Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

OLEH :

ESTEFANI SINURAT

201863032

PROGRAM STUDI S1 TEKIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PAPUA

MANOKWARI

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Estefani Sinurat

NIM : 201863032

Jurusan : Teknik Pertambangan

Program studi : S1 Teknik Pertambangan

Disetujui dan disahkan pada :

Hari : Jumat
Tanggal : 11 April 2021

Diperiksa,

Asisten

Arif Setiawan.,S.T.,M.T.

Disetujui,
Dosen Pengampu

Arif Setiawan ST., MT. Ricardo O.M.Hutapea.,S.T.,M.T.


Penyanggan Pada Tambang Bawah Tanah

Rock Support in Underground Mining

Estefani Sinurat

Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik


Pertambangan dan Perminyakan , Universitas
Papua, Jalan Gunung Salju, Amban, Papua
Barat98314, Indonesia
Email :Estefanisinurat25@gmail.com

Abstrak

Tambang bawah tanah adalah adalah system penambangan dimana seluruh


aktivitas yang kerjanya tidak berhubungan dengan udara luar dan seluruh aktivitas
penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi.Dengan kondisi massa batuan
seperti yang ada pada data kuat batuan batupasir,batulanau dan batubara apakah
sistem penyanggan yang sudah ada masih sanggup menopangnya dan apakah lubang
bukaan tersebut masih tetap dalam keadaan stabil. Analisis penyanggan dengan
menggunakan klasifiksi RMR dengan mengitung beban runtuhan yang akan disangga
sehingga dapat di lihat apakah penyanggan yang sudah ada masih sanggup atau harus
ada rekomendasi penyanggan yang baru setelah di analisis didapatkan hasil dimana
beban runtuhan dan jika di lihat pada tabel klasifikasi RMR dan sesudah di ploting ke
dalam RMR maka hasil penyanggaan nya adalah no support required,dan silanjutkan
dengan perhitungan q system.

Abstract

Underground mining is a mining system where all activities whose work is


not related to the outside air and all mining activities are carried out below the earth's
surface. With the condition of rock mass such as those in the strong data of sandstone,
batulanau and coal rocks whether the existing buffer system is still able to support it
and whether the opening hole remains in a stable state. Analysis of buffers using
RMR clasp by counting the load of collapses that will be supported so that it can be
seen whether the existing buffer is still capable or there should be a new buffer
recommendation after the analysis obtained results where the load collapses and if
seen in the classification table RMR and after ploting into the RMR then the result of
the buffer is no support required ,and continue with the calculation of q system.
I PENDAHULUAN

Kegiatan utama yang dilakukan penambangan bawah tanah ialah pembuatan


lubang bukaan untuk jalan masuk, pengambilan bijih dari badan bijih dimassa batuan,
dan pengangkutan bijih ke permukaan. Penggalian lubang bukaan dapat
menyebabkan perubahan distribusi tegangan pada massa batuan sehingga bisa
berpotensi terjadinya ketidakstabilan disekitar lubang bukaan, seperti terjadinya
runtuhan. Permasalahan ini sering dihadapi pada sistem penambangan bawah tanah,
potensi ketidak stabilan yang terjadi pada lubang bukaan bawah tanah akan selalu
membutuhkan penangan khusus terutama untuk menjaga keselamatan pekerja, dan
mencegah terganggunya produksi.
Jika di artikan penyangga adalah alat bantu agar kondisi massa batuan dapat
menyangga dirinya sendiri sehingga mencapai keseimbangan setelah adanya
gangguan berupa lubang bukaan itu sendiri. Adapun fungsi dari penyangga adalah
sebag penguat (reinforcement) dan penahan (support) pada batuan.
Pada batuan pengaruh terhadap karakteristik massa batuan disetiap area
penambangannya kelas massa batuanbatupasir,batulanau,danbatubara yang mana
memiliki kuat penyangga V (very poor rock) dengan nilai kuat tekan intact rock
sangat rendah sedangkan nilai distribusi stress di sekitar terowongan yang terjadi.
Untuk mengatasi jika ada masalah penyanggan setelah diperkirakan ketidak stabilan
lubang bukaan penambangan maka diperlukan sistem penyanggaan yang tepat dan
optimal

II DASAR TEORI

Dalam tambang bawah tanah ada istilah penyanggaan tambang bawah tanah
yang bertujuan menyangga dari gangguan lubang bukaan itu sendiri. Data data
lapangan dan laboratorium ini kemudian dilakukan klasifikasi massa menggunakan
RMR System dan Q –System.

a. RMR System
Klasifikasi RMR adalah lima parameter .UCS,RQD,spasi bidang
diskontinuitas,kondisi bidang diskontinuitas ,dan kondisi air tanah.Kemudian
masing masing parameter diberi nilai menggunakan rating.sehingga jumlah
maksimum adalah 100 untuk massa batuan yang sangat kompeten ,dan 0
untuk massa batuan yang sudah menjadi tanah .Klasifikasi adalah sebagai
berikut :
b Q System

Klasifikasi massa batuan menggunakan system Q terdiri dari 6 parameter


yang dibagi menjadi 3 bagian .Bagian pertama adalah kualitas massa batuan
yang dinilai berdasarkan hasil pemboran di lapangan ,yaitu nilai RQD
.Kemudian nilai kondisi bidang patahan (Kekar) yang dinilai dengan jumlah
set kekar Jn.Bagian kedua adalah kondisi kekasaran permukaan bidang
patahan Jn,dan kondisi kekasaran permukaan bidang patahan Jr.dan kondisi
pelapukan (alterasi) Ja.Bagian ketiga adalah tegangan air Jw,dan tegangan
yang bekerja pada batuan SRF.

Klasifikasi Massa Batuan Dan System Penyangga

1. Sistem Q
Sistem klasifikasi massa batuan Q-system memberikan panduan
penggunaan penyangga berdasarkan kualitas massa batuan yang di nilai
dengan indeks Q (Gambar 14.5). untuk massa batuan luar biasa buruk
(exceptionally poor) dipasang semua penyangga, mulai dari angkur baja,
jaring baja, hingga beton untuk batuan sangat baik (exceptionally good) tentu
saja tidak memerlukan penyangga. Akan tetapi,untuk terowongan biasanya
menggunakan semua penyangga untuk mendapatkan keamanan yang tinggi
dari konstruksi terowongan
.
2. System RMR
Petunjuk dari system klasifikasi RMR adalah massa batuan dibagi menjadi 7
( (tabel 14.6). system penyanggaan primer yang disarankan adalah mortar semprot
dengan jaring baja,angkur baja, dan penyangga baja (steel rib)

RQD

Sistem penyangga berdasarkan nilai kualitas massa batuan dengan indeks


RQD diberikan oleh Deere et al.[4], yaitu menggunakan baja, angkur baja, dan
shotcrete seperti pada tabel

RQ Rangka Baja Penyan


Metode
D Angkur Baja Mortar gga
Konstruk
Tebal Semprot Tamba
si
han
Berat Spasi Spas Tamba Atap Dindin
(M) i han g
(M)
>90 TBM Ringan - - - - - -
Bor dan Ringan - - - - - -
Ledak
75- Bor Ringan 1,5- 1,5- Jaring 5-
90 mesin 1,8 1,8 baja 7,5
Ringan 1,5- 1,5- Jaring 5-
1,8 1,8 baja 7,5
50- Bor Ringan- 1,5- 1,5- Jaring 5-10 Angkur
75 Mesin menenga 1,8 1,8 baja
h
10 Angkur

. Klasifikasi Massa Batuan

Data-data lapangan dan laboratorium ini kemudian dilakukan klasifikasi


massa menggunakan RMR-System dan Q-System.

a. RMR-System
Klasifikasi RMR adalah berdasarkan lima parameter. UCS, RQD, spasi
bidang diskontinuitas, kondisi bidang diskontinuitas, dan kondisi air tanah.
Kemudian masing-masing parameter diberi nilai menggunakan rating
sehingga jumlah maksimum adalah 100 untuk massa batuan yang sudah
menjadi tanah. Klasifikasi adalah sebagai berikut :

Mortar Semprot Angkur Baja


Klasifikasi Batuan Galian Rangka Baja Beton
Spasi
Tipe RMR A B C D E F G H I J K L M N
I 81 - 100 3
I 71 - 80 2.5 5 24 2.5 48 8
II 51 - 70 2 7 6 1 2.5 12
IV 41 - 50 1.5 15 2 3.5 1.5 7 1.5

Keterangan:

A: Lingkaran Galian (m)

B: Tebal (m)

C: Waktu (jam)

D: Jaring/lapisan

E: Panjang angkur (m)

F: Panjang seksi (m)


G: Memanjang (m)

H: Waktu (jam)

I: Jarak dari portal (m)

J: Spasi rangka (m)

K: Tipe rangka (lonceng)

L: Waktu (jam)

M: Jarak dari portal (m)

N: Waktu (jam)

O: Jarak dari portal (jam)

Memprediksi Beban yang Disangga

Memprediksi beban yang harus disangga dan tinggi runtuhan berdasarkan nilai RMR. PT
Antam UBPE Pongkor membuat persamaan untuk menghitung beban yang akan diterima
penyangga berdasarkan nilai RMR. Menghitung tinggi runtuhan pada lubang bukaan.
=100− ×

100

100−30
= ×4,5

100

= 3.15

Menghitung tekanan massa batuan


= ×

= 3.15 × 2.1

3
= 6.615 /

Menghitung berat massa batuan yang akan disanggah oleh penyangga,


= ×
Klasifikasi RMR juga dapat memberikan perhitungan untuk perkuatan yang
direkomendasikan berdasarkan masing-masing nilai kelas klasifikasi RMR akhir.

Tabel Panduan Penggalian dan Penyanggaan Terowongan Berdasarkan RMR

(Sumber: Bieniawski, 1989)

METODE

Rock Mass Rating (RMR)


Sistem Rock Mass Rating (RMR) atau sering juga dikenal sebagai Geomechanics
Classification dikembangkan oleh Bieniawski pada tahun 1972–1989. Metode
klasifikasi RMR merupakan metode yang sederhana dalam penggunaannya dan
parameter - parameter yang digunakan dapat diperoleh baik dari data lubang bor
maupun dari pemetaan geoteknik struktur bawah tanah. Klasifikasi massa batuan
tersebut terbagi menjadi lima kelas dengan rentang nilai 0 untuk batuan paling
lemah dan 100 untuk batuan ya ng kuat. Namun pada kenyataannya akan sangat
sulit untuk menemukan batuan dengan nilai tersebut, karena pada umumnya nilai
klasifikasi batuan RMR akan berada disekitar rentang nilai tengah. Pada dasarnya,
nilai parameter klasifikasi massa batuan mencerminkan kondisi massa batuan
tersebut. Nilai yang lebih tinggi menunjukan bahwa kondisi massa batuan yang
lebih baik (Bieniawski, 1989). Secara umum, klasifikasi massa batuan ini adalah
berdasarkan enam parameter, yakni:

1 Uniaxial Compressive Strength (UCS) atau kuat tekan dari batuan;


2 Rock Quality Designation (RQD);
3 Spasi diskontinuitas;
4 Kondisi diskontinuitas;
5 Kondisi airtanah; dan
6 Orientasi diskontinuitas.
7
Setelah diperoleh nilai RMR, maka RMR dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti mengetahui kelas dari massa batuan, memperkirakan kohesi dan
sudut geser dalam untuk tiap kelas massa batuan, menentukan stand-up time untuk
berbagai kelas massa batuan, memperkirakan beban yang harus disangga dan tinggi
runtuhnya, serta memperkirakan kebutuhan penyangga.

Menentukan Kondisi Massa Batuan Dengan Menggunakan Klasifikasi Sistem


RMR
Langkah-langkah untuk menentukan kondisi massa batuan dengan menggunakan
klasifikasi Sistem RMR. Berdasarkan nilai RMR-nya, suatu massa batuan dapat
dikategorikan ke dalam lima kelas massa batuan dan juga dideskripsikan. Untuk
masing-masing kelas massa batuan tersebut dapat diperkirakan nilai kohesi dan sudut
geser dalam seperti terlihat pada Tabel berikut

Tabel 1. Kelas Massa Batuan, Kohesi, dan Sudut Geser Dalam Berdasarkan
RMR

Parameter Propertis
Massa
Rock Mass Rating
(RMR)

Batuan

Bobot RMR 100-81 80-61 60-41 40-21 < 20

Kelas Batuan I II III IV V


Sa
ng
at
Klasifikasi Massa
Batuan
Sangat
Baik Baik Sedang Jelek

Jelek

300-400 100-200 <


10
Kohesi Massa Batuan 0
kP
> 400 kPa 200-300 kPa a

kPa kPa

Sudut Geser Dalam Massa


Batuan > 450 350 - 450 250 - 350 150 - 250 < 150

Penelitian ini akan menganalisis kestabilan lubang bukaan untuk dapat


mendesain penyanggaan yang tepat dan optimal pada terowongan. Analisis
menggunakan dua metode yaitu metode empiris dan metode numerik. Metode empiris
ialah penilaian terhadap kualitas massa batuan menggunakan Klasifikasi Q-System.
Klasifikasi Q-System digunakan sebagai acuan untuk membuat rekomendasi
penyanga. Dengan metode numerik, analisis dilakukan secara detail dengan
memperhatikan kondisi di sekitar lubang bukaan menggunakan metode elemen
III PEMBAHASAN

1 RQD
Di dalam penentuan penyanggaan batuan ada perhitungan ucs,pli yang harus
di cari telebih dahulu ,dan dari perhitungan tersebut ditrntukan Dari hasil
perhitungan UCS maupun PLI terlebih dahulu dikonversi dari satuan kg/m 2
menjadi Mpa (mega pascal). Dari nilai rata-rata yang didapatkan, dapat diketahui
nilai UCS dari batupasir sebesar 88.353 kg/cm 2 atau 8.835 Mpa, batulanau
133.675 kg/cm2 atau 13.367 Mpa dan batubara sebesar 46.195 kg/cm2 atau 4.620
Mpa. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel kekuatan material
batuan utuh seperti pada tabel berikut.

Setelah RQD dihitung maka tiap scanline dari batupasir,batulanau dan


batubara adalah seperti tabel dibawah ini :
Jadi hasil dari RQD ketiga jenis batuan diatas menghasilkan RQD sangat baik
yang mana bobot nya berkisar 20.

Spasi
Untuk spasi dari batupasir dari bobotnya diperoleh rata rata 1,19 m

Untuk spasi dari batulanau adalah diperoleh rata rata 1,989

Untuk spasi kekar dari batubara adalah diperoleh rata rata 0,7038
Total bobot kekar batubara di lapangan dari data yang diperoleh adalah sebagai
berikut :

Total bobot kekar batulanau di lapangan dari data yang diperoleh adalah sebagai
berikut :
Total bobot kondisi kekar batubara di lapangan dari data yang diperoleh adalah
sebagai berikut :

Kemudian di totalkan bobot air tanah dari batulanau,batupasir dan batubara


untuk memperoleh rating dari aliran /panjang terowongan,tekanan air pada kekar
maksimal nya.
Didalam tiga buah kekar tersebut ditemukan air tanah dengan kondisi lembab
dan basah, sehingga jika dirata-ratakan, dari seluruh kekar yang ada dapat diambil
kesimpulan bahwa kondisi rata-rata kekar termasuk kering. Maka dari itu
didapatkanlah rating/bobot untuk kondisi air tanah sebesar 15 untuk batupasir,
batulanau dan batubara.

2 RMR DAN Q SYSTEM


1 RMR Napal
Diketahui : RMR:64
Spasi :10
Jarak penggaris :2,7
Ditanya : Umur Napal
Jawab :2,7/10 X 4 = 1,08

2 RMR Claystone
Diketahui : RMR:69
Spasi :10
Jarak penggaris :2,6
Ditanya : Umur Napal
Jawab :2,4/10 X 9 = 2,16

3 RMR Sandstone
Diketahui : RMR:2,7
Spasi :10
Jarak penggaris :2,7
Ditanya : Umur Napal
Jawab : 2,7/10 X 9 = 2,43
Dari perhitungan Dari perhitungan maka di buat klasifikasi pada tanah,dimana
klasifikasi sebagai berikut :
Berdasarkan hasil perhitungan RMR di dapatkan total bobot untuk sampel
Napal 64 RMR,Claystone 69 RMR, dan Sandstone 59. Berdasarkan hasil tersebut
maka selanjutnya memperkirakan sitem penyanggaan berdasarkan Grafik Penentuan
Penyangga Berdasarkan Q Sistem dan RQS yaitu Napal, clay stone , dan sand stone.

Mortar Semprot Angkur Baja


Klasifikasi Batuan Galian Rangka Baja
Spasi
Tipe RMR A B C D E F G H I J K L M
I 81 - 100 3
II 71 - 80 2.5 5 24 2.5 48 8
III 51 - 70 2 7 6 1 2.5 12
IV 41 - 50 1.5 15 2 3.5 1.5 7 1.5

2 Q System
Dalam perhitungan 3 bahan galian yaitu batupasir,batulanau,dan batubara
yaitu diperoleh nilai dari Q system
A Napal
Q= 10 RMR-50/15
Q=10 64-50/15
Q=8,51138
B Claystone
Q= 10 RMR-50/15
Q=10 69-50/15
Q=18,197008
C Sandstone
Q= 10 RMR-50/15
Q=10 59-50/15
Q=3,9810717

KESIMPULAN
Dengan melihat nilai RMR Napal 64,claystone 69 dan sandstone59,maka
penyanggaan nya setelah diploting ke dalam kertas grafik yaitu unsupported atau tidak
mendukukung,jadi penyanggaannya dilakukan lanjutan perhitungan ke q system.

DAFTAR PUSTAKA
Setiawan Arif

Beck Engineering, 2015 “Ground Support Scooping Tools” Geotechnical

Consultants, Canada. Kaiser, P, “Ground Support Review after Burst on Oct 2016”,
PT.Freeport Indonesia Internal Discussion and Report. Purba A, et al (2016) “Typical
Ground Support at Undercut & Extraction Level”, Internal Report, UG Geotech &
Hydrology, PT. Freeport Indonesia.Betournay, M., 2005. Failure Mechanisms,
Stability Aspect, and Analysis Techniques for Abandoned Canadian Metal Mines,
Post Mining 2005, pp. 1-16, France.

Anda mungkin juga menyukai