Anda di halaman 1dari 21

i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat penyertaan dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah AMDAL mengenai “Analisis AMDAL Pada
Kasus Pertambangan Emas” ini tepat waktu.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai analisis AMDAL, terutama pada kasus pertambangan
emas di sekitar kita khususnya Kalimantan Tengah. Kami juga menyadari bahwa dalam
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah ini untuk
masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai sarana perluasan ilmu serta
wawasan bagi pembaca. Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih

Palangka Raya, 27 April 2023

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah................................................................................. 2
I.3. Tujuan Penelitian................................................................................... 3
II. PEMBAHASAN........................................................................................... 4
II.1................................................................................................................ Pengert
ian AMDAL Secara Umum.................................................................... 4
II.2................................................................................................................ Manfaa
t dan Tujuan AMDAL Secara Umum.................................................... 4
II.3................................................................................................................ Pengert
ian Tambang Emas................................................................................. 5
II.4................................................................................................................ UU
Mengenai Kasus Tambang Emas........................................................... 5
II.5................................................................................................................ Permas
alahan Perizinan Tambang dan Kasus Tambang Emas.......................... 6
II.6................................................................................................................ Penerap
an Praktek Penambangan Yang Baik (Good Mining Practice).............. 8
II.7................................................................................................................ Dampa
k Positif dan Negatif Tambang Emas..................................................... 8
II.8................................................................................................................ Upaya
Pengelolaan Lingkungan........................................................................ 11
II.9................................................................................................................ Penting
nya AMDAL Pada Sektor Pertambangan Emas..................................... 13
III. PENUTUP.................................................................................................... 14
III.1............................................................................................................... Kesimp
ulan......................................................................................................... 14
III.2............................................................................................................... Saran
................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kekayaan
alam yang berlimpah ruah. Kekayaan alam tersebut digunakan semata-mata
untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia, serta mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 (Serangmo, 2019). Letak geografis dari negara Indonesia yang
membuatnya menjadi salah satu negara dengan hasil tambang terbesar di dunia.
Dengan kekayaan alam dari negara Indoneisa yang begitu luar biasa ini,
menjadikan banyak pihak yang tergerak untuk menjadikan kekayaan alam di
Indonesia menjadi lahan bisnis mereka. Namun, tidak sedikit yang dapat
menjaga kekayaan alam di Indonesia, termasuk juga rakyatnya sendiri. Salah
satu hasil kekayaan alam di Indonesia yang sangat diminati banyak pihak adalah
emas. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, emas adalah logam mulia yang
dapat ditempa dan dibentuk. Dengan proses pengolahan tertentu, emas dapat
digunakan menjadi perhiasan, investasi, atau bahkan terapi kecantikan. Karena
banyaknya kegunaan dari emas sehingga banyak pihak yang mengambil
keuntungan yang terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang diberlakukan
oleh pemerintah Indonesia. Mungkin sudah tidak asing lagi bagi khalayak umum
apabila mendengar penambang liar di Indonesia (Kasworo, 2015).
Kegiatan pertambangan emas di Indonesia sering mengakibatkan dampak
negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar, seperti kehilangan nilai budaya
dan sosial, kerusakan lingkungan, serta konflik antara perusahaan pertambangan
dan masyarakat sekitar wilayah operasi pertambangan. Kekayaan dari Indonesia
ini seringkali dieksploitasi oleh oknum tertentu tanpa memperhatikan dampak
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah pertambangan
(Yulianingrum et al., 2022). Secara tidak langsung, penambangan emas yang
menggunakan merkuri berdampak pada keadaan ekonomi atau penghasilan
masyarakat, dan pastinya pada kesehatan masyarakat. Jika masyarakat sekitar
mengidap salah satu jenis penyakit akibat penggunaan air yang terkontaminasi
merkuri akibat penambangan emas, maka masyarakat yang terkena penyakit
2

akibat merkuiri tersebut harus mengeluarkan biaya pengobatan yang terkadang


tidak murah (Chang, 2012).
Penambang emas tanpa izin (PETI) semakin banyak di wilayah-wilayah
yang memiliki pasokan emas yang melimpah. Bukan hal yang asing lagi bahwa
banyak penambang emas liar yang bekerja tanpa memperdulikan izin yang
seharusnya dimiliki sebelum membuka pertambngan emas. Selain dapat
merusak lingkungan dan berdampak negatif untuk masyarakat sekitar, sumber
daya pertambangan emas ini merupakan sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui, maka dari itu kegiatan pertambangan harus berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, serta harus memiliki AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan). Dalam penyelenggaraan pengelolaan
lingkungan hidup dalam rangka pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan hidup, harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan
tingkat kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta
perangkat hukum internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Kesadaran dan kehidupan masyarakat dalam kaitannya dengan pengelolaan
lingkungan hidup telah berkembang sedemikian rupa sehingga perlu
disempurnakan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup (Kalangi, 2018).
Berdasarkan informasi diatas, pada kegiatan ini kami melakukan analisis
terhadap suatu kasus pertambangan, khususnya pada sektor pertambangan emas.
Topik yang kami ambil yaitu “Analisis AMDAL Pada Kasus Pertambang
Emas”. Dalam analisis ini kami menganalisis mengenai pengertian manfaat dan
tujuan dari AMDAL, pengertian tambang emas, UU mengenai tambang emas
secara umum maupun khusus, permasalahan perizinan dan kasus tambang emas,
proses penerapan penambnagan yang baik, dampak positif dan negatif tambang
emas, upaya pengelolaan lingkungan, dan pentingnya AMDAL pada
pelaksanaan kegiatan pertambangan emas.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang
terjadi, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan AMDAL secara umum ?
3

2. Apa saja manfaat dan tujuan dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
tersebut ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Tambang Emas ?
4. Peraturan apa saja yang mengatur mengenai pertambangan, baik secara umum
maupun secara khusus mengenai pertambangan emas ?
5. Bagaimana situasi permasalahan perizinan tambang emas maupun kasus-kasus
yang mengenai pertambangan emas ilegal tersebut ?
6. Bagaimana proses penerapan penambangan yang baik (good mining practice) ?
7. Apa saja dampak dari kegiatan penambangan emas tersebut, baik dampak positif
maupun dampak negatif ?
8. Apa saja upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan dalam upaya
pencegahan maupun pemulihan lokasi pasca penambangan emas tersebut ?
9. Apakah AMDAL sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan yang berdampak pada
lingkungan hidup, terutama pada sektor tambang emas ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari
penelitian ini, yaitu :
1. Mengetahui apakah yang dimaksud AMDAL.
2. Mengetahui apa saja manfaat dan tujuan dari analisis AMDAL tersebut.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tambang Emas.
4. Mengetahui peraturan maupun undang-undang yang mengatur mengenai kegiatan
pertambangan, baik secara umum maupun secara khusus mengenai penambangan
emas.
5. Mengetahui kendala serta permasalahan yang ada dalam pembuatan perizinan
kegiatan tambang maupun permasalahan lainnya.
6. Mengetahui tahapan proses yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan penambangan
yang baik.
7. Mengetahui dampak apa saja yang timbul akibat dari kegiatan penambangan emas
tersebut, baik dampak positif maupun negatifnya.
8. Mengetahui apa saja upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan
masyarakat atau pelaku penambangan pasca penambangan maupun sebelumnya.
4

9. Mengetahui pentingnya AMDAL dalam kegiatan pertambangan, terutama pada


sektor penambangan emas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian AMDAL Secara Umum


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya diklaim
AMDAL merupakan rangkaian tinjauan tentang imbas penting suatu usaha dan
atau proyek yang telah direncanakan dalam lingkungan hidup, yang mana
diperlukan sebagai dasar proses pengambilan keputusan mengenai boleh atau
tidaknya penyelenggaraan suatu usaha dan atau proyek (Dewi, 2019).
AMDAL merupakan dokumen perencanaan dan pencegahan sehingga bagi
kegiatan yang dinilai mempunyai dampak penting terhadap lingkungan, wajib
melakukan kajian lingkungan secara cermat dan mendalam termasuk rencana
pengelolaan dan pemantauan. AMDAL bermanfaat untuk mengetahui dampak
yang akan ditimbulkan dalam suatu usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan lingkungan hidup dan merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan izin lingkungan, karena pada dasarnya proses penilaian Amdal
atau permeriksaan merupakan satu kesatuan dengan proses permohonan dan
penerbitkan izin lingkungan.

2.2. Manfaat dan Tujuan AMDAL


Secara Umum
2.2.1. Manfaat AMDAL Secara Umum
Manfaat AMDAL secara umum adalah menjamin suatu usaha atau kegiatan
pembangunan agar layak secara lingkungan maupun masyarakat sekitar
sehingga tidak menimbulkan dampak negative bagi lingkungan maupun
masyarakat. Menurut Dewi (2019), AMDAL bermanfaat untuk dapat
5

meminimalisisr, atau menyelamatkan kerusakan lingkungan yang mungkin


terjadi akibat adanya pembangunan, agar pembangunan dapat terus
berkelanjutan pada jangka panjang.
2.2.2. Tujuan AMDAL Secara Umum
a. Memberi masukan dalam pengembangan keputusan bagi pemerintah dan
pengelolaan kegiatan.
b. Mencegah atau meminimalisir terjadinya kerusakan lingkungan hidup oleh suatu
usaha atau kegiatan yang dilakukan.
c. Pedoman dalam upaya pencegahan, pengendalian, dan pemantauan dampak
lingkungan hidup.
d. Memberi informasi terhadap masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha atau kegiatan.
e. Digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan suatu wilayah.

2.3. Pengertian Tambang Emas


Menurut Badan Pusat Statistik (2023), pertambangan adalah suatu kegiatan
pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam
kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di
bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara
lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih
bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan.
Tambang merupakan kata yang berasal dari kosakata dasar pertambangan
yang merupakan sebuah proses untuk mendapatkan material yang terdapat di
dalam bumi. Sedangkan emas merupakan unsur kimia dalam bentuk logam
transisi yang lembek,mengkilap, kuning, dan memiliki berat. Penambangan
emas merupakan proses dan teknik yang digunakan dalam pengambilan emas
dari dalam tanah. Emas harus dia ambil dari daratan yang tinggi baru di gali
sedalam mungkin agar dapat emasnya.

2.4. UU Mengenai Kasus Tambang


Emas
2.4.1. Tindak Pidana Melakukan Pertambangan Tanpa Izin
6

Kegiatan penambangan dimana pelakunya tidak memiliki izin, maka


perbuatannya merupakan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 158 UU
Pertambangan yang berbunyi: Setiap orang yang melakukan usaha penambangan
tanpa IUP, IPR, atau IUPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Pasal 40
ayat (3), Pasal 48, Pasal 67 ayat (1), Pasal 74 ayat (1) atau (5) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp
10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah).
2.4.2. Tindak Pidana Menyampaikan Data Laporan Keterangan Palsu
Dalam melaksanakan kegiatan pertambangan dibutuhkan data-data atau
keterangan-keterangan yang benar dibuat oleh pelaku usaha yang bersangkutan
seperti data studi kelayakan, laporan kegiatan usahanya, dan laporan penjualan
hasil tambang, agar hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
Perbuatan memberikan data atau laporan yang tidak benar sebenarnya
sanksinya sudah diatur dalam Pasal 263 KUHP tentang Pemalsuan Surat. Oleh
karena pemalsuan suratnya di bidang pertambangan dan sudah diatur secara
khusus, terhadap pelakunya dapat dipidana denda dengan pidana penjara paling
lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,-.
2.4.3. Tindak Pidana Melakukan Eksplorasi Tanpa Hak
Oleh karena melakukan kegiatan eksplorasi pertambangan didasarkan atas
izin yang dikeluarkan pemerintah yaitu IUP atau IUPK, maka eksplorasi yang
dilakukan tanpa izin tersebut merupakan perbuatan pidana yang diancam dengan
hukuman berdasarkan Pasal 160 ayat (1) UU Pertambangan dengan pidana
kurungan paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 200.000.000,-.
2.4.4. Hukumnya Jual Beli Emas dari Tambang Ilegal
Berdasarkan ketentuan Pasal 158–164 UU nomor 4 Tahun 2009 berikut
aturan perubahannya, pertambangan mineral, termasuk emas, harus dilaksanakan
dengan izin dan memenuhi prosedur yang berlaku.
Berdasarkan Pasal 161 UU nomor 3 Tahun 2020 setiap orang yang
menampung, memanfaatkan, melakukan pengolahan dan/atau pemurnian,
pengambangan dan/atau pemanfaatan, pengangkutan, penjualan mineral
dan/atau batubara yang tidak berasal dari pemegang izin dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp100 miliar rupiah.
7

Dengan demikian perdagangan emas dari tambang emas ilegal termasuk


perbuatan yang dilarang bahkan dikategorikan sebagai suatu perbuatan pidana,
oleh karenanya perdagangan emas dari tambang ilegal melanggar syarat objektif
perjanjian yaitu syarat kausa yang diperbolehkan, sehingga perjanjian yang
demikian adalah batal demi hukum.

2.5. Permasalahan Perizinan Tambang


dan Kasus Tambang Emas

Gambar 1. Kasus Penambangan Emas Ilegal


2.5.1. Permasalahan Perizinan Tambang
Sumber : detik.com
Masalah utama dalam pengajuan perijinan adalah masyarakat belum mampu
mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan seperti cara pembuatan
peta wilayah lahan yang akan ditambang, lahan yang harus dipersiapkan belum
ada, Pemaparan mengenai aspek AMDAL dan keselamatan kerja memberikan
pemahaman kepada masyarakat bahwa paradigma penambangan haruslah
berkelanjutan, bukan hanya mengambil sampai bahan galian tersebut habis
sehingga harus dijaga keharmonisan terhadap 4 faktor yaitu: a. Sektor
pertambangan; b. Pengembangan kewilayahan; c. Pengelolaan lingkungan; dan
d. Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat (Serangmo, 2019).
Masalah utama dalam hal lingkungan adalah masyarakat belum dapat
menyiapkan dokumen-dokumen dalam melakukan analisis dampak-dampak
yang ditimbulkan sehingga dapat diterpakan good mining practice (Serangmo,
2019).
2.5.2. Kasus Tambang Emas
Adanya kegitan pertambang emas ilegal di Kabupaten Murung Raya,
Kalimantan Tengah cukup mengkhawatirkan dimana dampaknya terhadap
lingkungan sangat besar. Kehadiran tambang, terutama tambang emas, dapat
8

menimbulkan beberapa masalah masalah. Salah satu dampak yang sangat serius
terkait dengan masalah lingkungan di mana orang menggunakan bahan kimia
berbahaya. Bahan-bahan yang digunakan tidak hanya dapat mengganggu dan
merusak ekosistem, tetapi juga mempengaruhi kesehatan manusia itu sendiri.
Salah bahan yang digunakan adalah raksa.
Raksa yang digunakan untuk mengolah bijih emas dapat dilepaskan ke
lingkungan. Dalam pengolahan bijih emas, hal ini tidak menjadi masalah ketika
pemerintah memantau penambangan emas yang dioperasikan secara ilegal oleh
masyarakat. Penambangan emas dilakukan secara ilegal oleh masyarakat dan
menggunakan merkuri untuk mengekstrak emas yang terkandung dalam air dan
lumpur, kecil kemungkinannya untuk teroksidasi dan dapat membentuk senyawa
baru.

2.6. Penerapan Praktek Penambangan


Yang Baik (Good Mining Practice)

Gambar 2. Penerapan Praktek Penambangan Yang Baik


(Good Mining Practice)
Sumber: jurnal pengabdian untuk mu negeRI

Rencana kegiatan yang disusun oleh investor PMA/PMDM diberikan


kepada pemerintah pusat untuk mendapatkan izin prinsip. Setelah mendapatkan
izin prinsip kemudian diserahkan kepada PEMKAB. Dimana sesuai dengan
TATA RUANG persetujuan PEMKAB didapatkan izin lokasi. Jika sudah
9

mendapatkan izin lokasi maka dilakukan evaluasi baik dari segi kelayakan
ekonomi, kelayakan teknis hingga kelayakan lingkungannya (Amdal, UKL,
UPL). Jika kelayakan tersebut sudah dipenuhi maka izin lingkungan dan izin
usaha diberikan sehingga kegiatan tersebut dapat diberlakukan.

2.7. Dampak Positif dan Negatif


Tambang Emas
2.7.1. Dampak Positif Tambang Emas
Pertambangan emas adalah salah satu jenis industri yang sering
menghasilkan permasalahan yang sampai saat ini. Permasalahan itu biasanya
berupa pro dan kontra yang ditimbulkan oleh masyarakat yang berada di
kawasan pertambangan emas itu sendiri. Adanya Pro dan kontra ini timbul
karena aktivitas pertambangan selain memberikan dampak yang positif,
pertambangan emas juga dapat menimbulkan dampak yang negatif. Dampak
positif dari usaha pertambangan emas ini adalah:
a. Menampung tenaga kerja, karena tambang emas memerlukan pekerja dalam jumlah
banyak.
b. Mengurangi pengangguran, pertambangan emas menampung tenaga kerja sehingga
hal ini sangat membantu masyarakat yang membutuhkan pekerjaan mendapatkan
pekerjaan/penghasilan.
c. Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang, pertambangan emas pada
umunya merekrut tenaga kerja dari masyarakat yang tidak jauh dari lokasi sekitar
pertambangan tersebut sehingga hal ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat
sekitar tempat pertambangan.
2.7.2. Dampak Negatif Tambang Emas
Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, pertambangan emas
juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup parah,
baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air. Penambangan Emas secara langsung
menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah penducian emas tersebut.
Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai
menjadi keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan
pencucian emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung
zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.
10

Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn),
Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam berat
yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
Seiring dengan semakin maraknya kegiatan penambangan emas, tentunya
membawa pengaruh besar terhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat,
mengingat tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor
pertambangan secara konvensional. Pada dasarnya, kegiatan pertambangan
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya tidak dapat diperbaharui,
mempunyai resiko yang relatif lebih tinggi dan pengusahaannya mempunyai
dampak lingkungan baik fisik maupun sosial yang relatif lebih tinggi
dibandingkan pengusahaan komoditi lain pada umumnya. Meskipun aktivitas
penambangan emas secara konvensional telah memberikan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat, namun dampak yang ditimbulkan jauh lebih besar mengingat
resiko yang dihadapi para penambang relatif tinggi, diantaranya resiko yang
berhubungan dengan ketidakpastian penemuan cadangan emas baik dalam hal
eksplorasi maupun produksi, resiko teknologi yang berhubungan dengan
ketidakpastian biaya produksi, resiko pasar yang berhubungan dengan
perubahan harga dan resiko kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan
perubahan pajak dan harga domestik. Resiko-resiko tersebut, tentunya sangat
berhubungan dengan besaran-besaran yang mempengaruhi keuntungan usaha
yaitu produksi, harga, biaya dan pajak.
Sementara itu, dampak negatif dari aktivitas penambangan emas dapat
dilihat, sebagai berikut:
a. Kerusakan Ekosistem Lingkungan Hidup
Pada perusahaan tambang yang resmi/berizin, yang notabene dibebani kewajiban
untuk melaksanakan program pengelolaan lingkungan melalui AMDAL, faktor
lingkungan hidup tetap menjadi masalah krusial yang perlu mendapat pengawasan
intensif. Dengan kegiatan penambangan emas ilegal yang nyaris bahkan tanpa
pengawasan, dapat dibayangkan kerusakan ekosistem lingkungan hidup yang terjadi.
Terlebih lagi para pelaku penambangan emas ilegal praktis tidak mengerti sama sekali
tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, sehingga lahan subur pun berubah
11

menjadi hamparan padang pasir yang tidak dapat ditanami akibat tertimbun limbah
penambangan dan pengolahan.
b. Pencemaran Tanah dan Air Sungai
Proses pengerukan sungai yang umum digunakan dalam kegiatan penambangan
emas ilegal, telah memberi dampak yang sangat besar terhadap kualitas air sungai yang
berada di sepanjang lokasi penambangan. Dimana dalam proses tersebut, kerikil dan
lumpur disedot dari sungai untuk memperoleh material yang mengandung fragmen
emas, dengan menggunakan bahan kimia yang berbahaya, seperti merkuri, sianida,
asam sulfat dan arsen. Setelah proses penyaringan selesai dan diperoleh material yang
mengandung emas, lumpur dan kerikil yang tersisa kemudian dilepaskan kembali ke
sungai dengan lokasi yang berbeda. Meskipun proses pelepasan material tersebut
menggunakan pipa, namun kemungkinan kebocoran pipa tetap ada, sehingga bahan
kimia yang tersisa dari proses penyaringan tersebut dapat tercemar pada tanah di
sepanjang pipa pembuangan maupun pada air sungai dimana kerikil dan lumpur sisa
penyaringan tersebut dibuang. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap kualitas tanah
maupun air sungai di lokasi pembuangan sisa material tambang, dimana selain
menimbulkan kekeruhan, air sungai juga telah terkontaminasi bahan kimia berbahaya
(terutama merkuri) yang dapat mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna dalam
air.
c. Kecelakaan Tambang
Ditinjau dari aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kegiatan penambangan
emas ilegal telah menimbulkan banyak korban, baik meninggal dunia maupun luka.
Banyaknya korban jiwa yang diakibatkan oleh kecelakaan tambang ilegal
mengindikasikan bahwa kegiatan penambangan yang dilakukan masyarakat secara
konvensional masih sangat jauh dari aspek-aspek keamanan, keselamatan dan kesehatan
kerja. Hal ini yang kemudian mendorong aktivitas Walhi Kalbar untuk meminta kepada
Pemda agar mencari solusi terkait permasalahan penambangan emas ilegal yang selalu
menimbulkan korban jiwa dan kerusakan lingkungan.
d. Penyebaran Penyakit
Aktivitas penambangan emas ilegal yang dilakukan secara konvensional, telah
memberi pengaruh yang sangat besar terhadap tingkat kesehatan masyarakat, hal ini
tidak terlepas dari penyebaran penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung
12

dari aktivitas penambangan emas ilegal. Dampak langsung dari aktivitas penambangan
emas ilegal, diantaranya munculnya berbagai macam penyakit kulit yang dialami
penambang maupun masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi penambangan, dimana
pelaku seringkali menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti merkuri, sianida, asam
sulfat dan arsen untuk memisahkan material emas dengan unsur batuan lainnya,
penggunaan bahan kimia tersebut tentu saja sangat berbahaya terhadap kesehatan
penambang. Bahkan yang paling berbahaya adalah ancaman kanker kulit bagi
penambang.
e. Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air
Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali
membuat air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran primer yakni
kali Anafre. Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah
transport sedimen.
Dengan melalui studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL)
diharapkan usaha dan/atau kegiatan pembangunan pertambangan emas dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efisien, meminimumkan
dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif terhadap lingkungan hidup.

2.8. Upaya Pengelolaan Lingkungan


Pencegahan atau penanggulangan pencemaran adalah tindakan mencegah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia agar kualitasnya tidak
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak
dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Perlu adanya kajian Upaya
Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan atau kajian
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun kebijakan
yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya,
kegiatan penambangan sudah dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap
lingkungan. Kajian ini harus dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik
dan terus-menerus implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan
administrasi.
Tabel 1. Dampak Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Pada Kasus
Pertambangan Emas
13

No. Dampak Lingkungan Upaya Pengelolaan Lingkungan


1. Meningkatnya ancaman tanah  Perlu dilakukan penggalian tanah
longsor dan gerakan massa secara berjenjang (trap-trap)
tanah (mass movement)
2. Erosi dan Sedimentasi  Perlu dibangun check-dam untuk
mencegah pelumpuran pada
saluran pengairan umum
(drainase) maupun saluran induk,
yakni kali Anafre.
 Kali kecil yang digunakan airnya
oleh pendulang untuk
memisahkan emas dengan tanah
harus dipasang bronjong kawat,
guna memperlambat erosi pada
tebing sungai.
3. Pengupasan tanah pucuk dan  Perlu dilakukan upaya reklamasi,
menghilangnya vegetasi seperti melakukan reboisasi di
akibat kegiatan penggalian areal bekas penggalian.
tanah.  Setelah melakukan penggalian
jangan meninggalkan lubang
penggalian begitu saja, sebaiknya
lubang penggalian ditimbun
terlebih dahulu sebelum pindah ke
tempat lain

Selain upaya pengelolaan di atas, upaya pengelolaan lingkungan pasca


penambangan juga dapat dilakukan melalui kegiatan reboisasi. Reboisasi hutan
perlu dilakukan karena aktivitas tambang bisa merusak lingkungan. Selain itu,
beberapa langkah efektif juga harus dilakukan. Tambang adalah kegiatan
mencari sumber daya alam yang terkubur dalam tanah. Sayangnya, sumber
tambang merupakan sumber yang terbatas dan bisa habis kapan saja. Saat sudah
habis, maka lokasi tambang akan berpindah. Reboisasi itu sendiri bertujuan
14

untuk melakukan penghijauan kembali pada hutan gundul akibat kegiatan


pertambangan illegal, guna mengembalikan fungsi hutan.

Gambar 3. Reboisasi
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup

2.9. Pentingnya AMDAL Pada Sektor


Pertambangan Emas
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam tata kelola
pertambangan wajib dipertahankan. Pertimbangan terkait pentingnya AMDAL
dalam tata kelola pertambangan telah disebutkan dalam konsideran Undang-
Undang. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika ketentuan ini menjadi kaidah,
pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan. Terkait
AMDAL dalam tata kelola pertambangan, untuk memperoleh Izin Usaha
Pertambangan (IUP), Pelaku Usaha harus mencantumkan infomasi AMDAL.
Melalui informasi tersebut, para pelaku usaha dapat dinilai kelayakannya untuk
mendapatkan IUP. Selain itu, dengan adanya AMDAL maka dampak buruk dari
kegiatan tambang terhadap lingkungan dapat diminimalisir dengan adanya
pengawasan tata kelola dari AMDAL. Hal ini seperti yang kita ketahui bahwa
kegiatan pertambangan emas, khususnya pertambangan emas illegal sangat
berdampak buruk terhadap lingkungan hidup disekitarnya.

BAB III
PENUTUP
15

3.1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan tambang emas ialah kegiatan yang
merusak lingkungan Disamping membawa manfaat bagi masyarakat itu sendiri.
Terutama tambang emas ilegal yang tidak memiliki izin usaha diamana limbah
dari kegiatan tambangnya tidak terproses dan langsung dibuang begitu saja
sehingga sangat mencemarkan lingkungan sekitar. Hapa ini terjadi karena
adanya Regulasi yang kurang dan buruknya pengawasan pertambangan emas
ilegal ini menimbulkan dampak pada lingkungan dan terjadinya bencana seperti
pencemaran lingkungan (tanah, udara, dan air), kerusakan hutan dan lahan,
terjadi bencana longsor, erosi dan penurunan tanah. Bahkan untuk jenis tambang
emas nonilegal yang memiliki izin usaha dan dokumen AMDAL lengkap,
sekiranya masih diperlukan pengawasan yang intensif dalam prosesnya guna
mengantisipasi dampak yang dihasilkan.

3.2. Saran
Adapun saran dalam makalah AMDAL mengenai Analisis AMDAL Pada
Kasus Tambang Emas yaitu para penyusun makalah maupun anggota kelompok
dapat menyusun makalah ini lebih baik lagi kedepannya, sehingga para pembaca
dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi dalam analisis
AMDAL, khususnya pada kasus pertambangan emas.
16

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Y. (2022). Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan Emas Ilegal


di Kabupaten Murung Raya, (Kalteng). Jurnal Masalah Lingkungan, 1(1).
Chang, W. (2016). Dampak Ekonomis Penambangan Emas Bagi Masyarakat Mandor,
Kalimantan Barat. Masyarakat Indonesia, 38(1), 115-138.
Dewi, R. S. (2019). Regulasi Pertambangan. Jurnal Fakultas Hukum Universitas
Tulungagung, 5(1), 69-80.
Gunawan, L. S. (2023). Konflik Pertambangan di Indonesia: Studi Kasus Tambang
Emas Martabe dan Upaya Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dan Penegakan
Hukum dalam Industri Pertambangan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(1), 2062-
2074.
Hikmawati, W. D. (2015). Konsep Pemikiran Ekonomi Islam dalam Penambangan
Emas Ilegal. Hukum Islam, 15(2), 243-252.
Kalangi, K. (2018). Kedudukan AMDAL Tentang Eksploitasi Pertambangan Menurut
Undang-undang Nomor. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Lex Privatum, 6(1).
Kasworo, Y. (2015). Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI), Dapatkah Ditanggulangi.
J.Rechtsvinding.
Oktavia, D. (2019). Eksistensi Perusahaan Tambang Emas Tumpang Pitu Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat Desa Sumberagung
Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi.
Rizki, A. (2020). Dampak Pertambangan Rakyat di Desa Pelangan Kecamatan
Sekotong Kabupaten Lombok Barat.
Serangmo, F., Rumbino, Y., Kotta, H. Z., Sundari, W., Krisnasiwi, I., & Banunaek, N.
(2019). Pembinaan dan Pendampingan Kepada Penambang Emas Tanpa Ijin di
Desa Neoltoko, Kec. MioMaffo Barat, Kab. TTU. Jurnal Pengabdian Untuk Mu
NegeRI, 3(2).
Yulianingrum, A. V., Sunariyo, S., & Prasetyo, B. (2022). Kebijakan Pengelolaan
Pertambangan Batubara Pada Negara Amerika, Cina, Indonesia (Studi Normatif
dan Perbandingannya). Jurnal Ilmiah Advokasi, 10(2), 171-192.
17

LAMPIRAN

Pertanyaan dan Jawaban Presentasi


Pertanyaan 1 dari Kelompok : 5
Nama Penanya : Abdul Gani (213030402106)
Nama Penjawab : Reza Margaretta Siallagan (213020402032)
1. Menurut pendapat kalian, seimbang tidak antara dampak positif dan negatif dari
kegiatan tambang emas tersebut? Apabila tidak seimbang atau lebih dominan
dampak negatif dibanding dampak positif, hal apa yang perlu ditinjau atau direvisi
kembali apakah dari sisi AMDAL, Undang-Undang atau dari sisi pidana maupun
denda yang dikenakan sebagai bentuk upaya apa yg dapat dilakukan untuk
mengurangi serta menanggulanginya ?
Jawaban:
Jika dilihat dari segi dampak negatif, memang lebih besar dampaknya terhadap
lingkungan. Upaya-Upaya atau langkah yang dapat dilakukan ialah memperketat
persetujuan izin layak tambang. Seperti menambah kriteria-kriteria yg harus dipenuhi,
agar dapat membuka pertambangan emas. Bisa juga aturan uu mengenai perizinan
tambang emas lebih ditekankan agar meminimalisir berdirinya tambang emas ilegal.

Pertanyaan 2 dari Kelompok : 1


Nama Penanya : Selmi Filistea Enjelina (213030402096)
Nama Penjawab : Widya Farlina Sondah (213020402054)
2. Menuru pendapat kalian, apabila masyarakat di sekitar tempat penambangan emas
terkena dampak negatif dari kegiatan tambang emas tersebut dapat mencabut atau
membatalkan uji kelayakan lingkungan dari kegiatan penambangan emas tersebut?
Jawaban:
Bila masyarakat merasakan dampak negatif dari pertambangan emas tersebut, maka
masyarakat setempat dapat mencabut uji kelayakan lingkungan dari pertambangan emas
tersebut. Seperti yang diatur dalam Pasal 37 ayat (2) UU PPLH, yang berbunyi: "jika
persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin mengandung cacat hukum,
18

kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau pemalsuan data, dokumen,


dan/atau informasi".

Anda mungkin juga menyukai