Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha pertambangan galian C (batuan non logam) merupakan kebutuhan
mendasar dalam pola kehidupan masyarakat maupun pemerintah terutama sebagai
bahan bangunan infrastruktur jalan, jembatan, gedung dan lain-lain. Ketersediaan
potensi bahan galian tambang batuan non logam tersebut sifatnya terbatas dan
merupakan sumber daya geologi yang tidak dapat diperbaharui lagi (non
renewable). Potensi bahan galian batuan non logam dengan komoditas batu dan
tanah urug di wilayah Kabupaten Lombok Tengah sebagian telah
dieksploitasi/ditambang. Salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten
Lombok Tengah adalah bahan galian batuan dan tanah urug. Kebutuhan akan
batuan sangat urgent (penting) dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk
membangun rumah, gedung-gedung perkantoran, jalan dan berbagai jenis
bangunan lainnya. Untuk memenuhi permintaan tersebut, diperlukan eksplorasi
dan eksploitasi bahan galian batuan non logam.

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari penyampaian laporan akhir produksi
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan informasi tentang realisasi kegiatan penambangan dan kemajuan
penambangan selama memperoleh izin IUP Operasi Produksi
b. Memberikan informasi jumlah anggaran biaya yang terealisasi selama masa
izin IUP-Operasi Produksi.
c. Sebagai kewajiban administrasi perusahaan selaku pemegang izin usaha
penambangan (IUP) tahap operasi produksi atas nama Menyar CV. Bintang
Telu dengan komoditas hasil pertambangan berupa batu dan tanah urug.

1.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah


Penambangan batuan non logam oleh pemrakarsa secara administrasi
berlokasi di Dusun Teluk Kating Desa Mertak Kecamatan Pujut Kabupaten
2

Lombok Tengah, dengan akses jalan dari lokasi usaha ke jalan raya kurang lebih
350 m dengan jalan raya Sengkol-Kuta. Lebar jalan/pintu masuk proyek 3 meter.
Karena jalan menuju lokasi tambang relatif sempit maka pemrakarsa
menempatkan petugas di pintu masuk untuk mengatur kendaraan dum truk yang
mengangkut material batu ataupun tanah urug.
Lokasi wilayah Izin Usaha Penambangan (IUP) Operasi Produksi atas nama CV.
Bintang Telu dengan batas-batas koordinat lokasi IUP adalah seperti pada Tabel 1
berikut.
Tabel 1. Koordinat Wilayah IUP OP CV. Bintang Telu
3

Peta lokasi IUP Operasi Produksi seperti pada Gambar 1 di bawah.


4

Gambar 1. Peta lokasi IUP Operasi Produksi Menyar (CV. Bintang Telu)
5

1.4. Perizinan
Dasar penyusunan laporan operasi produksi ini adalah Surat Keputusan
Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi
NTB Nomor : 503/023/IUP-OP/DPMPTSP/2020 tanggal 13 Maret 2020 tentang
pemberian izin usaha pertambangan (IUP) Operasi Produksi Kepada Kadar Pada
tanggal 6 Mei 2020 dengan luas lahan 1,9 Hektar (19.000 m 2). Masa berlakunya
izin selama 3 tahun (36 bulan) dan berakhir sampai dengan tanggal 12 Maret
2023.
1.5. Kegiatan Periode Sebelumnya
Selama periode IUP Operasi Produksi tahun 2020 sampai sekarang tahun
2023 CV. Bintang Telu belum pernah melakukan kegiatan penambangan batuan
(batu dan tanah urug). Rencana untuk melakukan kegiatan penambangan CV.
Bintang Telu akan mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 7 orang yang berasal
dari Desa Mertak Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Luas areal
Produksi batuan selama masa IUP Operasi Produksi adalah sebanyak 19.000 m2.
1.6. Garis Besar Kegiatan Selama 2020-2023
Belum ada kegiatan operasi produksi di lokasi tambang karena setelah IUP
Operasi Produksi pada masa persiapan untuk melakukan penambangan dilanda
pandemic Covid 19, sehingga kegiatan penambangan ditunda sampai sekarang
tahun 2023. Kondisi lahan tambang masih seperti semula, yang ditanami jagung
dan palawija seperti pada Gambar 2 di bawah.

Gambar 2. Kondisi Eksisting Lahan IUP OP Beluam Ada Kegiatan Penambangan


6

Rencana kegiatan penambangan akan dilakukan pada bulan April dengan


tetap memperhatikan pelaksanaan kegiatan penambangan yang berwawasan
lingkungan. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan serta
melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang telah
direncanakan seperti pembelian alat pelindung diri (APD), berupa masker, rompi,
dan sepatu savety. Adapun luas area masih utuh 1,9 Ha.
Kegiatan penambangan menggunakan alat tradisional berupa linggis,
cangkul, sekop, dan dan alat berat (excavator) dengan system penambangan
terbuka (quary). Penambangan terbuka yang dilakukan untuk menggali endapan-
endapan bahan galian dengan memisahkan batu dan tanah urug terlebih dahulu
ditempat tertentu. Kegiatan penggalian/penambangan dilakukan secara bertahap
sesuai blok area yang telah ditentukan dengan kedalaman penggalian sekitar
kurang lebih 10 meter dari permukaan areal yang berbukit. Kegiatan
penambangan dilakukan selama 8 jam/hari, kecuali hari jumat libur. Jadi jumlah
hari kerja selama sebulan adalah sebanyak 28 hari. Material batu dan tanah urug
dipisahkan, material batu dan tanah arug ditempatkan di stok file yang kemudian
diangkut menggunakan dum truk ke konsumen.
7

BAB 2
KEGIATAN DAN HASIL LAPANGAN
2.1. Kegiatan dan Hasil Eksplorasi Tambahan
Kegiatan eksplorasi adalah pekerjaan lanjutan setelah ditemukannya
endapan bahan galian untuk mengetahui dan mendapatkan ukuran, bentuk, letak
(posisi), kadar dan jumlah cadangan bahan galian. Pada tahun 2019 pemrakarsa
CV. Bintang Telu melakukan kegiatan eksplorasi dan telah mendapatkan data-
data yang diperlukan. Berdasarkan hasil penyelidikan dan pengamatan di
lapangan diperoleh data sebagai berikut :
 Luas WIUP : 1,9 Ha
 Luas bahan galian yang berpotensi : 1,9 Ha atau 1.9000 m2
 Ketebalan rata-rata lapisan : 10 m
Dengan menggunakan metode panjang x lebar x tinggi dan dengan asumsi
ketebalan rata-rata adalah konstan, maka diperoleh jumlah cadangan batuan yang
berpotensi untuk ditambang sebagai berikut :
Jumlah cadangan = lokasi bahan galian x ketebalan rata-rata
=1.9000 m2 x 10 m
=190.000 m3
2.2. Kegiatan Penambangan Tahun 2020-2023
Karena belum dilakukan penambangan semenjak terbitnya IUP Operasi
Produksi, pihak pemrakarsa merencanakan penambangan pada awal bulan April.
dengan volume produksi untuk tahun 2023 adalah 10.000 m 3. Terjadinya
keterlambatan penambangan disebabkan karena pandemic Covid-19 pada tahun
2020 dan 2021.
2.3. Pengolahan Batuan
Adapun tata cara pengolahan pertambangan batuan yaitu top soil dan tanah
penutup dipisah dulu pada area disposal, sedangkan batuan hasil dari penggalian
yang berukuran besar dengan diameter 25-70 meter akan dipisah pada area
tambang. Hasil dari tambang tersebut merupakan bahan baku untuk pembangunan
infrastruktur jalan maupun perumahan dan pemukiman termasuk urugan
pembangunan hotel dan lain-lain. Agregate kasar
8

2.4. Pengangkutan dan Penimbunan


Sebelum dilakukan pengangkutan material tambang (batu dan tanah urug)
pemrakarsa mengumpulkan material tersebut di areal stok file. Pengangkutan
material dilakukan oleh konsumen menuju lokasi penimbunan (konsumen).
Armada pengangkutan menggunakan armada konsumen yang disewa dari
pengusaha armada dum truk yang berada di Desa Mertak ataupun armada dari luar
Desa Mertak.
2.5. Penjualan
Penjualan umumnya akan dijual kepada konsumen di wilayah Kabupaten
Lombok Tengah dan wilayah kabupaten lain. Hasil produksi (penambangan)
digunakan untuk kebutuhan pembangunan masyarakat lokal daerah setempat
maupun untuk proyek-proyek pemerintah, seperti proyek jalan pemerintah, proyek
gedung pemerintahan dan sebagainya tergantung kebutuhan. Semenjak terbitnya
IUP Operasi Produksi belum ada penjulan material karena belum beroperasi.
Penjualan hasil produksi tidak sesuai dengan harapan karena disebabkan oleh
beberapa factor yaitu pada awal tahun 2020 semenjak terbit IUP Operasi Produksi
terkendala sarana dan prasarana seperti alat berat dan modal, serta terkendala
pandemi covid 19 sehingga operasi produksi tidak dilakukan. Rencana harga
penjualan di lokasi penambangan untuk tanah urug yaitu Rp.60.000/DT, dan batu
Rp. 350.000/m3.
9

BAB 3
LINGKUNGAN, K-3, DAN KETENAGAKERJAAN
3.1. Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
Kegiatan pengelolaan lingkungan periode 2020-2022 seperti kegiatan
reklamasi belum dapat dilakukan oleh pemegang IUP OP CV. Bintang Telu
dikarenakan belum dilakukan kegiatan operasi produksi.

3.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3)


Pemegang IUP Operasi produksi atas nama Menyar (CV. Bintang Telu)
belum dapat melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Program-program kesehatan
dan keselamatan kerja akan dilaksanakan di awal April tahun 2023 yaitu CV.
Bintang Telu menyiapkan obat P3K untuk kecelakaan kerja ringan atau sakit
ringan yang dapat ditangani sendiri.

3.3. Ketenagakerjaan
Tenaga kerja merupakan salah satu komponen terpenting dalam kegiatan
pertambangan. Untuk melakukan kegiatan penambangan CV. Bintang Telu
merekrut masyarakat Desa Mertak untuk menjadi tenaga kerja yang melakukan
penambangan secara manual. Adapun penggunaan tenaga kerja di lokasi IUP- OP
CV. Bintang Telu direncanakan berjumlah 7 orang dengan kualifikasi seperti pada
Tabel 2. berikut.
Tabel 2. Jumlah Tenaga Kerja Operasi Penambangan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)
1 Tenaga teknis pertambangan 1
2 Operator alat berat 2
3 Checker 2
4 Tenaga pengamanan sekaligus 2
pengatur keluar masuk truk
pengangkut
Jumlah 7

Tenaga kerja mulai dari tenaga teknis pertambangan, operator alat


berat, checker, dan tenaga pengamanan sekaligus pangatur keluar masuk truk
10

pengangkut hasil operasi produksi berasal dari masyarakat local (Desa Mertak).
Untuk kendaraan dum truk pengangkut setiap konsumen disarankan oleh
pemrakarsa menggunakan truk local yang tersedia di Desa Mertak, kecuali ketika
dum truk di Desa Mertak tidak tersedia baru menggunakan truk luar Desa Mertak,
sedangkan untuk konsumen yang memiliki dum truk dapat langsung
menggunakan dum truk peribadinya.
11

BAB 4
KENDALA
Selama periode tahun 2020 sampai dengan 2022 ada beberapa kendala
yang dihadapi IUP OP CV. Bintang Telu dalam pelaksanaan kegiatan
pertambangan. Hal inilah yang menyebabkan program-program kegiatan yang
telah direncanakan menjadi sulit terealisasi. Adapun kendala-kendala yang
dihadapi pada periode tahun 2020-2022 antara lain :
1. Belum tersedianya alat berat (excavator)
2. Tingginya curah hujan sehingga beberapa kali kegiatan penambangan tidak
bisa dilaksanakan
3. Adanya wabah Pandemi Covid 19 mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2021
12

BAB 5
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Belum ada realisasi penambangan pada tahap operasi produksi
2. Rencana pemantauan lingkungan dan pengelolaan lingkungan tahun 2020 sd
2022 belum dapat terlaksana sesuai dengan rencana yang dibuat karena belum
ada kegiatan operasi produksi.
3. Rencana program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sudah disiapkan pada
awal April 2023.
4. Realisasi penggunaan tenaga kerja pada tahun 2023 adalah sebanyak 7 orang
yang terdiri dari tenaga teknis pertambangan, operator alat berat, checker,
tenaga pengamanan sekaligus pengatur keluar masuk truk pengangkut.

Anda mungkin juga menyukai