Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN UMUM DAN LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum


Tinjauan umum sebagai bab khusus yang membahas mengenai tempat
dilaksanakannya kerja praktik, kondisi umum, geologi regional, serta geologi
suatu pulau. Untuk tempat kerja praktik sendiri dilaksanakan di PT Bencoolen
Mining yang merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara di
Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Marga Sakti Seblat dan Ulok Kupai,
Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.
2.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Bencoolen Mining merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam
bidang pertambangan batu bara. Didirikan pada tahun 2010 dengan mengantongi
izin usaha pertambangan eksplorasi (IUP Eksplorasi) berdasarkan keputusan
Bupati Bengkulu Utara nomor 506 tahun 2014 tanggal 30 Desember 2014.
Sedangkan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP) didapat tahun
2018 dan berlaku selama 20 tahun hingga tahun 2038. Kami juga memiliki izin
ekspor (Eksportir Terbatas/ET). Kami memiliki konsesi lahan tambang batu bara
seluas 1543 Ha yang berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu,
Indonesia. Sebagian besar pangsa pasar ditujukan untuk ekspor dan sisanya untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri.

2.1.2 Struktur Perusahaan


Struktur organisasi di PT. Bencoolen Mining terdiri dari direktur Utama
yang bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan penambangan dan pemasaran
dalam melakukan kegiatan penambangannya dibantu oleh staf-staf yang berfungsi
menjalankan tugasnya masing-masing. TB Batu Besi PT. Timah Tbk dikepalai
oleh seorang Kepala Teknik Tambang (KTT) yang bertugas mengawasi seluruh
pegawainya.Berikut merupakan struktur organisasi dari PT. Bencoolen Mining :

4
Gambar. 2.1 Struktur Perusahaan

2.1.3 Kebijakan K3 dan Lingkungan Hidup


PT. Bencoolen Mining merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan batubara menyadari sepenuhnya resiko dan dampak yang
ditimbulkan dari aktivitas pertambangan terhadap pekerja, karyawan, masyarakat,
para pemangku kepentingan dan lingkungan sekitarnya.
1. Visi PT. Bencoolen Mining:
 Menjadi perusahaan tambang batu bara yang efisien, mempunyai
daya saing dan tumbuh berkembang.
2. Misi PT. Bencoolen Mining:
 Memproduksi batu bara yang berkualitas, efisien dan memasarkannya
dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan lingkungan.
 Membangun sumber daya manusia yang profesional.
 Memaksimalkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholders.

5
PT. Bencoolen Mining memiliki tujuan Keselamatan Kesehatan Kerja,
Keselamatan Operasional dan Lingkungan Hidup yaitu tidak ada kecelakaan
tambang berakibat mati, tidak ada penyakit akibat kerja dan tidak terjadi
pencemaran lingkungan. Seluruh jajaran manajemen dan karyawan PT. Bencoolen
Mining berkomitmen untuk memajukan kepentingan perusahaan dengan
menerapkan keselamatan pertambangan dan perlindungan lingkungan dengan:
1. Mentaati dan mematuhi semua peraturan dan perundangan Keselamatan,
Kesehatan Kerja, Keselamatan Operasional, dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang terkait dengan bisnis perusahaan.
2. Menempatkan aspek Keselamatan Kesehatan Kerja, Keselamatan
Operasional, dan Lingkungan Hidup sebagai prioritas di dalam
pelaksanaan kegiatan operasi agar tercipta lingkungan kerja yang aman
dan kondusif bagi semua karyawan.
3. Melakukan identifkasi dan pengendalian aspek Keselamatan Kesehatan
Kerja, Keselamatan Operasional, dan Lingkungan Hidup dengan upaya
mengendalikan semua resiko dan dampak yang ditimbulkan sehingga
mencegah sedini mungkin terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja dan pencemaran.
4. Meningkatkan kompetensi karyawan terkait Keselamatan Kesehatan
Kerja, Keselamatan Operasional, dan Lingkungan Hidup kepada tenaga
kerja untuk meningkatkan kinerja Keselamatan Pertambangan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Perusahaan.
5. Melakukan kajian ulang secara berkala dan perbaikan terus menerus
terhadap sistem manajemen dan pelaksanaan Keselamatan Kesehatan
Kerja, Keselamatan Operasional, dan Lingkungan Hidup secara
berkelanjutan.
6. Melakukan komunikasi, konsultasi dan partisipasi terhadap pekerja secara
kerja sama yang baik terkait dengan bisnis perusahaan.

Kebijakan ini berlaku untuk karyawan dan para pemangku kepentingan di


lingkungan PT. Bencoolen Mining dan didokumentasikan, dipelihara dan ditinjau
secara berkala serta terbuka untuk umum

6
2.1.4 Iklim dan Curah Hujan
letak Kota Bengkulu yang berada di daerah pesisir pantai menyebabkab
udaranya relatif panas dengan suhu udara sepanjang tahun relatif sama. Suhu
udara maksimum rata-rata setiap bulanya berkisar 290 0C – 3000C dan suhu
minimum berkisar antara 230C dengan kelembaban udara berkisar antara 81%-
91% serta kisaran kecepatan angin maksimum berada pada 14-19 knot. Curah
hujan bulanan berkisar 200-600 mm dengan jumlah hari hujan setiap bulan antara
10-21 hari. Berdasarkan klasifikasi iklim Kota Bengkulu tergolong tipe iklim A
(Tropis Basah) dengan jumlah bulan basah 10 bulan dimulai dari Bulan Oktober
sampai Bulan Juli. Pada Bulan Mei sampai Oktober ditandai dengan musim
kemarau, hujan lebat akan terjadi pada Bulan Desember sampai Januari.
Curah Hujan Bengkulu Utara Stasiun Putri Hijau (mm)

Perbulan 2019 2020 2021

Januari 270,0 309,0 281,0

Februari 111,0 . 163,0

Maret 234,0 251,0 247,0

April 343,0 209,0 156,0

Mei 273,0 203,0 399,0

Juni 357,0 263,0 223,0

Juli 276,0 116,0 255,0

Agustus 259,0 156,0 326,0

September 24,0 364,0 305,0

Oktober 50,0 571,0 469,0

November 49,0 466,0 175,0

Desember 186,0 491,0 319,0

Tabel 2. Data Curah Hujan Untuk Provinsi Bengkulu Utara Tahun 2019-2021
(Badan Statistik Bengkulu Utara 2021)

7
2.2 Sistem Penambangan
Sistem penambangan yang di gunakan di PT. Bencoolen Mining adalah
tambang terbuka dimana secara umum penambangan di awali dengan
pembersihan lahan, pengupasan tanah pucuk dan menyimpan nya di tempat
tertentu, pembongkaran dan penggalian tanah penutup ( Overburden ) dengan
menggunakan beberapa alat berat seperti exavator, dupm truck, dan articulad
dump truck dinguakan sebagai alat gali muat nya untuk memindahkan ke area
disposal area, penggalian bahan galian atau eksploitasi, dan membawanya ke
stockpile untuk di olah maupun di pasarkan secara langsung dan kegiatan
reklamasi dilakukan pada area yang telah selesai penmbangan nya.Berikut
merupakan uraian dari proses penambangan yang ada di PT Bencoolen Mining

2.2.1 Pemindahan Tanah Mekanis


Pemindahan Tanah Mekanis (Earth Moving) Pemindahan Tanah Mekanis
(PTM) adalah semua pekerjaan yang berhubungandengan kegiatan penggalian
(digging, breaking, loosening), pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling,
transporting), penimbunan (dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan
pemadatan (compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alatmekanis
(alat-alat berat/besar).
Pekerjaan-pekerjaan itu banyak terlihat di bidangpekerjaan/bangunan sipil,
seperti: pembuatan jalan raya, dam-dam, tanggul, saluran irigasi, kanal, lapangan
terbang, dll. Disamping itu juga dilakukan pada tambang-tambang
terbuka,terutama pada pengupasan lapisan tanah atas (stripping of overburden)
dan pembuatan jalan-jalan lainnya yang menuju ke tambang tersebut.Meskipun
diberi nama Pemindahan Tanah Mekanis tetapi sebenarnya tidak hanyaterbatas
pada tanah (soil) saja, tetapi kadang-kadang juga berhubungan dengan
batuan(rock) dan memang alat-alat mekanis yang akan dibicarakan juga tidak
saja sanggup untuk“melayani” tanah, tetapi juga dapat dipakai untuk “melayani”
batuan. Yang dimaksuddengan tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi
yang relatif lunak, tidak begitukompak dan terdiri dari butiran-butiran lepas.

8
Sedangkan yang dimaksud dengan batuanadalah bagian kulit bumi yang lebih
keras, lebih kompak dan terdiri dari kumpulan mineralpembentuk batuan tersebut.
Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali
sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan
berdasarkan mudah-sukarnya digalidengan peralatan PTM.Adapun salah satu cara
penggolongan material tersebut adalah:
A. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya:
 Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
 Pasir (sand).
 Lempung pasiran (sandy clay).
 Pasir lempungan (clayey sand).
B. Agak keras (medium hard digging), misalnya
 Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
 Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
C. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya:
 Batu sabak (slate).
 Material yang kompak (compacted material).
 Batuan sedimen (sedimentary rocks).
 Konglomerat (conglomerate).
 Breksi (breccia).
D. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau batuan segar
(fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan peledakan sebelum dapat
digali, misalnya:
 Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
 Batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks) Macam-macam material
ini juga akan dapat berpengaruh terhadap faktor pengisian (fillfactor) dan
faktor pengembangan (swell factor) dari tanah/batuan yang digali.
Penggunaan alat-alat berat yangg kurang tepat dengan kondisi dan situasi
lapanganpekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya
produksi, tidaktercapainya jadwal/target yang telah ditentukan, atau kerugian

9
biaya repair yang tidaksemestinya. Oleh karena itu sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan danattachmetnya, sebaiknya kita pahami lebih dahulu fungsi dan
aplikasinya. Ada beranekamacam alat berat yang dewasa ini dipergunakan di
proyek-proyek pembangunan dalam hal ini adalah peralatan yang berhubungan
dengan pekerjaan pemindahan tanah salah satunya alat angkut, jenis-jenis alat
angkut (Haulers) dalam bidang pertambangan alat angkut adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengangkut material-material tambang baik itu material yang
bernilai ekonomis ataupun tidak dari satu tempat ke tempat yang lain (tempat
penimbunan atau pengolahan). Adapun jenis-jenis alat angkut tersebut yaitu:
1. Dump Truck
Truk jungkit atau truk pembuang (dump truck) adalah truk yang isinya
dapat dikosongkan tanpa penanganan.Truk pembuang biasa digunakan
untuk mengangkut barang semacam pasir, kerikil atau tanah untuk
keperluan konstruksi. Secara umum, truk jungkit dilengkapi dengan bak
terbuka yang dioperasikan dengan bantuan hidrolik, bagian depan dari bak
itu bisa diangkat keatas sehingga memungkinkan material yang diangkut
bisa melorot turun ke tempat yang diinginkan.Truk pembuang yang ada di
Indonesia kini sudah diproduksi banyak usaha menengah karoseri, dimana
usaha industri menengah ini bermitra kerja dengan usaha industri otomotif
bermesin besar. Itulah sebabnya kini semakin bertambah usaha karoseri di
Indonesia seiring dengan kebutuhan moda transportasi industri
2. Excafator
Ekskavator atau mesin pengeruk adalah alat berat yang terdiri dari batang,
tongkat, keranjang dan rumah rumah dalam sebuah wahana putar dan
digunakan untuk penggalian (akskavasi).Rumah rumah diletakan di atas
kereta bawah yang dilengkapi Roda rantai atau Roda. Ekskavator kabel
menggunakan Winch dan Tali besi untuk bergerak. Ekskavator kabel
adalah perkembangan alami dari Penggaruk Uap dan sering disebut Power
shovel. Semua gerakan dan fungsi dari ekskavator hidraulis menggunakan
aksi cairan hidrolik, dengan silinder hidrolik dan motor hidrolik.

10
Dikarenakan pengaktifan secara linear oleh silinder hidraulis, maka mode
operasi mereka berbeda dengan ekskavator kabel.
2.3. Survey Pemetaan
Survey Pemetaan Merupakan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi untuk
menentukan posisi relatif suatu titik di atas, atau di bawah permukaan bumi
Sebuah dalam pengertian umum Geomatika survey pemetaan juga diartikan
disiplin ilmu yang mencakup semua metode untuk mengukur danmengumpulkan
informasi tentang bumi fisik dan lingkungan, memproses informasi, dan
menyebarluaskan berbagai produk yang dihasilkan kepada berbagai kebutuhan.
Survey telah memainkan peran yang sangat penting sejak awal peradaban
manusia dimulai dengan melakukan pengukuran dan menandai batas pada tanah
pribadi. Dengan berlalunya waktu, pentingnya bidang survey terus meningkat
dengan meningkatnya permintaan untuk berbagai peta dan jenis spasial lainnya
dari informasi terkait dan kebutuhan yang berkembang untuk mengatur garis yang
akurat dan untuk membantu proyek tambang dan konstruksi. Pada saat ini peran
pengukuran dan pemantauan lingkungan kita semakin penting, hal ini disebabkan
semakin bertambahnya jumlah penduduk yang menempati suatu wilayah tentunya
pengaturan untuk jumlahorang, mahalnya sebidang tanah, sumber daya alam kita
menurun, dan aktivitas manusia menyebabkannya menurun nya beberapa aspek-
aspek seperti kualitas tanah, air dan udara kita. Di zaman modern seperti sekarang
ini, dengan bantuan komputer dan teknologi satelit surveyor dapat mengukur,
mengintegrasikan bumi dan sumber daya alam secara global. Begitu banyak
informasi yang telah tersedia untuk membuat keputusan perencanaan, dan
perumusan kebijakan dalam berbagai pengembangan penggunaan lahan sumber
daya, dan aplikasi konservasi lingkungan (Akhmad Syaripudin,2014)

2.3.1 Konsep Dasar Topografi Survey


Proses perubahan bentuk bumi dan permukaannya membutuhkan keahlian
khusus dimiliki oleh seorang surveyor, sedangkan pekerjaan seorang surveyor
biasa disebut survey topografi. Survey topografi adalah survey yang bertujuan
untuk mencari informasi permukaan tanah. Informasi tersebut dapat berupa

11
kondisi fisik dan emosional yang tinggi dan rendah posisi suatu objek, baik alami
atau buatan, di atas tanah untuk memetakan. Survey ini sangat berguna dalam
pembuatan peta topografi padahal penginderaan jauh telah menggunakan
teknologi yang sangat maju, survey langsung masih diperlukan untuk
mendapatkan hasil/informasi informasi yang lebih akurat tentang kondisi tanah.
Survey didefinisikan sebagai kumpulan data yang terkait dengan pengukuran
permukaan bumi dan digambarkan pada peta atau digital sementara pengukuran
didefinisikan peralatan dan metode yang berkaitan dengan kelangsungan
survey.Jadi, Surveying adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
pengumpulan data mulai dari pengukuran permukaan bumi hingga penggambaran
bentuk bumi.Sedangkan pengukuran adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan penggunaan alat mulai dari pita pengukur hingga pita pengukur
pengukuran jarak dengan metode elektro magnetic survey umumnya dilakukan
pada permukaan yang datar, yaitu tanpa memperhatikan kelengkungan bumi.
Sedangkan pada proyek yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat
diabaikan, karena situasi ini termasuk survey Geodesi.Pada dasar nya tujuan dari
survey topografi sendiri dapat di kelompok kan sebagai berikut:
1. Pengukuran Topografi bertujuan membuat peta topografi yang berisi
informasi dari permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,
2. Informasi yang disajikan meliputi keadaan fisik/detail baik yang bersifat
alamiah maupun buatan manusia serta keadaan relief (tinggi rendahnya)
permukaan lahan,
3. Pelaksanaan survey topografi biasa dilakukan pada pekerjaan konstruksi
yang mencakup daerah yang relatif luas, misalnya pada pekerjaan
perencanaan drainase, jalan, dan suatu area.

2.3.2 Teori Poligon


Dalam memetakan suatu wilayah diperlukan suatu kerangka dasar yang
digunakan sebagai titik pengikat dan titik kendali. Titik-titik kerangka dasar
memiliki koordinat dan ketinggian yang ditetapkan pada kepadatan tertentu,
menggunakan struktur permanen, bahan tahan lama, direkam dan mudah dikenali.

12
Titik rangka dasar ini berupa titik ikat, yaitu titik yang telah diketahui posisi
horizontalnya (X dan Y) atau tingginya Z. Titik ini digunakan sebagai titik
pengikat dalam menentukan posisi titik lain (arah, sudut, perbedaan ketinggian)
yang ditargetkan. Selanjutnya dapat ditentukan berapa banyak koordinat titik-titik
baru yang ditargetkan berdasarkan titik-titik pengikatan tersebut. Fungsi titik
garis besar dasar juga sebagai titik kontrol yaitu digunakan sebagai titik
pemeriksaan pada perhitungan sebelumnya. Disarankan titik kontrol ini
menggunakan titik bingkai lain (bukan dari titik pengikatan) sehingga dapat
dilihat apakah posisinya X. Y, Z dari poin sebelumnya benar atau tidak.

2.3.3 Poligon Kerangka Dasar


Pada daerah yang relatif sempit (20 km x 20 km) biasanya digunakan
pengukuran dengan cara poligon. Poligon adalah kumpulan titik-titik yang
dihubungkan dalam suatu garis khayal. Dalam menentukan koordinat satu titik ke
titik lain, pekerjaan pengukuran harus mencakup:
1. Koordinat titik awal/akhir.Koordinat ini dapat diketahui dari pengukuran
sebelumnya atau ditentukan secara arbitrer.
2. Azimuth awal/akhir.Azimuth dapat ditentukan dari perhitungan koordinat
yang ada, pengamatan astronomis (bintang/matahari) atau pengukuran
menggunakan kompas theodolite.
3. Jarak, Pengukuran jarak adalah data yang diperoleh dari lapangan, dapat
dilakukan secara manual (menggunakan pita ukur) atau dengan
menggunakan theodolite. Dalam mengukur jarak, buatlah selurus mungkin
antara titik-titik poligon dan juga jika kondisi tanah miring, usahakan
dalam pengukuran jarak pita ukur dalam posisi sedatar mungkin.
4. Sudut dalam Sudut juga ditentukan berdasarkan hasil pengukuran di
lapangan. Pengukuran sudut ini menggunakan alat ukur theodolite dengan
arah putaran alat harus searah jarum jam.

13
β β

φ
φ β
β
β

Titik Kontrol/ Referensi sudut Azimuth


Titik BM yang baru (tiap 2 km) sudut dalam
Titik poligon Utara
Gambar 2.4 Contoh Poligon

(Sumber: Modul 2 Dasar – Dasar Pengukuran Topografi Untuk


φ
Pekerjaan 2017)
β
2.3.4 Bentuk poligon
Adapun Pembangian dari bentuk poligan adalah sebagai berikut:
1. Poligon Terbuka: titik awal tidak digunakan sebagai titik akhir.

Gambar. 2.5 Contoh Poligon Terbuka

(Sumber: Modul 2 Dasar – Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan 2017)

14
2. Poligon Tertutup: Titik awal dan titik akhir dari koordinat berhimpitan
(satu titik), berawal dan berakhir pada satu titik.

Gambar. 2.6 Contoh Poligon Tertutup

(Sumber: Modul 2 Dasar – Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan 2017)

3. Poligon Bercabang: poligon terbuka yang memiliki cabang

Gambar 2.7 Contoh Poligon Bercabang


(Sumber: Modul 2 Dasar – Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan 2017)

4. Poligon Kombinasi: kombinasi dari poligon terbuka dan poligon tertutup.

Gambar 1.5: Contoh Poligon Kombinasi

15
(Sumber: Modul 2 Dasar – Dasar Pengukuran Topografi Untuk Pekerjaan 2017)

2.3.5 Pemetaan Topografi Galian Dan Timbunan


Galian dan timbunan atau yang lebih dikenal oleh orang-orang lapangan
dengan Cut and Fill adalah bagian yang sangat penting baik pada pekerjaan
pembuatan bangunan, jalan, bendungan, dan reklamasi. Galian dan timbunan
dapatxdiperoleh dari peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur atau
diperoleh langsung dari lapanganxmelalui pengukuran profil melintangxsepanjang
jalur proyek atau bangunan (Rosida, dkk. 2013).

Galian dan timbunan (cut and fill) merupakan proses pengerjaan tanah
dengan cara menggali sejumlah massa tanah untuk kemudian ditimbun di tempat
lain. Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah (cut and
fill) hampir tidak pernah dapat dihindarkan hal tersebut diakibatkan adanya
perbedaan letak permukaan tanah asli dan permukaan tanah rencana yang
disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda. Kedua proses galian dan
timbunan (cut and fill) dilakukan di satu lokasi yang menjadi target pengerjaan.
Pekerjaan galian dan timbunan (cut and fill) memerlukan perencanaan sehingga
jumlah tanah yangdibuang atauxdiambil di tempat lain tidak kurang atau lebih
sehingga mengurangi biaya transportasi.Perencanaan pekerjaan galian dan
timbunan (cut and fill) biasanya dilakukan setelah dilakukan pengukuran pada
lahan sehingga diperoleh peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur
atau diperoleh langsung dari lapangan melalui pengukuran sipat datar profil
melintang sepanjang koridor jalur proyek atau bangunan (Pratama, 2017).

Ada banyak cara untuk menghitung cut fill atau galian timbunan, yang
dapat dilakukan secara manual, pemetaan topografi, menggunakan ukuran
kubikasi kendaraan / ukuran standar dump truck atau mobilitas. itu semua bisa
dilakukan, asalkan itu Mutlak dapat diterima oleh pemilik proyek pertama,
pengukuran manual dapat dilakukan dengan menggunakan meteran atau dengan
cara tradisional lainnya. Meski terdengar kuno, saat ini metode seperti itu masih

16
banyak digunakan. Menggunakan data pengukuran langsung, yang dapat
dilakukan dengan menggunakan alat seperti total station, real time kinematics
(RTK) dan pemetaan drone di udara, metode ini saat ini banyak digunakan,
mengingat menghasilkan gambar yang detail.

Berikutnya adalah cara mobilitas, atau kapasitas dump truck. Metode ini
jarang digunakan, hampir sama dengan teknik pengukuran tradisional, tetapi
selangkah lebih maju. mengingat tingkat risiko yang tinggi, pemilik proyek tidak
akan menerima begitu saja menggunakan metode ini. sebaliknya, metode ini
digunakan sebagai pembanding, dan sebelumnya telah dilakukan dengan
menggunakan pengukuran di tempat. Pada awalnya pekerjaan galian dan
timbunan terdiri dari beberapa jenis pekerjaan, yaitu:

1. Galian
o Pembuatan saluran air dan selokan.
o Formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya.
o Pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus.
o Pekerjaan stabilisasi lereng.
o Pembuangan bahan longsoran.
o Galian bahan konstruksi.
o Pembuangan sisa bahan galian.
o Pengupasan dan pembuangan bahan
o perkerasan beraspal pada perkerasan lama.
o Pembentukan profil dan penampang sesuai dengan Spesifikasi.
o Penggalian Biasa:

Meliputi semua galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batuan,


galian struktur, galian sumber bahan (borrow ekskavasi) dan galian
perkerasan aspal.

o Tambang:

17
Batu galian – bongkahan besar, dengan volume 1 m3 atau lebih dan semua
batu atau bahan lain yang penggaliannya memerlukan udara tekan atau
pengeboran, dan peledakan menurut petunjuk Direksi Pekerjaan.

o Struktur Penggalian:

Termasuk penggalian semua jenis tanah dalam batas-batas pekerjaan yang


dirujuk atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.

o Toleransi Dimensi
Elevasi dan gradasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.Seluruh permukaan
akhir timbunan yang terbuka harus cukup rata dan memiliki tingkat yang
cukup, untuk menjamin aliran bebas air permukaan.Permukaan akhir lereng
timbunan tidak boleh berbeda lebih dari 10 cm dari garis profil yang
ditentukan.Timbunan tidak boleh diletakkan berlapis-lapis dengan tebal padat
lebih dari 20 cm atau berlapis-lapis dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
2. Timbunan
Penggunaan pemetaan topografi dalam timbunan digunakan untuk
kegiatan sebagai berikut:
o Pembuatan timbunan.
o Penimbunan kembali galian pipa atau struktur, dan timbunan umum /
Back-fill.
o Pembentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan
o Timbunan yang di cakup oleh ketentuan ini harus dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu; timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan pilihan di atas
tanah rawa.
o Pilihan Timbunan akan digunakan untuk:
o Lapis penopang (capping layer) guna meningkatkan daya dukung tanah
dasar.
o Material timbunan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan
yang plastis sulit dipadatkan dengan baik.

18
o Stabilisasi lereng atau Pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan
lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan Pekerjaan
timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.

2.2.6 Metode Tachimetri


Metode tachymetri adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis,
elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan
penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah
alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri,
pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu
BT, BA, BB serta sudut miring.Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa
pada segitiga-segitiga sebangun,sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan
pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik miring karena adanya
keragaman topografi, tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak
lurus dan jarak miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal.
Pada gambar, sebuah transit dipasang pada suatu titik dan rambu dipegang pada
titik tertentu. Dengan benang silang tengah dibidikkan pada rambu ukur sehingga
tinggi t sama dengan tinggi theodolite ke tanah. Sudut vertikalnya (sudut
kemiringan) terbaca .Perhatikan bahwa dalam pekerjaan tachymetri tinggi
instrumen adalah tinggi garis bidik dari titik yang diduduki ( bukan TI, tinggi di
atas datum seperti dalam sipat datar ). Metode tachymetri itu paling bermanfaat
dalam penentuan lokasi sejumlah besar detail topografik, baik horizontal maupun
vetikal, dengan transit atau plan set.
Pengukuran titik-titik detail dengan metode Tachymetri ini adalah cara
yang paling banyak digunakan dalam praktek, terutama untuk pemetaan daerah
yang luas dan untuk detail-detailyang bentuknya tidak beraturan. Untuk dapat
memetakan dengan cara ini diperlukan alat yangdapat mengukur arah dan
sekaligus mengukur jarak, yaitu Teodolite Kompas atau BTM (Boussole Tranche
Montage). Pada alat-alat tersebut arah-arah garis di lapangan diukur dengan jarum
kompas sedangkan untuk jarak digunakan benang silang diafragma pengukur
jarak yangterdapat pada teropongnya. Salah satu theodolite kompas yang banyak
digunakan misalnya theodolite WILD TO. Tergantung dengan jaraknya, dengan

19
cara ini titik-titik detail dapat diukurdari titik kerangka dasar atau dari titik-titik
penolong yang diikatkan pada titik kerangka dasar di wilayah-wilayah perkotaan,
pembacaan sudut dan jarak dapat dikerjakan lebih cepat dari pada pencatatan
pengukuran dan pembuatan sketsa oleh pencatat. Tachymetri "diagram' lainnya
pada dasarnya bekerja atas bekerja atas prinsip yang, sama sudut vertikal secara
otomatis dipapas oleh pisahan garis stadia yang beragam. Sebuah tachymetri swa-
reduksi memakai sebuah garis horizontal tetap pada sebuah diafragma dan garis
horizontal lainnya pada diafragma keduanya dapat bergerak, yang bekerja atas
dasar perubahan sudut vertikal. Kebanyakan alidade planset memakai suatu jenis
prosedur reduksi tachymetri.

20

Anda mungkin juga menyukai