Anda di halaman 1dari 78

PROPOSAL PENELITIAN

PERBANDINGAN RETENSI SISWA SD KELAS V PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN
MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA
(WEBBED MODEL)

NOVITA HANIFAH
NPM : 181203003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS EFARINA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PERBANDINGAN RETENSI SISWA SD KELAS V PADA PEMBELAJARAN


TEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JARING LABA-LABA
(WEBBED MODEL)
Proposal ini diterima dan disetujui untuk melaksanakan penelitian
Tanggal,
Oleh :
NOVITA HANIFAH
NPM : 181203003

Disetujui Oleh,
Pembimbing I Pembimbing II

(Jubelando.O.Tambunan,S.Pd.,M.pd (Ficha Aulia Nanda, S.Pd., M.Pd)


) NIDN. 1326088901
NIDN. 0118108601

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Efarina

(Rajainal Saragih, S.Pd, M.Si)


NIDN. 0122099102

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah atas segala kasih sayang,
pertolongan dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan nikmat kepada
peneliti sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu
yang telah direncanakan.

Proposal penelitian berjudul : “Perbandingan Retensi siswa SD kelas V Pada


pembelajaran Tematik Antara Model pembelajaran konvensional dan Model
Pembelajaran jaring laba-laba (Webbed Model)”. Disusun untuk memenuhi syarat
penelitian. Penyusunan proposal penelitian ini banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan banyak
terima kasih kepada :

1. Bapak DR. J.R Saragih,SH.,MM. Selaku Bapak Pendiri Yayasan Universitas


Efarina Pamatang Raya.
2. Bapak Ketua Yayasan Universitas Efarina Pamatang Raya
3. Bapak Richard Fredik Marpaung,S.Kep,.Ns.,MKM. Selaku Rektor Universitas
Efarina.
4. Ibu Pinondang Hotria siregar,SKM,.M.Kes. Selaku Wakil Rektor I Universitas
Efarina.
5. Bapak Salim Efendi,S.Pd.,M.Pd. Selaku Wakil Rektor II Universitas Efarina.
6. Ibu Oktafiana Manurung,SST.,M.Kes. Selaku Wakil Rektor III Universita
Efarina.
7. Bapak Rajainal Saragih,S.Pd.,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Efarina
8. Bapak Rajainal Saragih,S.Pd.,M.Si. Selaku Kepala Program Studi S1 Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Efarina

ii
9. Bapak Jubelando.O.Tambunan,S.Pd.,M.Pd selaku dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan kepada peneliti sehingga mampu menyelesaikan
proposal ini.
10. Ibu Ficha Aulia Nanda, S.Pd, M.Pd, selaku dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan kepada peneliti sehingga mampu menyelesaikan
proposal ini.
11. Orangtua, keluarga dan orang-orang terdekat yang telah memberikan
dukungan moral dan materi.
12. Semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini yang tidak dapat
penyusun sebutkan satu per satu.
Walaupun proposal ini telah tersusun rapi peneliti tetap mengharapkan saran
dan kritikan dari semua pihak agar proposal ini dapat berguna bagi setiap orang yang
membacanya. Atas semua jasa yang telah diberikan peneliti mengucapkan banyak-
banyak terima kasih semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dengan berlipat
ganda.

Pematang siantar, Juni 2022


Peneliti

Novita Hanifah
NPM .181203003

iii
Daftar Isi

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................iv
Daftar Tabel..................................................................................................................vi
Daftar Gambar.............................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah........................................................................................5
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................5
1.4 Rumusan Masalah...........................................................................................6
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................6
1.6 Manfaat Penelitian..........................................................................................6
1.7 Manfaat Teoristis............................................................................................7
1.8 Manfaat Praktis...............................................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI...............................................................................................9
2.1 Kerangka Teoristis..........................................................................................9
2.1.1 Kemampuan Retensi (Mengingat)..............................................................9
2.1.2 Konsep Pembelajaran................................................................................11
2.2 Pembelajaran Terpadu..................................................................................13
2.2.1 Konsep Pembelajaran Terpadu..................................................................13
2.2.2 Pembelajaran Tematik...........................................................................14
2.4 Penelitian Relevan........................................................................................32
2.5 Kerangka Berpikir.........................................................................................37
2.6 Hipotesis Penelitian......................................................................................40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................................41

iv
3.1 Metode Penelitian.........................................................................................41
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian....................................................................41
3.3 Instrumen Penelitian.....................................................................................41
3.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................................41
3.5 Analisis Data.................................................................................................42
3.6 Desain Penelitian..........................................................................................42
3.7 Prosedur Penelitian.......................................................................................43
LAMPIRAN 1.............................................................................................................52
Daftar Pustaka..............................................................................................................67

v
Daftar Tabel

Tabel 2.3 Penelitian relevan…………………………………………………………32

Tabel 3.1 Two group pretest-posttest design………………………………………..42

vi
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Pola tema jaring laba-laba………………………………………………26

Gambar 2.2 Pemetaan Tema Pembelajaran Satu………………………………….....23

Gambar 2.3 Pemetaan Tema Pembelajaran dua……………………………………..24

Gambar 2.4 Pemetaan Tema Pembelajran Tiga……………………………………..26

Gambar 2.5 Pemetaan Tema Pembelajaran Empat ………………………………….28

Gambar 2.6 Pemetaan Tema Pembelajaran Lima……………………………………30

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir………………………………………………………39

Gambar 3.1 Skema Penelitian………….…………………………………………….45

Gambar 3.2 Pemetaan Tema Sentral………………………………………………..47

Gambar 3.7 Pemetaan tema pembelajaran empat……………………………………56

Gambar 3.8 Pemetaan tema pembelajaran lima……………………………………..58

vii
viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan peran yang paling utama bagi kehidupan manusia


sebagai jembatan untuk mencapai adanya perubahan baik perubahan tingkah laku,
perubahan kognitif manusianya mengetahui hal baru sesuatu yang tidak diketahui
menjadi tahu secara sadar diri dan tanpa adanya paksaan. Pendidikan bertujuan
untuk menemukan kemampuan ilmiah setiap individu dan melatih menjadi
seorang individu masyarakat yang baik dan harmonis.
Dalam sebuah Negara pendidikan menjadi tempat yang paling utama dan
adanya bentuk perhatian khusus. Pemerintah mengatur sebuah sistem pendidikan
dengan baik serta mengembangkan sistem pendidikan yang bagus dari segi desain
pembelajaran, kurikulum, infrastruktur dan adimistrasinya.
Pendidikan terbentuk melalui sebuah lembaga sekolah yang disediakan
pemerintah sebagai fasilitas pembelajaran bagi masyarakat. Sebagai tempat bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuanya menjadi terarah dan terbuka.
Setiap anak memperoleh kemampuan yang sudah ada sejak mereka lahir sehingga
dengan adanya proses pembelajaran melalui lembaga pendidikan seorang anak
akan mampu mengembangkan potensinya. Belajar dianggap sebagai proses
perubahan tingkah laku sebagai dari akibat pengalaman dan latihan.
Dalam proses pembelajaran guru sebagai tokoh utama dalam lembaga
pendidikan sehingga guru memahami kondisi lapangan, termasuk memahami
karakteristik peserta didik yang akan melakukan pembelajaran di sekolah,
tercapainya tujuan pendidikan teragntung pada sistem kerja seorang guru.
Sebelum guru melakukan proses pembelajaran guru perlu merumuskan tujuan
pembelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah mereka selesai
mengikuti pelajaran.

1
2

Guru bertugas sebagai pengajar yang memberikan fasilitator, sumber belajar,


sebagai motivator dan sebagai pembimbing bagi peserta didik. pembelajaran yang
kreatif akan membentuk sebuah ide-ide dalam merancang sistem pembelajaran
baru yang membuat peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaranya. Untuk
memperoleh tujuan pembelajaran seorang guru harus mampu menciptakan
suasana ruang kelas yang kreatif dan kondusif.
Proses pembelajaran yang kreatif lebih bersifat student centered pembelajaran
yang peserta didik menjadi tokoh utama dalam proses pembelajaran mengalami
secara langsung pengalam pembelajaran yang di fasilitator kan oleh guru, peserta
didik diharapkan menemukan masalah materi pembelajaran secara mandiri.
Disinilah peran guru sebagai mengkreasikan dan memahami modek-model
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Namun pada kenyataanya guru masih
menggunakan model pembelajaran yang masih konvensional dan monoton hanya
mengembangkan proses pembelajaran berdasarkan bahan buku ajar sedangkan
perkembangan kurikulum menuntut seorang guru untuk jauh lebih kreatif untuk
meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Proses pembelajaran konvesional mengakibatkan raung kelas yang
membosankan sehingga peserta didik kurang aktif dalam pelaksanaan
pembelajarang yang sedang berlangsung. Pentingnya model pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang digunakan seorang guru sebagai pedoman dalam
melakukan proses belajar mengajar didalam kelas. Dalam interaksi pembelajaran
diruang kelas pengajar dan peserta didik mempunyai peran penting dalam dunia
pendidikan. Peran guru sebagai sumber pengetahuan utama bagi peseta didik
haruslah berupaya membantu peserta didik membangun potensinya. Guru harus
memilih dan menentukan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujan
pengajaran.
Perkembangan pembelajaran yang signifikan membawa perubahan
pembelajaran pada era kurikulum 2013 yang menggunakan pembelajaran tematik.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu dengan menggunakan
3

tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan suatu


pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Dalam model pembelajaran
tematik terpadu di SD (sekolah dasar), kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk
satu tema, sub tema, sub-sub tema dirancang sedemikian rupan untuk mencapai
secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan
mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.
Pada pembelajaran tematik terpadu peserta didik tidak mempelajari materi
mata pelajaran secara terpisah melaikan dengan mata pelajaran yang ada di
sekolah dasar menjadi satu kegiatan pembelajaran yang diikat dengan satu tema.
Pembelajaran tematik bermakna bahwa peserta didik akan dapat memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata
yang menghubungkan antar konsep dalam intra maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik aktif terlibat dalam proses belajar
mengajar untuk pembuatan keputusan dalam proses pembelajaran. Pola belajar
dan pola pikir anak SD pada umumnya masih bersumber pada segala sesuatu
yang bersifat kongkrit dan memaknai segala sesuatu hal masih bersifat holistik
(menyeluruh).
Perkembangan pembelajaran tematik membawa dampak yang besar bagi
peserta didik, banyaknya peserta didik yang masih sulit memahami materi
pembelajaran tematik dikarenakan materi pembelajaran tematik menggabungkan
bidang studi pembelajaran dengan beberapa pembelajaran didalam satu tema.
Peseta didik tidak memahami pembagian bidang studi tersebut. Faktor ini
mendorong daya ingatan peserta didik terhadap materi pembelajaran menjadi
lemah dan kurang. Dengan demikian perlunya peningkatan penggunaan model
pembelajaran yang digunakan guru sebagai wadah menraik perhatian peserta
didik dan mengalami secara langsung proses pembelajaran tersebut.
Penggunan model pembelajaran yang tepat dapat merangsang hasil belajar,
kemampuan mengingat, menyimak materi pembelajaran yang efektif dan efisien
4

dalam setiap materi pelajaran. Sehingga guru memerlukan model penyampaian


yang tepat dan pengorganisasian materi yang tepat agar tercapainya tujuan proses
pembelajaran yang sesuai dengan yang diinginkan. Sebelum terlaksananya proses
pembelajaran guru harus benar-benar mengerti dan memahami tentang model
pembelajaran tematik, memahami cara menerapkan model pembelajaran tematik,
mengerti konsep dari tematik, agar dalam pengaplikasianya tidak terjadi
kekeliruan sehingga berpengaruh pada tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar
peserta didik.
Model pembelajaran terpadu ini merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan peseta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik
bermakna dan otentik. Pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru
sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi peserta didik.
Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual yang
menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Pada model pembelajaran terpadu terdapat model pembelajaran jaring laba-
laba. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Webbed model menyajikan pendekatan
tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring
laba-laba untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan
tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Model
pembelajaran ini mengkaitkan beberapa materi dengan situasi lingkungan peserta
didik sehingga peserta didik melihat dan berpengalaman langsung dalam proses
pembelajaran yang berlangsung didalam kelas.
Proses pembelajaran yang bermakna didalam kelas, biasanya akan lebih
diingat dibandingkan dengan informasi yang diperoleh secara hafalan. Peserta
didik yang mengalami pembelajaran secara bermakna akan lebih mengingat
materi pelajaran yang telah diajarkan di dalam kelas. Pembelajaran yang
bermakna bagi siswa dapat lebih mempertahankan retensi yang dimiliki oleh
5

peserta didik sehingga perlunya penggunaan model pembelajaran yang dapat


membawa peserta didik sebagai pengalaman langsung dalam proses pembelajaran
dirunag kelas.
Model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) merupaka model
pembelajaran yang menekankan penelitian ini untuk melihat retensi siswa dari
dua kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran Tematik dengan model
pembelajaran jaring laba-laba (webbed model). Berdasarkan latar belakang diatas
peneliti akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Perbandingan
Retensi siswa SD kelas V pada pembelajaran tematik antara model
pembelajaran konvensional dengan model pembelajaran jaring laba-laba
(Webbed model).”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, ditemukan beberapa


identifikasi masalah antara lain:
1. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran
masih konvensional.
2. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Siswa memiliki penguasaan yang rendah terhadap konsep materi
pembelajaran tematik
4. Model pembelajaran terpadu yang masih belum terlaksana

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka terdapat batasan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Peserta didik memiliki penguasaan yang rendah terhadap konsep materi
pembelajaran tematik. Mengukur perbandingan retensi peserta didik
melalui model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) dan model
keterpaduan (intergrated)
6

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah retensi model pembelajaran konvesional?
2. Bagaimanakah retensi model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model)?
3. Bagaimanakah perbandingan retensi antara model pembelajaran konvensional
dengan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model)?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui retensi pembelajaran tematik dengan model pemebalajaran jaring
laba-laba (webbed model) di kelas V SD.
2. Mengetahui retensi penggunaan pemeblajaran tematik dengan model
pembelajaran .keterpaduan (intergrated) di kelas V SD.
3. Untuk Mengetahui perbandingan retensi penggunaaan model pembelajaran
jarring laba-laba dan model pembelajaran keterpaduan.
4. Mengetahui perbedaan model pembelajaran jarring laba-laba dan model
pembelajaran keterpaduan dalam retensi ssiwa kelas V SD.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:


1. Memberikan gambaran tentang perbandingan retensi model pembelajaran
jaring laba-laba dan model pembelajaran keterpaduan pada pembelajaran
tematik sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menggunakan model
pembelajaran jaring laba-laba dan model pembelajaran keterpaduan.
2. Mengembangkan bahan ajar dengan menggunakan model pembelajaran jaring
laba-laba atau model pemeblajaran keterpaduan untuk membantu calon guru
sebagai upaya meningkatkan mutu dan kualitas mengajar calon guru.
7

3. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan peneliti selanjutnya.

1.7 Manfaat Teoristis

Adapun manfaat teoristis dalam penelitian ini yaitu:


1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang cara mengembangkan retensi
siswa SD kelas V melalui model pembelajaran jaring laba-laba dan model
pembelajaran keterpaduan.
2. Peserta didik sebagai subjek penelitian diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung mengenai proses pembelajaran secara aktif, kreatif dan
menyenangkan dengan model pembelajaran jaring laba-laba dengan model
pembelajaran keterpaduan.
3. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembaharuan konsep pembelajaran
dengan berbagai model pembelajaran.

1.8 Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:


1. Dapat memberikan kontribusi kepada pembaca mengenai pemahaman
pembelajaran tematik dengan model pembelajaran terpadu.
2. Sebagai pedoman meningkatkan pembelajaran tematik dengan berbagai model
terpadu.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran dengan
menggunakan beberapa model pembelajaran terpadu.
8
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kerangka Teoristis


2.1.1 Kemampuan Retensi (Mengingat)
Menurut Wijayanti dan Luthfi (2021:5) mendefenisikan “proses
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru akan mempengaruhi retensi belajar
peserta didik. Retensi merupakan kemampuan untuk menyimpan dan
menghadirkan kembali informasi yang telah diperoleh pada saat dibutuhkan
dalam bentuk verbal atau dalam bentuk visual. Daya ingat terhadap suatu
informasi akan berkurang sesuai interval waktu tertentu, yang biasa dikatakan
sebagai lupa. Lupa merupakan permasalahan universal yang dapat terjadi kepada
siapapun. Peserta didik dapat lupa terhadap materi pelajaran, bahkan materi yang
baru saja ia pelajari. Keterbatasan daya ingat yang dimiliki peserta didik
membuat guru harus sering melakukan pengulangan informasi terkait materi
yang telah disampaikan atau dengan memaksimalkan waktu pembelajaran di
kelas dan juga pemberian tugas rumah untuk membaca atau meringkas materi
pelajaran”
Pentingnya Retensi siswa dalam pembelajaran mempengaruhi pemahaman
materi yang tekah diajarkan guru, maka guru harus mengupayakan untuk
meningkatkan retensi siswa dengan upaya penggunaan model pembelajaran yang
tepat dalam proses belajar mengajar. Menggunakan suatu acuan atau model
pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif dan percaya diri dalam belajar
sehinggan tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang berhasil
ditentukan dari bagaimana peserta didik menyerap pembelajaran dengan baik dan
dapat mengingat materi pembelajaran.
Tingkat kemampuan mengingat atau retensi pesrta didik tidak sama
informasi yang diterima peserta didik yang disimpan dalam memori ingatan juga
dapat dilupakan. Lupa atau tidak mengingat merupakan ketidak mampuan

9
10

seseorang untuk mengulang kembali informasi yang telah di terima hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, seperti kegagalan mengkode informasi, daya
ingatan yang lemah, dan kegagalam memindah informasi dari memori ingatan
jangka panjang ke memori ingatan jangka pendek. Hal tersebut terjadi
dikarenakan terlalu sedikit petunjuk untuk memanggil informasi dari memori
jangka panjang, atau terjadinya kompetisi informasi baru dan informasi lama
yang disebut interferensi.
Walaupun kecepatan perkembangan intelektual peserta didik berbeda,
tetapi secara gradual setiap anak mengalami proses perkembangan yang sama,
artinya perkembangan intelektuak anak mengalami alur dan urutan-urutan yang
sama. Setiap tahap perkembangan itu didefenisikan oleh Piaget dengan cluster
pengukuran, pengekalan, pengelompokan, pembuatan, hipotesis, dan penarikan
kesimpulan. Hal ini demikian menunjukan adanya operasi mental yang ditandai
dengan adanya perilaku intelektual.
Terdapat tiga jenis ingatan yaitu ingatan sensori, ingatan jangka pendek,
dan ingatan jangka panjang. Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi
oleh berberapa faktor, yaitu :
1. Faktor individu yaitu proses mengingat akan lebih efektif apabila individu
memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu
dalam pengamatan dan pembelajaran memiliki kondisi fisik dan kesehatan
yang baik.
2. Faktor sesuatu yang harus di ingat adalah sesuatu yang memiliki organisasi
dan struktur yang jelas, mempunyai arti, mempunyai keterkaitan dengan
individu, mempunyai intensitas rangsangan yang cukup kuat.
3. Faktor lingkungan proses mengingat akan lebih efektif apabila ada
lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.

Beberapa faktor mempengaruhi tinggi atau rendahnya retensi yang dimiliki


peserta didik. Pada kenyataannya kondisi peserta didik sangat beragam, dan salah
11

satu pembeda kondisi siswa yaitu kemampuan akademik. Peserta didik yang
memiliki nilai akademik tinggi biasanya memiliki tingkat kemampuan retensi
yang tinggi sebaliknya kondisi nilai akademis yang rendah maka kemampuan
retensi peserta didik tersebut juga rendah. Faktor tersebut bisa diatasi seorang
guru dengan penanaman model pembelajaran langsung. Peserta didik akan
merekam jelas setiap kejadian materi pelajaran jika peserta didik mengalami
pengalaman langsung terhadap suatu materi yang diajarkan.
2.1.2 Konsep Pembelajaran
Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit pembelajaran
dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang dilakukan agar seseorang
dapat melakukan kegiatan belajar, sedangkan belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku karena interaksi individu dengan lingkungan dan
pengalaman. Istilah “pembelajaran” (Instruction) berbeda dengan istilah
“pengajaran” (teaching).
Kata “pengajaran” lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks
guru dengan peserta didik di kelas atau di sekolah, sedangkan kata
“pembelajaran” tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di
kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta
didik diluar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik.
Hakikat pembelajaran adalah suatu kombinasi dan perpaduan yang
terbentuk dan tersusun dalam arti lain unsur-unsur yang ada diantaranya adalah
guru dan siswa. Material yang meliputi sebagai pendukung proses pembelajaran
yaitu buku, bahan ajar, materi serta adanya fasilitas yang memadai seperti ruang
kelas. Adanya proses yang saling memberi pengaruh anatar satu dengan yang
lainya dalam pencapain tujuan pembelajaran.
Pembelajaran juga dapat dimaknai sebaia suatu sebagai suatu sikap
demokrasi bagi peserta didik serta terciptanya suasana belajar yang
menyenangkan dengan dapat membentuk kreativitas peserta didik untuk mampu
membuka dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hakikat
12

pembelajaran terjadi dan terbentuk proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik dan adanya sumber belajar dan lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah sebuah bentuk yang diberikan oleh pendidik kepada
peserta didik agar dapat mendapatkan pengetahuan, pemerolehan ilmu,
penguasaan kemahiran dan tabiat. Serta terjadinya pembentukan sikap dan
sebuah kepercayaan pada peserta didik. dengan makna lain pembelajaran adalah
proses agar terjadinya pembelajaran dan membantu peserta didik untuk dapat
belajar dengan baik. Pembelajaran memiliki makna yang hampir sama dengan
pengajaran meskipun mempunyai konotasi yang berbeda ( Rahmi dkk, 2020:22).
Pembelajaran adalah suatu pembederdayaan potensi yang ada pada peserta
didiknya untuk menjadi kompetensi, kegiatan pembelajaran tidak akan berhasil
tanpa adanya orang lain yang membantu seperti seorang guru ataupun seorang
tenaga pendidik. Pembelajaran adalah suatu pekerjaan atau kegiatan guru secara
terorganisasi dan terperogram dalam satu desain pembelajaran, untuk terjadinya
pembelajaran menjadi lebih efektif maka dibutuhkan penyediayaan sumber
belajar yang handal. Konsep suatu pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana
lingkungan belajar secara sengaja dikerjakan dan dikelola untuk turut serta dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon dari suatu pendidikan.
Dalam pembelajaran yang dikenal dengan sebutan materi pembelajaran
harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, perkembangan zaman pada
dasarnya materi belajar terdiri atas isi dari sebuah kurikulum beberapa mata
pelajaran, pada isi dan proses pembelajaran dapat terlihat dari materi yang
dipelajari oleh siswa. Materi dalam pembelajaran merupakan suatu isi yang akan
disampaikan kepada peserta didik dan subtansi yang mesti disampaikan dalam
proses pembelajaran akan terganggu serta tidak akan tercapainya tujuan dalam
pembelajaran.
Materi yang ada dalam pembelajaran tersusun secara sistematis dan
terstruktur, materi pembelajaran harus mempunyai ruang lingkup yang jelas dan
urutan yang dapat dengan mudah untuk dimengerti oleh pendidik dan peserta
13

didik. Materi pembelajaran berapada pada ruang lingkup kurikulum sehingga


pengambilan materi pembelajaran pada pembelajaran harus sejalan dengan
bentuk-bentuk yang digunakan dalam isi kurikulum yang bersangkutan.
Proses pembelajaran merupakan adanya siswa yang belajar dan adanya
guru yang mengajar. Proses pembelajaran bukan hanya pada hasil pembelajaran
tetapi tercapainya indicator pencapain pada pembelajaran. Untuk tercapainya
suatu pembelajaran maka pembelajaran mesti dirancang dengan model yang
inovatif dengan tujuan adanya kesadaran siswa untuk tumbuh kembang terhadap
keilmuannya dan semakin kuat dalam memahami pada materi pembelajaran.
proses pembelajaran memiliki paradigma perubahan dari model pembelajaran
berpusat pada guru bergeser pada pembelajaran yang berpusat kepada siswa.
Pada proses pembelajaran lebih pada penekanannya pada siswa baik itu dalam
aspek pengembangan kognitifnya maupun pengembangan pada aspek sikapnya.
2.2 Pembelajaran Terpadu

2.2.1 Konsep Pembelajaran Terpadu


Pembelajaran terpadu merupakan suatu konsep yang mengunakan
pendekatan pembelajaran yang melibatkan keterkaitan tema atau materi
pembelajaran dalam satu bidang atau dalam beberapa bidang studi, dengan
maksud memberikan suatu pengalaman yang bermakna kepada anak. Melalui
pembelajaran terpadu diharapkan anak akan mengalami konsep-konsep yang
mereka pelajari lewat pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan
konsep lain yang sudah mereka kuasai.
Pada konsep pembelajaran terpadu siswa dapat memanfaatkan
keterampilannya yang dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antar mata
pelajaran. Pembelajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah
dan berpikir kritis untuk dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi
nyata atau praktek. Dalam pembelajaran terpadu, disetiap mata pelajaran
14

mempunyai keterkaitan konsep antara mata pelajaran satu dengan mata pelajaran
lainnya, sehingga materi pelajaran menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran terpadu merupakan Pembelajaran yang beranjak dari suatu
tema tertentu yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain,
baik yang berasal dari satu bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang
studi lainnya. Pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang
studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling anak. Pendekatan
pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara
simultan. Pembelajaran melalui upaya merakit atau menggabungkan sejumlah
konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan anak akan
belajar dengan lebih baik dan bermakna. Sebagai suatu proses, pembelajaran
terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Pembelajaran berpusat pada anak (child centered instruction).
2. Memberikan pengalaman langsung kepada anak.
3. Tidak ada pemisahan antara bidang studi secara nyata.
4. Proses pembelajaran dengan menyajikan konsep dari berbagai bidang
studi
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.

2.2.2 Pembelajaran Tematik


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru, “tematik” diartikan
sebagai berkenaan dengan tema dan “tema” sendiri berarti “pokok pikiran; dasar
cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak,
dan sebagainya).” Contohnya, tema sandiwara ini ialah yang keji dan jahat pasti
akan kalah oleh yang baik dan mulia. Tidak jauh berbeda, pada sumber literatur
lainnya, seperti yang ditulis oleh Hendri Darmawan, dkk. “tematik” diartikan
sebagai “mengenai tema; yang pokok; mengenai lagu pokok.”
15

Menurut Martino dalam Saptiana (2014:24) mendefenisikan


“Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan
pengalaman yang bermakna bagi peserta didik”.
Menurut Permendikbud (2014:3) Dalam model pembelajaran tematik
terpadu di Sekolah dasar kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk satu tema,
sub tema, sub-sub tema dirancang untuk mencapai secara bersama-sama
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dengan mencakup sebagian
atau seluruh aspek pengembangan.
Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu
(integrated learning) pada jenjang taman kanak – kanak (TK/RA) atau
sekolah dasar (SD/MI) untuk kelas rendah yaitu kelas 1, 2, dan 3 kelas tinggi
4, 5,6 yang didasarkan pada tema – tema tertentu yang kontekstual dengan
dunia anak.
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu, dengan
mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema. Pembelajaran
tematik merupakan proses pembelajaran yang penuh makna dan berawawasan
multikurikulum. Pembelajaran yang berwawasan penguasaan dua hal pokok
yang terdiri dari:
1. Penguasaan bahan materi ajar yang lebih bermakna bagi kehidupan
siswa, dan
2. Pengembangan kemampuan berpikir matang dan besikap dewasa
agar dapat mandiri dalam memecahkan masalah kehidupan.
Pembelajaran Tematik ini berorientasi pada kebutuhan perkembangan
anak artinya menolak drill sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan
struktur intelektual anak. Jika dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional maka pembelajaran Tematik lebih menekankan keterlibatan
siswa secara aktif baik kognitif maupun skill dalam proses pembelajarannya.
16

Prinsip “Belajar seraya bermain dan Learning by doing” diterapkan dalam


pembelajaran Tematik.
Secara teoritik maupun praktik pembelajaran tematik berlandaskan pada
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan ini
diperlukan terutama dalam menentuka isi/materi pembelajaran tematik yang
diberikan kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamanya sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar dalam hal ini
memberikan kontribusi dalam bagaimana isi/materi pembelajaran tematik
tersebut disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik
harus mempelajarinya.
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
1. Peserta didik sebagai pusat pembelajaran (Student centered
education).
Peserta didik sebagai tokoh utama pendidikan. Semua arah tujuan
pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik, sedangkan
guru hanya sebagai fasilitator yang memfasilitasi yang dibutuhkan
peserta didik dalam mengembangkan dirinya sesuai dengan minat dan
motivasiya. Guru memberkan suatu kemudahan kepada peserta didik
untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberika pengalaman langsung (Direct experiences).
Peserta didik doharapkan mengalami secara langsung proses
pembelajarannya mulai persiapan, proses sampai produknya. Hal ini
hanya terjadi apabila peserta didik dihadapkan pada situasi yang nyata
tidak lain adalah lingkungan peserta didik itu sendiri.
3. Keluwesan (Fleksibel).
Pembelajaran tematik dilakukan dengan menghubungkan anatar
pengetahuan yang satu dengan pengetahuan yang lain, atau
menghubungkan antara pengalaman yang satu dengan pengalaman
17

yang lainya, bahkan menghubungkan antara pengetahuan dengan


pengalaman lainnya. Untuk keperluan tersebut guru mempunyai lahan
yang luas untuk berimprovisasi dalam menyajikan materi pelajaran
dan leluasa dalam memilih startegi dan model pembelajaran.
4. Menghilangkan batas pemisah anatar mata pelajaran.
Sesuai dengan karakter pembelajarn tematik yang terintegrasi, maka
sesuai pemisah antara berbagai mata pelajaran menjadi tidak jelas.
Mata pelajaran disajikan dalam satu unit atau tema, dan satu tema
mengandung banyak mata pelajaran, dalam arti bahwa satu tema
ditinjau dari berbagai persfektif mata pelajaran.
5. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik yang harus sesuai
dengan kebutuhan anak, maka pembelajaran tematik tentunya akan
memberikan dorongan untuk timbulnya minat dan motivasi belajar
peserta didik dan peserta didik dapat memperoleh kesempatan banyak
untuk mengoptimalkan potensi yang telah dimiliki sesuai minat dan
kebutuhanya.
6. Menggunakan prinsif PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan).
Pembelajaran tematik berangkat dari prinsip bahwa belajar haruslah
melibatkan peserta didik secara aktif dalam mengembangkan
kreativitas peserta didik tetapi juga mencapai sasaran. Semua prinsip
tersebut harus ditata dalam suasana yang menyenangkan agar tetap
menggairakan peserta didik dan tidak jenuh atau bosan. Pembelajaran
tersebut akhirnya akan menimbulkan dorongan minat dan motivasi
anak didik.
7. Holistic
Pembelajaran tematik bersifat integrated dalam satu tema dari
berbagai persfektif . suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam
18

pembelajaran tematik diamati dan dikaji dari beberapa bidang


sehingga memungkinkan peserta didik untuk memahi suatu gejala
atau fenomena dari segala sisi. Hal ini sebagai modal yang sangat baik
untuk menjadi lebih bijak menyikapi setiap kejadian yang dihadapi
atau dialami.
8. Bermakna (meaningfull)
Pembelajaran akan lebih bermakna apabila memberikan bagi peserta
didik. Kebermaknaan pembelajaran akan semakin meningkat apabila
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dengan ditunjukan
terbentuknya suatu jalinan antara konsep yang saling berhubungan
antara pengetahuan dan pengalaman.
Impilasi pembelajaran tematik di sekolah dasar membawa beberapa
implikasi yang harus disadari oleh seluruh pihak. Implikasi tersebut
memiliki dua sisi pandang, satu sisi memberikan keuntungan tetapi pihak
satu sisi lain membawa konsekuensi tertentu yang harus ditanggung oleh
penanggung jawab pendidik.
a. Implikasi bagi guru.
Tidak seperti pemeblajaran biasa, pembelajaran tematik memerlukan
kecekatan guru pengampu kelas melakukan perencanaan
pembelajaran tematik. Prinsip-prinsip pembelajaran tematik yang
tidak sederhana dan cenderung kompleks menuntuk kreativitas guru
yang tinggi dalam menyiapkan kegiatan ataupun pengalaman belajar
bagi peserta didik. Guru harus mampu berimrovisasi dalam segala
medan yang dihadapi, termasuk dalam menghadapi peserta didik yang
kemampuanya beragam. Materi atau bahan pelajaran yang tersebar
dalam beberapa sumber, sarana dan prasarana yang harus sesuai
dengan karakteristik mata pelajaran, menyusun kompetensi atau
indicator yang harus dicapai oleh peserta didik.
19

b. Implikasi bagi siswa


Beban guru yang semakin meningkat akan berimplikasi terhadap
beban peserta didik. Seperangkat persiapan guru yang memang harus
dapat diikuti oleh peserta didik secara saksama. Peserta didik harus
mampu bekerja secara individual, berpasangan atau berkelompok
sesuai dengan tuntutan scenario pembelajaran.
c. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media.
Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah pembelajaan yang
dirancang dengan mengintegasikan sebagai komponen mata pelajaran.
Konsekuensinya semua alat yang diperlukan untuk semua mata
pelajaran itu harus tersedia, minimal untuk masing-masing alat untuk
satu mata pelajaran dapat digunakan secara bersamaan. Apabila
proses pembelajaran harus dilakukan diluar kelas maka kebutuhan
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran dilaur kelas
harus tersedia pula agar pembelajaran tersebut dapat dilakukan secara
baik.
Lebih dari itu pembelajaran tematik alat yang diperlukan harus didesai
secara khusus sesuai dengan kepentingan dan kegunaanya. Seperti papan tulis
bisa didesain sebagai tempat menulis disamping itu untuk menempelkan hasil
karya peserta didik. Buku ajar yang sudah dimiliki peserta didik masih dapat
digunakan sebagau bahan rujukan juga digunakan sebagai bahan penugasan
peserta didik untuk mempelajari pembelajran sebelum pembelajaran tematik
dilaksanakan.

2.2.3 Model Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model)


Pembelajaran Jaring Laba-Laba (Webbed Model) adalah beberapa
mata pelajaran yang dikaitkan dalam satu tema dan setiap mata pelajaran
diajarkan seperti biasa menggunakan jadwal pelajaran. Penilaian dalam setiap
20

mata pelajaran masih dilakukan seperti biasa sesuai dengan karakteristik dari
setiap mata pelajaran.
Pada model pembelajaran jaring laba-laba guru menyajikan
pembelajaran dengan tema yang menghubungkan antara mata pelajaran yang
mengintegraikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjad pengikat keterkaitan antara satu mata
pelajaran dengan pembelajaran lainnya. Pengintegrasian ide-ide yang
dipelajari tersebut terdapat dalam satu semester atau catur wulan berikutnya
menjadi satu kesatuan yang utuh. Pembelajaran yang mengembangkan dengan
menentukan tema tertentu menjadi tema sentral bagi keterhubungan berbagai
bidang studi.
Model jarring laba - laba merupakan salah satu model pembelajaran
terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam
bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan
tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring
laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran
menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide.
Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai
dengan satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Model Webbed (jaring laba-laba) bertolak dari pendekatan tematik
sebagai pemandu bahan dan kegiatan pembelajaran. Model jaring laba-laba
adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan tema tertentu
yang kecenderungan dapat disampaikan melalui model ini berapa bidang studi
lain. Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik
dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Dengan demikian
model ini merupakan model yang mempergunakan pendekatan tematik lintas
bidang studi. Untuk dapat menerapkannya, seorang guru dituntut secara serius
dan mendalam untuk memahami dan memilih tema utama/pokok bahasan
yang memiliki keterkaitan materi yang secara metodologis bisa
21

dipadukan.Guru dituntut memiliki kejelian dalam memilih dan memilah


tema/pokok bahasan yang kemudian tema utama/pokok bahasan yang
kemudian tema utama/pokok tersebut disebarkan kedalam berbagai mata
pelajaran.

Tema

Gambar 2.1 Pola Tema Jaring laba-laba

Kelebihan Model pembelajaran jaring laba-laba (Webbed Model)


yaitu:
1. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema
yang sangat diminati.
2. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang
belum berpengalaman.
3. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk
mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

Kelemahan Model Pembelajaran jaring laba-laba (Webbed Model)


yaitu :
1. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-
laba adalah menyeleksi tema.
22

2. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal,


sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam
perencanaan kurikulum.
3. Guru dapat menjaga misi kurikulum
4. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada
pengembangan konsep.
Pelaksanaan model pembelajara jaring laba-laba (webbed model) mulai
dari penyampaian materi pelaksanaan sampai pada pelaksanaan evaluasi
hendaknya benar-benar tidak terlepas dari tema sentral dan sub-sub tema
yang telah ditentukan, prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu hendaknya
memperhatikan sebagai berikut :
a) Guru hendaknya menjadi “single actor” yang mendominasi dalam
pembelajaran.
b) Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dan
setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama.
c) Guru perlu akomodasi terhadap ide-ide terkdang sama sekali tidak
terpikirkan dalam proses perencanaan.
Kemudian diadakan proses pembelajaran untuk mengetahui
keberhasilan yang dicapai oleh siswa, maka perlu diadakannya evaluasi
yaitu:
a) Evaluasi proses keterlibatan dalam pengamatan dan diskusi.
b) Evaluasi hasil, mutu laporan
Evaluasi dapat dilakukan dengan baik pada tahap perencanaan
maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran terpadu, sedangkan dari segi
sasaran, evaluasi dapat difokuskan baik kepada proses maupun produk
pembelajaran terpadu pada pihak sasaran siswa.
2.3 Materi
Tema 1 : Organ gerak hewan dan tumbuhan
Sub tema 1 : Organ gerak hewan
23

1. Pembelajaran satu
Pemetaan kompetesi dasar
B. Indonesia
IPA
1. Menentukan pokok pikiran
1. Menjelaskan alat gerak dan dalam teks lisan dan tulis.
fungsinya pada hewan dan 2. Menyajikan hasil
manusia serta cara identifikasi pokok pikiran
memelihara kesehatan alat dalam teks tulis dan lisan
gerak manusia. secara lisan, tulis, dan visual
2. Membuat model sederhana
alat gerak manusia dan
hewan

Pembelajaran satu

Gambar 2.2 Pemetaan Tema Pembelajaran 1

a. Materi satu : Ayo Membaca


Siswa membaca bacaan berjudul Organ Gerak Manusia dan Hewan. Pada
buku tema halaman 3
b. Materi dua : Ayo Berlatih
Pada kegiatan: Ayo Berlatih, secara mandiri siswa mencoba membuat
paragraf berdasarkan ide pokok dan kalimat pengembang. Pada halaman 4.
c. Materi ketiga : Ayo Menulis
Pada kegiatan: Ayo Menulis, secara mandiri siswa mencoba membuat
paragraf berdasarkan ide pokok yang telah ditentukan. Pada halaman 5
d. Materi keempat : Ayo berdiskusi
Siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi tentang pengertian, fungsi, dan
cara menentukan ide pokok bacaan. Pada halaman 6
24

2. Pembelajaran 2
IPA
B. ndonesia

1. Menjelaskan alat
1. Menentukan pokok gerak dan fungsinya
pikiran dalam teks pada hewan dan
lisan dan tulis. manusia serta cara
2. Menyajikan hasil memelihara
identifikasi pokok kesehatan alat gerak
pikiran dalam teks manusia.
tulis dan lisan secara 2. Membuat model
lisan, tulis, dan visual sederhana alat gerak
manusia dan hewan

Pembelajaran 2

SBDP
1. Memahami gambar
cerita.
2. Membuat gambar cerita.

Gambar 2.3 Gambar pemetaan tema pembelajaran 2

a. Materi satu : Ayo Mengamati


Setelah memahami tentang gambar cerita, siswa mengamati rangkaian
gambar untuk kemudian menyusun menjadi sebuah cerita. Guru
memberikan kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dalam
mengartikan gambar. Halaman 9
b. Materi dua : Ayo berlatih
Untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam menggambar,
peserta didik membuat gambar ilustrasi. Gambar ilustrasi merupakan
25

penggambarandari sebuah teks. Tujuan ilustrasi adalah untuk


memperjelas, memperindah, dan menerangkan isi atau informasi dari
sebuah bacaan. Objek gambar ilustrasi dapat berup gamabar manusia,
hewan dan tumbuhan serta benda yang ada disekitar kita. Halaman 10
c. Materi tiga : Ayo berkreasi
Siswa membuat gambar ilustrasi dengan tema hewan kesayangan ku
pada halaman 11
d. Materi empat: Ayo Mencoba
Untuk dapat menceritakan apa yang terkandung di dalam gambar
diperlukan ketelitian dalam mengamati gambar. Selain itu juga
diperlukan kemampuan dalam berbahasa, baik lisan maupun tulis.
Siswa dimnta meneritakan rangkain gambar ilustrasi sesuai
pemahaman siswa. Halaman 12
e. Materi empat : Ayo mengamati
Tahukah kamu bahwa kelinci termasuk ewan mamalia? Binatang
mamalia tergolong hewan vertebrata, yaitu hewan yang bertulang
belkang. Nah di sekitar mu pasti banyak seklai hewan vertebrata
selain kelinci. Siswa diminta untuk mengamat dan mengudentifikasi
organ gerak hewan-hewan tersebut . Halaman 14
f. Materi lima : Ayo membaca
Setelah memhami macam-mcam organ gerak dari hewan vertebrata
ada yang harus diketahui bahwa hewan yang habitatnya di dalam air
memiliki sistem gerak yang berbeda. Siswa membaca teks gerak ikan
dalam air dan menentukan ide pokok paragraf. Halaman 16.
26

3. Pembelajaran 3
PKN
IPS 1. Bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas nilai-nilai
1. Mengidentifikasi Pancasila dalam kehidupan
karakteristik sehari-hari.
geografis Indonesia 2. Bersikap tanggung jawab, cinta
sebagai negara tanah air, dan rela berkorban
kepulauan/ maritim sesuai nilai-nilai sila Pancasila.
dan agraris serta 3. Mengidentifikasi nilai-nilai
pengaruhnya Pancasila dalam kehidupan
terhadap kehidupan sehari-hari.
ekonomi, sosial, 4. Menyajikan hasil identifikasi
budaya, komunikasi nilai-nilai Pancasila dalam
serta transportasi. kehidupan sehari-hari
2. Menyajikan hasil
identifikasi
karakteristik Pembelajaran 3
geografis Indonesia
sebagai negara
B. Indonesia
kepulauan/ maritim
dan agraris serta
1. Menentukan pokok pikiran
pengaruhnya
dalam teks lisan dan tulis.
terhadap
2. Menyajikan hasil
kehidupan
identifikasi pokok pikiran
ekonomi, sosial,
dalam teks tulis dan lisan
budaya,
secara lisan, tulis, dan
komunikasi serta
visual
transportasi.

Gambar 2.4 Gamabar pemetaan tema pembelajaran 3

a. Materi satu : Ayo membaca


Untuk lebeih memahai nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila,
peserta didik di minta untuk membaca teks “Nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pancasila” halaman 21
27

b. Materi dua : Ayo berdiskusi


Peserta didik mendiskusikan mengenai sikap atau perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai yang terkadung dalam sila-sila pancasila. halama 24
c. Materi tiga : Ayo menulis
Peserta didik menuliskan sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai
nila-nilai yang terkandung dalam sila pancasila berdasrkan simbol pancasila.
halaman 24
d. Materi empat : Ayo mengamati
Peserta didik diminta untuk mengamati perilaku dan sikap orang-orang
dilingkungan sekitar peserta didik seperti disekolah, rumah dan masyarakat.
Halaman 26
e. Materi lima : Ayo mengamati
Siswa diminta untuk mengamati peta kondisi geografis Negara Indonesia
f. Materi enam : Ayo berdiskusi
Berdasarkan peta geografis Negara Indonesia , peserta didik diminta untuk
mendiskusikan denhan teman sebnagku mengenai luas dan letak Negara
Indonesia. Halaman 27
g. Materi tujuh : Ayo Mencoba
Peserta didik diminta untuk membuat peta wilayah tempat tinggal. Halaman
28
h. Materi delapan : Ayo menulis
Peserta didik diminta untuk membuat cerita singkat berdasarkan peta wilayah
yang telah dibuat peserta didik. menuliskan ide pokok dan kalimat
pengembang. Halaman 29
28

4. Pembelajaran 4
PKN
IPS
1. Bersyukur kepada Tuhan
1. Mengidentifikasi karakteristik Yang Maha Esa atas nilai-
geografis Indonesia sebagai nilai Pancasila dalam
negara kepulauan/ maritim dan kehidupan sehari-hari.
agraris serta pengaruhnya 2. Bersikap tanggung jawab,
terhadap kehidupan ekonomi, cinta tanah air, dan rela
sosial, budaya, komunikasi serta berkorban sesuai nilai-
transportasi. nilai sila Pancasila.
2. Menyajikan hasil identifikasi 3. Mengidentifikasi nilai-
karakteristik geografis Indonesia nilai Pancasila dalam
sebagai negara kepulauan/ kehidupan sehari-hari.
maritim dan agraris serta 4. Menyajikan hasil
pengaruhnya terhadap kehidupan identifikasi nilai-nilai
ekonomi, sosial, budaya, Pancasila dalam
komunikasi serta transportasi kehidupan sehari-hari

Pembelajaran 4

B. Indonesia

1. Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.


2. Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam
teks tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan visual

Gambar 2.5 Gambar Pemetaan tema pembelajaran 4

a. Materi satu : Ayo mengamati


Peserta didik diminta untuk mengamati peta pmebelajaran sebelumnya
kemudian menuliskan kondisi geografis wilayah Indonesia khususnya kondisi
geografis pulau-pulau besar di Indonesia. Halaman 32
29

b. Materi dua : Ayo berdiskusi


Setelah mngetahui kondisi geografis pulau-pulau besar di Indonesia peserta
didik diminta untuk membuat kesimpulan kondisi geografis wilayah Indonesia
secara umum. Halaman 35
c. Materi tiga : Ayo mencoba
Setelah peserta didik mengetahui kondisi geografis di Indonesia peserta didik
diminta untuk mengetahui kondisi geografis wilayah tempat tinggal peserta
didik gambar dengan peta sederhana. Halaman 36
d. Materi empat : Ayo membaca
Peserta didik diminta untuk membaca teks “Goton royong modal dasar
pembangunan” halaman 37
e. Materi lima : Ayo berlatih
Peserta didik diminta untuk menuliskan ide pokok paragraph pada teks
“Gotong royong modal dasar pembangunan” halaman 38
f. Materi enam : Ayo menulis
Peserta didik diminta untuk mengembangkan gagasan pokok teks “Gotong
royang dasar pembangunan” halam 39
g. Materi tujuh : Ayo Renungkan
Secara mandiri siswa diminta untuk mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sduah didapatkannya selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Siswa mengemukakan pendapatnay sesuai dengan perilaku
kesehariannya berkaitan dengan kompetensi-kompetensi yang sudah
dipelajari, dalam hal ini berkaitan dengan kondisi geografis wilayah Indonesia
dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Halaman 40
30

5. Pembelajaran 5

B. Indonesia SBDP

1. Menentukan pokok 1. Memahami gambar


pikiran dalam teks lisan cerita.
dan tulis. 2. Membuat gambar
2. Menyajikan hasil cerita.
identifikasi pokok pikiran
dalam teks tulis dan lisan
secara lisan, tulis, dan
visual

Pembelajaran 5

IPA

1. Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan


dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat
gerak manusia.
2. Membuat model sederhana alat gerak manusia dan
hewan

Gambar 2.6 Gambar Pemetaan tema pembelajaran 5

a. Materi satu : Ayo mengmati


Peserta didik diminta untuk mengmati dua hewan yaitu kelinci dan siput,
peserta didik diminta untuk menuliskan perbedaan dari kedua hewan tersebut.
Halaman 42
b. Materi dua : Ayo Mengamati
Peserta didik diminta untuk mengamati jenis hewan avertebrata di sekitarnya
dan mengidentifikasi hewan tersebut kebentuk tabel. Halaman 43
31

c. Materi tiga : Ayo berkreasi


Peseta didik memilih salah satu hewan avertebrata kemudian membuat model
sederhana organ gerak dari hewan yang telah dipilih menggunakan plastisin.
Halaman 43
d. Materi empat : Ayo berdiskusi
Peserta didik diminta untuk menceritakan gambar plastisin yang telah dibuat
siswa didepan kelas. Halaman 44
e. Materi lima : Ayo membaca
Peserta didik diminta untuk membaca teks “Siput bukanlah hewan yang
lemah” dan menuliskan ide pokok pada teks tersebut. Halaman 44-46
f. Materi enam : Ayo berkreasi
Pada pembelajaran sebelumnya peserta didik telah mempelajari ragam gambar
cerita atau ilustrasi. Dalam membuat gambar cerita harus mengetahui corak
gambar cerita yaitu realis, karikatur, kartun, dan dekoratif. Peserta didik
diminta untuk menggambar ilustrasi “siput bukan hewan yang lemah”
halaman 49
32

2.4 Penelitian Relevan


Peneliti sebelumnya yang telah menggunakan model pembelajaran jaring
laba-laba (webbed model) dan model pembelajaran keterpaduan (intergareted)
yang dapat dilihat pada table 2.4 berikut:
Tabel 2.3 Penelitian relevan
No Peneliti Judul Penelitian Hasil
1. Masyitha Konsep dan Implementasi model
(Institut agama implementasi model keterpaduan dalam
islam negeri ketepaduan pembelajaran yaitu upaya
(IAIN) pembelajaran (studi yang dilakukan untuk
parepare,2018) kasus pada sekolah membelajarkan peserta
dasar islam terpadu didik agar menarik serta
(SDIT) Bina insan memberikan pengalaman
kota Parepare) langsung kepada peserta
didik untuk mengenal
lingkup pembelajaran serta
menciptakan suasana
pembelajaran yang
menyenangkan sehingga
peserta didik dalam proses
pembelajaran tidak
mengalami kejenuhan,
bosan, tegang, dan kaku
berinteraksi dalam proses
pembelajaran. Bedasarkan
hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan
di lapangan terkait
33

penerapan model
pembelajaran terpadu
sudah sejalan dengan
pengimplementasian di
lapangan yaitu
mempelajari materi
pembelajaran umum dan
agama secara terpadu
sudah sejalan dengan
pengimplemetasian
dilapangan yaitu
mempelajari materi
pembelajaran umum dan
agama secara terpadu serta
adanya keterlibatan
langsung atau keaktifan
peserta didik dalam proses
pembelajaran. model
pembelajaran yang
digunakan yaitu model
keterpaduan pembelajaran.
2. Iwan saputra Pengaruh pembelajran Hasil uji hipotesis yang
(Instutut agama tematik model jaring dilakukan, maka diperoleh
islam negeri laba-laba terhadap bahwa nilai Fhitung>
(IAIN) hasil belajar siswa Ftabel yakni = 0,48>0,39,
Bengkulu, pada mata pelajaran dengan demikian maka
2021) PKn kelas III SD hipotesis Ha diterima yang
Negeri 41kabupaten artinya model
34

kaur pembelajaran jaring laba-


laba berpengaruh
signifikan terhadap hasil
belajar siswa khususnya
pada mata pelajaran PKn di
SD Negeri 41 Kabupaten
Kaur. Pelaksanaan uji
pengaruh dalam hasil
penelitian ini diketahui
bahwa model pembelajaran
terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Pkn
kelas III SD Negeri 41
Kabupaten Kaur, dengan
hasil pengelolaan data hasil
penelitian yang dilakukan,
maka diketahui bahwa ada
pengaruh positif antara
model jaring laba-laba (X)
terhadap hasil belajar (Y).
3. Indah Implementasi model 1) Secara keseluruhan
kusumawati pembelajaran tematik terdapat perbedaan yang
dan Moh fahri dan kecerdasan signifikan hasil belajar
Yasin interpersonal siswa Ilmu Pengetahuan Alam
(Universitas SD terhadap hasil antara yang menggunakan
Islam As- belajar ilmu model pembelajaran
syafiiyah pengetahuan alam tematik dengan peserta
Jakarta, 2020) didik yang diajar
35

menggunakan model
pembelajaran
konvensional. Hasil belajar
IPA peserta didik yang
diajar menggunakan model
pembelajaran tematik lebih
tinggi dari pada peserta
didik yang diajar
menggunakan model
pembelajaran konvensional
2) Terdapat pengaruh
interaksi model
pembelajaran dengan
kecerdasan interpersonal
terhadap hasil belajar IPA,
3) Hasil belajar IPA
peserta didik yang
memiliki kecerdasan
interpersonal yang tinggi
yang diajar menggunakan
model tematik lebih tinggi
daripada hasil belajar IPA
dengan diajar
menggunakan model
pembelajaran
konvensional, 4) Hasil
belajar IPA yang memiliki
kecerdasan interpersonal
36

rendah dengan diajar


menggunakan model
pembelajaran tematik lebih
rendah dibandingkan
dengan diajar
menggunakan model
konvensionl Implikasi
4. Sri Indah (SD Pembelajaran model Dari hasil perbaikan
Negeri Jigsaw dengan media pembelajaran yang telah
Kedungbanteng jaring laba-laba pada dilaksanakan pada mata
01 Tegal, kompetensi dasar pelajaran PKn di kelas II
2019) mengidentifikasi SD Negeri Kedungbanteng
keberagaman 01 melalui dua siklus
karakteristik individu perbaikan maka dapat
di sekolah ditarik beberapa
kesimpulan berikut: (1)
Kolaborasi penggunaan
pembelajaran model jigsaw
dengan media jaring
labalaba Kompetensi Dasar
Mengidentifikasi
Keberagaman Karakteristik
Individu Di Sekolah dapat
meningkatkan prestasi dan
aktivitas belajar siswa.
Dari nilai rata-rata 65,8
pada prasiklus, menjadi
72,1 pada siklus I,
37

sedangkan pada siklus II


nilai rata-rata menjadi
79,2. Sedangkan aktivitas
belajar siswa pada siklus I
59,1% menjadi 91,7% pada
siklus II. (2) Prestasi
belajar siswa juga dapat
meningkat dengan
penggunaan media jaring
laba - laba yang
memberikan gambaran
lebih nyata terhadap objek
pembelajaran.

2.5 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir disusun berdasarkan teori yang mengarah kepada
hipotesisi. Kerangka berpikir menjelaskan secara teoristis hubungan antara
variabel yang akan di telitih (Sutoyo 2021: 29). Guru di sekolah lebih dominan
melakukan proses mengajar dengan pembelajaran konvensional seperti metode
ceramah dari pada menggunakan model ataupun pendekatan pembelajaran yang
menimbulkan siswa tersebut untuk aktif. Peserta didik hanya menerima pelajaran,
lalu diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal tanpa adanya bimbingan untuk
mencari, menemukan, dan mengaplikasikan pengetahuan itu dalam kehidupan
sehari – hari.
Perkembangan kurikulum membawa perubahan besar pada proses
pembelajaran di tahun 2013 kurikulum berubah menjadi kurikuluk K13 dengan
menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang memadukan anatara berbagai pembelajaran atau bidang studi
dengan menggunakan tema tertentu sehingga memerlukan representase yang
38

berbeda – beda dalam menjelaskan konseppembelajaran tematik. Sehingga peserta


didik dituntut harus mampu menginterpretasi pembelajaran secara tepat. Hal ini
menyebabkan kebanyakan peseta didik sulit menguasai konsep pembelajaran
tematik yang dirakum menjadi satu materi dengan beberapa bidang studi
pembelajaran dan sulit dalam mengerjakan soal – soal pembelajaran tersebut. Hal
ini berujung pada hasil belajar fisika yang rendah dan kemampuan menginat
pembelajaran yang rendah.
Sangat disayangkan jika guru mengajar dengan metode konvensional dan
hanya berfokus pada satu atau dua representasi saja saat menjelaskan sebuah
konsep pelajaran tematik. Dalam proses pembelajaran tematik, Guru sebaiknya
memilih metode pembelajaran yang tepat agar siswa dapat aktif mengikuti
pembelajaran. Konsep pembelajaran tematik yang bersifat terpadu juga
membutuhkan berbagai representasi agar dapat dikomunikasikan secara lebih
efektif seperti melalui media pembelajaran yang sesuai dengan model
pembelajaran yang digunakan. Representase – representase tersebut pada akhirnya
dapat menuntun guru untuk mengetahui representase mana yang lebih dikuasai
siswa sesuai kebutuhan individual dan kelompok peserta didik.
Berdasarkan masalah tersebut, solusi yang ditawarkan yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) dan model
pembelajaran keterpaduan (intergrated). Model tersebut merupakan model
pembelajaran terpadu yang dapat merangkum pembelajaran tematik dengan
menggabungkan beberapa bidang studi dalam satu materi. Dari kedua model
tersebut kita akan melihat model manakah yang lebih efektif digunakan untuk
meningkatkan kemampuan mengingat (retensi) peseta didik dalam proses
pembelajran berlangsung.
Pelaksanaannya model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) atau
pun model keterpaduan (integrated) akan menuntut peserta didik untuk lebih aktif
dalam kegiatan proses belajar mengajar, karena peserta didik akan mengalami
banyak tahapan dalam pembelajaran dan peserta didik dilatih berfikir kritis dalam
39

mengajukan berbagai pertanyaan terkait dengan permasalahan yang ada dan


melakuakan penelitian untuk menjawab pertanyaan tersebut. Diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemapuan mengingat (retensi) karena peserta didik
terlibat langsung dalam proses pembelajaran, melalui pembelajaran tersebut
peserta didik mendapatkan pengalaman baru sehingga akan terekan di dalam
memori ingatan peserta didik. Penelitian ini merupakan penelitian quasi
eksperimen. yang menggunakan dua kelompok treatment. Satu kelompok
treatment dilakukan pengujian untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
jaring laba-laba (webbed model) dan satu kelompok treatment lain menggunakan
model pembelajran keterpaduan (intergrated) dapat meningkatkan kemampuan
mengingat (retensi) dan ketelibatan peserta didik di SD IT Cendikia
Pematangsiantar.
Perbandingan Retensi Siswa

Pembelajaran Tematik

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Model pembelajaran Model pembelajaran


jaring laba-laba konvensional

Hasil

Gambar 2.7 Kerangka beripikir


40

2.6 Hipotesis Penelitian


Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu :
Ho : Tidak ada perbedaan rata-rata anatara hasil pretest dan postes yang
artinya tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran jaring laba-
lana (webbed model) dalam meningkatkan kemampuan retensi peserta
didik.
Ha : Ada perbedaan rata-rata antara hasil pretest dengan postes yang artinya
ada pengaruh penggunaan model pembelajaran jaring laba-laba (webbeb
model) dalam meningkatkan kemampuan retensi peserta didik.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen (eksperimen semu) yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbandingan retensi
peserta didik akibat pengaruh dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu
siswa.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah SD IT Cindekia Pematangsiantar.
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian adalah kelas V SD IT Cindekia yang terdiri dari
dua kelas A dan B yang berjumlah 27 siswa per kelasnya dengan kelas A
eksperimen diterapkan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed model) dan
kelas B kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrument dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar siswa pada
pembelajaran tematik pada sub tema 1 organ gerak hewan dengan beberapa
materi pembelajaran. Tes hasil belajar melalui prestest dan postes yang terdiri
dari 10 item soal dalam bentuk pilihan berganda dengan empat pilihan (option)
A, B, C dan D. Diantara keempat pilihan jawaban tersebut terdapat satu jawaban
yang benar dan tiga pilihan sebagai pengecoh.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Mentabulasi data yang berhubungan dengan tes hasil belajar pembelajaran
tematik siswa dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

41
42

Validasi instrument penelitian di uji dengan uji validitas, readilitas, daya


pembeda, dan tingkat kesukaran item soal.
2. Tes yang digunakan adalah tes pretes dan tes postes. Untuk mengkur retensi
siswa dengan rumus recognition method yaitu:
Retast
R= x100 %...............
Postest
Untuk mengetahui skor rata-rata retensi siswa signifikan atau tidak maka
dilakukan uji signifikansi perbedaan rata-rata (uji hipotesis) untuk nilai
retensi.
3.5 Analisis Data
Analisi data dalam penelitian ini dilakukan dengan menguji Normalitas
dan Uji Homogenitas terhadap data retensi kemudian dilakukan uji signifikasi
perbedaan rata-rata.
3.6 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan berbeda. Satu
kelas dijadikan kelas eksperimen I dan kelas lainnya dijadikan kelas eksperimen
II. Untuk mengetahui Perbandingan retensi siswa dilakukan dengan
memberikan tes pilihan ganda pada kedua kelas sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan.
Tabel 3.1 Two Group Pretest – Posttest Design
Kelompok/Kelas Pretes Perlakuan Postes
Kelas Eksperimen T₁ Xı T₂
Dengan Model
Pembelajaran Jaring
Laba-laba (Webbed
Model)
Kelas kontrol Tı Y₂ T₂
dengan
Menggunakan
43

Model Pembelajaran
Konvensional
Keterangan :
T1 = Pretes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol
T2 = Postes diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen kontrol
Xı = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran jaring laba-laba
(webbed model)
Y₂ = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran konvensional

3.7 Prosedur Penelitian


Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:
1. Tahapan Persiapan
a. Menyusun jadwal penelitian.
b. Memintan izin kepada pihak sekolah perihal kegiatan penelitian yang akan
dilakukan di SD IT Cindekia Pematangsiantar
c. Menyiapkan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian, antara lain lembar wawancara, lembar observasi dan tes hasil
belajar.
d. Mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing skripsi.
e. Menyusun proposal penelitian.
f. Mempersiapkan materi pembelajaran sebagai panduan penelitian sebagai
panduan penelitian dalam proses pencapaian tujuan yang diinginkan.
g. Menyusun RPP.
h. Menyusun instrumen soal tes untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelas sampel dari populasi yang ada yaitu seluruh kelas V
SD IT Cindekia dengan cara total sampling.
b. Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol secara acak.
44

c. Melakukan pretes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas


eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan.
d. Melakukan analisis data pretes yaitu uji normalitas (untuk mengetahui
sampel berdistribusi normal atau tidak), uji homogenitas (untuk
mengetahui kesamaan varians sampel) dan uji t (untuk mengetahui
kesamaan pengetahuan awal sampel) pada kedua kelas sampel.
e. Melakukan pengajaran tematik pada kedua kelas yaitu : Pada kelas
eksperimen menggunakan model pembelajaran jaring laba-laba (webbed
model). Pada kelas kontrol menggnakan model pembelajran keterpaduan
(intergrated).
f. Memberikan postes kepada kedua kelas untuk mengetahui hasil belajar
siswa dalam kemampuan mengingat (retensi).
3. Tahap Pengumpulan Data

a. Mentabulasi data yang berhubungan dengan tes hasil belajar


pembelajaran tematik siswa dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Validasi instrument penelitian di uji dengan uji validitas,
readilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran item soal.
b. Tes yang digunakan adalah tes pretes dan tes postes. Untuk mengkur
retensi siswa dengan rumus recognition method yaitu:
Retast
R= x100 %...............
Postest
Untuk mengetahui skor rata-rata retensi siswa signifikan atau tidak maka
dilakukan uji signifikansi perbedaan rata-rata (uji hipotesis) untuk nilai
retensi.
45

Mulai

Observasi

Memberikan angket siswa

Populasi

Sampel

Kelas Eksperimen VA Kelas Kontrol V B

Pretest

Uji Normalitas dan


uji Homogenitas

Postest

Uji Hipotesis

Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema penelitian


46

Adapun tahap perlakuan melalui penerapan model pembelajaran jaring laba-


laba (webbed model) yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan
Langkah persiapan pembelajaran tematik meliputi :
a. Pemetaan Kompetensi Dasar Pada Tema
1. IPS
- Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia sebagai negara
kepulauan/ maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap
kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta
transportasi.
- Menyajikan hasil identifikasi karakteristik geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan/ maritim dan agraris serta pengaruhnya
terhadap kehidupan ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta
transportasi.
2. PKN
- Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.
- Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, dan rela berkorban sesuai
nilai-nilai sila Pancasila.
- Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari
3. IPA
- Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta
cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
- Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan
4. B.INDONESIA
- Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
47

- Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks tulis dan lisan
secara lisan, tulis, dan visual
5. SBDP
- Memahami gambar cerita.
- Membuat gambar cerita.
b. Pemetaan Tema Sentral
IPS
1. Mengidentifikasi karakteristik geografis Indonesia
IPA sebagai negara kepulauan/ maritim dan agraris serta
pengaruhnya terhadap kehidupan ekonomi, sosial,
1. Menjelaskan budaya, komunikasi serta transportasi.
alat gerak dan 2. Menyajikan hasil identifikasi karakteristik geografis
fungsinya pada Indonesia sebagai negara kepulauan/ maritim dan
hewan dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan
manusia serta ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta
cara memelihara transportasi.
kesehatan alat
gerak manusia.
2. Membuat model
sederhana alat
PKN
gerak manusia
dan hewan 1. Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bersikap tanggung jawab, cinta tanah air, dan rela
berkorban sesuai nilai-nilai sila Pancasila.
1. Mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila dalam
Sub
kehidupan sehari-hari.
Tema 1 2. Menyajikan hasil identifikasi nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari
SBDP
1. Memahami B. Indonesia
gambar 3. Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.
cerita. 4. Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks
2. Membuat tulis dan lisan secara lisan, tulis, dan visual
gambar
cerita.
Gambar 3.2 Pemetaan tema sentral
48

c. Menentukan Pokok Bahasan


1. IPS
- Karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan/
maritim dan agraris serta pengaruhnya terhadap kehidupan
ekonomi, sosial, budaya, komunikasi serta transportas
2. PKN
- Menyebutkan pancasila beserta lambangnya
- Sikap yang sesuai dengan nilai pancasila
- Mengidentifikasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari
3. B.Indonesia
- Menentukan ide pokok pikiran tulisan
- Menyajikan hasil pokok pikiran tulisan baik bentuk tulisan
ataupun lisan
4. IPA
- Alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia
- Model alat gerak sederhana hewan dan manusia
5. SBDP
- Memahami gambar cerita
- Menuliskan gambar cerita
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pembelajaran 1
- Pada awal pembelajaran, guru mengondisikan siswa secara
klasikal dengan mendeskripsikan ilustrasi gambar dan
percakapan yang merangkum kompetensi-kompetensi yang akan
dipelajari.
- Siswa mengamati gambar dan percakapan tentang organ gerak
hewan dan manusia.
49

- Biarkan siswa mengamati dan menganalisa gambar dan


percakapan secara cermat.
- Siswa membaca bacaan berjudul Organ Gerak Manusia dan
Hewan.
- Siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi tentang pengertian,
fungsi, dan cara menentukan ide pokok bacaan.
b. Pembelajaran 2
- Siswa mengamati secara seksama gambar cerita yang terdapat
pada buku siswa.
- Fokus pengamatan siswa pada gambar dan rangkaian cerita.
- Siswa menyajikan dan mengomunikasikan hasil pengamatannya
secara tertulis ke dalam kolom yang tersedia pada buku siswa.
c. Pembelajaran 3
- Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide, gagasan, dan
motivasi siswa dengan memberikan narasi tentang contoh
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila Pancasila, yakni membantu orang yang membutuhkan.
- Secara interaktif, guru memberikan penjelasan mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
memberikan pendapat
d. Pembelajaran 4
- Pada awal pembelajaran, guru menstimulus ide, gagasan, dan
motivasi siswa dengan meminta siswa untuk mengamati gambar
pada buku siswa.
- Ciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa percaya
diri, teliti, dan memiliki imajinasi yang tepat dalam mengamati
gambar.
50

- Siswa diminta menjawab pertanyaanpertanyaan berdasarkan


gambar yang diamati.
- Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengemukakan
jawabannya.
- Guru mengonfimasi dan mengapresiasi jawaban-jawaban siswa.
- Gunakan jawaban-jawaban siswa sebagai pengetahuan awal
untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran berikutnya.
e. Pembelajaran 5
- Pada awal pembelajaran, guru meminta siswa untuk mecermati
gambar ilustrasi.
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan
tanggapan terhadap gambar yang diamatinya.
- Setelah semua siswa memberikan tanggapan, guru memberikan
penguatan dan penjelasan gambar dan kaitannya dengan materi
yang akan dipelajari.
- Setelah semua siswa memahami apa yang dimaksud guru, siswa
kembali mengamati gambar untuk kemudian dibandingkan
f. Pembelajran 6
- Awal pembelajaran dimulai dengan kegiatan motivasi.
Pergunakan gambar (pengamatan gambar) yang tersedia untuk
menstimulus ide, gagasan, dan pendapat siswa. Kegiatan ini juga
dapat digunakan untuk memancing pemahaman awal peserta
didik mengenai gambar cerita.
- Tumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang pelajaran yang akan
dilakukan
- Setelah mengamati gambar, siswa menyusun cerita berdasarkan
gambar.
- Kegiatan menyusun cerita ini diawali dengan menentukan ide
pokoknya terlebih dulu.
51

Adapun tahap perlakuan melalui penerapan model pembelajaran keterpaduan


(intergrated) yaitu Guru melaksanakan model keterpaduan dimulai dengan
menentukan bidang studi yang akan dikaitkan. Guru akan membahas tentang organ
gerak hewan dan manusia. Secara lebih spesifik perencanaan pembelajaran terpadu
dapat dibuat secara lebih khusus, dengan tahapan:
a. Membuat skema pembelajaran terpadu model integrated.
b. Mengalokasikan waktu dalam pembelajaran.
c. Menentukan ruang lingkup materi/pokok bahasan.
d. Merumuskan tujuan pembelajaran.
e. Membuat skenario pembelajaran.
f. Menetapkan alat dan media pembelajaran.
g. Merencanakan evaluasi.
52

LAMPIRAN 1

RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD IT Cendikia Pemtangsiantar


Kelas/Semester : 5/I
Tema 1 : Organ gerak hewan dan manusia
Sub Tema 1 : Organ gerak hewan
Muatan Terpadu : IPA, Bahasa Indonesia
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan dan manusia, siswa dapat
menyebutkan alat gerak hewan dan manusia secara benar.
2. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok setiap
paragraf dalam bacaan secara tepat.
3. Dengan menulis, siswa dapat mengembangkan ide pokok menjadi sebuah
paragraf secara runtut.
4. Dengan berdiskusi, siswa dapat menebutkan pengertian, fungsi, dan cara
menentukan ide pokok bacaan secara percaya diri.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, Disesuai
an menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kan

siswa.
2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau
nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
53

3. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan


hari sebelumnya
Kegiatan Ayo Membaca Disesuai
kan
Inti 1. Siswa membaca bacaan berjudul Organ Gerak
Manusia dan Hewan.
2. Guru memberikan waktu selama 5 menit dan
siswa diminta membaca dalam hati.
3. Guru menunjuk satu siswa untuk membacakan
bacaan tersebut dan meminta siswa lain
menyimak.
4. Bacaan tersebut dibaca secara bergantian dan
bersambung oleh seluruh siswa

Ayo Menulis

1. Pada kegiatan: Ayo Menulis, secara mandiri siswa


mencoba membuat paragraf berdasarkan ide
pokok yang telah ditentukan
Ayo Berdiskusi
1. Siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi
tentang pengertian, fungsi, dan cara menentukan
ide pokok bacaan.
2. Guru menciptakan suasana interaktif dan atraktif
dengan mengajak siswa melaksanakan diskusi
secara klasikal.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih para petugas diskusi, seperti pembawa
acara, sekretaris/notulis, dan lain-lain. Sementara
anak-anak yang lain bertindak sebagai peserta
diskusi
4. Pembawa acara bertanggung jawab atas jalannya
54

diskusi.
5. Notulis bertugas untuk mencatat kejadian-kejadian
yang terjadi saat diskusi berlangsung.
6. Setiap peserta diskusi berhak mengemukakan
pendapatnya berkaitan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara.
7. Setelah siswa memberikan pendapatnya, guru
mengonfirmasi pendapat-pendapat siswa.
Kemudian guru memandu siswa untuk menarik
kesimpulan.
8. Masing-masing siswa menulis jawaban sesuai
pertanyaan pada buku siswa berdasarkan hasil
diskusi
Kegiatan 1. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama Disesuai

Penutup dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas kan


rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.
(Mandiri)
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
3. Salam dan do’a penutup
C. PENILAIN (ASSESMENT)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.
55

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD IT Cendikia Pemtangsiantar


Kelas/Semester : 5/I
Tema 1 : Organ gerak hewan dan manusia
Sub Tema 1 : Organ gerak hewan
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPA, SBDP
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar cerita, siswa mampu menyusun dan merangkai
sebuah cerita secara runtut.
2. Dengan menceritakan sebuah gambar, siswa mampu mengolah informasi dan
data menjadi sebuah cerita secara tepat.
3. Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan organ gerak hewan
beserta fungsinya secara tepat.
4. Dengan membaca teks, siswa mampu mengidentifikasi gerak ikan di air
secara tanggung jawab
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, Disesuai
an menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kan

siswa.
2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau
nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
3. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan
hari sebelumnya
Kegiatan Ayo Mengamati Disesuai
56

Inti 1. Siswa mengamati secara seksama gambar cerita kan


yang terdapat pada buku siswa.
2. Fokus pengamatan siswa pada gambar dan
rangkaian cerita.
3. Siswa menyajikan dan mengomunikasikan hasil
pengamatannya secara tertulis ke dalam kolom
yang tersedia pada buku siswa.

Ayo Berlatih

1. Setelah memahami tentang gambar cerita, siswa


mengamati rangkaian gambar untuk kemudian
menyusun menjadi sebuah cerita.
2. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk
berimajinasi dalam mengartikan gambar.

Ayo Berkreasi
1. Guru mengatakan kalimat penghubung yang
menjembatani perpindahan kompetensi dari cerita
gambar ke organ gerak hewan.
2. Siswa mengamati rangka organ gerak tulang pada
hewan vertebrata beserta fungsi-fungsinya.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau memberikan tanggapan
Ayo Membaca
1. Guru memberikan sebuah narasi informasi secara
menarik dengan konsep interaktif untuk
menghubungkan materi tentang organ gerak pada
hewan vertebrata dengan isi bacaan yang akan
dibaca siswa.
57

2. Siswa diminta untuk membaca teks tentang Gerak


Ikan di Air.
Kegiatan 1. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama Disesuai

Penutup dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas kan


rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.
(Mandiri)
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
3. Salam dan do’a penutup
C. PENILAIN (ASSESMENT)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAAN (RPP)


58

Satuan Pendidikan : SD IT Cendikia Pemtangsiantar


Kelas/Semester : 5/I
Tema 1 : Organ gerak hewan dan manusia
Sub Tema 1 : Organ gerak hewan
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PKN, IPS
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati teks, siswa mampu mengidentifikasi sikap-sikap yang
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sila Pancasila secara tepat.
2. Dengan berdiskusi, siswa mampu menganalisa sikap-sikap yang sesuai
dengan sila-sila Pancasila dengan percaya diri.
3. Dengan membaca teks, siswa menemukan contoh perubahan alam yang
diakibatkan karena perilaku manusia secara benar.
4. Dengan membaca dan menulis, siswa mampu menentukan ide pokok dari teks
secara benar
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, Disesuai
an menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kan

siswa.
2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau
nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
3. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan
hari sebelumnya
Kegiatan Ayo Berdiskusi Disesuai

1. Siswa diminta menganalisis sikap-sikap yang


59

Inti sesuai dengan sila-sila pancasila. kan

Ayo Menulis

1. Pada kegiatan Ayo Menulis, siswa menuliskan


sikap-sikap dalam kehidupan sehari-hari yang
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila.
2. Siswa bisa memperhatikan perilaku orang-orang di
sekitarnya, baik di sekolah, rumah, maupun
masyarakat

Ayo Berdiskusi
1. Setelah siswa diminta membuat daftar kebutuhan
anggota keluarganya yang diperoleh dari daerah
lain
Ayo Mencoba
1. Siswa menggambar peta wilayah RT tempat
tinggalnya.
2. Guru berkeliling dan memandu siswa yang
mengalami kesulitan.
3. Guru mengkonfirmasi dan mengapresiasi setiap
gambar siswa siswa.
Ayo Renungkan
Berdasarkan pertanyaan pada buku siswa: Sikap apa
yang kamu pelajari pada hari ini? Apakah kamu sudah
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari?
1. Secara mandiri siswa diminta untuk
mengemukakan pendapatnya berdasarkan
pemahaman yang sudah didapatkannya selama
60

kegiatan pembelajaran berlangsung.


2. Siswa mengemukakan pendapatnya sesuai
dengan perilaku kesehariannya berkaitan
dengan kompetensi-kompetensi yang sudah
dipelajari, dalam hal ini menjelaskan isi
informasi dari teks tentang pengaruh kegiatan
manusia terhadap alam dan memberi contoh
pengaruh penggunaan bahan kimia pada
lingkungan melalui pengamatan.
Kegiatan 1. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama Disesuai

Penutup dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas kan


rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.
(Mandiri)
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
3. Salam dan do’a penutup
C. PENILAIN (ASSESMENT)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD IT Cendikia Pemtangsiantar


61

Kelas/Semester : 5/I
Tema 1 : Organ gerak hewan dan manusia
Sub Tema 1 : Organ gerak hewan
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, PKN, IPS
Pembelajaran ke : 4
Alokasi waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamatigambar peta, siswa dapat mengidentifikasi kondisi
geografis pulau-pulau di Indonesia secara tepat.
2. Dengan membuat informasi, siswa dapat menyebutkan kondisi geografis
wilayah Indonesia secara benar.
3. Dengan eskplorasi, siswa dapat mengidentifikasi perilaku-perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sila-sila Pancasila
secara benar.
4. Dengan membaca, siswa menemukan contoh perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai luhur dalam sila-sila pancasila yaitu gotong royong secara benar.
5. Dengan membaca, siswa dapat menemukan ide pokok bacaan secara tepat
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, Disesuai
an menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kan

siswa.
2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau
nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
3. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan
hari sebelumnya
Kegiatan Ayo Mengamati Disesuai
62

Inti 1. Siswa menuliskan kondisi geografis pulau-pulau kan


besar di Indonesia. Untuk memudahkan siswa
dalam mengerjakan kegiatan ini, guru
mengarahkan siswa untuk melakukan studi
pustaka. Siswa diminta untuk mencari informasi
dan data melalui buku, majalah, surat kabar,
maupun artikel di internet.

Ayo Berdiskusi

1. Setelah mengetahui kondisi geografis masing-


masing pulau di Indonesia, siswa membuat
kesimpulan mengenai kondisi geografis Indonesia
secara umum

Ayo Membaca
1. Siswa membaca teks yang berjudul Gotong
Royong Modal Dasar Pembangunan.
Ayo Berlatih
1. Siswa membuat paragraf berdasarkan ide pokok
yang ada pada buku siswa.
2. Guru berkeliling dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
3. Selesai membuat paragraf, guru menunjuk secara
acak beberapa anak untuk menuliskan hasil
paragraf yang dibuatnya di papan tulis.

Kegiatan 1. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama Disesuai

Penutup dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas kan


rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.
63

(Mandiri)
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
3. Salam dan do’a penutup
C. PENILAIN (ASSESMENT)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJAAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SD IT Cendikia Pemtangsiantar


Kelas/Semester : 5/I
64

Tema 1 : Organ gerak hewan dan manusia


Sub Tema 1 : Organ gerak hewan
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, SBDP, IPA
Pembelajaran ke :
Alokasi waktu :

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mengamati gambar , siswa dapat merangkai sebuah cerita dengan
percaya diri.
2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat mengetahui ciri-ciri hewan vertebrata
dan avertebrata.
3. Dengan membaca, siswa dapat menentukan ide pokok dari masingmasing
paragraf dengan tanggung jawab.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi


Waktu
Pendahulu 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, Disesuai
an menanyakan kabar dan mengecek kehadiran kan

siswa.
2. Menyanyikan salah satu lagu wajib dan atau
nasional. Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat Nasionalisme.
3. Mengulas sedikit materi yang telah disampaikan
hari sebelumnya
Kegiatan Ayo Mengamati Disesuai
kan
Inti 1. Siswa memerhatikan gambar kelinci yang
merupakan hewan vertebrata dan hewan siput
yang merupakan hewan avertebrata.
2. Selesai mengamati gambar, siswa menuliskan
65

perbandingan karakteristik kelinci dengan siput

Ayo Mengamati

1. Siswa mengamati rangka organ gerak berbagai


hewan avertebrata secara seksama.
2. Siswa mengidentifikasi organ gerak hewan
avertebrata beserta fungsinya.

Ayo Berkreasi
1. Siswa menggambar atau membuat model
sederhana organ gerak siput.
2. Agar kegiatan pembelajaran ini dapat berlangsung
dengan menarik dan tidak membosankan, maka
dapat dilakukan di luar kelas
Ayo Berdiskusi
1. Siswa menceritakan gambar yang telah dibuatnya
dihadapan guru dan teman-temannya
Ayo Membaca
1. Siswa membaca teks berjudul "Siput Bukanlah
Hewan Lemah".
Ayo Berkreasi
1. Siswa mempelajari beberapa hal mengenai
beragam gaya gambar dan ilustrasi.
2. Siswa membuat gambar ilustrasi yang bisa
mewakili isi dan informasi bacaan berjudul "Siput
Bukanlah Hewan Lemah" dengan gaya atau corak
yang telah dipelajari
Kegiatan 1. Guru menyampaikan tugas dirumah kerja sama Disesuai
dengan Orang Tua, Siswa menyelesaikan tugas kan
66

Penutup rumah sendiri dengan bimbingan orang tua.


(Mandiri)
2. Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan Nasionalisme, Persatuan, dan
Toleransi.
3. Salam dan do’a penutup
C. PENILAIN (ASSESMENT)
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari
pengamatan sikap, tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil
karya/projek dengan rubric penilaian.
67

Daftar Pustaka

Aini,S. (2013). Pengaruh ingatan dan kemampuan berpikir kritis terhadap hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran fisika di MA Madani Alauddin Paopao
kabupaten Gowo. Jurnal pendidikan fisika. Makasar : Universitas Islam
Negeri Alaudin.
Amalia, Winda. (2019). Praktek pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Cirebon:
Mentari Jaya
Fridayanti. Dkk. (2019). Peningkatan kemampuan retensi siswa melalui penerapan
model pembelajaran concept attainment berbasis number head together.
Jurnal pengabdian kepada masyarakat.PP.435-440. Bone, watampone
Hidayah, R., dan Fajar, E.W. laksni. (2021). Model pembelajaran terpadu Threaded
& intergrated. Modul pengembangan kurikulum. Kebumen: Universitas
sebelas maret.
Indah, sri. (2019) Pembelajaran model jigsaw dengan media jaing laba-laba pada
kompetensi dasar mengidentifikasi keberagaman karakteristik individu
sekolah. Jurnal inovasi pembelajaran karakter. Tegal: SD Negeri
kedungbateng 01 Tegal
Irwansyah et al.(2021). Perkembangan peserta didik. Bandung: widina bhakti persada
Jalaluddin., dan Idi.A., (2014). Filsafat pendidikan:Manusia, filsafat, dan pendidikan.
Jakarta: Rajawali pers
Kadir, Abd., dan Asrohah.H.,(2018) Pembelajaran tematik. Jakarata: PT Rajagrafindo
persada
Karu, Hilda. (2015). Penerapan pembelajaran tematik SD di Indonesia . Jakarta :
Unika Atmaja
Kementrian pendidikan dan kebudayaan. (2017). Organ gerak hewan dan manusia.
Buku Guru. Balitbang:Kemendikbud
Kusumawati, indah., dan Yasin.F.Moh. (2020). Implementas model pembelajaran
tematik dan kecerdasan interpersonal siswa SD terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan alam. Jurnal pendidikan. Jakarta: Universitas islam As-syafiiah.
Komaini, anton. (2018). Kemampuan motoric anak usia dini. Depok : PT
Rajagrafindo persada

67
68

Masyitha. (2018). Konsep dan implementasi model keterpaduan pembelajaran (studi


kasus) pada sekolah dasar islma terpadu (SDIT) Bina ihsan kota Parepare.
Skripsi. Parepare: Institut agama islam negeri (IAIN)
Muzdalifa, Vinari. (2021). Implementasi model pembelajaran inquiry training
berbasis multirepresentasi pada pembelajaran daring untuk meningkatkan
hasil belajara siswa pada materi pokok gerak lurus di SMA Negeri 1. Skripsi.
Medan: universitas Negeri Medan
Puji. P.N. rully., soepeno. (2019). Pengantar ilmu pendidikan. Universitas jember:
UPT percetakan
Pohan, nurhikmah. (2019). Tematik dan saintifik dalam anak usia dini. Jurnal
pendidikan Vol.4. Yogyakarta: Universitas Sunan Kalijaga.
Ramadhani,rahana et al.(2020). Belajar dan pembelajaran: konsep dan
pengembangan. Yayasan kita menulis
Ramadhani, eka. (2020). Konsep pembelajaran menyenangkan bagi siswa kelas
bawah tingkat sekolah dasar. Jurnal pendidikan. Vol.4 No.1. Bandung:
Sekolah interaktif abdusalam.
Resmini, N. (2015). Model-Model pembelajaran terpadu. Modul. Bandung:
universitas pendidikan Indonesia
Sanjaya, wina. (2017). Strategi pembelajaran. Jakarta : Predanamedia Group
Silmiati. Y. Nina. (2017). Perbandingan retensi siswa SMP pada pembelajaran ipa
terpadu konsep cahaya anatara model pembelajaran berbasis masalah dan
metode pembelajara inkuiri. Jurnal penelitan. Tasikmalaya: Institut agama
islma latifah mubaroqiah.
Sutoyo. (2021). Teknik penelitian tindakan kelas. Surakarta: UNISRI Press
Tirtoni, Feri. (2018). Pembelajaran terpadu disekolah dasar. Sidoarjo: Penerbit
Umsida press
Thahir, andi. (2018). Psikologi perkembangan. Lampung: Universitas islam negeri
randen intan
Wahyuni. D. lilik . (2013). Penerapan tematik dengan model jaring laba-lana (webbed
model) pada siswa kelas 2B Min seduri. Malang: Universitas Negeri Maulana
Malik Ibrahim
Widiyanto, joko. (2018). Evaluasi pembelajaran. Madium jawa timur: Universitas
PGSRI Madium

68
69

Wijayanti.M.Tri., Luthfi. (2021). Pengembangan permainan element go sebagai


media pembelajaran pada materi kongsigurasi electron yang mempengaruhi
retensasi peserta didik. jurnal pendidikan 2021:5(3). Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya

69

Anda mungkin juga menyukai