Anda di halaman 1dari 6

Nama : Andi Laskar Bayus Putra

NIM : 073002200001
Dosen : Dr. Suherman Dwi Nuryana, S.T., M.T.
Mata Kuliah : Geologi Dasar (Ringkasan Sumber Daya Geologi)
Hari/Tanggal : Minggu,18 Desember 2022

SUMBER DAYA GEOLOGI


A. Pengertian dan Klasifikasi
Istilah sumber daya geologi mengacu pada semua unsur padat, gas, dan cair yang
ada dan berasal dari kerak bumi, baik di permukaan maupun di bawah permukaan,
serta dijumpai dalam konsentrasi optimal untuk dieksploitasi
Sumber Daya Geologi Terbarukan
Sumber daya geologi terbarukan adalah sumber daya geologi yang bisa bertambah
melalui regenerasi alami. Waktu dan tempat yang diperlukan untuk proses
regenerasi ini berbeda tergantung jenis sumber daya. Contoh sumber daya geologi
yang termasuk dalam sumber daya terbarukan adalah air dan tanah. Regenerasi
tanah dipengaruhi oleh proses kimia, geologi, hidrologi dan biologi.
Sumber Daya Geologi Tidak Terbarukan
Contoh sumber daya geologi tidak terbarukan diantaranya ialah batubara, minyak
bumi, gas bumi, batuan yang mengandung logam (besi, emas, tembaga, perak,
timah, mangan, zink) dan batuan non-logam. Sumber daya geologi tidak terbarukan
dapat habis dikemudian hari apabila terus menerus dieksploitasi
Berdasarkan potensi penggunaannya, sumber daya geologi dapat dibagi menjadi 3
kelompok utama, yaitu:
1. Sumber daya materi: merupakan sumber daya yang dimanfaatkan dalam
bentuk fisiknya. Yang termasuk dalam sumber daya materi adalah batuan,
mineral logam dan non-logam, batu mulia, dan lain-lain.
2. Sumber daya energi: merupakan sumber daya yang dimanfaatkan atau
diekstrak menghasilkan bentuk energi yang dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan lebih lanjut. Yang termasuk dalam sumber daya energi adalah
batubara, minyak dan gas bumi, panas bumi, air tanah, air terjun, dan lain-
lain.
3. Sumber daya ruang: merupakan sumber daya yang berupa ruang atau
tempat hidup, misalnya area tanah, geomorfologi, dan lingkungan.
pengertian sumber daya geologi dapat difokuskan menjadi akumulasi sumber
daya batuan, mineral logam dan non logam, batubara, gambut, bitumen padat,
minyak, gas bumi, panas bumi, dan lingkungan (air dan tanah) yang terdapat di
kerak bumi, baik di permukaan maupun di bawah permukaan, yang dapat
dieksplorasi dan dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia
sehingga dapat meningkatkan taraf kesejahteraan dan kelangsungan hidup
manusia.
Kekayaan sumber daya geologi yang dimiliki Indonesia juga beragam mulai dari
bahan galian radioaktif, bahan galian logam, bahan galian non-logam, dan bahan
galian batuan serta batubara (UU No. 4 Tahun 2009). Kondisi sumber daya ini tidak
lepas dari kondisi geologi regional Indonesia yang berada pada titik dimana
lempeng benua dan lempeng samudera bertemu (zona subduksi).
Secara umum, hampir semua orang telah mempelajari kedudukan Indonesia
yang dilalui oleh cincin api atau sering disebut sebagai ring of fire. Garis cincin api
Indonesia tersebut memanjang dari Pulau Sumatera hingga ke Pulau Jawa,
Sulawesi, dan Papua. Zona ini memberikan dampak penting dalam proses
terbentuknya sumber daya geologi.
Terdapat beberapa jenis sumber daya geologi berupa mineral logam yang menjadi
komoditas andalan Indonesia diantaranya adalah besi, emas primer, tembaga, nikel,
bauksit, dan perak.
Berdasarkan Data Badan Geologi pada tahun 2018 melaporkan bahwa
sumber daya tembaga mencapai 12.468,35 juta ton, besi 12.079,45 juta ton, emas
primer 11.402.33 juta ton, nikel 9.311.06 juta ton, perak 6.433,01 juta ton, bauksit
3.301,33 juta ton, dan timah 3.878,29 juta ton

Bauksit Nikel Timah Emas


Riau Sulawesi Bangka Belitung Sumatra
Kalimantan barat Maluku Riau Jawa
Papua Barat Kalimantan
Papua

Selain mineral-mineral logam tersebut, Indonesia juga memiliki sumber daya


geologi komoditas non-logam berupa zeolit, pasir kuarsa, batuan karbonat, marmer,
granit, sirtu (pasir dan batu), dan mineral serta batuan non-logam lainnya yang
dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Keberadaan sumber daya geologi
yang melimpah dapat digunakan menjadi salah satu penunjang kemajuan serta
ketahanan suatu negara.
B. Potensi SD Geologi dan Energi Indonesia
1. Good Governance dalam pengolahan sumber daya minyak dan gas bumi
Kondis umum industry hulu migas nasional:

 Padat Modal, Resiko tinggi, Teknologi tinggi, dan jangka Panjang

 Industri migas modern di bumi Indonesia telah dimulai sejak tahun 1885
(discovery minyak di Sumur Telaga Said-1, Sumatera Utara, oleh Aeilko
Jans Zijlker).

 Migas masih berperan vital bagi negara baik sebagai sumber pendapatan
negara maupun sebagai pasokan energi primer.

 Sejak tahun 2003 produksi gas lebih dominan dari miyak (BEOPD)
 Indonesia telah menjadi net oil importer sejak tahun 2004.

 85% produksi minyak nasional berasal dari lapangan yang sudah mature

 Level produksi rata-rata harian tahun 2020 (YTD-2020):

- Minyak 708,5 MBOPD

- Gas 6,679 MMSCFD

Lajunya penurunan Produksi Minyak Tahun 2010-2020:


o 2010: Pecahnya pipa penyalur gas PT, TGI ke CPI, BOB dan SPR tgl 29
Sept 2010
o 2011-2012: Tidak kembalinya produksi CPI sebagai akibat pecahnya pipa
TGI, Tertundanya keputusan operator baru, kebakaran FSO Lentera Bangsa
di CNOOC.
o 2013-2014: Tidak kembalinya produksi CPI sebagai akibat pecahnya pipa
TGI, Efek tertundanya keputusan operator baru, Kerusakan pada fasilitas
produksi.
o 2015-2016: Proyeksi onstream (EMCL-CPF online, Lap. GG-PHE ONWJ)

o 2017-2018: Proyeksi onstream (EMCL 2 train full, Lap. South Sembakung-


JOB Simenggaris).
o 2019-2020:

Sumber Daya dan Cadangan Penemuan sumberdaya eksplorasi migas


konvensional; saat ini Indonesia memiliki sumberdaya minyak bumi P50 sebesar
66,7 Bbo dan gas bumi sebesar 367,5 Tcf (tidak termasuk data WK yang masuk
dalam pengawasan BPMA, Badan Pengelola Migas Aceh).
Presentase Capaian RRR tahun 2010-2020:
Presentase yang melebihi 100% sebagai berikut:
o 2010: 217%

o 2011: 112%

o 2018: 106%

o 2019: 354%

o 2020: 102%

100 tahun kinerja eksplorasi-produksi:

 70% remaining reserves berada di wilayah perairan

 Penemuan Eksplorasi 15 tahun terakhir di dominasi oleh peemuan gas


 Masih banyak cekungan dalam status frontier-growth berada di wilayah
perairan laut dalam memerlukan biaya besar, IRR di laut dalam relative
rendah, periode eksplorasi yang relative pendek

 Tren eksplorasi 2006-2013 menuju ke arah laut dalam, namun belum


berhasil menemukan cadangan migas baru.
Kondisi lapangan:
o Cadangan migas yang semakin menipis

o Penurunan produksi migas

o Fasilitas Operasi produksi yang sudah menua

o Reserves replacement ratio 60%

o Sukses rasio eksplorasi yang mengecil

o Proses penemuan migas yang semakin lama

Fase pengelolaan industry hulu migas


1. Pengambilan data
2. Interpretasi data
3. Pengeboran
4. Menemukan cadangan
dengan resiko jika berhasil menjadi pengembangan besar jika gagal cadangan
mengecil dan mencari daerah baru dan melakukan pengulangan Kembali.
Fase Pengelolaan industry hulu migas:
Ekplorasi Eksploitasi
Green field – Development- Production – Declining (paska operasi)
3thn 3thn 4thn 20thn
6 tahun survey seismic, study, eksplration n drilling
4 tahun EPC project, dev. Drilling
20 tahun Further development drilling, workover and well service, operations and
maintenance
Filosofi kontrak kerja sama; UUD ’45 pasal 33 (3) Bumi dan air dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar besar kemakmuran rakyat.
o Negara harus memiliki data subsurface sebagai bukto mengetahui reserves
yang terkandung di dalamnya
o Negara harus menjadi pihak yang memberikan perijinan
o Negara harus memonetisasi kekayaan alam dengan niali yang maksimal

Mekanisme pengawasan terhadap sector hulu migas:

PreControl Current Control Post Control

1. Evaluasi dan 1. Pengawasan 1. Analisa dan evaluaso


persetujuan rencana pengendalian proses laporan perhitungan bagi
jangka Panjang pengadaan barang dan hasil
jasa

2. Evaluasi dan 2. Pemerikasaan dalam


persetujuan rencana 2. pengawasan dan rangka persetujuan
kerja dan anggaran pengendalian pengakhiran AFE
tahunan penyelesaian pekerjaan

3. Pemeriksaan
3. Evaluasi dan 3. pengawasan dan penghittungan bagian
persetujuan Otorisasi pengendalian negara
pengeluaran biaya pre penggunaan asset
proyek kegiatan melalui PIS
4. Tindak lanjut hasil
pemeriksaan
4. Monitoring
pelaksanaan rencana
kerja da anggaran

2. Kapasitas Nasional dalam Pengelolaan sector hulu migas


Multiplier effects pada ekonomi nasional
Pertumbuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Industri hulu migas:
Nilai seuluruh komitmen pengadaan barang dan jasa (baik yang dilakukan melalui
persetujuan SKK migas mapun diadakan oleh KKKS sendiri) bulan YTD Maret 2017
adalah US$ 2,628 juta dengan presentasi TKDN sebesar 39,93% (cost basis)
Tenaga Kerja nasional dan asing di sector hulu migas
 Mayoritas TKN di posisi administrative, sebagain lagi di posisi teknis
(geologist, geophysicist, Engineer- GGE
 TKA pada umumnya di posisi top executive dan technical expertise (GGE)
Dukungan terhadap peningkatan kapabilitas SDM Nasional
o Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
o Forum sharing knowledge (berkala) mengenai perkembangan teknologi
terkini di hulu migas
o Pengembangan database untuk keperluan pembelajaran selanjutnya, terkait
data subsurface, GIS sumber daya, dll

Anda mungkin juga menyukai