1206107027
PENDAHULUAN
kehidupan masyakarat dan ternak sehari-hari, air juga diperlukan mengairi lahan
pertanian namun terdapat beberapa tempat yang diketahui masih saja kekurangan
air bersih hal ini diprediksi pasokan air tergantung dari sebaran curah hujan di
sepanjang tahun dan sebarannya tidak merata, walau di musim hujan sekalipun
hujan yang minim dalam beberapa tahun terakhir hal ini berimbas sampai
mengandalkan sumber mata air tanah (sumur). Sumur ini selain digunakan
sebagai sumber air bersih untuk masyarakat juga digunakan untuk keperluan
ketersediaan air dari sumur ini tidak lagi mampu memenuhi segala kebutuhan
dibiarkan begitu saja tanpa ditanami dan ternak dilepas untuk mendapatkan
makan dan minum sendiri. Ditinjau dari permasalahan yang ada maka pemerintah
setempat berupaya untuk membuat wadah penampungan air (embung) dengan ini
perlu diambil sala satunya adalah pemboran coring yang merupahkan metode
pengambilan core atau batuan inti untuk mendapatkan informasi tentang sifat
fisik dari batuan yang ada untuk study kelayakan. Dalam kegiatan pemboran perlu
diperhatikan efisiensi kerja karena ini sangat berpengaruh terhadap target yang
untuk dikaji lebih dalam maka penulis mengambil judul ANALISIS FAKTOR
Sumba Timur.
sifat batuan
Timur
kinerja pemboran.
1. Perusahaan
3. Penulis
kinerja mesin bor dalam kegiatan pemboran sebagai bekal untuk masuk
ke dunia pekerjaan.
BULAN
Tahapan 1 2 3
No
Penelitian Minggu Minggu Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi
1 Literatur
Pengambilan
2 Data
Pengolahan
& Analisis
3 Data
Penyusunan
4
Laporan
5
Seminar dan
Perbaikan
BAB II
DASAR TEORI
bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam
maupun non logam yang masih pejal atau material yang sudah
pengambilan sampel dan membuat jalur transportasi menuju batuan reservoir serta
terbagi dalam dua jenis yaitu pengambilan sampel dan pengambilan mineral atau
migas
inti (core) dari dalam lubang bor (Bateman,1985). Coring penting untuk
melalui log.
berada dan relatif tidak mengalami gangguan sehingga banyak informasi yang
bisa didapat.
3. Geoteknik
4. Ventilasi tambang
5. Kontrol pertambangan
6. Peledakan
8. Penirisan tambang
material tak terkonsolidasi dari bawah mata bor sehingga pemberaian dapat terus
berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa proses mekanik atau pun proses-
mekanik adalah:
c. Pemboran putar
maka cutting harus dibersihkan semuanya dari lubang bor dan dilakukan
penyetabilan dinding lubang bor. Jika lubang bor tidak terbuka dan bersih maka
proses pemboran tidak bisa terus berlangsung. Penyetabilan lubang bisa dilakukan
a. Pembersihan mekanik, pada metode ini peralatan pemboran dalam lubang akan
antaranya:
hidrostatik
3. Plate auger
4. Continuous flight auger, Plate dan continuous flight auger lebih cocok
b. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), pada metode ini
dimana fluida (udara, air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke bawah melalui
stang bor, mata bor, dan kemudian membawa cutting ke permukaan di antara
c. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini fluida dipompa
ke bawah melalui lubang di antara dinding lubang bor dan stang bor, kemudian
melewati mata bor, dan naik ke atas melalui lubang di dalam stang bor.
Tipe pemboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor
yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger tangan hanya dapat melakukan
pemboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang yang kecil.
Beberapa tipe pemboran dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor
tertentu.
a. Cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16 in) dan sampai
b. Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30 mm s/d 100 mm (1-4 in) dan sampai
lubang. Contoh yang dihasilkan dari pemboran ini adalah hanya pecahan batuan
(cutting) saja atau kadarnya saja. Sejak dari awal mata bor dipasangkan pada
batang bor saja karena yang terpenting lubang bor dibuat, bukan contoh yang
didapat.
teknik pemboran juga dengan sirkulasi fluida pemboran (air atau lumpur
diambil oleh kru pemboran dan disusun pada core box.Oleh sebab itu setiap
ini bertujuan untuk konfirmasi kedalaman dan ketebalan dari interval litologi yang
mendapatkan contoh (sampel batuan) dari seluruh lapisan lokasi yang dibor.
Contoh yang diharapkan untuk digunakan dalam pengamatan adalah contoh inti
(core sample). Sejak awal tabung inti (core barrel) sudah dipergunakan
diperlukan data-data petrofisiknya terutama pada zone produktif. Hasil dari coring
merupakan data yang valid sehingga perlu penanganan yang cermat. Banyak
faktor yang dapat mempengarui kualitas maupun kuantitas coring antara lain:
konstruksi dari peralatan, kondisi dari formasi, dan teknik pelaksanaan operasi
coring.
Bottom coring. sesuai dengan alat yang digunakan maka Bottom core
dibedakan menjadi:
Conventional coring yaitu coring yang menggunakan core bit biasa atau
Wire-Line Retrievable Coring dimana pada cara ini alat diturunkan ke dasar
sumur tanpa mengangkat drill string. Ukuran core yang diperoleh dengan
cara ini lebih kecil yaitu 1 18 1 34 inchi dan panjang 10-20 ft.
2. Sidewall Coring yaitu coring yang dilakukan setelah pemboran umumnya
dipilih) yang telah dibor. Sample diambil dari dinding lubang bor dengan
Cara kerja dari pemboran ini adalah diawali dengan pemboran inti kemudian
target misalkan batu bara, maka rangkaian bor akan diangkut dari dalam lubang
bor untuk diganti menggunakan tabung inti dan pemboran dilanjutkan dengan
pemboran inti.
1. Mesin Bor
b. Diameter lubang
c. Sliding stroke
Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai
berikut:
Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang
diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara
berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan
fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air,
volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat,
penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang
drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika
Kelebihannya:
Ekonomis:
hambatan
Jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk
putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada
formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah
dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan
terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis
ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical
yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh
sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur alur yang
digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang
Pada mesin bor putar hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur
oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang
berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala
mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan putaran mata bor di atas formasi
batuan.
Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui
rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem
Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara,
tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.
sepanjang 3,6m-9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.
Spindle
tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah
lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor
3. Stang Bor
Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa
ujung ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua
Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10
ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan
Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama seperti
pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran
mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter
dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi
yang berbeda.
3) Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk
Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan
putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga
lubang bo rlurus. Adapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah
tersebut adalah panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang
berukuran 9 m.
4. Pipa Casing
bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan
gangguan.
a. Tipe Flash Joint, dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya
coupling.
a. Casing Swivel, alat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang
bor,
b. Casing Head, Alat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat
c. Casing Shoe, alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari
kerusakan
d. Casing Cutter, digunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi
e. Casing Band, alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi
digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang
bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis
besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar. Keekfetifan
penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis ini.
pemboran tumbuk, pemuatan bit, tekanan di bawah permukaan. Gaya putar dapat
dihasilkan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik
yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan
bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang
bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut
1. Kekerasan
abrasi, kekerasan yang dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material
batuan dan dapat juga dipakai untuk mengukur berapa besar tengangan yang
diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan
dan derajat kejenuhan serta merupahkan hal yang utama yang harus diketahui,
karena setelah mata bor menetrasi batuan, maka akan menentukan tingkat
kemudahan pemboran.
Tabel 2.1
Skala kekerasan batuan
2. Kekuataan (strength)
Kekuatan mekanik dari suatu batuan adalah suatu sifat dari kekuatan
terhadap gaya luar, baik itu kekuatan statik maupun dinamik pada prinsipnya
3. Elastisitas
Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan nisbah
4. Abrasivitas
ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan
Kekerasan batuan
Bentuk butir
Ukuran butir
Porositas batuan
5. Plastisitas
belum hancur. Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan.
Tabel 2.2
6. Tekstur Batuan
porositas ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir. Tekstur juga
7. Struktur Geologi
lubang ledak dipengaruhi oleh struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar,
bidang perlapisan.
8. Karakteristik Pecahan
dipukul. Tiap-tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan
penetrasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan
kondisi kerja dan kondisi alat iu sendiri, alat yang baru tidak akan produktif bila
managemen schedulingnya tidak tepat, lebih-lebih untuk alat yang umur pakainya
sudah lama (diatas 5 tahun). Alat yang sudah lama digunakan biasanya
mata bor. Untuk menilai kondisi suatu alat bor dapat dilakukan dengan
kerja ini sangat sulit dinilai secara kuantitatif kecuali hanya berdasarkan catatan
histories dari kinerja alat dan altitude tiap operator. Masalah kedisiplinan serimg
dijadikan oleh pihak managemen dalam menilai karyawannya, tetapi hal ini tidak
Macam-macam hambatan sering terjadi, hambatan ini sering timbul sebagai hole
4. Pipa terjepit
Ct = Bt + St + At + Pt + Dt ...................................................................(2.2)
Keterangan :
Bt = Waktu pemboran(menit)
Pt = Waktu pindah ke lubang yang lain, dan mempersiapkan alat bor hingga
P= ExWx60menit/jam ...............................................................(2.3)
ct
Keterangan:
waktu kerja yang tersedia. Dalam perhitungan efisiensi kerja alat bor perlu
dikketahui waktu kerja yang tersedia sesuai dengan waktu yang dijadwalkan oleh
E= We X 100% .................................................................................(2.4)
W
Dengan, We = W- (Wth+Wdh)
Keterangan:
Kecepatan pemboran adalah kedalaman yang dapat dicapai oleh suatu kali
bor dalam waktu tertentu. Operasi pemboran dapat dikatakan baik atau tidak dapat
diketahui dari kecepatan pemboran itu sendiri, maka untuk menghitung kecepatan
berikut :
Vt = H/ Wb .......................................................................................(2.5)
Keterangan :
Vt = Kecepatan Pemboran (meter/menit)
H = Kedalaman lubang bor (meter)
Bt = Waktu Bor (menit)
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi
Kabupaten Sumba Timur sebagai tempat pengambilan data primer dan sampel
batuan dan selanjutnya untuk keperluan tugas akhir diuji pada Laboratorium
2. Waktu Penelitian
1. Studi Literatur
2. Pengamatan Lapangan
dalam penelitian. Pada tahap ini dilakukan pengamatan awal terhadap kondisi
Data sekunder adalah data yang diambil dari data yang sudah ada dalam
hal ini diperoleh baik dari arsip-arsip perusahaan. Data tersebut antar lain peta
geologi, peta lokasi kesampaian daerah penelitian, dan data curah hujan dan titik
4. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dalam penelitian,
yaitu data dari hasil pengamatan langsung di lokasi pemboran dan hasil uji
laboratorium.