Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk atau lebih dikenal dengan nama
Bukit Asam adalah Perusahaan Pertambangan yang dimilik oleh Pemerintah Indonesia yang
didirikan pada tahun 1950yang berada di daerah Tanjung Enim Sumatera Selatan. Sampai
dengan sekarang PT Bukit asam sedang mengembangkan beberapa site pertambangan untuk
menunjang produksi perusahaan yang salah satu site tersebut adalah Tambang Banko Barat
Pit 3.
Curah Hujan yang bisa saja terus meningkat baik dari bulan ke bulan maupun tahun
ke tahun dapat menyebabkan kegiatan produksi perusahaan dapat terganggu terutama pada
tambang terbuka seperti halnya kegiatan penambangan pada tambang banko barat pit 3. Air
yang masuk ke dalam tambang harus dikeluarkan guna memperlancar kegiatan tambang.
Atas dasar alasan inilah perlu diperhitungkan debit air yang masuk ke dalam catchment area
banko barat pit 3 supaya dapat memprediksi dan mempersiapkan rencana sistem penyaliran
yang lebih aman.
I. 2 Rumusan Masalah
Berikut masalah yang dibahas dalam makalah kali ini adalah :
1. Apa dan bagaiman cara menentukan curah hujan rencana dan intensitas curah hujan di
daerah tanjung enim
2. Debit air yang masuk ke dalam catchment area.
I.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya curah hujan rencana dan intensitas curah hujan di daerah
Tanjung Enim
2. Untuk mengetahui besarnya debit air yang masuk ke dalam catchment area.

I.4 Manfaat
Manfaat Penulisan makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan tentang
perhitungan curah hujan rencana, intensitas curah hujan dan serta debit air masuk ke dalam
catchment area.

BAB II
TINJAUAN UMUM
II.1 Lokasi dan Topografi PT Bukit Asam
Wilayah Kuasa Pertambangan PT Bukit Asam terletak di Tanjung Enim, Kecamatan
Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Secara geografis lokalsi PT Bukit Asam terletak pada posisi 33 42 30 LS - 43 47 30
LS dan 1033 45 00 BT 1033 50 10 dengan daerah izin usaha pertambangan yang dimiliki
PTBA-UPTE seluas 7.700 Ha yang meliputi wilayah Tanjung Enim dan sekitarnya.

II.2 Catchment Area


Catchment Area atau area tangkapan hujan adalah suatu area ataupun daerah
tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan dari titik-titik elevasi
tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon tertutup, yang mana polanya
disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan mengikuti arah aliran air. Aliran air tersebut
tidak hanya berupa air permukaan yang mengalir di dalam alur sungai, tetapi termasuk juga
aliran di lereng-lereng bukit yang mengalir menuju alur sungai sehingga daerah tersebut

dinamakan daerah aliran sungai. Daerah ini umumnya dibatasi oleh batas topografi, yang
berarti ditetapkan berdasarkan air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan berdasarkan air
bawah tanah karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat
kegiatan pemakaian.
Daerah catchment area adalah luasnya permukaan yang apabila terjadinya hujan,
maka air hujan tersebut akan mengalir ke daerah yang lebih rendah menuju titik pengaliran.
Penentuan catchment area diperlukan untuk menghitung debit air masuk. Catchment area
tambang Banko Barat Pit 3 sampai akhir tahun 2012 ialah 76,2 Ha (Gambar 2.2). Luas ini
didapat dari satuan kerja perencanaan sipil dan hidrologi. Dengan keadaan tangkapan hujan
berupa tanah padat gundul dengan kemiringan >153 sehingga koefisien limpasannya 0,9 . Air
dari catchment area akan mengalir ke lokasi tambang dalam bentuk limpasan permukaan dan
sebagian lagi akan terinfiltrasi masuk kedalam tambang dalam bentuk air rembesan tanah.

Gambar 2.2 Catchment area Taambang Banko Barat Pit 3

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1. Perhitungan Curah Hujan
Data Curah Hujan Tanjung Enim Tahun 1982 2014 ada pada lampiran. Setelah
didapatkan data curah hujan tersebut kemudian dicari data curah hujan maksimum sebagai
berikut :
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Waktu

Curah Hujan Maksimum (Xi)

Desember 1982
Januari 1983
Maret 1984
Maret 1985
Maret 1986
Maret 1987
Januari 1988
Maret 1989
Februari 1990
Maret 1991
Januari 1992
Desember 1993
Januari 1994
April 1995
April 1996
Maret 1997
Oktober 1999
Februari 1998
Januari 2000
November 2001
Desember 2002
Desember 2003
Desember 2004
Desember 2005
Februari 2006
Desember 2007
Januari 2008
Desember 2009
Januari 2010
Maret 2011
Desember 2012
Desember 2013
Februari 2014

497
477
449
500
507
540
573
544
512
610
521
420
507
472
496
450
375
403
471
598
420
489
484
505
456
380
407
460
511
268
622
466
455

Tabel III.1 Curah Hujan Maksimum

x=

Xi
n
x=

15845
=480.151515 mm/bulan
33

Kemudian mencari simpangan baku dengan perhitungan sebagai berikut :


X (mm)
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15
480,15

Xi (mm)
497
477
449
500
507
540
573
544
512
610
521
420
507
472
496
450
375
403
471
598
420
489
484
505
456
380
407
460
511
268
622
466
455
Jumlah

X-Xi (mm)
-16.85
3.15
31.15
-19.85
-26.85
-59.85
-92.85
-63.85
-31.85
-129.85
-40.85
60.15
-26.85
8.15
-15.85
30.15
105.15
77.15
9.15
-117.85
60.15
-8.85
-3.85
-24.85
24.15
100.15
73.15
20.15
-30.85
212.15
-141.85
14.15
25.15

Tabel III.2 Perhitungan Simpangan Baku

(x-xi) 2
283.9225
9.225
970.3225
394.0225
720.9225
3582.023
8621.123
4076.823
1014.423
16861.02
1668.723
3618.023
720.9225
66.4225
251.2225
909.0225
11056.52
5952.123
83.7225
13888.62
3618.023
78.3225
14.8225
617.5225
583.2225
10030.02
5350.923
406.0225
951.7225
45007.62
20121.42
200.2225
632.5225
162362,2425

S=

( Xi X )
n1

62362.2425
331

S=71.2307518

Curah Hujan Rencana


a=

1.283
s

1.283
71.2307518

0.557
a

X0 = x-

= 0.01081188

= 480.151515

0.557
0.01081188

= 428.63411

Y = a (x- X0 )
Dengan demikian persamaan yang terbentuk adalah :

Y = a (X Xo)
Y = 0,0152 ( X 464,19) = 0,0152X - 7,055
X=

Y +7,055
0,0152
Dalam Perhitungan curah hujan ini kami menggunakan periode ulang 50 tahun.

Cara mencari y pada 30 tahun


xx 1
x 2x 1

yy1
y 2 y 1

3020
5020

y 2,97
= 3.9022,97

9.32 = 30 (y-2.97)
30y = 89.1 + 9.32
Y= 3.280667
Menghitung periode ulang :
X2=

0.3367+4.63406271
0.01081188

= 459.7726085 mm/bulan

X5 =

1.4999+ 4.63406271
0.01081188

= 567.335441 mm/bulan

X10=

2.250+ 4.63406271
0.01081188

= 636,7128298 mm/bulan

X20=

2.970+ 4.63406271
0.01081188

= 703.3057233 mm/bulan

X30=

3.280667+ 4.63406271
0.01081188

= 732.0400994 mm/bulan

III.2 Perhitungan Intensitas Curah Hujan (It)


It =

Rt

60 Rt
t (menit )

(Curah Hujan dalam t menit (mm)) =

732.0400994 mm/bulan
30 x 24

1.01672236 mm/jam

It =

60 x 1.01672236 mm/ jam


60

= 1,01672234 mm/jam

III.3 Perhitungan Debit Air Permukaan


Q = x x It x A

Dimana :
Q : Debit limpasan (m/jam)
: Koefisien pengaliran (Tanah padat)
: Koefisien Penyebaran Hujan ( 0 - 4 Km)
It : Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
A : Luas Catchment Area (m) , Luas catchment area tambang banko barat pit III barat sampai
akhir tahun 2012 adalah 76,2 Ha atau 0,762 Km, luas ini didapat dari satuan kerja
perencanaan sipil dan hidrologi.
Q = x x It x A
Q = 0,53 x 1 x 1,01672234 mm/jam x 10 x 762.000 m
= 410.6134842 m/jam
Jadi debit air yang masuk sump ialah 410.6134842 m/jam

BAB IV
PEMBAHASAN
Penyaliran tambang adalah usaha atau kegiatan penataan air yang masuk ke dalam
tambang agar tidak megganggu kegiatan penambangan. Dengan data curah hujan, sebuah
perusahaan pertambangan dapat memprediksi dan membuat usaha yang dapat dilakukan agar
proses kegiatan pertambangan tidak terganggu. Dari data curah hujan kita dapat
memprediksikan bulan bulan yang memiliki curah hujan maksimum dan menghitung curah
hujan rencana. Untuk menghitung curah hujan rencana itu sendiri dapat dilakukan dengan
menentukan curah hujan maksimum, penentuan simpangan baku, dan menghitung curah
hujan rencana sesuai dengan periode ulang yang diinginkan. Perlu diketahui bahwa semakin
besar periode ulang yang dimasukkan maka semakin besar pula nilai curah hujan yang akan
muncul dari hasil perhitungan. Nilai curah hujan ini dapat berpengaruh pula terhadap
persiapan perusahaan tambang dalam menghadapi curah hujan tersebut.
Sesuai dengan perhitungan sebelumnya didapatlah 404,26 m/Jam debit air yang
masuk ke dalam catchment area. Catchment area sendiri diperlukan untuk mengetahui debit
air

yang masuk. Dengan keadaan tangkapan hujan berupa tanah padat gundul dengan

kemiringan >153 sehingga koefisien limpasannya 0,9 . Air dari catchment area akan mengalir
ke lokasi tambang dalam bentuk limpasan permukaan dan sebagian lagi akan terinfiltrasi
masuk kedalam tambang dalam bentuk air rembesan tanah.

BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai