BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha pertambangan galian C (batuan non logam) merupakan kebutuhan
mendasar dalam pola kehidupan masyarakat maupun pemerintah terutama sebagai
bahan bangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung dan lain-lain. Ketersediaan
potensi bahan galian tambang batuan non logam tersebut sifatnya terbatas dan
merupakan sumber daya geologi yang tidak dapat diperbaharui lagi (non
renewable). Potensi bahan galian batuan non logam dengan komoditas batu dan
tanah urug di wilayah Kabupaten Lombok Tengah sebagian telah
dieksploitasi/ditambang. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten
Lombok Tengah adalah bahan galian batuan dan tanah urug. Kebutuhan akan
batuan sangat urgent (penting) dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk
membangun rumah, gedung-gedung perkantoran, jalan dan berbagai jenis
bangunan lainnya. Untuk memenuhi permintaan tersebut, diperlukan eksplorasi
dan eksploitasi bahan galian batuan non logam.
Lombok Tengah, dengan akses jalan dari lokasi usaha ke jalan raya kurang lebih
350 m dengan jalan raya Sengkol-Kuta. Lebar jalan/pintu masuk proyek 3 meter.
Karena jalan menuju lokasi tambang relatif sempit maka pemrakarsa
menempatkan petugas di pintu masuk untuk mengatur kendaraan dum truk yang
mengangkut material batu ataupun tanah urug.
Lokasi wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi atas nama CV.
Bintang Telu dengan batas-batas koordinat lokasi IUP adalah seperti pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Koordinat Wilayah IUP OP CV. Bintang Telu
3
Gambar 1. Peta lokasi IUP Operasi Produksi Menyar (CV. Bintang Telu)
5
1.4. Perizinan
Dasar penyusunan laporan operasi produksi ini adalah Surat Keputusan
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
NTB Nomor : 503/023/IUP-OP/DPMPTSP/2020 tanggal 13 Maret 2020 tentang
pemberian izin usaha pertambangan (IUP) Operasi Produksi Kepada Kadar Pada
tanggal 6 Mei 2020 dengan luas lahan 1,9 Hektar (19.000 m 2). Masa berlakunya
izin selama 3 tahun (36 bulan) dan berakhir sampai dengan tanggal 12 Maret
2023.
1.5. Kegiatan Periode Sebelumnya
Selama periode IUP Operasi Produksi tahun 2020 sampai sekarang tahun
2023 CV. Bintang Telu belum pernah melakukan kegiatan penambangan batuan
(batu dan tanah urug). Rencana untuk melakukan kegiatan penambangan CV.
Bintang Telu akan mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 7 orang yang berasal
dari Desa Mertak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Luas areal
Produksi batuan selama masa IUP Operasi Produksi adalah sebanyak 19.000 m2.
1.6. Garis Besar Kegiatan Selama 2020-2023
Belum ada kegiatan operasi produksi di lokasi tambang karena setelah IUP
Operasi Produksi pada masa persiapan untuk melakukan penambangan dilanda
pandemic Covid 19, sehingga kegiatan penambangan ditunda sampai sekarang
tahun 2023. Kondisi lahan tambang masih seperti semula, yang ditanami jagung
dan palawija seperti pada Gambar 2 di bawah.
BAB 2
KEGIATAN DAN HASIL LAPANGAN
2.1. Kegiatan dan Hasil Eksplorasi Tambahan
Kegiatan eksplorasi adalah pekerjaan lanjutan setelah ditemukannya
endapan bahan galian untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak
(posisi), kadar dan jumlah cadangan bahan galian. Pada tahun 2019 pemrakarsa
CV. Bintang Telu melakukan kegiatan eksplorasi dan telah mendapatkan data-
data yang diperlukan. Berdasarkan hasil penyelidikan dan pengamatan di
lapangan diperoleh data sebagai berikut :
Luas WIUP : 1,9 Ha
Luas bahan galian yang berpotensi : 1,9 Ha atau 1.9000 m2
Ketebalan rata-rata lapisan : 10 m
Dengan menggunakan metode panjang x lebar x tinggi dan dengan asumsi
ketebalan rata-rata adalah konstan, maka diperoleh jumlah cadangan batuan yang
berpotensi untuk ditambang sebagai berikut :
Jumlah cadangan = lokasi bahan galian x ketebalan rata-rata
=1.9000 m2 x 10 m
=190.000 m3
2.2. Kegiatan Penambangan Tahun 2020-2023
Karena belum dilakukan penambangan semenjak terbitnya IUP Operasi
Produksi, pihak pemrakarsa merencanakan penambangan pada awal bulan April.
dengan volume produksi untuk tahun 2023 adalah 10.000 m 3. Terjadinya
keterlambatan penambangan disebabkan karena pandemic Covid-19 pada tahun
2020 dan 2021.
2.3. Pengolahan Batuan
Adapun tata cara pengolahan pertambangan batuan yaitu top soil dan tanah
penutup dipisah dulu pada area disposal, sedangkan batuan hasil dari penggalian
yang berukuran besar dengan diameter 25-70 meter akan dipisah pada area
tambang. Hasil dari tambang tersebut merupakan bahan baku untuk pembangunan
infrastruktur jalan maupun perumahan dan pemukiman termasuk urugan
pembangunan hotel dan lain-lain. Agregate kasar
8
BAB 3
LINGKUNGAN, K-3, DAN KETENAGAKERJAAN
3.1. Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan pengelolaan lingkungan periode 2020-2022 seperti kegiatan
reklamasi belum dapat dilakukan oleh pemegang IUP OP CV. Bintang Telu
dikarenakan belum dilakukan kegiatan operasi produksi.
3.3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu komponen terpenting dalam kegiatan
pertambangan. Untuk melakukan kegiatan penambangan CV. Bintang Telu
merekrut masyarakat Desa Mertak untuk menjadi tenaga kerja yang melakukan
penambangan secara manual. Adapun penggunaan tenaga kerja di lokasi IUP- OP
CV. Bintang Telu direncanakan berjumlah 7 orang dengan kualifikasi seperti pada
Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Operasi Penambangan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Tenaga teknis pertambangan 1
2 Operator alat berat 2
3 Checker 2
4 Tenaga pengamanan sekaligus 2
pengatur keluar masuk truk
pengangkut
Jumlah 7
pengangkut hasil operasi produksi berasal dari masyarakat local (Desa Mertak).
Untuk kendaraan dum truk pengangkut setiap konsumen disarankan oleh
pemrakarsa menggunakan truk local yang tersedia di Desa Mertak, kecuali ketika
dum truk di Desa Mertak tidak tersedia baru menggunakan truk luar Desa Mertak,
sedangkan untuk konsumen yang memiliki dum truk dapat langsung
menggunakan dum truk peribadinya.
11
BAB 4
KENDALA
Selama periode tahun 2020 sampai dengan 2022 ada beberapa kendala
yang dihadapi IUP OP CV. Bintang Telu dalam pelaksanaan kegiatan
pertambangan. Hal inilah yang menyebabkan program-program kegiatan yang
telah direncanakan menjadi sulit terealisasi. Adapun kendala-kendala yang
dihadapi pada periode tahun 2020-2022 antara lain :
1. Belum tersedianya alat berat (excavator)
2. Tingginya curah hujan sehingga beberapa kali kegiatan penambangan tidak
bisa dilaksanakan
3. Adanya wabah Pandemi Covid 19 mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2021
12
BAB 5
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Belum ada realisasi penambangan pada tahap operasi produksi
2. Rencana pemantauan lingkungan dan pengelolaan lingkungan tahun 2020 sd
2022 belum dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang dibuat karena belum
ada kegiatan operasi produksi.
3. Rencana program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sudah disiapkan pada
awal April 2023.
4. Realisasi penggunaan tenaga kerja pada tahun 2023 adalah sebanyak 7 orang
yang terdiri dari tenaga teknis pertambangan, operator alat berat, checker,
tenaga pengamanan sekaligus pengatur keluar masuk truk pengangkut.