Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

a.Identitas Pemegang IUP

Nama Perusahaan/Pemrakarsa : Andi Muhammad Murfan, SE.

Alamat Perusahaan/Pemrakarsa : Desa Raja Kec. Kajuara Kab.


Bone
Nomor Telepon : -

e-mail : -

Status Permodalan : Pribadi

Bidang usaha dan atau kegiatan : Pertambangan Batubara

SK Gubernur Porp Sul Sel IUP Eksp. : 41/1.03a.P/P2T/04/2016

b.Dasar Hukum

 Undang Undang No 4 tahun 2009 tentang pertambangan

mineral dan batubara

 Peraturan Pemerintah No 78 tahun 2010 tentang reklamasi

dan pasca tambang.

 Peraturan menteri ESDM No 7 tahun 2014tentang

pelaksanaan reklamasi dan pasca tambang pada kegiatan

pertambangan mineral dan batubara.

1 | Laporan Eksplorasi IUP CV. Panaikang Prima Coal


 Keputusan Menteri ESDM NO 1827.k/30/MEM/2018,

tentangPedoman Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang

Baik.

1.2. Maksud dan Tujuan

Upaya perencanaan pasca tambang mempunyai maksud

dan tujuan sebagai berikut :

 Memberikan batasan dan arahan bagi kegiatan usaha

pertambangan bahan galian yang berwawasan lingkungan

melalui mekanisme perizinan dengan mempersyaratkan

tatacara penambangan.

 Memberikan rujukan yang memudahkan aparat dalam

melaksanakan pengawasan pengendalian di daerah

 Instrumen pengikat bagi pihak pemrakarsa untuk

melaksanakan kegiatan pasca tambang yang sesuai

ketentuan.

1.3. Pendekatan dan Ruang Lingkup

Dalam perencanaan ini terdapat dua lingkup perencanaan yang

akan dibahas yaitu ruang lingkup kegiatan dan ruang lingkup

lokasi digunakan untuk membatasi ruang kerja dalam suatu

lokasi, sehingga pekerjaan lebih fokus pada lingkup tertentu dan

tidak keluar dari alur pekerjaan dan ruang lingkup materi

2 | Laporan Eksplorasi IUP CV. Panaikang Prima Coal


merupakan teori yang digunakan untuk mencapai sasaran dalam

suatu perencanaan.

3 | Laporan Eksplorasi IUP CV. Panaikang Prima Coal


BAB II
PROFIL WILAYAH

2.1. Lokasi dan Kesampaian Wilayah

Secara geografis, wilayah Kabupaten Sinjai terletak di

bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan, dengan potensi

sumberdaya alam yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan,

disamping memiliki luas wilayah yang relatif luas. Kabupaten

Sinjai secara astronomis terletak 50 2’ 56” -50 21’ 16” Lintang

Selatan (LS) dan antara 119056’ 30” -120025’ 33” Bujur Timur

(BT), yang berada di Pantai Timur Bagian Selatan Provinsi

Sulawesi Selatan dengan batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone

 Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa

Kegiatan eksplorasi ini dilakukan diwilayah IUP yang

terletak Kelurahan Biringere dan Kelurahan Lamatti Rilau ,

Kabupaten Sinjai Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Luas lokasi

eksplorasi bahan galian endapan batubara dalah 197.54 Ha.

4 | Laporan Eksplorasi IUP CV. Panaikang Prima Coal


Kesampaian lokasi ( Blok WIUP ) dari Kota Makassar

sejauh 163 KM dengan jarak tempuh kurang 3.5 jam dengan

menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan

kondisi jalan aspal. Berada tepat di sisi barat Kota Sinjai,

Kabupaten Sinjai, yang berjarak ± 2.5 Km.

Kegiatan eksplorasi bahan galian endapan batubara

dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 2019 – 30 September 2019.

Selama 90 Hari kerja.

Tabel 1.1. Titik kordinat Blok WIUP Eksplorasi Kelurahan


Biringere & Kelurahan Lamatti Rilau.

5 | Laporan Eksplorasi IUP CV. Panaikang Prima Coal


Gambar 1.1. Peta Tunjuk Lokasi Penelitian

2.2 Kepemilikan dan Peruntukan Lahan

Luas keseluruhan wilayah Izin Usaha Pertambangan

Eksplorasi trasadalah 197.54 Ha, yang dipertahankan untuk

ditingkatkan menjadi IUP Operasi Produksi, lahan tersebut

merupakan tanah milik perusahaan CV. Panaikang Prima Coal

selaku penanggung jawab IUP. Kepemilikan tanah berasal dari

pembelian yang telah kami lakukan oleh beberapa tahun

sebelumnya kepada pemilik sah lahan dengan nilai ganti rugi

yang bervariasi.

Lahan ini akan diperuntukan sebagai kawasan tambang

mineral batuabara, yang terdiri atas beberapa blok

1 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
penambangan. Lahan bekas tambang akan dimanfaatkan

sebagai wilayah perkebunan maupun pemukiman.

2.3. Rona Awal Lingkungan

Pada tahap operasi penambangan kegiatan yang

dilakukan meliputi, pembuatan site kerja include jalan

penghubung site ke jalan poros propinsi sejauh 600 meter,

mobilisasi peralatan, penambangan dan pengangkutan, kegiatan

tersebut akan menimbulkan dampak terhadap kualitas

lingkungan fisik kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya

masyarakat. Dampak dan kegiatan tersebut tergolong dampak

negatif penting.

a. Fisik Kimia

1. Kualitas Air.

Kegiatan operasi penambangan pada pembuatan jalan

tambang dan pengupasan tanah penutup (OB) ini akan

meliputi pengupasan tanah, pemadatan dan pembuatan

saluran air, hal ini mengakibatkan besarnya aliran pada

permukaan tanah sehingga akan berpengaruh rendahnya daya

serap air dalam tanah dan terjadi erosi dimana partikel tanah

akan terbawa mengakibatkan menurunnya kualitas air,

dampak kegiatan ini bersifat negatif.

2. Kualitas tanah /lahan

2 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Pada tahap operasi penambangan yang akan berpengaruh

terhadap kualitas lahan adalah kegiatan pembuatan jalan

tambang dan pengupasan tanah penutup, yang menyebabkan

perubahan struktur fisik tanah atau pemadatan tanah.

Struktur tanah akan lebih padat sehingga akan berpengaruh

pada ruang pori tanah. Akan tetapi jika dikaji dalam lingkup

area yang lebih kecil, maka sebaran dampak diperkirakan

relatif kecil dan lamanya dampak berlangsung selama usia

penambangan, dampak bersifat sementara dan kurang

penting.

Kegiatan penambangan akan menggangu kesuburan tanah

dan kestabilan lereng, kesuburan tanah akan terjadi apabila

top soil tidak disimpan distock pile khusus dan dikembalikan

pada saat pasca tambang. Sedang kestabilan lereng tidak

terlalu berpengaruh karena batuan yang cukup masif dan

padat. Dampak yang terjadi bersifat kurang penting.

b. Biologi

1. Flora (Vegetasi).

Kegiatan pembersihan (land clearing),pembuatan jalan dan

penambangan akan menimbulkan dampak terhadap

perubahan struktur vegetasi, luas sebaran dampak

terkonsentrasi hanya selama kegiatan berlangsung dan

3 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
dampak bersifat tidak terbalik, sehingga dampak bersifat

sementara dan tergolong penting.

2. Fauna
Kegiatan pembersihan (land clearing), pembuatan jalan dan

penambangan menimbulkan perubahan habitat fauna (satwa

liar). Kegiatan tersebut diperkirakan akan mempengaruhi

kualitas habitat fauna disebabkan mekanisme pemotongan

jalur jelajah, aktifitas manusia, mobilitas peralatan

penambangan, pemuatan, pengangkutan yang menimbulkan

kebisingan dari mesin alat berat dan dump truk, serta debu

akibat penambangan dan pengangkutan material. Mengingat

bahwa umumnya jenis jenis fauna khususnya satwa liar tidak

terdapat disekitar daerah penambangan, maka aktivitas

kegiatan mobilitas peralatan pengaruhnya relatif kecil. Oleh

sebab itu pengaruhnya terhadap habitat satwa dampaknya

kecil dan kurang penting.

c. Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kegiatan tahap operasi dimana kegiatan proses produksi mulai

berjalan akan berdampak pada pembukaan lapangan

pekerjaan untuk kegiatan dibidang penambangan pemuatan

dan pengangkutan mulai berjalan. Jumlah tenaga kerja yang

diperlukan selama kegiatan tersebut +/- 300 orang.

4 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan kesempatan

berusaha disekitar lokasi tempat para pekerja melakukan

kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari para pekerja.

Dengan terbukanya lapangan pekerjaan dan kesempatan

berusaha sehingga berpengaruh pada peningkatan pendapatan

masyarakat dengan demikian persepsi masayarkat menjadi

positif disamping menimbulkan dampak negatif berupa

keresahan sosial akibat kecemburuai sosial dimana tenaga

kerja yang diserap tidak seimbang dengan jumlah pencari

kerja. Dampak dari kegiatan tersebut tergolong dampak

negatif penting.

d. Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan

Kegiatan tahap operasi adalah kegiatan dimana proses

penambangan dan pengangkutan mulai berjalan, kegiatan ini

akan berlangsung terus menerus hingga cadangan bahan

galian selesai ditambang dan diangkut. Kegiatan tersebut

mengakibatkan kebisingan akibat deru mesin mesin alat berat

dan meningkatnya konsentrasi debu di udara hal ini

menimbulkan pencemaran lingkungan yang pada akhirnya

akan menimbulkan perubahan terhadap pola jenis penyakit

utama dalam masyarakat serta keselamatan dan kesehatan

kerja bagi pekerja. Dampak tersebut berlangsung secara

5 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
akumulatif dan berbalik, sehingga dampak bersifat permanen

dan termasuk dampak penting.

2.4. Kegiatan Lain di sekitar Tambang

Lokasi WIUP CV. Panaikang Prima Coal, bearada di antara

Kelurahan Lamatti Rilau, Bongki, Alehanue dan Biringere dengan

luas area 197.54 Ha. Aktivitas penduduk sekitar IUP umumnya

kegiatan bertania dan berkebun. ± 1 Km dari loaksi WIUP

merupakan pusat kota Kabupaten Sinjai, dimana aktivitas

perekonomian sangat padat begitupun kegiatan pemerintahan.

Ibu kota sinjai sangat padat dengan berbagai aktivitas,

aktivitas pemerintahan yang berada disebelah barat IUP, dan

aktivitas perdagangan berada di sebelah timur IUP, dan kegiatan

bertani dan berkebun berada dalam kwasan IUP.

6 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB III
DESKRIPSI KEGIATAN PENAMBANGAN

3.1. Keadaan Cadangan Awal

Prinsip perhitungan volume batubara menggunakan metode

cut and fill adalah menghitung luasan dua penampang serta

jarak antara penampang atas dan penampang bawah tersebut.

Dengan mengetahui data penampang atas dan penampang

bawah, maka dapat dihitung luas masing – masing penampang.

Perhitungan volume DTM dilakukan dengan terlebih dahulu

mencari luasan pada DTM tersebut dalam bidang horizontal. DTM

didefinisikan sebagai hasil penjumlahan volume dari prisma yang

dibentuk masing-masing TIN (Usman 2004). Visualisasi

penghitungan volume dengan metode cut and fill.

7 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Gambar 3.1. Penentuan Volume Batubara dengan Metode
metode cut and fill.

Menunjukan TIN yang dibentuk pada permukaan atas dan

permukaan bawah dihubungkan sehingga membentuk sejumlah

prisma segitiga yang kemudian volume setiap prisma di

jumlahkan untuk mengetahui volume cut and fill. Volume total

dari suatu area dihitung dari penjumlahan volume semua

prisma. Volume prisma dihitung dengan mengalikan permukaan

proyeksi (Ai) dengan jarak antara pusat massa dari dua segitiga

yaitu design surface dan base surface (di). Rumus perhitungan

volume dengan prism method dapat dilihat pada rumus I.5.(Ale,

2008)

Vi= Ai.di

Keterangan :

Vi = Volume prisma

Ai = Luas bidang permukaan proyeksi

di = Jarak antara pusat massa dua segitiga surface desain dan

base desain.

3.2. Sistem dan Metode Penambangan

Metode penambangan batubara sangat tergantung kepada

keadaan geologi daerah antara lain sifat lapisan batuan penutup,

batuan lantai batubara, struktur geologi dan keadaan lapisan

batubara dan bentuk deposit. Berdasarkan hal tersebut maka

metode yang akan digunakan dalam penambangan di WIUP CV.


8 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Panaikang Prima Coal adalah berupa metode tambang terbuka,

dengan tipe Open pit mining yaitu penambangan secara terbuka

dalam hal ini diterapkan pada endapan batubara dilakukan

dengan jalan membuang lapisan batuan penutup sehingga

lapisan batubaranya tersingkap dan selanjutnya siap untuk

diekstraksi.

Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada awal proses

pengambilan atau penambangan bahan galian terdiri dari tahap

persiapan (pra penambangan), Kegiatan tersebut meliputi;

1. Pembuatan Jalan Rintisan

Jalan rintasan berfungsi sebagai jalur lewatnya alat – alat

berat ke lokasi tambang, kemudian dikembangkan sebagai jalan

angkut material dari front penambangan ke lokasi pabrik

peremukan. Pembuatan jalan diguna-kan dengan memakai

Bulldozer yang nantinya digunakan pula sebagai pengupasan

lapisan penutup.

2. Pembersihan Lahan

Pekerjaan ini dilakukan sebelum tahap pengupasan lapisan

tanah penutup dimulai. Pekerjaan ini meliputi pembabatan dan

pengumpulan pohon yang tumbuh pada permukaan daerah yang

akan ditambang dengan tujuan untuk membersihkan daerah

tambang tersebut sehingga kegiatan penambangan dapat


9 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
dilakukan dengan mudah tanpa harus terganggu dengan adanya

gangguan tetumbuhan yang ada didaerah penambangan

Kegiatan pembersihan ini dilakukan dengan menggunakan

Bulldozer. Pembersihan dilakukan pada daerah yang akan

ditambang yang mempunyai ketebalan overburden beberapa

meter dengan menggunakan Bulldozer dan dilakukan secara

bertahap sesuai dengan pengupasan lapisan

tanah penutup.Dalam pembabatan, pohon didorong kearah

bawah lereng untuk dikumpulkan, dimana penanganan

selanjutnya diserahkan pada penduduk setempat.

3. Pengupasan Tanah Penutup

Pembuangan lapisan tanah penutup dimaksudkan untuk

membersihkan endapan batu gamping yang akan digali dari

semua macam pengotor yang menutupi permukaanya, sehingga

akan mempermudah pekerjaan penggaliannya disamping juga

hasilnya akan relatif lebih bersih. Lapisan tanah penutup pada

daerah proyek terdiri atas dua jenis yaitu top soil dan lapisan

overburden sehingga lapisan dilakukan terhadap lapisan top soil

terlebih dahulu dan ditempatkan pada suatu daerah tertentu

untuk tujuan reklamasi nantinya.

Setelah lapisan top soil terkupas, selanjutnya dilakukan

pengupasan pada lapisan overburden lalu didorong dan

10 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
ditempatkan pada daerah tertentu dan sebagian lagi digunakan

sebagai pengeras jalan. Kegiatan pengupasan dilakukan secara

bertahap dengan menggunakan bulldozer, dimana tahap

pengupasan awal dilakukan untuk menyiapkan jenjang pertama

dan pengupasan berikutnya dapat dilakukan bersamaan dengan

tahap produksi, sehingga pola yang diterapkan adalah seri dan

paralel yang bertujuan untuk :

 Menghemat investasi dan biaya persiapan.

 Menghindari pengotoran endapan batu gamping dari

lapisan penutup, sehingga mempermudah dalam pekerjaan

penggalian.

 Menghindari terjadinya longsoran dan bahaya angin.

11 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Gambar 3.1. Proses Penambangan Bataubara

3.3 Pengolahan dan Pemurnian

Untuk memperoleh produk batubara yang ukurannya

sesuai dengan yang dikehendaki pasar,maka batubara dari hasil

penambangan harus dilakukan pemecahan (crushing) dan

screening pengolahan terlebih dahulu,sehingga ukurannya sesuai

yang dikehendaki.Kegiatan pengolahan ini hanya dilakukan

pengecilan ukuran batubara. Pada lokasi stockpile dan tempat

pengolahan dibuat settling pond untuk menampung air limpasan

hujan. Unit settling pond dibuat dengan tiga buah kolam

pengendaan dan dilakukan pengelolaan iar dengan

menggunakan kapur dan tawas untuk menetralkan pH dan

mengendapkan partikel tersuspensi.

Tahapan peremukan batubara di stockpile partikel adalah

sebagai berikut :

√ Peremukan (crushing)

√ Pengelompokan ukuran butir (sizing) dengan screening

(pengayakan)

√ Stacking dan reclaiming

Fungsi dari screen(ayakan) adalah untuk memisahkan

under size dengan ove size. Batubara yang tidak lolos dari

screen yang merupakan produk over size akan dikembalikan ke


12 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
primary crusher (double roll crusher). Bagan Alir proses Crushing

plant adalah sebagai berikut.

Gambar 3.2. Proses Pegolahan Pemurnian Bataubara

3.4 Fasilitas Penunjang Penambangan

Kegiatan persiapan (pra penambangan) adalah kegiatan

yang dilakukan dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana

penunjang kegiatan operasional penambangan adapun kegiatan

tersebut sebagai berikut :

a. Pembuatan Jalan Angkut dan Jalan Tambang

Jalan tambang yang akan dibuat memiliki panjang 5 Km,

dengan lebar 6 m, dan ini akan dibuat sebagai akses atau

penghubung antara Blok yang satu dengan yang lainya.


13 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Beberapa jalan tambang lainya akan dibuat pada saat akan

melakukan pembukaan tambang, sebagai jalur kendaraan Dump

truck dan alat berat lainya. Pembuatan jalan utama akan

diperlukan untuk menunjang akses menuju ke daerah Stock Pile

atau ke Jetty.

Ruas jalan tambang akan diperpanjang sampai akses

menuju ke Jetty dengan memperhatikan kondisi jalan umum

atau letak pemukiman sehingga masyarakat yang tinggal

disekitar kawasan penambangan tidak terganggu dan

membahayakan dengan aktivitas penambangan.

b.Sample House (Tempat Penyimpanan Conto Batuan) .

Sample house ini terletak di Blok bagian tengah dekat dari jalur

utama jalan tamabang sehingga mudah untuk melakukan

mobilisasi sample dari pit, atau lokasi dimana dilakukan suatu

pengolahan sample lapangan, serta sekaligus merupakan tempat

pengawas dan geologis lapangan dalam melakukan pertemuan.

c. Sattling Pond (Kolam Pengendapan) .

Dibuat di area sekitar lokasi stock pile sebagai pembatas

antara lokasi pit dengan sungai pembuangan, sehingga

mengurangi pencemaran terhadap sungai dan lokasi

pemukiman.

d. Pembangunan Pos Cheker

14 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Pos Cheker sekaligus sebagai tempat istirahat operator

dibangun dengan ukuran 2 m x 2 m, dengan luas area sekitar 4

m2. Bangunan ini dapat di pindahkan apabila di butuhkan sesuai

kemajuan penambangan, Posisi penempatan tepat di

persimpangan jalan tambang.

15 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB IV
GAMBARAN RONA AKHIR PENAMBANGAN

4.1. Cadangan Sisa

Berdasarkan rencana pasca tambang keseluruhan blok WIUP tidak

di tambang habis atau rata dengan buttom pit bech pertama, akan tetapi

akan dibentuk menjadi 5 bench dengan masing-masing lebar bench

maksimal 36 meter dengan beda elevasi 8 meter. Hal ini dilakukan

dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :

1. Agar batuan dasar yang massif tidak ikut tertambang. Zona cuttingan

(penambangan) hanya pada zona battom endapan batubara.

Terikutnya batupasir dan batulempung yang menjadi target

penambangan dapat mengganggu kualitas batubara.

2. Agar tidak tercipta bench tunggal pada masa mine close, Bench tunggal

dengan beda elevasi akhir 64 meter sangat tidak aman dan dapat

menyebabkan longsor terlebih lagi lahan telah terekspose pada pasca

tambang yang memudahkan air permukaan menjadi run off.

3. Sesuai dengan peruntukan lahan pasca tambang yaitu perumahan dan

perkebunan, diharapkan dengan mengontorol kedalaman penggalian

yang tidak mencapai batuan dasar, lantai bench yang masih terdapat

ketebalan tanah masih dapat menjadi media tanam yang baik .

4.2. Peruntukan lahan

16 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Lokasi bekas lahan penambangan (pasca tambang) akan

dialih fungsikan sebagai lahan permukiman di bench pertama,

dan lahan perkebunan dan peternakan di bench lainnya.

sebagaimana penggunaan lahan pada umumnya di Desa

kupadan sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik lahan yang

tertuang dalam rencana tambang.

4.3. Morfologi

Menjelang kegiatan penambangan akan berakhir (mining

closure), kegiatan utama yang akan dilaksanakan adalah

penghentian penambangan, penataan lahan bekas tambang,

karena penghentian penambangan akan meninggalkan sisa-sisa

material yang menumpuk dan lobang bekas galian, sehingga

dapat mengakibatkan kecelakaan dan rusaknya estetika alam

sehingga perlu dilakukan penataan bekas penambangan dan

reklamasi lahan. Sehingga perataan lahan dengan kegiatan

penimbunan menggunakan material batuan samping. Khususnya

pada jalur dalam blok WIUP yang selalu di lewati HDT biasanya

akan menimbulkan cekungan dan lendutan sehingga

penimbunan, perataan dan pemadatan lahan dengan alat gali

eskavator perlu dilakukan

4.4. Air Permukaan dan Air Tanah

17 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Komponen akuatik dan air tanah hanya akan berlangsug

singkat pada area pertambangan saja, air limpasan permukaan

hanya akan dilepas di perairan umum jika telah terendapkan

pada kolam pengendapan. Pembentukan teras atau bench pada

punggung bukit yang semula berupa kemiringan akan

berdampak pada infiltrasi air pemukaan, Jenis dampak adalah

negatif dan sifat dampak sementara.

Pembuatan sedimen pound di kaki bench ketiga

diharapkan dapat menampung run of water dari bench ke 3, ke-

4 dan ke,5, dimensi 3 x3 meter dengan kedalaman 3 meter

sesuai hasil perhitungan debit air maksimal pada curah

hujantertinggi dapat tertampung. Perawatan dengan penggalian

dan pengerukan endapan sedimen akan dilakukan berkala sesuai

kondisi sedimentasi dalam sedimen pound.

18 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB V
HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS)

Setelah melalui rangkaian proses perizinan lingkungan,

pertambangan dan lokasi yang berbarengan dengan tahapan

penyelesaian hak kepemilikan lahan. Maka selaku suplayer dari

CV. Panaikang Prima Coal yang memiliki luas area IUP 197.54

Ha, akan melakukan penambangan di tahun 2020. Sebagaimana

biasanya kegiatan penambangan, akan selau memunculkan

pihak pro dan kontra, Dalam banyak hal dampak positif baik

temporer maupun jangka panjang tetap lebih dominan dibanding

dampak negative yang berlaku temporer, Sehingga dalam

pengambilan kebijakan selalu melibatkan pemangku kepentingan

baik pemerintah maupun masyarakat terdampak. Keterlibatan

pemangku kepentingan yang lebih baik dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan:

1. Memahami kemungkinan dampak pada masyarakat yang

terkena pengaruh, dalam hal dampak lingkungan, sosial dan

ekonomi dari penutupan tambang.


19 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
2. Pengembangan strategi dan program-program berdasarkan

informasi yang baik, untuk mengatasi dampak dari

penutupan tambang, idealnya sebagai bagian dari sistem

pengembangan masyarakat sejak awal usia tambang.

3. Meningkatkan dukungan dari karyawan, pemerintah, pemilik

lahan, masyarakat lokal dan pemangku kepentingan atau

pihak berkepentingan lain untuk keputusan penutupan

tambang.

4. Meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap usulan

pertambangan dimasa depan.

5. Meningkatkan citra pada publik dan reputasi.

Beberapa hasil konsultasi dengan pemangku kepentingan

adalah :

Beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat mendukung

proyek ini antara lain :

1. Kondisi lahan yang saat ini berbentuk lereng pegunungan

menyulitkan warga untuk membangun perumahan, kondisi

lahan berlereng hanya di mungkinkan pembangunan rumah

panggung, disisi lain kayu bahan bangunan langka dan

mahal, sehingga alternative pembangunan rumah batu

permanen sulit dilakukan sebelum ada aktifitas cuttingan

bukit.

20 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
2. Masyarakat sangat paham bahwa penambangan gunung

dengan bentukan akhir berupa pembentukan bench dengan

rencana lantai kerja maksimal 36 meter memungkinkan

lahan pasca tambangnya di jadikan area perumahan yang

menjadi solusi bagi masalah mereka selama ini .

3. Secara umum kondisi perbukitan yang aktual saat ini

tidaklah aman jika dijadikan peternakan dan perkebunan,

sehingga kegiatan penambangan yang dilakukan untuk

memangkas elevasi perbukitan se elevasi dengan jalan

eksisting, akan lebih aman dari segala sisi khususnya

potensi longsor.

4. Harapan masyarakat agar penyelesaian bench untuk

perumahan secepatnya dapat terwujud agar warga dapat

segera mebangun perumahannya tanpa terganggu aktifitas

tambang yang memungkinkan masih akan berlangsung

lama.

5. Permintaan masyarakat agar nantinya perusahaan dapat

memperbaiki prasarana jalan dan jembatan serta prasarana

dan sarana lainnya yang bermanfaat sesuai dengan

kemampuan perusahaan.

21 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB VI
PROGRAM PASCA TAMBANG

6.1. Reklamasi Tahap Operasi produksi

Pelaksanan reklamasi baru akan dilakukan pada tahun 2020.

Adapun lahan bekas tambang yang akan dilakukan paa tahun

2020 berada di Blok A, bagian uatara IUP operasi produksi yang

meiliki luas 28,6 Ha.

3.2 Teknik dan peralatan yang digunakan

a) untuk mencapai reklamasi, salah atu upaya yang dilakukan

adalah pengelolaan tanah pucuk, dalam hal ini adalah melakukan

pengupasan top soil (lapisa tanah atas ) yang dikumpulkan satu

area tertentu dan natinya akan pakai sebagai penutup lapisan

atas sebagai sumber hara utama dalam proses revegetasi.

b) apabila overburden masih tdk mencukupi untuk menutupi rata

areal bekas maka lereng yang dibentuk akan dibuat teras sering

selain itu untuk menjaga kestabilan lereng secara teknis, juga

diperuntungkan sebagai penempatan tanaman revegetasi.

22 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
3.3 Penatagunaan lahan

Material overburden untuk penataan guna lahan dari lubang

bukaan tambang.

Penatagunaa lahan bekas galian tambang material overburden

berasal dari bukaan tambang dengan luas 28,6 Ha.

System penambangan backfilling yang diterapkan oleh VC.

Panaikang Prima Coal memudahkan untuk penatagunaan lahan

bekas tambang. Selain ekonomis, sistem ini juga tidak

meninggalkan lubang bekas galian begitu saja.

3.4 Revegetasi

Pelaksanaan revegetasi akan di lakukan secara

berkesinambungan, lokasi penambangan pertama akan

dilakukan di Daerah Blok A, lahan bekas tambang akan di tata

kembali dengan melakukan penataan lahan, melakukan

penutupan lahan yang dianggap curam, serta menata perbedaan

ketinggian kontur agar tidak berpotensi terjadi longsor. Lokasi

Blok A akan dilakukan revegetasi dengan memanfaatkan tanah

over burden dari kegiatan penambangan di Blok B. Revegetasi ini

dimaksudkan untuk memelihara lingkungan agar tetap hijau,

serta tempat berpindahnya hewan dan binatang lain yang berada

di lokasi penggalian tambang Blok berikutnya.

23 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Kegiatan revegetasi akan selalu dilakukan secara

berkesinambungan dengan membangun sebuah nursery

tanaman berupa tanaman Jabon dan tanaman lainnya. Nursery

ini perlu diadakan demi menjaga dan melakukan pembibitan

yang cocok untuk melestarikan lingkungan. Kegiatan reklamasi

harus di dukungan oleh perusahaan secara langsung dan

pemerintah secara moril.

3.5 Pemeliharaan

Keberhasilan hidup tanaman dan pertumbuhannya dipengaruhi

oleh berbagai faktor lingkungan yang terdapat pada tempat

tumbuhnya berupa faktor lingkungan yang terdapat pada tempat

tumbuhnya berupa faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik

meliputi semua komponen lingkungan berupa organisme hidup

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman antara lain

pathogen, parasite, serangga dan tetumbuhan liar seperti gulma.

Faktor abiotic meliputi semua kondisi lingkungan yang berupa

benda mati yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman

seperti iklim dan kesuburan tanah.Untuk meningkatkan peran

positif dan menekan peran negative dari semua faktor

lingkungan tersebut, maka pemeliharaan tanaman sangat

diperlukan agar keberhasilan hidup dan pertumbuhan tanaman

menjadi baik.

24 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman antara lain:

a. Pemeliharaan tanaman Tahun Ke-1

Pemeliharaan tanaman tahun ke-1 mulai dilakukan pada saat

umur tanaman satu bulan. Kegiatan pokok pemeliharaan

tanaman berupa penyulaman, penyiangan, pendangiran,

pemangkasan serta pemberantasan hama dan penyakit

tanaman.

 Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati

dengan tanaman yang masih seumur.Dalam kegiatan ini

dilakukan penggantian terhadap tanaman mati atau tanaman

sakit dengan tanaman baru yang baik dan sehat.Penyulaman

didasarkan pada hasil sensus tanaman <90%, maka dilakukan

penyulaman. Secara umum kegiatan penyulaman diperkirakan

meliputi sekitar 20% dari kegiatan penanaman.Penyulaman

pertama dilakukan satu bulan setelah penanaman dan

penyulaman ke-dua dilakukan satu tahun setelh penanaman.

Penyulaman harus dilakukan pada waktu musim hujan

sebagaimana waktu yang layak untuk penanaman. Bibit yang

digunakan adalah bibit yang sehat, seumur dan berasal dari

persemaian yang sama dengan bibit yang ditanam terdahulu.

 Penyiangan

25 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Kegiatan penyiangan bertujuan untuk membebaskan

tanaman dari tumbuhan pengganggu agar ruang tumbuh

menjadi luas, terutama untuk memperoleh kandungan hara,

mineral dan cahaya matahari yang dibutuhkan. Penyiangan

dilakukan dengan cara membersihkan gulma tanaman

pengganggu secara total di areal tanaman, dengan cara manual

dengan menggunakan alat cangkul atau parang. Bagian gulma

yang dibersihkan dapat berbentuk piringan atau melingkar

dengan diameter 1-3 m atau berbentuk jalur dengan lebar jalur

1-3 m. kegiatan penyiangan dapat dilakukan pada saat musim

kemarau atau musim hujan dengan frekuensi 3-4 bulan sekali

dalam setahun untuk tanaman umur 1-2 tahun, frekuensi 6-12

bulan sekali untuk tanaman umur lebih dari 2 tahun hingga

tampak ada kepastian bahwa pohon tidak akan terkalahkan

dalam bersaing dengan gulma. Sedangkan pada tahun ketiga

cukup satu kali penyiangan dengan cara menebas perdu/pohon

yang dianggap mengganggu tanaman pokok.

 Pendangiran

Pendangiran dilakukan apabila pertumbuhan tanaman

terdapat kondisi tanah yang padat atau drainase jelek atau

merupakan kegiatan penggemburan tanah disekitar tanaman

dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah. Pendangiran

26 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul pada

tanah disekitar tanaman dengan radius 25-50 cm. kegiatan ini

dilakukan selama tiga kali dalam satu tahun berjalan, yaitu pada

umur 4 bulan, 8 bulan dan 12 bulan.

 Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara

pada media tumbuh tanaman untuk menyeimbangkan unsur

hara yang diperlukan terhadap pertumbuhan tanaman. Cara

melakukan pemupukan dengan cara meletakkan pupuk dalam

lubang pada area tanam. Pemupukan dengan NPK dapat

dilakukan dengan dosis 75-100 g/tahun/pohon.Kegiatan

pemupukan pada tahun 1 dilakukan bersamaan dengan kegiatan

persiapan lahan.Pupuk yang digunakan untuk tanaman Acacia

spp yaitu NPK (5-15-15) dengan dosis pupuk setiap batang

selama daur 240 gram/batang.Teknis pemupukan adalah dengan

meletakkan pupuk di atas tanamanpada dasar lubang

tanam.Setelah bibit tanam dimasukkan dalam lubang tanam

maka pupuk tersebut beserta bagian akar bibit tanam ditimbun

dengan tanah dari sekeliling lubang tanam.

 Singling atau Pemangkasan

Pemangkasan cabang merupakan kegiatan membuang

cabang bagian bawah untuk memperoleh batang bebas cabang


27 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
yang panjang dan bebas dari mata kayu.Pemangkasan dilakukan

dengan tujuan memperkecil mata kayu dan memperbaiki

kualitas bentuk kayu.Singling dan pemangkasan dalam

kepentingan reklamasi tidak diperlukan, karena pertumbuhan

tanaman periode pertama lebih mengutamakan fungsi ekologis.

 Pemberantasan Hama dan Penyakit

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya pencegahan serangan

hama dan penyakit dengan melakukan penyemprotan segera

setelah ditemukan gejala dan tanda serangan oleh

mikroorganisme atau serangga. Perkiraan frekuensi

penyemprotan dilakukan sebanyak dua kali dengan

menggunakan Dithane dan Ajodrin dengan dosis masing-masing

0.2% atau 20 ml per 10 liter air untuk sekitar 150-200 batang

tanaman, sehingga kebutuhan setiap jenis obat pada setiap kali

penyemprotan rata-rata 145 ml/ha atau untuk selama

pemeliharaan tahun berjalan sebanyak 290 ml/ha.

b. Pemeliharaan tanaman Tahun Ke-2

Kegiatan pemeliharaan Tahun ke-2 dimulai setelah umur

tanaman lebih dari 1 tahun atau tahun kedua penanaman

meliputi kegiatan penyulaman 80%, pembersihan, pemupukan,

serta pemberantasan hama dan penyakit.

28 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
c. Pemeliharaan tanaman Tahun Ke-3

Kegiatan pemeliharaan Tahun ke-3 meliputi kegiatan

pembersihan, pemupukan, serta pemberantasan hama dan

penyakit, perlakuan seperti pada tahun ke-2.

d. Pemeliharaan tanaman Tahun Ke-4 dst

Kegiatan pemeliharaan Tahun ke-4 meliputi kegiatan

pembersihan, pemupukan, serta pemberantasan hama dan

penyakit, perlakuan seperti pada tahun ke-3.

3.6 pekerjaan sipil

Pada kegiatan reklamasi lahan priode 5 tahun pertama CV.

Panaikang Prima Coal belum ada kegiatan penataan lahan untuk

pekerjaan sipil.

6.2. Reklamasi Pada Sisa Lahan Bekas Tambang dan

Lahan di Luar Bekas Tambang.

6.2.1 Tapak bekas Tambang

Rencana kegiatan penataan lahan pasca tambang dimulai

pada awal tahun ke – 2, lokasi perencenaan reklamasi, akan

dilakukan pada masa transisi pemindahan operasi penambangan

dari blok-A ke blok-B, material tanah pucuk (top soil) dan OB

material Blok B akan dimanfaatkan sebagai bahan timbunan ke

bekas tambang blok-A, begitupula untuk kegiatan penambangan

29 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
blok-C. Kegiatan reklamasi dalam hal ini revegetasi akan

dilakukan secara berkesinambungan, sehingga top soil dan OB

akan dimanfaatkan untuk kegiatan penimbunan.

Area lokasi penambagan Blok- A, tidak semua akan

ditambang, sebagian lahan akan tersisa, tergantung luasan area

yang memiliki vulume cadangan batubara yang dianggap

berpotensi untuk ditambang. Lokasi IUP yang tidak terganggu

tetap dilakukan upaya penataan untuk persiapan reklamasi,

sehingga akan menghasilkan topografi lahan baru yang layak

dan selaras dalam peruntukan sebagai pemukiman, lahan

pertanian dan peternakan.

6.2.2 Fasilitas Pengolahan.

Untuk memperoleh produk batubara yang ukurannya

sesuai dengan yang dikehendaki pasar,maka batubara dari hasil

penambangan harus dilakukan pemecahan dengan

menggunakan peralatan berupa;

1. Stock Pile, merupakan tempat atau area pengumpulan

batubara yang merupakan hasil dari kegiatan penambangan.

2. Crushing proses pemecahan diameter ukuran butir dari bahan

galian/bijih yang langsung dari tambang yang berukuran

besar.

30 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
3. Screening proses pemisahan ukuran butir batubara dari

proses Crushing sebelumnya.

4. Settling pond tempat penampungan air limpasan hujan. Unit

settling pond dibuat dengan tiga buah kolam pengendaan

dan dilakukan pengelolaan iar dengan menggunakan kapur

dan tawas untuk menetralkan pH dan mengendapkan partikel

tersuspensi.

6.2.3 Fasilitas Penunjang

Pos Cheker sekaligus sebagai tempat istirahat operator

merupakan satu-satunya fasilitas yang akan di adakan pada

persiapan pra penambangan untuk menunjang kegiatan

operasional, Pos Cheker dibangun khusus menggunakan material

kayu dengan atapp seng, pemilihan material kayu agar dapat di

mobilisasi sesuai kondisi dan keadaan kemajuan tambang, Untuk

kantor ambang menggunakan rumah kami selaku penanggung

jawab IUP yang okasinya di sisi barat WIUP.

6.3 Pemeliharaan

Adapun pemeliharaan tapak bekas tambang, sarana dan

fasilitas penunjang antara lain :

6.3.1 Pemeliharaan Tapak bekas tambang

Pemeliharaan tapak bekas tambang, dengan melakukan

upaya pemiliharaan tanaman atau pohon revegitasi,


31 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
diantaranya adalah melakukan pemeliharaan rutin,

pemupukan dan penyulaman bibit pohon untuk mengisi pohon

yang mati. Mengontrol kemiringan lereng untuk menghindari

terjadinya longsor. Penanaman tanaman yang dilakukan

secara plot dengan kerapatan 1.000 pohon/ha atau dengan

jarak tanam 33 meter. Pemeliharaan Jalan Tambang

Sementara.

Pemeliharaan jalan tambang terus di kontrol sehingga

dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat yang melakukan

berbagai aktivitas dikawasan bekas area tambang tersebut.

Pemeliharaan jalan tambang dengan membuatkan saluran air

sepanjang jalan, sehingga jalan tidak tergorogoti oleh air pada

masa musim penghujan. Pengerasan jalan dilakukan untuk

menjaga kualitas dan kenyamanan jalan, serta penyiraman jalan

di saat musim kemarau.

6.3.2 Pemeliharaan Kolam Sedimen

Kolam sedimen yang posisinya berada di area stock pile

dan di area pembatas pembuangan sisa air ke sungai, hal

tersebut dapat menampung aliran air permukaan yang

mengandung sedimen tanah dan akan di rawat dengan cara

penggalian material sedimen secara berkala selama proses

penambangan. Pada tahap mine close, kolam pengendapan akan

ditutupi dan kembali dirratakan dengan lantai kerja.


32 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
6.3.3 Pemeliharaan Pohon Program Revegetasi

Jenis tanaman revegetasi yang digunakan untuk reklamasi

lahan bekas tambang batu bara meliputi: angsana (Pterocarpus

indicus), johar (Cassia siamea), laban (Vitex pubescens),

ketapang Terminalia catapa), sengon (Paraserianthus falcataria),

gmelina (Gmelina arborea), jabon Anthocephalus chinensis),

akasia (Acacia Mangium). Jenis tanaman tersebut subur dan

pertumbuhannya cepat untuk wilayah bekas tambang batubara.

Pemeliharaan pohon dilakukan secara berkala dengan melakukan

pemupukan, penyemprotan hama dan pemangkasan dalam usia

tertentu.

33 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB VII

PEMANTAUAN

7.1 Komponen Geofiska Kimia

 Lokasi Pemantauan

Pemukimana penduduk disekitar lokasi penambangan dan

jalan yang dilalui pada saat pengangkutan material.

 Metode pengukuran

Menggunakan Particular Air Monitor dengan NAB 230

ug/NM3 sedang alat pengukuran kebisingan adalah sound

level meter dengan NAB 85 db dan pengamatan langsung.

 Tolok Ukur

Tolok ukur dampak adalah kwalitas udara ambient sesuai PP

No 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara

Kepmen LH Nomor 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat

kebisingan.

34 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
 Frekwensi Pemantauan

Setiap bulan sekali selama dalam penghentian

penambangan

 Pelaksana dan pengawas

Sebagai pelaksana Andi Muhammad Murfan, SE. selaku

pemrakarsa tambang dan sebagai pengawas adalah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

7.2Komponen Biologi.

Komponen yang terkena dampak adalah Flora dan fauna berupa

vegetasi dan satwa dilokasi penghentian kegiatan.

 Jenis dampak

Jenis dampak adalah rencana pengembalian tanah pucuk dan

jenis vegetasi dan satwa yang hilang. Sumber dampak

berasal dari rencana pengembalian tanah pucuk dan

vegetasi. Jenis dampak positif sifat dampak permanen.

 Lokasi Pemantauan

Lokasi pemantauan pada lokasi pasca penambangan dan

rencana reklamasi.

 Metode Pengukuran

Jumlah tanah pucuk yang dikembalikan dan jumlah vegetasi

yang ditanam dan satwa yang kembali setelah dilakukan

reklamsi.

35 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
 Tolok Ukur

Kesesuaian rencana kegiatan yang akan dilakukan.

 Frekuensi pemantauan

Setiap sebulan sekali selama penghentian penambangan.

 Pelaksana dan Pengawas

Pelaksana kegiatan pemantauan Andi Muhammad Murfan,

SE. selaku pemrakarsa tambang dan sebagai pengawas

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

7.3Komponen Sosekbud dan Kesmas

 Jenis dampak

Jenis dampak adalah kerawanan sosial dan pemulihan

kesehatan masyarakat. Sumber dampak pemutusan

hubungan kerja akibat penghentian penambangan. Jenis

dampak Negatif sifat dampak tidak permanen.

 Lokasi pemantauan

Pemukiman penduduk disekitar lokasi penghentian

penambangan

 Metode pengukuran

Observasi, wawancara dan diskusi

 Tolok Ukur

Jumlah penduduk yang mengalami kerawanan sosial dan

jenis penyakit yang diderita

36 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
 Frekwensi pemantauan

Setiap bulan sekali selama penghentian kegiatan

penambangan

 Pelaksana dan Pengawas

Sebagai Pelaksana Andi Muhammad Murfan, SE. selaku

pemrakarsa tambang dansebagai pengawas adalah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.

37 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB VIII

ORGANISASI

8.1 Organisasi

Dalam rangka pelaksanaan ekplorasi, penambangan dan

reklamasi akan dimanajerial dalam struktur organisasi

perusahaan CV. Panaikang Prima Coal, sebagai pemilik WIUP,

bertanggungjawab penuh terhdap kegiatan pertambangan.

Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi sebagaimana

peruntukannya masing-masing.

38 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Gambar 1.2. Struktur Oraganisasi CV. Panaiakang Prima Coal.

Segala bentuk kegiatan pertambangan akan di pimpin oleh

seorang Manager, kemudia Kepala Teknik Tambang (KTT),

Sekertaris, Kepala Bagian, Supervisor, Pengawas dan staf.

Kegiatan Aktivitas tambang akan dikontrol langsung oleh KTT,

yang di koordinsikan kepada manager tambang.

8.2 Jadwal Pelaksanaan Pasca Tambang

Pelakasanaan Reklamasi pasca tambang akan dilakukan di

Awal tahun ke-2, dimana rekalamsi pertama akan dilakukan

wilayah IUP pada Blok-A. Kegiatan reklamasi akan dilakukan

bersamaan masa transisi pemindahan kegiatan operasi

tambang dari Blok-A ke Blok-B. Targer Reklamasi pada Blok

berikutnya di upayakan pada tahun ke-3 dan Blok-C akan

dilakukan di tahun ke-4. Kegiatan penambangan dan reklamsi

39 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
akan beriringan sehingga tanah penutup dari Blok-B akan di

pindahkan ke Blok-A, seterusnya tanah penutup dari Blok- C

akan di Pindahkan ke Blok-B. Target reklamasi pasca tambang

akan dimulai di tahun 2021 dan akan berakhir di tahun 2025.

BAB IX

KRITERIA KEBERHASILAN PASCA TAMBANG

Dalam melakukan penilaian kriteria keberhasilan pasca

tambang pada lokasi IUP CV. Panaikang Prima Coal, meliputi

standar keberhasilan pada tapak bekas tambang, fasilitas

penunjang, khususnya jalan desa yang dipakai sebagai jalan

tambang, pengembangan ekonomi dengan peningkatan nilai

jual lahan sebagai tanah perumahan dan pemantauan

lingkungan.

40 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
1. PadaTapakTambang.

Penataan lahan bekas tambang: semua area bukaan

tambang yang direncanakan telah dilakukan penataan

kembali, sehingga morfologi permukaan sesuai dengan

rencana mine close. Khususnya jalan tambang penghubung

antar bench pada tahap pasca tambang dapat digunakan

oleh warga sebagai jalan akses ke bench selanjutnya yang

akan dimanfaatkan sebagai lahan peternakan atau

perkebunan

2. Fasilitas Penunjang berupa pos cheker

StandarKeberhasilan perawatan pos cheker pada

m a s a p a s c a t a m b a n g a d a l a h dapat digunakan untuk

peruntukan lain sebagai rumah kebun atau rumah pantau

ternak oleh warga.

3. Fasilitas Penunjang berupa kolam pengendapan.

Standar keberhasilan perawatan kolam pengendap adalah

kolam pengendapan kembali tertutup.

4. Pemantauan

Pemantauan dilakukan setela hkegiatan pasca tambang

berlangsung, pemantauan dilaksanakan untuk memantau

sejauh mana keberhasilan Program Pasca tambang dan

apakah memenuhi standar keberhasilan Pascatambang.

41 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
BAB X

RENCANA BIAYA PASCA TAMBANG

10.1. Biaya Langsung

Pasca tambang bagian dari upaya CV. Panaiakang Prima

Coal, untuk melakuakan kegiatan reklamasi secara berkelanjutan

samapai masa perjanjian pihak perusahaan dengan pemerintah

dan masyarakat. CV. Panaikang Prima Coal telah megalokasikan

anggaran untuk biaya reklamsi berkelanjutan sampai masa

normalisasi kondisi lingkungan wilayah kawasan bekas tambang.

Biaya pasca tambang akan diperhitungkan mulai dari awal tahun

ke-2 samapai dengan akhir tahun ke-6.

42 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
Biaya pasca tambang di tahun 2021 sampai tahun 2023

sudah masuk bagian dianggaran biaya reklamasi dan

penambangan. Kemudian untuk jangka panjang tahun

berikutnya yaitu tahun 2024 dan 2025 akan dianggarkan dalam

bagian biaya pasca tambang langsung dan tidak langsung.

Dalam perencanaan reklamsi pasca tambang, beberapa

biaya yang dialokasikan untuk penataan lahan bekas tambang

secara berkelanjutan, sebagai berikut:

 Biaya penataan lahan bekas tapak tambang, untuk tahun

2024 sampai tahun 2025.

 Biaya pemantauan lingkungan untuk tahun 2024 sampai

tahun 2025.

 Biaya perawatan jalan tambang untuk tahun 2024 sampai

tahun 2025. yang akan di pertahankan menjadi akses

masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Dari anggaran tersebut bisa diakumulasikan biaya pasca

tambang dari awal tahun 2021 sampai tahun 2025. Sebagai

berikut;

43 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal
10.2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung meliputi :

 Biaya administrasi

 Biaya perawatan tanaman

 Biaya perawatan pos cheker

10.3. Total Biaya

Total biaya rencana pascatambang untuk periode tahun 2024 dan

2025, yakni sebesar Rp. 78.000.000,-/tahun. Pembiayaan tersebut

meliputi pembiayaan langsung maupun pembiayaan secara tidak

langsung.

44 | Rencana Pasca Tambang“ Blok WIUP Batubara CV. Panaikang Prima Coal

Anda mungkin juga menyukai