Diktat PBG 2024
Diktat PBG 2024
PRAKTIKUM
Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian
2023/2024
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN TEKNIK
PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih Km.
32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
Pengolahan Bahan Galian
dto
2| K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 1
PENDAHULUAN PBG
b. Kehilangan logam berharga dalam terak (peleburan) atau residu proses ekstraksi
(leaching) dapat dikurangi
c. Mengurangi biaya proses peleburan/pemurnian secara keseluruhan, karena:
• Jumlah fluks (bahan imbuh) yang dipakai berkurang
• Kapasitas proses bertambah
d. Memungkinkan untuk melakukan penambangan dengan skala besar untuk bijih
berkadar rendah sehingga biaya lebih murah dibandingkan jika dilakukan
metoda penambangan secara selektif yang membutuhkan biaya tinggi.
e. Memungkinkan untuk mengolah bijih berkadar sangat rendah jika pabrik
pengolahan berjalan dengan efisien dan dengan biaya rendah
I. Preparasi
1. Sampling
2. Kominusi (membebaskan)
Screening
Classifier
Hydrocyclone
II. Konsentrasi
Flotasi ( Perbedaan Tegangan Permukaan )
MS (Sifat Kemagnetan)
Handsorting (kilap)
III. Dewatering
Thickening : 50 – 60 %
PRODUK
Filtering : 60 – 80 %
Drying : ± 90 – 100 %
𝐾
𝑅= 𝑥 100%
𝐹
𝐾. 𝑘
𝑅= 𝑥 100%
𝐹. 𝑓
𝑘(𝑓 − 𝑡)
𝑅= 𝑥 100%
𝑓(𝑘 − 𝑡)
Rumus Recovery
dimana :
F = Berat umpan (feed), ton
K = Berat konsentrat, ton
T = Berat tailing, ton
f = kadar (berat logam) dalam umpan (%)
k = kadar (berat logam) dalam konsentrat (%)
t = kadar (berat logam) dalam tailing (%)
f. Material balance : Jumlah material yang masuk dalam proses harus sama dengan
yang yang keluar dari proses.
F = K +T
F. f = K.k + T.t
Rumus Material Balance
g. Ratio of concentration (RoC) : Perbandingan antara berat bijih awal (F) dengan
produk (K) dengan kata lain berat bijih (ton atau kg) yang diperlukan untuk
mendapatkan 1 satuan berat konsentrat (ton atau kg).
F
ROC =
K
= k−t
f −t
Rumus Ratio of Concentration
8|K ORPS ASISTE N PBG
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
1.10 SAMPLING
Sampling ( pengambilan contoh) merupakan tahap awal dari suatu analisis. Pengambilan contoh
harus efektif, ukup seperlunya tapi representatif (mewakili). Sampling harus dilakukan
dalam tahapan yang benar sehingga hasil sampling yang didapat mampu mewakili material
yang begitu banyak dan dapat dipakai sebagai patokan untuk mengontrol apakah proses
pengolahan tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Dari mekanismenya, pengambilan
contoh dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Hand Sampling
Pengambilan contoh dengan tangan, sehingga hasilnya sangat tergantung pada
ketelitian operator. Antara lain terdiri atas :
A. Grab Sampling yaitu pengambilan sampel dengan interval tertentu dengan sekop
B. Shovel Sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan shovel
C. Stream Sampling yaitu pengambilan sampel menggunakan alat Hand Sampling
Cutter
D. Pipe Sampling yaitu pengambilan dengan pipa/tabung berdiameter 0.5, 1.0, dan
1.5 Inci
E. Coning And Quatering
2. Mechanical Sampling
DIgunakan untuk pengambilan conto dalam jumlah besar yang hasilnya lebih
representatid dibandingkan Hand Sampling
A. Riffle Sampler yaitu dengan menggunakan alat berbentuk persegi Panjang dan
didalamnya terbagi beberapa sekat yang arahnya berlawanan
B. Vein Sampler menggunakan alat dengan bagian dalam yang dilengkapi oleh
revolving cutter yaitu alat pemotong yang berputar pada porosnya sehingga
membentuk area bundar.
10 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 2
Kominusi (Crushing)
2.1 KOMINUSI
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau bahan
galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar lebihdaripada
1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100 mikron. Pada
umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih berukuran cukup besar.
Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung digunakan atau diolah lebih lanjut.
Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya berkadar sangat rendah dan terikat dengan
mineral pengotornya. Liberasi mineral berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar.
Sehingga untuk dapat diolah dan untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus
melalui operasi pengecilan ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih
umumnya dibagi dalam dua tahapan yaitu: operasai peremukan atau crushing dan operasi
penggerusan atau grinding. Grinding digunakan untuk proses basah dan kering, sedangkan
crushing digunakan untuk proses kering saja. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi
dimaksudkan juga untuk meliberasikan bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut dari
ikatan yang merupakan gangue mineral.
11 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
liberation (derajat kebebasan) serta reduction ratio (rasio reduksi). Derajat kebebasan adalah
perbandingan antara jumlah partikel bebas dengan jumlah partikel total. Sedangkan rasio
reduksi adalah perbandingan ukuran partikel yang masuk ke dalam proses (opening)
dibanding dengan ukuran partikel yang keluar dari proses (discharge). Nilai Reduction ratio
akan berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan juga berpengaruh terhadap energi
produksi. Pada operasi crushing, rediction ratio biasanya berkisar antara dua sampai dengan
sembilan. Untuk pengecilan ukuran yang menggunakan Jaw crusher atau cone crusher akan
lebih efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar tujuh. Pada operasi grinding atau
penggerusan reduction ratio bisa mencapai lebih daripada 200. Artinya ukuran umpan 200
kali lebih besar daripada ukuran produk.
Compression Crushers
Jaw Crusher 3-4
Gyratory Crusher 3-4
Cone Crusher 4-5
12 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
sebagian lokasi, bekerja pada sebagian tempat. Terjadi ketika Energi yang digunakan
hanya cukup untuk membebani daerah yang kecil dan menimbulkan titik awal
peremukan. Alat yang dapat menerapkan gaya compression ini adalah: Jaw crusher,
gyratory crusher dan roll crusher.
b. Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adanya gaya impak yang bekerja pada
bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras yang memukul bijih.
Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja dengan kecepatan sangat tinggi.
Dengan gaya Impact, energi yang digunakan berlebihan, berkerja pada seluruh bagian.
Terjadi ketika energi yang digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk peremukan.
Banyak daerah yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya
impak pada bijih adalah impactor, hammer mill.
c. Attrition atau abrasion. Peremukan atau pengecilan ukuran akibat adanya gaya abrasi
atau kikisan. Peremukan dengan abrasi , Gaya hanya bekerja pada daerah yang sempit
(dipermukaan) atau terlokalisasi. Terjadi ketika energi yang digunakan cukup kecil,
tidak cukup untuk memecah/meremuk bijih. Alat yang dapat memberikan gaya abrasi
terhadap bijih adalah ballmill, rod mill.
d. Shear, potong. Pengecilan ukuran dengan cara pemotongan, seperti dengan gergaji.
Cara ini jarang dilakukan untuk bijih.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan kominusi ditentukan oleh jenis gaya
dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya impak, akan
menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi yang lebar. Sedangkan kominusi yang
memanfaatkan gaya abrasi akan menghasilkan dua kelompok distribusi ukuran yang sempit.
Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi distribusi ukuran bijih hasil kominusi dengan
berbagai gaya yang berbeda.
13 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
dimana:
14 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
W adalah energy dalam kwh yang diperlukan untuk mengecilkan ukuran bijih
sebanyak satu ton. Jadi W adalah kwh/ton. Sedangkan Total energy yang diperlukan dalam
kominusi dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Contoh Soal : Hitung daya yang diperlukan jika suatu pabrik pengolahan batu kapur yang
berkapasitas 100 ton per jam mengecilkan batu kapur yang memiliki work index 12 dari
ukuran 500 mm menjadi 70 mm.
Jawab:
P = 10 wi m {1/(d2)0,5 – 1/(d1)0,5}
m = 100 ton/jam
wi = 12 kwh/ton
15 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
16 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
1. Peremukan tahap pertama, primary crushing, mengecilkan ukuran bijih sampai ukuran
20 cm.
2. Peremukan tahap kedua, secondary crushing, mengecilkan ukuran bijih dari sekitar 20
cm sampai sekitar 1 cm
3. Penggerusan kasar, grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari sekitar 1 cm
menjadi selkitar 1 mm.
4. Penggerusan halus, fine grinding, mengecilkan ukuran bijih mulai dari 1 mm menjadi
halus, biasanya ukuran bijih menjadi kurang dari 0,075 mm.
2.2.5.1 Crushing
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan untuk
padatan kasar dalam jumlah yang besar. Crusher yang digunakan pada awal reduksi untuk
mereduksi ukuran bongkah-bongkah dari lapangan. Alat-alatnya seperti :
PRIMARY CRUSHING
17 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
a. Jaw Crushers
Jaw Crusher sangat cocok untuk penghancuran primer dan sekunder darisemua
jenis mineral dan batuan dengan kekuatan tekan sekitar 320 MPa, seperti bijih besi,
bijih tembaga, bijih emas, bijih mangan, batu kali, kerikil, granit, basalt, kuarsa, diabas,
dan bahan galian lainnya. Jaw Crusher banyak digunakan dalam pengerjaan dan
pengerjaan lainnya.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
• Umpan masuk dari atas, diantara dua jaw yang membentuk huruf V (terbuka
bagian atasnya).
• Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed),
• Sudut antara 2 jaw antara 20-60 derajat
• Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sampai 400 kali per menit.
Istilah – istilah Jaw Crusher yaitu :
1. Mouth adalah lubang penerima feed (umpan)
2. Throat adalah jarak horisontal pada mouth
3. Sit adalah jarak horisontal pada throat
4. Throw adalah jarak yang ditempuh oleh swim jaw saat mencapai opebed set.
5. Nip Angle adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung yang dibuat dari
permukaan antara material dengan jaw.
6. Setting Block, bagian dari jaw crusher untuk mengatur agar lubang ukuran sesuai
dengan yang dikehendaki. Bila setting block dimajukan, maka jarak antara fixed
jaw dengan swing jaw menjadi lebih pendek atau lebih dekat, dan sebaliknya.
7. Toggle, bagian dari jaw crusher yang berfungsi untuk mengubah gerakan naik
turun menjadi maju mundur.
8. Pitman, berfungsi untuk merubah gerakan berputar dari maju mundur menjadi
gerakan naik turun.
9. Movable/Swing Jaw, bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak akibat gerakan
atau dorongan toggle.
10. Fixed Jaw, bagian dari jaw crusher yang tidak bergerak/diam
11. Closed set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw di muka.
12. Opened set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw berada paling
belakang.
18 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Kapasitas dari jaw crusher dipengaruhi oleh gravitasi, kekerasan dan moisture
constanta. Oleh Taggart dirumuskan :
T = 0,6 Ls
Rumus Kapasitas Jaw Crusher
dimana :
T = Kapasitas Jaw Crusher (ton/jam)
L = Panjang lubang / penerimaan
S = Lebar lubang pengeluaran
Karakteristik dari Jaw Crusher yaitu :
1. Semua lubang Jaw Crusher mampu mengeluarkan produk dari yang kasar
sampai yang halus.
2. Kemampuan Jaw Crusher ditentukan oleh Reduction Ratio yang di hasilkan oleh
Jaw Crusher.
Gaya-gaya yang bekerja pada Jaw Cruhser :
1. Gaya tekan (aksi)
2. Gaya gesek
3. Gaya gravitasi
4. Gaya yang menahan (reaksi)
Arah-arah gaya tergantung dari kemiringan atau sudutnya. Resultant gaya akhir
arahnya harus ke bawah, yang berarti material itu dapat dihancurkan. Tapi jika gaya
itu arahnya ke atas maka material itu hanya meloncat-loncat ka atas saja.
Faktor – faktor yang mempengaruhi efesiensi Jaw Crusher yaitu :
1. Lebar lubang pengeluaran
2. variasi dari pada throw
3. Kecepatan yang tinggi akan menggunakan efisiensi
4. Ukuran dari pada feed
5. Reduction Ratio
6. Kapasitas dari umpan
21 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
22 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
2. Dodge Crusher
Biasanya berukuran lebih kecil dan Blake Crusher. Movable jaw bagian bawah
dipasang tetap sehingga lebar dan discharge opening relatif konstan. Ukuran bahan
yang keluar akan Iebih uniform, tetapi sangat rawan terhadap kebuntuan
(clogged/chokea) akibat lubang bukaan keluar (discharge opening) yang tetap.
Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.
Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal
kekirikekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya
kebawah.
23 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Gambar. Perbedaan antara Blake Jaw Crusher dan Dodge Jaw Cruhser
b. Gyratory Crusher
Gyratory crusher secara sepintas melingkar (sirkular), diantara mana material
padatan dihancurkan. Kecepatan kepala dari jaw penghancur (crushing head)
umumnya antara 125 sampai 425 girasi/menit. Gyratory crusher Lebih efisien untuk
kominusi kapasitas besar terutama untuk kapasitas > 900 ton/jam. Kapasitas Gyratoiy
crushers bervariasi dari 600 - 6000 ton/jam, tergantung ukuran produk yang diinginkan
(antara 0.25 inch). Kapasitas gyratory crusher terbesar mencapai 3500. Discharge dari
23 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
gyratory crusher lebih kontinyu (dibandingkan dengan jaw crusher). Konsumsi tenaga
per ton material lebih rendah dibanding jaw crushers. Namun demikian, Gryratory
Cruhser memerlukan biaya modal dan biaya perawatan lebih besar. Biasanya bahan
galian yang menggunakan alat ini Dolomite, Gypsum, Dolomite, Calcite, Bentonite,
Barite, Alat ini tidak sesuai dengan material yang lengket seperti lempung karena
kurang menguntungkan disebabkan biaya lebih besar dibandingkan dengan jaw
crusher.
Bagian-bagian Gryratory Crusher :
24 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
25 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
SECONDARY CRUSHING
Proses crushing yang dilakukan setelah primary crushing, alat-alatnya seperti :
a. Cone Crusher
Cone crusher merupakan alat peremuk yang biasa digunakan untuk tahap
secondary crushing. Alat ini merupakan modifkasi dari gyratory crusher. Sumbu tegak
ditunjang di bawah kepala remuk atau mantle atau cone. Alat ini mempunyai
kelebihan, yaitu ketika bijih atau umpan yang masuk terlalu keras, maka bowl secara
otomatis akan bergerak ke arah luar. Ukuran cone crusher dinyatakan dengan diameter
mulut tempat masuknya umpan, sekitar dua kali gape. Sedangkan ukuran gyratory
crusher dinyatakan dengan gape dikali diameter mantle. Contoh Material yang yang
digunakan untuk cone crusher adalah material yang memiliki kekerasan yang tidak
terlalu keras agar tidak merusak mantel dari crusher. Kelebihan alat ini, Biaya
Operasional yang cukup rendah, Produktivitas yang tinggi, Konstruksi yang handal,
Penyesuaian mudah namun tidak dapat digunakan untuk Primary crushing seperti
Gyratory Crusher.
26 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
1. Eccentric rotation adalah poros untuk memutarkan cone yang berbentuk seperti
kerucut yang diletakkan secara vertical.
2. Cone adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan bahan yang
dimana cone ini berbentuk seperti kerucut.
3. Feed adalah lubang yang digunakan untuk memasukkan bahan yang akan
dihancurkan
4. Discharge adalah lubang yang digunakan untuk mengeluarkan bahan yang telah
dihancurkan.
5. Crushing chamber adalah gerigi yang terdapat pada cone yang berfungsi untuk
menghancurkan bahan.
6. Concaves adalah dinding yang terdapat pada cone crusher yang dimana dinding
ini digunakan untuk tempat tumbukan untuk menghancurkan bahan
Tipe Cone Crusher
1. Standard Cone Crusher
Memiliki rongga remuk bertangga dan membesar kea rah umpan masuk. Hal ini
memungkinkan umpan yang dapat diremuk menjadi relative besar.
2. Short Cone Crusher
Memiliki rongga remuk lebih sempit dan mulut tempat umpan masuk relative
lebih sempit juga.
27 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
28 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
b. Roll Crusher
Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan lunak (hardness
rendah), misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain skala MOHS
<4. Biasanya, alat-alat yang dirancang untuk berukuran kecil (veiy fine particles)
dengan jumlah cukup banyak. Ukuran umum smooth-roll crusher diameter 24 in
sampai dengan diameter 78 in (2000 mm), panjang 36 in (914 mm). Kecepatan putaran
antara 50 – 300 rpm. Umpan padatan berukuran sampai dengan 1/2 sampai 3 in (12
mm sampai 75 mm), dengan produk berukuran sekitar 10 mesh mesh. Akan tetapi,
ukuran partikel dapat secara fleksibel diatur dengan mengatur jarak antara 2 batangan
rol penggilas. Operasi efektif biasanya pada rasio ukuran produk: umpan antara 1:4
sampal 1:3. Contoh Material yang yang digunakan untuk Roll Crusher ialah batuan
yang lembab dan memiliki konsentrasi air yang cukup tinggi, dan tingkat kekerasan
yang tidak keras. Unjuk kerja dari mesin Roll Crusher ini bergantung pada jenis /
kualiatas material gigi gilasnya, ukuran shaft dan ukuran Roda nya, yang semuanya
harus disesuaikan dengan raw material dan target kapasitas produksi. Roll crusher
digunakan sebagai crusher sekunder atau crusher terseier setelah batuan melewati
crusher tipe lain yang berfungsi sebagai crusher primer. Roll crusher terdiri dari single
roll dan double roll. Single roll digunakan untuk memecahkan batuan yang lembap dan
tidak menguntungkan jika digunakan untuk memecahkan batuan yang abrasive.
Kapasitas roll crusher tergantung pada jenis batuan, ukuran crusher primer, ukuran
batuan yang diinginkan, lebar roda dan kecepatan roda berputar.
Beberapa keuntungan utama dari roll crusher mereka memberikan distribusi
produk ukuran yang sangat halus dan mereka menghasilkan debu yang sangat sedikit.
Crusher Rolls secara efektif digunakan dalam material penghancur dimana bijih tidak
terlalu kasar dan juga digunakan dalam pertambangan skala produksi lebih kecil antara
lain bijih logam abrasif, seperti emas.
Batubara mungkin adalah pengguna terbesar roll Crusher saat ini, meskipun
batubara akan menggunakan roll crusher, baik single roll Crusher maupun double roll
Crusher, crusher primer dapat mengurangi batubara ROM. Biasanya, crusher ini akan
memiliki bentuk gigi yang berada di muka gulungan. (Roll crusher yang digunakan
untuk mineral dan bijih logam memiliki gulungan yang halus). Jenis Roll Crusher:
29 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
30 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
ada dua buah roll yang bekerja. Keduanya adalah roll yang memiliki fungsi sama
yaitu memecah bahan. Karena ada dua buah roll yang bekerja, dapat dipastikan
bahwa gerak roll dapat sama dapat pula tidak. Tipe dua roll yang bergerak pada
double roll crusher berarti kedua buah roll bergerak bersamaan dengan arah yang
berlawanan.
• Satu roll yang bergerak dan satu roll diam (double roll crusher)
Pada double roll yang mempunyai cara kerja seperti ini, maka hanya ada satu
roll di antara kedua roll yang bergerak memutar memecah bahan. Sedangkan
satu roll tidak bergerak, fungsinya sebagai penahan pemecahan atau pengolahan
bahan. Sekilas jika dicermati, seperti cara kerja pada single roll, namun memiliki
roll yang berbeda. Tapi dilihat dari fungsinya, maka akan terlihat berbeda.
Karena dari segi hasil double roll yang memiliki satu buah roll yang bergerak,
memiliki hasil lebih halus dibanding single roll. Pada tipe roll jenis ini, hanya
digunakan pada roll yang memiliki permukaan halus atau smooth roll. Karena
dilihat dari cara gerak, tidak memungkinkan jika roll dengan permukaan
bergerigi bekerja dengan metode seperti ini.
Prinsip kerja:
Dua batangan logam horizon dengan arah yang berlawanan dan kecepatan yang sama.
Umpan masuk ke celah produk dapat diatur dengan mengatur jarak antara 2 silinder.
Sebagai alat penghancur, saat terutama jika digunakan untuk material keras batuan
keras. lain-lain padatan dengan ini juga akan menghasilkan produk (600 mm), panjang
12 in (300 mm), diputar dengan arah yang berlawanan dengan celah-celah roll, tertekan
dan pecah. Ukuran ini kurang disukai karena roll-nya mudah koyak, Biasanya banyak
digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan Batuan batuan dengan
kandungan silikat .
31 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
c. Hammer Mill
Bagian penggerak dari hammer mill adalah rotor yang berputar dengan kecepatan
tinggi didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal. Kapasitas untuk
Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai 15
ton/jam untuk ukuran produk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d 600
ton/jam Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers Ukuran produk:
antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat lebih lebih fleksible,
sesuai dengan ukuran grid yang terpasang (jika alatnya dilengkapi ukuran produk bisa
sangat halus). Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk bahan-bahan
berserat (misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang agak lengket (sticky
material, misalnya lempung) sampai pada batuan keras.
Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu pada ujung cakram yang berputar
padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi (grid).
Pada reversible hammer, hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat
bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate)
atau bertumbukan dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan
memasang kisi ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
32 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
33 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 3
KOMINUSI (GRINDING)
3.1 Grinding
Grinding adalah proses terakhir dari comminution dimana proses kerjanya
menggunakan prinsip gabungan dari impak (tumbukan) dan abrasi. Pada bijih dengan
gerakan bebas dari media yang tidak terhubung dengan sesuatu, seperti rod, bola pejal,
ataupun pebble. Pada proses grinding partikel direduksi dari 5 sampai 250 mm menjadi 10
sampai 300 μm, grinding biasanya dilakukan pada kondisi basah (wet condition) untuk
mendapatkan slurry yang akan diumpankan pada proses concentration, meskipun ada
beberapa keadaan dari grinding yang dilakukan pada kondisi kering (dry condition) namun
dilakukan pada aplikasi yang terbatas.
Media grinding adalah media yang digunakan dalam proses penggerusan bahan galian
dalam proses comminution. Media yang digunakan memiliki kekerasan tertentu tergantung
kepada bahan galian yang akan direduksi ukurannya. Media grinding antara lain:
• Silinder / batang (rods) baja, dengan ukuran panjang hampir sama dengan panjang mill
itu sendiri.
• Bola / grinding balls, berupa bola-bola baja ataupun bahan lainnya dengan kekerasan
tertentu.
• Bijih / pebbles, yaitu media yang terbuat dari batuan keras atau bahan natural.
permukaan sentuhnya) lebih luas sehingga didapat efisiensi grinding yang lebih besar .
Kecepatan grinding optimum biasanya pada 50-65% kecepatan grinding kritis, namun ada
beberapa dari jenis grinding menggunakan kecepatan sampai 80% tanpa adanya catatan
kegagalan aus yang berarti. Ada tiga jenis rod mill berdasarkan perbedaan pada jalur
pengumpanan (opening) dan pengeluaran (discharge).
35 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
b. Bola-bola Baja
Prinsip kerja alat grinding yang menggunakan media bola-bola baja adalah
memutar silinder yang berisi bola-bola grinding yang terbuat dari baja dan material
(bijih) di dalamnya, proses grinding terjadi dengan pergerakan bola-bola dimana balls
berputar di dalam dan menggerus bijih. Semakin besar diameter silinder maka
kecepatan rotasi akan semakin lambat. Jika kecepatan terlalu besar maka akan terjadi
gaya sentrifugal pada silinder sehingga balls akan menempel pada tepi silinder dan
proses grinding akan menjadi tidak optimum. Grinding balls biasanya terbuat dari
baja, baik itu baja karbon tinggi, baja tempa, baja paduan, atau baja cor-coran dan
konsumsinya berkisar antara 0.1 sampai 1.0 kg per ton bijih tergantung dari kekerasan
bijih, kehalusan gerus, dan kualitas medium. Pengisian dilakukan sebesar 40-50%
dari volum mill, dan sekitar 40% adalah ruang kosong. Alat grinding yang
menggunakan bola-bola baja sebagai media grindingnya ada 2 jenis, yaitu ball mill
dan tube mill.
• Ball Mill
Ball Mill mempnyai ukuran panjang kira-kira sama dengan diameternya
atau maksimal 1 ½ kali diameternya. Diameter mill bisa mencapai 5,5 m dan
panjang 7,3 m. Ball mill bekerja dengan kecepatan yang lebih tinggi yaitu
sekitar 70-80% dari kecepatan kritis. Ukuran produk hasil keluaran dari ball
mill sekitar 45 μm. Kinerja mesin ball mill dinilai berdasarkan tenaga bukan
berdasarkan kapasitas, dan didorong dengan motor bertenaga sebesar 4 MW.
36 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
• Tube Mill
Prinsipnya sama dengan ball mill, perbedaanya hanya panjangnya antara
2 kali diameternya, grinding media menggunakan bola- bola baja. Selain itu,
tube mill memiliki 2 kompartmen, sehingga ukuran produk yang dihasilkan
lebih halus dibandingkan ball mill yaitu <45 μm.
37 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
• Pebble
Pebble adalah media grinding berupa batuan keras atau batuan Natural,
dengan kata lain alat grinding yang menggunakan pebble sebagai media
grindingnya menggunakan batuan yang mengandung bijih itu sendiri. Alat
grinding yang menggunakan pebble sebagai media grindingnya terdiri atas semi
autogenous grinding (SAG) mill, autogenous grinding mill, dan tower mill.
• Semi Autogenous Grinding (SAG) Mill
Semi Autogenous Grinding (SAG) mill adalah peralatan / sirkuit grinding
yang paling sering diminati dibandingkan dengan sirkuit konvensional
dikarenakan memiliki beberapa keuntungan-keuntungan, seperti biaya yang
lebih rendah, kemampuan menangani material basahdan lengket, flowsheet
yang lebih sederhana, peralatan berukuran besar, kebutuhan operator yang
sedikit, dan konsumsi medium grinding yang sedikit. SAG mill menggunakan
metode grinding dengan kombinasi medium grinding dan partikel bijih itu
sendiri. Berdasarkan data riset yang ada, SAG mill dengan balls sebagai
medium terbukti paling efektif pada 6-10% volum mill. Untuk
mengendalikan sirkuit grinding diperlukan beberapa variabel yang harus
diketahui antara lain :
1) Perubahan laju umpan baru dan circulating load.
2) Distribusi ukuran dan kekerasan bijih.
3) Laju penambahan air pada sirkuit.
4) Interupsi operasi dalam sirkuit, seperti pemberhentian karena
pengumpanan media grinding baru atau pembersihan choke cyclone.
38 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
3.2 SIZING
Sizing adalah suatu proses pemisahan partikel – partikel secara mekanis berdasakan
ukuran dan hanya dapat di lakukan pada partikel yang berukuran relatif kasar. Pemisahan
dilakukan diatas ayakan berupa batang – batang sejajar plat berlubang atau ayakan kawat
yang dapat meloloskan material atau tidak dapat meloloskan material. Material yang tidak
lolos atau tinggal diatas ayakan di sebut over size (material T), sedangkan yang lolos di sebut
undersize. Sizing dilakukan dalam beberapa cara yaitu :
1. Screening / Sieving
2. Clasifying
3.2.1 Screening
Screening adalah suatu proses tembusan partikel menurut ukurannya dengan jalan
menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus dimana ayakan yang digunakan
dalam posisi yang besar, tetapi screen yang khusus (sieve analysis) dapat di gunakan untuk
pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.
1. Tujuan Screening
a. Untuk memindahkan dan menghilangkan fraksi – fraksi kasar atau untuk
mendapatkan ukuran yang sama.
b. Untuk memindahkan material halus dari grinding circuit.
c. Untuk mendapatkan ukuran material yang komersial dan segera dapat
dipasarkan.
d. Untuk medapatkan ukuran yang cocok untuk proses pengolahan selanjutnya.
e. Untuk memisahkan mineral – mineral yang berbeda yang terdapat bersamaan
tetapi berbeda ukuran butir.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelolosan partikel dari peremukan screen
a. Ukuran opening
b. Ukuran partikel yang dapat melewati opening
c. Presentase opening terhadap total permukaan screen
d. Sudut jatuh partikel terhadap permukaan screen
e. Kecepatan pada waktu partikel melewati permukaan dari screen
f. Kandungan air dari material atau feed
g. Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan – lapisan berdasarkan ukuran dari
partikel yang akan diayak.
39 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
3. Klasfikasi Screen
a. Fixed Screen
Mempunyai permukaan yang keras yang biasanya terbuat dari batang (kisi) yang
saling sejajar dan dalam pemakaiannya ditempatkan miring dan material yang di
alirkan, sedangkan tipe ayakan yang termasuk adalah :
• Rail Grizzly
Ayakan ini di gunakan untuk memisahkan material yang sangat kasar
antara kisi – kisi 5 inchi.
• Cantilever Grizzly
Merupakan type screen yang menggunakan kisi sebagai berikut :
- Menggunakan kisis yang menyudut baik menyudut maupun vertikal
- Menghilangkan kisi – kisi yang melintang
• Self Cleaning Grizzly
Alat ini di lengakpi dengan lengan – lengan yang berputar yang berfungsi
untuk mencegah material menyumbat antar kisi – kisi.
b. Moving Screen
1. Grizzly
Merupakan jenis ayakan statis dimana material yang akan diayak
mengikuti aliran pada posisi kemiringan tertentu. Biasanya digunakan
pada material yang sangat kasar dan terdiri dari serangkaian heavy bar
paralel yang terpasang pada sebuah frame, ada yang menggunakan rantai
sebagai pengganti bar dan ada yang digoyang atau digetarkan secara
mekanik untuk sizing atau membantu dalam pengambilan over size ore.
40 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
2. Vibrating screen
Ayakan dinamis dengan permukaan horizontal dan miring digeraakkan
dengaan frekuensi 1000 sampai 7000 Hz. Ayakan jenis ini mempunyai
kapasitas tinggi dengan efisiensi pemisahan yang baik dan digunakan
untuk range yang luas dari ukuran partikel. Vibrating screen bisa disebut
juga sebagai ayakan getar umumnya bekerja untuk memisahkan padatan
yang terkandung dalam minyak kasar (Dirt Crude Oil) dengan cara diayak
atau digetarkan pada media saringan dengan ukuran mesh tertentu (sesuai
dengan kebutuhan).
3. Tromel Screen
Tromel screen berbentuk seperti tabung besar dimana pada tabung
tersebut terdapat lubang-lubang. Terdiri dari Input dan Output dimana
feed masuk ke dalam input. Di dalam input feed tersebut diputar oleh
screen dengan kecepatan tertentu. Feed yang tidak diinginkan akan keluar
dengan sendirinya melalui lubang yang ada di output dan feed yang
diinginkan akan masuk ke dalam penaampungan/storage kemudian
dialirkan melalui belt konveyor.
4. Shaking Screen
Yaitu dengan prinsip kerja yang bolak-balik
E = Efesiensi screen
41 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Analisis ayak dilakukan pada seri ayakan dengan ukuran lubang berbanding 2 ukuran
standar adalah lubang ayakan yang dibuat dari kawat yang berdiameter 0,0021 inc, dianyam
sehingga jumlah lubang 200 buah untuk ukuran inc linear, lubang ayakan ini sebesar 74
mikro (200 mesh), lubang –lubang dari atas kebawah mengecil dan digetarkan dengan alat
penggetar.
Mekanisme pengayakan tergantung pada :
1. Stratifikasi
Tujuan ayak pengayakan lebih efesiensi dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu :
- Tebalnya lapisan pada ayakan
- Laju gerakan partikel
- Karakteristik strok (pergerakan, oleh panjang strick, arah, gerakan frekuensi)
- Kandungan air
42 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
a = tebal ayakan
b = tebal kawat ayakan
d = ukuran partikel
p = peluang untuk di pisahkan
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah :
1. Hand sieve
2. Vibrating sieve series /Tyler vibrating sive
3. Sieve shaker / rotap
4. Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain :
1. Stationary grizzly
2. Roll grizzly
3. Sieve bend
4. Revolving screen
5. Vibrating screen (single deck, double deck, triple deck, etc.)
6. Shaking screen
7. Rotary shifter
3.2.2 Classifying
Merupakan proses pemisahan material atas dasar kecepatan jatuh material tersebut
dalam suatu fluida.
43 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
44 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
A
Mecanical Classifier ada berapa macam tipe yaitu :
- Rake Classifier
Contoh dari type ini adalah derr rake classifier di mana cara kerjanya adalah gesekan
penggaruk (raking) yang diberikan oleh headtion akan disalurkan pada bidang datar
- Drag Classifier
Contoh dari alat ini adalah esperanzr classifyer, alat ini terdiri dari sebuag bak (palung)
miring yang panjangnya pada dasar bak ini butiran besar dan berat akan di endapkan
sedangkan butiran hals dan ringan akan menjadi over flow.
- Spiral Classifier
Contoh dari alat ini adalah akins classifier dan hardinge classifier.
- Handling Counts Current Classifier
3. Pneumatic Classifier ; menggunakan udara sebagai media fluidanya.
Biasannya di gunakan untuk menghilangkan debu – debu ataupun srbuk material
dengan cara menghembuskan udara. Pergerakan partikel – pertikel solid dalam udara di mana
mereka bercampur bergantung pada :
- Ukuran, distribusi ukuran, bentuk, berat jenis, kelembaban udara dan derajat dispesi dari
partikel.
- Kecepatan arah dari alairan, tekanan, density, viscosity, temperatur dan kelembaban
udara.
- Ukuran, bentuk dan sifat – sifat permukaan.
Prinsip pemisahan pada pneumatic di dasarkan kepada gravity dan fnertic.
Bentuk – bentuk peralatan pada pneumatic classifier antara lain :
- Gravity type
- Inestia type
- Centifugal raughing type
- Gravitation roughing type
Peralatan – paralatan yang sering digunakan adalah :
1. peralatan yang menggunakan Centifugal Roughing
45 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
46 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
47 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
48 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 4
KONSENTRASI SIFAT FISIK DAN BERAT JENIS
Proses pemisahan mineral secara gravitasi masih tetap digunakan saat ini terutama
untuk endapan plaser (timah, emas, pasir besi dll). Metode ini bekerja berdasarkan perbedaan
Berat Jenis (BJ) antara mineral berharga dengan mineral gangue. Umumnya mineral-mineral
bijih (berharga) memiliki berat jenis yang tinggi, sedangkan mineral tidak berharga berat
jenisnya rendah. Gravity concentration adalah pemisahan mineral berharga dengan tidak
berharga berdasarkan berat jenis material dalam suatu media fluida . Agar bahan galian yang
mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak)
logamnya, maka kadar bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Salah
satu prosesnya adalah konsentrasi garavitasi. Secara umum prinsip kerja proses ini, yaitu
dimana partikel tertahan akan sedikit terasing sehingga partikel dapat melakukan pergerakan
relatif dengan partikel lain dan terpisah. Berdasarkan gerakan fluida, ada tiga cara pemisahan
secara gravitasi :
a. Fluida tenang, contoh : DMS (Dense Medium Separation).
b. Aliran fluida horisontal, contoh : sluice box, shaking table , spiral concentrator.
c. Aliran fluida vertikal, contoh : jigging.
Konsentrasi gravitasi pada mineral-mineral yang mempunyai perbedaan massa jenis yang
menyolok sehingga terjadi:
- kelompok mineral dengan massa jenis tinggi
- kelompok mineral dengan massa jenis rendah
49 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
- dan salah satu dari kelompok mineral tersebut akan menjadi konsentrat.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa terdapat 3 cara pemisahan secara
gravitasi yaitu berdasarkan berat jenis media, aliran fluida horizontal dan aliran fluida
vertikal.
4.2.1 Mendasarkan Pada Berat Jenis Media
Proses pemisahan material satu dengan lainnya memanfaatkan atas cairan mediayang
berat adalah Dense media separation dan biasanya tidak bereaksi secara langsung dengan
material yang akan dipisahkan.
1. Prinsip Pemisahan
Dense medium separation (DMS) merupakan proses konsentrasi yang bertujuan
memisahkan mineral berat dari pengotornya, biasanya mineral ringan dengan
menggunakan media pemisahan yang tidak hanya terdiri dari air saja. Dua produk yang
dihasilkan berupa apungan (float) dan endapan (sink). Secara skematik pemisahan pada
proses DMS ini dapat digambarkan sebagai berikut :
50 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Teknik pemisahan antara apungan dan endapan ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara, antara lain :
a. Medium yang diam
b. Medium yang selalu diaduk
c. Memakai dua medium yang berbeda densitasnya
d. Pemisahan dengan bantuan gaya sentrifugal
e. Digunakan cairan berat sebagai medium
f. Autogenous media (mineral itu sendiri sebagai media).
2. Media Pemisahan
Secara umum media pemisahan yang akan digunakan harus memiliki syarat-
syarat sebagai berikut:
a. Stabil/ tidak bereaksi
b. Mudah diperoleh kembali (di-recovery)
c. Mudah dipisahkan dari produk sink/float
Media pemisahan ini bisa berupa campuran antara air dengan mineral-mineral
(padatan) tertentu yang mempunyai berat jenis cukup tinggi dan berukuran sangat
halus sehingga membentuk suspensi atau berupa larutan berat yang mempunyai berat
jenis yang juga cukup tinggi. Persyaratan mineral (padatan) agar dapat digunakan
sebagai media pemisahan, disamping syarat-syarat yang telah disebutkan di atas
adalah:
- Mempunyai kekerasan tertentu
- Tidak mudah mengendap
- Tidak mengotori mineral yang akan dipisahkan
- Sifat kimia stabil
- Berat jenis tinggi
Ada tiga macam medium yang digunakan, yaitu:
- Larutan garam dan air.
- Organic liquid.
- Suspensi antara solid dan air.
51 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
52 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Peralatan yang biasa dipakai adalah gravity dense/heavy medium separators yang
berdasarkan bentuknya ada 2 (dua) macam, yaitu :
1. Drum separator karena bentuknya silindris.
2. Cone separator karena bentuknya seperti corongan
Produk dari Heavy Medium Separator
- Endapan (sink) yang terdiri dari mineral-mineral berharga yang berat.
- Apungan (float) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang ringan
2. Heavy Liquid Separation (HLS)
Merupakan suatu cara pemisahan yang mendasarkan pada perbedaan berat jenis
mineral dengan menggunakan media pemisah suatu liquid yang merupakan cairan
organik. Cairan yang sering dipakai adalah:
• Calcium Chloride (CaCl2 – SG = 1,55)
• Trichlorethylene (C2HCl3 – SG = 1,46)
• Penta Chlorethane (C2HCl5 – SG = 1,68)
• Ethylene Dibromide (C2H4Br2 – SG = 2,17)
• Tetra Bromethane (C2H2Br4 – SG = 2,96)
Keuntungan HLS
a. Peralatan yang dibutuhkan relatif kecil
b. Specific gravity dapat diperhitungkan secara tepat
c. Cairan dapatmudah dipisahkan dari produkta jika percobaan telah selesai
d. Percobaan dengan menggunakan HLS akan menghasilkan produkta yang
optimum
53 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
54 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Variabel Operasi:
a. Jumlah lingkaran spiral
b. Tipe spiral
c. Diameter spiral
d. Permukaan spiral
e. Ketinggian alat
f. Konfigurasi spiral
g. Kecepatan aliran air
h. Bentuk dan ukuran butir partikel
i. Perbedaan density partikel
j. Laju pengumpanan
Pemisahan ini dapat memisahkan secara maksimal karena partikel yang ringan
dan halus akan naik sedangkan partikel yang berat akan mendekati pusat spiral atau
berada di bagian bawah, disebabkan gaya-gaya yang terjadi pada alat ini. Pada proses
pemisahan ini diharuskan mempertahankan pulp dengan besar persentase solid dalam
range 20%-30%. Kapasitas alat ini mencapai 1–2 ton/jam dengan umpan pada 25%-
50% solid dengan ukuran 20#.
55 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
56 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
j. Riffle, Berfungsi untuk merubah aliran turbulen menjadi aliran laminer, sehingga
terjadi pemisahan di dalam lounder.
Faktor yang Mempengaruhi Humprey Spiral
a. Diameter bukaan lounder
b. Kemiringan dari lounder
c. Tinggi/panjang lounder
d. Keseragaman ukuran butiran material
e. Kecepatan aliran air sebagai wash water
f. Fluida yang digunakan sebagai media pemisah
Gaya yang Bekerja pada Humprey Spiral
a. Gaya sentrifugal, Gaya yang timbul akibat bentuk alat yang spiral
b. Gaya dorong air, Pengaruh dari turunnya dari atas kebawah dari suatu bidang
miring.
c. Gaya gravitasi
d. Gaya gesek, Terjadi akibat gesekan antara partikel yang bergerak dengan
permukaan spiral
Kelebihan dan Kekurangan Humprey Spiral
Kelebihan
a. Biaya pengolahan material secara keseluruhan yang relatif murah (biaya
rendah).
b. Perawatan yang mudah.
c. Memerlukan ruang atau luasan sebagai tempat peletakan (lantai) yang relatif
tidak luas.
d. Ongkos instalasi rendah.
e. Dapat memisahkan mineral berharga dari pengkotornya dalam jumlah yang
besar yakni bisa mencapai 80%.
Kekurangan:
a. Ukuran feed yang diperbolehkan terbatas, biasanya antara 24 dan 400 mesh.
b. Diperlukan suply air yang cukup banyak atau sirkulasi air dan pengolahannya
yang digunakan pada proses pemisahan mineral sebagai medium wash water.
2. Hydrocyclone
Hydrocyclone adalah suatu alat yang mempermudah pemisahan material
ataupun partikel dari suatu komposisi campuran baik berbentuk padatan dengan
cairan ataupun
57 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
cairan dengan cairan yang melalui media air dengan memanfaatkan efek vortex
yang ditimbulkan dari gaya sentrifugal. Hydrocyclone pada mulanya digunakan
pada industri pengolahan batu bara, antara lain misalnya untuk mencuci batu bara
dari kotoran yang ikut tercampur.
Dengan memanfaatkan efek dari gaya centrifugal dan density fluida kerja.
Fenomena fenomena dari efek tersebut diperlihatkan dengan fakta bahwa sebagian
besar air yang mengikuti arus berputar di dalam hydrocyclone tergerak ke arah
poros pusaran dan akan naik ke dalam vortex untuk menuju dome dan keluar
meninggalkan hydrocyclone. Pada hakekatnya tiap partikel dari cracked mixture di
dalam air, sebagai media yang bergerak mengikuti arus pusaran di dalam
hydrocyclone dipengaruhi oleh 2 gaya yang berlawanan yaitu gaya centrifugal yaitu
gaya yang mendorong partikel partikel cracked mixture ke dinding cone
hydrocyclone dan gaya yang berlawanan arah dengan gaya centrifugal yaitu gaya
yang mendorong menuju ke lobang dari vortex, dan berusaha untuk menghanyutkan
partikel-partikel. Selain arus berputar, di dalam air yang sedang mengikuti gerak
pusaran di dalam hydrocyclone juga ada arus non tangensial yang berlawanan arah
dengan gaya sentrifugal.
58 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
aliran fluida tipis. Dengan gaya dorong air terhadap partikel yang sama besarnya
namun berbeda berat jenisnya, maka partikel yang ringan akan mengalami dorongan
air yang lebih besar dari partikel yang berat. Dengan adanya gerakan maju mundur
dari head motion maka partikel yang berat akan melaju lebih jauh dari partikel yang
ringan sampai akhirnya partikel-partikel tersebut masuk ke tempat penampungan.
Dalam proses ini agar mendapatkan aliran air yang turbulen maka dipasang
riffle. Dengan itu partikel yang ringan akan cenderung untuk meloncat dari riffle
satu ke riffle lainnya daripada partikel yang berat yang hanya akan menggelinding
searah dengan riffle tersebut. Riffle ini berfungsi agar aliran air turbulen dan pertikel
yang ringan akan cenderung untuk melompati riffle dan yang berat menggelinding
searah dengan riffle. Proses ini berlangsung secara terus menerus sehingga antara
mineral yang mempunyai berat jenis besar dengan yang mempunyai berat jenis
ringan dapat dipisahkan.
Gaya-gaya yang bekerja dalam tabling
a. Gaya gravitasi
b. Gaya dorong air (khusus partikel ringan lebih dominan)
c. Gaya gesek antara partikel dengan dek (khusus partikel berat yang dominan)
Fungsi penambahan air pada operasi “Shaking Table” yaitu :
a. Untuk menimbulkan daya dorong air sehingga dapat menimbulkan dan
membantu pemisahan mineral besar dan ringan.
b. Dapat mengatur hasil operasi tabling
c. Dapat memperoleh kelalulasaan pada operasi tabling. Operasi ini dapat di
lakukan secara basa dan kering
Faktor – faktor yang mempengaruhi operasi “Tabling”
a. Kemiringan “Deck”
Jika kemiringan deck besar, maka kcepatan aliran semakin besar
b. Kecepatan “Feeding”
Apabila feeding terlalu besar (cepat) dan kemiringan deck kecil, maka
prosesnya tidak baik karena mineral – mineral akan menumpuk.
c. Sand Solid
Bila terlalu encer mineral akan ke tailing. Bila terlalu kental, pemisahan
tidak baik, mineral biasa terbawa ke zone concentrate.
d. Jumlah Panjang Stroke
Jumlah stroke panjang, maka jumlah stroke kecil untuk mineral kasar, jika
60 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
stroke
pendek dan jumlah stroke besar untuk mineral halus.
Macam – macam “Shaking Table” berdasarkan bentuk riflenya :
a. Wilfley Table
Alat ini terdiri dari deck yang berbentuk segi empat, kemiringan decknya dapat
distel terhadap salah satu sisinya, deck ini di gerakkan oleh pitman dan toggle
yang terdapat pada head motion.
b. Gafield Table
Pada gafield table sesudah permukaannya dari bagian decknya tertutup oleh
riffle.
c. Butchart Table
Bentuk riffle yang dipakai pada meja ini melekuk secara diagonal keatas,
lekukan tersebut berada beberapa inchi dari feed box.
d. Curd Table
Riffle yang dipakai dengan cara menutup deck dalam bentuk segitiga
panjang
stroke dapat di uubah – ubah dengan mengubah pin pada pengungkit.
e. Deistor – Overstrom Diagonal Deck Table
meja ini mempunyai bentuk deck rombohedral dan mempunyai gerakan
searah dengan diagonal terpendeknya, digunakan untuk memisahkan mineral
kasar.
f. Plate of table
61 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
4. Sluice Box
Prinsip dari alat ini yaitu untuk memisahkan mineral berharga dengan mineral yang
tidak berharga dengan memanfaatkan gaya beratnya. Alat ini memiliki bentuk kubus
yang bagian dalamnya dilengkapi dengan riffle, yang berfungsi untuk menahan
material yang mempunyai berat jenis yang besar bila dibandingkan dengan material
lain yang menyebabkan dapat mengimbangi gaya dorong dari aliran air. Partikel atau
mineral akan tertahan di riffle dan membentuk aliran fluida turbulen sehingga terjadi
stratifikasi. Aliran horizontal yang akan membawa mineral ringan dan mineral berat
masih tertahan di riffle.
Operasi ini dipergunakan untuk :
- Material bijih yang relatif besar
62 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Air di alirkan ke dalam sluice box bersama – sama mineral dan gaunge mineral (berat
dan ringan), karena adanya riffle maka mineral berat akan tertahan dan mineral ringan
terbawa arus, bisa juga mineral besar dan ringan akan tertahan pada riffle tetapi karena
da lairan yang terus menerus di mana aliran air ini jika terkena riffle terjadi arus
turbalensi lokal sehingga mineral besar dan ringan yang tertahan pada riffle tedi
teraduk dengan adanya hal ini maka mineral besar semakin riffle, kan terbawa arus
aliran air sehingga yang tertinggal hanya mineral besar saja.
63 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
64 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Jenis ini, ayakan (screen) bergerak dan tidak menentukan adanya jig bed,
material yang dipisahkan harus lebih besar dari screen, pulsion, dan suction,
ditimbulkan dengan cara menarik turunkan pengungkit. Dengan demikian
Mineral – mineral ringan dapat keluar dari kotak penampung “Feed” dan mineral
– mineral besar tetap berada di atas screen sehingga pemisahan bisa terjadi.
65 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
yang berbeda – beda (berat jenis dan besar butir), sedangkan jika pluger
bergerak ke atas maka terjadi suction dan rotary value pada under water pipa
akan membuka sehingga ada aliran air yang masuk ke dalam tangki (hucth).
Fungsi Under Water adalah :
- Untuk mengeleminasi atau mengurangi, suction pada partikel
- Melebarkan debit air pada tangki
Harz Jig, jenis ini biasanya terbuat dari kayu ada juga yang terbuat dari
batu, jig jari – jari ini di buat dengan beberapa komportemen yang berjejer
dan tailing yang dihasilkan dari kompartemen sebelumnya merupakan feed
bagi kompartemen berikutnya. Amplitudo terbesar terjadi pada
kompartemen pertama dan terkecil pada kompartemen yang terakhir,
sehingga concentrate terjadi pada kompartemen pertama dan midling
terjadi pada kompartemen berikutnya.
• Diafragma; Contohnya “Pendelary Jig”, “Pan American Jig” dan “Rouss
Jig”.
66 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Contohnya “Simon Carves Coat Wasshing Jig” Air Pulsator Jig, jenis
ini memiliki bentuk pembersihan (pemurnian) batu bata di gunakan simon
carves jig.
67 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
68 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
69 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
67 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
68 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 5
MAGNETIC SEPARATION
69 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Gambar MS
𝐹𝑚
Kemampuan Pemisahan MS = > 1 (Berjalan baik)
𝐹𝑑+𝐹𝑐+𝐹𝑔
70 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
5.4 JENIS-JENIS MS
5.4.1 Jenis-jenis MS Berdasarkan Mekanisme Pemisahannya
1. Horisontal
Pada sistem ini letak kutub magnet dibuat medatar, sedangkan umpan dijatuhkan
melalui garis-garis gaya medan magnet yang posisinya horisontal. Maka mineral yang
bersifat magnetic akan tertarik ke arah kutub positif , sedangkan mineral non magnetic akan
jatuh lurus ke bawah
2. Vertikal
Pada sistem ini, letak kutub magnetnya dibuat vertikal, dimana kutub postif terletak
diatas, sedangkan yang negatif terletak di bawah. Diantara kedua kutub tersebut diletakkan
dua buah belt conveyor yang saling bersilangan. Umpan diletakkan pada belt bagian bawah,
ketika melalui medan magnet akan terjadi pemisahan antara mineral magnetic dan non
magnetic.
71 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
3. Drum Magnetic
Pemisahan cara ini digunakan untuk material yang mempunyai kemagnetan tinggi.
Suatu drum yang berputar pada porosnya biasanya terbuat dari alumunium, bagian dalamnya
dipasang magnet namun tidak ikut berputar, sehingga mineral magnetik dan non magnetik
dapat dipisahkan.
4. Roll Induksi
Suatu roll yang berputar terletak diantara dua kutub positif dan negatif, sehingga roll
tersebut dipengaruhi oleh medan magnet. Apabila dimasukkan material diantara roll dengan
kutub positif maka mineral magnetik akan dapat dipisahkan dengan non magnetik
72 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
73 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
kekuatan yang tidak sama besar, dari yang kekuatan besar terus mengecil. Hal ini
dimaksudkan agar material yang tertarik benar-benar mineral magnetic.
74 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
75 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
b) Tipe Countercurrent
Tipe countercurrent digunakan untuk bijih yang berukuran kurang dari satu millimeter
dengan ukuran halus.
c. Tipe Counter-rotation
Tipe counter-rotation digunakan untuk pemisahan bijih yang berukuran kurang
dari 8 mm, dengan ukuran halus.
76 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Keuntungan :
1. Daya magnet rendah
Kekurangan :
1. Jika aliran fluida cukup besar, maka mineral gangue yang terperangkap di antara
mineral magnetic akan langsung masuk dalam aliran konsentrat.
3. High Gradient
Memisahkan material karena perbedaan sifat magnetnya yang kecil (paramagnetik
dengan paramagnetik atau feromagnetik dengan feromagnetik).
77 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
4. Super conducting
Memisahkan material yang memiliki perbedaan sifat magnet yang sangat kecil
(Feromagnetik dengan feromagnetik yang superkonduktor)
Magnetic Degree (MD) merupakan perbandingan antara mineral atau material yang tertarik
magnet dengan jumlah material terlarutkan dikalikan 100 %.
78 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
79 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Selain itu terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi selain dari alat itu
sendiri, diantaranya ialah:
1. Kecepatan Drum Silinder
Kecepatan drum silinder berhubungan dengan seberapa lama mineral berinteraksi
dengan magnet. Semakin cepat keceparannya, interaksi mineral dengan magnet
semakin sedikit membuat pemisahan kurang maksimal.
2. Laju Pengumpanan
Laju pengumpanan ini biasanya harus disesuaikan dengan keceptan putaran drum
silinder, agar mineral magnetik yang dimasukkan akan tepat menempel pada magnet
sehingga konsentrat yan g dihasilkan akan maksimal.
3. Sifat Kemagnetan Mineral
Sifat magnet berhubungan dengan besarnya gaya magnet untuk menarik mineral
bersifat magnetik. Namun dalam penggunaannya Sifat magnet harus digunakan
seperlunya tidak boleh terlalu berlebih. Karena jika terlalu berlebihan maka ketika
terdapat partikel dengan perbedaan kekuatan magnet yang kecil akan sulit untuk
memisahkannya.
4. Derajat Liberasi
Semakin besar derajat liberasi mineral akan semakin baik proses pemisahan partikel
magnetik dan non-magnetik
80 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 6
HIGH TENSION SEPARATION
81 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
6. Splitor; berfungsi sebagai pengatur hasil pengolahan kabin, bisa juga untuk mengatur
besarnya tonase yang diinginkan.
7. Bin; tempat penampungan mineral conductor dan non konduktor serta midlling, bin
untuk midlling di kembalikkan lagi ke feed untuk di proses ulang.
Ada dua macam middling yaitu :
- Gravitasional middling; middling yang sempat mengalami perubahan
- Mechanikal charge middling; middling yang sudah mengalami proses
pemisahan, tapi belum telibrasi sempurna.
8. Sikat (brush); untuk menghalangi mineral konduktor yang menempel pada rotor agar
jatuh ke bin mineral konduktor dan sebaliknya.
Gambar HTS
6.3 GAYA - GAYA YANG BEKERJA PADA HTS (HIGH TENSION SEPARATOR)
1. Gaya Gravitasi : merupakan gaya pada saat material masuk ke feed hopper.
2. Gaya Sentifugal : merupakan gaya karena perputaran rotar
3. Gaya Listrik
82 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
83 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
5. Pengaruh Kelembaban
Pengaruh kelembaban udara mempunyai hubungan erat dengan sifat permukaan
mineral. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kelembaban relatif
udara, maka partikel akan mempunyai sifat konduktivitas yang tinggi. Dari hasil
percobaan pemisahan antara hematit dengan kuarsa, menunjukkan bahwa kelembaban
relatif lebih rendah dari 35%, dapat dipisahkan pada temperatur 20℃. Kelembaban
relatif 60%, temperatur bijih yang diperlukan 40℃ dan kelembaban relatif 90%
temperatur bijih yang diperlukan 90℃.
Pengaruh kelembaban lebih jauh dituliskan oleh Kakovsky, digolongkan menjadi :
a. Partikel yang mempunyai konduktivitas besar dalam kelembaban rendah dan
perbedaan konduktivitas kecil dalam kelembaban tinggi, dapat dilakukan
pemisahan dengan melakukan pemanasan pada temperatur 110℃ – 115℃.
b. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas besar dengan kelembaban
tinggi maupun rendah, paling mudah untuk dipisahkan.
c. Partikel yang mempunyai perbedaan konduktivitas rendah dengan kelambaban
tinggi maupun rendah, paling sulit dipisahkan.
84 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 7
FLOTASI
85 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Semua mineral yang ada di muka bumi ini diklasifisikan ke dalam tipe polar dan
nonpolar sesuai dengan karakteristik permukaannya.
1. Permukaan dari mineral nonpolar diindikasikan dengan ikatan molekul yang lemah
dan biasanya hidrofobik. Contoh: grafit, sulfur, molybdenite, berlian, batu bara, talc,
dll.
2. Mineral dengan ikatan kovalen atau ionic permukaan yang kuat dikenal dengan tipe
polar. Tipe ini memperlihatkan nilai energi bebas yang tinggi yang ada di permukaan
polar. Permukaan polar bereaksi kuat dengan molekul air dan mineral-mineral ini
secara alami akan menjadi hidrofibik. Contoh: sulfat, karbonat, halide, fosfat, dll
86 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
dapat mengapungkan chalcophyrite dari galena pada pH 7 – 9, galena dari pyrite pada
pH 4 – 6 dan chalcophyrite dari pyrite pada pH 4 – 9.
Flotability
Yang dimaksud dengan flotability yaitu kemampuan suatu mineral untuk dapat
mengapung yang ditentukan oleh tendensi dari partikel mineral untuk melekat atau
menempel pada gelembung udara. Oleh karena itu, hal ini bergantung pada sifat
permukaan mineral dimana terdapat selaput tipis yaitu gelembung udara yang disebut
Forth dan kemudian dikenal sebagai proses Forth Flotation. Forth Flotation adalah
proses flotasi yang menggunakan buih atau gelembung udara. Dalam proses ini perlu
diketahui sifat-sifat dari forth, antara lain, Stabilitas forth, Elastisitas forth, Besar
kecilnya forth
Sifat-sifat tersebut bergantung pada permukaan mineral atau tegangan
permukaan. Dalam prakteknya, mineral dapat dibedakan menjadi :
a. Mineral dengan permukaan polar, yaitu mineral-mineral yang mudah
dibasahi oleh air atau dikatakan wetable/non floatable. Mineral ini memiliki
sifat hidrofilik.
b. Mineral non polar, yaitu mineral yang tidak mudah dibasahi oleh air atau
dikatakan non wetable/floatable. Mineral ini memiliki sifat hidrofobik.
Dapat mengapung atau tidaknya mineral bergantung pada :
a. Tegangan permukaan udara dengan air
b. Tegangan permukaan mineral dengan air
c. Tegangan permukaan mineral dengan udara
Ukuran partikel yang semakin besar awalnya menaikkan laju konstanta flotasi
secara perlahan, tetapi setelah mencapai puncak (batasan maksimum ukuran partikel),
laju konstanta flotasi turun secara drastis. Hal ini dikarenakan derajat liberasi yang
berkurang dari mineral menurunkan kemampuan bubble untuk mengangkat partikel
yang kasar (coarse).
87 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Gambar. Flotasi
Berikut adalah langkah-langkah dalam melakukan proses flotasi :
1. Liberasi
Agar mineral terliberasi, maka perlu dilakukan proses crushing atau grinding
yang diteruskan dengan pengayakan atau classifying. Ini dimaksudkan agar
ukuran butir mineral dapat seragam sehingga proses akan lebih sukses.
Setelahnya, dilakukan analisis derajat liberasi dan kadar dari mineral tersebut.
2. Conditioning
Merupakan pembuatan pulp yang nantinya dapat langsung dilakukan flotasi.
Preparasi ini sebaiknya disesuaikan dengan liberasi dalam proses basah. Pada
tahap pengkondisian, reagen yang diberikan adalah modifier, collector dan
frother. Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan mengenai reagen-reagen
yang digunakan dalam proses flotasi.
3. Proses Flotasi
Proses ini ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung udara di
permukaan air.
88 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Terdapat tiga macam gaya yang terjadi saat proses penempelan mineral dengan
gelembung udara, yaitu :
a. Gaya tarik menarik antar molekul, gaya van der Waals.
b. Gaya elektrostatik yang timbul dari tarik menarik antara double layer di air
dengan mineral.
c. Hidrasi dari mineral hidrofilik.
89 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Keterangan :
θ : sudut yang terbentuk antara oermukaan mineral dengan gelembung (sudut kontak)
Sudut kontak yang baik sekitar 60o – 90o, berarti usaha adhesinya besar sehingga udara
dapat menempel pada permukaan mineral yang mengakibatkan mineral dapat mengapung.
Sudut kontak merupakan sudut yan dibentuk antara gelembung udara dengan mineral pada
suatu titik singgung. Sudut kontak mempengaruhi daya kontak antara bijih dengan
gelembung udara.
90 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Gambar Flotasi
Pada proses flotasi mineral berharga bersama dengan reagen akan menempel pada
gelembung udara naik kepermukaan sedangkan sisanya berupa pasir halus dan air laut ini
disebut dengan tailing.
91 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
3. Ada daerah yang relatif tenang sehingga butiran yang menempel gelembung udara
mudah naik ke permukaan
4. Konstruksi dibuat sehingga tidak terjadi short circuit
5. Mempunyai resirkulasi dan pengeluaran middling
6. Harus mempunyai penerimaan pulp dan pengeluaran busa yang menumpuk
7. Mempunyai permukaan bebas untuk gelembung-gelembng yang sudah mengandung
mineral, sehingga tidak mempengaruhi agitasi
8. Harus dilengkapi dengan pengeluaran froth.
7.5.1 Kolektor
Kolektor adalah suatu reagen yang memberikan sifat menempel pada udara sehingga
mineral tersebut senang pada udara. Collector merupakan zat organik dalam bentuk asam,
basa atau garam yang berbentuk heteropolar, yaitu satu ujungnya senang pada air danujung
lainnya senang pada udara.
Molekul kolektor berupa senyawa yang dapat terionisasi menjadi ion-ion dalam air
(ionizing collector) atau berupa senyawa yang tidak dapat terionisasi dalam air (non ionizing
collector). Non ionizing collector umumnya merupakan hidrokarbon cair yang dihasilkan
dari minyak maupun batubara (heptane = C7H12, toluen = C6H5CH3).
Sedangkan ionizing collector merupakan jenis kolektor yang molekulnya memiliki
struktur heteropolar, yaitu salah satu kutubnya bersifat polar (dapat dibasahi air), sedangkan
kutub lainnya bersifat non polar (tidak dapat dibasahi air). Berdasarkan sifat, ionizing
92 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
collector diklasifikasikan menjadi dua, yaitu annionic collector dan cationinc collector.
Macam kolektor antara lain :
✓ Xanthat, hasil reaksi alkohol, alkali dan sulfida karbon
✓ Aerofloat, reaksi fenol dengan penta sulfida phosphor
✓ Thio carbonalit (urae), sebagai serbuk halus
✓ Fatty acid (asam lemak), untuk flotasi non logam
✓ Oleic acid
✓ Palmatic acid
1. Kemisorpsi
Dalam kemisorpsi, ion atau molekul dari larutan mengalami reaksi kimia dengan
permukaan, menjadi ireversibel terikat. Ini secara permanen mengubah sifat
permukaan. Kemisorpsi kolektor sangat selektif, karena ikatan kimia khusus untuk
tertentu atom.
2. Physisorption
Dalam physisorption, ion atau molekul dari larutan menjadi reversibel terkait dengan
permukaan, melampirkan karena tarik elektrostatik atau van der Waals ikatan. Zat
physisorbed dapat desorbed dari permukaan jika kondisi seperti pH atau komposisi
larutan perubahan. Physisorption jauh lebih selektif daripada kemisorpsi, sebagai
pengumpul akan menyerap pada setiap permukaan yang memiliki muatan listrik benar
atau derajat hidrofobisitas alamisodium oleat dan asam lemak dengan kutub kelompok
terjadi pada minyak nabati. Collector untuk hematit dan logam lainnya mineral
oksida.kuat kolektor, rendah selektivitas Kurang-digunakan daripada asam
lemak.kurang mengumpulkan kekuatan, lebih tinggi selektivitas Karbon tetravalen,
memiliki empat obligasi; fosfor pentavalent dengan lima obligasi. atom belerang ikatan
kimia permukaan mineral sulfida.
3. Kolektor Nonionic
Minyak hidrokarbon, dan senyawa serupa, memiliki afinitas untuk permukaan yang
sudah sebagian hidrofobik. Mereka selektif menyerap pada permukaan ini, dan
meningkatkan hidrofobisitas mereka. Yang paling sering melayang - bahan alami
hidrofobik adalah batubara. Penambahan kolektor seperti bahan bakar minyak dan
minyak tanah secara signifikan meningkatkan hidrofobisitas partikel batubara tanpa
mempengaruhi permukaan abu pembentuk mineral ikutan . Ini meningkatkan
pemulihan batubara, dan meningkatkan selektivitas antara partiles batubara dan bahan
93 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
mineral. Bahan bakar minyak dan minyak tanah memiliki beberapa keuntungan atas
kolektor khusus untuk flotasi :
• Memiliki viskositas cukup rendah untuk membubarkan dalam bubur dan tersebar
di partikel batubara dengan mudah,
• Sangat murah dibandingkan dengan senyawa lain yang dapat digunakan sebagai
pengumpul batubara.Selain batubara, juga memungkinkan untuk mengapung
mineral alami hidrofobik seperti molibdenit, unsur belerang, dan bedak dengan
kolektor nonionik. Kolektor nonionik membuat permukaan sebagian hidrofobik,
menambahkan minyak nonpolar akan sering meningkatkan hidrofobisitas lebih
lanjut dengan biaya rendah.
4. Kolektor Anionik
Kolektor Anionik adalah asam lemah atau garam asam yang terionisasi dalam air,
menghasilkan kolektor yang memiliki ujung bermuatan negatif yang akan melekat
pada permukaan mineral, dan rantai hidrokarbon yang membentang ke dalam cairan,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
94 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
dan tidak memiliki afinitas untuk umum mineral gangue non-sulfida. Kolektor
selektif tinggi lainnya digunakan dengan mineral sulfida, seperti
dithiophosphates, memiliki perilaku adsorpsi agak berbeda sehingga dapat
digunakan untuk beberapa pemisahan yang sulit menggunakan xanthates.
Karena partikel yang direndam dalam air mengembangkan muatan bersih karena
bertukar ion dengan cair, sering mungkin untuk memanipulasi kimia larutan sehingga
satu mineral memiliki muatan positif yang kuat , sementara mineral lainnya memiliki
95 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
muatan yang baik hanya positif lemah, atau negatif. Dalam kondisi ini , kolektor
anionik istimewa akan menyerap ke permukaan dengan muatan positif terkuat dan
membuat mereka hidrofobik.
5. Kolektor kationik
Kolektor kationik menggunakan gugus amina bermuatan positif (ditunjukkan pada
Gambar 10) untuk melampirkan permukaan mineral. Karena gugus amina memiliki
muatan positif , dapat melampirkan ke bermuatan negatif permukaan mineral. Kolektor
kationik karena itu memiliki dasarnya efek sebaliknya dari anion kolektor , yang
menempel ke permukaan bermuatan positif. Kolektor kationik terutama digunakan
untuk flotasi silikat dan oksida langka - logam tertentu, dan untuk pemisahan kalium
klorida (vit) dari natrium klorida (garam karang).
Gambar. Primer , sekunder , dan tersier gugus amina yang dapat digunakan untuk kolektor
kationik.
7.5.2 Conditioner/Modifier
Merupakan suatu reagent, bila ditambahkan ke dalam pulp akan memberikan pengaruh
tertentu terhadap air atau mineral agar dapat membantu atau menghalangi kerja dari
collector. Pengaruh umum yang dihasilkan adalah memperkuat atau memperlemah
hydrophobisitas dari suatu permukaan mineral tertentu. Modifier ini biasanya an organik.
Macam-macam conditioner/modifier:
1. Reagent pengontrol pH
Berfungsi untuk membuat suasana larutan menjadi asam atau basa. Pengaruh pH dalam
flotasi sangat penting sebab pH dapat mampengaruhi aksi dari reagent lain terutama
kolektor. Reagent kolektor akan bekerja dengan baik pada permukaan mineral tertentu
bila mencapai harga pH kritis. pH kritis adalah ambang batas pH dimana kolektor dapat
bekerja dengan baik pada minerl tertentu. Harga pH kritis akan
96 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
naik bersama naiknya kolektor yang dipakai. Tinggi rendahnya pH ditentukan oleh
konsentrasi ion-ion hidrogen dan ion-ion hidroksil (OH). Pengaruh ion-ion hidrogen
hidroksil adalah terhadap hidrasi permukaan bila tanpa kolektor dan adsorbsikolektor
pada permukaan mineral. Kapur biasanya digunakan dalam flotasi sebagai Ca(OH)2
padat dan biasanya kapur yang dimasukkan sebanyak 1,4 gram CaO per liter
(tergantung pada mineral yang dipisahkan). Kapur ini dapat dipakai sebagai reagent
pengendap dalam timbal sulfida dan emas. Yang digunakan sebagai pengontrol pH
adalah ; soda abu (NaCO3) dan Caustic Soda.
2. Depressing Agent (reagent pengendap)
Berfungsi untuk mencegah dan menghalangi mineral yang mempunyai flotablita sama
supaya tidak menempel pada gelembung udara. Biasanya yang digunakan adalah seng
sulfat (ZnSO4) untuk menekan mineral sfalerit dan sodium sianida (NaCN) untuk
menekan mineral pyrite. Zn(CN)2 + Na2SO4 ZnSO4 + 2 NaCNHasil reaksi tersebut
dapat menekan sfalerit sehingga menjadi hydrofillic dan mencegahadsorbsi colector.
Macam yang lain antara lain : lime (kapur), NaCN atau KCN dan Na sulfida.
3. Activating Agent (reagent pangaktif)
Berfungsi mengembalikan sifat flotabilit mineral sehingga tidak terpengaruh oleh aksi
reagent kolektor yang telah diberikan sebelumya. Contohnya tembaga sulfat (CuSO4)
terhadap mineral sfalerit. Mineral sfalerit tidak dapat diapungkan dengan baik oleh
kolektor xanthate. Proses pengaktifan tembaga sulfat pada sfalerit akibat terbentuknya
molekul tembaga sulfida (CuS) pada permukaan mineral dengan reaksi ion CuS + Zn++
ZnS + Cu++
4. Sulfidizing Agent
Penambahan Na2S akan mengakibatkan endapan yang berupa selaput sulfida pada
mineral tersebut sehingga logam oksida dapat terselimuti sulfida. Pemakaian sulfida
yang berlebihan akan membuat sulfida itu mengandap.
5. Reagent Dispersi (dispersant, defloculator)
Berfungsi menjaga agar partikel-partikel mineral tidak membentuk gumpalan tetapi
tetap berada dalam suspensi. Fraksi mineral yang bersifat non polar mempunyai
kecenderungan untuk membentuk gumpalan, sedangkan mineral-mineral yang polar
tidak berkecenderungan demikian tetapi tetap melayang. Reagent yang biasa
digunakan adalah waterglass. Kedudukan sebaran dapat dipertahankan oleh reagent
waterglass akibat adsorbsi ion-ionnya terhadap permukaan mineral. Reagent ini
97 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
disebut juga defloculating agent. Mineral yang senang pada udara itu biasanya
menggumpal, sedang yang senang terhadap air akan melayang dalam air, oleh karena
itu penambahan reagent ini bertujuan agar mineral tersebut menyebar. Reagent yang
sering dipakai adalah ; NaSiO2 (waterglass) dan Na3PO4 (trinatrium phosphat) untuk
butir yang halus. Untuk suatu reagent yang sama mungkin dapat bertindak sebagai
aktivator terhadap suatu mineral, tetapi merupakan depresant untuk mineral yang lain.
7.5.3 Frother
Frother (pembuih) akan terkonsentrasi pada antar muka udara dan air. Kehadiran froter
pada fasa cair pada larutan reagen kimia yang dipakai dalam flotasi untuk membentuk
buih atau busa. Reagen ini mempunyai permukaan yang aktif dan biasanya pada flotasi
berguna untuk meningkatkan gelembung udara dan menolong supaya gelembung
menyebar. Ini berarti memperbaiki kondisi penempelan partikel mineral dan
menaikaan stabilitas busa. Kontak antar mineral udara dan air dikenal dengan kontak
tiga fasa dan sudut yang terbentuk antara mineral dengan antar muka udara-air yang
diukur pada fasa air disebut dengan sudut kontak. Sudut kontak = 0, berarti permukaan
padatan diselimuti air (hidropilik) dan sudut kontak = 180 0 udara menutupi padatan.
Sudut kontak sering digunakan sebagai ukuran kehidropobikan permukaan mineral.
1. Penggunaan Frother
Pemakaian frother pada proses flotasi sangat penting dilihat dari fungsinya yaitu :
• Frother mencegah perpaduan gelembung udara dan menjaga kestabilan
gelembung untuk selama periode waktu yang cukup lama.
• Lapisan frother pada kulit gelembung udara menaikkan ketahanan gelembung
terhadap bermacam – macam ketahanan dari luar.
• Lapisan frother pada gelembung mengurangi kecepatan gelembung didalam
pulp, sehingga kontak gelembung dengan mineral – mineral akan menimbulkan
kondisi yang lebih baik yang menguntungkan proses flotasi.
2. Karakteristik Frother
Beberapa karateristik Frother adalah sebagai berikut :
• Suatu substansi organik.
• Molekulnya heteropolar terdiri dari satu atau lebih gugusan HC yang
dihubungkan satu grup yang polar.
98 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
99 | K O R P S A S I S T E N P B G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Keunggulan
• Proses pemisahan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan banyak di bandingkan
dengan metode pemisahan yang lain.
• Metode flotasi mampu memecahkan bijih yang tidak dapat diolah dengan
menggunakan metode pengolahan mineral konvensional.
Kekurangan
100 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
BAB 8
DEWATERING
Gambar. Hubungan antara ukuran partikel dan % kadar air terhadap berbagai peralatan
pengeringan
101 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continous ). Peralatan yang biasa dipakai adalah Rake thickener, deep cone thickener, free
flow thickener. Cara Pengentalan/Pemekatan (Thickening) dengan mendasarkan atas
kecepatan jatuh material pada media, sehinggan solid factor mencapai = 1 (%solid = 50 %).
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian yang pekat
mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang encer atau airnya mengalir
di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu dikeluarkan secara terus menerus
(continuous).
Peralatan yang biasa dipakai adalah :
1. Rake thickener.
2. Deep cone thickener.
3. Free flow thickener.
102 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Filter dapat dioprasikan dalam 2 metode yaitu: filtrasi tekanan konstan dan filtrasi laju
tetap. Bebagai macam peralatan filtrasi dan yang paling banyak digunakan yakni tipe
“continous vacuum filter”. Metode in tediri dari 3 klas yaitu:
a. Drum filter
Drum filter terdiri dari drum silinder mendatar yang berputar. Filter ini menggunakan
mempunyai diameter sekitar 1–4,5 m dengan luas penyaringan antara 1–80 m3
b. Discs filter
Disc filter terdiri dari beberapa cakram yang sebagian tercelup dalam lumpur
(slurry), dan tertanan pada saft secara teratur. Masing-masing cakram dibagi menjadi
segmen-segmen. Tiap filter bisa memiliki 1 – 12 cakram dengan diameter mencapai 5
m atau seluas 30 m persegi permukaan filter per cakram. Filter cakram ini harganya
murah dan sangat kompak. Kelemahannya adalah tidak mampu mencuci secara efektif,
namun hal ini tidak penting dalam proses filtrasi konsentrat.
103 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
c. Belt Filter
Belt filter dicirikan oleh permukaan saringan mendatar dalam bentuk sabuk,
meja atau sederet panci yang disusun secara sirkular atau linier
d. Pressure filter, misalnya: Merrill plate and frame filter, kelly pressure filter, burt
revolving filter
104 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
untuk meneliti apakah operasi yang sedang berjalan sesuai dengan yang dikehendaki
atau tidak. Prinsip di dalam sampling adalah lebih baik mengambil conto berkali kali
dengan jumlah yang sedikit, dari pada mengambil conto hanyasekali tetapi dalam
jumlah yang besar / banyak. Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari
padatan yang berasal dari konsentrat dengan cara penguapan
(evaporization/evaporation). Peralatan atau cara yang dipakai ada bermacam-macam,
yaitu :
1. Hearth type drying/air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik).
2. Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
– tower drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan di dalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o – 100o).
– rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah.
1. Film type drier (atmospheric drum drier) ; silinder baja yang di dalamnyadialiri
uap air (steam). Jarang dipakai.
2. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas
; material yang kering akan terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga
jarang dipakai.
Peralatan atau cara yang dipakai pada proses pengeringan yaitu:
a. Hearth type drying/ air dried/air baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas
lantai oleh sinar matahari dan harus sering diaduk (dibolak-balik)
b. Shaft drier, ada dua macam, yaitu:
- Towed drier, material (mineral) yang basah dijatuhkan didalam saluran
silindris vertikal yang dialiri udara panas (80o-100o)
- Rotary drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang
diputar pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan
arah
c. Film type drier (atmospheric drum drier), berupa silinder baja yang didalamnya
dialiri uap air (steam), namun jarang digunakan
105 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
d. Spray drier, material halus yang basah dan disemburkan ke dalam ruang panas,
material yang kering akan terkumpul dibagian bawah ruangan, namun cara ini
juga jarang digunakan.
Beberapa alat pengering yang digunakan pada kondisi tertentu yaitu pemisahan
sentrifugal dan alatnya disebut ”centrifuges”. Alat ini cocok untuk pengeringan
material hasil olahan yang berukuran sangat halus. Ada 2 tipe alat centrifuge yang
umum yaitu ”solid bowl” dan ”perforated basket”
106 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Gambar Thickener
Thickener atau sering disebut pengental diterapkan untuk zat-zat yang meningkatkan
viskositas larutan atau campuran cair / padat tanpa secara substansial memodifikasi sifat-
sifat lainnya. Bentuk dari tickener dari luar hampir sama dengan kolam sedimentasi. Namun
ketinggian biasanya lebih tinggi. karena Tickener ini biasanya menampung sludge
sedimentasi dan sludge dari kolam lain. Hasil keluaran dari Tickener biasanya langsung
masuk pada Filter Press yang berfungsi menghilangkan air pada sludge untuk menghasilkan
limbah padatan. Bak Pengental Lumpur (Thickener), Bak pengental lumpur berfungsi untuk
menampung lumpur (sludge) yang berasal dari bak penjernih pertama dan bak penjernih
kedua. Bak ini memiliki bentuk yanng mirip dengan bak penjernih dengan dimensi yang jauh
lebih kecil. Prinsip kerja thickener adalah mengurangi kadar air dalam lumpur sehingga
konsentrasi solid (solid content) meningkat (kental). Air limpasan (overflow) dari thickener
ini akan dialirkan kembali ke deep tank. Thickener adalah suatu alat untuk memisahkan
107 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
padatan yang tercampur dalam larutan. Di dalam thickener terdapat suatu pengaduk (rake)
yang berfungsi untuk mengumpulkan padatan ke bagian bawah. Pengaduk ini berputar
dengan kecepatan rendah (kurang dari 1 rpm)
108 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
109 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
Secara umum, alat rotary dryer terdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah
bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat
transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder
biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m).
Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan
slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan
kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar,
atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada
permukaan dalam selongsong. Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal
110 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan
yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui
media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran
uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan
menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih
tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.
Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak hanya
permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas
dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan
lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut
selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari
unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung
yang lain Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang berputar
kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan. Didalam drum
yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas ke bawah
sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa
berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding
yang asimetri.
Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya
akibat kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang
berada di bagian belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi
uap panas dengan cara pembakaran. Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering
rotary dryer dilengkapi dengan flights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume
material yang ditransport oleh flights antara 10 sampai 15 % dari total volume material yang
terdapat di dalam rotary dryer (Earle, 1969). Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder
pengering berputar, padatan diambil keatas oleh flights, terangkat pada jarak tertentu kemudian
terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana
padatan berkontak dengan gas. Flights juga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder.
Proses yang terjadi di dalam rotary dryer sangat kompleks dan masih sedikit dimengerti
dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk dapat menganalisis dan
mendesain sistem rotary dryer secara benar dan meyakinkan, perlu difahami fenomena
perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat di dalam rotary dryer.
Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena adanya driving force suhu, dan
temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas karena adanya
111 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan massa dan perpindahan
panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar
di seluruh silinder dari masukan sampai keluaran. Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah
konveksi dan konduksi. Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan
lebih dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya pengeringan makanan) mempunyai
satu metoda perpindahan panas yang dominan. Sedangkan pada rotary dryer, perpindahan panas
yang dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan biasanya diperoleh dari
kontak langsung antara gas panas dengan padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryer
menggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaran rotary
dryer 17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan
putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas per batch mesin
pengering ditentukan oleh diameter mesin itu.
Rotary dryer diklasifikasikan sebagai direct, indirect-direct, indirect dan special types.
Istilah tersebut mengacu pada metode transfer panasnya, istilah direct digunakan pada saat terjadi
kontak langsung antara gas dengan solid. Peralatan rotary dryer dapat diaplikasikan untuk
pemrosesan material solid secara batch maupun kontinyu. Material solid harus mempunyai sifat
dapat mengalir bebas dan berwujud granular. Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer
hendaklah diketahui kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum
panas yang diijinkan, sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar
sehingga dapat ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung),
arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga
putar, dan dimensi siklon.
Pengering rotary telah menjadi andalan bagi banyak industri yang menghasilkan produk
dalam tonase yang tinggi. Pengeringan ini biasanya membutuhkan modal yang besar dan kurang
efisien, tetapi sangat fleksibel. Penggunaan tabung uap yang dibenamkan dalam sel yang berputar
membuat pengeringan pancuran (cascanding rotary dryer) lebih efisien secara termal.
Pengering rotary memiliki keuntungan dari struktur yang wajar, manufaktur yang sangat
baik, output tinggi, konsumsi energi yang rendah, operasi yang mudah digunakan dan sebagainya.
Pengering rotary berlaku untuk bahan partikel, dan juga berlaku untuk bahan pasta dan kental yang
bercampur dengan bahan partikel, atau bahan yang kadar air tinggi. Ini memiliki keuntungan dari
volume produksi yang besar, berbagai aplikasi, hambatan aliran kecil, rentang disesuaikan besar,
dan operasi yang mudah digunakan, dll/. Secara umum, unit pemanas langsung merupakan unit
yang sederhana dan paling ekonomis. Unit ini digunakan pada saat kontak
langsung antara padatan dan flue gas dapat ditoleransi. Karena beban panas total harus diberikan
112 | K O R P S A S I S T E N P B
G
KORPS ASISTEN PRAKTIKUM
PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Sekretariat : Gedung Lab. PBG Jurusan Teknik Pertambangan Unsri Jl. Raya Palembang – Prabumulih
Km. 32 Indralaya, OI, SUMSEL, 30662. Telp. 0711-580137, Fax. 0711-580137
dan diambil, sejumlah volume total gas yang besar dan kecepatan yang tinggi diperlukan.
Kecepatan gas yang ekonomis biasanya kurang dari 0,5 m/s.
1. Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan
5. Operasi sinambung
113 | K O R P S A S I S T E N P B
G