Anda di halaman 1dari 6

JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO.

2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225


E-ISSN 2580-2798

ESTIMASI PASOKAN BATUBARA UNTUK PLTU RENCANA


DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Sartika1, Sy. Indra Septiansyah2
1,2
Jurusan Teknik Pertambangan, Politeknik Negeri Ketapang

Sartika2190@gmail.com1), indraqadrie@gmail.com2)

Abstrak

Batubara merupakan jenis energi fosil yang murah dan pemanfaatannya didorong dalam rangka diversifikasi energi nasional. Berdasarkan Handbook
of Energy and Economic Statistic of Indonesia 2016, jumlah cadangan batubara Indonesia adalah sebesar 32 miliar ton yang banyak tersebar di pulau
Sumatra dan Kalimantan. Sebagian besar kebutuhan batubara di dalam negeri saat ini digunakan sebagai bahan bakar PLTU untuk menghasilkan
energi listrik.Berdasarkan RUPTL PLN, untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan Barat dilakukan pembangunan pembangkit
non-BBM seperti PLTU Parit Baru (FTP1 dan FTP2) serta PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1). Namun sampai saat ini Kalimantan Barat belum
melakukan eksploitasi batubara dan cadangan batubara juga masih belum teridentifikasi. Dalam upaya menjamin kelangsungan pasokan listrik di
Provinsi Kalimantan barat maka diperlukan kajian mengenai estimasi pasokan batubara untuk PLTU rencana di Provinsi Kalimantan Barat. Data yang
diperlukan adalah data spesifikasi batubara yang akan digunakan di PLTU rencana. Setelah data tersebut terkumpul kemudian dilakukan perhitungan
kebutuhan batubara untuk masing-masing PLTU rencana.

Kata kunci:Batubara, PLTU, Linear Programming

Abstrat
Coal is a cheap of fossil energy and encouraged in the framework of national energy diversification. Based on the Handbook of Energy and Economic
Statistics of Indonesia2016, Indonesia's coal reserves amounted to 32 billion tons which are spread on the islands of Sumatra and Borneo. Most of the
domestic coal demands are currently used as fuel for PLTU to produce electricity. Based on the RUPTL PLN, to increase the reliability of the
electricity system in West Borneo, the construction of non-fuel power plants such as the Parit Baru Power Plant (FTP1 and FTP2) and the Pantai
Kura-Kura PLTU (FTP1).However, in West Borneo coal has not been exploited and coal reserves have also not been identified. To ensure the
continuity of electricity supply in West Borneo Province, its need to estimated coal supply for the planned PLTU in West Borneo Province. which
require data such as the coal specification data that will be used in the PLTU plan. After the data is collected, then the coal demands are calculated for
each planne PLTU.

Keywords:coal, PLTU, Linear Programming

Berdasarkan PP Nomor 79 Tahun 2014


1. PENDAHULUAN
tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN),
Batubara adalah hasil akumulasi material sasaran bauran energi primer yang optimal
organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dengan menggunakan sumber energi primer
yang telah melalui proses litifikasi untuk batubara minimal 30%, gas bumi minimal
membentuk lapisan batubara. Batubara dapat 22%, minyak bumi kurang dari 25% dan EBT
dimanfaatkan dalam berbagai bidang paling sedikit 23%. Untuk mendukung
kehidupan manusia, seperti pembangkit listrik, pencapaian tersebut dalam RUPTL tertuang
industri besi dan baja, pemanas ruangan, bahan rencana pembangunan ketenagalistrikan tahun
bakar pembuatan semen, pupuk, pabrik kertas, 2015-2019 meliputi pengembangan
industri kimia dan farmasi. Sebagian besar pembangkit, jaringan transmisi, gardu induk
kebutuhan batubara di dalam negeri saat ini dan jaringan distribusi. Tambahan pembangkit
digunakan sebagai bahan bakar PLTU untuk baru yang diperlukan untuk 5 tahun ke depan
menghasilkan energi listrik. PLTU batubara sebesar 35 GW dimana PLTU berkontribusi
adalah sumber utama energi listrik di paling besar dalam rencana penambahan
Indonesia karena sumberdaya batubara yang pembangkit baru tersebut.
cukup besar dan harganya relatif lebih murah Terkait dengan upaya pemerintah dalam
dibandingkan bahan bakar minyak. pembangunan nasional berdasarkan dokumen
MP3EI yang disesuaikan dengan kondisi
sumber daya dan geografis Pulau Kalimantan,

279
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO. 2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798

tema pengembangan Koridor Ekonomi


Kalimantan adalah sebagai Pusat Produksi dan
Pengolahan Hasil Tambang dan Lumbung 2. METODE
Energi Nasional. Kegiatan ekonomi tersebut
dapat dikembangkan dan potensial untuk 2.1.PembangkitListrik
menjadi mesin pertumbuhan ekonomi di
koridor ini. Pembangkit listrik adalah bagian dari alat
Dalam mendukung pembangunan nasional industri yang dipakai untuk memproduksi dan
berdasarkan dokumen MP3EI, dibutuhkan membangkitkan tenaga listrik dari berbagai
penyediaan listrik yang memadai di setiap sumber tenaga. Bagian utama dari pembangkit
wilayah. Kalimantan Barat merupakan salah listrik ini adalah generator, yakni mesin
satu provinsi yang menjadi pusat berputar yang mengubah energi mekanis
pengembangan pada koridor tersebut, dimana menjadi energi listrik dengan menggunakan
sampai dengan Bulan September 2015, lebih prinsip medan magnet dan penghantar listrik.
dari 95% pasokan listrik di Kalimantan Barat Mesin generator ini diaktifkan dengan
bersumber dari pembangkit berbahan bakar menggunakan berbagai sumber energi yang
minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit
masih relatif rendah karena umur beberapa listrik.
mesin diesel sudah tua dan cadangan Dalam rangka memperbaiki energy mix
pembangkitan tidak memadai. Pasokan listrik dan memenuhi demand listrik di seluruh
di Kalimantan Barat terdiri atas PLTD Sewa wilayah Indonesia, PT PLN melakukan
266 MW (52,71%), PLTD/PLTG Sendiri 222 percepatan pembangunan pembangkit tenaga
MW (43,97%) , dan sisanya berasal dari listrik menggunakan batubara seperti yang
PLTS, PLTMH, dan pembelian listrik dari tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 45
Excess Power dari Sarawak, Malaysia. Tahun 2014. Program ini dikenal sebagai
Kapasitas terpasang pembangkit adalah 506 Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW
MW dengan daya mampu 434 MW dan total (FTP1). Sampai dengan bulan November 2014
beban puncak sebesar 405 MW. pembangunan Proyek Percepatan Pembangkit
Berdasarkan RUPTL, untuk meningkatkan 10.000 MW sebagian besar telah selesai dan
keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan sudah beroperasi komersial.
Barat dilakukan pembangunan pembangkit Kemudian Program Percepatan
non-BBM seperti PLTU Parit Baru (FTP1 dan Pembangunan Pembangkit Tahap 2 (FTP2)
FTP2) serta PLTU Pantai Kura-Kura (FTP1). ditetapkan menggunakan Peraturan Menteri
Pembangkit-pembangkit tersebut ESDM Nomor 32 Tahun 2014 yang
terinterkoneksi ke sistem Khatulistiwa. merupakan perubahan ketiga atas Peraturan
Sedangkan untuk menekan biaya pokok Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010 tentang
produksi di subsistem lainnya dilakukan daftar proyek-proyek percepatan
pembangunan PLTU skala kecil seperti PLTU pembangunan pembangkit tenaga listrik yang
Sintang dan PLTU Ketapang. Namun sampai menggunakan energi terbarukan, batubara dan
saat ini Kalimantan Barat belum melakukan gas serta transmisi terkait. Dalam Peraturan
eksploitasi batubara dan cadangan batubara Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2014
juga masih belum teridentifikasi. Dalam upaya dijelaskan bahwa jumlah total proyek
menjamin kelangsungan pasokan listrik di kapasitas pembangkit tenaga listrik adalah
Provinsi Kalimantan barat maka diperlukan 17.458 MW yang terdiri dari PLTU batubara
kajian mengenai estimasi pasokan batubara 10.520 MW, PLTP 4.855 MW, PLTG 280
untuk PLTU rencana di Provinsi Kalimantan MW dan PLTA 1.803 MW.
Barat. Berdasarkan RUPTL PLN, program
pengembangan pembangkit listrik untuk

280
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO. 2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798

periode 2015-2019 dinamakan proyek 35 (IPP) si


GW. Program ini merupakan bagian dari 14 Tersebar PLTS 7 Rencana
a
rencana pengembangan ketenaglistrikan
15 Tersebar PLTB 40 Rencana
untuk 10 tahun ke depan. Dari proyek 35 GW M
tersebut, baru sekitar 17 GW yang sudah 16 Kalbar/Pontia PLTG 100 Committ
dapat terlaksana dan sisanya sekitar 18,8 GW nak Peaker /MG ed
masih dalam tahap rencana. 17 Kalbar 1 PLTU 2x100 Committ
Khusus untuk wilayah Kalimantan Barat, ed
18 Kalbar 2 PLTU 1x200 Rencana
jumlah kapasitas pembangkit listrik terpasang
19 Kalbar 3 PLTU 1x200 Rencana
adalah sebesar 506 MW dengan daya mampu 20 Tersebar PLTS 2 Rencana
434 MW dan total beban puncak sebesar 405 a
MW. Pembangkit tersebut didominasi oleh 21 Tersebar PLTS 2 Rencana
pembangkit-pembangkit berbahan bakar a
minyak yang menyebabkan tingginya biaya 22 Tersebar PLTB 5 Rencana
M
pokok produksi. Untuk menurunkan biaya 23 Kalbar Peaker PLTG 250 Rencana
pokok produksi dan sekaligus meningkatkan 2 U
keandalan sistem kelistrikan di Kalimantan 24 Kalabar 4 PLTU 1x200 Rencana
Barat, dilakukan pengembangan pembangkit JUMLAH 1.629
non-BBM serta pembangkit energi baru dan
terbarukan seperti PLTM, PLTM dan PLT 2.2.Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Sampah di sistem interkoneksi dan sistem-
sistem isolated sebagaimana ditampilkan pada PembangkitListrikTenagaUap (PLTU)
Tabel 1. adalah pembangkit listrik yang
menghasilkanlistrikdenganmembakarbatubara
Tabel 1. Pengembangan Pembangkit Listrik di untukmenguapkan air.PLTU
Kalimantan Barat
memilikidampaksampingbuangankarbondioksi
Kapasitas
No Proyek Jenis Status da yang
(MW)
1 Sintang PLTU 3x7 Konstruk cukupbesardanberperandalampemanasan
si global.Konversienergitingkatpertama yang
2 Ketapang PLTU 10 Konstruk berlangsungdalam PLTU adalahkonversienergi
si primer menjadienergipanas (kalor).Hal
3 MPP Kalbar PLTG 100 Committ
ed
inidilakukandalamruangbakardari boiler
4 Parit Baru PLTU 2x50 Konstruk PLTU.Energipanasdipindahkankedalam air
(FTP1) si yang adadalampipa boiler
5 Pantai Kura- PLTU 2x27,5 Konstruk untukmenghasilkanuap yang
Kura (FTP1) si dikumpulkandidalam drum dari boiler.
6 Parit Baru PLTU 2x50 Konstruk Uapdari drum boiler dialirkanketurbinuap.
(FTP2) si
7 Mahap PLT 1,3 Rencana Dalamturbinuap,
M energiuapdikonversikanmenjadienergimekanis
8 Jitan PLT 3,4 Rencana untukmemutar generator, danenergimekanis
M yang berasaldari generator
9 Kalis PLT 3 Rencana dikonversikanmenjadienergilistrik (Gambar1).
M
10 Kembayung 1 PLT 4,5 Rencana
M
11 Kembayung 2 PLT 2,5 Rencana
M
12 Melanggar PLT 0,5 Rencana
M
13 Ketapang PLTU 2x6 Konstruk

281
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO. 2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798

kal/gr (adb). Kelas kalori ini dibuat untuk


membatasi batubara kalori tinggi.
Sumberdaya batubara adalah keseluruhan
endapan batubara yang terkandung di bawah
permukaan bumi, sedangkan cadangan
batubara adalah bagian dari sumberdaya
batubara yang jumlah dan keberadaannya telah
diketahui dengan pasti serta dapat ditambang
Gambar1. Proses PerpindahanEnergiPada PLTU secara ekonomis. Jumlah sumberdaya dan
cadangan batubara dapat selalu berubah
2.3. Batubara dengan adanya kegiatan eksplorasi dan
produksi. Di Indonesia cadangan batubara
Batubara adalah hasil akumulasi material yang bernilai ekonomis terdapat di cekungan
organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan tersier, yang terletak di bagian barat paparan
yang telah melalui proses litifikasi untuk sunda (termasuk Pulau Sumatera dan Pulau
membentuk lapisan batubara. Material tersebut Kalimantan).
telah mengalami kompaksi, ubahan kimia, dan Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini
proses metamorfosis oleh peningkatan panas diperoleh dari hasil survei serta sumber data
dan tekanan selama periode geologis. Unsur- lain yang berasal dari website dan buku-buku
unsur utama yang terkadung pada batubara pustaka yang relevan. Hasi dari survei
yaitu karbon, hidrogen dan oksigen. lapangan diperoleh data nilai kalori batubara
Berdasarkan nilai kalorinya, batubara uang akan digunakan setiap PLTU yang akan
Indonesia dikelompokkan menjadi: dibangun di Kalimantan Barat diantaranya
1. Batubara Kalori Rendah, yaitu jenis PLTU Ketapang, PLTU Sintang, PLTU Parit
batubara yang paling rendah Baru FTP 1, PLTU Parit Baru FTP 2 dan
peringkatnya, bersifat lunak-keras, mudah PLTU Pantai Kura-Kura. Perhitungan
diremas, mengandung kadar air tinggi kebutuhan batubara untuk PLTU
(10-70%), memperlihatkan struktur kayu, menggunakan persamaan sederhana untuk
nilai kalorinya kurang dari 5.100 kal/gr menghitung volume bahan bakar.
(adb). Kebutuhan batubara sangat penting
2. Batubara Kalori Sedang, yaitu jenis diperhitungkan dalam pembangunan PLTU,
batubara yang peringkatnya lebih hal ini karena batubara berperan sebagai bahan
tinggi daripada batubara kalori rendah, bakar PLTU untuk menghasilkan listrik.
bersifat lebih keras, mudah diremas – Persamaan sederhana untuk menghitung
tidak bisa diremas, kadar air relatif lebih volume bahan bakar yang dibutuhkan adalah
rendah, umumnya struktur kayu masih seperti berikut.
tampak, nilai kalori 5.100 – 6.100 kal/gr
(adb). × × ×
3. Batubara Kalori Tinggi, adalah jenis = (1)
×
batubara yang peringkatnya lebih tinggi
Keterangan:
lagi, kadar air relatif lebih rendah
= Jumlah Kebutuhan Barubara
dibandingkan batubara kalori sedang,
(kg)
umumnya struktur kayu tidak tampak,
= Daya Pembangkit (MW)
nilai kalorinya 6.100 – 7.100 kal/gr (adb).
= Faktor Konversi
4. Batubara Kalori Sangat Tinggi, adalah
= Kapasitas Faktor
jenis batubara dengan peringkat paling
tinggi, umumnya dipengaruhi intrusi = Waktu dalam 1 tahun (jam)
ataupun struktur lainnya, kadar air sangat = Effisiensi Pembakaran
rendah, nilai kalorinya lebih dari 7.100

282
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO. 2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798

= Nilai Kalori Batubara 4200 kkal/kg diperoleh kebutuhan batubara


(kkal/kg) sebesar 34,7 juta ton/tahun. PLTU Parit Baru
FTP 1 dengan Daya 2 x 50 MW dan kalori
4200 kkal/kg diperoleh kebutuhan batubara
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 346,5 juta ton/tahun. PLTU Parit Baru
FTP 2 dengan Daya 2 x 50 MW dan kalori
Berdasarkan RUPTL PLN 2016-2025 dan 4200 kkal/kg diperoleh kebutuhan batubara
hasil survei, terdapat 5 PLTU di Provinsi sebesar 346,5 juta ton/tahun. Serta PLTU
Kalimantan Barat yang sedang dalam tahap Pantai Kura-Kura FTP 2 dengan Daya 2 x 27,5
konstruksi, diantaranya PLTU Sintang, PLTU MW dan kalori 4200 kkal/kg diperoleh
Ketapang, PLTU Parit Baru (FTP1 dan FTP2), kebutuhan batubara sebesar 190,6 juta
PLTU Pantai Kura-Kura serta PLTU Ketapang ton/tahun.
(IPP). Setiap PLTU tersebut memiliki daya
pembangkit yang berbeda-beda sehingga 4. KESIMPULAN
kebutuhan batubara untuk setiap PLTU pun
berbeda. Berikut adalah pendekatan yang Berdasarkan hasil penelititan diperoleh
digunakan dalam melakukan perhitungan jumlah kebutuhan batubara yang diperlukan
kebutuhan batubara untuk setiap PLTU. oleh PLTU Sintang, Ketapang, Parit Baru
Sesuai dengan konversi satuan energi FTP1, Parit Baru FTP2 dan Pantai Kura-Kura
James Prescott Joule (1914), maka diperoleh secara berturu-turut adalah sebagai berikut: 76
nilai faktor konversi 1 h = 8,64 × 105 . ribu ton, 34 ribu ton, 346 ribu ton, 346 ribu ton
Dalam penelitian ini digunakan nilai kapasitas dan 200 ribu ton.
faktor sebesar 75%, efisiensi pembangkit
sebesar 39% serta jumlah waktu dalam setahun UCAPAN TERIMA KASIH
adalah selama 8.760 jam. Dengan
menggunakan rumus (1) beserta asumsi Penulis mengucapkan terima kasih kepada
tersebut maka diperoleh kebutuhan batubara Kementerian Riset dan Teknologi yang telah
untuk menghasilkan listrik sesuai dengan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
kapasitas pembangkit di masing–masing meneliti serta tidak lupa penulis menguapkan
PLTU seperti pada Tabel 2. terima kasih kepada Tim
JurnalInovtekPolbeng yang telah bersedia
Tabel 2. Tabel Kebutuhan Batubara PLTU menerbitkan jurnai ini.
Kebutuha
Daya Kalori n
No. PLTU
(MW) (kkal/kg) Batubara
(kg)
DAFTAR PUSTAKA
1 Sintang 3x7 4200 72.775.385
2 Ketapang 10 4200 34.654.945 [1] Altinay, G. and Karagol, E. (2005):
Parit Baru 346.549.45 Electricity consumption and economic
3 2 x 50 4200
FTP 1 1 growth: evidence from Turkey, Energy
Parit Baru 346.549.45 Economics, Vol. 27, 849-856.
4 2 x 50 4200
FTP 2 1 [2] Anonim (2016): Rencana Usaha
Pantai Kura- 190.602.19
5
Kura FTP 1
2 x 27,5 4200
8
PenyediaanTenagaListrik 2016-2025, PT
PLN (Persero), Jakarta.
Beradasarkan tabel 1 diperoleh bahwa [3] Naiborhu, Kory. (2015)
PLTU sintang dengan Daya 3 x 7 MW dan :TujuankeekonomianPengembangan Bio-
kalori 4200 kkal/kg diperoleh kebutuhan Coal untuk Supply Energidalamnegeri
batubara sebesar 72,8 juta ton/tahun. PLTU (PLTU) danKomoditasEkspor, Tesis
Ketapang dengan Daya 10 MW dan kalori Program Magister, InstitutTeknologi
Bandung.

283
JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 8, NO. 2, NOVEMBER 2018 ISSN 2088-6225
E-ISSN 2580-2798

[4] Pusdatin ESDM (2016): Handbook of


Energy and Economic Statistics of
Indonesia,
KementrianEnergidanSumberDaya
Mineral, Jakarta.
[5] Putri, K.S. (2015):
KajianPasokanTenagaListrikuntukMenan
ggulangiKrisisListrik Di Provinsi
Kalimantan Selatan, Tesis Program
Magister, InstitutTeknologi Bandung.

[6] Rao, Singiresu. S. (2009) :Engineering


Optimization, John Wiley & Sons, New
Jersey.
[7] Syarifudin (2004): OptimasiPasokan
Batubara Indonesia
untukPembangkitListrikDomestikMenggu
nakan Program Linear, Tesis Program
Magister, Universitas Indonesia.
[8] Yusgiantoro, P. (2009):
EkonomiEnergiTeoridanPraktik,
PenerbitPustaka LP3ES, Jakarta.

284

Anda mungkin juga menyukai