BIODATA MAHASISWA
A. DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Nisa Ratnasari Matondang
2. NIM : 16 01 032
3. NIK : 1213014303980002
4. Tempat, Tanggal Lahir : Kayu Jati, 03 Maret 1998
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Islam
7. Jumlah Saudara :3
8. Golongan Darah : AB
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. Program Studi : Teknik Kimia
11. E-mail : nisaratnasarimatondang@gmail.com
12. No.HP : 082165013623
13. Alamat : Jl. Bukit Barisan, Kel Kayu Jati
Panyabungan Kota, Kab Mandailing Natal
iv
ABSTRAK
Boiler (ketel uap) adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan
ke air sampai terbentuk steam. Ketel Uap berfungsi sebagai tempat memproduksi
uap hasil pemanasan air pada suhu tertentu. Jenis ketel uap yang digunakan pada
PKS Pagar Merbau adalah Water Tube Boiler dengan kapasitas uap 16.5 ton/jam
dengan tekanan kerja 19 Kg/cm2 serta bahan bakar yang digunakan berupa
cangkang dan serat. Perbandingan cangkang dan serat adalah sebesar 1: 3 yakni
25% cangkang dan 75% serabut. Hasil perhitungan metode secara langsung adalah
jumlah bahan bakar yang dibutuhkan 11395,4088 Kg/Jam serat dan 3798,4696
Kg/Jam cangkang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa kebutuhan cangkang dan
serat sebagai bahan bakar boiler selalu terpenuhi. Hasil dari analisa dan perhitungan
dari nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut dengan perbandingan 1 : 3 untuk
nilai kalor bawah yaitu Lower Heating Value (LHV)Campuran sebesar 820,5824
Kkal/Kg dan Nilai kalor atas yaitu Higher Heating Value (HHV)Campuran sebesar
1153,2355 Kkal/Kg. Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bahan bakar
cangkang dan serat maka diketahui jumlah panas pada boiler untuk mengubah air
menjadi steam adalah 9974271,438 Kkal/Jam dan jumlah panas yang dihasilkan
dari pembakaran cangkang dan serat adalah 12467829,3 Kkal/Jam.
Kata kunci : Boiler, Cangkang, Serat, Water Tube Boiler, Nilai kalor, Lower
Heating Value, Higher Heating Value
v
KATA PENGANTAR
`
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya
Akhir ini.
Karya akhir ini disusun sebagai tugas untuk memenuhi syarat kelulusan ahli
madya di Politeknik Teknologi Kimia Industri (PTKI) Medan. Dalam penelitian ini
penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih
kepada:
2. Pembantu Direktur I, II, dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
4. Ibu Maulidna, S.T, M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan dan Sekaligus Selaku Pembimbing II penulis
5. Ibu Ratna Kristina Taringan, S.T, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
6. Ibu Donda, S.T, M.Si selaku Pembimbing I yang telah membantu penulis
dalam memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya Akhir ini
dapat diselesaikan.
vi
9. Kepada kedua Orang Tua Penulis Alm Nasaruddin Matondang dan Alm
Masrohannum Lubis, Serta Kakak Penulis NilaWahyuni Matondang dan Adik
Penulis Nanda Wahyudi Matondang yang selalu memberikan dukungan baik
berupa materi maupun moral kepada penulis dan senantiasa memberikan kasih
sayang, doa, semangat, nasehat dan motivasi khususnya dalam masa
pembuatan Karya Akhir ini
10. Untuk seluruh Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi
kepada penulis
11. Pihak Industri PTP Nusantra II PKS Pagar Merbau yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis sehingga Karya Akhir ini dapat selesai dengan
baik.
12. Indriani Siregar, Siti Syarifah, Nur Asyiqin , Laila Aldani, dan Rasulta Depari
telah banyak memberikan motivasi dan ilmu pengetahuan tentang Karya Akhir
penulis.
14. Untuk rekan-rekan Team PKS yang selalu memberikan support kepada penulis
15. Untuk rekana-rekan Team Wrokshop yang selalu memberikan support kepada
penulis
16. Serta kepada seluruh pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu
yang tampa pamrih telah membantu penulis untuk menyelesaikan laporan ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan baik itu dari segi bahasanya maupun penulisannya, oleh sebab itu
dengan kerendahan hati penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan karya akhir ini.
Semoga Karya Akhir ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
vii
Medan , Juli 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN
BIODATA ............................................................................................ iv
ABSTRAK............................................................................................ v
ix
2.1.4. Water Tube Boiler ................................................... 10
2.1.5. Prinsip Kerja Boiler Pipa Air ................................... 12
2.1.6. Pengolahan Air Umpan Boiler ................................. 13
x
4.3. Pembahasan .................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
3
3
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Cangkang Mesokarp/Buah
Tipe Inti/Buah (%)
(mm) (%)
jantan pisifera. Sifat buah cangkang tipis namun bunga betinanya tetap
fertile. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging perbuah
yang bias mencapai 90% dan kandungan minyak per tandan yang dapat
mencapai 20%. (Posman Sibuea, 2014)
Minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) adalah minyak nabati edible
yang yang didapatkan dari mesocarp buah kelapa sawit. Komposisi
dan sifat minyak kelapa sawit:
a. Trigliserida
Minyak dan lemak terdiri dari gliserida campuran yang
merupakan ester dari gliserol dan asam lemak rantai panjang.
Minyak dan lemak dalam bentuk umum tidak berbeda
trigliseridanya, hanya berbeda dalam bentuk (wujud). Disebut
minyak jika bentuknya cair dan lemak jika bentuknya padatan.
Trigliserida adalah senyawa kimia yang terdiri dari ikatan gliserol
dengan 3 molekul asam lemak.
Sifat trigliserida akan tergantung pada perbedaan asam – asam
lemak yang bergabung untuk membentuk trigliserida. Perbedaan
asam – asam lemak ini tergantung pada panjang rantai dan
kejenuhannya.
Dua jenis asam lemak yang paling dominan dalam minyak sawit
yaitu asam palmitat C16:0 (jenuh) dan asam oleat C18:1 (tidak jenuh).
Tabel 2.3. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
b. Non Trigliserida
Minyak juga mengandung komponen non trigliserida dalam
jumlah kecil, tetapi komponen ini juga harus dipisahkan karena
menyebabkan rasa, bau, dan warna minyak yang kurang
menyenangkan. Komponen non trigliserida dan kotoran yang
dikandung oleh minyak dapat dibedakan atas :
1. Komponen terlarut dalam minyak
Misalnya : asam lemak bebas, karoten, lender (gum), tocopherol,
sterol dan alkohol
2. Komponen yang tersuspensi dan tidak larut
Misalnya : karbohidrat
Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati semipadat.
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang dikandung.
Minyak sawit berwarna kuning karena kandungan beta karoten yang
merupakan bahan vitamin A.
Tabel 2.4. Komponen Dalam Minyak Kelapa Sawit
No. Komponen Kuantitas
2.1.3. Boiler
Boiler (ketel uap) adalah alat yang berfungsi untuk memproduksi
uap dari air. Mekanisme produksi uap adalah sebagai berikut: Bahan
bakar yang merupakan bahan yang akan memberikan panas apabila
dibakar udara diperlukan untuk mendukung proses pembakaran. Produk
pembakaran berupa gas asap panas (Hot Flue Gas) yang membawa panas
melalui ketel yang kontak dengan permukaan hantaran panas dan abu
(abu hanya ada bila bahan bakar mengandung abu).
(Djokosetyardjo.1987)
Di dalam ketel uap, luaran dari panas yang berguna dibawa oleh uap.
Blowdown merupakan luaran tak bermanfaat tetapi diperlukan. Didalam
ketel air panas, luaran panas yang berguna dibawa oleh aliran air panas.
Sehingga luaran ketel yang berupa uap air atau air panas, hendaknya
dipandang hanya sebagai ketel itu, panas ditransfer kepembawa panas ini
dari gas hasil penbakaran (flue gas) melalui permukaan hantaran panas
antara gas hasil pembakaran dan pembawa panas atau fluida kerja.
(Loekman Satibi,2013)
Pada ketel pipa air fluida yang mengalir dalam pipa adalah air,
energi panas di transfer dari luar pipa (yaitu ruang dapur) ke air ketel.
(Syamsir.1988).
akan mengendap pada titik bawah dan dapat dibuang dari dasar drum
bawah ini dan biasanya disebut drum lumpur.
Cara kerja water tube sendiri ialah Proses pengapian terjadi diluar
pipa, kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang berisi air
dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih dahulu melalui
economizer, kemudian steam yang dihasilkan terlebih dahulu
dikumpulkan di dalam sebuah steam-drum.
Sampai tekanan dan temperatur sesuai, melalui tahap secondary
superheater dan primary superheater baru steam dilepaskan ke pipa
utama distribusi. Didalam pipa air, air yang mengalir harus
dikondisikan terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di
dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang harus
diperhatikan terhadap tipe ini. Pada ketel pipa air, air dimasukkan ke
dalam pipa dimana pipa dikelilingi oleh nyala api dan gas panas dari
luar.
12
Contoh ketel jenis ini : ketel Babcock dan Wilcox, ketel Stirling,
ketel La-Mont, ketel Benson, ketel Yarrow dan ketel Loeffler.
(M.J.Djokosetyardjo.1987).
𝑂
HHV = 33950.C + 144200 (H - ) + 9400.S
8
Mu (Hsh−Ha)
Wbb =
ηk x LHV
23
2.1.9. Steam
Steam adalah sejenis fluida yang diproleh dari air yang telah
mengalami pemanasan sampai temperatur didih dibawah tekanan
tertentu. Uap air tidak berwarna, bahkan tidak terlihat bila dalam
keadaan murni kering. Uap air dipakai pertama sekali sebagai fluida
kerja adalah oleh James Watt yang terkenal sebagai penemu Mesin
Uap Tarok. Steam tidak mengikuti hukum gas sempurna sampai dia
benar – benar kering (kadar 100%). Bila steam kering dipanaskan
lebih lanjut maka ia menjadi uap, jadi panas (panas lanjut) dan
selanjutnya dapat dianggap sebagai gas sempurna.
Steam merupakan bagian penting dan tidak dapat dipisahkan
dari teknologi modern. Tanpa steam maka industri makanan, tekstil,
bahan kimia, bahan kedokteran, daya, pemansan dan tarnsportasi
tidak akan ada atau muncul seperti sekarang ini.
Alasan dari penggunaan steam adalah:
1. Steam dapat dengan mudah dan murah untuk didistribusikan
ketitik pengguna
2. Steam mudah dikendalikan
3. Energinya mudah ditransferkan ke proses
4. Plant steam yang modern mudah untuk dikendalikan
5. Steam bersifat fleksibel
A. Produksi Steam
Misalkan kita ambil 1 kg pada temperatur -10 °C, kemudian
kita panaskan dibawah tekanan standar. Dapat dicatat bahwa
temperatur es akan mulai naik sampai mendakati 0 °C.
24
T (°C)
F
Superheater (EF)
S(kj/kg°C)
A
Gambar 2.6. Grafik T-s pembentukan uap
Sumber: Andi Haryanti (2014)
C1 [0-(-10)]
Pemanasan es A-B
Panas Lebur
Peleburan es B-C
C2 (100-0)
Penguapan air C-D
Panas Laten
Penguapan D-E
C3 (tsup – tsat)
Pemanasan Lanjut E-F
2. Gelas Penduga
Gelas penduga berfungsi untuk mengetahui batas permukaan
air didalam ketel. Didalam undang-undang atau peraturan-
peraturan uap menyebutkan bahwa ketel uap sekurang-kurangnya
dipasang 2 (dua) buah gelas penduga. Gelas penduga harus
dipasang sesuai, sehingga pembacaan paling bawahnya harus
menunjukkan ketinggian air 50 mm diatas titik dimana pemansan
lanjut akan terjadi.
3. Manometer (Pressure Gauge)
Manometer berfungsi untuk mengetahui/mengukur tekanan
uap dari drum ataupun pada super heater header. Manometer
yang digunakan umumnya adalah jenis Bourdon Tube yang
dilengkapi dengan shipon tube tipe ring untuk
mengkondensasikan uap sehingga mekanisme ideal pada
pressure geug dapat terlindungi dari temperatur yang tinggi.
28
5. Katup Induk
Katup induk berfungsi untuk mengatur bukaan pada saat uap
dari ketel akan dialirkan ke steam distributor header
(proses/plant).
- Stop Valve
Stop Valve yang digunakan untuk mengisolasi uap boiler
dan tekanan dari proses.
Stop Valve tidak dirancang untuk mengatur aliran uap,
maka posisi katup harus terbuka penuh
Stop Valve harus dibuka secara perlahan-lahan, untuk
menghindari adanya water hammer dan mencegah
terjadinya penurunan tekanan boiler yang terlalu besar.
- Alat Pengisi Air
Suatu alat yang berfungsi sebagai penyuplai air pada
ketel uap biasanya berupa pompa dilengkapi dengan katup-
katup penyuplai.
6. Peluit bahaya
29
observasi langsung terhadap produksi shell dan fiber serta unit boiler.
Boiler dioperasikan untuk memproduksi uap hingga 18 ton/jam,
produksi yang dihasilkan oleh bahan bakar shell 950,40 kg/hr dan
produksi fibre 2604,60 kg/hr. Kebutuhan bahan bakar boiler adalah
5888,05 kg/hr, dimana 83% kebutuhan fibre untuk bahan bakar boiler
4887,09 kg/hr dan 17% kebutuhan shell untuk bahan bakar boiler
1000,96kg/hr. Kekurangan fibre untuk bahan bakar boiler adalah
2282,48 kg/hr. Untuk mengentisipasi kekurangan tersebut digunakan
bahan bakar shell adalah 1426,57 kg/hr. Nilai panas campuran bahan
bakar boiler fibre dan shell adalah 11513,698 kJ/kg dan energy yang
dibutuhkan untuk menghasilkan steam 67793209,05 kJ/hr. Efesiensi
yang dapat dicapai boiler 67,59%. Efesiensi yang dihasilkan masih
dibawah standart ( untuk boiler Fraser rata-rata 75-80%). Hal tersebut
bisa disebabkan oleh kandungan air dalam shell dan fiber yang tidak
konstan setiap harinya dan sistem pengadukan dan pengorekkan bahan
bakar serta kontrol feeding bahan bakar dalam dapur boiler yang masih
perlu diperbaiki lagi.
33
Observasi
Lapangan
Pengamatan ke
Unit
Pengumpulan Data
Bahan Bakar:
1. Cangkang
Pembahasan
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Metode Observasi
35
368ʃ
473
- cp H2O dT = aT + b/2 T2 + c/3 T3 + d/4 T4
𝑄𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑦
Bb = 𝐿𝐻𝑉
37
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
Oksigen ( O ) 33 32,2
Air ( W ) 6 12
1 Perebusan 260
2 Digester 60
= 2012,6613Kkal/Kg
2. Serat
a. Higher Heating Value (HHV)
𝑂
HHV = 33950 C + 144200 ( H - 8 ) + 9400 S
32,2%
= 33950 (42,6 %) + 144200 (5,20% - ) + 9400(0,66%)
8
368ʃ
473
cp H2O dT = aT + b/2 T2 + c/3 T3 + d/4 T4
0,472118
= 18,2964 (473-368) + (4732 – 3682 ) -
2
1,33878 𝑋 10−3 1,31424 𝑋 10−6
(4733 – 3683) +
3 4
(4734 -3684)
= 1921,122 + 20845,19 – 24985,0893 +
10402,5286
8183,74456 𝐽/𝑚𝑜𝑙
= 18 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙
= 454,6524756 J/gr
= 454,6524756Kj/Kg
𝑄𝑃𝑎𝑘𝑎𝑖
QSuplay= X 100%
Ƞ𝑘
9974271,438 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝐽𝑎𝑚
= x 100%
80%
= 12467829,3Kkal/Jam
𝑄
Bb = 𝐿𝐻𝑉 𝑠𝑢𝑝𝑙𝑎𝑦
𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛
12467829,3 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝐽𝑎𝑚
= 820,5824 𝐾𝑘𝑎𝑙/𝐾𝑔
= 15193,8785Kg/Jam
= 3798,4696Kg/Jam
= 11395,4088 Kg/Jam
4.3. Pembahasan
Boiler (keteluap) adalah alat yang berfungsi untuk memproduksi uap dari
air. Ketel uap berfungsi sebagai tempat memproduksi uap hasil pemanasan air
pada suhu tertentu. Jenis ketel uap yang digunakan pada PKS Pagar Merbau
adalah Water Tube Boiler dengan kapasitas uap 16,5 ton/jam dengan tekanan
kerja 19 kg/cm2 dan dapat beroperasi lebih dari 20 jam setaip harinya, dan
steam yang dihasilkan diperoleh dari pemanasan air di dalam pipa – pipa
pemanas yang berjumlah ratusan dengan memanfaatkan panas pembakaran
cangkang dan serat. Cangkang dan serat memiliki nilai kalor yang cukup tunggi
berdasarkan komposisinya yang memanaskan air menjadi steam pada
temperatur tertentu. Oleh karena itu perbandingan komposisi antara cangkang
42
dan serat sangat menetukan jumlah panas yang dihasilkan. Pada PTPN II PKS
Pagar Merbau jumlah perbandingan cangkang dan serat adalah 1 : 3.
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan bahan bakar cangkang dan serat
maka diketahui jumlah panas pada boiler untuk mengubah air menjadi steam
adalah 9974271,438 Kkal/Jam, dan jumlah panas yang dihasilkan dari
pembakaran cangkang dan serat adalah 12467829,3 Kkal/Jam. Dengan
kapasitas uap boiler sebesar 16500 Kg/Jam maka massa steam dibagi – bagi
pada setiap unit sebesar 7800 Kg/Jam pada sterilizer dengan jumlah panas yang
dibutuhkan sekitar 4715110,134 Kkal/Jam, 1800 Kg/Jam pada digester dengan
jumlah panas yang dibutuhkan sekitar 1088102,306 Kkal/Jam, 3900 Kg/Jam
pada kernel plant dengan jumlah panas yang dibutuhkan sekitar 2357555,067
Kkal/Jam dan 3000 Kg/Jam pada klarifikasi + storage dengan jumlah panas
yang dibutuhkan sekitar 1813503,898Kkal/Jam. Kerak yang terdapat pada
metal dalam boiler dapat mengakibatkan persoalan yang serius. Lapisan tipis
kerak diatas permukaan metal bahkan dapat menghambat perpindahan panas
sehingga menurunkan efesiensi boiler. Pembentukan kerak dapat dihindari
dengan mengontrol kualitas air umpan boiler mengaplikasikan internal
treatment.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah air menjadi steam adalah
9974271,438 Kkal/Jam.
2. Jumlah bahan bakar yang butuhkan dengan kapsitas uap 16,5 Ton/Jam
adalah 3798,4696 Kg/Jam cangkang dan 11395,4088Kg/Jam serat.
5.2. Saran
Untuk mendapatkan hasil pembakaran yang optimal diperlukan perhatian
dalam menyediakan bahan bakar ke dalam boiler dan juga pemeliharan
terhadap peralatan – peralatan boiler dengan demikian dapat
mempertahankan efesiensi boiler dalam menghasilkan steam.
44
DAFTAR PUSTAKA