Anda di halaman 1dari 7

GEOLOGICAL SETTING

1. Rock as an Engineering Matarial


parameter geologi yang relevan dengan engineering adalah tipe batuan,struktur batuan,
alterasi batuan, tegangan dalam, dan pengaruh hidrogeologi daerah.
Aspek geological setting yang bisa jadi utama, tidak penting namun signifikan dalam
desain, konstuksi, dan subsequence performa. Contohnya kehadiran goa besar di daerah
kars, lembah pembebanan selama pembuatan terowongan, dan kehadiran zona pecahan
horizontal yang alami terbentuk pada massa granitik selama penggunaan limbah
radioaktif.
Asal dari material ideal terhadap keberadaan bangunan bisa terjadi dalam berbagai
skala dari sesar yang sangat besar hingga gores-garis berukuran mikro (micro fissure).
Sama halnya dengan rekayasa batuan terjadi dengan berbagai variasi ukuran dan bentuk.
Sifat batuan terjadi secara alami oleh material alam dank arena pengaruh kondisi
tegangan alami yang signifikan terkadang terjadi sebelum proses rekayasa batuan.
2. Lingkungan Asal Batuan
Lingkungan asal batuan merupakan factor yang sangat penting dalam engineering. Secara
umum ini merupakan dasar penentuan lokasi dari engineering, diantaranya yaitu apakah
bagunan dibangun di permukaan, digali pada permukaan, atau di bawah tanah.
Secara umum ditemukan bahwa fracture menentukan stabilitas bangunan dekat
permukaan dan tegangan dalam (in situ stresses) menentukan stabilitas kedalaman
bangunan. Sebagai contoh, stabilitas dari fondasi bendungan sangat bergantung pada
kemampuan terdeformasi dan permeabilitas susunan batuan yang dikontrol oleh alam dan
konfigurasi geometri dari pecahan pada massa batuan. Efek ini mungkin dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu, apakah batuan basah atau kering, dingin atau panas, stabil atau
tertekan.
3. Pengaruh dari Faktor Geologi pada Batuan dan Massa Batuan
Intact rock
Intact rock didefinisikan dalam engineering sebagai batu yang mengandung pecahan
tidak signifikan. Namun, pada skala yang kecil memiliki komposisi butiran dengan
bentuk mikrostruktur yang ditentukan oleh dasar proses pembentukan batuan. Subsekuen
kejadian geologi mungkin mempengaruhi sifat mekanik intact rock dan kerentanannya
terhadap penetrasi air dan pengaruh cuaca.
Deskripsi dari karakter makanik yang biasa digunakan adalah kurva stress-strain pada
uniaxial compression. Kurva ini menunjukkan sebuah sampel batuan di kompres pada
satu arah, missal uniaxial compression. Catatan bahwa: sumbu horizontal adalah strain
dan sumbu vertical adalah stress yaitu kapasitas per luas. Fitur pada diagram yaitu, yang
pertama modulus batuan (E). Untuk material dengan modulus tinggi menunjukkan bagian
dari kurva akan curam. Untuk materian dengan modulus rendah, kurva akan rendah.
Kedua, compressive strength adalah maksimum stress yang bisa ditahan,

Figure 1 complete stress-strain curve illustrating the stiffness (or modulus,E),


the strength, , and brittleness

merupakan garis titik-titik pada gambar. Yang ketiga, kecuraman dari penurunan garis
kurva yang merupakan perhitungan ke-brittle-an batuan.
Ketika compressive strength terjadi maka ada 2 kemungkinan karakteristik yang
mengikuti yaitu; strain terus meningkat dengan level stress hampir sama yang disebut
sebagai material ductile dan apabila level stress turun hampir mendekati nol pada nilai
strain sama disebut material brittle. Ke-brittle-an diindikasikan oleh kecuraman kurva
diantara dua batas.

Figure 2 Illustration of the difference between a brittle material and a


ductile
material.

Variasi komponen faktor utama yang mungkin terjadi berdasarkan kurva diatas
adalah:

Figure 3a Complete stress-strain curve for Figure 3b Complete stress-strain curve for limestone
basalt-high stiffness, high strength, very stiffness, medium strength, medium brittleness
brittle

Diskontinuitas dan Struktur batuan


Material elastik tidak menyerap energi. Merak bereaksi saling membebani dan bisa
menahan beberapa level stress.
Batuan dapat hancur dan akan mempunyai nilai puncak karakteristik mekaniknya
sehingga ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu:
a. Akibat proses alami, batuan in situ mungkin mempunyai kerusakan dan membentuk
sesar (faults) dan rekahan (joints).
b. Faults dan joints mungkin menjadi hunungan lemah dalam struktur batuan.
Selama proses litifikasi dan sejarah geologi, batuan mengalami periode orogenik dan
proses pembebanan sehingga menghasilkan sturktur geometri dari patahan pembentuk
batuan.
Penggunaan analisis mekanik dan stress diasumsikan bahwa material adalah kontinus.
Diskontinuitas terjadi akibat kehancuran mekanik yang signifikan pada batuan
membentuk faults, joints, bedding planes, dan fissures. Diskontuintas ini memilki banyak
geometrid an fitur mekanik yang sering menentukan kelakukan dari massa batuan seperti
bentuk, ukuran, orientasi padaarah tertentu. Keseleuuruhan geometri ini disebut sebagai
struktur batuan.
Ada 3 cara patahan bisa terbentuk, satu dengan tarikan satu sama lain dan dua sisanya
dengan memotong. Hal ini akan membentuk tipe diskontinuitas yang berbeda seperti
pembukaan sederhana disebut rekahan (joints), perpindahan secara lateral disebut
shearzone atau sesar.

Figure
4a
Tensile Figure 4b Shear fracture of Figure 4c Shear fracture of rock
(mode 3)
fracturing of rock (mode 1) rock (mode 2)

Kehadiran firtu pada semua massa batuan dengan beragam skala secara signifikan
mempengaruhi kemampuan deformasis, kekuatan dan failure massa batuan,
permeabilitas pada konfigurasi struktur batuan.
Failure sering berasosiasi langsung dengan diskontinuitas, yang memiliki ikatan lemah
sebebum pembentukan, material engineering.
Jika dua sisi patahan didorong satu sama lain, diskontinuitas seperti mempunyai resisten
rendah untuk penambahan shear stress yang dipengaruhi oleh aktifitas engineering.
Dalam genesis diskontinuitas, open joint merupakan hancuran pada kontinun dimana
stress tidak bisa ditransmisi memotong diskontinuitas kareana dua sisi tidak terhubung
akan. Aperture akan diisi oleh air dengan nilai permeabilitas lebih tinggi dari ketetapan
intact rock. Sedangkan diskontinuitas pada batugamping dan batuan dolomit
menunjukkkan bahwa mereka mempunyai resisten tinggi untuk memotong karena
penghubung material memotong diskontinuitas, walaupun resistansi masik lebih rendah
daripada intact rock.

Figure 5a Open joint which will allow


free flow of water

Figure 5b Stylolitic discontinuity with


high shear resistance

Tegangan in situ batuan (In situ pre-existing rock stress)


Komponen tegangan vertikal disebabkan oleh berat dari lapisan diatasnya sedangkan
tegangan horizontal tinggi karena gaya tektonik. Tegangan horizontal bisa sangat besar
contohnya pada zona subduksi.

Untuk

Figure 6 Rock engineering construction of an unsupported tunnel in which no loads are


applied.
mengerti mekanin dari batuan maka kit harus mengerti lingkungan tegangan batuan, kejadian
orogenik dimana batuan mempunyai asal tegangan, topografi permukaan dan erosi yang
mempengaruhi bidang stress.
Fluida pada pori dan aliran air ( pore fluids and water flow)
Beberapa aspek yang penting adalah kimia airtanah, formasi dari gua/lobang, dan alterasi
batuan oleh perpindahan fluid.
Air bisa under pressure dan hilang dipengaruhi oleh tegangan yang diberikan seperti
effective stress yang penting dalam mekanika tanah.
Pengaruh waktu
Proses geologi yang seimbang ditentukan dengan aktivitas geologi sekarang dan relative
mengikuti proses engineering.
Pengaruh waktu sangat penting karena adanya faktor penurunan kekuatan batuan
terhadap waktu dan pengaruh creep dan relaxation. Creep adalah penigkatan strain pada
stress konstan. Relaxation adalah penurunan stress pada strain konstan.

Pustaka
Harrison,John P., John A.Hudson, Engineering Rock Mechanics.pdf, fourth impression 2005, imperial
collage of science, technology and Medicine university of London, UK : pergamon

PENGERTIAN BATUAN

1. Bidang geologi

Batu adalah bahan alami yang terdiri dari Kristal padat dari mineral yang berbeda yang
telah menyatu bersama menjadi benjolan padat. Mineral tersebut mungkin terbentuk pada
saat yang sama atau mungkin pada saat yang berbeda. Namun, yang terpenting adalah
bahwa prosen alam membentuk mereka menjadi bersama.
Ada tiga jenis batuan yaitu: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari pendingan magma baik di permukaan
maupun dibawah permukaan.
Batuan sedimen adalah batuan yang berasal dari batuan asal yang mengalami erosi dan
pelapukan hingga tertransport oleh suatu media (air atau angin) dan diendapkan di suatu
daerah pengendapan tertentu
Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan sebelumnya ( batuan beku,
batuan sedimen) atau magma yang mengalami tekanan dan temperature yang sangat
tinggi yang terjadi di bawah permukaan.

2. Menurut Teknik Sipil

Batuan merupakan suatu produk alam gabungan dari mineral yang menyatu dan
memadat, hingga memiliki derajat kekerasan tertentu, yang terbentuk secara alamiah
melalui proses pelelehan, pembekuan, pengendapan dan perubahan alamiah lainnya.
Batuan alam berasal dari gunung sebagai akibat proses vulkanik. Batuan ini disebut batu
gunung
Proses selanjutnya, aliran sungai membawa batuan bergerak dan berpindah sejalan
dengan kemampuan aliran air yang ada. Karena benturan dengan batuan lain atau bendabenda keras lainnya, batuan tersebut menjadi pecahan-pecahan dengan bentuk dan ukuran
yang bervariasi. Ini disebut dengan batu sungai atau batu kali.
Batuan yang terbentuk dalam waktu yang lama dan menerima beban akibat tumpukan
tanah, batuan ini disebut batuan metamorfosa, yang termasuk dalam batuan ini yaitu
marmer, granit, dan onix.
Batuan diklasifikasikan menurut komposisi kandungan mineral dari batuan tersebut,
dimana penggunaan batu pada konstruksi bangunan. Contohnya adalah batu kapur.

3. Bidang pertanian (Agromineral)

Batuan adalah bahan induk dari tanah yang terdiri dari kumpulan mineral-mineral.
Tanah merupakan tempat dimana tumbuhan bisa hidup. Tanah terbentuk melalui proses
pelapukan bahan baku tanah, dalam hal ini batuan. Kecepatan proses pembentukan tanah
sangat tergantung pada ukuran butir dari bahan induk tanah (batuan).
Semakin halus butiran batuan, semakin mudah mengalami proses pelapukan pertanahan
Batuan vulkanik resen yang berukuran halus, yang kaya akan unsur hara sangat mudah
mengalami proses pertanahan. Hal ini sangat kontras dengan batuan-batuan tua yang
telah mengalami kompaksi. Proses pertanahan disini berjalan lambat

Perkembangan tanaman dan tumbuhan sangat tergantung kepada kekayaan unsur hara
pada tanah. Jadi kecepatan perkembangan tumbuhan atau tanaman tergantung kepada
batuan induk yang menjadi tanah
Batuan yang dikenal dalam agromineral alah batuan beku contohnya batuan fosfat,
batuan sedimen dan batuan metamorf.

4. Menurut ASTM
Batuan adalah suatu bahan yang terdiri dari mineral yang padat atau (solid) berupa massa yang
berukuran besar ataupun yang berupa fragmen-fragmen. (academia.edu, 2015)
5. Menurut Talobre ( ahli Mekanika batuan)
Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida yang ada di dalamnya seperti
air, minyak, dan lain-lain. (academia.edu, 2015)

6. Menurut ahli geoteknik


Istilah batuan hanya untuk yang keras dan solid dari kulit bumi, serta batuan tidak dapat digali
dengan cara biasa misalnya dengan mengggunakan cangkul. (academia.edu, 2015)

Daftar Pustaka
warmada.staff.ugm.ac.id/Buku/agromineral.pdf
http://science.nationalgeographic.com/science/earth/inside-the-earth/rocks-article/
September 2015)

(diakses

20

https://www.academia.edu/8343023/Mekanika_Batuan (diakses 20 September 2015)


http://www.teknik-sipil.com/2015/08/definisi-dan-manfaat-batuan-alam-dalam.html (diakses 20
September 2015)

Anda mungkin juga menyukai