Anda di halaman 1dari 80

IMPLEMENTASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA

PERPUSTAKAAN DI SMK N 3 TEKNOLOGI DAN REKAYASA


JAYAPURA TAHUN AJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Ancelina Butu
NIM. 20160111124005

PROGRAM STUDY MANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA


PERPUSTAKAAN DI SMK N 3 TEKNOLOGI DAN REKAYASA
JAYAPURA TAHUN AJARAN 2019/2020

PROPOSAL PENELITIAN

O L E H:
Ancelina Butu
NIM. 20160111124005

PEMBIMBING I PEMBIBING II

Desy Sembiring, S.Pd., M.Pd. Patrisya F. Yobi, M.Pd.

Jayapura, 14 Maret 2020


Ketua Program Studi
Manajemen Pendidikan

Diki Kurniawan, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19850905 201504 1 002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA


PERPUSTAKAAN DI SMK N 3 TEKNOLOGI DAN REKAYASA
JAYAPURA TAHUN AJARAN 2019/2020

Oleh:
ANCELINA BUTU
NIM. 20160111124005

Proposal penelitian ini telah Dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Proposal


Penelitian Program Study Manajemen Pendidikan
Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNCEN, pada:
Hari/Tanggal : ……………………

Panitia Penguji:

Penguji I, Penguji II,

NAMA,………… NAMA,……….
NIP…………….. NIP……………

Penguji III, Penguji IV,

NAMA………….. NAMA…………..
NIP……………… NIP………………

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
atas berkat dan perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian sikripsi yang berjudul “Implementasi Pemeliharaan Sarana Dan
Prasarana Perpustakaan di SMK N 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura
Tahun Ajaran 2019/2020”.
Ada pun maksud dan tujuan diajukannya proposal penelitian skripsi ini
adalah untuk mempelajari bagimana cara memelihara sarana dan prasarana
perpustakaan yang ada di SMK N 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura. Dengan
mengetahui cara memelihara sarana dan prasarana perpustakaan yang ada di SMK
N 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura maka sarana dan prasarana perpustakaan
yang ada disekolah tersebut dapat terjaga dan terawat dengan baik dan barang
yang ada masih bisa di fungsikan untuk beberapa waktu lamanya.
Proposal penelitian ini mungkin tidak dapat selesai tanpa bantuan dari
pihak-pihak tertentu. Maka, saya ucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang
sudah membantu diantara sebagai berikut:
1. Tuhan Yesus yang selalu ada dalam tiap langka hidup saya.
2. Rektor Universitas Cenderawasih Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST.,MT. yang telah
menerima peneliti ini sebagai mahasiswa Universitas Cenderawasih.
3. Bapak Dr. Nomensen Mambraku, ST sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih yang dimana telah mengizinkan
peneliti melakukan penelitian.
4. Dr. Ewendi W. Mangolo, M.Kes. sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
5. Bapak Diki Kurniawan, S.Pd.I., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Manajemen Pendidikan.
6. Selaku Dosen Pembimbing satu Ibu Desy Sembiring, M.Pd. dan Dosen
Pembimbing dua Ibu Patrisya F. Yobi, S.Pd., M.Pd.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen Pendidikan atas ilmu yang
telah diberikan.
8. Kepala Sekolah SMK N 3 Jayapura yang telah membantu peneliti dalam

iv
melakukan penelitian.
9. kedua orang tua peneliti Ayah Irenius Butu (Alm) dan Ibu saya (Margareta
Pokuai) yang dimana selalu mendukung saya dalam doa serta memberi
motivasi untuk saya, keempat saudara saya (Yoki Butu, Adolvina Butu,
Andreas Butu, Maria Butu) yang selalu mendukung saya dalam menyusun
proposal skripsi ini.
10. sahabat-sahabat peneliti (Martha, Yawalka, Itho Kuayo, Ivan Keiya, Aida
Tebay , Amel Bunay, Fince Yeimo, Welly Ayum, Feny Sasari, April Muskita,
Efendi Minai, Viktor Iyai, Yuliance Atanay, Ella Yanthi).
11. Terimakasih juga untuk kakak-kakak peneliti yang selalu mendukung dan
memdorong saya untuk selalu semangat untuk menyelesaikan penelitian ini
diantaranya yaitu, Kakak Yosep Tebay, Kakak Terresia Tebay, Kakak
Esthy.Yawalka, Kakak Maria Kobepa, Kakak Ladonia Halitopo.
12. Terimakasih juga peneliti ucapakan kepada adik-adik peneliti di kota studi
yang di mana selalu ada untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitiaan ini di antaranya, adik Yoke Pekei, adik Ella Iyai, adik Virginia
Goo, adik Joice Inaury, adik Nova kayame, adik Rita Kayame, adik Yospin
tebay, serta pihak-pihak yang membantu peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini, peneliti tidak dapat menyebutkan namanya satu persatu.
Peneliti berharap bahwa proposal ini dapat bermanfaat baik bagi peneliti
sendiri maupun para pembaca sekalian.

Jayapura, 17 Januari 2020

Peneliti

Ancelina Butu
Nim. 20160111124005

DAFTAR ISI

v
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL............................................................................................
DAFTAR GAMBAR........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian........................................................................ 7
1.3 Rumusan Masalah……………………………………............. 7
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................... 8
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 10


2.1 Konsep pemeliharaan Sarana dan Prasarana perpustakaan sekolah
...................................................................................................10
2.2 Kajian Empiris.......................................................................... 41
2.3 Kerangka Berpikir..................................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 44


3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................ 44
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................... 44
3.3 Subyek Penelitian...................................................................... 45
3.4 Sumber Data dan Jenis Data..................................................... 45
3.5 Instrumen Penelitian.................................................................. 46
3.6 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47
3.7 Uji Keabsahan Data................................................................... 49
3.8 Teknik Analisa Data.................................................................. 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….. . 52

vi
4.1 Profil Sekolah …………………………………………....... 52
4.2 Hasil Penelitian…………………………………………...... 54
4.2.1 Ruang Perpustakaan …………………………………...... 55
4.2.2 Perlengkapan Perpustakaan ………………………… ...... 57
4.2.3 Peralatan Perpustakaan …………………………….......... 58
4.3 Pembahasan ……………………………………………….. 61
4.3.1 Pemeliharaan Ruang Perpustakaan ……………………… 61
4.3.2 Perlengkapan Perpustakaan Sekolah…………………….. 64
4.3.3 Peralatan Perpustakaan Sekolah…………………………. 66
Bab V Penutup ……………………………………………………………... 71
5.1 Kesimpulan………………………………………………… 71
5.2 Saran……………………………………………………….. 73
DAFTAR PUSTAKA

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat vital dan hal yang

sangat penting dalam menunjang kelancaran atau kemudahan dalam proses

pembelajaran, dalam kaitannya dengan pendidikan yang membutuhkan sarana

dan prasarana dan juga pemanfaatannya baik dari segi intensitas maupun

kreatifitas dalam penggunaannya oleh guru maupun oleh siswa dalam kegiatan

belajar mengajar. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan

dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar

pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan

efisien.

Dalam perkembangan dunia pendidikan saat ini setiap lembaga

pendidikan baik formal maupun non formal berusaha untuk memberikan dan

melengkapi fasilitas yang ada di lembagannya untuk memenuhi kebutuhan

semua warga sekolah baik itu guru, staf-staf, peserta didik dan orang tua

murid. Dalam upaya melengkapi fasilitas yang ada sebuah lembaga

pendidikan dikatakan maju apabila ketersediaan sarana dan prasarananya

memadai berkaitan dengan proses belajar peserta didik. Proses belajar

mengajar dapat meningkat dengan didukung adanya sarana dan prasarana

yang memadai.

Sarana dan prasarana banyak membantu kelangsungan belajar

mengajar di sekolah. Adanya sarana dan prasarana untuk menunjang proses

1
2

belajar mengajar, agar siswa lebih berminat dan mudah menerima penjelasan

dari guru. Apabila sarana dan prasarana yang disediakan kurang, maka dapat

mempengaruhi minat siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Salah satu yang mempengaruhi peningkatan prestasi belajar siswa

adalah kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah tersebut. Sarana

merupakan peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan

menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar. Seperti,

gedung, kelas, meja, kursi serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun

prasarana adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya

proses pendidikan atau pengajaran. Seperti, halaman, taman, kebun, jalan

menuju sekolah.

Sarana prasarana sekolah harus memenuhi standar minimum dalam hal

ini dapat dilihat dari Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 pasal 1

menyebutkan bahwa standar sarana prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah

Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Mengenah Kejuruan

(SMA/SMK) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum

prasarana. Untuk menjamin terwujudnya kegiatan pembelajaran yang aktif,

efektif, kreatif, efisien dan menyenangkan diperlukan adanya sarana dan

prasarana yang memadai. Kriteria minimum yang yang harus dimiliki oleh

sekolah formal baik dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI),

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs), dan Sekolah

Menengah Atas/ Sekolah Mengenah Kejuruan (SMA/SMK) meliputi, ruang

kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium


3

fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang

laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat

beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban,

gudang, ruang sikulasi dan tempat bermain/berolahraga, ruang teknik

otomotif, ruang elektronika, ruang bangunan dan dll.

Tetapi pada kenyataannya belum semua lembaga pendidikan memiliki

sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang prestasi belajar

siswanya serta meningkatkan mutu proses pembelajaran yang ada disekolah.

pemerintah selalu berupaya untuk selalu meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan dari semua jenjang pendidikan yang ada. Begitu pula dari pihak

sekolah selalu berupaya melengkapi sarana dan prasarana belajar yang ada

agar peserta didik dapat meningkatkan prestasinya secara maksimal dengan

adanya sarana dan prasarana yang memadai.

Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah fasilitas-fasilitas yang

digunakan secara lansung dan tidak lansung untuk menunjang proses

pendidikan. Sarana dan prasana pendidikan menjadi penting karena mutu

pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengadaan sarana dan prasarana.

Berdasarkan Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

Tahun 2003 BAB XII Pasal 45 tentang Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Setiap satuan pendidikan formal dan Nonformal menyediakan sarana

dan prasarana yang memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual sosioal,

emosional, dan kejiwaan peserta didik.

Ketentuan mengenai penyediaan sarana dan prasarana pendidikan pada


4

semua satuan pendidikan yang diperlukan pada ayat (1).

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana

dan Prasarana pasal 1, pasal 2, dan pasal 3. Dalam peraturan Pemerintah ini,

terdapat beberapa persyratan standar minimun tentang sarana dan prasarana

tentang lahan, bangunan, dan kelengkapan sarana dan prasarana.

SMK N 3 TEKNOLOGI DAN REKAYASA JAYAPURA yang

terletak di Jl.Abepura Kota Raja Luar, salah satu SMK tertua di antara

sederetan SMK yang ada di Kota Jayapura, yang didirikan oleh Pemerintah

Kolonial Belanda dengan nama Lagere Technic School yang sangat terkenal

ketika itu dengan sebutan LTS.

Sarana dan prasarana yang ada di SMK ini sudah dikatakan memadai

dan baik dalam menunjang proses belajar peserta didik. Namun ternyata

kurang adanya pemeliharaan untuk fasilitas yang ada di SMK N 3. Lebih

khususnya di perpustakaan yang ada di SMK N 3 Jayapura, di mana buku-

buku yang ada didalam SMK tersebut kurang adanya perlindungan. Baik

perlindungan karena kerusakan yang disebabkan oleh alamiah atau tangan-

tangan usil manusia. Kerusakan secara alamiah misalnya, keausan bahan

karena memang sudah tua dimakan usia, seperti buku menjadi lapuk, meja

kursi rusak karna sudah lama digunakan. Kerusakan yang disebabkan oleh

tangan usil manusia contohnya seperti sebagian buku sobek, dicoret-coret,

sehingga mengganggu tulisan aslinya. Selain itu, cara duduk dikursi yang

keliru sehingga mempercepat kerusakan kursi.


5

Oleh karena itu, keberadaan sarana dan prasarana perpustakaan di

SMK N 3 akan mempengaruhi prestasi belajar peserta didik, karena apabila

sarana dan prasarana perpustakaan tidak dirawat dengan baik maka proses

belajar mengajar dikelas juga akan mengalami kendala.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti bermaksud

mengadakan penelitian tentang pemeliharaan sarana dan prasarana

perpustakaan yang ada di SMK N 3 Jayapura. Sedangkan judul yang penulis

ajukan adalah “ Implementasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Perpustakaan Di SMK N 3 Teknologi Dan Rekayasa Jayapura”

1.2 Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan masalah terlebih dahulu

agar tidak terjadi peluasan permaslahan yang nantinya tidak sesuai dengan

tujuan penelitian. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti implementasi

pemeliharaan sarana dan prasaran perpustakaan Di SMK N 3 Teknologi Dan

Rekayasa Jayapura. Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan tentang:

1. Pemeliharaan Ruang Perpustakaan

2. Pemeliharaan Perlengkapan Perpustakaan

3. Pemeliharaan Peralatan Perpustakaan

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang ada, maka peneliti merumuskan


6

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemeliharaan ruang perpustakaan di SMK N 3 Teknologi Dan

Rekayasa Jayapura?

2. Bagaimana pemeliharaan perlengkapan perpustakaan di SMK N 3

Teknologi Dan Rekayasa Jayapura?

3. Bagaimana pemeliharaan peralatan perpustakaan di SMK N 3 Teknologi

Dan Rekayasa Jayapura?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan tentang pemeliharaan ruang perpustakaan di SMK

N 3 Teknologi Dan Rekayasa Jayapura.

2. Untuk mendeskripsikan tentang pemeliharaan perlengkapan perpustakaan

di SMK N 3 Teknologi Dan Rekayasa Jayapura.

3. Untuk mendeskripsikan tentang pemeliharaan peralatan perpustakaan di

SMK N 3 Teknologi Dan Rekayasa Jayapura.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan maafaat antara lain

sebagai berikut:

1.5.1 Bersifat Teoritis

Bagi penelitian lain, peneliti ini digunakan untuk menambah


7

pengetahuan dan untuk meneliti lebih lanjut dengan menggunakan

variabel lain.

Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan-pengetahuan tentang

implementasi pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan.

1.5.2 Bersifat Praktis

Penelitian ini merupakan sarana untuk meningkatkan kemampuan

berfikir penulis melalui penelitian dan untuk menerapkan teori-teori

yang selamah ini penulis terima pada masa perkuliahan di Program

Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Cenderawasih.

Hasil peneliti ini diharapkan mampu menjadi saran sekaligus evaluasi

bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Sarana dan Prasarana

2.1.1 Pengertian Sarana Prasarana

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menyatakan bahwa:

“Standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria

minimal tentang ruang belajar tempat berolaraga, tempat

beribadah, perpustakaan, laboratorium, serta sumber belajar

lainnya yang dapat menunjang proses pembelajaran, termasuk

penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.”

Menurut Soejipto Rafles (1999) mengemukakan bahwa sarana

dan prasarana adalah keseluruhan proses pengadaan, pendayagunaan

dan pengawasan sarana yang digunakan untuk menunjang proses

pendidikan yang telah ditetapkan terjadi efektif dan efisien. Bafadal

(2009) mengatakan bahwa, sarana dan prasarana adalah sebagai proses

kerjasama pendayagunaan secara efektif dan efisien.

Definisi diatas dapat simpulkan bahwa sarana dan prasarana

pendidikan adalah suatau usaha pengadaan dan pemeliharaan alat benda

yang bergerak maupun yang tidak digunakan untuk menunjang

kelancaran proses belajar mengajar baik secara lansung maupun tidak

lansung untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien.

8
9

2.1.2 Tujuan dan Prinsip Sarana dan Prasarana

Secara umum tujuan sarana dan prasarana pendidikan adalah

memberikan layanan serta profesionalisme dalam rangka

terselenggaranya proses kegiatan belajar mengajar secara efektif dan

efisien. Sebagaimana Ibrahim Bafadal (2009) menyatakan, bahwa

tujuan pendidikan administrasi saran dan prasarana pendidikan ada

beberapa poin yaitu:

a. Untuk mengadakan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem

perencana dan pengadaan sistem yang hari-hari, seksama dan

berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan sekolah dengan dana

yang efisien.

b. Untuk mengupayakan sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.

c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah

sehingga, keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam

setiap keperluan oleh semua personil.

2.2 Konsep Perpustakaan Sekolah

2.2.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Secara etimologi, perpustakaan berasal dari kata “Pustaka,”

yang berarti buku. Buku atau kitab adalah rangkaian tulisan berisi

buah pikiran manusia yang sekaligus merupakan cermin budaya

bangsa yang mengungkapkan rasa, cipta, dan karsa guna dibaca

orang lain. Sementara perpustakaan mengandung arti kumpulan

buku-buku yang disusun, ditata secara rapi, teratur menurut sistem

tertentu, berdasarkan disiplin ilmu yaitu ilmu perpustakaan


10

(Koswara, 1998).

Dalam UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

disebutkan bahwa: Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi

karya tulis, karya cetak,dan/atau karya rekam secara profesional

dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,

penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Secara garis besar, ada kesamaan dalam lima pengertian

perpustakaan tersebut, yaitu kumpulan buku yang diatur secara

sistematis. Oleh sebab itu, mengatur buku-buku dengan baik dan

sistematis merupakan hal paling dasar dalam penataan ruang utama

perpustakaan. Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang

diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran

sepanjang hayat tanpa membedakan umur, jenis kelamin, suku, ras,

agama, dan status sosial-ekonomi.

Ibrahim Bafadal (2009) menerangkan bahwa pemahaman

perpustakaan secara umum adalah, dasar memahami perpustakaan

sekolah. Sebab, perpustakaan sekolah adalah bagian dari

perpustakaan secara umum.

Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka. Menurut kamus

besar bahasa indonesia, pustaka artinya kitab, buku, atau buku

primbon. Dalam bahasa inggris dikenal dengan library. Menurut

Sulistiyo Basuki, yang dikutip Wiji Surwano, istilah ini berasal dari

kata librer atau libri, yang artinya buku. Dari kata lain tersebut,

terbentuklah istilah, librarus, tentang buku. Sementara itu dalam


11

bahasa asing lainnya, perpustakaan disebut bibliotbeca (Belanda).

Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, biblia, yang artinya

tentang buku, kitab.

Sebagai sebuah istilah, perpustakaan dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia diartikan tempat. Gedung, ruang yang disediakan

untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan sebagainya.

Atau arti kedua yaitu, koleksi buku, majalah, dan bahan kepustakaan

lain yang disimpan untuk dibaca, dipelajari, dan dibicarakan.

Dalam pengadaan Sulistyo Basuki (1991) perpustakaan

adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, atau pun gedung

yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya.

Biasanya, buku tersebut disimpan menurut tata susunan tertentu

untuk digunakan oleh pembaca, bukan untuk dijual. Dengan agak

sedikit berbedah, tetapi memiliki maksud yang hampir sama,

Ibrahim Bafadal mengungkapkan bahwa perpustakaan adalah suatu

unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola

bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa

buku-buku (not book material), yang diatur secara sistematis

menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber

informasi oleh setiap pemakainya.

Jadi, perpustakaan tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga

bisa merupakan bahan cetak lainnya, seperti majalah, laporan,

pamflet, prosingding, menuskrip atau naskah, dan lembaran musik.

Selain itu, pepustakaan juga berisi berbagai karya media audiovisual


12

seperti film, slide,kaset,piringan hitam, serta bentuk mikro, semisal

mikrofilm, mikrofis, dan mikroburam (micro-opaque).

Pengertian tersebut menunjukkan bahwa perpustakaan

memiliki spesifikasi mengenai fungsi dan peranannya. Menurut

Suwarno (2009), ada lima poin yang bisa ditangkap dari pengertian

tersebut. Pertama, perpustakaan sebagai suatu unit kerja. Kedua,

perpustakaan sebagai tempat pengumpul, penyimpan, dan

pemelihara berbagai koleksi bahan pustaka. Ketiga, bahan pustaka

itu diatur dan dikelola dan diatur secara sistematis dengan cara

tertentu. Keempat, bahan pustaka digunakan oleh pengguna secara

kontinu. Kelima, perpustakaan sebagai sumber informasi.

Sementara itu, yang tak kalah pentingnya untuk kita ketahui

adalah tujuan perpustakaan. Menurut Sulistyo Basuki (2014)

sebagaimana dikutip oleh Winarno, perpustakaan memiliki beberapa

tujuan utama. Pertama, penyimpanan. Maksudnya, perpustakaan

bertugas menyimpan buku atau bahan pustaka yang diterimanya.

Tujuan ini nyata sekali pada perpustakaan nasional, yaitu

perpustakaan yang ditunjuk oleh undang-undang untuk menyimpan

semua terbitan dari suatu negara.

Kedua, penelitian. Artinya, perpustakaan bertugas

menyediakan buku untuk keperluan penelitian. Penelitian ini

mencakup arti luas, karena dapat dimulai dari penelitian sederhana

hingga penelitian yang rumit dan canggih. Untuk kepentingan ini,

perpustakaan bertugas menyediakan jasa yang membantu


13

keberhasilan sebuah penelitian. Misalnya, menyediakan daftar buku

mengenai suatu subjek, menyusun daftar artikel majalah mengenai

suatu masalah, membuat sari karangan artikel majalah maupun

pustaka lainnya, dan mengajikan laporan penelitian dalam bidang

yang berkaitan.

Ketiga, informasi. Maksudnya, perpustakaan menyediakan

informasi yang diperlukan oleh pengguna jasa layanan dan

perpustakaan. Dan, hal ini dilakukan baik diminta maupun tidak

diminta. Keempat, pendidikan. Artinya, perpustakaan dalam arti

umum adalah tempat belajar publik seumur hidup, terutama bagi

mereka yang tidak lagi ada di bangku sekolah.

Kelima, kultural. Maksudnya, perpustakaan menyimpan

Khazanah budaya bangsa, dan juga meningkatkan nilai dan apresiasi

budaya masyarakat sekitarnya melalui proses penyediaan bahan

bacaan.

Setelah memahami pengertian perpustakaan secara umum

kini waktunya kita membahas perpustakaan sekolah. Tentuhnya,

mempelajari perpustakaan sekolah jauh lebih mudah dari pada

persoalan pengertian perpustakaan. Sebab, persoalan pertama sudah

dipahami. Cetter V. Good, sebagaimana dikutip oleh Bafadal,

mengungkapkan bahwa perpustakaan sekolah adalah koleksi yang

diorganisasi di dalam suatu ruang agar dapat digunakan oleh murid-

murid dan guru-guru. Bafadal mengatakan bahwa kumpulan bahan

pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku yang di


14

organisasi secara sistematis dalam sutu ruang sehingga dapat

sehingga dapat membantu murid-murid dan para guru dalam proses

pembelajaran di sekolah disebut perpustakaan sekolah.

Secara lebih gemblang, Dian Sinaga (2007) menerangkan

bahwa sesunggunya perpustakaan sekolah adalah sarana pendidikan

yang turut menentukan pencapaian tujuan lembaga yang

menaunginya. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah adalah salah

satu komponen yang terut menentukan pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan begitu perpustakaan harus diciptakan sedemikian

rupa supaya bisa benar-benar berfungsi sebagai penunjang proses

belajar mengajar. Dalam hubungan dengan pendapat tersebut,

Engking Mudyana dan Royani, sebagaimana dikutip oleh Sinaga,

juga mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah adalah sarana

penunjang pendidikan yang bertindak di satu pihak sebagai pelestari

ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan

pendidikan yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda.

Dan, secara sederhana, Yusuf dan Suhendar menegaskan bahwa

perpustkaan sekolah itu adalah perpustakaan yang ada dilingkungan

sekolah.

Dari beberapa pengertian dari para pakar tentang pengertian

perpustakaan sekolah tersebut, dapat kita pahami bahwa,

perpustakaan sekolah sesunggunya bahwa sarana penunjang

pendidikan disekolah yang berupa buku-buku maupun bukan buku.

Kumpulan bahan pustaka tersebut diorganisasi secara sistematis


15

dalam satu ruangan sehingga membantu murid-murid dan parah guru

dalam proses pembelajaran. Sehingga, dengan demikian,

perpustakaan turut serta dalam menyukseskan pencapaian tujuan

lembaga pendidikan yang menaunginya.

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Yusuf dan Suhendar mengungkapakan bahwa


penyelenggaraan perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi
kebutuhan informasi bagi masyarakat dilingkungan sekolah yang
bersangkutan, khususnya guru dan murid. Perpustakaan berperang
sebagai madia dan sarana untuk menunjang kegiatan proses
pembelajaran (PBM) di sekolah. Oleh karena itu, sarana ini
merupakan bagian integral dari program penyelenggaraan
pendidikan tingkat sekolah.
Selebihnya, perlu juga dipahami bahwa perpustakaan sekolah
sebagai bagian integral dari sekolah, komponen utama pendidikan
disekolah, diharapkan mampu menunjang terhadap pencapaian
tujuan disekolah. selaras dengan hal tersebut, maka tujuan
perpustakaan sekolah adalah:
1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik
membaca para siswa.
2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan
guru dan pustakawan.
3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasan membaca para
siswa.
4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk
kepentingan pelaksana kurikulum.
5. Mendorong, menggairahkan memelihara, dan memberi
semangat membaca dan belajar kepada para siswa.
6. Memperluas, memperdalam, memperkaya pengalaman belajar
16

para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang


mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi yang disediakan
oleh perpustakaan.
7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu yang senggang
melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber
bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, misalnya fiksi,
cerpen, dan lain sebagainya.

Selain itu, menurut Ibrahim Bafadal, penyelenggaraan

perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan

menyimpan bahan-bahan pustaka. Tetapi, dengan adanya

penyelenggaraan perpustakaan, sekolah diharapkan dapat

membantu , murid-murid dan guru menyelesaikan tugas-tugas

dalam proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, segalah bahan

pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang

proses belajar mengajar (PBM). Dan agar dapat menunjang PBM,

maka dalam pengadaan bahan pustaka, hendaknya

mempertimbangkan kurikulum sekolah serta selera para pembaca,

yang dalam hal ini adalah murid-murid.

2.3.3 Manfaat Perpustakaan Sekolah

Adapun perpustakaan sekolah tampak bermafaat jika benar-

benar mampu memperlancar pencapaian tujuan proses pembelajara

disekolah. sebagai indikasi manfaat tersebut tidak hanya dari

tingginya presentasi murid-murid mampu mencari, menemukan,

menyaring, dan menilai informasi. Mereka terbiasa belajar mandiri,

terlati keara tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, dan lain sebagainya. Secara lebih


17

terperinci, ada beberapa manfaat perpustakaan sekolah bagi semua

jenjang pendidikan, dari sekolah dasar hingga sekolah mengenah:

1. Menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca

2. Memperkaya pengalaman belajar peserta didik.

3. Menanamkan kebiasan belajar mandiri yang akhirnya peserta

didik mampu belajar mandiri.

4. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca.

5. Membantu perkembangan kecakapan bahasa

6. Melatih peserta didik keara tanggung jawab.

7. Memperlancar peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas

sekolah.

8. Membantu guru-guru menemukan sumber-sumber belajar.

9. Membantu peserta didik, para guru, serta anggota staf sekolah

dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2.3 Konsep Dasar Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Perpustakaan Sekolah

2.3.1 Pengertian Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Sekolah

Sebagai unit kerja, perpustakaan membutuhkan sarana dan

prasarana untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan di dalam

perpustakaan sekolah.

Ada Pula perbedaan keduanya Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, kata “sarana” berarti segala sesuatu yang dapat dipakai


18

sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan; alat; dan media.

Berikutnya, berarti syarat, upaya, dan lain sebagainya. Sedangkan,

kata “prasarana” berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang

utama terselenggaranya suatu proyek (usaha, pembangunan, proyek

dan lain sebagainya).

Jadi, dari arti masing-masing istilah tersebut, dapat kita

ketahui perbedaan antara sarana dan prasarana dalam hubungannya

dengan pelayanan perpustakaan. Sarana lebih tertuju pada arti alat-

alat yang dibutuhkan lansung dalam aktivitas keseharian pelayanan

perpustakaan. Misalnya, pensil, pensil warna, pena, kertas tipis untuk

mengetik, kertas manila untuk membuat kertas katalog, formulir

pendaftaran, buku catatan, blangko surat, amplop bermacam-macam

ukuran, karbon, kertas marmer, buku induk pinjaman, kartu anggota,

mesin ketik, komputer, printer, mesin sensor barcode, pisau, gunting,

pelubang kertas, bantal stempel, stempel, papan tulis, penggaris,

stempel huruf, stempel angka, stempel tanggal dan lain sebagainya.

Sementara itu, prasarana perpustakaan adalah fasilitas

penunjang utama bagi terselenggaranya kegiatan pelayanan

perpustakaan. Contohnya, berbagai perlengkapan perpustakaan

seperti rak buku, rak surat, kabar rak majalah, kabinet gambar, meja

sirkulasi, lemari atau kabinet katalog, kereta buku, papan display,

ruang perpustakaan, dan lain sebagainya.

Namun, secara umun, dalam berbagai buku yang berbicara

tentang perpustakaan, sarana dan prasarana perpustakaan itu


19

kecenderungannya disebutkan secara lebih eksplisit dengan istilah-

istilah seperti ruang perpustakaan, sarana perpustakaan, perabot

perpustakaan, perlengkapan perpustakaan, dan peralatan

perpustakaan, perlengkapan perpustakaan, dan peralatan

perpustakaan. Dengan demikian, pembahasan dalam bab ini, juga

akan membahas semua, tetapi dalam kerangka yang lebih holistik

(utuh). Dengan demikian, harapannya, setelah mempelajari bab ini,

kita mampu merencanakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

dalam penyelenggaraan perpustakaan sekolah dengan baik. Dan

dampak yang diharapkan adalah perpustakaan sekolah dapat

menjalankan fungsi perpustakaannya dengan optimal.

2.3.2 Fungsi Sarana dan Prasarana Perpustakaan Sekolah

Dalam mekanisme pemberian jasa layanan perpustakaan

sekolah terhadap para pemakainya, diperlukan sarana perpustakaan.

Dengan demikian, sarana perpustakaan diharapkan membantu

efisiensi dan efektivitas pelayanan perpustakaan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, sarana perpustakaan harus diciptakan sedemikian

rupa agar membantu kemudahan para pemakai perpustakaan secara

maksimal. Hal ini berhubungan dengan fungsi sarana sebagai

pendukung pelaksanaan pelayanan perpustakaan secara menyeluruh.

Dengan kata lain, fungsi sarana dan prasarana perpustakaan

adalah sebagai pendukung terhadap pelayanan yang disediakan oleh

perpustakaan sekolah. Dengan demikian, keberadaan sarana dan


20

prasarana perpustakaan sekolah memiliki peran yang tidak kecil bagi

terciptanya pelayanan perpustakaan yang prima. Maka dari itu sarana

dan prasarana perlu menjadi perhatian dalam pengelolaan dan

pemeliharaan perpustakaan sekolah yang baik.

2.3.3 Jenis-jenis Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Sekolah

Menurut Prastowo (2012:300) Sarana dan prasarana

perpustakaan sekolah paling tidak meliputi tiga bentuk. Pertama,

ruang perpustakaan. Kedua, perlengkapan perpustakaan. Ketiga,

peralatan perpustakaan. Berikut penjelasan dari ketiga bentuk

perpustakaan tersebut.

a. Ruang Perpustakaan

Ruangan perpustakaan adalah salah satu unsur yang paling

dominan dari eksistensi atau keberadaan perpustakaan. Tanpa

ruangan, tidak mungkin ada perpustakaan sekolah. Namun, pada

dasarnya, sebuah perpustakaan sekolah sebagai unit kerja

membutuhkan ruangan pelayanan. Sehingga, keberadaan ruangan

perpustakaan sebagai bagian dari perpustakaan sekolah adalah

sebuah keniscayaan.

a) Pengertian Ruangan Perpustakaan Sekolah

Ruangan perpustakaan sekolah yang dimaksud adalah

tempat diselenggarakannya perpustakaan. Demikian penting

kedudukan ruangan perpustakaan, sehingga banyak ahli yang

memberikan batasan perpustakaan sebagai “ruangan” tempat


21

dihimpunnya berbagai macam sumber informasi. Selebihnya,

ruangan perpustakaan adalah, salah satu faktor yang tuntut

memperlancar pelaksanaan tugas-tugas pengelolaan

perpustakaan. Tanpa ruangan perpustakaan tidak akan dapat

menjalankan perpustakaan dengan berhasil.

Dilihat dari sisi tujuan keberadaannya Lasa (tahun…)

mengungkapkan bahwa keberadaan gedung atau ruang

perpustakaan sekolah adalah dimaksudkan untuk menampung

dan melingdungi koleksi perpustakaan sekaligus sebagai

wadah untuk melaksanakan kegiatan keperpustakaan dan

informasi.

Sementara itu, Yusuf dan Suhendar (tahun)

menambahkan bahwa ruangan perpuatakaan sekolah secara

umum memiliki beberapa fungsi. Pertama, tempat para petugas

melaksanakan kegiatan-kegiatan perpustakaan, yakni

menghimpun, mengelola, kemudian melayankannya kepada

pemakai perpustakaan. Kedua, tempat penyimpanan kleksi

perpustakaan, baik yang fungsinya sebagai koleksi dasar

pendukung kurikulum sekolah maupun koleksi penunjang.

Ketiga, tempat pelaksanaannya kegiatan layanan perpustakaan

sekolah. Keempat, tempat belajar secara bersama para sisiwa

pada saat-saat tertentu.

Ada pun kegunaan dari ruang perpustakaan

memberikan andil yang cukup besar kepada para pemakai


22

dalam pendayagunaan perpustakaan secara maksimal. Hal ini

karena suasana perpustakaan yang nyaman dan tenang sangat

membantu terhadap konsentrasi belajar yang mantap. Hal

serupa pernah ditegaskan oleh Soejono Trimo dalam Sinaga,

bahwa gedung perpustakaan atau ruang perpustakaan

sedikitnya memberikan lima persen dalam berhasil atau

tidaknya pemberian jasa-jasa perpustakaan kepada masyarakat

yang dilayaninya.

Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa keberadaan

ruangan perpustakaan sekolah sebagai salah satu faktor yang

penting bagi keberhasilan penyelenggaraan layanan

perpustakaan adalah suantu keniscayaan. Selain itu, baik jika

dilihat dari segi tujuan, fungsi, dan kegunaannya adalah

sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari eksistensi perpustakaan

sekolah. Maka dari itu, ruangan perpustakaan menjadi sangat

penting bagi setiap perpustakaan sekolah.

b) Merencanakan Pembangunan Ruang Perpustakaan

Bangunan maupun ruangan perpustakaan sekolah,

menurut Lasa (tahun) semestinya tidak sesederhana yang

dibayangkan oleh banyak orang. Dilihat dari segi bangunan,

perpustakaan merupakan suatu organisasi tata ruang yang

memiliki sub-sub sistem yang memiliki fungsi berbeda-beda.

Oleh sebab itu, dalam sistem perencanaan, perpustakaan

sekolah perlu memperhatikan fungsi tiap ruang, unsur-unsur


23

keharmonisan dan keindahan, baik dari segi interior maupun

dari segi eksterior. Ruangn perpustakaan sekolah yang tertata

baik akan memberikan kenyamanan dan kepuasan petugas

serta pemakai jasa perpustakaan. Dengan kata lain, dibutuhkan

perencanaan yang baik untuk mendapatkan ruangan

perpustakaan yang ideal.

Seperti yang ditegaskan oleh Basuki (tahun),

perencanaan gedung yang baik akan mengahasilkan tempat

kerja yang efisien, nyaman, dan menyenangkan bagi staf

perpustakaan perpustakaan maupun pengujungnya. Untuk

menghasilkan gedung yang demikian itu, perencanaan

memerluhkan pemahaman tentang keperluan pemakaian serta

opjek dan fungsi perpustakaan. Kekeliruan yang dibuat pada

tahap perencanaan akan menghasilkan kerugian besar.

Misalnya, perpustakaan yang dirancang menggunakan sistem

tertutup sudah pasti tidak cocok bila dioperasikan dengan

sistem terbuka. Namun, perpustakaan yang dirancang bangun

untuk sistem terbuka cocok untuk sistem tertutup. Karena itu,

rancangan nasional dalam merencanakan perpustakaan amat

diperlukan. Rancangan itu diperkaya dengan pengalaman

pustakawa lainnya.

b. Perlengkapan Perpustakaan

Mungkin, muncul pertanyaan dibenak anda, apa

sesungguhnya yang dimaksud dengan perlengkapan perpustakaan,


24

Maksud dari perlengkapan perpustakaan adalah alat yang

digunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perpustakaan

yang tidak habis pakai, seperti meja, kursi, lemari rak buku, papan

pengumuman, dan lain sebagainya. Terkait dengan pengadaan

perlengkapan perpustakaan sekolah, maka lebih jauh lagi kita

juga perlu mengetahui tentang beberapa pokok persoalan, seperti

kegunaan perlengkapan, pertimbangan pemilihan perlengkapan

perpustakaan, pertimbangan dalam pengembangan perlengkapan

perpustakaan sekolah. Dalam bagian ini, kesemuanya akan

dijelaskan secara tuntas.

a) Kegunaan Perlengkapan Perpustakaan

Sinaga (tahun) mengungkapkan bahwa kelancaran

pelayanan perpustakaan sekolah ditunjang oleh perlengkapan

dan peralatan perpustakaan yang memadai. Oleh karena itu,

kursi, meja baca, rak buku, lemari, dan peralatan lainnya yang

digunakan hendaknya kuat dan tahan lama. Selain itu,

pemakaian warna peralatan perpustakaan sekolah jangan

berwarna mencolok sehingga tidak cepat melelahkan mata.

Sementara itu, pemakaian perlengkapan yang tepat

sangat berguna bagi kelancaran pelayanan terhadap para

pemakai. Selain itu, juga memberikan keleluasaan gerak bagi

petugas dan mendukung kelancaran arus lalu lintas di

perpustakaan sekolah. Hal senada diungkapakan oleh Soenojo

Trimo, sebagaimana diungkapkan oleh Sinaga, bahwa


25

pemilihan perabot yang tepat serta kombinasi yang baik tidak

saja pemimpin perpustakaan memberikan kemudahan pada

ruang perpustakaan, tetapi juga memberikan kemungkinan

adanya, mobilitas yang lebih besar bagi para pembaca.

b) Pertimbangan untuk pemilihan perlengkapan

perpustakaan

Dalam hal ini, Lasa HS mengungkapkan bahwa

perlengkapan perpustakaan sekolah perlu dirancang

sedemikian rupa agar nyaman, aman, dan selamat dalam

penggunaannya. Adapun untuk mendapatkan perancangan

yang optimal, maka kiranya perlu diperhatikan beberapa hal.

Pertama, faktor panjang atau pendeknya dimensi tubuh

manusia dalam posisi statis maupun dinamis, berat dan pusat

masa dari suatu bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk

pergerakan melingkar dari tangan dan kaki, dan sebagainya.

Kedua, untuk perancangan perlengkapan perpustakaan

sekolah, dibutuhkan variabel-variabel lain, dan lainnya. Dari

berbagai perhitungan, teori, dan pertimbangan kiranya bisa

digunakan untuk merancang pintu, jendela, dan perlengkapan

perpustakaan lain seperti, seperti meja, kursi baca, bangku,

papan pengumuman, dan lain sebagainya. Dari sini, maka

dalam perancangan perlengkapan rak perpustakaan, hendaknya

disesuaikan dengan umur.

Ketiga, agar pelaksanaan kerja bisa lancar, aman, dan


26

nyaman, maka dalam perencanaan ruang dan perlengkapan

perlu perlu memperhatikan faktor ergonomi. Aplikasi

ergonomi dapat diterapkan pada perencanaan perangkat keras,

seperti perkakas kerja, meja kerja, kursi, pegangan alat, sistem

pengendali, alat peraga, lorong, pintu, jendela, dan lain

sebagainya. Dengan adanya perlengkapan-perlengkapan

perpustakaan sekolah yang ergonomis, diharapkan mampu

meningkatkan produktivitas kerja, karena keamanan kerja

terjamin, keselamatan kerja, dan mengurangi keletihan kerja.

Berikut sebuah contoh hasil penelitian Benezech dan

L’Epee yang dikutip Lasa SH. Mereka menyatakan bahwa

terdapat beberapa keluhan pada pekerjaan tertentu karena

kurangnya perhatian terhadap faktor-faktor ergonomi. Di

antaranya, sakit algias yang menimpa pekerja yang posturnya

membungkuk, seperti juru ketik, sekretaris, bendahara, dan

pekerja yang lain yang banyak duduk di belakang meja; ostro

reticular deviations dan datarnya telapak kaki pada pekerja

yang banyak berdiri dalam melakukan tugas, seperti para

penunggu, pemangkas rambut, operator fotokopi, dan lain

sebagainya; iritasi pada cabang saraf tepi yang menimpa

pekerja di bagian penjilidan buku/majalah di perpustakaan.

c) Dasar-Dasar Pertimbangan Pengadaan Perlengkapan

Perpustakaan

Proses pengadaan perlengkapan perpustakaan


27

hendaknya dipertimbangkan secara sangat masak dan cermat.

Ini dibutuhkan dengan tujuan penghematan, kesesuaian

perlengkapan dengan orang yang menggunakannya, dan ruang

sebagai tempat perlengkapan. Setidanya, empat pertimbangan

yang sekiranya dapat anda gunakan dalam pengadaan

perlengkapan perpustakaan sekolah.

Pertama, pencatatan perlengkapan yang telah dimiliki.

Maksudnya, dalam setiap pengadaan perlengkapan, hendaknya

dilakukan pencacatan perlengkapan mengenai jenis,

spesifikasi, dan jumlahnya. Berapa kira-kira perlengkapan

yang masih bisa dipakai, berapa yang harus diperbaiki, dan

berapa yang harus diganti? Inventarisasi ini penting karena

berdasarkan pada data ini, bisa digunakan sebagai

pertimbangan dalam pengadaan perlengkapan perpustakaan

sekolah.

Kedua, ketersediaan ruangan. Kita perlu mengetahui

secara pasti luas ruangan, ventilasi, warna, pencahayaan, dan

timggi rendahnya ruangan. Unsur-unsur ini dibutuhkan sebagai

bahan pertimbangan penentuan jenis perlengkpan, ukuran,

spesifikasi, model dan warnanya.

Ketiga, spesifikasi perlengkapan. Perlengkapan-

perlengkapan yang dibutuhkan perlenkapan sekolah

hendaknya, dicatat spesifikasinya, ukuran, ciri khas, merek,

warna, kemampuan, ketahanan dan lain sebagainya.


28

Keempat, rencana tata ruang perpustakaan sekolah.

Maksudnya, perpustakaan sebagai lembaga informasi harus

selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan

kebutuhan masyarakatnya. Dengan demikian, perlu dipikirkan

sistem tata ruang secara cermat. Kiranya, perlu dipikirkan juga

ruangan untuk bahan nonkertas, seperti CD, film, mikrofilm,

dan lain sebagainya.

d) Macam-Macam Perlengkapan Perpustakaan

Perlengkapan perpustakaan perlu diadakan sesuatu

sebagai syarat berdirinya perpustakaan sekolah. Jumla dan

jenis perlengkpan perpustakaan dimaksud dalam suatu

perpustakaan bergantung pada besarnya perpustakaan. Untuk

perpustakaan sekolah dengan jumlah koleksi yang relatif kecil

dibandingkan perpustakaan-perpustakaan lain, maka

banyaknya perlengkapan yang dibutuhkannya pun tidak boleh

terlalu banyak.

Menurut Lasa (2009:208) dari berbagai macam jenis

perlengkapan perpustakaan sekolah, menurut bahan

pembuatannya bisa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

perlengkapan bahan logam dan kayu. Contoh perlengkapan

bahan logam adalah, rak buku, kereta buku, kursi, lemari file,

dan lain sebagainya. Contoh perlengkapan berkayu adalah,

kursi, meja baca, rak buku, lemari, laci katalog, dan lain

sebagainya. Jadi, sebetulnya kayu ataupun logam semuannya


29

bisa digunakan sebagai bahan pembuat perlengkapan

perpustakaan.

Keuntungan perlengkapan berbahan kayu adalah

mudah diperoleh, mudah pembuatanya dan perbaikkannya,

mampu meredam suara, dan memiliki unsur-unsur dekoratif.

Namun, harus diakui bahwa perlengkapan dengan bahan

seperti itu memiliki kelemahan, yaitu muda terbakar, kayu

tertentu harganya mahal, dan ada jenis kayu yang mudah

diserang serangga. Sedangkan jika berbahan logam,

kelebihannya adalah muda dipasang dan dibongkar, tidak

muda terbakar. Namun kelemahannya memantulkan suara dan

mudah karatan dan kurang dekoratif.

Jenis perlengkapan yang perlu disediakan oleh

perpustakaan sekolah, sebagaimana ditetapkan oleh

Perpustakaan Nasional (1998/1999), meliputi sepuluh jenis

yaitu:

 Rak Buku

Ada tiga macam rak yang perlu disediakan oleh

perpustakaan sekolah, yaitu rak buku satu muka, rak buku

dua muka, rak buku rendah.

 Rak majalah

Rak majalah meliputi dua macam, yaitu rak majalah

bentuknya seperti setengah trapezium dan rak majalah

dengan laci penyimpanan.


30

 Lemari Katalog

Lemari ini merupakam lemari penyimpanan kartu-kartu

katalog yang terbuat dari kayu atau besi. Di indosenia,

lemari katalog banyak terbuat dari kayu.

 Meja sirkulasi

 Meja dan Kursi Baca

Untuk meja baca, spesifikasinya adalah tinggi 72cm, lebar

230 cm, dan dalam 100 cm.

Adapun untuk kursi, spesifikasinya adalah tinggi 45cm,

lebar 45 cm, dalam 45 cm.

 Meja Kerja Pegawai/Petugas

Untuk meja kerja pegawai, spesifikasinya adalah tinggi

75cm, lebar 115cm, dalam 70 cm, lebar laci 40-45cm.

sementara itu, untuk meja tempat mengetik, spesifikasinya

adalah tinggi 75 cm, lebar 100 cm, dan dalam 50 cm.

 Rak Surat Kabar

Untuk rak surat kabar, spesifikasinya adalah tinggi 77cm,

lebar 100 cm, dan dalam 70cm.

 Rak Kamus dan Atlas

Untuk rak kamus dan atlas, spesifikasinya adalah sebagai

berikut: tinggi rak 120 cm, tinggi kaki 70cm, lebar 56 cm,

dalam 42cm, tebal papan 2cm.


31

 Papan Pengumuman

Untuk papan pengumuman spesifikasinya sebagai berikut:

tinggi keseluruhan 77cm, tinggi papan 100cm, tinggi kaki

70cm, lebar 100cm.

 Tempat Penitipan Barang

Untuk tempat penitipan barang, spesifikasinya adalah

sebagai berikut: tinggi 175cm, lebar 200cm, dan dalam 40

cm.

c. Peralatan Perpustakaan Sekolah

Dalam hal ini, Ibrahim Bafadal mengemukakan bahwa

peralatan perpustakaan sekolah dibedahkan menjadi dua jenis,

yaitu yang bersifat habis pakai dan yang bersifat tahan lama.374

Berikut penjelasan kedua jenis peralatan tersebut.

(a) Peralatan Perpustakaan Habis Pakai

Peralatan habis pakai adalah yang relatif cepat habis.

peralatan ini meliputi beberapa jenis berikut:

 Potlot.

 Potlot warna.

 Pena

 Kertas untuk print, membuat label baku, kantong buku,

dan slip tanggal.

 Kertas manila untuk mambuat kartu katalog, kartu buku,

dan kartu pinjaman.

 Farmulir pendaftaran.
32

 Kertas bergaris untuk mencatat sesuatu.

 Buku catatan.

 Blangko surat.

 Amplop bermacam-macam ukuran.

 Buku iventaris bahan-bahan pustaka.

 Buku inventaris peralatan perpustakaan.

 Buku induk peminjaman.

 Kartu anggota.

 Tinta.

 Tinta gambar.

 Tinta stempel.

 Penghapus tinta.

 Tali.

 Karet.

 Pita

 Kawat

 Paku bermacam-macam ukuran.

 Lem perekat cair dan kental.

 Kertas perekat.

 Kuitansi.

 Jepitan kertas.

 Kapur tulis.

 Kapur barus.
33

 Benang.

 Jarum.

 Spidol.

 Obat pencegahan hama/jamur buku, dll.

(b) Peralatan Perpustakaan Tahan Lama

Sedangkan peralatan yang tahan lama adalah

peralatan yang bisa digunakan secara terus-terus dalam

jangka waktu yang relatif lama. Jenisnya meliputi beberapa

hal berikut:

 Komputer.

 Printer.

 Mesin hitung.

 Keranjang sampah.

 Kotak surat.

 Jam dindingg.

 Pisau.

 Gunting.

 Pelubang kertas.

 Penggaris.

 Bantal stempel.

 Berkas jepitan.

 Stempel huruf.
34

 Stempel tanggal.

 Stempel angka.

 Stempel inventaris perpustakaan sekolah.

 Daftar klasifikasi.

 Daftar buku atau katalog buku.

 Papan tulis.

 Papan pengumuman.

 Stapler.

 Palu.

 Sapu.

 Kemoceng.

 Alat pemadam kebakaran.

 Alat semprot memberantas hama buku.

 Ember.

 Lampu, dll.

2.3.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan

Sekolah.

Pemeliharaan maksudnya adalah tindakan atau kegiatan

mencegah, melindungi, dan memperbaiki semua fasilitas, sarana dan

semua perlengkapan perpustakaan. Baik perlindungan dari kerusakan

karena sebab-sebab alamiah maupun akibat tangan-tangan usil

manusia. Kerusakan secara alamiah misalnya keausan bahan karena

memang sudah tua dimakan usia, seperti buku menjadi lapuk, meja
35

kursi rusak karena sudah lama digunakan, dan lain sebagainya.

Sedangkan, kerusakan kerusakan yang disebabkan oleh tangan usil

manusia contohnya adalah, buku disobek, buku dicoret-coret,

sehingga menggangu tulisan aslinya. Selain itu, cara duduk dikursi

yang keliru sehingga mempercepat kerusakan kursi, dan lain

sebagainya.

Pemeliharaan buku adalah bukanlah hal yang baru bagi

pustakawan. Hal ini telah menjadi tugas pustakawan sejak ribuan

tahun lalu. Berdirinya pustakawan berarti adanya koleksi buku.

Koleksi ini perlu dipelihara dan dilestarikan demi generasi

mendatang. Namun pelestarian tersebut bukanlah tugas yang mudah.

Pustakawan purba hingga saat ini masih tetap menemui musuh lama

berupa cacing buku, rayap, dan kecoak, ditambah berbagai jenis kutu

lainnya. Kutu buku, rayap, dan kecoak merusak masterpiece sastra

Yunani dan Roma. Banyak penulis yang menyebutkan serangga

buku yang merusak buku, walaupun buku waktu itu masih terbatas

pada papirus dan gulungan kulit binatang.

Mungkin, muncul pertanyaan dalam benak anda, apakah

tujuan uapaya pelestarian bahan pustaka dan arsip? Tujuan

pelestarian bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan informasi

bahan pustaka dan arsip, atau melestarikan bahan aslinya dengan

sangat lengkap agar dapat digunakan secara optimal.

Sementara itu dalam hal pemeliharaan, ada dua kegiatan yang

dapat ditempuh agar kondisi segala fasilitas perabotan dan


36

perlengkapan perpustakaan tetap dalam keadaan baik. Menurut

Pawit M. Yusuf dan Yaya Suhendar, ada dua cara tersebut adalah

tindakan preventif dan kuratif. Beriut penjelasannya kedua tindakan

ini.

a. Tindakan Pencegahan (Preventif)

Tindakan preventif (pencegahan) dimaksud untuk

mencega sebelum bahan atau koleksi perpustakaan termasuk

segalah fasilitas, perabotan, dan perlengkapannya mengalami

kerusakan. Adapun caranya sebagai berikut:

1. Membersikan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan

perpustakaan, termasuk keadaan yang harus selalu dalam

keadaan bersih.

2. Membungkus atau memberi sampull setiap buku yang dimiliki

oleh perpustakaan.

3. Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam keadaan normal,

tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Sinar matahari

diupayakan supaya tidak lansung menembus ruangan

perpustakaan.

4. Membersihkan koleksi buku dan lainnya menggunakan alat

pembersih (kemoceng) atau lap.

5. Memberi peringatan kepada para pengguna agar bersama-sama

turut menjaga kebersihan dan kelestarian perpustakaan.

6. Memasang rambu-rambu peringatan di ruang perpustakaan

yang isinya memohon kepada pengujung agar menjaga


37

kebersihan dan keamanan.

7. Tetap menjaga kerapian letak buku-buku atau koleksi

perpustakaan, termasuk perlengkapan dan perabotanya gar

selalu dalam keadaan siaga-layan.

b. Tindakan Perbaikan (Kuratif/Penyembuhan)

Dalam dunia perpustakaan, tindakan perbaikan atau

kuratif mempunyai arti perbaikan sesuatu yang sudah terlanjur

rusak. Misalnya, buku-buku yang rusak, lembarannya rusak,

sobek sebagian, dan lain sebagainya. Kondisi buku atau bahan

koleksi lain yang ada diperpustakaan seperti itu bisa diperbaiki

dengan cara yang sederhana. Tindakan perbaikan dapat dilakukan

dengan cara-cara sebagai berikut:

a. Melaksanakan penjilidan sederhana terhadap buku-buku yang

rusak sebagian, seperti kulit buku lepas atau sobek dan

kerusakan sejenis lainnya.

b. Melaksanakan penyemprotan menggunakan obat-obat anti

serangga guna membunuh serangga pengganggu yang bercekol

disela-sela buku dan bahan koleksi lain diperpustakaan. Selain

itu, dengan penyemprotan, diharapkan juga bisa menetralisasi

ruangan dari serangga pengganggu lainnya.

c. Mengganti bahan-bahan yang sudah rusak dengan bahan yang

baru, terutama jika buku-buku tersebut banyak peminatnya.

d. Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang

sengaja merusak atau menghilangkan koleksi perpustakaan.


38

Untuk cara perbaikan ini, Sulistyo Basuki menambahkan

cara modern, yaitu menggunakan laminasi dan alih bentuk. Untuk

laminasi sederhana, dilakukan secara manual. Langka-langkanya,

yaitu mula-mula betangkan kertas tisu sesuai dengan ukuran yang

dibutuhkan, kemudian diatasnya digelar selembar acetate foil,

dengan dimensi yang sama. Lalu, di atasnya, dihamparkan bahan

pustaka yang rusak dalam ukuran yang lebih kecil. Artinya, kertas

tisu dan acetate foil harus lebih besar dari pada kertas yang rusak.

Kemudian, dipasang lagi kertas tisu dengan ukuran yang lebih

besar dari pada ukuran yang rusak. Lalu , diulas dengan cairan

aseton pada semua halaman dan dibolak balik dengan bantuan

kapas atau kuas. Persenyewaan cairan aseton menyebabkan

acetate foil bersenyewa dengan kertas tisu, baik di atas maupun

dibawa halaman yang rusak. Kemudian, kertas tisu digunting.

Sementara itu, untuk laminasi dengan cara modern

menggunakan mesin. Bahan laminasi bahan laminasi sudah

didesain dalam bentuk siap pakai. Karena proses panas (dari

mesin) laminasi akan melindungi ,dokumen. Cara ini banyak

digunakan diindonesia, terutama untuk perlindungan dokumen

berharga. Adapun cara modern lainnya yaitu, dengan alih bentuk.

Pelestarian ini lasimnya dalam bentuk mikro seperti mikrofilm,

mikrofis, bahkan kini dapat dialih bentuk kedalam bentuk CD

ROM (Compact Disc Read Only Memori) yang merupakan

piringan bergaris tengah 12,5 cm, akan tetapi mampu menyimpan


39

data dalam jumlah yang besar. Sebagai contoh, sebuah CD ROM

mampu memuat isi lengkap Encyclopedia Britannica.

2.4 Kajian Empiris

Diantara peneliti yang membahas tentang implementasi pemeliharaan

sarana dan prasarana perpustakaan adalah peneliti yang dilakukan oleh

beberapa peneliti yaitu:

1. Nur Indah Puspitasari, Jurnal Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Dalam

Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

(2017) yang membahas tentang apa saja sarana dan prasarana

perpustakaan sekolah dan bagimana pemeliharaan sarana dan prasarana

dalam pengelolaan perpustakaan disekolah.

Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti penulis yaitu di mana

penulis lebih menekankan pada pengelolaan perpustakaan disekolah.

sedangkan penulis lebih memfokuskan pada pemeliharaan sarana dan

prasarana perpustakaan diantaranya yaitu, ruangan perpustakaan,

perlengkapan perpustakaan, dan peralatan perpustakaan.

2. Manajemen Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri (Mtsn) 2 Bandar lampung (2018). Yang membahas

tentang pemeliharan sarana dan prasarana pendidikan.

Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti penulis yaitu, di mana

penulis lebih memfokuskan masalah tentang manajemen pemeliharaan

sarana dan prasarana pendidikan. sedangkan penulis lebih menekankan

pada pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan saja.

3. Peneliti selanjutnya Ferdi Ummul Muflihah (2013) menunjukan bahwa


40

Implementasi Sarana Dan Prasarana Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan Di MTsN Sleman Kab Sleman di Maguwoharjo Yogyakarta,

menunjukan bahwa sarana dan prasarana sekolah selalu berusaha untuk

melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dengan pengadaan barang

secara bertahap. Sedangkan peneliti lebih menekankan pada pemeliharaan

sarana dan prasarana perpustakaan sekolah lebih khusus dibagian ruangan

perpustakaan, peralatan perpustakaan dan perlengkapan perpustakaan.

2.5 Kerangka Berpikir

Sebagai unit kerja perpustakaan membutuhkan sarana dan prasarana

untuk menunjang aktivitas dan pekerjaan didalam perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah jika dikelola dengan bagus dan menggunakan sistem

yang baik, perpustakaan bisa mendatangkan segudang manfaat, yang salah

satunya dapat meningkatkan minat baca siswa. Jika minat baca siswa

meningkat, tentu wawasan dan kecerdasannya juga terbuka lebar. Sehingga,

proses belajar mengajarnya pun menjadi lancar. Namun jika perpustakaan

sekolah salah diurus dan sistem yang dipergunakan pun berantakan, bukan

manfaat yang datang, tetapi persoalan yang justru muncul. Akibatnya,

keberadaan perpustakaan sama sekali tidak nampak, kecuali kesia-siaan. Para

siswa dan guru sama sekali tidak bisa meraskan manfaat dari perpustakaan

yang buruk manajemennya.

Oleh sebab itu, di perlukan pemeliharaan sarana dan prasarana

perpustakaan sekolah yang baik, perlu pula adanya tindakan atau kegiatan

mencegah, melindungi, dan memperbaiki semua fasilitas sarana dan semua

perlengkapan perpustakaan baik dari kerusakan yang disebabkan oleh tangan


41

usil manusia maupun yang disebabkan oleh kerusakan alamiah.

Dalam implementasi pemeliharaan sarana dan prasaran perpustakaan

di SMKN3 Jayapura meliputi : perencanaan atau penentuan kebutuhan, proses

pengadaan, proses pemanfaatan, pemeliharaan dan penghapusan.

Pemeliharaan Sarana dan Ruangan


prasarana perpustakaan sekolah Perlengkapan
Peralatan

Minat baca siswa meningkat


dan proses belajar mengajar pemeliharaan
bertambah baik.

Gambar 1.2
Skema Implementasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif,

data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar

dari pada angka-angka. Tujuan jenis penelitian ini deskriptif adalah

meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa komunikasi yang nyata,

objektif dan apa adanya, dengan menggunakan metode jenis ini lebih

menekankan pada gambaran yang nyata terhadap sesuatu yang peneliti

amati.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif, yang

bertujuan untuk memahami suatu fenomena yang terjadi dan menekan

pada makna, penalaran, definisi suatu situasi atau konteks tertentu.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian Ini dilaksanakan di SMK N 3 TEKNOLOGI DAN

REKAYASA JAYAPURA yang beralamat di Jl. Abepura Kota Raja

Luar.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan mulai dari bulan

Februari sampai Juni.

42
43

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta untuk

memberikan keterangan tentang fakta atau pendapat di lapangan. Dalam

menentukan subjek penelitian adalah orang-oarang yang dapat memberikan

data sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti, yaitu Pegawai

perpustakaan, kepala sekolah, wali kelas/ guru, siswa.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Adapun dalam penelitian ini menggunakan jenis data deskriptif

kualitatif seperti hasil wawancara dan observasi serta didukung oleh

dokumentasi-dokumentasi.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu, sumber yang memberikan data

lansung dalam penelitian. Adapun yang dimaksud sebagai sumber

data primer penelitian yaitu pergawai perpustakaan dan kepala

perpustakaan, kepala sekolah, wakasek sarana prasarana, siswa dan

guru.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder yang merupakan sumber data yang

mendukung dan menunjang penelitian ini. Adapun sebagai dtaa

penunjang, penulis mengambil data dari buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian ini, situs internet, mengumpulkan


44

dokumen dan melakukan wawancara lansung dengan orang-orang

yang terkait dengan penelitian di SMK N 3 Jayapura.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh sebab itu peneliti sebagai

instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti siap melakukan

penelitian selanjutnya ke lapangan. Validasi instrumen peneliti meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualiatif, penguasa wawasan

bidang yang diteliti, kesiapan penelitian memasuki objek penelitian, baik

secara akademis maupun logikanya.

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen penelitian yang diuraikan dalam

bentuk tebel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data


Teknik
Variabel Sub Variabel dan Indikator
Pengumpulan Data
Ruangan 1. Perencanaan pembangunan a. Observasi
ruangan perpustakaan sekolah. b. Wawancara
2. Pengelolaan ruangan c. Studi Dokumentasi
perpustakaan sekolah.
3. Pemeliharaan ruangan
perpustakaan sekolah.
Perlengkapan 1. Pengadaan perlengkapan
perpustakaan sekolah.
2. Pengelolaan perlengkapan
perpustakaan sekolah
3. Pemeliharaan perpustakaan
sekolah.
Peralatan 1. Pengadaan peralatan
perpustakaan sekolah.
2. Pengelolaan perpustakaan
sekolah
3. Pemeliharaan perpustakaan
sekolah
3.6 Teknik Pengumpulan Data
45

Pada bagian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengambilan data

yang digunakan diantaranya adalah:

3.6.1 Observasi

Observasi adalah teknik pengambilan data dengan menggunakan

cara pengamatan terhadap objek yang menjadi pusat perhatian peneliti

dan memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi dilapangan

dan secara lansung yang berarti peneliti yang berperan aktif mengamati

objek penelitian. Istilah observasi dari bahasa Latin yaitu,” melihat”

dan “memerhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan

memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dan fenomena tersebut.

Nasution (1988) dalam sugiyono (2014.64.), menyatakan bahwa

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmu hanya

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.

Dalam proses ini peneliti menggunakan pengamatan partisipasi,

yaitu peneliti ikut terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang sedang

diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil

melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan

sumber data, dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi

sebagai instrumen pengamatan.

3.6.2 Wawancara
46

Teknik pengumpulan data ini berdasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau setidaknya pada pengetahuan dan atau

keyakinan pribadi. Wawancara merupakan alat pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik

wawancara yang digunakan penelitian kualitatif adalah:

 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab untuk mendapatkan

keterangan-keterangan lisan dan berhadapan muka dengan

narasumber untuk mendapatkan informasi penelitian. Menurut

Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2014: 72), mengemukakan bahwa

wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontribusikan makna

dalam suatu topik tertentu:

a. Pedoman Wawancara Terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check list.

Pewawancara tinggal membutuhkan tanda pada nomor sesuai.

b. Pedoman Wawancara Terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang hanya memuat garis besar yang ditanyakan dan nantinya

akan dikembangkan saat melakukan wawancara. Pedoman

wawancara ini digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpan dari tujuan penelitian.

3.6.3 Studi Dokumentasi


47

Menurut Sugiyono (2014: 82), dokumen merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini

menggunakan dokumen untuk mencari data-data yang terkait dan

berhubungan dengan sarana dan prasarana perpustakaan. Teknik ini

digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi data berupa catatan,

buku foto dan lain sebagainya yang terkait dengan masalah peneliti.

3.7 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan dalam penelitian kualitatif penulis menggunkan uji

kredibilitas, menurut Sugiyono, uji kredibilitas data hasil penelitian kualitatif

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

3.7.1 Triangulasi

Triagulasi dalam pengujian krealibilitas diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu. Trigulasi terbagi atas tiga bagian yaitu:

a. Triagulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber.

b. Triagulasi teknik, yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda.

c. Triagulasi waktu, waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari saat

narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan


48

data yang lebih valid sehingga kreabel. Pengujian ini dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekkan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu dalam waktu atau situasi

yang berbeda. Jika hasil uji menghasilkan data yang berbeda maka,

dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian

datanya.

3.7.2 Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi di sini adalah adanya

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh

peneliti. Sebagai contoh wawancara perlu didukung dengan adanya

rekaman wawancara dan foto selama penelitian berlansung.

3.8 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2017: 89) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjalankan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memili mana yang penting dan yang akan dipelajari dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain.

Menurut Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2017: 91)

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlansung secara terus menerus sampai tuntas,

sehinggah datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data antara lain:

3.8.1 Reduksi Data


49

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok

memfokuskan pada hal-hal penting, dari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data

sebelumnya dan mencari apabila diperlukan.

3.8.2 Penyajian Data

Setalah data direduksi maka langka selanjutnya adalah

menyajikan data yang telah dilakukan dalam bentuk uraian singkat,

bagang hubungan antara kategori dan sejenisnya. Dengan adanya

penyajian data memudakan untuk memahami apa yang terjadi dan

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang akan dipahami.

3.8.3 Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah suatu usaha yang mencari atau

memahami makna atau arti, keterangan atau penjelasan. Kesimpulan

yang terkait segera divertifikasi dengan cara melihat dan

mempertanyakan kembali catatan dilapangan agar memperoleh

pemahaman yang lebih tepat. Kesimpulan atau vertifikasi data yang

digunakan sebagai hasil pengambilan data lapangan melalui informasi

yang mengetahui tentang pemeliharaan sarana dan prasarana

perpustakaan disekolah.

Kesimpulan dari analisa data ini didasarkan pada reduksi data,

sajian data, dan penarikan kesimpulan atau vertifikasi data yang

merupakan jawaban atas masalah yang dibahas peneliti.


50

Pengumpulan
data

Pengajian data

Reduksi Data Penarikan


Kesimpulan/
Vertifikasi data

Gambar 1.3 Komponen Dalam Analisis Data Miles Huberman


Dalam Sugiyono (2017: 92)
51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini pemaparan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukan oleh penulis saat melakukan penelitian di SMK N 3 Jayapura.

Penjelasan yang diberikan merupakan menjabarkan dari rumusan masalah yang

ada.

4.1 Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMK NEGERI 3 JAYAPURA

Alamat : Jalan Raya Abepura Kota Raja

RT : 002

RW : 007

Kecamatan : Abepura

Kota : Jayapura

Propinsi : Papua

No Telepon : 0967-581289

No SK Pendirian : 0389/0/1990

Tanggal SK : 11 Juni 1990

Penandatangan SK : Bupati / Walikota / Kanwil / Dinas Pend Mendiknas / Menhut


NPSN : 60301061

ID UN : 25-01-001

NSS : 32151001001

Tanggal Didirikan : 11 Juni 1990

Pendiri Sekolah : Lagere Technic School (LTS)

Tahun Berioperasi : 1990


52

Ulang Tahun Sekolah : 17 Maret

Kepemilikan Tanah : Pemerintah

Luas Tanah : 30.000 M2

Email : Smkn3_Kotajpr@Yahoo.Com

Website : Http://Www.Ditpsmk.Net

Kepala Sekolah

Nama : Melkianus Mawene, ST,M.MT

Nip : 19610419 198803 1 009

Jumlah Guru : 168

PNS : 133

Non PNS : 35

Guru Tetap : 120

Guru Tidak Tetap : 35

Sertifikat ISO : 9001:2000 / 9001:2008 / Proses Sertifikasi / Belum

Sertifikasi

Tahun Mendapat ISO : 200

Visi dan Misi SMK N 3 Jayapura

Visi

SMK N 3 Jayapura Menjadi pusat layanan pendidikan dan pelatihan (Diklat)

kejujuran yang mampu menghasilkan tamatan yang berkualitas, kompetitif,

berwawasan linkungan dan berstandar internasional pada tahun 2014.


53

Misi

1. Mengembangkan Program Pendidikan dan Pelatihan kejuruan sesuai

dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

2. Mengembangkan Program Pendidikan dan Pelatihan yang unggul dibidang

Sains.

3. Mengembangkan Program Pendidikan dan Pelatihan yang berwawasan

pada Mutu, Profesi, Lingkungan Hidup, Kewirausahaan dan berorientasi

pada masa depan.

4. Mengembangkan Program Pendidikan dan Pelatihan yang mampu

membudayakan Potensi siswa.

5. Mewujudkan suasana belajar yang berakar pada Norma, Budaya dan

Agama

6. Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang mampu

meningkatkan kepedulian seluruh warga sekolah terhadap lingkungan

hidup dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan

hidup serta memanfaatkan sumber daya alam dengan efektif dan efisien.

MOTTO : Belajar, Bekerja dan Berkarya

4.2 Hasil Penelitian

Penelitian ini berjudul Implementasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Perpustakaan di SMK N 3 Teknologi dan Rekayasa Jayapura. Untuk memperoleh data

tentang penelitian ini maka peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan teknik

wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
54

adalah Kepala Sekolah (Melkianus Mawene, ST,M.MT /MM), Pegawai Perpustakaan

(Anthomina Koibur /AK), Wali Kelas XI (Agustinus Sau, S.Pd /AS), 2 orang Siswa

(Alfa Madai /AM dan Sara Gobay /SG). Pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan

yang peneliti teliti di sini menurut Prastowo (2012:300) yaitu ruang perpustakaan,

perlengkapan perpustakaan, peralatan perpustakaan. Berikut hasil penelitian tentang

ketiga bentuk pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan tersebut.

4.2.1 Ruang Perpustakaan

Data tentang pemeliharaan ruang perpustakaan di dapat dari hasil wawancara

peneliti dengan beberapa komponen pertanyaan yaitu perencanaan pembangunan,

pengelolaan dan perawatan ruang perpustakaan di SMK N 3, berikut ini hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah MM:

“untuk masalah perencanaan pembangunan gedung dan ruang


perpustakaan kami tidak terlibat karena gedung perpustakaan ini
sudah memang ada sejak Pemerintahan Kolonial Belanda Lagere
Techenic School (LTS). Kami hanya merencanakan kalau ada
kerusakan pada gedung, ruangan atau komponen-komponen
penunjang perpustakaan yang lain seperti kekurangan buku, meja
bangku dan rak buku. Kami merencanakannya lewat rapat dengan
pihak perpustakaan. Apa saja yang di perlukan di perpustakaan
selalu di laporkan lewat rapat setelah itu barulah kami membuat
perencanaan untuk pengadaan sesuai dengan kebutuhan
perpustakaan. Untuk pengelolaan ruang perpustakaan, sudah ad
struktur organisasi dalam perpustakaan ini agar pengelolaan dalam
perpustakaan dapat berjalan dengan baik yang di kepalai oleh ibu
Marice Koibur, baik itu mulai dari pembiayaan, perlengkapan,
peralatan perpustakaan, serta pelayanan di dalam perpustakaan bagi
siswa yang masuk ke perpustakaan dan juga perawatan fasilitas
yang ada di perpustakaan”.

Hal tersebut diperkuat oleh AT selaku teknisi perpustakaan sebagai berikut:

“Kami tidak melakukan perencanaan pembangunan gedung kami


hanya biasanya hanya membuat laporan kepihak sekolah lalu
sekolah yang merencanakan sesuai dengan kebutuhan kami. Untuk
masalah pengelolaan kami sudah membentuk struktur organisasi
yang terdiri dar kepala perpustakaan, teknisi, pelayan pembaca ada
55

2 orang. Tugas kami di perpustakaan hanya menjaga dan merawat


ruang perpustakaan. Cara yang kami lakukan untuk menjaga dan
merawat ruang perpustakaan yaitu dengan mengecet dinding
tembok ulang dan rutin membersihkan ruang perpustakaan sesuai
dengan jam kerja petugas. Dan juga tidak ada tenaga khusus untuk
merawat ruang perpustakaan namun perpustakaan tetap dirawat
dengan adanya kerja sama antara petugas perpustakaan (kepala
perpustakaan, teknisi, dan pelayan pembaca)”.

Pernyataan tentang struktur organisasi perpustakaan ini sesuai dengan hasil

studi dokumentasi peneliti seperti yang terlampir, disitu terlihat jelas bahwa

memang sudah ada struktur organisasi yang di buat oleh pihak pengelolah

perpustakaan dengan tujuan agar adanya pembagian tugas kerja bagi setiap

pegawai perpustakaan. Sedangkan untuk hasil wawancara tentang cara untuk

merawat dan menjaga ruang perpustakaan yaitu dengan cara pembersihan ruang

perpustakaan secara rutin, hal tersebut sesuai dengan hasil observasi peneliti pada

tanggal 11 Februari 2020 pukul 09.20 WIT seperti yang terlampir, disitu peneliti

melihat bahwa memang benar adanya pelaksanaan perawatan perpustakan dengan

cara pembersihan secara rutin yang dilakukan oleh petugas piket yang

bertanggung jawab hari itu.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi di atas maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemeliharaan ruang perpustakaan sudah

dilakukan dengan baik dengan indikator mereka telah melakukan perencanaan

untuk perbaikan kerusakan pada ruang perpustakaan, pengelolaan ruangan

perpustakaan juga telah dilakukan denga cara telah di bentuknya struktur

organisasi perpustakaan agar ada pembagiaan tugas yang jelas dalam mengelolah

ruang perpustakaan, dan perawatan ruang perpustakaan juga telah dilakukan

dengan selalu melakukan pengecatan dan pembersihan rutin sesuai dengan jam
56

kerja petugas.

4.2.2 Perlengkapan Perpustakaan

Data tentang pemeliharaan perlengkapan perpustakaan di dapat dari hasil

wawancara peneliti dengan beberapa komponen pertanyaan yaitu pengadaan

perlengkapan, pengelolaan perlengkapan perpustakaan dan perawatan

perlengkapan perpustakaan di SMK N 3, berikut ini hasil wawancara dengan

kepala sekolah MM:

“pengadaan fasilitas perlengkapan di perpustakaan ada bantuan dari


luar sekolah seperti dari, dinas pendidikan berupa rak-rak buku dan
ada fasilitas yang kami siapkan sendiri juga seperti bangku,dan meja
belajar sesuai dengan laporan yang di berikan oleh pihak
perpustakaan saat rapat bersama dan kami sesuaikan juga dengan
anggaran yang ada di sekolah. Kalau masalah pengelolaan dan
pemeliharaan perlengkapan itu kami serahkan seluruhnya kepada
pihak pengelolah perpustakaan”.

Pernyataan tersebut sejalan juga dengan hasil wawancara peneliti dengan

AK yaitu:

“pengadaan perlengkapan di perpustakaan itu dengan cara kami


mendata barang-barang yang dibutuhkan dan dilaporkan langsung
ke kepala sekolah pada saat rapat bersama. Untuk pengelolaan
perlengkapan perpustakaan, kami pegawai perpustakaan
menginventarisasi dan selalu mencatat segala perlengkapan yang
ada di perpustakaan. Kami memisahkan perlengkapan dari yang
baik, kurang baik, dan yang sudah tidak bisa difungsikan lagi.
Untuk fasilitas yang masih bisa difungsikan kami memperbaiki
tetapi untuk yang sudah tidak bisa difungsikan lagi mereka buang,
seperti rak-rak buku itu jika rusak mereka langsung menggantinya
dengan yang baru. Terkait dengan pemeliharan perlengkapan
perpustakaan kami selalu melakukan pembersihan secara rutin
terhadap perlengkapan yang ada di perpustakaan seperti meja, kursi
dan rak-rak buku”.

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh AS selaku guru sebagai berikut:

“Petugas perpustakaan selalu mengadakan perawatan pelengkapan


perpustakaan seperti meja, kursi dan rak buku di perpustakaan.
Dengan begitu sangat membantu siswa dalam propses belajar
57

mengajar di kelas, terutama tempat belajar yang di sediakan di


perpustakaan contohnya meja belajar, dengan buku-buku yang
lengkap”.

Hasil wawancara mengenai adanya pembersihan dan penginvetarisasian

perlengkapan perpustakaan sejalan dengan hasil observasi peneliti pada tanggal 19

Februari 2020 pukul 10.02 WIT yang terlampir disitu terlihat bahwa adanya

penginventarisasian dan pembersihan perlengkapan perpustakaan oleh petugas

perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas maka peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa pengadaan perlengkapan di perpustakaan sudah dilakukan

dengan baik dengan indikator mereka mendapat bantuan dari dinas pendidikan

berupa rak-rak buku dan juga ada beberapa yang sekolah menyediakan sendiri

sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang ada. Bentuk pengelolaan

perlengkapan di perpustakaan dilakukan dengan cara pegawai perpustakaan selalu

menginventarisasikan setiap barang yang baik dan yang sudah rusak. Perawatan

perlengkapan di perpustakaan telah dilakukan dengan baik dengan pembersihan

secara rutin untuk perlengkapan yang ada diperpustakaan.

4.2.3 Peralatan Perpustakaan

Data tentang pemeliharaan peralatan di perpustakaan di dapat dari hasil

wawancara peneliti dengan beberapa komponen pertanyaan yaitu pengadaan

peralatan, pengelolaan peralatan dan perawatan peralatan perpustakaan di SMK N

3, berikut ini hasil wawancara peneliti dengan MM:

“Untuk pengadaan peralatan di perpustakaan kami mendapat bantuan


dari dinas pendidikan provinsi papua berupa buku-buku tetapi ada
juga peralatan yang di sediakan oleh pihak sekolah sendiri seperti
buku, komputer dan printer untuk membantu pekerjaan petugas
dalam melayani pembaca di perpustakaan, kemudian keranjang
58

sampah, jam dinding, gunting, pelubang kertas, penggaris, stapler,


pembatas buku, spidol, bolpoint, penghapus, lem, stempel
perpustakaan, whiteboard, sapu, kemoceng, ember, buku untuk
daftar hadir pembaca, obat hama dan kapur barus untuk mencegah
kutu atau jamur yang ada di buku. Sama seperti di perlengkapan
untuk mengenai pengelolaan dan perawatan peralatan perpustakaan
juga saya serahkan seluruhnya kepada pihak perpustakaan”.

Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh AK yaitu sebagai

berikut:

“Untuk pengadaan peratan di perpustakaan itu kami mendapat


bantuan dari pihak dinas pendidikan dalam bentuk buku-buku
namun sebagian besar kebutuhan peralatan dalam perpustakaan ini
dipenuhi oleh pihak sekolah seperti buku untuk mendata siswa,
bolpoint, spidol, penghapus, penggaris, lem, kapur barus, sapu ijuk,
kemoceng, ember, gunting, komputer, printer, tinta printer dan
masih banyak kebutuhan lainnya yang sekolah penuhi sehingga
sangat membantu pelayanan kami. Kami juga selalu
menginventarisasikan buku-buku agar kami tahu kebutuhan
pembaca. Ada juga buku yang kami peroleh dari siswa karena
mereka mungkin saat membaca atau meminjam mereka merusak
buku tersebut maka mereka harus menggantinya sebagai bentuk
sanksi bagi pembaca yang merusak buku bacaan karena itu
memang sudah tertetera di peraturan perpustakaan. Kemudian
untuk masalah perawatan atau pemeliharaan peralatan di
perpustakaan ini seperti yang tadi sudah saya sampaikan bahwa
setiap bulannya kami membersihkan buku-buku karena dalam
buku-buku terdapat binatang-binatang kecil seperti rayap yang
dapat merusak buku-buku yang ada”.

Hasil wawancara tersebut juga sesuai dengan observasi peneliti pada tanggal

11 Februari 2020 pukul 09.20 WIT seperti yang terlampir terlihat bahwa memang

benar bahwa adanya pembersihan dan penginvetarisasian buku oleh petugas

perpustakaan.

Siswa AM dan SG juga sebagai pengguna perpustakaan menyatakan bahwa:

“Kami memiliki perpustakaan yang nyaman disekolah dengan


fasilitas yang lengkap karena buku-buku yang kami butuhkan
semua ada di sini. Perpustakaan ini juga sangat nyaman sehingga
kami betah untuk membaca lama-lama di sini, karena petugas
perpustakaan rajin merawat dan membersihkan perpustakaan.
59

Selain itiu cara kami sebagai siswa memelihara perpustakaan ini


yaitu dengan tidak membuang sampah sembarang ketika masuk ke
perpustakaan dan menjaga buku-buku yang dipinjamkan dari
perpustakaan sekolah. Kalau kami merusak buku berarti harus
menggantinya atau membayar denda sesuai dengan peraturan yang
berlaku di sini”.

Terkait dengan adanya penggantian buku oleh pembaca ini sesuai dengan hasil

observasi peneliti pada tanggal 26 Februari 2020, peneliti melihat bahwa ada

seorang siswa yang mengganti buku yang telah dirusak kepada petugas piket di

perpustakaan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa pengadaan peralatan di perpustakaan juga berjalan

dengan baik karena mereka mendapat bantuan dari dinas pendidikan provinsi

berupa buku-buku, kemudian dari pihak sekolah dalam bentuk buku, komputer

dan printer, keranjang sampah, jam dinding, gunting, pelubang kertas, penggaris,

stapler, pembatas buku, spidol, bolpoint, penghapus, lem, stempel perpustakaan,

whiteboard, sapu, kemoceng, ember, buku untuk daftar hadir pembaca, obat hama

dan kapur barus. Serta ada juga sumbangan buku dari siswa karena pengantian

buku yang telah di rusak saat membaca atau meminjam sebagai bentuk sanksi dari

peraturan yang berlaku di perpustakaan. Untuk pengelolaan peralatan

perpustakaan juga sudah berjalan dengan baik yaitu dengan cara

menginventarisasi peralatan yang ada didalam perpustakaan. Kemudian untuk

pemeliharaan peralatan di perpustakaan dilakukan dengan cara secara rutin

petugas perpustakaan membersihkan buku-buku yang ada didalam perpustakaan.

4.3 Pembahasan
60

4.3.1 Pemeliharaan Ruang Perpustakaan

Menurut Prastowo (2012:300) ruangan perpustakaan adalah salah satu unsur

yang paling dominan dari eksistensi atau keberadaan perpustakaan. Tanpa

ruangan, tidak mungkin ada perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah adalah,

tempat terselenggaranya perpustakaan. Jadi perpustakaan sangat penting sebagai

tempat dihimpunnya berbagai informasi. Dan juga perpustakaan adalah salah satu

faktor yang dituntut memperlancar tugas-tugas pengelolaan perpustakaan. Tanpa

ruang perpustakaan tidak akan dapat menjalankan perpustakaan dengan berhasil.

Berdasarkan hasil penelitian peniliti menemukan bahwa pemeliharaan ruang

perpustakaan sudah dilakukan dengan baik dengan indikator mereka telah

melakukan perencanaan untuk perbaikan kerusakan pada ruang perpustakaan,

pengelolaan ruangan perpustakaan juga telah dilakukan dengan cara telah di

bentuknya struktur organisasi perpustakaan agar ada pembagiaan tugas yang jelas

dalam mengelolah ruang perpustakaan, dan perawatan ruang perpustakaan juga

telah dilakukan dengan selalu melakukan pengecatan dan pembersihan rutin

sesuai dengan jam kerja petugas.

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Prastowo

(2012:300) komponen pemeliharaan ruangan perpustakaan itu dimulai dari

perencanaan, pengelolaan, dan perawatan ruangan perpustakaan. Ada pun

perencanaan yang dipersiapkan untuk pembangunan perpustakaan yaitu yang

perlu diingat adalah dalam mendirikan gedung sekolah harus mempertimbangkan

dengan cermat tentang lokasi pembangunan gedung perpustakaan sekolah.

Perpustakaan sekolah tidak mementingkan kemegahan tetapi yang penting

perencanaan pembangunan yang matang. Sehingga menghasilkan suatu bangunan


61

yang berkualitas tinggi dan dapat bermanfaat sebagaimana adanya.

Menurut Lasa (20091:97) bangunan maupun ruangan perpustakaan sekolah,

semestinya tidak sesederhana yang dibayangkan oleh banyak orang. dilihat dari

segi bangunan, perpustakaan merupakan suatu organisasi tata ruang yang

memiliki sub-sub sistem yang memiliki fungsi berbeda-beda. Oleh sebab itu,

dalam sistem perencanaan, perpustakaan sekolah perlu memperhatikan fungsi tiap

ruang, unsur-unsur keharmonisan dan keindahan, baik dari segi interior maupun

dari segi eksterior. Ruangan perpustakaan sekolah yang tertata baik akan

memberikan kenyamanan dan kepuasan petugas serta pemakai jasa perpustakaan.

Dengan kata lain, dibutuhkan perencanaan yang baik untuk mendapatkan ruangan

perpustakaan yang ideal.

Menurut Astuti (2014) Untuk pengelolaan perpustakaan sekolah dapat

berjalan dengan baik, maka itu diperlukan strategi pengembangan perpustakaan

sekolah dengan baik. Tentunya pengembangan perpustakaan sekolah harus

berangkat dari inisiatif sekolah itu sendiri. Adapun pengembangan perpustakaan

sekolah meliputi hal-hal sebagai berikut:

 Struktur organisasi, perlu ada pematapan struktur organisasi atau kelembagaan

perpustakaan sekolah.

 Pembiayaan, perlu adanya anggaran yang memadai yang dapat digunakan untuk

operasional perpustakaan sekolah.

 Gedung atau ruang perpustakaan, perlu ada ruangan yang representatif sehingga

keberadaan perpustakaan sekolah mampu menunjang kegiatan KBM di sekolah.

 Koleksi bahan pustaka, perlu disesuaikan dengan kebutuhan minimum sekolah

yang mengacu pada kurikulum dan kegiatan ekstrakulikuler disekolah.


62

 Peralatan dan perlengkapan, yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan

perpustakaan sekolah sehingga perpustakaan dapat berjalan dengan baik.

 Tenaga perpustakaan memiliki fasilitas yang memadahi untuk pengelolaan

perpustakaan.

 Layanan perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Jika mungkin ada

layanan diluar jam-jam belajar siswa, sehingga siswa dapat memanfaatkan

perpustakaan dengan baik.

Menurut prastowo (2012:345) Pemeliharaan rungan perpustakaan merupakan

tindakan atau kegiatan mencegah, melindungi dan memperbaiki semua fasilitas

sarana dan prasarana. Baik itu dari kerusakan yang disebabkan oleh, tangan-

tangan usil manusia misalnya coretan pada dinding tembok ruangan, buku

disobek, cara duduk yang keliru yang dapat menyebabkan kursi rusak. Dan

kerusakan secara alamiah misalnya, keausan barang karena memang sudah tua

dimakan usia seperti buku menjadi lapuk dan kursi mulai lapsuk karena dimakan

usia. Dalam hal pemeliharaan ada dua hal yang dapat dilakukan yaitu, dengan cara

perbaikan dan pencegahan.

Ada beberapa tindakan pencegahan yaitu :

 Membersihkan secara rutin setiap perabotan dalam ruangan perpustakaan.

 Memberi sampul setiap buku yang ada di perpustakaan

 Mengatur ventilasi udara agar tetap dalam keadaan normal, tidak perlu dingin dan

tidak perlu panas.

 Memberitahukan kepada para pengguna agar sama-sama menjaga barang-barang

yang ada didalam ruang perpustakaan.

Beberapa tindakan perbaikan yaitu:


63

 Mengganti bahan-bahan yang sudah rusak dengan

bahan yang baru.

 Mengecat ulang dinding tembok perpustakaan.

 Melaksanakan penyemprotan pengguna obat-obat anti serangga guna membunuh

serangga pengganggu yang bercekol disela-sela buku dan bahan koleksi yang

diperpustakaan.

4.3.2 Perlengkapan Perpustakaan

Menurut Mutia (2012) perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang

diperlukan staf dan pustakawan di dalam perpustaaan sebagai penunjang fungsi

perpustakaaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di temukan bahwa

pengadaan perlengkapan di perpustakaan sudah dilakukan dengan baik dengan

indikator mereka mendapat bantuan dari dinas pendidikan berupa rak-rak buku

dan juga ada beberapa yang sekolah menyediakan sendiri sesuai dengan

kebutuhan dan anggaran yang ada. Bentuk pengelolaan perlengkapan di

perpustakaan dilakukan dengan cara pegawai perpustakaan selalu

menginventarisasikan setiap barang yang baik dan yang sudah rusak. Perawatan

perlengkapan di perpustakaan telah dilakukan dengan baik dengan pembersihan

secara rutin untuk perlengkapan yang ada diperpustakaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teorinya Prastowo (2012:324) yaitu

perlengkapan perpustakaan merupakan alat yang digunakan untuk menunjang

kegiatan pelaksanaan perpustakaan yang tidak habis pakai, seperti meja, kursi,

lemari, rak buku, dan papan pengumuman. Pertimbangan untuk pemilihan

perlengkapan perpustakaan yaitu hendaknya dipertimbangkan secara sangat


64

masak dan cermat. Setidaknya, empat pertimbangan yang sekiranya dapat anda

gunakan dalam pengadaan perlengkapan perpustakaan sekolah.

Pertama, pencatatan/inventarisasi perlengkapan yang telah dimiliki.

Maksudnya, dalam setiap pengadaan perlengkapan, hendaknya dilakukan

pencacatan perlengkapan mengenai jenis, spesifikasi, dan jumlahnya. Berapa kira-

kira perlengkapan yang masih bisa dipakai, berapa yang harus diperbaiki, dan

berapa yang harus diganti. Inventarisasi ini penting karena berdasarkan pada data

ini, bisa digunakan sebagai pertimbangan dalam pengadaan perlengkapan

perpustakaan sekolah.

Kedua, ketersediaan ruangan. Kita perlu mengetahui secara pasti luas ruangan,

ventilasi, warna, pencahayaan, dan timggi rendahnya ruangan. Unsur-unsur ini

dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan penentuan jenis perlengkpan, ukuran,

spesifikasi, model dan warnanya.

Ketiga, spesifikasi perlengkapan. Perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan

perlenkapan sekolah hendaknya, dicatat spesifikasinya, ukuran, ciri khas, merek,

warna, kemampuan, ketahanan dan lain sebagainya.

Keempat, rencana tata ruang perpustakaan sekolah. Maksudnya, perpustakaan

sebagai lembaga informasi harus selalu mengikuti perkembangan teknologi

informasi dan kebutuhan masyarakatnya. Dengan demikian, perlu dipikirkan

sistem tata ruang secara cermat. Kiranya, perlu dipikirkan juga ruangan untuk

bahan nonkertas, seperti CD, film, mikrofilm, dan lain sebagainya.

Jenis perlengkapan yang perlu disediakan oleh perpustakaan sekolah,

sebagaimana ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional (1998/1999), meliputi

sepuluh jenis yaitu:


65

- Rak buku

- Rak majalah

- Lemari katolog

- Meja sirkulasi

- Meja dan kursi baca

- Meja kerja pegawai/ petugas

- Rak surat kabar

- Rak kamus dan atlas

- Papan pengumuman

- Tempat penitipan barang

4.3.3 Peralatan Perpustakaan Sekolah

Menurut Prastowo (2012:342) peralatan perpustakaan adalah barang-barang

yang diperlukan secara langsung dalam mengerjakan tugas serta kegiatan di

perpustakaan. Peralatan perpustakaan sekolah dibedahkan menjadi dua jenis yaitu,

yang bersifat habis pakai dan yang bersifat tahan lama. Berikut penjelasan kedua

jenis peralatan tersebut.

a. Peralatan Perpustakaan yang Habis pakai

Peralatan habis pakai adalah yang relatif cepat habis.

Peralatan ini meliputi beberapa jenis berikut: Potlot; Potlot warna; Pena; Kertas

untuk print, membuat label baku, kantong buku, dan slip tanggal; Kertas manila

untuk mambuat kartu katalog, kartu buku, dan kartu pinjaman; Formulir

pendaftaran, Kertas bergaris untuk mencatat sesuatu, Buku catatan, Blangko surat,

Amplop bermacam-macam ukuran, Buku iventaris bahan-bahan pustaka, Buku


66

inventaris peralatan perpustakaan, Buku induk peminjaman, Kartu anggota, Tinta,

Tinta gambar, Tinta stempel, Penghapus tinta, Tali, Karet, Pita, Kawat, Paku

bermacam-macam ukuran, Lem perekat cair dan kental, Kertas perekat, Kuitansi,

Jepitan kertas, Kapur tulis, Kapur barus, Benang, Jarum, Spidol, Obat pencegahan

hama/jamur buku, dll.

b. Peralatan Perpustakaan Tahan Lama

Sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang bisa

digunakan secara terus-terus dalam jangka waktu yang relatif lama. Jenisnya

meliputi beberapa hal berikut: Komputer, Printer, Mesin hitung, Keranjang

sampah, Kotak surat, Jam dindingg, Pisau, Gunting, Pelubang kertas, Penggaris,

Bantal stempel, Berkas jepitan, Stempel huruf, Stempel tanggal, Stempel angka,

Stempel inventaris perpustakaan sekolah, Daftar klasifikasi, Daftar buku atau

katalog buku, Papan tulis, Papan pengumuman, Stapler, Palu, Sapu, Kemoceng,

Alat pemadam kebakaran, Alat semprot memberantas hama buku, Ember, Lampu,

dll.

Teori ini sejalan dengan penemuan peneliti yaitu pengadaan peralatan di

perpustakaan juga berjalan dengan baik karena mereka mendapat bantuan dari

dinas pendidikan provinsi berupa buku-buku, kemudian dari pihak sekolah dalam

bentuk buku, komputer dan printer, keranjang sampah, jam dinding, gunting,

pelubang kertas, penggaris, stapler, pembatas buku, spidol, bolpoint, penghapus,

lem, stempel perpustakaan, whiteboard, sapu, kemoceng, ember, buku untuk

daftar hadir pembaca, obat hama dan kapur barus. Serta ada juga sumbangan buku

dari siswa karena pengantian buku yang telah di rusak saat membaca atau

meminjam sebagai bentuk sanksi dari peraturan yang berlaku di perpustakaan.


67

Untuk pengelolaan peralatan perpustakaan juga sudah berjalan dengan baik yaitu

dengan cara menginventarisasi peralatan yang ada didalam perpustakaan.

Kemudian untuk pemeliharaan peralatan di perpustakaan dilakukan dengan cara

secara rutin petugas perpustakaan membersihkan buku-buku yang ada didalam

perpustakaan.

Sejalan juga dengan pendapat Lasa (2009:208) dari berbagai macam jenis

perlengkapan perpustakaan sekolah, menurut bahan pembuatannya bisa

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu perlengkapan bahan logam dan kayu. Contoh

perlengkapan bahan logam adalah, rak buku, kereta buku, kursi, lemari file, dan

lain sebagainya. Contoh perlengkapan berkayu adalah, kursi, meja baca, rak buku,

lemari, laci katalog, dan lain sebagainya. Jadi, sebetulnya kayu ataupun logam

semuannya bisa digunakan sebagai bahan pembuat perlengkapan perpustakaan.

Pemeliharaan buku adalah bukanlah hal yang baru bagi pustakawan. Hal ini

telah menjadi tugas pustakawan sejak ribuan tahun lalu. Berdirinya pustakawan

berarti adanya koleksi buku. Koleksi ini perlu dipelihara dan dilestarikan demi

generasi mendatang. Namun pelestarian tersebut bukanlah tugas yang mudah.

Pustakawan purba hingga saat ini masih tetap menemui musuh lama berupa

cacing buku, rayap, dan kecoak, ditambah berbagai jenis kutu lainnya. Kutu buku,

rayap, dan kecoak merusak masterpiece sastra Yunani dan Roma. Banyak penulis

yang menyebutkan serangga buku yang merusak buku, walaupun buku waktu itu

masih terbatas pada papirus dan gulungan kulit binatang.

Tujuan perawatan/pemeliharaan bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan

informasi bahan pustaka dan arsip, atau melestarikan bahan aslinya dengan sangat

lengkap agar dapat digunakan secara optimal. Sementara itu dalam hal
68

pemeliharaan, ada dua kegiatan yang dapat ditempuh agar kondisi segala fasilitas

perabotan dan perlengkapan perpustakaan tetap dalam keadaan baik. Menurut

Yusuf dan Suhendar (2010), ada dua cara tersebut adalah tindakan preventif dan

kuratif. Beriut penjelasannya kedua tindakan ini.

c. Tindakan Pencegahan (Preventif)

Tindakan preventif (pencegahan) dimaksud untuk mencega sebelum

bahan atau koleksi perpustakaan termasuk segalah fasilitas, perabotan, dan

perlengkapannya mengalami kerusakan. Adapun caranya sebagai berikut:

8. Membersikan secara rutin seluruh perabotan dan perlengkapan perpustakaan,

termasuk keadaan yang harus selalu dalam keadaan bersih.

9. Membungkus atau memberi sampull setiap buku yang dimiliki oleh

perpustakaan.

10. Mengatur ventilasi udara supaya tetap dalam keadaan normal, tidak terlalu

dingin dan tidak terlalu panas. Sinar matahari diupayakan supaya tidak lansung

menembus ruangan perpustakaan.

11. Membersihkan koleksi buku dan lainnya menggunakan alat pembersih

(kemoceng) atau lap.

12. Memberi peringatan kepada para pengguna agar bersama-sama turut

menjaga kebersihan dan kelestarian perpustakaan.

13. Memasang rambu-rambu peringatan di ruang perpustakaan yang isinya

memohon kepada pengujung agar menjaga kebersihan dan keamanan.

14. Tetap menjaga kerapian letak buku-buku atau koleksi perpustakaan,

termasuk perlengkapan dan perabotanya gar selalu dalam keadaan siaga-layan.

d. Tindakan Perbaikan (Kuratif/Penyembuhan)


69

Dalam dunia perpustakaan, tindakan perbaikan atau kuratif mempunyai

arti perbaikan sesuatu yang sudah terlanjur rusak. Misalnya, buku-buku yang

rusak, lembarannya rusak, sobek sebagian, dan lain sebagainya. Kondisi buku

atau bahan koleksi lain yang ada diperpustakaan seperti itu bisa diperbaiki

dengan cara yang sederhana. Tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan cara-

cara sebagai berikut:

e. Melaksanakan penjilidan sederhana terhadap buku-buku yang rusak sebagian,

seperti kulit buku lepas atau sobek dan kerusakan sejenis lainnya.

f. Melaksanakan penyemprotan menggunakan obat-obat anti serangga guna

membunuh serangga pengganggu yang bercekol disela-sela buku dan bahan

koleksi lain diperpustakaan. Selain itu, dengan penyemprotan, diharapkan juga

bisa menetralisasi ruangan dari serangga pengganggu lainnya.

g. Mengganti bahan-bahan yang sudah rusak dengan bahan yang baru, terutama

jika buku-buku tersebut banyak peminatnya.

h. Meminta ganti rugi kepada pengguna perpustakaan yang sengaja merusak atau

menghilangkan koleksi perpustakaan.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
70

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang implementasi

pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan di SMK N 3 Teknologi dan

Rekayasa Jayapura mulai dari pemeliharaan ruang perpustakaan, pemeliharaan

perlengkapan perpustakaan, dan pemeliharaan peralatan perpustakaan peneliti

mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumentasi di atas

maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pemeliharaan ruang

perpustakaan sudah dilakukan dengan baik dengan indikator, mereka

telah melakukan perencanaan untuk perbaikan kerusakan pada ruang

perpustakaan, pengelolaan ruangan perpustakaan juga telah dilakukan

dengan cara di bentuknya struktur organisasi perpustakaan agar ada

pembagiaan tugas yang jelas dalam mengelolah ruang perpustakaan, dan

perawatan ruang perpustakaan juga telah dilakukan dengan baik,mereka

selalu melakukan pengecatandiding tembok dan pembersihan rutin

sesuai dengan jam kerja petugas.

2. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa pengadaan perlengkapan di perpustakaan

sudah dilakukan dengan baik dengan indikator mereka mendapat

bantuan dari dinas pendidikan berupa rak-rak buku dan juga ada

beberapa yang sekolah menyediakan sendiri sesuai dengan kebutuhan

dan anggaran yang ada. Bentuk pengelolaan perlengkapan di

perpustakaan dilakukan dengan cara pegawai perpustakaan selalu

menginventarisasikan setiap barang yang baik dan yang sudah rusak.

Perawatan perlengkapan di perpustakaan telah dilakukan dengan baik


71

dengan pembersihan secara rutin untuk perlengkapan yang ada

diperpustakaan.

3. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas maka peneliti dapat

menarik kesimpulan bahwa pengadaan peralatan di perpustakaan juga

berjalan dengan baik karena mereka mendapat bantuan dari dinas

pendidikan provinsi berupa buku-buku, kemudian dari pihak sekolah

dalam bentuk buku, komputer dan printer, keranjang sampah, jam

dinding, gunting, pelubang kertas, penggaris, stapler, pembatas buku,

spidol, bolpoint, penghapus, lem, stempel perpustakaan, whiteboard,

sapu, kemoceng, ember, buku untuk daftar hadir pembaca, obat hama

dan kapur barus. Serta ada juga sumbangan buku dari siswa karena

pengantian buku yang telah di rusak saat membaca atau meminjam

sebagai bentuk sanksi dari peraturan yang berlaku di perpustakaan.

Untuk pengelolaan peralatan perpustakaan juga sudah berjalan dengan

baik yaitu dengan cara menginventarisasi peralatan yang ada didalam

perpustakaan. Kemudian untuk pemeliharaan peralatan di perpustakaan

dilakukan dengan cara secara rutin petugas perpustakaan membersihkan

buku-buku yang ada didalam perpustakaan.

5.2 Saran

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian tentang implementasi


72

pemeliharaan sarana dan prasarana perpustakaan di SMK N 3 Teknologi dan

Rekayasa Jayapura mulai dari pemeliharaan ruang perpustakaan, pemeliharaan

perlengkapan perpustakaan, dan pemeliharaan peralatan perpustakaan peneliti

mengemukakan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Biar tidak ada tenaga khusus untuk merawat ruang perpustakaan namun

perpustakaan tetap dirawat dengan adanya kerja sama antara petugas

perpustakaan (kepala perpustakaan, teknisi, dan pelayan pembaca), saran

penulis agar petugas perpustakaan selalu kompak dalam menjalin

hubungan kerja sama antara yang satu dengan yang lain untuk menjaga

dan merawat perpustakaan baik itu dari ruangan perpustakaan,

perlengkapan perpustakaan , dan peralatan perpustakaan.

2. Tiap bulannya harus buat laporan inventarisasi untuk mengetahui

fasilitas yang sudah rusak dan yang masih baik. Untuk dapat membantu

perawatan di perpustakaan berjalan dengan baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim. 2009. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.


Sulistyo. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lasa 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media.
Matin & Fuad, Nurhattati. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Barnawi & Arifin. 2017. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Desy Ery dkk. 2008. Buku Ajar Perpustakaan Sekolah. Semarang: Fakultas

sastra. UNDIP

Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008. Tentang Standararana dan Prasarana

Sekolah Mengenah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Permendiknas Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan

Mutia. 2012 Sarana Dan Prasarana Ruang Perpustakaan Sebagai Aspek

Kekuatan Dalam Pengembangan Perpustakaan . Fakultas Sastra Unidip

Prastowo. 2012 Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Yokyakarta

DIVA Press

Astuti. 2014. Sejara Perpustakaan Bandung

73

Anda mungkin juga menyukai