PERTAMBANGAN
Dosen Pengampu:
Dr. Ahmad Yunani, SE, M.Si
Oleh:
Kelompok 2
Alya Shafa (2110313220007)
Amy Syaroh (2110313220027)
Ruhayah (2110313220070)
Siti Aulia Azizah (2110313220009)
Tia Silvia Putri A. Sidiq (2110313220069)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dr. Ahmad Yunani, SE,
M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………
1.4 Tujuan Penulisan …………………………………………………..........
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penambangan…………………..............................................
2.2 Jenis-Jenis Tambang di Kalsel…………………………...
2.3 Perbandingan Data Hasil Tambang……………………………………...
2.4 Pengaruh Tambang Terhadap Perekonomian…………………………...
2.5 Kondisi Pertambangan Saat Ini (Pandemi Covid19-sekarang)………….
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan …………………………………………………..................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
b. Apa saja jenis tambang di Kalimantan Selatan ?
c. Bagaimana perbandingan data hasil tambang ?
d. Bagaimana pengaruh pertambangan Kalimantan Selatan terhadap
perekonomian ?
e. Bagaimana kondisi pertambangan saat ini dimulai dari Pandemi Covid-19 –
sekarang ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
Potensi tambang bijih besi di Kalimantan Selatan terdapat di
Kabupaten Tanah Laut sebesar 185.667 ton, Tanah Bumbu sebesar
593.800.000 ton, Kotabaru sebesar 510.633.000 ton, Tapin sebesar
625.000 ton dan Balangan sebesar 5.062.900 ton.
Dengan terbitnya Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba)
yang mengatur pelarangan ekspor sejumlah mineral sebelum diolah
(termasuk diantaranya bijih besi), maka di Kalimantan Selatan berdiri
sejumlah pabrik smelter (pengolahan bijih besi menjadi besi spons).
Proyek smelter berkapasitas 315.000 ton/ tahun yang digarap oleh PT.
Aneka Tambang bersama PT Krakatau Steel dengan membentuk
perusahaan patungan yang diberi nama PT. Meratus Jaya Iron & Steel di
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu menjadi yang
pertama beroperasi di Kalimantan Selatan.
Selain itu, terdapat 2 perusahaan lagi yang menggarap proyek smelter,
yaitu PT. Sebuku Iron Lateritic Ore (kapasitas 1 juta ton/tahun) di Pulau
Sebuku, Kabupaten Kotabaru dan PT. Delta Prima Steel (kapasitas
100.000 ton/tahun) yang berlokasi di Kecamatan Jorong, Kabupaten
Tanah Laut.
C. BAHAN GALIAN INDUSTRI
1. Intan
Pendulangan intan merupakan salah satu mata pencaharian turun
temurun, khususnya di Kecamatan Cempaka, Kota Banjarbaru yang
merupakan daerah penghasil intan terbesar di Kalimantan Selatan. Para
pendulang biasanya berkelompok-kelompok menggali lubang pada
kedalaman ± 10-12 m dengan menggunakan peralatan tradisional dan
metode lama. Bahan galian tersebut selanjutnya dicuci untuk mencari
sebutir Intan, terkadang pendulang menemukan pula batu akik dan pasir
emas.
Intan yang ditemukan kemudian dibawa ke Martapura untuk
dibersihkan dan digosok. Di jantung Kota Martapura, banyak ditemukan
rumah-rumah tempat penggosokan intan baik secara tradisional maupun
modern. Intan-intan tersebut digosok hingga menghasilkan bentuk yang
beraneka macam dan kemudian dijadikan cincin, gelang, kalung, bros dan
anting.
2. Kromit
Kromit merupakan satu-satunya mineral yang menjadi sumber logam
kromium. Mineral ini mempunyai komposisi kimia FeCr2O3. Komposisi
8
kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat unsur-unsur lain yang
mempengaruhinya. Berdasarkan perbandingan Cr:Fe, kromit dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu: kromit kaya krom, kaya aluminium dan kaya
besi.
Kromit banyak dimanfaatkan untuk bahan campuran anti karat,
pemberi kesan mengkilap untuk pembuatan stainless steels, campuran
baja, baja cor, dan besi cor, sebagai katalis dalam penyamakan kulit,
dll. Di Kalimantan Selatan, kromit terdapat di Kabupaten Tanah Laut
dengan potensi sebesar 235.620 ton.
3. Marmer
Potensi marmer di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten Tanah
Laut sebesar 2.660.840 ton, Tanah Bumbu sebesar 334.250.000 ton,
Kotabaru sebesar 23.930.000 ton, Hulu Sungai Selatan sebesar 90.105.599
ton, Hulu Sungai Tengah sebesar 1.054.442.500 ton, Balangan sebesar
2.348.785.410 ton dan Tabalong sebesar 1.455.652.000 ton.
4. Batu Gamping
Potensi batu gamping di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Tanah Laut sebesar 116.800.000 ton, Tanah Bumbu sebesar 5.754.148.125
ton, Kotabaru sebesar 19.087.343.687 ton, Tapin sebesar 462.466.950 ton,
Hulu Sungai Selatan sebesar 2.990.178.132 ton, Hulu Sungai Tengah
sebesar 110.000.000 ton, Balangan sebesar 488.643.307 ton dan Tabalong
sebesar 12.966.901.972 ton.
5. Pasir Kuarsa
Pasir kuarsa di Kalimantan Selatan ditemukan di beberapa kabupaten,
seperti Tanah Laut sebesar 23.868.643 ton, Tanah Bumbu sebesar
693.750.000 ton, Kotabaru sebesar 155.552.500 ton, Tapin sebesar
927.500 ton, Hulu Sungai Selatan sebesar 122.656.250 ton, Balangan
sebesar 2.757.731.300 ton dan Tabalong sebesar 195.000 ton.
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang
luas, baik sebagai bahan baku utama maupun tambahan. Sebagai bahan
baku utama, digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik
keramik, dll. Sedangkan sebagai bahan tambahan, digunakan dalam
industri cor, industri perminyakan dan pertambangan, bata tahan api, dll.
6. Kaolin
Lokasi endapan kaolin di Kalimantan Selatan terdapat di Kabupaten
Banjar sebesar 10.233.023 ton, Tanah Bumbu sebesar 100.000 ton, Tapin
sebesar 7.765.000 ton, Hulu Sungai Utara sebesar 988.000 ton dan
9
Balangan sebesar 12.037.750 ton. Kaolin digunakan sebagai bahan untuk
membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun
(kertas, karet, obat-obatan, pasta gigi, kosmetik, dsb).
10
TAPIN 16938316.81 19145462.93 - 0.00
HULU SUNGAI
4304889.42 2179054.67 - 0.00
SELATAN
HULU SUNGAI
- 0.00 - 0.00
TENGAH
HULU SUNGAI
- 0.00 - 0.00
UTARA
KOTA
- 0.00 - 0.00
BANJARMASIN
KOTA BANJAR
- 0.00 - 0.00
BARU
Wilayah Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber daya
alam yang sangat melimpah. Salah satunya adalah potensi sumber daya alam
mineral yaitu batubara yang merupakan bahan galian golongan C sesuai ketentuan
UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Pertumbuhan
produksi batubara sepanjang tahun 2008-2012 sebesar 13% per tahun, dengan
rata-rata produksi sekitar 200 juta ton setiap tahunnya. Untuk penggunaan
batubara didalam negeri lebih dominan digunakan untuk sektor ketenagalistrikan,
selebihnya digunakan untuk industri semen, tekstil, pupuk, metalurgi dan lainnya.
Produksi batubara yang selalu meningkat dari tahun ke tahun menjadikan
batubara sebagai komoditi utama dalam subsektor pertambangan umum serta
menempati posisi vital dan merupakan salah satu sumber energi primer bagi dunia
industri Indonesia. (Dirjen Mineral dan Batubara, 2013)
11
Kalimantan Selatan adalah produsen batubara terbesar kedua di Pulau Kalimantan
setelah Provinsi Kalimantan Timur. Pada tahun 2013 total produksi bahan tambang
Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 163. 815.779,23mt. Salah satu lokasi
pertambangan di provinsi ini terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu.
Pada tabel Produksi Bahan Tambang menurut Kabupaten/Kota dibawah ini dapat
dilihat jika Kabupaten Tanah Bumbu memproduksi bahan tambang paling banyak
pada tahun 2013 sebesar 36.206.543,14 mt yang kemudian disusul oleh
Kabupaten Tanah Laut sebesar 33.712.301,69 mt.
Kecamatan Angsana adalah salah satu wilayah penghasil pertambangan batu bara
di Kabupaten Tanah Bumbu. Di sini juga beroperasi pelabuhan-pelabuhan khusus
batubara. Beberapa pelabuhan besar khusus itu diantaranya milik PT. TIA, PT. BIB
dan PT. BBC yang tepat berada pada titik kawasan pencanangan kawasan
konservasi itu diketahul telah berdiri dan beroperasi cukup lama dan sampai saat
ini masih dalam kondisi aktif melakukan kegiatannya.
12
Petambangan mempunyai kegunaan yang sangat strategis, namun keberadaan
industri pertambangan menimbulkan dampak yang positif maupun negatif.
13
2.5 Kondisi Pertambangan Saat Ini ( Pandemi Covid19-sekarang )
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Kalsel pada triwulan II
2020 mengalami kontraksi sebesar -2,6 persen dibandingkan periode yang sama pada
tahun 2019. Jatuhnya perekonomian Kalsel pada triwulan I ini menurutnya adalah hal
yang tidak dapat dielakkan karena pandemi covid-19 tidak hanya membuat roda
perekonomian mengalami kemacetan di Kalimantan Selatan, tetapi juga terjadi hampir di
seluruh belahan dunia. Virus Corona (SARS-CoV-2) yang ukurannya sangat kecil ini dalam
waktu singkat menyebar dan menggerogoti kesehatan masyarakat dan juga
pertumbuhan ekonomi.
14
mendorong meningkatnya mobilitas secara bertahap. Iklim investasi diprakirakan
membaik didorong implementasi UUCK. Selain itu, perekonomian negara mitra dagang
yang menunjukan pemulihan diprakirakan meningkatkan ekpor komoditas utama yaitu
batubara dan CPO. Dari sisi penawaran, perbaikan kinerja Konsumsi RT, Investasi, dan
Ekspor turut mendorong kinerja Pertambangan, Industri Pengolahan, PHR dan
Konstruksi. Peningkatan pada sektor pertanian didorong kinerja TBS yang diprakirakan
lebih baik dari tahun 2020.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimantan merupakan pulau terbesar yang memiliki sumberdaya alam khususnya di
sektor energi dan pertambangan . Sesuai dengan kondisi sumber daya dan geografis
Pulau Kalimantan, Pemerintah Pusat menetapkan wilayah ini sebagai pusat produksi
dan pengolahan hasil tambang serta lumbung energi nasional dalam MP3EI (Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia). Menurut data yang
diolah Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa penopang utama perekonomian
koridor Kalimantan adalah sektor migas dan pertambagan berkontribusi sekitar 50%
dari total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kalimantan. Pulau ini memiliki
cadangan batubara sebesar 51,9 milliar ton atau 49,6 % sumberdaya indonesia,
eksploitasi dan industri migas terbesar kedua di Indonesia setelah blok Cepu, 84 persen
cadangan besi baja primer Indonesia terdapat di Kalimantan, 80 persen bauksit (bahan
baku almunium) berada di Kalimatan, perkebunan kelapa sawit, kayu, gambut, Granit,
dan lainnya.
Pembangunan ekonomi wilayah Kalimantan lebih mengutamakan eksploitasi
sumberdaya alam. Kalimantan Barat merupakan provinsi yang mengutamakan
penambangan bauksit (bahan baku almunium), kelapa sawit, dan pariwisata. Kalimantan
Tengah mengutamakan penambangan batubara, perkebunan kelapa sawit dan
15
penambangan bijih besi. Kalimantan Selatan ditopang oleh penambangan batubara,
pertanian dan industri pengolahan. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Timur digerakan oleh eksploitasi migas, batubara, hasil hutan dan perkebunan kelapa
sawit.
Jadi Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah penopang perekonomian
nasional.
DAFTAR PUSTAKA
16