Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

AKTIVITAS PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN BIJIH


TIMAH UNIT DARAT BANGKA PT TIMAH (PERSERO) Tbk.
PROVINSI BANGKA BELITUNG

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Permohonan Kerja Praktek

Oleh
Ayu Malinda (03021181520042)
Sanjaya (03021281520134)
Muhammad Dheo Alviansyah (03021281520148)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN
KERJA PRAKTEK

1. Judul : Aktivitas Penambangan dan Pengolahan Bijih Timah Unit


Darat Bangka PT. Timah (Persero) Tbk. Provinsi Bangka
Belitung.
a.Pengusul :
Nama/NIM : Ayu Malinda (03021181520042)
Sanjaya (03021281520134)
Muhammad Dheo Alviansyah (03021281520148)
b. Institusi : Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya
2. Tempat : PT Timah (Persero) Tbk Bangka Belitung
3. Waktu : 14 Desember 2017 s.d.14 Januari 2018

Inderalaya, Oktober 2017


Pemohon 1, Pemohon 2, Pemohon 3,

Ayu Malinda Sanjaya Muhammad Dheo Alviansyah


NIM. 03021181520042 NIM. 03021281520134 NIM. 03021281520148

Dosen Pembimbing

Diana Purbasari, S.T., M.T.


NIP. 198204172008122002

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya,

Dr. Hj.Rr. Harminuke Eko Handayani.,S.T.,M.T., IPM.


NIP.1969020991997032001
A. JUDUL
Aktivitas Penambangan dan Pengolahan Bijih Timah Unit Darat Bangka PT.
Timah (Persero) Tbk. Provinsi Bangka Belitung.

B. BIDANG ILMU
Teknik Pertambangan.

C. LATAR BELAKANG
Timah merupakan salah satu bahan galian yang dimiliki oleh Indonesia.
Industri pertimahan Indonesia merupakan produsen terbesar kedua di dunia. Bijih
timah termasuk bahan galian yang tidak dapat diperbaharui, sehingga dengan
eskploitasi secara besar-besaran dan terus menerus maka lama kelamaan bijih
timah akan habis. Sedangkan permintaan akan bijih timah semakin meningkat
baik di dalam maupun di luar negeri. Hal ini karena semakin banyak kebutuhan
teknologi yang menggunakan bijih timah sebagai salah satu bahannya. Oleh
karena itu, PT Tambang Timah berusaha untuk memenuhi permintaan pasar.
PT Tambang Timah merupakan anak perusahaan PT Timah (Persero) Tbk
memiliki Izin Usaha Pertambangan di Provinsi Bangka Belitung Kabupaten
Bangka Barat tepatnya di daerah Pangkalpinang. PT Tambang Timah
menggunakan metode penambangan lepas pantai untuk menggali potensi timah
yang ada di daerah tersebut.
PT Timah melakukan operasi penambangan timah di darat maupun di
laut. Kegiatan penambangan darat dilakukan perusahaan di wilayah Izin Usaha
Pertambangan (IUP) perusahaan yang berlokasi di sebagian besar Pulau Bangka
dan Belitung serta Kepulauan Riau. Proses penambangan timah darat (alluvial)
menggunakan metode pompa semprot (gravel pump) dimana pengoperasiannya
sesuai dengan pedoman atau prosedur penambangan yang baik (Good Mining
Practices). Perusahaan mengoperasikan kapal keruk dengan jenis Bucket Line
Dredges dengan ukuran mangkuk mulai dari 7 cuft sampai dengan 24 cuft dan
dapat beroperasi mulai dari 15 sampai 50 meter dibawah permukaan laut dengan
kemampuan gali mencapai lebih dari 3,5 juta meter kubik material setiap
bulannya (Hafid, 2007). PT Timah meningkatkan kapasitas produksinya di laut
menggunakan Kapal Isap Produksi (KIP) dengan kemampuan gali mencapai 25
meter di bawah permukaan laut sehingga dapat menjangkau cadangan sisa dari
kapal keruk, dan pengembangan Bucket Wheel Dredge (BWD) yang nantinya
akan menggantikan kapal keruk jenis Bucket Line yang mempunyai kemampuan
gali sekitar 70 meter kubik dibawah permukaan laut.
Setelah dilakukan proses penambangan, bijih timah selanjutnya dibawa ke
Pengolahan dan peleburan bijih timah yang dihasilkan tambang laut dan tambang
darat dengan kadar Sn yang berkisar antara 20-30% diproses di Pusat Pencucian
Bijih Timah untuk dipisahkan dari mineral ikutan lainnya dan ditingkatkan
kadarnya hingga mencapai 72-74% sebagai syarat utama peleburan. Proses
peningkatan kadar bijih timah yang berasal dari penambangan di laut maupun di
darat diperlukan untuk mendapatkan produk akhir berupa logam timah berkualitas
dengan kadar Sn yang tinggi dengan kandungan pengotor (impurities) yang
rendah. Setelah bijih timah ditingkatkan kadar Sn nya, bijih timah siap dilebur
menjadi logam timah. Untuk mendapatkan logam timah dengan kualitas tinggi
dan kadar timbal (Pb) yang rendah maka harus dilakukan pemurnian dengan
menggunakan crystallizer dan electrolytic refining. Dalam proses peleburan,
perusahaan mengoperasikan 12 tanur, dimana 1 tanur berada di daerah Kundur,
Kepri dan 11 tanur berada di daerah Muntok, Bangka.
Kegiatan penambangan timah lepas pantai dengan menggunakan kapal keruk,
BWD, KIP dan pengolahan dengan electrolytic refining sangat jarang ditemui di
seluruh perusahaan penambangan mineral di Indonesia, sehingga perlu dilakukan
pengamatan atau studi lapangan mengenai aktivitas penambangan di PT.
Tambang Timah guna menunjang pembelajaran bagi mahasiswa teknik
pertambangan.
D. DASAR PEMIKIRAN
Kegiatan Kuliah Praktek ini diselenggarakan berdasarkan:
1. Adanya kesenjangan antar pengetahuan teori yang dipelajari saat kuliah
dengan prakteknya di lapangan, baik itu merupakan persoalan-persoalan
industri, masyarakat, maupun keahlian yang terus berkembang.
2. Program link and match antara dunia industri dengan perguruan tinggi.
3. Kurikulum tahun 2014 yang berlaku di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Sriwijaya yang menjadikan Kerja Praktek sebagai syarat untuk
pengerjaan Tugas Akhir dan kelulusan sarjana

E. TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini adalah:
1. Mengetahui aktivitas penambangan timah di PT. Timah (Persero) Tbk.
Provinsi Bangka Belitung.
2. Mengetahui aliran proses pencucian konsentrat sehingga mengahasilkan
timah dengan grade 70% hingga proses peleburan dengan kadar 99% di
PT. Timah (Persero) Tbk. Provinsi Bangka Belitung.

F. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas pada Kerja Praktek ini adalah:
Ilmu diperoleh mahasiswa dari bangku kuliah pada umumnya bersifat teori.
Ilmu yang didapat pada dasarnya mengacu pada keadaan ideal. Karena itu
kegiatan Kerja Praktek ini dilakukan untuk melihat dan mengamati secara
langsung kegiatan penambangan dan pengolahan serta pemurnian bijih timah di
PT Timah (Persero), Tbk. Provinsi Bangka Belitung. Sehingga diketahui
bagaimana mekanisme dan cara kerja alat yang digunakan untuk penambangan
timah dan bagaimana pula efisiensi alat yang digunakan dalam proses
penambangan terhadap produksi yang diharapakan setiap harinya. Serta, juga
dapat diketahui bagaimana proses pengolahan bijih timah tersebut untuk
meningkatkan kadar (grade) Sn-nya yang tinggi, yang sesuai untuk syarat
peleburan dan permintaan pasar.
G. TINJAUAN PUSTAKA
PT Timah (Persero) Tbk dalam melakukan akitivitas penambangannya
menggunakan metode penambangan lepas pantai (offshore) dan metode
penambangan di darat (onshore). Pada metode penambangan di darat digunakan
Pompa Semprot (Gravel Pump). Persyaratan dasar untuk tambang hidrolik pada
penambangan timah adalah (Faldi, 2013):
a. Merupakan endapan aluvial dengan ciri-ciri lunak, lebar terbatas, dan terbetuk
di dekat permukaan.
b. Terdapat persediaan air yang cukup.
c. Kadar endapan bijihnya lebih besar dari 2.5 kwintal Sn.
Kualitas yang berbeda dari endapan placer sehingga memungkinkan
dikategorikan sebagai ekstraksi aqueous adalah (Daily, 1968):
a. Material di tempat memungkinkan terdesintegrasi oleh aksi tekanan air (atau
aksi mekanik ditambah hidrolik),
b. Ketersediaan supply air pada head yang diperlukan,
c. Ketersediaan ruang untuk penempatan waste,
d. Konsentrasi berat adalah mineral yang berharga, memungkinkan ke
pengolahan mineral sederhana,
e. Pada umumnya, gradient alamiah dan rendah sudah memungkinkan
transportasi hidrolik dari mineral, dan
f. Dapat mematuhi peraturan-peraturan lingkungan yang berhubungan dengan
air dan pembuangan waste.
Tinggi jenjang yang disemprot pada umumnya berkisar antara 5–15 m,
tetapi dapat mencapai 60 m. Contoh klasifikasi dari monitor pada tambang
semprot dapat dilihat sebagai berikut:
1. Diameter nozzle 40–150 mm
2. Head 30–140 N/cm3 atau 300–1400 kPa
3. Debit 30–250 liter/detik
4. Debit water jet:
Pasir 0,15 m/detik
Kerikil (gravel) 1,5 m/detik
Boulder 3,0 m/detik
Pengolahan bijih timah yang dihasilkan dari tambang laut dan tambang darat
dengan kadar Sn sekitar 20 hingga 30% diproses di Pusat Pencucian Bijih Timah
(PPBT) agar kasiterit terisah dari mineral pengotornya. Selain dihilangkan
pengotornya, disini juga kadar Sn ditingkatkan hingga 72-74% sebagai syarat
utama peleburan. Berikut adalah tahap-tahap pengolahan timah mulai dari bijih
hingga kasiterit dengan kadar Sn 72 sampai dengan 74% (Laporan PT Timah,
2014):
1) Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore
bin yang berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15
ton bijh per jam. Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air
tekanan dan debit yang sesuai dengan umpan.
2) Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan
pemisahan berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen, mesh, setelah
itu dilakukan pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian.
Prosedur penelitian kadar tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop
dan menghitung jumlah butir dimana butir timah dan pengotornya memiliki
karakteristik yang berbeda sehingga dapat diketahui kadar atau jumlah
kandungan timah pada bijih.
3) Pemisahan berdasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz. Bijih
timah yang mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang
berarti kadar timah yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang
berkadar rendah yang juga berarti mengandung pengotor atau gangue lainya
seperti kuarsa, zikcon, rutile, siderit dan sebagainya akan ditampung dan
dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.
4) Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang
mungkin masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan
gaya sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan
karena tidak efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
5) Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya
adalah dengan memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer
dengan cara mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan
menggunakan solar.
6) Klasifikasi
Bijih-bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses-proses pemisahan
lanjutan yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening,
2. Klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension
Separator,
3. Klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic Separator,
4. Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti
shaking table, water table dan multi gravity separator (untuk pengolahan
terak/tailing).
7) Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang
terbilang tinggi seperti zirkon dan thorium (unsur radioaktif ) akan diambil
dengan mengolah kembali bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant.
Mula – mula bijih diayak dengan vibrator listrik berkecepatan tinggi dan
disaring/screening sehingga akan terpisah antara mineral halus berupa
cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan. Mineral ikutan tersebut
kemudian diolah pada water table sehingga menjadi konsentrat yang
selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailing dibuang ke tempat
penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension
separator. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral
nonkonduktor antara lain: Thorium, Zirkon dan Xenotime. Lalu masing–masing
dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitannya dengan magnetic separation
sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zirkon.
Setelah dilakukan proses peningkatan kadar Sn, maka diambil sampel untuk
diteliti kadarnya dengan menggunakan metode mineral sampling. Mineral
sampling merupakan teknik pengambilan sebagian bijih yang dapat diketahui
kadarnya serta dapat mewakili bijih secara keseluruhan. Mineral sampling ini
dilakukan dengan menggunakan microscope. Setelah bijih tersebut ditingkatkan
kadarnya, maka akan masuk ke tahap selanjutnya yaitu proses peleburan dan
pemurnian.

H. HASIL YANG DIHARAPKAN


Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan Kerja Praktek ini adalah agar
mahasiswa lebih mengetahui serta memahami sistem penambangan dan
pengolahan timah di PT. Timah (Persero) Tbk, Provinsi Bangka Belitung
sehingga dapat menjadi bekal serta pengalaman bagi mahasiswa yang
bersangkutan ketika memasuki dunia kerja.

I. METODOLOGI
Berikut ini adalah metodologi yang akan dilakukan:
1. Pengumpulan data, yang mencakup:
a. Data primer, mencakup pengamatan langsung aktivitas penambangan
di front kerja.
b. Data sekunder, mencakup studi literatur, laporan dan penelitian
sebelumnya.
2. Penyusunan laporan, melakukan bimbingan secara berkala dan pembuatan
laporan secara sistematis.

J. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Sesuai dengan surat permohonan yang kami ajukan, kami bermaksud
melaksanakan Kerja Praktek pada tanggal 14 Desember 2017 – 14 Januari 2018.
Waktu pelaksanaan dapat diperpanjang sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan
penyelenggara. Rincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
3 Pengumpulan Data Lapangan
4 Penyusunan Laporan

K. PESERTA KEGIATAN
Mahasiswa yang ikut serta dalam proposal kegiatan ini berjumlah 3 (tiga)
orang dari Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya.
Adapun mahasiswa peserta kegiatan kerja praktek tersebut adalah sebagai berikut:
1. Nama : Sanjaya
NIM : 03021281520134
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Pertambangan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/21 Agustus 1997
No. Tlp/HP : 082280109285
Email : liesanjaya@yahoo.com
2. Nama : Muhammad Dheo Alviansyah
NIM : 03021281520148
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Pertambangan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/28 Desember 1997
No. Tlp/HP : 081958125917
Email : alviansyahdheo@gmail.com
3. Nama : Ayu Malinda
NIM : 03021181520042
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Pertambangan
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/20 Juni 1997
No. Tlp/HP : 082211553865
Email : ayumalinda119@yahoo.co.id

L. PENUTUP
Demikian proposal permohonan Kerja Praktek yang kami rencanakan akan
dilakukan di PT Timah (Persero) Tbk. Provinsi Bangka Belitung. Besar harapan
kami untuk dapat melakukan kerja praktek dan mendapat sambutan yang baik dari
pihak perusahaan. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang kami miliki, maka
kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril maupun materil dari
pihak perusahaan untuk kerja praktek ini.
Bantuan yang sangat kami harapkan dalam pelaksaan Kerja Praktek ini
adalah:
1. Adanya bimbingan selama melaksanakan Kerja Praktek.
2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun pengambilan
data-data yang diperlukan selama melaksanakan Kerja Praktek.
Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak
institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis
demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan
Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
M. DAFTAR PUSTAKA
Daily, A.F. 1968. Dredges and Hydraulicking. New York: AIME.

Faldi, N. H. 2013. Aktivitas Penambangan Bijih Timah Di Unit Darat Tambang


Besar (Tb) Nudur 4 Desa Bencah, Kecamatan Airgegas, Bangka Selatan
Di Pt Timah (Persero) Tbk. Bandung: Politeknik Geologi dan
Pertambangan.

Hafid, M.D. 2007. Pedoman Teknis Penambangan Timah Alluvial Di Darat.


Bangka Belitung: PT Timah.

Tim Penyusun Laporan PT Timah. 2014. Laporan PT Timah Tahun 2014.


Pangkalpinang: PT Timah.

Anda mungkin juga menyukai