Anda di halaman 1dari 38

PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI KRIPIK BUAH OSARI

SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KOMPOS : UJICOBA


DI LABORATORIUM SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG
TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :
Maria Naresh Wari
Kelas XIS3 / 21
Nomor Induk 22668

SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG


TAHUN 2020/2021
PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI KRIPIK BUAH OSARI
SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBUATAN KOMPOS : UJICOBA
DI LABORATORIUM SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG
TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk menuntaskan pelajaran BIN 4


tahun Ajaran 2020/2021

Oleh :
Maria Naresh Wari
Kelas XIS3 / 21
Nomor Induk 22668

SMA KATOLIK ST. ALBERTUS MALANG


TAHUN 2020/2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan penelititan berjudul “Pemanfaatan Limbah Industri Kripik Buah OSARI

sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kompos : Ujicoba di Laboratorium SMA Katolik St.

Albertus Malang Tahun 2021” oleh Maria Naresh Wari ini telah di setujui untuk diuji.

Malang, ...... Mei 2021 Malang, Mei 2021

Pembimbing I Pembimbing II,

Bambang Feri Wibisono Yohana Soegiarty Gelu Keraf

Malang, ..... Mei 2021

Kepala SMA Katolik St. Albertus,

Ignatius Abadi, S.S., M.Hum., M.Pd., O.Carm

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat

penyertaan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang

berjudul “Pemanfaatan Limbah Industri Kripik Buah OSARI sebagai Bahan Dasar

Pebuatan Kompos: Ujicoba di Laboratorium SMA Katolik St. Albertus Malang Tahun

2021” dapat selesai dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan proposal penelitian ini adalah. untuk mempelajari

cara pembuatan proposal penelitian pada SMA Katolik St. Albertus Malang. Serta

sebagai bahan ujian praktik bahasa Indonesia tahun ajaran 2020/2021.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal penelitian

ini dapat selesai. Ucapan terimakasih penulis tunjukan kepada:

1. R.m Ignatius Abadi, S.S., M.Hum., M.Pd., O.Carm selaku kepala sekolah SMA

Katolik St. Albertus Malang.

2. Bapak Bambang Feri Wibisono, selaku pembimbing materi yang telah dengan

sabar mendidik dan memberikan bimbingan kepada penulis selama proses

penyusunan proposal penelitian ini.

3. Ibu Yohana Soegiarty Gelu Keraf, selaku pembimbing bahasa yang telah dengan

sabar mendidik dan memberikan bimbingan kepada penulis selama proses

penyusunan proposal penelitian ini.

4. Ibu Agatha Regina, selaku guru bahasa Indonesia yang telah mendidik penulis

dengan sabar serta membantu penulis memperoleh informasi yang diperlukan

selama proses penyusunan proposal penelitian ini.

iii
5. Ayah dan Mama yang telah memberikan doa, dorongan, dan se angat selama

penyusunan proposal penelitian ini.

6. Teman-teman yang telah berjuang bersama dan memberikan dukungan semangat

kepada penulis selama proses penyusunan proposal penelitian ini.

Meskipun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan proposal

penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

proposal penelitian ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam

penulisan proposal penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi

para pembaca dan pihal-pihak yang berkepentingan.

Malang, ..... Mei 2021

Maria Naresh Wari

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................i


LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................1
1.2 Pembatasan Masalah ............................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan..................................................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sampah.............................................................................................. 5
2.2 Klasivikasi Sampah..............................................................................................6
2.2.1 Pengelolaan Sampah Berdasar Sumbernya................................................6
2.2.2 Pengelolaan Sampah Berdasar Tipenya.....................................................8
2.2.3 Pengelolaan Sampah Berdasar Sifat dan Lokasinya..................................9
2.3 Teknologi Pengolahan Sampah............................................................................9
2.3.1 Teknologi Pembakaran............................................................................ 10
2.3.2 Teknologi Daur Ulang............................................................................. 10
2.3.1 Teknologi Pengomposan......................................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................................14
3.2 Metode Pengumpulan Data...............................................................................15
3.3 Metode Analisis Data........................................................................................16
3.4 Persiapan Penelitian...........................................................................................18
3.4 .1 Rencana Penelitian..................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20
LAMPIRAN...................................................................................................................24

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2008, sampah

adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berbentuk padat.

Sampah merujuk pada sesuatu yang tidak bernilai lagi atau tidak berguna yang berasal

dari kegiatan manusia. sampah selalu dianggap sesuatu yang mengganggu dan tidak

berguna.

Limbah industri bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu limbah organik dan

anorganik. Limbah organik berasal dari jaringan organisme dan umumnya mudah untuk

diuraikan. Contoh dari limbah Organik ini adalah serah atau bagian tumbuhan yang

sudah rontok, bangkai sisa sayuran, kotoran ternak maupun kertas. Limbah anorganik

merupakan limbah yang berasal dari bahan-bahan non hayati dan umumnya akan sulit

untuk diuraikan. Adapun, contoh dari limbah anorganik ini, meliputi besi, aluminium,

timah, kaca, dan bahan sintesis seperti plastik dan lain sebagainya (Kelas Pintar, 2020)

Sistem pengelolaan sampah yang baik dan benar perlu diterapkan. Dengan

adanya pengolahan limbah, sampah tidak akan menjadi masalah bagi lingkungan

sekitar. Selain itu, bisa menyebabkan berbagai permasalahan lingkungan. Hal itu sesuai

dengan pendapat (Monita, 2017) apabila tidak dikelola dengan baik, maka sampah

organik dapat menimbulkan berbagai macam permasalahan, seperti menjadi sumber

penyakit, menimbulkan bau yang menyengat, dapat menghasilkan

1
gas metan penyebab pemanasan global, dan limbah cair (lindi) penyebab

pencemaran air tanah .

Indonesia sebagai negara terbesar keempat di Dunia tentu saja

memproduksi banyak sampah. Jika dibiarkan begitu saja maka akan menimbulkan

berbagai permasalahan yang serius. Begitu juga home industri di Indonesia jika

tidak dapat menangani sampah dengan benar makan akan menjadikan masalah di

industri tersebut.

Home Industri Kripik Buah OSARI merupakan industri rumahan yang

mengolah buah segar menjadi keripik buah. Home Industri ini sudah di rintis

pada tahun 2008. Home industri ini merupakan pengangkat perekonomian di

daerah Desa Suwaru Kecamatan Pagelaran.

Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan oleh penulis di Home

Industri Kripik Buah OSARI yang berlokasi di Desa Suwaru, Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Malang. Penulis menemukan bahwa Industri tersebut dapat

menangani limbah Industri dengan baik. Pengolahan limbahnya cukup unik dan

menjadikan limbahnya memiliki nilai guna.

Berdasarkan permasalahan latar belakang tersebut, Penulis berkeinginan

untuk meneliti “Pemanfaatan Limbah Industri Kripik Buah sebagai Bahan Dasar

Pembuatan Kompos : Uji Coba di Laboratorium SMA Katolik St. Albertus

Malang Tahun 2021”.

1.2 Pembatasan Masalah

Sampah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sampah organik dan

sampah anorganik. Namun dalam penelitian dengan judul “Pemanfaatan Limbah

2
Industri Kripik Buah OSARI sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kompos: Uji Coba

di Laboratorium SMA Katolik St. Albertus Malang Tahun 2021” Penulis hanya

akan berfokus pada pengolahan limbah organik saja. Dikarenakan dari

pengamatan sementara penulis kebanyakan limbah yang dihasilkan industri

tersebut berupa kulit buah, buah yang busuk, tangkai buah dan sebagainya. Salah

satu cara untuk menangani jenis sampah tersebut yaitu dengan pengomposan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas maka

rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah penulis

merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Bagaimana Limbah yang dihasilkan dari Home Industri Kripik Buah OSARI

yang berlokasi di Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang

2. Bagaimana cara mengolah limbah organik industri kripik buah menjadi

kompos?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Industri Kripik

Buah sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kompos : Uji Coba di Laboratorium

SMA Katolik St. Albertus Malang Tahun 2021” adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui limbah apa saja yang dihasilkan oleh Home Industri

Kripik Buah OSARI

2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah limbah organik industri kripik

buah menjadi kompos

3
1.5 Manfaat Penulisan

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, manfaat penelitian ini dapat

dijabarkan sebagai berikut

1. Bagi Penulis, hasil penelitian ini diharapkan memenuhi keinginan penulis

menjadi sarana pembelajaran pemanfaatan dan pengolahan limbah organik.

2. Bagi Home Industri Keripik Buah OSARI, hasil penelitian ini diharapkan

dapat membantu mengatasi masalah penumpukan limbah organik yang

dihasilkan dari produksi keripik buah dan menjadi nilai tambah dengan

memanfaatkan kompos hasil limbah industri tersebut.

3. Bagi siswa-siswi SMA Katolik St. Albertus, diharapkan melalui proposal

penelitian ini dapat menjadikan refrensi untuk penanganan limbah organik di

rumah maupun di lingkungan sekitar.

4. Bagi sekolah SMA Katolik St. Albertus, diharapkan melalui proposal

penelitian ini dapat menjadi inspirasi cara penanganan limbah yang lebih

baik dan lebih cepat.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2008,

sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang

berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik maupun anorganik yang

dapat terurai atau tidak dapat terurai yang sudah dianggap tidak berguna lagi dan

dibuang ke lingkungan. Sampah merujuk pada sesuatu yang tidak bernilai lagi

atau tidak berguna yang berasal dari kegiatan manusia dan selalu dianggap

menggangu.

Definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu

yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disukai atau sesuatu yang dibuang

yang berasal dari proses kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya

(Chandra, 2006). Sampah merupakan sisa-sisa bahan yang mengalami

perlakuan, baik karena telah diambil bagian utamanya, karena pengolahan

maupun karena sudah tidak memberikan manfaat dari segi sosial ekonomi serta

dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup

(Hadiwiyoto, 1983).

Menurut Tchobanoglous, et al (1993), sampah adalah semua jenis bahan

padat termasuk cairan dalam kontainer yang dibuang atau diafkir sebagai bahan

buangan, tidak digunakan atau barang-barang yang dibuang karena berlebihan.

5
Pengertian sampah menurut Sudrajat (2008), menyebutkan bahwa sampah atau

waste adalah hasil seluruh kegiatan dari suatu bahan yang terbuang atau dibuang

oleh manusia maupun alam dan belum memiliki manfaat ekonomi.

Berdasarkan dari beberapa pengertian sampah diatas maka dapat di

definisikan bahwa sampah adalah sisa bahan, limbah, atau buangan yang bersifat

padat atau semi padat yang merupakan hasil sisa kegiatan manusia, hewan atau

tumbuhan yang dianggap sudah tidak berguna dan tidak memiliki nilai guna

ekonomis serta dibuang ke lingkungan. Berdasarkan dari beberapa pengertian

sampah diatas. Maka dapat di definisikan bahwa sampah adalah sisa bahan,

limbah, atau buangan yang bersifat padat atau semi padat yang merupakan hasil

sisa kegiatan manusia, hewan atau tumbuhan yang dianggap sudah tidak berguna

dan tidak memiliki nilai guna ekonomis serta dibuang ke lingkungan.

2.2 Klasifikasi Sampah

Ada beberapa kriteria penggolongan sampah yaitu penggolongan

sampah berdasarkan sumbernya, penggolongan sampah berdasar tipenya,

penggolongan sampah berdasarkan sifat dan lokasinya.

2.2.1 Penggolongan Sampah berdasarkan Sumbernya

Sampah dapat dibedakan berdasarkan sumbernya. Menurut

Tachobanoglous, et al (1993), berdasarkan sumbernya sampah dapat dibagi

dalam beberapa golongan. Yaitu sampah dari daerah permukiman (rumah

tangga), daerah komersial, daerah institusi, daerah industri, tempat pembangunan

termasuk pemugaran dan pembongkaran, sarana pelayanan kesehatan, sarana

umum, dan sampah dari kegiatan pertanian.

6
Sampah dari daerah permukiman (rumah tangga) berupa sampah basah

dan sampah kering. Sampah dari daerah komersial subernya dari pasar,

pertokoan, restoran dan lainnya. Biasanya sampah yang dihasilkan bervariasi

tergantung dengan aktivitas yang dikerjakan. Sampah dari daerah institusi

subernya berasal dari perkantoran, sekolah, kampus dan lainya. Biasanya sampah

yang dihasilkan berupa sampah kering yang hampir sama dengan sampah rumah

tangga.

Sampah dari daerah industri subernya berasal dari hasil kegiatan industri

berupa kontruksi, fabrikasi, manufaktur, penggunaan bahan kimia atau lain

sebagainya sesuai dengan bahan yang digunakan dalam industri tersebut. Sampah

dari daerah pembangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran biasanya ber

sumber dari kegiatan pembangunan, pemugaran, dan pembongkaran bangunan.

Biasanya sampah yang dihasilkan didominasi oleh puing puing bangunan, sisa

pasir, sisa kayu, sisa besi dan lainnya.

Sampah dari sarana pelayanan kesehatan biasanya bersumber dari

rumah sakit, apotek, puskesmas dan lainnya. Sampah yang di hasilkan biasanya

berupa alat alat medis dan nonmedis. Biasanya, penangannya secara kusus dan

terpisah karena bisa saja mengandung kuman dan bakteri penyakit.

Sampah yang berasal dari sarana umum biasanya bersumber dari area

terbuka seperti taman, pantai dan lainnya. Sampah yang dihasilkan biasanya

berupa sampah organik, anorganik, dan B3. Sampah yang berasal dari kegiatan

pertanian biasanya berasal dari temoat tempat pertanian. Sampah yang dihasilkan

7
biasanya berupa sampah organik, sampah kegiatan perikanan, peternakan dan

juga sampah B3 yang berasal dari obat kimia yang digunakan dalam pertanian.

2.2.2 Penggolongan Sampah berdasarkan Tipenya

Tipe sampah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian,

yaitu sampah basah (garbage), sampah kering (rubbish), sampah lembut (ashes

dan residues), sampah bangunan, sampah jalan, sampah khusus, sampah

pengolahan air/limbah, dan sampah industri (Peavy, 1985). Sampah Basah

(garbage) terdiri dari bahan bahan organik yang umumnya mudah busuk

biasanya berasal dari sektor pertanian. Seperti buah buahan, makanan sisa,

ataupun sisa sayuran. Sampah Kering (rubbish) adalah sampah yang tidak dapat

terdegradasi secara alami. Contohnya adalah kertas, plastik, logam, besi, kaleng,

karet, botol, kaca, dan lainnya.

Sampah lembut adalah sampah yang berasal dari pembersihan lantai,

rumah, gedung, dan lain lain. Biasanya berbentuk debu (ashes dan residues).

Bekas penggergajian kayu juga termasuk dalam jenis sampah lembut. Sampah

bangunan adalah sampah yang berasal dari pembangunan atau penghancuran

bangunan.

Sampah jalan adalah sampah atau kotoran yang berserakan di sepanjang

jalan seperti bungkus makanan, daun dan kertas. Sampah khusus berasal dari

area permukiman dan komersial berupa perabot rumah tangga yang sudah tidak

digunakan lagi, alat elektronik rusak, alat-alat rumah tangga yang rusak, batrai

bekas, dan lain-lain.Sampah pengolahan air/ limbah brupa sisa bahan yang

8
digunakan dalam pengolahan air atau limbah. Sampah industri adalah sampah

yang berasal dari sisa kegiatan industri.

2.2.3 Penggolongan Sampah berdasarkan Sifat dan Lokasinya

Berdasar sifatnya, klasifikasi sampah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3. Sampah organik adalah

sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara alami

tanpa campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik dapat

dibedakan menjadi dua yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering.

Sampah organik basah adalah sampah organik yang mengandung air. Contohnya

adalah sisa sayur, kulit buah, buah busuk dan sejenisnya. Sampah organik kering

adalah sampah organik yang sedikit mengandung air. Contohnya dalah kayu,

ranting pohon, dan daun daun kering.

Sampah anorganik adalah sampah yang tidak dipakai lagi dan sulit

terurai. Contoh dari sampah anorganik adalah kaca, kertas, plastik, botol, kresek,

kabel dan lain sebagainya. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah

sampah yang sifatnya beracun. Sampah dapat digolongkkan menjadi B3 apabila

mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik

langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemari lingkungan

hidup atau membahayakan kesehatan manusia. contoh sampah B3 adalah bekas

pengharum ruangan, deterjen, pemutih baju, pembersih kamarmandi, pembersih

kaca dan lain sebagainya.

2.3 Teknologi Pengolahan Sampah

9
Teknologi pengolahan sampah merupakan suatu cara, alat, dan proses

dalam memanfaatkan teknologi secara sederhana, hingga bermanfaat bagi

manusia (dlh.semarangkota,2020). Teknologi pengolahan sampah sangat

berpengaruh bagi kenyamanan dan kesehatan manusia. dikutip dari Dinas

Lingkungan Hidup Semarang Kota, teknologi pengelolaan sampah memiliki

berbagai cara. Dengan teknologi pembakaran (incenerator), teknologi daur ulang

(recycling), dan teknologi pengomposan (composting)

2.3.1 Teknologi Pembakaran

Teknologi pembakaran (incenerator) adalah teknologi pengolahan

sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan

sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal.

Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil

pembakaran, partikulat, dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari

polutan sebelum dilepas ke atmosfer.

Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai energi pembangkit

listrik. Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis sampah

seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di mana patogen

dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi.

2.3.2 Teknologi Daur Ulang

Teknologi daur ulang (recycling) adalah teknologi penggolahan sampah

dengan cara mendaur ulang sampah. Teknologi ini fokusnya adalah dengan cara

mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat lagi. Sampah

10
yang dapat diolah dengan teknologi ini salah satunya adalah sampah kemasan

makanan.

2.3.3 Teknologi Pengomposan

Teknologi pengomposan (composting) adalah teknologi pengolahan

sampah organik dengan cara mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikrob-mikrob yang memanfaatkan bahan organik

sebagai sumber energi. Pengomposan adalah proses dekomposisi bahan biologis

padatan organik dalam kondisi aerobik melalui aktivitas mikroba yang berbeda

dan menghasilkan produk yang stabil, serta sesuai untuk dapat ditambahkan ke

tanah (Insam, dkk, 2007).

Definisi pengomposan dalam pengelolaan sampah adalah proses

dekomposisi secara biologis dari materi organik (biodegradable) dengan kontrol

kondisi yang stabil, bebas dari gangguan, dan aman untuk diaplikasikan (O’leary,

dkk, 2002). Dekomposisi biologis yang terjadi pada saat pengomposan secara

umum dibantu oleh bakteri, actinomycetes, jamur, protozoa, cacing, dan beberapa

jenis larva. Tetapi, komunitas mikroba ini sangat dipengaruhi oleh fase mesofilik

dan fase termofilik selama proses pengomposan dan juga dipengaruhi oleh sifat

fisik dari bahan awal limbah (Varma, dkk, 2017).

Proses pengomposan secara alami membutuhkan waktu yang lama. Hal

itu dilakukan untuk mempercepat proses pengomposan telah banyak

11
dikembangkan teknologi-teknologi pengomposan. Cara tersebut dapat diterapkan

dengan menggunakan media larva black soldier fly sebagai biang pengurai.

Black Soldier Fly (BSF) atau dalam bahasa latin Hermetia illucens

merupakan spesies lalat dari ordo Diptera dan famili Stratiomyidae dengan genus

Hermetia (Hem, 2011). BSF adalah spesies lalat tropis. Lalat ini mempunyai

kemampuan mengurai materi organik dengan sangat baik (Holmes, dkk, 2012).

BSF mampu mengekstrak energi dan nutrien dari sisa sayuran, sisa

makanan, bangkai hewan, dan sisa kotoran lainnya, seperti tinja dan air limbah

domestik sebagai makanannya. Larva atau maggot dari BSF dapat mendaur ulang

sampah jenis padat maupun cair, serta cocok untuk dikembangbiakan secara

monokultur karena mudah disebarkan, aman, dan mudah dikembangbiakan di

semua kondisi. Selain itu, tidak mudah terpengaruh oleh mikroorganisme dan

tidak mudah terjangkit parasit. BSF juga mampu bertahan dalam kondisi ekstrem

dan mampu bekerjasama dengan mikroorganisme untuk mendegradasi sampah

organik. BSF bukan hama (Popa, 2012), tetapi merupakan jenis lalat yang

memiliki risiko penyebaran penyakit yang lebih rendah dibanding jenis lalat

lainnya (Bullock, dkk, 2013).

Konversi materi organik oleh larva BSF (maggot) merupakan teknologi

daur ulang yang sangat menarik dan memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi

(Diener, 2010). BSF dianggap menguntungkan. Hal itu karena maggot

memanfaatkan sampah organik, baik dari hewan, tumbuhan, maupun kotoran

manusia sebagai makanannya, dan meningkatkan nilai daur ulang dari sampah

organik.

12
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa maggot dapat

mendegradasi sampah organik dari hewan maupun tumbuhan.kemampuan

tersebut lebih baik dibandingkan serangga lainnya yang pernah diteliti (Kim, dkk,

2010). Maggot mampu mengonversi sejumlah besar limbah organik menjadi

biomassa kaya protein untuk mengganti tepung ikan (Diener, dkk, 2009).

Pemanfaatan larva BSF sebagai agen pengurai materi organik telah

diteliti dapat mendegradasi sampah organik. Hal itu dapat terjadi dengan

memanfaatkan larvanya. Larva BSF akan mengekstrak energi dan nutrien dari

sampah sayuran, sisa makanan, bangkai hewan, serta kotoran sebagai bahan

makanannya (Popa, 2012).

Hasil akhir proses biokonversi, yaitu perubahan komposisi bahan organik

sampah akibat penguraian oleh larva BSF menjadi senyawa organik yang lebih

sederhana. Hasil biokonversi dari larva BSF menghasilkan bahan stabil, seperti

kompos. Kompos adalah bentuk akhir dari bahan-bahan organik sampah setelah

mengalami dekomposisi atau konversi (media.neliti.com,2020).

Tahapan pengomposan dengan media larva BSF sebagai biang pengurai

adalah dengan menyediakan tempat untuk larva BSF. Tempat yang digunakan

untuk menempatkan larva BSF dapat terbuat dari bak semen, plastik, papan kayu

yang dibentuk kotak dan dialasi dengan plastik, ataupun bahan apapun yang dapat

menampung larva. Limbah indutri organik yang sudah di siapkan dapat

dimasukkan kedalam tempat penampungan larva BSF. Lalu larva BSF yang sudah

disiapkan dimasukkan kedalam tempat yang sudah di isi dengan limbah organik.

Setelah larva BSF masuk kedalam tempat penampungan yang berisi limbah

13
organik, larva akan mengurai limbah tersebut karena limbah tersebut adalah

sumber makanan larva BSF. Limbah yang telah di urai oleh larva akan mengering

dan menjadi remah. Sisa dari limbah yang telah terturai oleh larva tersebutlah

yang dinamakan kompos.

14
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab III ini akan dibahas tentang metode penelitian. Bab ini memuat

uraian dan penjelasan tentang gambaran umum lokasi penelitian, populasi dan

sampel penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, dan trencana

penelitian. Hal-hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Home Industri Kripik Buah OSARI yang

beralamat di Jalan Purbowijoyo RT.09 RW.03 Desa Suwaru, Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Malang. Jarak Home Industri Kripik Buah OSARI dari

pasar Desa Suwaru kira kira 1,5 Km. Home Industri ini berada dalam rumah

yang cukup sederhana.

Alasan penulis melakukan penelitian di Home Industri ini adalah karena

Home industri ini berada dalam rumah penulis. Home Industri ini memiliki daya

tarik tersendiri karena dapat mengolah limbah industrinya dengan baik. Limbah

Industrinya dikelola dengan baik sehingga berubah menjadi sesuatu yang

memiliki nilai guna. Tidak semua Home Industri dapat mengolah limbahnya

dengan baik.

15
3.2 Metode Pengumpulan Data

Proposal penelitian berjudul Pemanfaatan Limbah Industri Kripik Buah

OSARI sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kompos: Ujicoba di Laboratorium

SMA Katolik St. Albertus Malang Tahun 2021 dapat digolongkan sebagai

penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud penelitian kualitatif. Yaitu

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk

kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah ( Moleong,2007 )

Dalam penelitian dibutuhkan sejumlah data yang akan dijadikan sebagai

bahan untuk analisis dan pengambilan kesimpulan. Metode yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Menurut moleong

wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan

dan terwawancara (interviewise) yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang

diajukan ( Moleong,2007: 186).

Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan

data yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan

langsung di lapangan. Peneliti berada di tempat itu, untuk mendapatkan bukti-

bukti yang valid dalam laporan yang akan diajukan. Observasi adalah metode

pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka

saksikan selama penelitian (W. Gulo, 2002: 116).

16
Instrumen merupakan alat pada waktu peneliti menggunakan suatu

metode (Suharsini, 1993). Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan metode

observasi dan wawancara. Maka dari itu, instrumen yang dibutuhkan adalah

pedoman observasi dan pedoman wawancara.

Langkah langkah yang dilakukan dalam metode wawancara adalah

sebagai berikut.

1. Mempersiapkan pertanyaan yang ditanyakan.

2. Mengonsultasikan daftar pertanyaan yang disusun kepada pembimbing.

3. Membuat janji untuk melakukan wawancara.

4. Menanyakan pertayaan kepada narasumber.

5. Mencatat hasil wawancara.

6. Menganalisis hasil wawancara.

7. Menyimpulkan hasil wawancara.

3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan bagian dari proses analisis. Dimana

data yang dikumpulkan lalu diproses untuk menghasilkan kesimpulan dalam

pengambilan keputusan. Analisis data menurut Moleong (2011: 248) adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan

data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain.

Miles & Huberman (2014) menyebutkan bahwa teknik analisis data

dalam penelitian kualitatif sebagai berikut.

17
1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara dan

observasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data

pada hal hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam tahap ini peneliti

melakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan dengan cara memilah milah,

mengkategorikan, dan membuat abstraksi dari catatan lapangan dan wawancara.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matrix, network, cart,

atau grafis. Pada penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dengan bentuk

uraian singkat, tabel, bagan, dan hubungan antar kategori. Melalui penyajian

data, maka data dapat terorganisasi sehingga akan semakin mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verivication)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dari verivikasi. Berdasarkan data yang telah direduksi dan disajikan.

Peneliti membuat kesimpulan yang didukung dengan bukti yang kuat pada tahap

pengumpulan data. Kesimpulan adalah jawaban dari rumusan masalah dan

pertanyaan yang telah diungkapkan oleh peneliti sejak awal.

Langkah langkah dalam menganalisis data pada penelitian kualitatif

bejudul Pemanfaatan Limbah Industri Kripik Buah OSARI sebagai Bahan Dasar

Pembuatan Kompos : Ujicoba di Laboratorium SMA Katolik St. Albertus

Malang Tahun 2021 adalah sebagai berikut.

1. Menginterpretasi pemanfaatan limbah industri kripik buah OSARI sebagai

bahan dasar pembuatan kompos.

18
2. Menganalisis pemanfaatan limbah industri kripik buah OSARI sebagai

bahan dasar pembuatan kompos.

3. Menyimpulkan hasil pemanfaatan limbah industri kripik buah OSARI

sebagai bahan dasar pembuatan kompos.

3.4 Persiapan Penelitian

3.4.1 Rencana Penelitian

Penulis akan melaksanakan penelitian ini pada bulan Mei 2021, minggu

ke-2. Berikut adalah rincian kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penulis

sebelum penelitian, pada saat penelitian dan sesudah penelitian.

Tabel 3.4.1 Jadwal Rencana Penelitian

Rencana
No. Kegiatan
Pelaksanaan
Pengundian pembimbing 2 dan pemilihan pembim 6 dan 20 Januari
1.
bing materi 2021
2. Pengumpulan judul dan nama guru pembimbing 23 Januari 2021
27 Januari 2021 – 14
3. Konsultasi BAB I pembimbing materi
Maret 2021
30 Januari 2021 – 14
4. Konsultasi BAB I pembimbing Bahasa
Maret 2021
5. ACC BAB I pembimbing materi dan bahasa 15 Maret 2021

6. Konsultasi kerangka BAB II pembimbing materi 17 Maret 2021

7. Konsul BAB II pembimbing materi 18 - 23 Maret 2021

8. ACC BAB II pembimbing materi 24 Maret 2021


Konsultasi Bab II dan kerangka BAB III 30 Maret – 13 April
9.
pembimbing bahasa 2021
10. ACC Bab II pembimbing bahasa 26 April 2021

19
Rencana
No. Kegiatan
Pelaksanaan
11. Konsultasi kerangka BAB III pembimbing materi 20 April 2021

12. Konsultasi BAB III pembimbing materi 23 April –


26 April – 3 Mei
13. Konsultasi BAB III pembimbing bahasa
2021
14 ACC BAB III pembimbing bahasa 3 Mei 2021

15 ACC BAB III pembimbing materi 8 Mei 2021

20
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik.

Jakarta : Rineka Cipta.

Bullock, N., Chapin, E., Evans, A., Elder, B., Givens, M., Jeffay, N., Robinson,

W. 2013. The black soldier fly how-to-guide. UNC Institute for the

environment. ENST.

Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC. Dari

Online Public Access Catalog, (online),

(https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=549002), diakses pada 19

Mei 2021.

Diener S, Gutiérrez FR, Zurbrügg C, Tockner K. 2009. Are larvae of the black

soldier fly– hermetia illucens – a financially viable option for organic

waste management in Costa rica?. In: Proceedings Sardinia 2009, Twelfth

International Waste Management and Landfill Symposium; 2009 Oct 5-9;

Cagliari, Italy. Cagliari (IT): CISA Publisher. 1-6.

Diener, S. 2010. Valorisation of Organic solid waste using the black soldier fly,

Hermetia illucens, in low and middle-income countries. ETH Zurich,

(online),(https://www.eawag.ch/fileadmin/Domain1/Abteilungen/sandec/

publikationen/SWM/BSF/Valorisation_of_organic_solid_waste.pdf),

diakses 09 Maret 2021

21
Hem, S. 2011. Final report Project FISH-DIVA: Maggot-bioconversion research.

program in Indonesia concept of new food resources results and

applications 2005-2011. Centre for Aquaculture Research and

Development. Jakarta.

Holmes, L., Vanlaerhoven, S., & Tomberlin, J. 2012. Relative humidity effects

on the life history of Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae).

Environmental Entomology, 41(4), 971-978.

Insam, H., dan De Bertoldi, M. 2007. Microbiology of the composting process.

Jurnal Waste management series. Vol. 8, Hal. 25-48.

Kelaspintar.2020. Mengenal Limbah dan Jenisnya, (Online).

(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-limbah-dan-jenisnya-

6315/), diakses 1 Maret 2021.

Kim, W.T., Bae, S.W., dkk. 2010. The larval age and mouth morphology of the

black soldier fly, Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). International

Journal of Industrial Entomology. 21(2), 185-187.

Pathiassana, Mega Trishuta, dkk. 2020. Study Laju Umpan pada Proses

Biokonversi dengan Variasi Jenis Sampah yang Dikelola PT. Biomagg

Sinergi Internasional Menggunakan Larva Black Soldier Fly (Hermetia

Illucens). Jurnal Tambora, (Online), Vol. 4 No. 1,

(https://media.neliti.com/media/publications/328670-studi-laju-umpan-

pada-proses-biokonversi-7e892c25.pdf), diakses pada 19 Maret 2021.

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.

Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

22
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Monita, L. 2017. Biokonversi Sampah Organik menggunkan Larva Black Soldier

Fly (Hermetia illucens) dan EM4 dalam Rangka Menunjang Pengelolaan

Sampah Berkelanjutan. Tesis. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

O’leary, P., Tchobanoglous, G., dan Kreith, F. 2002. Handbook of solid waste

management. Landfilling. New York: McGraw-Hill.

Peavy, Howard, S., Donald, R., and George Tcobanoglous, 1985, Enviromental

Engineering. McGraw Hill Publishing Company, New York.

Penggunaan Teknologi Pengolahan Sampah. 2020. Dinas Lingkungan Hidup

Kota Semarang, (online), (https://dlh.semarangkota.go.id), diakses 18

Maret 2021.

Popa, R. dan Green, T. 2012. DipTerra LCC e-Book ‘Black Soldier Fly

Applications’. DipTerra LCC.

S. Hadiwiyoto, Penanganan dan Pemanfaatan Sampah, (Jakarta: Yayasan Idayu,

1983).

Tchobanoglous, G., et al. (1993). Integrated Solid Waste Management.

McGrawHill. New York.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah.

23
Varma, V. S., Das, S., Sastri, C. V., dan Kalamdhad, A. S. 2017. Microbial

degradation of lignocellulosic fractions during drum composting of mixed

organic waste. Sustainable Environment Research, 27(6), 265-272.

W. Gulo. Metode Penelitian. 2002. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

24
LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

Daftar pertanyaan wawancara ini berfungsi untuk menjawab rumusan

masalah pada penelitian yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Industri Kripik

Buah OSARI sebagai Bahan Dasar Pembuatan Kompos: Ujicoba di

Laboratorium SMA Katolik St. Albertus Malang” .

Daftar pertanyaan :

1. Sejak Kapan Industri Kripik Buah OSARI didirikan?

2. Buah apa saja yang di olah di Indutri Kripik Buah OSARI?

3. Sampah apa saja yang di hasilkan oleh Industri Kripik Buah OSARI ?

4. Apakah limbah tersebut menjadi permasalahan di Industri ini?

5. Apakah ada upaya pengolahan limbah di Industri Kripik Buah OSARI?

6. Bagaimana cara mengolah limbah organik Industri Kripik Buah OSARI?

7. Apasaja manfaat pengolahan limbah organik di Industri Kripik Buah

OSARI?

25
2. Pedoman Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan (Observasi) yang dilakuka adalah mengamati

bagaimana cara mengolah limbah organik di Industri Kripik Buah OSARI.

Meliputi:

1. Tujuan : untuk memperoleh informasi dan data baik fisik maupun nonfisik

cara pemanfaatan limbah Industri Kripik Buah OSARI sebagai bahan dasar

pembuatan Kompos

2. Aspek yang diamati :

 Limbah yang dihasilkan

 Cara pengolahan limbah

 Manfaat hasil pengolahan limbah

26
3. Bukti Konsultasi

Konsul judul:

Pembimbing I

Pembimbung II

27
ACC BAB I

Pembimbing I

ACC BAB II

Pembimbing I

28
ACC BAB I dan II

Pembimbing II

ACC bab III

Pembimbing I

29
Pembimbing II

30
4. Kartu kendali

Nama Siswa : Maria Naresh Wari Nama Pembimbing Materi : Bambang Feri Wibisono
Kelas/Absen : XI IPS 3/21 Nama Pembimbing Bahasa : Yohana Soegiarty Gelu
Keraf
Judul Kartul : PEMANFAATAN LIMBAH INDUSTRI KRIPIK BUAH OSARI SEBAGAI BAHAN
DASAR PEMBUATAN KOMPOS : UJICOBA DI LABORATORIUM SMA KATOLIK ST.
ALBERTUS MALANG TAHUN 2021
No. Pembimbing Materi Pembimbing Bahasa
Tanggal Materi Keteran TT Tanggal Materi Keterang TT
Bimbingan gan Pembimb bimbingan an Pembimbi
ing ng
1. 20 Januari Konsultasi Revisi- 21 Januari Pengajuan Revisi-
2021 Judul ACC 2021 Judul ACC
2. 26 Januari Konsultasi Revisi 21 Januari Konsultasi Revisi
2021 BAB 1 2021 BAB 1
3. 29 Januari Konsultasi Revisi 27 Februari Konsultasi Revisi
2021 BAB 1 2021 BAB 1
4. 15 Maret Konsultasi ACC 15 Maret Konsultasi ACC
2021 BAB 1 2021 BAB 1
5. 17 Maret Konsultasi Revisi 30 Maret Konsultasi Revisi
2021 BAB 2 2021 BAB 2
6. 21 Maret Konsultasi Revisi 26 April Konsultasi ACC
2021 BAB 2 2021 BAB 2
7. 24 Maret Konsultasi ACC 28 April Konsultasi Revisi

31
2021 BAB 2 2021 BAB 3
8. 23 April Konsultasi Revisi 5 Mei 2021 Konsultasi ACC
2021 BAB 3 BAB 3
9. 8 Mei 2021 Konsultasi ACC
BAB 3

32

Anda mungkin juga menyukai