BAB I
PENDAHULUAN
memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar terutama pada
kondisi pemasaran nikel mulai membaik. Dari hasil eksplorasi yang telah
Peta Morowali :
lingkungan.
rencana dan prospek proyek nikel di daerah Desa Bete Bete dan Puungkeu
perhitungan nilai teknis dan ekonomis potensi nikel di daerah Desa Bete
(K-3).
menurut data statistik logam dunia, data jumlah stok, jumlah produksi,
Dari data statistik dibawah dapat dilihat bahwa jumlah stok dunia
2000 sampai 2003 mengalami kenaikan, tetapi kemudian dari tahun 2004
sejak tahun 2005, jumlah stok tersebut akan terus mengalami penurunan.
nikel.
Harga Nikel LME sejak Januari – Agustus 2011 terus berada pada
BAB II
Tengah.
tropis dengan suhu dan curah hujan tinggi. Suhu udara di wilayah
curah hujan yang cukup merata antar bulannya, curah hujan paling sedikit
musim kemarau dan hujan, musim hujan dimulai dari bulan Desember
sampai bulan Juli tahun berikutnya. Pada musim hujan banyak hujan lebat
yang disebabkan oleh angin ribut daerah tropis. Karena pengaruh sinar
matahari yang langsung melewati garis khatulistiwa dua kali yang juga
daerah tropis sehingga dalam setahun ada dua musim hujan, masing-
dan Puungkeu, Jarak Desa Bete Bete dan Puungkeu dari lokasi rencana
penambangan berkisar 4 Km. Desa tersebut dihuni oleh suku Mori, Bugis,
dan Makassar.
dan akan berakhir pada tanggal 23 Februari 2017, seluas 451 hektar.
atas nama PT. Mamuju Lestari Permai yang berada di Desa Bete-Bete dan
Tabel 2.1. Titik Koordinat Izin Usaha Pertambangan Operasi Poduksi PT.
BAB III
Pasifik Barat.
dengan aktivitas lava yang tinggi, batuan dasar yang naik keatas dan
tambang laterit Nikel Silika, perusahaan internasional seperti PT. INCO, PT.
kualitastinggi.
tahun 60an pada abad ke 20, tetapi data yang dikumpulkan masih
terbatas. Yang terkumpul saat ini hanya peta geologi Sulawesi Tengah skal
1 : 250.000 versi tahun 1993 dan peta bentuk lahan 1 : 50.000 versi
tahun 1992 dari pusat riset Geologi. Sejak tahun 2000, beberapa
Kendari dapat dibedakan dalam dua Lajur Geologi; yaitu Lajur Tinondo
dan Lajur Hialu. Lajur Tinondo dicirikan oleh batuan endapan paparan
drr., 1985). Secara garis besar kedua mendala ini dibatasi oleh Sesar
Lasolo.
Karbon; terdiri dari sekis mika, sekis kuarsa, sekis klorit, sekis mika grafit,
Meluhu (Tjm) yang berumur Trias Tengah sampai Jura, secara takselaras
dengan serpih hitam dan batugamping yang mengandung Halobia sp., dan
Daonella sp, serta batusabak pada bagian bawah. Pada Zaman yang sama
menjemari. Pada Kala Eosen hingga Tengah, pada lajur ini terjadi
Batuan yang terdapat di Jalur Hialu adalah batuan ofiolit (Ku) yang
terdiri dari peridotit, harsburgit, dunit dan serpentinit. Batuan ofiolit ini
tertindih takselaras oleh Formasi Matano (Km) yang berumur Kapur Akhir,
bawahnya.
semua formasi yang lebih tua, baik di Lajur Tinondo maupun di Lajur
Hialu. Pada Kala Plistosen Akhir terbentuk batugamping terumbu koral (Ql)
dan Formasi Alangga (Qpa) yang terdiri dari batupasir dan konglomerat.
Batuan termuda di lembar ini ialah Aluvium (Qa) yang terdiri dari endapan
kekar. Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut – tenggara searah
dengan Sesar soroako. Sesar soroako berupa sesar geser jurus mengiri
yang diduga masih giat hingga kini; yang dibuktikan dengan adanya mata
air panas di batugamping terumbu yang berumur Holoson pada jalur sesar
tersebut.. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan sesar Sorong yang
dijumpai lipatan rebah; lipatan pirau dan lipatan terbalik. Lipatan pada
batuan Tersier termasuk jenis lipatan terbuka, berupa lipatan yang landai
ini tampak teratur yang membentuk kelurusan, seperti yang terlihat jelas
pada foto udara. Kekar pada batuan beku umumnya menunjukkan arah
tak beraturan.
koral.
pengendapan ini berlangsung dari Trias Akhir sampai Jura. Sementara itu
disebut Lajur Hialu, yang sebagian besar merupakan bagian dari ofiolit
Sulawesi Timur.
barat.
Pada Kala Miosen Tengah Lajur Hialu terdorong oleh benua kecil
termuda yang terbentuk di daerah ini ialah alluvium dan terumbu koral,
Laterit berasal dari bahasa latin yaitu later, yang artinya bata
merah bata). Hal ini dikarenakan tanah laterit tersusun oleh fragmen-
(Ollier, 1969).
permukaan tanah sampai pada zona pelindian, dimana fluktuasi air tanah
koloid (Prijono, 1977) atau dapat dikatakan bahwa air tanah yang kaya
CO2 bersal dari udara luar dan tumbuh – tumbuhan, akan menghancurkan
kobalt dalam jumlah kecil. Jadi besi oksida mengendap dekat dengan
permukaan tanah.
larut dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang bersifat asam,
pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co (Rose, 1979
unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co terkayakan. Pada proses pelapukan lebih lanjut
Magnesium (Mg), Silika (Si) dan Nikel (Ni) akan tertinggal di dalam larutan
selama air masih bersifat asam. Tetapi jika dinetralisasi karena adanya
reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat – zat tersebut akan cenedrung
antara zona paling atas yang telah mengalami pencucian dan batuan
Nushantara, 2002).
Endapan nikel laterit terbentuk dari hasil pelapukan dan erosi pada
silika pada batuan induk akan lebih besar jika dibandingkan dengan saat
1985).
tertutup oleh lapisan tanah berwarna merah, dan tanah laterit mempunyai
tanah yang intensif, sehingga tanah laterit yang ditemukan akan lebih tipis
tambang. Terdiri dari 3 bagian dasar, yaitu Overburden, Saprolit, dan Bed
Rock. Berdasarkan perubahan dari fisik batuan yang terjadi, maka dapat
dibagi dalam 6 lapisan, (1) overburden coklat merah, (2) tanah liat coklat
warna kuning kehijauan dengan bentuk sedikit padat, (5) peridotite kuning
besar, bukit yang curam dan perairan yang lebih tinggi tingkat erosinya,
permukaan. Tanah laterit tebal terutama tersebar di titik temu lereng bukit
dan dataran .
laterit mengandung oksida besi lebih tebal, dibeberapa segmen lain dapat
permukaan.
tersebar di Desa Bete Bete dan Puungkeu dusun Towi dan daerah
sekitarnya.
hasil pengukuran dengan alat GPS. Data tersebut kemudian dicatat pada
Sumur Uji
Kegiatan pembuatan sumur uji (test pit) dilakukan pada dasarnya untuk
Pengeboran
nikel di kedalaman tertentu pada permukaan yang pada akhirnya dari data
bor ini dapat membantu untuk menghitung cadangan nikel yang lebih
Pengambilan contoh
Contoh (sampel) tanah pembawa endapan latent nikel ada dua jenis, yaitu
pada titik bor diambil secara channel sampling per kedalaman tertentu dan
top soil sampai bed rock. Contoh ini nantinya dibawa ke laboratorium
untuk dianalisis.
Pengujian Laboratorium
sifat fisik dan kimia terhadap beberapa contoh tanah pembawa bijih nikel,
adanya fragmen batuan peridotit dan kuarsa dengan ukuran butir gravel-
boulder.
Contoh tanah diambil secara channel sampling (titik bor), dan grab
1. Bijih Nikel
lebih rata. Pada umumnya bijih nikel terbentuk pada bagian tengah
laterit. Bijih tambang ore boddy kurang lebih sama dengan penyebaran
bagian paling tebal mencapai 7 m. Batasan cut off grade yaitu diatas
Analisa sampel dilakukan terhadap unsur dan senyawa Ni, Co, Fe,
SiO2, CaO dan MgO, Tabel 3.2. menunjukkan komposisi kimia rata-rata
dan yang dibatasi oleh batuan cut off grade dengan kadar nikel diatas
1.0 %.
deposit.
nikel, cobalt, besi dan chromium, dimana didalam bijih tambang nikel
Karena nikel terbentuk dari proses laterit pada batuan ultrabasa, bijih
kadar nikel diatas 1.0%. Bijih ini memiliki struktur yang hampir mirip
dsbnya.
nikel, cobalt, besi dan magnesium. Kadar nikel berkisar antara 1.63 –
3.15%. Kadar cobalt berkisar 0.03 – 0.55%, kadar besi 9.61 – 34.48%
1.91%) dan kadar nikel tinggi (diatas 1.91%), sedangkan kadar nikel
umumnya bagian atas bijih berupa bebatuan seperti tanah liat yang ber
yang mengandung kadar nikel dibawah 1.0% adalah batuan olivine yang
dengan kadar nikel dibawah 1.0%, dan sebagian kecil lainnya merupakan
pelapukan. Bagian bawah dan atas bijih dan batuan sekeliling merupakan
bentuk transisi.
ultrabasa dan batuan olivine mengalami proses pelapukan dan elution dan
yang lembab. Kadar nikel dalam batuan olivine murni sekitar 0.25%.
dan terutama menjadi bentuk karbonat serta sebagian lagi dalam bentuk
sulfate dan larut dalam cairan, dari bagian atas laterit pelapukan
bertambah, dan nikel berpindah dari lapisan atas ke lapisan bawah, pada
memiliki kemampuan menyerap nikel yang lebih rendah dan juga karena
bagian atas batuan saprolit mengandung kadar nikel yang sangat rendah.
Pencarian Prospek :
laterit pada batuan ultrabasa yang memiliki luas area yang luas.
yang perbedaan tinggi rendahnya tidak jauh, atau pada dataran yang
Penambangan
tinggi 200 – 500 m, menempati bagian timur dan barat atau sekitar 65 %
lokasi KP.
termasuk type iklim D3 yaitu dengan 3-4 bulan basah dan 5-6 bulan
kering. Hal ini disebabkan karena pengaruh banyak sedikitnya curah hujan
Indonesia hanya mengenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup
di atas wilayahnya.
Pada bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan
yang tidak merata yang biasa disebut musim pancaroba atau peralihan
antara musim hujan dan musim kemarau. Pada bulan Mei sampai dengan
Agustus, angin bertiup dari arah timur berasal dari Benua Australia yang
mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik.
Pada bulan-bulan ini wilayah Kota Kendari dan sekitarnya biasanya terjadi
musim hujan.
Tabel 3.1. Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Soyojaya Tahun
2007-2008
Rata-
Bete dan Puungkeu dan sekitarnya terbentuk pada lapisan laterit yang
lapisan mineral, akan tetapi karena permukaan atas bijih berupa tanah liat
kemiringan yang curam membuat air di bawah tanah tidak banyak masuk.
meskipun curah hujan sangat tinggi pada musim penghujan, akan tetapi
digunakan oleh penduduk sekitar Desa Bete Bete dan Puungkeu untuk
sungai kecil yang berhulu di puncak perbukitan, arah umum sungai pada
Bete yang bergerak ke arah hilir (barat laut). Sungai Buleleng mengalir
sepanjang tahun, merniliki beberapa anak sungai kecil yang juga mengalir
membawa material berupa pasir dan kerikil (sand dan gravel) yang
penyelidikan umumnya tidak terlihat dengan baik, yang terlihat baik yang
berada di perbukitan.
dan sifat bijih agak kompleks. Sebagian bagian atas bijih merupakan
bagian bawah terbentuk dari bebatuan olivine yang tidak atau sedikit
terkikis dan oleh karena itu memiliki sifat kurang stabil. Proses
tetapi karena lapisan tersebut tidak terlalu tebal, dengan memilih arah
yang terbentuk diantara kesatuan Filipina, Papua dan laut yang masih
air permukaan dan air tanah bagus, dengan hutan yang lebat. Kondisi
bagus.
dan bebatuan relatif kecil, disamping itu memiliki sifat yang cukup
stabil tidak mudah terurai, sehingga tidak banyak terbawa oleh air
air dan lingkungan. Kondisi iklim menyebabkan curah hujan yang tinggi
terutama pada musim penghujan, dimana curah air hujan yang tinggi
pada waktu sekejap memiliki resiko terjadinya banjir dan longsor, oleh
BAB IV
meliputi area seluas 200 Ha dengan spasi titik bor 200 meter. Metoda
Ni................................................................................. 1,4 %
Co ................................................................................ 0,03 %
Fe ............................................................................... 30.1 %
(mungkin). Dari data hasil pemboran pada setiap blok cadangan, pada
cadangan diatas 1,4. untuk itu perlu dipilih titik-titik bor yang mempunyai
khususnya blok 4 yang kerapatannya lebih baik dari blok 5. Untuk blok 2
1.000.000 WMT
menghendaki kadar bijih nikel yang lebih rendah (limonit), maka umur
tambang bisa menjadi lebih panjang. Untuk studi kelayakan ini ditinjau
b. Rencana Produksi
Rencana produksi per tahun, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2. Data Rencana Produksi Bijih Nikel Tahun 2008 – 2025
Produksi Kadar ( % )
Tahun
(ton) Ni Co Fe SiO2 CaO MgO Fe/Ni Bas
seperti terlihat pada tabel diatas pada tahun pertama, produksi sebesar
sebesar 5 %.
LAPORAN Kegiatan PT. Mamuju Lestari Permai Tahun 2022 42
Studi Kelayakan PT. Mamuju Lestari Permai
dengan striping ratio sebesar 0,38. dengan demikian cadangan dari Blok 1
produksi bijih yang diinginkan maka dalam 1 tahun akan dibuka 4-5 front
BAB V
5.1 Penambangan
Clearing
Pengangkutan
Penumpukan
Sampling & Analisa Di Stockyard Pelabuhan
(EFO)
Pengapalan
kadar nikel diatas 1.0% di bagian atas batu olivine pada bijih laterit
besar bagian atas bijih nikel ini terdiri atas tanah berwarna coklat
bagian bawah bijih nikel ini berupa batu olivine yang telah mengalami
Unsur yang terkandung dalam mineral antara lain Nikel (Ni), Cobalt
(Co), Besi (Fe) dan Magnesium (Mg). Kandungan nikel didalam bijih
yaitu bijih nikel berkadar rendah (kandungan nikel berkisar antara 1.0 -
1.63%) dan bijih nikel berkadar tinggi (kandungan nikel diatas 1.63%).
lapisan atas bijih berupa tanah berwarna merah dan coklat kekuningan
Bagian atas bijih pada umumnya terbentuk dari lapisan tipis tanah
memadai yaitu kurang stabil dan mudah tergosok. Bagian bawah bijih
pada umumnya terbentuk dari batu olivine yang tidak atau sedikit
Pada daerah yang agak landai dan weathering crust yang agak
dalam, bijih nikel lebih tebal, mineralisasi nikel lebih kuat dan memiliki
perbukitan atau daerah yang lebih terjal, bijih nikel lebih tipis, mineralisasi
nikel lebih lemah dan oleh karena itu juga memiliki sifat kontinuitas yang
penambangan terbuka.
yang lebih stabil, dan di bagian dalam bijih pada umumnya tidak ada
diperbolehkan.
1 1 700,000 1,930,000
4 3 1,000,000 1,935,000
5 3 950,000 1,935,000
6 3 950,000 1,935,000
8.950.000 13,535,000
punggung bukit dan lereng yang landai, dimana karena pengaruh kondisi
Bagian atas bijih pada umumnya terbentuk dari lapisan tipis tanah yang
yaitu kurang stabil dan mudah tergosok. Bagian bawah bijih pada
umumnya terbentuk dari batu olivine yang tidak atau sedikit mengalami
proses weathering dengan komposisi yang lebih baik, lebih tahan terhadap
sebagai berikut :
balkon pembersihan)
berikut:
Sistem Penambangan
terputus, dimana dalam sehari ada 1 shift dan setiap shift terdiri atas 8
jam kerja.
1 Pekerjaan Konstruksi
Persiapan Peralatan
a tambang
Sarana Penunjang di
Puungkeu
Dermaga muat
Stockyard
Tangki BB
Preparasi Contoh
Genset
Instalasi Listrik
Laboratorium Kimia
2 Penambangan
a Persiapan Penambangan
Mainhaulage
Clearing
Striping
Sarana Pemukiman di
Puungkeu
Perumahan + Poliklinik.
Mess
ton
menengah.
2. Kondisi Umum
tebal rata rata sekitar 6m, dan kadar kandungan nikel dalam mineral
pengangkutan.
7. Teknik Pengupasan
Bijih nikel berbentuk lapisan yang terletak pada bagian atas batuan,
Baik lapisan atas bijih maupun lapisan overburden sama sama agak
menjadi :
yang berbeda dari pasar, maka pada saat produksi baik ferro mineral
terpisah.
sudut kemiringan bijih tidak terlalu besar dan ketebalan bijih tipis,
maka urutan proses pengupasan adalah dari bawah ke atas. Pada saat
Dengan cara diatas dan dengan mengacu kepada standar loss ratio
1. Excavator hidrolik
2. Bulldozer
3. Front Loader
sebagainya.
Tahun Investasi
No. Alat Berat Jumlah
0 1 2 3 4 5
A Excavator
1 Investasi 4 4
2 Pemakaian
- Mining 2 2 2 2 2
- Environmental 2 2 2 2 2
B Buldoser
1 Investasi 3 3
2 Pemakaian
- Development
- Clearing dan
1 1 1 1 1
Striping
- Backfilling 1 1 1 1 1
- Stockyard 1 1 1 1 1
C Wheel Loader
1 Investasi 2 2
2 Pemakaian
- Pengapalan 2 2 2 2 2
D Grader
1 Investasi 1 1
2 Pemakaian
- Perawatan jalan 1 1 1 1 1
E Dump truck
1 Investasi 20 20
2 Pemakaian
- Produksi 12 12 12 12 12
- Pengapalan 8 8 8 8 8
stabilisasi produksi.
penambangan adalah dari selatan ke utara, dari bawah menuju atas. Dari
Utara menuju Selatan perlahan lahan didorong keatas, pada sisi dalam
pada bidang erosi yang lebih tinggi, tanah bertingkat, dan punggung bukit
yang landai, sehingga curah hujan di sekeliling luar tidak akan masuk
penyaluran air pada umumnya bertujuan untuk mengalirkan air keluar dari
penambangan.
Fasilitas Pembantu
2. Ruang maintenance
listrik.
Perlengkapan Produksi
lainnya.
5.5 Organisasi
Person
Jabatan
Jumlah Kepala Karyawan Harian
Kesker 5 5
Keamanan 8 2 6
Pengawasan Kualitas 5 2 3
Penambangan 20 1 19
Pengapalan 7 1 6
Mekanik 4 2 2
Jumlah 64 6 5 53
BAB VI
limbah ditimbun pada suatu lokasi tertentu, proses eksploitasi ini tidak
stabil, maka tidak banyak yang masuk kedalam limbah cair dalam proses
lingkungan.
Pada saat kondisi curah hujan tinggi, jumlah air yang banyak
dan longsor. Oleh karena itu pembangunan bangunan di lokasi ini dan
ini. Oleh karena itu arah penambangan dan sudut kemiringan lereng
0.05%, disamping itu juga memiliki sifat yang stabil sehingga pada proses
pencucian tidak banyak yang ikut larut dalam limbah cair, oleh karena itu
meskipun kadar senyawa SiO2 yang terkandung agak tinggi yaitu diatas
tidak kompleks, dengan lapisan bebatuan single dan kondisi lereng yang
dalam proses penambangan ini mungkin akan terjadi bahaya longsor atau
timbunan yang banyak, sehingga pada saat curah hujan tinggi mungkin
dapat menyebabkan bahaya banjir dan longsor, oleh karena itu sebelum
bahaya gempa, dan letusan gunung berapi, oleh karena itu hendaknya
1. Tanah Ambruk
2. Tanah Longsor
3. Longsor Lumpur
Pada saat curah hujan sedang tinggi, di lokasi penimbunan tanah hasil
hal berikut :
tanah, lokasi penambangan dan jalan jalan yang memiliki resiko bahaya
longsor.
bahaya gempa.
deras.
11. Membuat rambu rambu tanda bahaya dan keselamatan di sekitar areal
lokasi pertambangan.
berupa debu, limbah cair, limbah bebatuan dan polusi kebisingan. Adapun
1. Debu
beterbangan.
2. Limbah Cair
lingkungan.
3. Limbah Padat
4. Polusi Kebisingan
Industri”
penanaman.
Back Filling
Tahap Reklamasi
adalah debu, polusi suara, limbah bebatuan, limbah cair dan juga
1. Debu
tersebut.
2. Polusi Kebisingan
telinga dsbnya.
3. Limbah Padat
4. Limbah Cair
hari dan toilet harus diproses dahulu melalui septic tank sebelum
dibuang.
tempat las, gudang logistik, tempat stok BBM dan pelumas, dapur, tempat
akan didirikan satu poliklinik dengan satu orang dokter, satu orang
bisa berlangsung dengan lancar dan melindungi sumber daya yang ada.
telah ditetapkan.
lokasi sehingga air hujan yang masuk bisa langsung mengalir keluar.
air.
jas hujan, penutup hidung dan mulut, helm, sarung tangan dan lain
lain.
Industri”
10. Untuk pekerja yang berhubungan langsung dengan alat alat yang
ekonomi dan operasional secara aktual, oleh karena itu belum dapat
menyediakan analisa evaluasi dari segi ekonomi secara pasti. Akan tetapi
dikarenakan pada saat ini industri stainless steel dunia yang maju begitu
pesat, dan permintaan akan nikel jauh melampaui daripada yang tersedia
menguntungkan.
yang tinggi.
BAB VII
KELAYAKAN EKONOMI
Jumlah
No. Keterangan
(Rp.000)
2 Development 6,720,000.00
Jumlah A 47,087,350.00
6 Contingency 30 % 14,126,205.00
61,213,555.00
tamanusi.
per tahun.
61,213,555.0
69,569,205.2
Modal kerja diperlukan pada awal tahun pertama (tahun 0), saat
6,406,730.82
Biaya reklamasi
langsung, yang dijumlahkan menjadi biaya operasi dapat kita lihat pada
T A H U N
No. Aktifitas
1 2 3 4 5 6 Jumlah
TAHUN
No. Aktifitas
1 2 3 4 5 6 7
No Aktifitas 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Biaya produksi per tahun dapat kita lihat pada tabel 7.7 berikut ini :
No Aktifitas 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Biaya
1 45,876,923.28 53,671,402.80 60,198,595.07 62,158,700.05 62,786,276.01 6,037,410.71 2,620,007.00 293,349,287.93
Operasi
Produksi
2 900,000.00 900,000.00 900,000.00 950,000.00 950,000.00 4,600,000.00
(ton)
Produksi/
3 50.97 59.63 66.89 65.43 66.09 63.77
Ton
PT. Cipta Hutama Maanti memproduksi bijih nikel di wilayah Desa Bete
produksi bijih nikel tersebut perlu dinilai, sesuai dengan standar harga jual
dalam bentuk ore, pada studi kelayakan ini, ditetapkan sebesar US$. 40/wmt,
Revenue :
ditetapkan asumsi sebagai berikut : Harga Jual = US$. 40/wmt, Kurs US$.1 =
No Aktifitas 1 2 3 4 5 Jumlah
Bunga slm
8,355.65 - - - - - 8,355.65
knstks
DEP.&AMORTS
Bunga slm
1,671.13 1,671.13 1,671.13 1,671.13 1,671.13 8,355.65
knstks
Dep. &
15,195.19 15,195.19 15,195.19 15,195.19 15,195.19 75,975.94
Amortisasi
Jumlah 75,975,936.08
Pinjaman
65% X 75,975,936.08 49,384,358.45
(Rp.000)
Angsuran/th
49,384,358.45 : 5.00 9,876,871.69
(Rp.000)
Evaluasi ekonomis net cash flow, dibuat dua alternatif pilihan yaitu :
Ang.
49,384,358.45 31,112,145.82
Pada tabel dibawah ini dapat dilihat perbandingan net margin untuk
EQUITY
100 %
EQUITY 35
net cash flow tersebut, dapat kita lihat pada table dibawah ini.
NPV
Equity Discount DCF Payback
Invest. Equity Rp.
(%) Rate ROE Period
(000.000)
2.3
1.6
dalam kurun waktu yang dikehendaki (dalam kasus ini ditetapkan 5 tahun)
lebih tinggi daripada bunga riil deposito bank. Pada saat studi kelayakan ini
Terlihat pada hasil evaluasi ekonomis dari dua alternatif pilihan diatas
diusahakan”.
Oleh karena harga nikel di pasar tidak selalu stabil, tetapi berubah-
ubah, sehngga akan sangat mempengaruhi Net Cash low, seperti terlihat
Keterangan :
tahun, equity 35 %.
BAB VIII
KESIMPULAN
1.000.000 ton.