sumur pengukuran MTG_11 dan HD_037 sebesar 18 cm dan
HD_037 dengan HD_069 sebesar 31.5 cm.
• Cross line F-F’ melalui dua titik bor, yaitu MT_106 dan HD_068. Dengan jarak
antara titik bor MT_106 dan HD_068 sebesar 24 cm.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Korelasi Litologi Titik Bor

Korelasi Berdasarkan Korelasi Berdasarkan


Garis Key Bed Seam A1 Datum Elevasi 0 m
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 21. Korelasi Cross Line A-A’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 22 Korelasi Cross Line B-B’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 23. Korelasi Cross Line C-C’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 24. Korelasi Cross Line D-D’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 25. Korelasi Cross Line A-A’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 26. Korelasi Cross Line F-F’ Berdasarkan Garis Key Bed Seam A1.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 20. Rata-Rata Ketebalan Setiap Seam Batubara di Daerah Penelitian.

Tebal Lapisan
Titik Pengukuran
A1 A2 B C
HD_068 7,30 14,70 20,30 8,70
HD_069 8,30 13,80 18,30 8,80
HD_084 7,68 13,00 17,25 -
HD_037 8,80 14,20 18,65 8,85
MTG_11 8,00 13,64 18,30 -
HD_047 8,20 12,70 18,00 8,35
MT_106 9,33 14,42 20,00 9,40
MT_107 - - - 8,95
MTG_19 8,67 12,96 17,92 -
MTG_20 8,20 13,18 17,80 -
Rata-Rata (m) 8,28 13,62 18,50 8,84
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 27. Korelasi Cross Line A-A’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 28. Korelasi Cross Line B-B’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 29. Korelasi Cross Line C-C’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 30. Korelasi Cross Line D-D’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 31. Korelasi Cross Line E-E’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 32. Korelasi Cross Line F-F’ Berdasarkan Datum Elevasi 0 m.


Gambar 33. Peta Topografi dan Sumber Daya Batubara Lapangan ”ADA”,
Sumatera Selatan.
Gambar 34. Peta Kontur Topografi Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan..
Gambar 35. Peta Sumber Daya Batubara Seam A1 Lapangan ”ADA”, Sumatera
Selatan.
Gambar 36. Peta Sumber Daya Batubara Seam A2 Lapangan ”ADA”, Sumatera
Selatan.
Gambar 37. Peta Sumber Daya Batubara Seam B Lapangan ”ADA”, Sumatera
Selatan.
Gambar 38. Peta Sumber Daya Batubara Seam C Lapangan ”ADA”, Sumatera
Selatan.
Diketahui:
Luas Area Seam A1 : 3.075,52 cm2 Tebal Seam A1 : 8,28 m
Luas Area Seam A2 : 3.297,25 cm2 Tebal Seam A1 : 13,62 m
Luas Area Seam B : 4.052,93 cm2 Tebal Seam A1 : 18,50 m
Luas Area Seam C : 4.284,33 cm2 Tebal Seam C : 8,84 m
Skala : 1:1000
Ditanya:
Sumber Daya Batubara Setiap Seam?
Jawab:
Seam A1
Luas Area Sesungguhnya = Luas Area Seam A1 * Skala
= 3.075,52 cm2 * (1.000*1.000)
= 3.075,52 cm2 * 1.000.000
= 307.552 m2
Sumber Daya Batubara Seam A1 = Luas Area Sesungguhnya * Tebal Seam A1
Dalam Satuan m3 = 307.552 m2 * 8,28 m
= 2.546.530,56 m3 = 2.546.531 m3
Sumber Daya Batubara Seam A1 = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan ton = 2.546.531 m3 * 1,2 ton/m3
(Density 1,2 ton/m3) = 3.055.837 ton.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Sumber Daya Batubara Seam A1 = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan ton = 2.546.531 m3 * 1,5 ton/m3
(Density 1,5 ton/m3) = 3.819.796 ton.

Seam A2
Luas Area Sesungguhnya = Luas Area Seam A2 * Skala
= 3.297,25 cm2 * (1.000*1.000)
= 3.297,25 cm2 * 1.000.000
= 329.725 m2
Sumber Daya Batubara Seam A2 = Luas Area Sesungguhnya * Tebal Seam A2
Dalam Satuan m3 = 329.725 m2 * 13,62 m
= 4.490.854,50 m3 = 4.490.855 m3
Sumber Daya Batubara Seam A2 = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan ton = 4.490.855 m3 * 1,2 ton/m3
(Density 1,2 ton/m3) = 5.389.025 ton.
Sumber Daya Batubara Seam A2 = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan ton = 4.490.855 m3 * 1,5 ton/m3
(Density 1,5 ton/m3) = 6.736.282 ton.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Seam B
Luas Area Sesungguhnya = Luas Area Seam B * Skala
= 4.052,93 cm2 * (1.000*1.000)
= 4.052,93 cm2 * 1.000.000
= 405.293 m2
Sumber Daya Batubara Seam B = Luas Area Sesungguhnya * Tebal Seam B
Dalam Satuan m3 = 405.293 m2 * 18,50 m
= 7.497.920,50 m3 = 7.497.921 m3
Sumber Daya Batubara Seam B = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan tonase = 7.497.921 m3 * 1,2 ton/m3
(Density 1,2 ton/m3) = 8.997.505 ton.
Sumber Daya Batubara Seam B = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan tonase = 7.497.921 m3 * 1,5 ton/m3
(Density 1,5 ton/m3) = 11.246.881 ton.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Seam C
Luas Area Sesungguhnya = Luas Area Seam C * Skala
= 4.284,33 cm2 * (1.000*1.000)
= 4.284,33 cm2 * 1.000.000
= 4.284,33 m2
Sumber Daya Batubara Seam C = Luas Area Sesungguhnya * Tebal Seam C
Dalam Satuan m3 = 4.284,33 m2 * 8,84 m
= 3.787.347,72 m3 = 3.787.348 m3
Sumber Daya Batubara Seam C = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan tonase = 3.787.348 m3 * 1,2 ton/m3
(Density 1,2 ton/m3) = 4.544.817 ton.
Sumber Daya Batubara Seam C = Sumber Daya Batubara (m3) * Density
Dalam Satuan tonase = 3.787.3478 m3 * 1,5 ton/m3
(Density 1,5 ton/m3) = 5.681.022 ton.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 21. Hasil Perhitungan Sumber Daya Batubara Menggunakan Metode
Poligon.

Sumber Daya Batubara (tonase)


Sumber Daya Batubara
No Nama Seam Batubara
(m3) Density Density
1,2 gr/cc 1,5 gr/cc
1. Seam Batubara A1
2.546.531 3.055.837 3.819.796

2. Seam Batubara A2
4.490.855 5.389.025 6.736.282

3. Seam Batubara B
7.497.921 8.997.505 11.246.881

4. Seam Batubara C
3.787.348 4.544.817 5.681.022

Total 18.322.653 21.987.184 27.483.980


HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 39. Model 3D Titik Bor Gambar 40. Model Tampilan 3D Litologi
Berdasarkan Software Rock Lapangan ”ADA”.
Works 15.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 41. Model Tampilan 3D Batubara Gambar 42. Model Tampilan 3D Batubara
Seam A1 Lapangan ”ADA”. Seam A2 Lapangan ”ADA”.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

Gambar 43. Model Tampilan 3D Batubara Gambar 44. Model Tampilan 3D Batubara
Seam B Lapangan ”ADA”. Seam C Lapangan ”ADA”.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 22. Hasil Perhitungan Sumber Daya Batubara Menggunakan Software
Rock Works 15.
Sumber Daya Batubara (tonase)
Sumber Daya Batubara
No Nama Seam Batubara
(m3) Density Density
1,2 gr/cc 1,5 gr/cc

1. Seam Batubara A1 2.189.440 2.627.328 3.284.160

2. Seam Batubara A2 4.580.991 5.497.189 6.871.487

3. Seam Batubara B 6.549.672 7.859.606 9.824.508

4. Seam Batubara C 5.466.151 6.559.381 8.199.227

Total 18.786.254 22.543.505 28.179.381


KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
1. Terdapat lima jenis litologi pada Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan yaitu batupasir
(sandstone), batulempung (claystone), batulanau (siltstone), batulempung tuffan
(tuffaceous claystone), dan batubara (coal).
2. Pada daerah penelitian ditemukan empat lapisan seam batubara, yaitu seam A1, seam A2,
seam B, dan seam C. Dengan ketebalan rata-ratanya, seam A1 dengan tebal 8,28 m, seam
A2 dengan tebal 13,62 m, seam B dengan tebal 18,50 m dan seam C dengan tebal 8,84 m.
3. Korelasi litologi berdasarkan garis key bed diketahui bahwa lapisan batubara relatif tidak
mengalami penebalan atau penipisan (konstan).
4. Korelasi litologi berdasarkan titik datum elevasi diketahui bahwa kemenerusan lapisan
seam batubara relatif dari arah Timur ke arah Barat dan kemiringan dari lapisan batubara
antara satu seam dengan seam lainnya dari arah Selatan ke Utara dengan sudut kemiringan
antara 5°-30°.
5. Dari perhitungan menggunakan metode poligon, didapatkan total sumber daya batubara
pada Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan sebesar 18.323.000 m3 dan dalam ton sebesar
21.987.000 – 27.484.000 ton. Sedangkan hasil perhitungan dengan software rock works 15
didapatkan total sumber daya batubara pada Lapangan ”ADA”, Sumatera Selatan sebesar
18.786.000 m3 dan dalam tonase sebesar 22.544.000 – 28.179.000 ton.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran:
1. Dalam menghitung sumber daya batubara diperlukan sumur eksplorasi yang
lebih banyak lagi dan juga memiliki kerapatan antar sumur yang berdekatan
sehingga volume yang didapat mendekati nilai sebenarnya.

2. Dilakukan perhitungan dengan metode lainnya, seperti metode sayatan atau


menggunakan software mainscape sehingga bisa dibandingkan hasil yang didapat
oleh metode poligon maupun sayatan ataupun hasil perhitungan menggunakan
software mainscape.

3. Diperlukan data batubara hasil dari analisis laboratorium untuk mengetahui


kualitas batubara, guna menentukan nilai ekonomis dari batubara tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anggayana, K. 2002. Genesa Batubara. Departemen Teknik Pertambangan
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.

Bishop, A. W., and Henkel, D. J., 2001. The Measurement of Soil Properties in the
Triaxial Test. Second Edition, Edward Arnold Publishers, Ltd., London,
U.K., 227 pp.

BPB manual. 1981. British Petroleum Book. British Company. United Kingdom.

Cook, A. C. 1982. The Origin and Petrology of Organic Matter in Coals, Oil,
Shales, and Petroleum Source-Rock. Australia: Geology Departement of
Wollonggong University. Ltd. Malta.

Dewanto, O. 2009. Well Logging Vol-6. Lampung: Universitas Lampung.

De Coster, G. L. 1974. The Geology of the Central Sumatera and South Sumatera
Basins. Proceeding Indonesia Petroleum Association 3rd Annual
Convention.
DAFTAR PUSTAKA
Diessel, C.F.K., 1992. Coal-Bearing Depositional Systems. Springer-Verlag Berlyn
Heidelberg. Germany.

Eillis, D. V. and Singer, J.M. 1987. Well Logging for Earth Scientist 2nd edition.
Springer. Netherlands.

Harsono, A. 1997. Penghantar Evaluasi Log. Jakarta: Schlumberger Oilfield


Service.

Haryono, A. 2010. Intepretasi Log Sebaran Lapisan Batubara Berdasarkan Data Log
Gamma Ray. Samarinda: Universitas Mulawarman,

Hustrulid, W., and Kuchta, M. 1995. Open Pit Mine Planning & Design Vol. I.
A.A.Balkema, Rotterdam.

.
DAFTAR PUSTAKA
Julkipli, Siregar, S. S., dan Sota, I. 2015. Intepretasi Sebaran Batubara Berdasarkan
Data Well Logging di Daerah Blok X Pulau Laut Tengah Kabupaten
Kotabaru. Jurnal Fisika Flux, Vol. 12 No. 1. Universitas Lambung
Mangkurat: Program Studi Fisika FMIPA

Koesoemadinata, R. P. 1978. Teriary Coal Basin of Indonesia. United National


ESCAP, CCOP Techical Bulletin. Bandung.

PT. Bukit Asam (Persero), Tbk. 2007. Laporan Internal Pemboran Eksplorasi dan
Geophysical Logging. Satuan Kerja Unit Eksplorasi Rinci. Tidak
dipublikasikan.

Rahim, A., Ibrahim, dan Nurlina 2015. Intepretasi Sebaran Batubara Dan Analisis
Korelasi Antara Log Densitas Dengan Kualitas Batubara Di Daerah Gunung
Mas. Jurnal Fisika Flux, Vol. 12 No. 1. Universitas Lambung Mangkurat:
Program Studi Fisika FMIPA.
DAFTAR PUSTAKA

Rider, M. 1996. The Geological Interpretation of Well Logs 2nd Edition. Malta:
Interprint.

SNI. SNI 13-5014-1998. Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara. Tersedia


pada http://www.dim.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/SNI_13-51041998.pdf.
diakses tanggal 13 Maret 2017.

Spruyt, J. N. 1956. Subdivisions and nomenclature of the tertiary sediments of the


Jambi Palembang area. Pertamina internal report.

Sukandarrumidi. 1995. Batubara dan Gambut. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Tim Kajian Batubara Nasional. 2006. Batubara Indonesia. Jakarta: Pusat Litbang
Teknologi Mineral dan Batubara.

Warren, J. 2002. Introduction to Wireline Logs. API. USA.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai