Anda di halaman 1dari 21

Lomba Karya Tulis Ilmiah Dies Natalis FT UBB 2021

PENGOLAHAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA MENJADI BRIKET


KUALITAS EKSPOR

Diusulkan oleh :

Rahmad Nursahidin (1031911005)

Muhammad Raeken (1031911018)

Willy Krisno (1031911010)

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

PANGKALPINANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN LKTI DIES NATALIS FT UBB

1. Judul Karya Tulis : Pengolahan Limbah Tempurung Kelapa Menjadi


Briket Kualitas Ekspor
2. Sub Tema : Lingkungan
3. Ketua tim
Nama Lengkap : Rahmad Nursahidin
NIM : 1031911005
Jurusan : Teknik Pertambangan
Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Bangka Belitung
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Balunijuk, Kabupaten Bangka Belitung,
Kepulauan Bangka Belitung, Gang Manggis
Alamat email : rahmadnursahidin87@gmail.com
Dosen/Guru Pembimbing : Guskarnali, S.T.,M.T.
Nama Lengkap dan Gelar : Guskarnali, S.T.,M.T.
NIP : 198808212019031011
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Pangkalpinang dan 085228795743

Pangkalpinang,03 April 2021


Mengetahui,
Pembimbing Ketua TIM

( Guskarnali, S.T.,M.T.) ( Rahmad Nursahidin )


NIP.198808212019031011 NIM.1031911005

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan segala rahmat-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “PENGOLAHAN
LIMBAH TEMPURUNG KELAPA MENJADI BRIKET KUALITAS EKSPOR” dengan
baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini bertujuan menyampaikan informasi yang telah didapat oleh
penulis selama penelitian berlangsung, serta memberikan fokus pada kegiatan penelitian dan
pengolahan limbah tempurung kelapa menjadi briket dengan tak lupa memberikan dasar teori yang
terkait.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini, banyak mendapatkan bimbingan,
kritik, serta saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Guskarnali, S.T.,M.T., sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah (KTI).
2. Orang tua, yang telah memberi dukungan dan doa.
3. Teman-teman yang sudah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari dalam penulisan banyak terjadi kekurangan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah (KTI) ini. Dengan demikian kritik dan saran yang sangat membantu untuk
menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.

Balunijuk, 04 April 2021

(Penulis)

iII
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ........................................................................................... i


Lembar Orisinalitas Karya Tulis ...................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................... iii
Daftar Isi .............................................................................................................. iv
Abstrak ................................................................................................................. vi
BAB I Pendahuluan ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusam Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 3


2.1 Tempurung Kelapa .......................................................................................... 3
2.2 Karakteristik Tempurung Kelapa .................................................................... 4
2.3 Biomassa ......................................................................................................... 5
2.4 Briket Bioarang ............................................................................................... 6
BAB III Metode Penelitian ................................................................................. 8
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 8
3.2 Tempat Penelitian............................................................................................ 8
3.3 Waktu Penelitian ............................................................................................. 8
3.4 Variabel Penelitian .......................................................................................... 8
3.5 Data dan Sumber Data .................................................................................... 8
BAB IV Pembahasan .......................................................................................... 9
4.1 Kendala dan Solusi Penumpukan Limbah Tempurung Kelapa ...................... 9
4.2 Pengolahan Limbah Tempurung Kelapa ......................................................... 10
4.3 Perbedaan Arang Biasa dan Briket ................................................................. 10

iv
BAB V PENUTUP ...........................................................................................11
5.1 Simpulan ......................................................................................................11
5.2 Saran............................................................................................................11
Daftar Pustaka .................................................................................................12
Lampiran..........................................................................................................13

v
ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Luas areal
pertanaman kelapa di Indonesia pada tahun 2005 mencapai 3,29 juta ha dengan jumlah
tanaman produktif mencapai 73,6%. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan
salah satu daerah yang berpotensi akan SDA bidang perkebunan, khususnya tanaman
kelapa. Melimpahnya tanaman kelapa ini menggerakkan rasa inisiatif masyarakat
untuk mengelola dan memanfaatkan tanaman tersebut menjadi barang layak pakai guna
memenuhi kebutuhan dasar. Dalam tulisan ini akan ditelusuri lebih jauh mengenai
bagian tempurung kelapa. Mulai dari proses pengolahannya hingga menjadi briket
arang yang ekonomis dan berkualitas ekspor. Tempurung kelapa adalah bagian dari
buah kelapa yang berupa endokrap, bersifat keras, dan di selimuti oleh sabut kelapa
biasanya tempurung kelapa di gunakan sebagai bahan kerajinan, bahan bakar, dan
briket. Pada bagian pangkal tempurung kelapa terdapat 3 titik lubang tumbuh (ovule)
yang menunjukkan bahwa bakal buah asalnya berlubang 3 dan yang tumbuh biasanya
1 buah saja. Tempurung kelapa memiliki komposisi kimia mirip dengan kayu,
mengandung lignin, pentosa, dan selulosa. Tempurung kelapa dalam penggunaan
biasanya digunakan sebagai bahan pokok pembuatan arang dan arang aktif. Hal
tersebut dikarenakan tempurung kelapa merupakan bahan yang dapat menghasilkan
nilai kalor sekitar 6.500 – 7.600 Kkal/g. Urutan proses dari tempurung kelapa sebagai
bahan baku menjadi briket arang, yaitu persiapan, pengarangan, penghalusan,
pengayakan, pengeleman, serta percetakan. Pada dasarnya briket bioarang adalah
merupakan inovasi energi alternatif sebagai pengganti arang konvensional yang berasal
dari kayu. Briket arang ini dapat dibuat dari limbah tempurung kelapa yang dicampur
dengan bahan perekat seperti perekat tepung tapioka, perekat tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya.
Kata Kunci : Kelapa, Tempurung, Briket, Arang

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sebagai Negara yang terletak pada wilayah tropis, Indonesia merupakan salah satu
penghasil kelapa terbesar di dunia. Luas areal pertanaman kelapa di Indonesia pada
tahun 2005 mencapai 3,29 juta ha dengan jumlah tanaman produktif mencapai 73,6%
(Departemen Pertanian, 2007). Data Asia Pasific Coconut Comunity (APCC, 2001)
menunjukkan bahwa produksi buah kelapa nasional adalah sebanyak 15,5 miliar butir/
tahun.
Limbah batok kelapa banyak di jumpai di tempat penjual kelapa di pasar tradisional
dan di perkebunan kelapa itu sendiri.Limbah batok kelapa biasasanya di manfaatkan
oleh masyarakat untuk sebagai wadah getah dalam petanian karet dan di bakar ntuk
keperluan sebagai arang biasa. Kurangnya daya serap limbah ini mengakibatkan
penumpkan limbah yang tidak tidak jarang menyebabkan pencemaran lingkungan,
yang selama ini belum didapatkan cara untuk mengatasi dengan baik. Pada masa
pandemi yang menjadi permasalahan Negara Indonesia selain kesehatan faktor
perekonomian juga sangat menurun. Dengan adanya pemanfaatan limbah tempurung
kelapa menjadi briket yang nantinya dapat meningkatkan nilai jual dari briket tersebut,
karena briket yang berkualitas bagus sangat laris di luar negeri sebagai bahan bakar
untuk tabung shisha rokok maupun memanggang makanan atau daging.
Saat ini, jika kesadaran masyarakat ditingkatkan akan potensi arang briket di pasar
internasional dapat kita bayangkan tidak hanya masalah lingkungan yang dapat kita
atasi namun kita dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang tentunya
dapat memperkuat Indonesia dalam mengatasi masalah pada masa pandemi saat ini.
2

1.2. Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan masalah yang akan ditelaah pada tulisan ini adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengatasi penumpukan limbah tempurung kelapa ?


2. Bagaimana cara mengubah limbah tempurung kelapa menjadi briket ?
3. Apa perbedaan arang biasa dan briket ?

1.3. Tujuan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengatasi penumpukan limbah tempurung kelapa.


2. Menambah kesadaran masyarakat untuk lebih peka terhadap permasalahan
lingkungan dan langkah langkah mengatasinya dengan efisien agar dapat
mendatangkan keuntungan.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam menciptakan karya dari
limbah tempurung kelapa.

1.4. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari tulisan kali ini adalah sebagai berikut:

1. Berkurangnya penumpukan limbah tempurung kelapa yang ada di suatu


wilayah.
2. Menambah dan membantu perekonomian masyarakat.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap pasar ekspor.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tempurung Kelapa


Tempurung kelapa adalah bagian dari buah kelapa yang berupa endokrap, bersifat
keras, dan di selimuti oleh sabut kelapa biasanya tempurung kelapa di gunakan sebagai
bahan kerajinan, bahan bakar, dan briket. Pada bagian pangkal tempurung kelapa
terdapat 3 titik lubang tumbuh (ovule) yang menunjukkan bahwa bakal buah asalnya
berlubang 3 dan yang tumbuh biasanya 1 buah saja. Tempurung kelapa memiliki
komposisi kimia mirip dengan kayu, mengandung lignin, pentosa, dan selulosa.
Tempurung kelapa dalam penggunaan biasanya digunakan sebagai bahan pokok
pembuatan arang dan arang aktif. Hal tersebut dikarenakan tempurung kelapa
merupakan bahan yang dapat menghasilkan nilai kalor sekitar 6.500 – 7.600 Kkal/g.
Untuk proses pengujian nilai kalor pada tempurung kelapa yaitu dengan menggunakan
alat bomb calorimeter, selain memiliki nilai kalor yang cukup tinggi, tempurung kelapa
juga cukup baik untuk bahan arang aktif (Triono, 2006). Tempurung kelapa termasuk
golongan kayu keras dengan kadar air sekitar 6-9 % (Dihitung berdasar berat kering)
yang tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa. Data komposisi kimia tempurung
kelapa dapat kita lihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1. Komposisi Kimia Tempurung Kelapa

Komponen Persentase ( % )
Lignin 29,4
Air 8,0
Abu 0,6
Komponen Ekstraktif 4,2
Selulosa 26,6
Uronat Anhidrat 3,5
Nitrogen 0,1
4

Hemiselulosa 27,7
( Sumber: Suhardiyono, 1988 dalam Anonim )

Pada dasarnya limbah biomassa dari tempurung kelapa sangat melimpah dan dalam
pemanfaatannya belum begitu optimal. Biasanya pemanfaatan limbah tempurung
kelapa digunakan sebagai bahan bakar sekali pakai. Oleh karena itu limbah tempurung
kelapa ini akan dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat yaitu sebagai bahan bakar yang
ramah lingkungan.

2.2. Karakteristik Tempurung Kelapa


Adapun karakteristik dari tempurung kelapa adalah sebagai berikut :
1. Bersifat keras dan tidak fleksibel
Tempurung kelapa memiliki sifat dasar yang keras karena tidak memiliki serat pada
strukturnya. Hal ini juga mengakibatkan tempurung agak sulit untuk dipotong
secara manual tanpa menggunakan bantuan alat masinal. Pada tempurung kelapa
muda, perendaman dengan larutan NaOH dan perebusan berhasil melunakkan kulit
tempurung sehingga saat masih basah dapat dilakukan pembentukkan. Namun
setelah kering, tempurung kelapa muda akan kembali mengeras. Dalam
pembentukan tempurung kelapa muda yang telah dilunakkan, tetap tidak dapat
mencapai bentuk-bentuk yang signifikan. Hal ini dikarenakan bentuk asli buah
kelapa yang membulat, sehingga pada pembentukan akan tetap mempertahankan
sifat lengkungnya.
2. Ketebalan permukaan yang tidak merata
Tempurung kelapa memiliki ketebalan permukaan yang tidak merata sehingga
dalam proses pembentukan, akan sangat mempengaruhi bentuk yang dihasilkan.
3. Motif permukaan yang khas
Tempurung kelapa memiliki motif pada permukaannya yang dibentuk dari garis urat
serabut. Motif yang khas ini dapat memberikan nilai estetika tersendiri bagi produk
dengan material tempurung kelapa.
5

4. Kuat
Tempurung kelapa memiliki kekuatan yang sangat baik sehingga tidak mudah pecah
apabila terjatuh.
5. Tahan air
Tempurung kelapa memiliki pori-pori dengan tingkat kerapatan yang tinggi. Sifat
ini mengakibatkan tempurung kelapa dapat menahan atau menampung air.

2.3. Biomassa
Biomassa merupakan bahan-bahan organik yang berumur relatif muda dan berasal
dari tumbuhan, hewan, produk dan sisa limbah industri budidaya ( pertanian,
peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan ). Unsur utama dari biomassa adalah
bermacam-macam zat kimia (molekul) yang sebagian besar mengandung atom karbon
(C). Biomassa secara garis besar tersusun dari selulosa dan lignin (sering disebut lignin
selulosa). Komposisi elementer dari biomassa bebas abu dan bebas air kira-kira 53%
massa karbon, 6% hidrgen dan 42% oksigen, serta sedikit nitrogen, fosfor dan belerang
(biasanya masingmasing kurang dari 1%). Kadar abu kayu biasanya kurang dari 1%(
Supriyanto dan Merry, 2010).
Menurut Bossel (1994), limbah biomassa yang di jadikan bahan bakar terlebih
dahulu dibuat briket untuk memudahkan penanganannya, bahan biomassa yang dapat
dibuat biobriket terdiri atas:
1. Limbah pengolahan kayu seperti: logging residues, bark, saw dusk, shavinos, waste
timber.
2. Limbah pertanian seperti: jerami, sekam, ampas tebu, daun kering.
3. Limbah bahan berserat seperti: serat kapas, goni, sabut kelapa.
4. Limbah pengolahan pangan seperti: kulit kacang-kacangan, biji buahbuahan, kulit
buah-buahan.
5. Selulosa seperti, limbah kertas, karton.
6

Dari gambaran di atas maka tempurung kelapa merupakan salah satu limbah pertanian
yang memiliki visibility untuk dapat dijadikan briket dengan terlebih dahulu di
arangkan.
Menurut Sinurat (2011), biomassa adalah suatu limbah benda padat yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Energi biomassa dapat menjadi sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil (minak bumi) karena sifatnya yang dapat
diperbaharui dan relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan
polusi udara. Di indonesi sangat banyak potensi limbah biomassa yang dapat di
manfaatkan, dapat di lihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Potensi Energi Biomassa Di Indonesia
Sumber Energi Produksi Energi ( 109/th ) Pangsa ( % )
( 106 ton/th )
Kayu 25.000 100 72.0
Sekam Padi 7.55 27.0 19.4
Jenggal Jagung 1.52 6.8 4.9
Tempurung 1.25 5.1 3.4
Kelapa
Potensi Total 35.32 138.9 100
( Sumber : Abdul Kadir, 1995 )

2.4. Briket Bioarang


Pada dasarnya briket bioarang adalah merupakan inovasi energi alternatif sebagai
pengganti arang konvensional yang berasal dari kayu. Bahan dasarnya dapat diambil
dari serasah dan daun-daun kering lainnya. Briket bioarang adalah arang yang dibuat
dari proses pembakaran dengan udara yang terkendalikan dan dibentuk sedemikian
rupa yang akan dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Briket arang ini dibuat dari
limbah-limbah seperti tempurung kelapa, serbuk kayu gergaji, tongkol jagung dan
sebagainya yang dicampur dengan bahan perekat seperti perekat tepung tapioka,
perekat tumbuh-tumbuhan dan sebagainya. Briket bioarang merupakan bahan bakar
alternatif yang terbuat dari hasil proses pembakaran pada bahan yang memiliki ukuran
7

atau diameter kecil (ranting, serbuk, serpih, sebetan, tempurung kelapa, tempurung
kemiri dan lainlain). Limbah dari pengarangan yang berupa bongkah arang yang
berukuran kecil atau serbuk dapat diubah menjadi bentuk briket arang yang akan dapat
memperbaiki sifat fisiknya terutama pada kerapatan, kebersihan dan ketahanan tekan
serta memperlambat kecepatan pembakaran (Pari, dkk, 2012).
8

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat studi literatur.
Penelitian studi literatur yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mencari
berbagai sumber informasi melalui hasil penelitian yang berupa jurnal dan artikel.

3.2. Tempat Penelitian


Tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis selama melakukan
penelitian yaitu berada di Pangkalpinang, yang tepatnya berada di Desa Balunijuk,
Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3.3. Waktu Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada hari Jumat tanggal 26 Maret 2021
sampai dengan hari Senin tanggal 5 April 2021 dengan rentang waktu 10 hari.

3.4. Variabel Penelitian


Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel penelitian ini
adalah membandingkan penggunaan briket tempurung kelapa dan tingkat ekonomisnya
yang ada di dalam negeri dan di luar negeri.

3.5. Data dan Sumber Data


Data yang digunakan selama penelitian ini berupa data sekunder yang merupakan
data hasil penelitian yang dikumpulkan dari berbagai sumber berupa jurnal-jurnal dan
artikel yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu.
9

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Kendala dan Solusi Penumpukan Limbah Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa merupakan salah satu limbah organik yang berasal dari
tumbuhan kelapa, pemanfaatan tempurung kelapa secara tradisional biasanya dibuat
menjadi gayung, asbak serta bahan aksesoris. Selain itu, tempurung kelapa dapat diolah
lebih lanjut menjadi arang, briket arang bahkan menjadi karbon aktif.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi yang kaya akan
hasil perkebunannya yang melimpah, khususnya tanaman kelapa. Kelapa yang
biasanya disebut sebagai tanaman berjuta manfaat karena bagian – bagiannya dapat
diolah menjadi barang layak pakai ( sandang, pangan, dan papan ) dalam pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Namun masyarakat belum menemukan inovasi terkait cara
pemanfaatan tempurung kelapa menjadi produk yang lebih baik dan bernilai ekonomis.
Tempurung kelapa biasanya dijual di rumah makan atau tempat penjualan sate saja
dengan harga kisaran Rp 10.000 saja. Jumlah arang tempurung kelapa yang terjual
cenderung lebih kecil dari pada jumlah limbah tempurung kelapa yang dihasilkan oleh
kegiatan masyarakat. Akibat hal ini, limbah tempurung kelapa mengalami penumpukan
karena kurangnya daya serap dari penjualan arang tempurung kelapa di lingkungan
masyarakat sehingga menjadi sebuah permasalahan yang setiap hari makin memburuk.
Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu produk yang dibuat dari tempurung
kelapa adalah pembuatan arang tempurung yang merupakan bahan baku untuk
pembuatan arang briket yang pada proses selanjutnya akan dapat diolah menjadi arang
aktif. Jadi arang briket merupakan bahan baku untuk industri arang aktif. Pembuatan
arang briket ini belum banyak yang menggunakannya, padahal potensi bahan baku dan
potensi pasar cukup besar. Dari aspek teknologi, pengolahan arang briket relatif masih
sederhana dan dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha skala kecil dan menengah.
10

Keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar, pasar yang terbatas, serta kualitas
yang belum memenuhi persyaratan, merupakan kendala dan masalah dalam
pengembangan usaha industri pengolahan arang briket.

4.2. Pengolahan Limbah Tempurung Kelapa

Adapun langkah – langkah pengolahan limbah tempurung kelapa menjadi briket


arang sangatlah mudah dan sederhana. Pertama, bahan baku dalam keadaan kering dan
siap dikarbonisasi. Kedua, lakukan pembakaran di dalam drum ( Pembakaran
dilakukan tidak sampai menjadi abu ). Ketiga, tempurung yang sudah terbakar semua,
drum ditutup menggunakan karung goni basah dan dilengkapi dengan tutup drum
( Penutupan dilakukan untuk menghilangkan O2 ). Lalu, arang tempurung yang sudah
dikeringkan, kemudian dihaluskan dengan cara penumbukkan. Setelah dilakukan
penumbukkan, arang tempurung diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih
halus. Campurkan larutan kanji pada arang tempurung yang telah diayak perlahan-
lahan sambil diaduk agar proses pengeleman merata. Lalu, Cetak arang tempurung
kelapa menggunakan alat yang sudah disediakan. Terakhir, briket yang telah jadi
dijemur sampai kering. Briket arang tempurung kelapa siap untuk digunakan.

4.3. Perbedaan Arang Biasa dan Briket

Ternyata arang biasa dan briket memiliki perbedaan mendasar pada aspek tertentu.
Perbedaan tersebut yaitu briket sangat keras dan mempunyai tenaga panas yang jauh
lebih tinggi dari arang biasa. Arang biasa kalau dipegang ada angusnya (tangan yang
memegang kena kotoran berwarna hitam), sedangkan briket tidak membekas di tangan.
Ini luar biasa signifikan bagi pengguna briket karena tidak perlu merasa geli atau setiap
kali harus sedia lap, untuk membersihkan jika menggunakan bahan bakar dari briket.
11

BAB V
PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1. Limbah tempurung kelapa mengalami penumpukan karena kurangnya daya


serap dari penjualan arang tempurung kelapa di lingkungan masyarakat
sehingga menjadi sebuah permasalahan yang setiap hari makin memburuk.
Untuk mengatasi permasalahan ini, salah satu produk yang dibuat dari
tempurung kelapa adalah pembuatan arang tempurung yang merupakan bahan
baku untuk pembuatan arang briket yang pada proses selanjutnya akan dapat
diolah menjadi arang aktif. Jadi, arang briket merupakan bahan baku untuk
industri arang aktif. Pembuatan arang briket ini belum banyak yang
menggunakannya, padahal potensi bahan baku dan potensi pasar cukup besar.
2. Langkah – langkah dalam pengolahan tempurung kelapa menjadi briket arang
tergolong sederhana. Urutan proses dari tempurung kelapa sebagai bahan baku
menjadi briket arang, yaitu persiapan, pengarangan, penghalusan, pengayakan,
pengeleman, serta percetakan.
3. Perbedaan tersebut yaitu briket sangat keras dan mempunyai tenaga panas yang
jauh lebih tinggi dari arang biasa. Arang biasa kalau dipegang ada hangusnya
(tangan yang memegang kena kotoran berwarna hitam), sedangkan briket tidak
membekas di tangan.

5.2. Saran
Meninjau potensi tempurung kelapa yang sangat bervariasi manfaatnya, maka dari
itu dibutuhkan kepekaan masyarakat sekitar agar menciptakan inovasi baru untuk
lingkungan asri dengan memanfaatkan tempurung kelapa secara maksimal guna
mengurangi penumpukan serta menunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
12

DAFTAR PUSTAKA

Defianti, Linda, Analisis Briket Limbah Tempurung Kelapa dan Minyak Tanah
Ditinjau dari Nilai Kalori dan Keekonomisan di Kecamatan Sipora Utara
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Yayasan Muhammad Yamin STTIND
Padang, (2016).
Hendra, D, Bahan Baku Pembuatan Arang dan Briket Arang, Litbang Hutan Gunung
Batu, (1999).
Khuluk, R.H., Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Tempurung Kelapa
(Cocous Nucifera) sebagai Adsorben Zat Warna Metilen Biru, FMIPA
Universitas Lampung, (2016).
Nustini, Yuni, dan Allwar, Pemanfaatan Limbah Tempurung Kelapa menjadi Arang
Tempurung Kelapa dan Granular Karbon Aktif Guna Meningkatkan
Kesejahteraan Desa Watuduwur, Bruno, Kabupaten Purworejo, AJIE, Vol 4,
(2019).
Salin, N.,dkk., Komposisi Efektif Batok Kelapa sebagai Karbon Aktif untuk
Meningkatkan Kualitas Air Tanah di Kawasan Perkotaan, Media Komunikasi
Teknik Sipil, Vol 24 : 87-90, (2018).
Sulistyanto, Amin, Karakteristik Pembakaran Biobriket Campuran Batubara dan
Sabut Kelapa, Universitas Muhammadiyah, (2006).
13

LAMPIRAN

A. Ketua Tim

Nama : Rahmad Nursahidin

Tempat dan Tanggal Lahir : Sikara-Kara Satu, 17 Januari 2001

Karya-Karya Ilmiah :-

Penghargaan :-

B. Anggota 1

Nama : Muhammad Raeken

Tempat dan Tanggal Lahir : Pangkalpinang, 11 Januari 2002

Karya-Karya Ilmiah :-

Penghargaan :-
14

C. Anggota 2

Nama : Willy Krisno

Tempat dan Tanggal Lahir : Panipahan, 19 April 2002

Karya-Karya Ilmiah :-

Penghargaan :-

Anda mungkin juga menyukai