Anda di halaman 1dari 51

BIODATA MAHASIS WA

A. DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Eva Natalia Sirait


2. NIK : 1213156102990002
3. NISN (Nomor Induk Siswa Nasional) : 9992346147
4. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 21 Februari 1999
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Kristen Protestan
7. Program Studi : Agribisnis Kelapa Sawit
8. Jalur Pendaftaran : Testing
9. Kewarganegaraan : Indonesia
10. Jenis Pendaftaran : Reguler
11. Mulai Semester : I (Satu)
12. Alamat : Banjar Aur I
13. No. Telepon : 0823 7075 7062
14. Email : evasirait336@gmail.com
15. Jenis Tinggal : Kos
16. Alat Transportasi : Jalan Kaki

B. DATA ORANG TUA/WALI

1. AYAH
a. Nama : Hamonangan Sirait
b. NIK : 1213150612650002
c. Tempat, Tangga Lahir : Medan, 06 Desember 1965
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Petani
2. IBU
a. Nama : Emmy Manurung
b. NIK : 1213156610740002
c. Tempat, Tanggal Lahir : Tanjung Balai, 26 Oktober 1974
d. Pendidikan : D3
e. Pekerjaan : PNS

iv
ABSTRAK

Power Plant merupakan stasiun yang menghasilkan tenaga listik yang sumbernya
dari generator diesel dan turbin uap yang menggerakkan generator. Air pendingin
berfungsi vital dalam kegiatan industri kelapa sawit sebagai media pendingin
peralatan pembangkit. Namun, air pendingin ini akan menghasilkan limbah
berupa buangan air panas (air bahang). Buangan bersuhu tinggi tersebut dari
kondensor selanjutnya dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan di PTPN II
PKS Pagar Merbau, Lubuk Pakam. Penelitian ini bertujuan untuk menekan jumlah
limbah cair pabrik dengan memanfaatkan kembali limbah air pendingin turbin
dengan metode observasi dan wawancara langsung di PTPN II PKS Pagar Merbau
dan dilakukan perhitungan keuntungan dari pemanfaatan kembali limbah air
pendingin turbin dan penghematan bahan kimia tawas dan soda ash. Berdasarkan
hasil perhitungan diketahui sebanyak 30 kg bahan kimia tawas dan 30 kg bahan
kimia soda ash yang dapat dihemat atau dengan kata lain PTPN II Pagar Merbau
memperoleh keuntungan sebesar Rp. 600.000 per bulannya dari penghematan
bahan kimia tawas dan soda ash.
Kata Kunci : Air Pendingin, Tawas, Soda Ash, Limbah Cair, Power Plant.

v
ABSTRAC

Power Plant is a Station that produces electric power. The source is from the
diesel generator and steam turbine that moves the generator. The cooling water
is vitally functioned in the palm oil industry as the cooling medium of the
generating equipment. In the other hand, the cooling water will produce hot
water waste (air bahang). The high temperature waste (from the condensor) will
be thrown away to the environment. This research was done in PTPN II PKS
Pagar Merbau, Lubuk Pakam.The purpose of the research is to reduce the amount
of liquid waste by re- using the cooling water waste of the turbine cooler by doing
observation and direct interview in PTPN II PKS Pagar Merbau as well as
advantages counting was done by re-using air cooling waste of the turbine cooler
and the chemical savings of alum and ash soda. Based on the calculation, it was
known that 30 kg of alum and 30 kg ash soda can be saved. It means that PTPN
II Pagar Merbau gains Rp. 600.000 profit per month from the alum and ash soda
chemical savings.
Key words : cooling water, Alum, Ash soda, Liquid waste, Power Plant

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan karya akhir ini.

Dalam penelitian ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai


pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan
dan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Poltak Evencus Hutajulu, S.T, M.T selaku Direktur Politeknik


Teknologi Kimia Industri Medan.
2. Pembantu direktur I, II, dan III Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan.
3. Ibu Mahyana, S.E selaku Ka. Sub Bag. Administrasi Akademik
Kemahasiswaan dan Kerjasama.
4. Ibu Tengku Rachmi H., M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis
Kelapa Sawit dan Ibu Meutia Mirnandaulia, M.Y selaku Sekretaris
Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit.
5. Bapak Ir. Irwan Rachmiadji, M.M. dan Ibu Enda Rasilta Tarigan, M.Si.,
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah membantu penulis
dalam memberikan arahan dan dukungan sehingga penulisan Karya
Akhir ini dapat diselesaikan.
6. Bapak Emil Salim P. Siregar, S.T., M.Sc. M.Eng selaku Dosen Wali
penulis.
7. Bapak/Ibu Penguji yang memberikan saran dan kritik demi
kesempurnaan Karya Akhir ini.
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai di Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan.
9. Bapak Jaya Bana Sembiring, selaku Manager di PTPN II PKS Pagar
Merbau yang mengizinkan penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan.
10. Bapak Mardiansyah, selaku Pembimbing serta Penanggung Jawab PKL
di PTPN II PKS Pagar Merbau yang sudah memberikan banyak ilmu

vii
tentang pengolahan kelapa sawit selama melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan
11. Teristimewa kepada Orang tua tercinta yaitu Bapak Hamonangan Sirait
dan Ibu Emmy Manurung yang telah membantu Penulis, memberikan
dukungan baik materi maupun doa. Serta Adik saya Erlangga Pratama
Sirait yang sudah memberikan semangat untuk terus berjuang selama
dalam perkuliahan.
12. Terimakasih kepada sahabat saya Ester Lorini Simanullang, Eza Tiara
Gultom, Novrianti Anggreni Manurung, Sri Enzelina Br. Tampubolon,
Mega Oktaria Ritonga yang telah membantu dan menemani selama
dalam perkualiahan.
13. Terakhir terimakasih kepada perempuan cantik bernama Eva Natalia
Sirait yang telah berjuang sekuat kuatnya cara bertahan untuk
menyelesaikan satu babak sulit dalam hidup dan dalam pengerjaan tugas
akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam


penulisan Karya Akhir ini baik dari segi bahasa, isi, maupun penyusunnya. Untuk
itu, penulis sangat terbuka untuk kritik dan saran dalam penyempuraan Karya
Akhir ini. Penulis berharap semoga Karya Akhir ini bermanfaat untuk kemajuan
ilmu pengetahuan kedepannya.

Medan, Agustus 2021

Penulis

Eva Natalia Sirait


NIM: 1803054

viii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ...................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................... iii
BIODATA MAHASISWA ........................................................................ iv
ABSTRAK.................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 3
1.3.1 Tujuan Penelitian ..................................................... 3
1.3.2 Manfaat Penelitian ................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori .................................................................... 5
2.1.1 Pengolahan Kelapa Sawit ........................................ 5
2.1.2 Air ........................................................................... 6
2.1.3 Water Treatment ...................................................... 7
2.1.4 Tawas ...................................................................... 8
2.1.5 Soda Ash ................................................................. 9
2.1.6 Power Plant Pabrik Kelapa Sawit ............................ 9
2.1.7 Turbin Uap .............................................................. 10
2.1.8 Sistem Air Pendingin ............................................... 12
2.1.9 Sumber Air Pendingin ............................................. 12
2.1.10 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit ............................ 13
2.1.11 Limbah Buangan Air Pendingin ............................... 15

ix
2.2 Kajian Relevan ................................................................... 15
2.3 Kerangka Konseptual ......................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 22
3.2 Alat dan Bahan ................................................................. 22
3.3 Metode Penelitian ............................................................. 23
3.2.1 Prosedur .................................................................. 23
3.2.2 Diagram Alir Proses ................................................ 23
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Menghitung jumlah kebutuhan bahan kimia
(Twasa dan Soda ash) ........................................................... 24
4.2 Menghitung jumlah bahan kimia (Tawas dan Soda ash) yang
dihemat per hari ................................................................... 25
4.3 Menghitung keuntungan perusahaan dari penghematan
bahan kimia .......................................................................... 26
4.4 Pembahasan ......................................................................... 27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 30
5.2 Saran .................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Boiler ....................................................................................................... 10
2.2 Prinsip Perpindahan Panas dengan Media Air Pendingin .......................... 12
2.3 Kerangka Konseptual ............................................................................... 21
2.4 Diagram Alir Penelitian ........................................................................... 23

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Tabel Kajian Penelitian Relevan .............................................................. 18


4.1 Kebutuhan bahan kimia (Tawas dan Soda ash) per hari) .......................... 25
4.2 Jumlah bahan kimia ( Tawas dan Soda ash) yang dihemat per hari .......... 26
4.3 Pengaruh Pemanfaatan Air Turbin Terhadap Keuntungan Perusahaan ..... 27

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Laporan Harian Pengolahan Kelapa Sawit ................................................ 33

2 Data Pengukuran ...................................................................................... 35

3 Flow Sheet PTPN II Pagar Merbau ........................................................... 36

4 Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan ............................................. 37

5 Kartu Bimbingan Karya Akhir ................................................................. 38

6 Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan ...................................................... 39

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) adalah suatu pabrik yang mengolah Tandan
Buah Segar (TBS) menjadi produk akhir yang berupa Crude palm oil (CPO) dan
Palm kernel (PK) dengan losses yang minimal serta hasil yang maksimal. Hasil
utama yang dapat diperoleh dari proses pengolahan pabrik minyak kelapa sawit
adalah CPO dan PK. Sedangkan produk sampingan yang dapat dihasilkan adalah
limbah cair dan limbah padat berupa serabut, cangkang, janjang kosong dan abu
boiler (A.B. Rantawi. 2013).

PT. Perkebunan Nusantara II PKS Pagar Merbau merupakan salah satu


pabrik yang mengolah Tandan Buaha Segar (TBS) menjadi Crude palm oil (CPO)
dan inti sawit (Palm kernel). Minyak sawit yang bermutu selalu diinginkan oleh
negara yang telah maju. Minyak sawit tidak hanya digunakan dalam bahan baku
industri pangan saja, tetapi banyak industri non pangan yang membutuhkan. Lagi
pula, tidak semua pabrik kelapa sawit mempunyai teknologi dan instalansi yang
lengkap, terutama yang berkaitan dengan proses pengolahan minyak kelapa sawit
tersebut. Selain dari minyak sawit yang dihasilkan, kernel juga merupakan
komoditas unggulan dari hasil produksi di PTPN II PKS Pagar Merbau.

Industri di era sekarang ini cenderung kurang memonitor dampak negatif


dari kegiatan usaha yang dijalaninya, baik dalam jangka waktu pendek,
menengah, maupun jangka waktu panjang. Maka terjadinya pencemaran akibat
limbah industri merupakan bukan hal asing yang didengar di telinga masyarakat.
Apalagi pada era 21 ini, dimana dunia mengalami perkembangan yang sangat
pesat dalam pembangunan industri. Pembangunan sendiri merupakan suatu
metode perubahan yang berguna mewujudkan lingkungan masyarakat yang lebih
baik (Sjafrizal 2014).

Dunia yang semakin berkembang ini juga banyak industri-industri di


dirikan, terutama perusahaan yang mengelola kelapa sawit. Kelapa sawit adalah
tanaman yang memberikan keuntungan. Saat ini perkembangan perusahaan kelapa

1
2

sawit semakin meningkat sejalan dengan permintaan Crude palm oil (CPO).
Bagian buah yang punya mutu tinggi yaitu Tandan Buah Segar (TBS). Daging
kelapa sawit dapat menghasilkan minyak CPO sebanyak 20% - 24% dan inti buah
kelapa sawit menghasilkan kernel oil 3% - 4% (Sunarko 2014).

Seiring dengan meningkatnya perkebunan kelapa sawit, maka akan


meningkatkan jumlah produksi minyak sawit sehingga kapasitas pengolahan
kelapa sawit bertambah. Hal ini dapat menyebabkan masalah karena aktivitas
pabrik kelapa sawit menghasilkan limbah. Limbah industri kelapa berupa limbah
cair, gas, dan padat. Limbah yang paling menimbulkan masalah adalah limbah
cair. Hal ini dikarenakan setiap ton tandan buah segar yang diolah dapat
menghasilkan limbah cair sekitar 50% dibandingkan dengan total limbah lainnya,
sedangkan tandan kosong sebanyak 23%.

Air limbah di pabrik dapat dibagi menjadi air limbah produksi, air limbah
pendingin, air limbah kebersihan dan air hujan. Hal yang sama juga berlaku di
pabrik PKS. Mengolah air limbah yang berbeda jenis seperti ini setelah
mencampurnya adalah bukan langkah yang umum. Pada pabrik yang sudah
berdiri dimana sistem air limbahnya satu adalah sulit membagi air limbah, tapi
untuk pabrik baru dapat dilakukan dari tahapan desain. Pada pabrik PKS,
adakalanya air hujan masuk ke pabrik, tapi sebaiknya sedapat mungkin
memisahkan air hujan. ( KHL RI dan KHL Jepang 2013).

Penghematan pemakaian air bisa menurunkan volume air limbah.Namun


penting untuk menyelidiki/ mengkaji sistem pemakaian air di pabrik, memperjelas
balance air di semua proses yang memakai air dan membuang air. Volume air
limbah per satuan produksi atau per nominal delivery dijadikan satuan unit,
dimana ada beda meskipun di pabrik sejenis. Semakin berjalan rasionalisasi
pemakaian airnya, satuan unit volume air limbah akan semakin kecil. Oleh karena
itu pabrik perlu inovasi baru dalam meminimalisir limbah cair tersebut dengan
merecycle air pendingin turbin sebagai air pengolahan kembali. ( KHL RI dan
KHL Jepang 2013).
3

Dalam rangka meminimalisir limbah cair pabrik kelapa sawit, PTPN II


Pagar Merbau membuat inovasi baru dan satu-satunya pabrik yang memanfaatkan
kembali air pendingin turbin sebagai air pengolahan dengan tujuan penghematan
bahan kimia tawas dan soda ash, dimana memakai kembali air pendingin turbin
akan meminimalisir banyaknya jumlah limbah cair di pabrik kelapa sawit PTPN II
Pagar Merbau, memanfaatkan kembali air pendingin turbin maka penggunaan
tawas dan soda ash juga akan semakin sedikit dikarenakan dalam air pendingin
turbin sudah terdapat tawas dan soda ash sehingga jika digunakan kembali maka
dosis yang ditambahkan lebih sedikit dan lebih hemat.

Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :

“PEMANFAATAN KEMBALI AIR PENDINGIN TURBIN SEBAGAI AIR


PENGOLAHAN TERHADAP KEUNTUNGAN PERUSAHAAN DALAM
PENGHEMATAN BAHAN KIMIA TAWAS DAN SODA ASH DI PTPN II
PAGAR MERBAU”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis dapat mengambil dan merumuskan


beberapa masalah sebagai berikut :

1. Berapa banyak tawas dan soda ash yang dapat dihemat per bulan ?

2. Bagaimana pengaruh pemanfaatan air pendingin turbin terhadap keuntungan


perusahaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui berapa banyak bahan kimia tawas dan soda ash yang
dapat dihemat per bulan ?

b. Untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kembali air pendingin turbin


terhadap keuntungan perusahaan.
4

1.3.2 Manfaat Penelitian

Untuk menambah wawasan pembaca tentang pengaruh pemanfaatan air


pendingin turbin terhadap keuntungan perusahaan dan mengetahui upaya yang
dapat dilakukan untuk mengurangi limbah cair di Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengolahan Kelapa Sawit

Pabrik kelapa sawit merupakan rangkaian unit proses yang berfungsi untuk
mengolah bahan baku menjadi hasil jadi (produk). Hasil utama yang diperoleh
dalam pengolahan kelapa sawit ialah minyak sawit dan sebagai hasil samping
ialah serabut dan cangkang. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses
pengolahan adatah efisisensi ekstraksi dan kualitas produk. Efisiensi ekstaksi
berpengaruh langsung terhadap hasil produksi atau rendemen yang diperoleh,
sedangkan kualitas produksi berpengauh terhadap mutu dan daya saing di pasar.
Tandan buah segar terdiri dari komponen-komponen kimia yang sebagian besar
mudah sekali mengalami perubahan-perubahan baik dari pengaruh luar maupun
dalam.

Minyak kelapa sawit (CPO) adalah minyak nabati yang didapatkan dari
daging dan serabut buah (mesocarp) yang mengandung banyak minyak, umumnya
dari spesies Elaesis guineensis. Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki
kadar lemak jenuh yang tinggi, terdiri atas asam lemak yang ter esterifikasi
dengan gliserol. Ketika pemrosesan, sebagian minyak sawit mengalami oksidasi
dan menyebabkan berbagai risiko kesehatan yang diakibatkan oleh konsumsi
minyak sawit terproses. Hampir semua bagian dari kelapa sawit dapat
dimanfaatkan. Minyak inti digunakan sebagai bahan baku margarin, minyak
alkohol, industri kosmetik, sabun, lilin, dan minyak goreng. Ampasnya
dimanfaatkan untuk makanan ternak dan pupuk kompos serta tempurungnya
digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah diproses dengan membuat lunak
bagian daging buah dengan temperatur 130°C. Daging yang telah lunak dipaksa
untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin
silinder berlubang, kemudian minyak dan minyak dari inti yang dihasilkan
diproses kembali secara terpisah. Dalam proses pengolahan sawit, Perusahaan
selalu berupaya untuk mengoptimalkan jumlah rendemen CPO. Salah satu sistem

5
6

manajemen perusahaan yang diterapkan untuk mendapatkan jumlah rendemen


yang optimal adalah menekan terjadinya kehilangan minyak (oil losses) pada CPO
selama proses produksi. Oil Losses dapat terjadi pada tiap stasiun proses
pengolahan Crude palm oil (CPO) dikarenakan berbagai faktor. Kadar Oil Losses
yang tinggi mempengaruhi efisiensi produksi pengolahan, menimbulkan kerugian,
hal ini disebabkan oleh setiap peralatan yang tidak memiliki kemampuan dan
kapasitas desain yang optimal.

Proses pengolahan CPO terbagi atas 5 stasiun besar, yaitu: yang pertama
adalah stasiun penerimaan buah, tandan buah segar (TBS) yang datang dari kebun
ditimbang beratnya kemudian disortir untuk memisahkan TBS dari sampah dan
pasir yang melekat. Yang kedua stasiun perebuan (strerilizer), TBS kemudian
dimasukkan kedalam lori dan direbus dengan sistem penguapan selama ±60 menit
dan suhu 130°C. Fungsinya adalah untuk melunakkan buah, menurunkan kadar
air, dan mengurangi peningkatan asam lemak bebas.Proses ini dapat
menyebabkan kehilangan minyak (oil losses). Ketiga stasiun penebah (thresher),
disini buah dipisah dari tandan atau janjangannya dengan cara memutar dan
membanting TBS yang telah direbus. Tandan nya akan masuk ke bunch conveyor
sedangkan buahnya akan masuk ke fruit conveyor. Ke empat stasiun pengempa
(pressing), merupakan proses pertama pengambilan minyak dengan cara
pelumatan dan pengempaan. Buah diaduk dan diperas untuk mendapatkan minyak
kasar dan dilanjutkan kestasiun pemurnian sedangan ampas dan biji masuk ke
stastiun kernel. Proses ini dapat menyebabkan kehilangan minyak (oil losses).
Yang kelima adalah stasiun pemurnian minyak (clarification), stasiun ini
berfungsi untuk memisahkan lumpur, kotoran dan air sehingga di dapatkan
standart mutu minyak yangbaik. Selanjutnya akan ditimbun dalam tangki
penimbunan. Proses ini dapat menyebabkan kehilangan minyak ( Irwansyah, D
2019).

2.1.2 Air

Air merupakan dasar bagi sebuah kehidupan sehingga keberadaannya selalu dicari
oleh setiap manusia. Sekitar 60 - 90% bagian sel mahluk hidup adalah air. Oleh
karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan . Air
7

baku adalah air yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan
industri. Air yang digunakan di pabrik kelapa sawit dapat diperoleh dari 2 sumber
yaitu air permukaan dan air sumur. Air permukaan memiliki jumlah padatan
tersuspensi total suspended solid yang lebih banyak dibandingkan air sumur,
jumlah padatan terlarut total dissolved solid yang lebih sedikit, dan sifat fisiknya
yang cenderung mengikuti perubahan keadaan lingkungan.

Pengelolaan sumber daya air sangat diperlukan mengingat seberapa


pentingnya air bagi mahluk hidup. Air yang digunakan dan dikonsumsi oleh
manusia memiliki standar mutu yang dikendalikan secara ketat karena
berpengaruh terhadap kualitas maupun estetika air. Kualitas air ditentukan oleh
kandungan ion logam dan non logam dalam air, seperti logam-logam perak (Aq),
kadmium (Cd), krom (Cr), Kobalt (Co), tembaga (Cu), besi (Fe), merkuri (Hq),
molibdenum (Mo), nikel (Ni), timbal (Pb), timah (Sn), seng (Zn), aluminium (Al),
arsen (As) dan selenium (Se). Adanya anion-anion seperti klorida (Cl-), sulfat
(SO42-) dan nitrat (NO3) juga dapat menyebabkan rendahnya kualitas air.
Kualitas air mencakup keadaan fisik dan kimia yang dapat mempengaruhi
ketersediaan air untuk kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi dan
pemanfaatan air lainnya. (Rahardja,I 2019)

2.1.3 Water Treatment

Kebutuhan air untuk seluruh kegiatan di pabrik kelapa sawit (PKS) sama dengan
banyaknya tandan buah segar (TBS) yang diolah. Namun, tidak 100% air
digunakan untuk kegiatan operasional. Sebanyak 60% – 65% air digunakan untuk
kebutuhan boiler menghasilkan steam, 20% – 24% air digunakan sebagai
pengencer dalam operasional (biasanya hanya 10% – 15%, sisanya didapatkan
dari air kondensat), 5% – 10% air digunakan untuk keperluan regenerasi
softener/demint plant dan sisanya untuk keperluan domestik. PKS memiliki dua
stasiun yang mendukung keberhasilan dalam pengolahan yaitu stasiun utama dan
stasiun pendukung. Stasiun utama adalah stasiun pengolahan air yang akan
digunakan untuk proses pengolahan TBS, dari mulai diterima hingga menjadi
crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK). Stasiun pendukung juga sangat
berperan penting dalam keberhasilan pengolahan karena steam yang digunakan
8

berasal dari air dan air pada pengolahan harus memiliki standar mutu yang sesuai
dengan parameter baku mutu air pada proses pengolahan (Rahardja,I 2019).

Instalasi pengolahan air di PKS terdiri dari external water treatment dan
internal water treatment. External water treatment digunakan untuk menjernihkan
air baku, yakni menghilangkan padatan-padatan tersuspensi (seperti tanah, pasir,
dan lumpur) dengan cara diendapkan dan disaring. Sementara, internal water
treatment digunakan untuk mengikat padatan-padatan terlarut (Ca2+; Mg 2+
; SO42-
; dll) dan gas terlarut (O2; H2S; dll). Pengolahan untuk air permukaan lebih
dititikberatkan di eksternal water treatment, sedangkan air tanah di internal water
treatment. Proses koagulasi-flokulasi-sedimentasi di clarifier tank dan filtrasi
adalah proses yang biasa digunakan pada eksternal water treatment dalam proses
pengolahan minyak kelapa sawit (Rahardja,I 2019).

Air yang diperoleh di PKS diambil dari berbagai sumber, seperti waduk,
sungai, danau, dll. PKS Pagar Merbau menggunakan air permukaan yang berasal
dari anak sungai dan air hujan sebagai sumber air utama yang ditampung di dalam
chimber. Chimber tersebut difungsikan untuk mengendapkan padatan-padatan
besar terlebih dahulu dan digunakan untuk memantau ketersediaan air untuk
keperluan pabrik Pagar Merbau memiliki 1 chimber. Sumber air utama yang
diperoleh kemudian akan diolah dengan menambahkan bahan kimia soda ash, dan
alumunium sulphate pada proses koagulasi-flokulasi dan sedimentasi untuk
mendapatkan air yang sesuai dengan baku mutu air di PKS Pagar Merbau.
Komposisi bahan kimia yang diberikan harus sesuai agar proses penjernihan pada
eksternal water treatment terjadi secara efektif.

2.1.4 Tawas
Tawas atau aluminium sulfat merupakan bahan koagulan yang paling banyak
digunakan karena bahan ini yang paling ekonomis, mudah diperoleh di pasaran
serta mudah penyimpanannya. Aluminium sulfat digunakan secara luas dalam
industri kimia, aluminium sulfat banyak digunakan dalam proses air bersih,
pengolahan air limbah dan juga digunakan dalam pembuatan kertas untuk
meningkatkan ketahanan dan penyerapan tinta. Aluminium sulfat jarang
ditemukan dalam bentuk garam anhydrous biasanya aluminium sulfat membentuk
9

garam hyrous dengan kandungan air (H2O) yang berbeda-beda dan yang paling
umum dalam bentuk heksadecahydrate.
Aluminium sulfat juga digunakan sebagai mordan saat dying dan percetakan
tekstil. Pemakaian tawas juga tidak terlepas dari sifat-sifat kimia yang dikandung
oleh air baku. Aluminium dan garam-garam besi adalah bahan kimia yang efektif
bekerja pada kondisi air yang mengandung alkalin.

Tawas atau alum adalah suatu senyawa aluminium sulfat dengan rumus
kimia Al2(SO4)3. Pembuatan tawas bisa dilaksanakan dengan melarutkan material
yang mengandung Al2O3 dalam larutan asam sulfat. Salah satu sumbernya di alam
terdapat didalam tanah kaolin. Reaksi antara kaolin dengan asam sulfat akan
menghasilkan aluminium sulfat. Tawas padat diperoleh dari proses kristalisasi
larutan jenuh aluminium sulfat . (Fitri, Nurul 2017)

2.1.5 Soda Ash

Soda ash dapat dikatakan natrium karbonat ( Na2CO3 ) yang digunakan untuk
sebagai dasar yang relatif kuat dalam berbagai pengaturan, dan digunakan untuk
mempercepat proses pengendapan partikel -partikel padat yang terdapat dalam air
Sebagai contoh, digunakan sebagai pengatur pH untuk mempertahankan kondisi
alkalin stabil. Ketika dilarutkan dalam air, akan terdisiosasi menjadi asam lemah
yaitu asam ash karbonat dan alkali kuat yaitu natrium hidroksida.

Na2CO3 + H2O NaOH + NaHCO3

Sodium karbonat dalam larutan kemampuan menyerang logam seperti aluminium


dengan pelepasan gas hidrogen. (Rahardja,I 2019).

2.1.6 Power Plant Pabrik Kelapa Sawit

Power Plant merupakan stasiun yang menghasilkan tenaga listik yang sumbernya
dari generator diesel dan turbin uap yang menggerakkan generator. Stasiun
pembangkit listrik adalah sumber tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan
mesin pada pengolahan, juga sebagai tempat masuknya uap dari boiler ke setiap
stasiun yang ada di PKS. Berikut merupakan alat/ mesin yang ada di sistem power
plant di pabrik kelapa sawit.
10

a. Boiler merupakan bejana bertekanan dengan bentuk dan ukuran yang didesain
untuk menghasilkan uap panas atau steam. Steam dengan tekanan tertentu
kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Ketel uap
berasal dari kata ”boil” yang artinya mendidih dan menguap. Dengan demikian
boiler dapat diartikan sebagai suatu peralatan pembangkit/pembentuk uap atau
disebut juga sebagai suatu peralatan yang berfungsi untuk mengkonversikan
energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas pembentukan.

Gambar 2.1 Boiler

b. Turbin Uap merupakan mesin konversi yang mengubah energi potensial uap ke
dalam energi kinetik. energi kinetik dirubah menjadi energi listrik dengan
menggunakan alternator.

c. Genset merupakan mesin konversi yang merubah energi kimia dari bahan
bakar diesel kedalam energi listrik dengan menggunakan alternator diesel.

d. BPV (Back Pressure Vessel) merupakan bejana yang menyimpan dan


mendistribusikan uap dengan tekanan rendah untuk proses pengolahan
dipabrik. (Damanik,A 2019)

2.1.7 Turbin Uap

Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan
11

bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan.


Tergantung pada jenis mekanisme yang digerakkan, turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri, untuk pembangkit tenaga listrik, dan untuk
transportasi. Pengubahan energi potensial uap menjadi energi mekanis dalam
bentuk putaran poros dilakukan dengan berbagai cara. Secara umum turbin uap
diklasifikasikan ke dalam tiga jenis : impuls, reaksi, dan gabungan (impuls
reaksi), yang tergantung pada cara perolehan pengubahan energi potensial
menjadi energi kinetik semburan uap.

Prinsip Kerja Turbin, Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang
dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-sudu. Uap bertekanan yang
berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan
bakar padat shell dan fiber masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nozzle
energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami
pengembangan. Tekanan uap keluar dari nozzel lebih kecil pada saat masuk ke
dalam nozzel. Uap yang memancar keluar dari nozzel diarahkan ke sudusudu
turbin.Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu
dibelokkankearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan
uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan
poros turbin. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin
berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu
turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris
16 kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap (guide blade) yang berguna
untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu
gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang
terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia
dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Maka efisiensi turbin menjadi lebih tinggi
karena kehilangan energi relatif kecil (Damanik,A 2019).
12

2.1.8 Sistem Air Pendingin

Buangan atau limbah air panas berasal dari pembangkit listrik 'thermal' yang
menggunakan bahan bakar seperti minyak atau batu bara atau proses fisi nuklir
untuk memanaskan air menjadi uap yang selanjutnya menggerakkan turbin.
Kegiatan tersebut membutuhkan volume besar air pendingin untuk mendinginkan
mesin dengan prinsip pemindahan kalor panas yang dihasilkan pada prosesnya.
Gambar 2.2 menunjukkan prinsip transfer panas secara sederhana yaitu dimana air
pendingin berfungsi sebagai penangkap kalor panas yang dilepas mesin-mesin
pembangkit selama beroperasi . Air pendingin yang telah menerima kalor panas
(buangan air panas) tersebut kemudian dibuang ke sungai. Pada pembangkit listrik
yang berlokasi di atau dekat sungai, sekitar 60 - 65% limbah panas hasil proses
pembangkitan dibuang ke sungai. Panas ini kemudian hilang melalui
pengenceran, konduksi, atau konveksi. Pada proses pemasukkan air pendingin
turbin air mengalir secara terus menerus selama pabrik beroperasi.

Gambar 2.2 Prinsip Perpindahan Panas dengan Media Air Pendingin

2.1.9 Sumber Air Pendingin


Dalam technical document US. Environmental Protection Agency (EPA),
disebutkan sumber air pendingin atau intake water yang dapat digunakan antara
lain; (1) air tawar dari sungai, (2) air danau besar, (3) air kolam, (4) air estuari,
dan (5) air laut. Kemudian ada lima tipe konfigurasi sistem air pendingin, di
antaranya adalah (1) sekali jalan, (2) sekali jalan dengan kolam pendingin tak ber-
13

resirkulasi, (3) sekali jalan dengan tower tidak ber-resirkulasi, (4) resirkulasi
dengan tower, (5) resirkulasi dengan kolam pendingin, dan (6) kombinasi.
( Nurdini,J 2017)

2.1.10 Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

Air limbah di pabrik dapat dibagi menjadi air limbah produksi, air limbah
pendingin, air limbah kebersihan dan air hujan. Hal yang sama juga berlaku di
pabrik PKS. Mengolah air limbah yang berbeda jenis seperti ini setelah
mencampurnya adalah bukan langkah yang umum. Pada pabrik yang sudah
berdiri dimana sistem air limbahnya satu adalah sulit membagi air limbah, tapi
untuk pabrik baru dapat dilakukan dari tahapan desain. Pada pabrik PKS,
adakalanya air hujan masuk ke pabrik, tapi sebaiknya sedapat mungkin
memisahkan air hujan. Penghematan pemakaian air bisa menurunkan volume air
limbah. Namun penting untuk menyelidiki/ mengkaji sistem pemakaian air di
pabrik, memperjelas balance air di semua proses yang memakai air dan
membuang air. Volume air limbah per satuan produksi atau per nominal delivery
dijadikan satuan unit, dimana ada beda meskipun di pabrik sejenis. Semakin
berjalan rasionalisasi pemakaian airnya, satuan unit volume air limbah akan
semakin kecil. Oleh karena itu pabrik perlu inovasi baru dalam meminimalisir
limbah cair tersebut dengan merecycle air pendingin turbin sebagai air pengolahan
kembali. ( KHL RI dan KHL Jepang 2013).

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2021


tentang tata cara penerbitan persetujuan teknis dan surat kelayakan operasional
bidang pengendalian pencemaran lingkungan menyebutkan bahwa air Limbah
adalah air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan. Pencemaran Air
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui Baku
Mutu Air yang telah ditetapkan. Baku Mutu Air Limbah adalah ukuran batas atau
kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam Air Limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media
air dan tanah dari suatu Usaha dan/atau Kegiatan.
14

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang
berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat
menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia.
Limbah industri bersumber dari kegiatan industri baik karena proses secara
langsung maupun proses secara tidak langsung. Limbah yang bersumber langsung
dari kegiatan industri yaitu limbah yang terproduksi bersamaan dengan proses
produksi sedang berlangsung, dimana produk dan limbah hadir pada saat yang
sama. Sedangkan limbah tidak langsung terproduksi sebelum proses maupun
sesudah proses produksi. Limbah industri (industrial waste) adalah limbah yang
berbentuk cair dapat berasal dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
pada proses produksinya. Selain itu limbah cair juga dapat berasal dari bahan
baku yang mengandung air sehingga di dalam proses pengolahannya, air harus
dibuang.

Air limbah industri umunya terjadi sebagai akibat adanya pemakaian air
dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi
berikut:

1. Sebagai air pendingin, untuk memindahkan panas yang terjadi dari proses
industri
2. Untuk mentransportasikan produk atau bahan baku
3. Sebagai air proses, misalnya sebagai umpan boiler, pada pabrik minuman
4. Untuk mencuci dan membilas produk dan/ atau gedung serta instalasi .

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi
tergantung dari jenis dan besar-kecilnya industri, pengawasan pada proses
industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak
tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila menggunakan tangki penahan
dan bak pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh
industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/ha/hari.
Sebagai patokan dapat dipergunakan pertimbangan bahwa 85 – 95% dari jumlah
air yang digunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut tidak
menggunakan kembali air limbah. Apabila industri tersebut memanfaatkan
kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi (Pulungan, A 2017).
15

2.1.11 Limbah Buangan Air Pendingin

Kegiatan industri energi seperti industri minyak dan gas, pembangkit listrik, dan
lain-lain kini berkembang pesat sebagai konsekuensi dari bertambahnya
kebutuhan manusia terhadap energi. Mayoritas industri Pabrik Kelapa Sawit
berlokasi di kawasan pesisir yang mana ini bertujuan mempermudah akses dalam
pengambilan air sungai yang akan digunakan sebagai air pendingin (cooling
water). Air pendingin berfungsi vital dalam kegiatan industri kelapa sawit sebagai
media pendingin peralatan pembangkit. Namun, air pendingin ini akan
menghasilkan limbah berupa buangan air panas (air bahang). Buangan bersuhu
tinggi tersebut dari kondensor selanjutnya dibuang ke lingkungan.

Buangan air panas tersebut menyebabkan peningkatan suhu perairan


melebihi batas normal, sehingga berpotensi mengganggu ekosistem dan habitat
organisme laut di sekitar industri baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam Bishop (1983), Suhu merupakan salah satu variabel lingkungan paling
penting yang mempengaruhi pernafasan dan metabolisme, pertumbuhan dan
reproduksi, dan keberlangsungan hidup organisme akuatik. ( Nurdini, J 2017)

2.2 Kajian Penelitian Relevan

Kajian penelitian yang relevan membahas jurnal atau paper penelitian yang
memiliki kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan dengan
membandingkan setiap jurnal atau paper seperti metode yang digunakan, variabel
dan hasil penelitian. Berikut adalah jurnal atau paper yang dibandingkan :

Menurut penelitian yang dilakukan Anis Syafira Pulungan (2017) dengan


judul : “Analisis Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit Di Pabrik Pt. X Tahun
2017”. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa Metode pengolahan
limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X adalah dengan menggunakan metode
Biological Ponding System dengan tahapan pengolahan limbah cair mulai dari
pengolahan pendahuluan, pengolahan pertama, pengolahan kedua, pengolahan
ketiga dengan menggunakan unit fatpit, sludge recovery pond, cooling pond,
fakultatif pond, anaerobik pond, aerobic pond, sedimentation pond dan
memanfaatkan limbah sebagai land aplikasi.
16

Menurut penelitian yang dilakukan Rahmah Aisyah Puteri Nasution


(2018) dengan judul : “Analisis Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit Di Pt
Hindoli Mill Sungai Lilin”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengelolaan limbah cair kelapa sawit di PT Hindoli Mill Sungai Lilin. Metode
penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya penerapan prinsip produksi bersih yaitu
elimination, reduce, dan recycle limbah tetapi tidak ada reuse dan recovery limbah
cair.

Menurut penelitian yang dilakukan Banu Wahyudi (2019) dengan judul :


“Analisis Efisiensi Turbin Uap Terhadap Kapasitas Listrik Pembangkit”
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi uap terhadap kapasitas listrik
pembangkit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Literatur Dan
Metode Observasi. Hasil penelitian Turbin uap termasuk dalam kelompok
pesawat-pesawat konversi energi potensial uap menjadi energi mekanik pada
poros turbin uap. Poros turbin uap langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi
dihubungkan dengan mekanisme yang digerakkan. Turbin uap dapat digunakan
pada berbagai bidang industri, trasportasi, penerangan lampu, serta untuk
pembangkit bertenaga listrik. Energi listrik yang terdapat pada rumah-rumah
masyarakat yang di sekitar pabrik kelapa sawit memiliki kapasitas per rumah
yaitu 500 watt. turbin uap di PTPN IV Unit Kebun Timur memiliki efisiensi yang
rendah berkapasitas 1600 KW.

Menurut penelitian yang dilakukan Istianto Budhi Rahardja (2019)


dengan judul : “Pengaruh Penggunaan Soda Ash Terhadap Parameter PH Dan
Turbidity Pada External Water Treatment (Studi Kasus Di Pabrik Minyak Kelapa
Sawit (Pmks) Xyz, Kalimantan Utara)” Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis Pengaruh Penggunaan Soda Ash Terhadap Parameter PH Dan
Turbidity Pada External Water Treatment. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode literatur dan metode observasi. Hasil penelitian yakni Water
Treatment Plant merupakan stasiun yang berfungsi untuk mengolah dan
mengkondisikan air agar sesuai dengan baku mutu air yang diharapkan. Air baku
adalah air yang dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri.
17

Air yang digunakan dan dikonsumsi oleh manusia memiliki standar mutu yang
dikendalikan secara ketat karena berpengaruh terhadap kualitas maupun estetika
air. PMKS XYZ menggunakan air sungai dan air sumur sebagai sumber air pada
waduk. Kondisi kualitas air pada parameter pH dan turbidity rata-rata untuk pH
adalah 6,7 - 6,9 sedangkan untuk turbidity adalah 6,09 NTU – 14,91 NTU. Proses
koagulasi bekerja pada rentang pH yang optimum yaitu kisaran pada pH 7 – 8
untuk menghasilkan kualitas air yang diinginkan.

Menurut penelitian yang dilakukan Istianto Budhi Rahardja,dkk.(2019)


dengan judul : “Perhitungan Jumlah Bahan Kimia pada External Water Treatment
(Studi Kasus di PMKS XYZ, Kalimantan Tengah)” Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis Perhitungan Jumlah Bahan Kimia pada External Water Treatment.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode literatur dan metode observasi.
Hasil penelitian yakni Water Treatment Plant merupakan proses penjernihan air di
pabrik kelapa sawit (PKS), terdiri dari external water treatment dan internal water
treatment yang bertujuan untuk mengolah air baku menjadi air yang layak
digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penambahan bahan kimia dengan dosis yang
sesuai dengan hasil Jar test akan memberikan hasil yang sesuai dengan parameter
baku mutu di external water treatment. Penentuan bahan kimia tersebut di PT
XYZ selama ini tidak sesuai dengan komposisi air baku yang diolah pada hari
tersebut, sehingga menyebabkan kualitas air yang dihasilkan tidak sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan dan penggunaan bahan kimia tersebut menjadi tidak
efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penentuan
dosis dan jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk pengolahan air di external
water treatment yang lebih efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil jar test yang dilakukan setiap hari akan menghasilkan dosis bahan
kimia dan jumlah kebutuhannya menjadi lebih efektif dan efisien.
18

Tabel 2.1. Tabel Kajian Penelitian Relevan

No Nama Tahun Judul Metode Hasil/Kesimpulan

1 Anis Syafira 2017 Analisis Pengelolaan Metode Metode pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit PT. X
Pulungan Limbah Cair Kelapa Sawit Di Biological adalah dengan menggunakan metode Biological Ponding System
Pabrik Pt. X Tahun 2017 Ponding dengan tahapan pengolahan limbah cair mulai dari pengolahan
System pendahuluan, pengolahan pertama, pengolahan kedua, pengolahan
ketiga dengan menggunakan unit fatpit, sludge recovery pond, cooling
pond, fakultatif pond, anaerobik pond, aerobic pond, sedimentation
pond dan memanfaatkan limbah sebagai land aplikasi.
2 Rahmah 2018 Analisis Pengelolaan Limbah Metode Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan limbah cair
Aisyah Puteri Cair Kelapa Sawit Di Pt pendekatan kelapa sawit di PT Hindoli Mill Sungai Lilin. Metode penelitian yang
Nasution Hindoli Mill Sungai Lilin. kualitatif digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa adanya penerapan prinsip produksi
bersih yaitu elimination, reduce, dan recycle limbah tetapi tidak ada
reuse dan recovery limbah cair.
3 Banu 2019 Analisis Efisiensi Turbin Uap Metode Turbin uap termasuk dalam kelompok pesawat-pesawat konversi energi
Wahyudi Terhadap Kapasitas Listrik Literatur potensial uap menjadi energi mekanik pada poros turbin uap. Poros
19

Pembangkit Dan turbin uap langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi dihubungkan
Metode dengan mekanisme yang digerakkan. Turbin uap dapat digunakan pada
Observasi berbagai bidang industri, trasportasi, penerangan lampu, serta untuk
pembangkit bertenaga listrik. Energi listrik yang terdapat pada rumah-
rumah masyarakat yang di sekitar pabrik kelapa sawit memiliki
kapasitas per rumah yaitu 500 watt. turbin uap di PTPN IV Unit Kebun
Timur memiliki efisiensi yang rendah berkapasitas 1600 KW
4 Istianto 2019 Pengaruh Penggunaan Soda Metode Water Treatment Plant merupakan stasiun yang berfungsi untuk
Budhi Ash Terhadap Parameter PH Literatur mengolah dan mengkondisikan air agar sesuai dengan baku mutu air
Rahardja dan Turbidity Pada External Dan yang diharapkan. Air baku adalah air yang dipakai untuk keperluan air
Water Treatment (Studi Metode minum, rumah tangga, dan industri. Air yang digunakan dan dikonsumsi
Kasus Di Pabrik Minyak Observasi oleh manusia memiliki standar mutu yang dikendalikan secara ketat
Kelapa Sawit (Pmks) Xyz, karena berpengaruh terhadap kualitas maupun estetika air. PMKS XYZ
Kalimantan Utara) menggunakan air sungai dan air sumur sebagai sumber air pada waduk.
Kondisi kualitas air pada parameter pH dan turbidity rata-rata untuk pH
adalah 6,7-6,9 sedangkan untuk turbidity adalah 6,09 NTU – 14,91
NTU. Proses koagulasi bekerja pada rentang pH yang optimum yaitu
kisaran pada pH 7 - 8 untuk menghasilkan kualitas air yang diinginkan.
20

5 Istianto 2019 Perhitungan Jumlah Bahan Metode Water Treatment Plant merupakan proses penjernihan air di pabrik
Budhi Kimia pada External Water Literatur kelapa sawit (PKS), terdiri dari external water treatment dan internal
Rahardja,dkk Treatment (Studi Kasus di Dan water treatment yang bertujuan untuk mengolah air baku menjadi air
PMKS XYZ, Kalimantan Metode yang layak digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penambahan bahan
Tengah) Observasi kimia dengan dosis yang sesuai dengan hasil Jar test akan memberikan
hasil yang sesuai dengan parameter baku mutu di external water
treatment. Penentuan bahan kimia tersebut di PT XYZ selama ini tidak
sesuai dengan komposisi air baku yang diolah pada hari tersebut,
sehingga menyebabkan kualitas air yang dihasilkan tidak sesuai dengan
baku mutu yang ditetapkan dan penggunaan bahan kimia tersebut
menjadi tidak efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui cara penentuan dosis dan jumlah bahan kimia yang
dibutuhkan untuk pengolahan air di external water treatment yang lebih
efektif dan efisien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil jar test
yang dilakukan setiap hari akan menghasilkan dosis bahan kimia dan
jumlah kebutuhannya menjadi lebih efektif dan efisien.
21

2.3 Kerangka Konseptual

Permasalahan :

Banyaknya Pabrik Kelapa Sawit yang belum efisien dalam memanfaatkan


air pendingin turbin

Dampak :
air limbah pendingin turbin
Menyebabkan :
Akibat kandungan tawas dan
Air pendingin turbin yang dihasilkan
soda ash dalam limbah air
dari Pabrik Kelapa Sawit dialirkan
pendingin turbin maka
ke parit-parit pabrik yang berakhir ke
menyebabkan pencemaran
sungai
lingkungan

Pengolahan Data:
Solusi :
1. Menghitung bahan
Memanfaatkan kembali air
kimia tawas dan soda
pendingin turbin sebagai air
ash yang dihemat
pengolahan kelapa sawit
2. Menganalisis nilai
ekonomi

Hasil Penelitian :

1. Menghitung bahan kimia tawas dan soda ash yang dihemat


2. menganalisis nilai ekonomi

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan tahapan yang dilalui dalam proses penelitian yang
meliputi subbab, yaitu tempat dan waktu, pengumpulan data.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PTPN II Pagar Mernbau yang terletak di Desa Pagar
Merbau II, Kec. Pagar Merbau Kab. Deli Serdang Sumatera Utara, daya olah PKS
PTPN Pagar Merbau memiliki kapasitas olahn 30 ton TBS/jam. Dengan sistem
pengolahan Triple Peak ( tiga puncak).

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2020 - 23 September 2020.

3.2 Alat dan Bahan

Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dengan
melakukan pengamatan langsung di pabrik kelapa sawit PTPN II Pagar Merbau
untuk melihat keluaran limbah cair dari air pendingin turbin dan bagaimana
pengolahannya.

a. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Gelas ukur 1000 mL
Gelas ukur 1000 mL digunakan sebagai alat pengukuran volume air pendingin
turbin
2. Stopwatch
Stopwatch digunakan sebagai alat ukur waktu pengukuran volume air
pendingin selama 1 menit
b. Bahan
1. Air pendingin turbin

22
23

3.3 Metode Penelitian


3.3.1 Prosedur
1. Air pendingin turbin yang dialirkan ke water basin ditampung menggunakan
gelas ukur selama 1 menit.
2. Volume yang didapat dicatat
3. Langkah 1 dan 2 diulangi kembali untukmendapakan data kedua dan ketiga

3.3.2 Diagram Alir Penelitian

Mulai

Kajian literatur

Bimbingan dengan Pembimbing Pabrik

Melakukan Penelitian Langsung

Turbin Water Basin ( Tempat penampungan air)


Diamati pipa pemasukan air Diamati pipa keluaran air pendingin turbin dan
pendingin turbin dan keluaran air pendingin diukur volume air pendingin yang keluar selama 1
turbin menit menggunakan gelas ukur 1000 mL

Clarifier
Dimasukan bahan kimia Tawas dan soda
ash

Pengambilan data perhitungan pemanfaatan air


pendingin turbin dalam penghematan bahan
kimia bagi keuntungan perusahaan

Pengolahan Data

Hasil

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


24

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Menghitung jumlah kebutuhan bahan kimia (Tawas dan Soda ash)

Pengukuran Volume Air Pendingin yang terukur


No
(1 menit) (L)

1 I 10,8

2 II 10,8

3 III 10,8

Rata-rata 10,8

Diperoleh volume air pendingin dalam 1 menit yang terukur adalah 10,8 L, maka
dihitung volume air dalam 1 jam, 10,8 L x 60 menit = 648 liter, atau dalam 1 hari
( 22 jam kerja ) volume air pendingin sebesar 648 L x 22 = 14,256 L.

1. Kebutuhan air 1 hari olah


Kebutuhan air 1 hari olah = TBS Olah⁄hari x Kebutuhan air⁄TBS
= 442,484 ton⁄hari x 1,7 m³/ton TBS
= 752.2228 m³/ hari
= 752.222,8 𝑑𝑚³⁄ℎ𝑎𝑟𝑖
2. Kebutuhan Tawas per hari
Penambahan tawas ke clarifier tank
Jam kerja⁄hari
Penambahan tawas per hari =
6 jam penambahan tawas
22 jam kerja⁄hari
=
6 jampenambahan tawas

= 3,66≈4
= 4 kali penambahan tawas⁄hari
25

3. Jumlah tawas yang dimasukkan/ 6 jam = 12 kg


Jumlah tawas yang dimasukkan/ hari
Jumlah tawas yang dimasukkan/hari = 12 kg x 4 kali penambahan tawas/hari
= 48 kg tawas per hari

Tabel. 4.1 Kebutuhan bahan kimia (Tawas dan Soda ash) per hari

Penambahan Total Bahan


Volume Air Volume Jumlah Bahan
Nama Bahan Kimia Yang
Pendingin Air Olah Kimia
No Bahan Kimia Dibutuhkan
Kimia
(L/hari) (L/ hari) (Kg/jam) (Kali) (Kg/hari )

1 Tawas 14.256 752.222,8 12 4 48

2 Soda Ash 14.256 752.222,9 - - 40

Dari Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan kimia tawas yang
dibutuhkan sebanyak 48 kg/ hari dan bahan kimia soda ash yang dibutuhkan
sebanyak 40 kg/ hari.

4.2 Menghitung jumlah bahan kimia (Tawas dan Soda ash) yang dihemat
per hari
1. Tawas yang dapat dihemat
Kebutuhan tawas ⁄hari
Tawas yang dihemat = Kebutuhan air olah⁄hari x Volume air pendingin tubin⁄hari
48 kg
= 752.222,8 Lx 14.256 L

= 0,9096 kg⁄hari
= 1 kg⁄hari
2. Soda ash yang dapat dihemat
Penambahan soda ash ke clarifier = 40 kg⁄hari
kebutuhan soda ash/ hari
Soda ash yang dihemat = kebutuhan air olah/hari
x volume air pendingin turbin/
hari
40 kg
= x 14.256 L
752.222,8 L

= 0,7580 kg/ hari

= 1 kg/ hari
26

Tabel.4.2 Jumlah bahan kimia ( Tawas dan Soda ash) yang dihemat per hari

Jumlah Bahan Volume Air Volume Air Jumlah Bahan Kimia Yang
Nama
Kimia Olah Pendingi Dihemat
No Bahan
Kimia
(Kg/hari) (L/ hari) (L/hari) (Kg)

1 Tawas 48 752.222,8 14.256 1

2 Soda Ash 40 752.222,9 14.256 1

Dari Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan kimia Tawas dan Soda ash
yang dapat dihemat oleh perusahan dengan memanfaatkan limbah air pendingin
turbin adalah masing-masing sebanyak 1 kg per harinya.

4.3 Menghitung keuntungan perusahaan dari penghematan bahan kimia

1. Keuntungan Perusahaan dalam penghematan bahan kimia tawas perbulan


harga 1 kg tawas Rp.10.000

= Tawas yang dihemat x harga I kg tawas


= 1 kg tawas x Rp.10.000
= Rp. 10.000⁄hari
= Rp.10.000 x 30 hari
= Rp. 300.000⁄bulan
2. Keuntungan Perusahaan dalam penghematan bahan kimia soda ash
harga 1 kg soda ash Rp.10.000
= Soda ash yang dihemat x harga 1 kg soda ash
= 1 kg soda ash x Rp.10.000
= Rp. 10.000⁄hari
= Rp.10.000 x 30 hari
= Rp. 300.000⁄bulan

3. Total keuntungan perusahaan dalam penghematan tawas dan soda ash


= keuntungan tawas⁄bulan + keuntungan soda ash⁄bulan
= Rp.300.000 + Rp.300.000
= Rp. 600.000⁄bulan
27

Tabel. 4.3 Pengaruh Pemanfaatan Air Pendingin Turbin Terhadap Keuntungan


Perusahaan

Jumlah Bahan Kimia Biaya Bahan Kimia


Bahan Kimia Harga Bahan Kimia/ kg
yang Dihemat Yang Dihemat/ hari
No Kimia Yang
Dihemat/ hari
(Kg/hari) (Rp) (Rp)

1 Tawas 1 10.000 10.000

2 Soda Ash 1 10.000 10.000

Dari Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa dari jumlah bahan kimia yang dihemat
perharinya perusahaan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.20.000 atau
perbulannya perusahaan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp.600.000
sehingga dari penghematan ini perusahan dapat dikatakan juga menghemat bahan
kimia yang akan digunakan setiap harinya.

4.4 Pembahasan

Menurut Anis Syafira Pulungan (2017) air limbah yang tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan dampak buruk bagi makhluk hidup dan lingkungannya.
Beberapa dampak buruk tersebut termasuk penurunan kualitas lingkungan, air
limbah yang dibuang langsung ke air permukaan (misalnya: sungai dan danau)
dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Adakalanya, air limbah
juga merembes ke dalam tanah, sehingga menyebabkan pencemaran air tanah.
Bila air tanah tercemar, maka kualitasnya akan menurun sehingga tidak dapat lagi
digeeeercunakan sesuai peruntukannya.

Pengelolaan lingkungan dengan pendekatan ekosistem industri untuk


industri CPO dapat dilakukan melalui upaya penggunaan kembali (reuse) dan
daur ulang (recycle) melalui pemanfaatan limbah padat dan cair serta
manajemen energi yang tepat. Hal ini bertujuan untuk mencapai pembuangan
polutan yang hampir nihil. Pendekatan seperti itu dapat berkontribusi dalam
transformasi pabrik kelapa sawit menjadi kegiatan industry yang lebih ramah
lingkungan. Berdasarkan perhitungan nilai ekonomi limbah cair, secara
keseluruhan memberikan keuntungan berupa nilai uang dari pemanfaatan air
28

pendingin turbin dan penghematan bahan kimia tawas dan soda ash. (Febian,A
2020)

Beberapa parameter yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kualitas cooling


water agar sistem dapat bekerja dengan baik karena dapat menyebabkan beberapa
masalah yaitu pengkaratan (corrosion), pengkerakan (scaling), pencemaran
(fouling), dan kontaminasi mikroba, adalah sebagai berikut:

1. Konduktivitas (Conductivity), nilai konduktivitas pada sistem cooling water


sangat tergantung dengan design, kualitas air baku, dan tipe penggunaaan
bahan kimia.

2. pH, kontrol pH sangatlah penting karena terjadinya korosi akan meningkat,


jika pH dibawah nilai yang direkomendasikan. Efektifitas senyawa kimia
biocide tergantung pH karena pertumbuhan mikroba sangat bergantung pada
perubahan pH ( standar pH yang diinginkan 7-8 )

3. Alkalinitas (Alkalinity), pH dan alkalinitas sangat berhubungan erat karena


meningkatnya pH mengindikasikan meningkatnya alkalinitas begitupun
sebaliknya. Seperti halnya pH, jika alkalinitas dibawah nilai yang
direkomendasikan maka terjadinya korosi semakin tinggi dan jika alkalinitas
diatas nilai yang direkomendasikan maka peluang terjadi scaling sangat
tinggi. Alkalinitasnya juga dapat mempengaruhi terjadinya fouling.

4. Kesadahan (Hardness), tingkat kesadahan umumnya berhubungan dengan


peluang terbentuknya kerak (scaling). Penggunaan bahan kimia anti-scaling
biasanya direkomendasikan untuk mencegah terjadinya pengkerakan
sehingga tingkat kesadahan masuk ke batasan yang ditetapkan. Untuk
pengontrolan korosi, perlu diperhatikan tingkat kesadahannya karena dapat
sebagai inhibitor korosi, dengan demikian penting diperhatikan penentuan
yang tepat agar tidak terlalu rendah kesadahannya.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 24 Agustus


2020 - 23 September 2020 dalam rangka mengurangi limbah cair pabrik kelapa
sawit PTPN II PKS Pagar Merbau melakukan inovasi baru dengan cara
menggunakan kembali air pendingin turbin sebagai air pengolahan, limbah air
pendingin turbin yang sebelumnya dibuang dan tidak digunakan ternyata bisa
29

digunakan kembali. Pemanfaatan limbah air pendingin turbin memiliki manfaat


diantaranya memberikan keuntungan bagi pabrik, penghematan bahan kimia dan
mengurangi salah satu sumber limbah cair di pabrik kelapa sawit.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa bahan kimia yang dapat


dihemat dari bahan kimia tawas dan soda ash masing-masingnya 1 kg per harinya
dengan demikian untuk per bulannya PKS Pagar Merbau dapat menghemat bahan
kimia tawas sebanyak 30 kg dan bahan kimia soda ash sebanyak 30 kg. Dari hasil
pemanfaatan kembali air pendingin turbin dalam rangka penghematan bahan
kimia tawas memberikan keuntungan sebesar Rp. 300.000 dan soda ash
memberikan keuntungan sebesar Rp.300.000 per bulannya. Maka dengan
perencanaan yang baik, prosedur yang baik dan pemanfaatan yang baik akan
memberikan manfaat dan keuntungan bagi pabrik yaitu meminimalisir limbah cair
pabrik dan penghematan bahan kimia tawas serta soda ash.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di PTPN II PKS Pagar Merbau dapat di


simpulkan bahwa :

1. Dengan pemanfaatan kembali air pendingin turbin pabrik dapat menghemat 1


kg bahan kimia tawas dan 1 kg bahan kimia soda ash perharinya, dan dengan
kata lain 30 kg bahan kimia tawas dan 30 kg bahan kimia soda ash per
bulannya.

2. Dengan memanfaatkan air pendingin turbin akan memberikan pengaruh


terhadap keuntungan perusahaan sebesar Rp. 300.000 dari penghematan bahan
kimia tawas dan Rp. 300.000 dari penghematan bahan kimia soda ash per
bulannya atau dengan kata lain perusahaan memperoleh keuntungan sebesar
Rp. 600.000 per bulannya dari penghematan bahan kimia tawas dan soda ash.

5.2 Saran

Pada penelitian selanjutnya untuk pengukuran volume keluaran air pendingin


turbin sebaiknya menggunakan alat ukur digital untuk meminimalisir tingkat
kesalahan dan diharapkan menggunakan skala laboratorium untuk mengetahui
kandungan keluaran air pendingin turbin yang akan digunakan kembali.

30
DAFTAR PUSTAKA

A.B. Rantawi. 2013. “Efektifitas Penggunaan Double Deck Bunch Crusher Untuk
Meminimalkan Persentase Fruit Losses In Empty Bunch (Studi Kasus di
PMKS Agribaras, PT Unggul Widya Teknologi Lestari, Sulawesi Barat)”,
Jawa Barat: Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi

Damanik,A. 2019. “Analisa Pengaruh Nilai Turbin Heat Rate (THR) Terhadap
Efisiensi Turbin Uap Di Sistem Pembangkit Tenaga Pabrik Kelapa Sawit”,
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan: Medan.

Febian. A. 2020. “Nilai Ekonomi Lingkungan Pemanfaatan Limbah Cair Dan


Limbah Tankos Hasil Pengolahan Industri Kelapa Sawit Pt. Musirawas
Citraharpindo”, Kalimantan Tengah: Universitas Darwan Ali.

Fitri, Nurul. 2017. “Sintesis Kristal Tawas [Kal(So 4)2.12h2o] Dari Limbah Kaleng
Bekas Minuman”, Makasar: Universitas Islam Negeri Alauddin.

Irwansyah, D. 2019. “Analisis Kehilangan Minyak (Oil Losses) Pada Crude palm
oil Dengan Metode Statistical Process Control”, Aceh utara: Universitas
Malikussaleh.

Menteri Lingkungan Hidup. 2021. “Tata Cara Penerbitan Persetujuan Teknis Dan
Surat Kelayakan Operasional Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan”. Kementerian Lingkungan Hidup: Jakarta.

Nasution, RAP. 2018. “Analisis Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit Di


Pt.Hindoli Mill Sungai Lilin”, Palembang: Universitas Sriwijaya.

Nurdini, j. 2017. “Studi Baku Mutu Buangan Air Panas Ke Lingkungan Laut”,
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Pulungan, Anis Syafira. 2017. “Analisis Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit
Di Pabrik Pt. X Tahun 2017”. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Rahardja, I. 2019. “Perhitungan Jumlah Bahan Kimia Pada External Water


Treatment (Studi Kasus Di PMKS XYZ,Kalimantan Tengah)”, Bekasi:
Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi.
Rahardja, I. Siregar, A. Sihotang, A. 2019. “Pengaruh Penggunaan Soda Ash
Terhadap Parameter pH Dan Turbidity Pada External Water Treatment
(Studi Kasus Di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (Pmks) Xyz, Kalimantan
Utara)”, Bekasi: Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi.

Sjafrizal. 2014. “Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Era Otonomi”.


Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sunarko. 2014. “Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan”. AgroMedia
Pustaka. Jakarta.

Wahyudi, B. 2019. “Analisis Efisiensi Turbin Uap Terhadap Kapasitas Listrik


Pembangkit”. Medan: Universita Medan Area.

Wandansari. 2013. “Perlakuan Akuntansi Atas PPH Pasal 21 Pada PT. Artha
Prima Finance Kota Mobagu”. Manado: Universitas Sam Ratulangi
Manado.
KHL RI dan KHL Jepang. 2013. KHL “Panduan Penangan Air Limbah di PKS”.
Jakarta: Menteri LHK RI dan Menteri Lingkungan Hidup Jepang di
Tokyo.
LAMPIRAN I

LAPORAN HARIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

TBS Olah
No Hari/ Tanggal Olah
(Kg)

1 Senin/ 24 Agustus 2020 450.000

2 Selasa/ 25 Agustus 2020 400.000

3 Rabu/ 26 Agustus 2020 462.500

4 Kamis/ 27 Agustus 2020 400.000

5 Jumat /28 Agustus 2020 417.000

6 Sabtu/ 29 Agustus 2020 405.000

7 Minggu/30 Agustus 2020 600.000

8 Senin/ 31 Agustus 2020 600.000

9 Selasa/01 September 2020 400.000

10 Rabu/ 02 September 2020 355.000

11 Kamis/03 September 2020 325.000

12 Jumat/ 04 Sepetember 2020 435.000

13 Sabtu/ 05 September 2020 425.000

14 Minggi/06 September 2020 212.500

15 Senin/ 07 September 2020 375.000

16 selasa/ 08 September 2020 415.000


17 Rabu/ 09 September 2020 425.000

18 Kamis/ 10 September 2020 450.000

19 Jumat / 11 September 2020 400.000

20 sabtu/ 12 September 2020 500.000

21 Minggu/ 13 September 2020 387.500

22 Senin/ 14 september 2020 505.000

23 Selasa/ 15 September 2020 507.500

24 Rabu/ 16 September 2020 425.000

25 Kamis/ 17 september 2020 530.000

26 Jumat/ 18 September 2020 380.000

27 Sabtu/ 19 September 2020 500.000

28 Minggu/ 20 September 2020 400.000

29 Senin/ 21 September 2020 615.000

30 Selasa/ 22 September 2020 540.000

31 Rabu/ 23 September 2020 475.000

RATA- RATA OLAH TBS / HARI 442.484 Kg/HARI

442,484 Ton/HARI
LAMPIRAN II

DATA PENGUKURAN

Keterangan Nilai
Kebutuhan Air Olah Pabrik 1,7 m³/ton TBS
LAMPIRAN III
Flow Sheet PTPN II Pagar Merbau
LAMPIRAN IV
Surat Permohonan Praktek Kerja Lapangan
LAMPIRAN V
Kartu Bimbingan Karya Akhir
LAMPIRAN VI
Surat Selesai Praktek Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai