Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN EKSKURSI PT KALTIM PRIMA COAL (KPC)

KELOMPOK: III
MUHAMMAD SISWONO/ 09320160085
HERMAN/ 093201600112
MUSLIMIN/ 09320160056
PUTRA SERAN/ 09320160189
ARYA ARBIYANSYAH NASRI/ 09320160127

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

AssalamuAlaikumWr. Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah tuhan semesta alam atas
berkat, hidayah, taufik, serta rahmat kesehatan-Nya kami dapat menyelesaikan laporan
Ekskursi PT Kaltim Prima Coal. Unit Bisnis Pertambangan BatuBara ini dengan lancar
dan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan Ekskursi PT Kaltim Prima Coal. Sangatta, Provinsi
Kalimantan Timur bertujuan dalam rangka penyelesaian studi pada Program Studi
(S1) Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim
Indonesia. Selama melakukan kegiatan penyusunan laporan, penulis banyak
menemukan kendala–kendala namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya
penulisan laporan ekskursi ini dapat terselesaikan dengan baik. Olehnya, dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW., S.T., M.T., IPM., ASEAN ENG., sebagai
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
2. Bapak Ir. Firman Nullah Yusuf, S.T., M.T., IPP., selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia.
3. Bapak Ir. Mohammad Salman Said, ST., MT. selaku pembimbing.
4. Para Dosen Jurusan Teknik Pertambangan yang telah mendampingi, membimbing
dan membantu dalam penyusunan laporan ekskursi.
5. Teman-teman mahasiswa Teknik Pertambangan Angkatan 2016 Universitas
Muslim Indonesia yang selalu setia membantu baik dalam suka maupun duka.
6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan dukungan doa, materi, dan moral.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca, demi kebaikan dan kesempurnaan laporan ekskursi ini.
Wassalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Makassar, 20 September 2020

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 5


1.1 Latar Belakang ................................................................................ 5
1.3 Tujuan .............................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 7


2.1 Profil Perusahaan ............................................................................. 7

BAB III PEMBAHASAN ................................................................... 9


3.1 Sistem Penambangan Kaltim Prima Coal (KPC) .............................. 9
3.2 Proses Pengolahan ........................................................................... 9
3.3 Reklamasi ....................................................................................... 12

BAB IV PENUTUP.............................................................................. 20
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 20
4.2 Saran .............................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 21

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Profil Perusahaan Hingga 31 Desember 2006 .............................. 8
3.1 Lapisan batubara yang siap diambil ......................................... 9
3.2 Overland Conveyor ..................................................................... 10
3.3 Port Stockpiles ............................................................................ 11
3.4 Ship Loading ............................................................................... 11
3.5 Floating transfer station dan floating crane ................................. 12

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakan

Indonesia memiliki kekayaan berbagai macam deposit mineral tambang yang


melimpah, seperti batubara, nikel, emas, bauksit, besi, dan sebagainya. Kegiatan
penambangan adalah bagian dari kegiatan pembangunan ekonomi yang
mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat menjamin kehidupan di
masa yang akan datang. Terdapat 833 kegiatan penambangan di Indonesia, dengan
total luasan 36 juta ha, termasuk kegiatan di hutan alam seluas 0,9 juta ha, dengan cara
menebang hutan dan menambang secara terbuka, sehingga berdampak besar terhadap
degradasi hutan dan lahan di Indonesia. Sebagai contoh, laju rerata degradasi hutan
pada tahun 2009-2011 adalah 450 ribu ha/th sebagian besar disebabkan oleh kegiatan
penambangan (Kementerian Kehutanan, 2014).
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) merupakan perusahaan terbesar di dunia yang
bergerak dalam bidang penambangan batubara. PT. KPC berlokasi di Kecamatan
Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dan beroperasi sejak tahun
1992 dengan luas lahan ± 90.960 ha. Seluas 21.000 ha telah dibuka menjadi lahan
tambang, 9.983 ha diantaranya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lahan
pertanian bila dilakukan reklamasi. PT. KPC telah melakukan reklamasi sejak tahun
1996. Selama tahun 2014, PT. KPC telah melakukan reklamasi seluas 1.191 hektar
yang telah ditanami lebih dari 655.000 pepohonan dan tumbuhan dari beragam jenis
dengan daya serap CO2 tinggi. Dengan demikian total lahan yang telah direklamasi
sejak awal operasional sampai akhir tahun 2014 mencapai 5.740 hektar (Laporan
Keberlanjutan PT. KPC, 2014).
Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Kaltim Prima Coal yaitu open
pit mining (penambangan terbuka). Proses penambangan batubara dimulai dari (1)
tahap perencanaan, kemudian (2) tahap pembukaan lahan dan pemindahan tanah yang
terdiri dari pembersihan vegetasi, pengupasan tanah bagian atas, penyingkapan batuan
yang menutup mineral batubara, pemindahan tanah bagian atas dan penimbunan tanah,
tahap selanjutnya (3) penyiapan lahan dan pengelolaan tata air yang terdiri dari
penimbunan batuan penutup, pembentukan daerah timbunan, penyebaran tanah,
5
penggaruan tanah, membangun bangunan pengendali erosi dan kolam pengendap
sedimen, serta (4) tahap penanaman, pemantauan dan pemanfaatan lahan.
Dalam usaha pembangunan berwawasan lingkungan, maka tanah pada lahan
bekas tambang batubara perlu dikembalikan menjadi kondisi seperti semula yaitu
dengan cara reklamasi. Kegiatan reklamasi adalah kegiatan yang bertujuan
memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai akibat kegiatan
usaha pertambangan, agar dapat berfungsi dan berdaya guna sesuai dengan
peruntukannya.
Reklamasi di PT. Kaltim Prima Coal ini dilakukan dengan revegetasi yang
terdiri dari beberapa tahap yaitu penambahan bahan organik pemberian pupuk,
penanaman legum penutup tanah (legume cover crop), penanaman jenis tanaman
pioner, primer dan wild life. Kegiatan reklamasi tidak dapat terlaksana dengan baik
apabila tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Dengan reklamasi yang tepat
dampak negatif akibat pertambangan dapat dikendalikan sehingga keberhasilan
reklamasi lahan bekas tambang merupakan promosi bagi keberlanjutan usaha
pertambangan (Sembiring, 2008).

1.2 Tujuan
Tujuan dalam pembuatan laporan ekskursi ini adalah:
1. Mengetahui sistem penambangan PT Kaltim Prima Coal.
2. Mengetahui proses pengolahan PT Kaltim Prima Coal.
3. Mengetahui kegiatan reklamasi PT Kaltim Prima Coal.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. KALTIM PRIMA COAL (KPC)


Jenis Perusahaan : Perusahaan Modal Asing (PMA)
Tanggal Berdiri : 9 Maret 1982
Pemilik : PT. Bumi Resources, Tbk
Alamat Perusahaan : Mining Support Division, M6-Building. Sengata 75611,
KALTIM.
Telepon : (0549) 521725
Fax : (0549) 521912
Produk Utama : Batu Bara (Prima, Pinang, dan Melawan)
Jumlah Karyawan : ± 3700 orang
Luas Pabrik : 90.938 Ha
Kami adalah perusahaan pertambangan batubara yang berlokasi di Sangatta,
Kalimantan Timur, Indonesia. Kami mengelola salah satu pertambangan open-pit
terbesar di dunia.
PT Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan dan pemasaran batubara untuk pelanggan industri baik pasar ekspor
maupun domestik.
Dari kantor pusat kami di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimatan
Timur dan kantor perwakilan di Jakarta, Samarinda, dan Balikpapan, KPC mengelola
area konsesi pertambangan dengan luas mencapai 84,938 hektar. Dengan didukung
oleh lebih dari 4.499 orang karyawan dan 21.000 personel dari kontraktor dan
perusahaan terkait, kapasitas produksi batubara KPC mencapai 70 juta ton per tahun.
Adapun visi dan misi dari Kaltim Prima Coal adalah sebgai berikut:
1. Visi
Produsen batubara terkemuka Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dunia, yang
memberikan nilai optimal bagi semua pemangku kepentingan.
2. Misi
1. Memupuk budaya yang mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan

7
dalam segala tindakan.
2. Memelihara tatakelola perusahaan yang baik dan mempromosikan perusahaan
sebagai warga yang baik.
3. Menyediakan lingkungan belajar untuk mencapai keunggulan dan meningkatkan
kesejahteraan.
4. Mengoptimalkan nilai bagi semua pemangku kepentingan.
5. Menyelenggarakan praktik pengelolaan dan operasi terbaik untuk menghasilkan
produk dan kinerja berkualitas tinggi secara konsisten.
PT. Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan penghasil batubara terbesar
di Indonesia yang beroperasi di sekitar Sangatta, suatu kota di Kutai Timur, provinsi
Kalimantan Timur di Indonesia. Sangatta terletak 180 KM sebelah utara Samarinda
dan 310 KM sebelah utara Balikpapan. PT. KPC mempunyai sejumlah pit atau lokasi
tambang yang terletak di Sangatta yang dioperasikan oleh PT. KPC dan kontraktor.
Pada Juni 2005, kegiatan tambang di Bengalon mulai dioperasikan dan terletak kira -
kira 25 KM ke arah utara dari Sangatta. Kegiatan operasi pertambangan Bengalon
dikontrakkan kepada PT. Darma Henwa. Pertambangan Sangatta terletak tidak jauh
dari fasilitas pelabuhan di Tanjung Bara yang dihubungkan dengan Over Land
Conveyor sepanjang kira - kira 13 KM. Bengalon juga terletak tidak jauh dengan
pantai dan dihubungkan oleh jalan tambang sepanjang 22 KM ke fasilitas pelabuhan
di Tanjung Bara. Sebagian besar karyawan PT. KPC tinggal di Swarga Barga dan
Prima Griya Lestari, area perumahan yang dibangun perusahaan. Sebagian karyawan
yang lain bertempat tinggal di komunitas Tanjung Bara yang terletak kira - kira 17 KM
dari pertambangan.

Gambar 2.1 Profil Perusahaan Hingga 31 Desember 2006

8
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sistem Penambangan PT Kaltim Prima Coal (KPC)

Gambar 3.1 Lapisan batubara yang siap diambil


Proses penambangan dilaksanakan menggunakan truk dan shovel dengan metode
open-pit. Sejumlah pit-pit pertambangan dioperasikan oleh KPC dan para kontraktor
kami. Saat ini total fleet capacity KPC mencapai 545 juta BCM per tahun.

3.2 Proses Pengolahan


1. Coal Preparation
Batubara yang diambil dari area tambang masih berupa bongkahan-bongkahan
besar dan kecil. Batubara yang dihasilkan oleh area tambang (pit) satu dengan
lainnya akan memiliki nilai kualitas yang berbeda dilihat dari kandungan kalori
dan pengotornya. Dalam proses coal preparation ini dilakukan penghancuran
hingga dimensi batubara maksimal hanya sebesar 5cm serta proses pembersihan
untuk batubara yang masih bercampur dengan pengotor. Batubara selanjutnya
dipisahkan berdasarkan kriteria kualitasnya.
2. Overland Conveyor
Setelah menjalani proses preparation, batubara telah siap dipasarkan. Batubara
tersebut lalu dipindahkan ke pelabuhan penampungan batubara (Port stockpile)
9
dengan menggunakan belt conveyor (untuk area tambang Sangatta). Panjang
conveyor mencapai 13km, dengan kapasitas sebesar 4500 tph, dan berkecepatan
8,5 m/s. Untuk area tambang Bengalon, pemindahan ini dilakukan dengan
menggunakan Double Tray Truk (Dolly Truk).

Gambar 3.2 Overland Conveyor


3. Port Stockpiles
Pelabuhan sekaligus gudang batubara sebelum batubara dikapalkan. Stocpiles
Tanjung Bara memiliki kapasitas 1,2 juta ton menerima batubara dari Sangatta,
sedangkan stockpiles Lubuk Tutung yang menerima batubara dari Bengalon
memiliki kapasitas 100.000 ton.

10
Gambar 3.3 Port Stockpiles
4. Shipping
Pengapalan batubara untuk dikirim ke konsumen berdasarkan kualitas yang
diinginkan.

Gambar 3.4 Ship Loading


KPC memiliki pelabuhan pribadi dengan 2 Km jetty dengan kedalaman air 17
meter, yang mampu melayani kapal dengan bobot mati 220.000 ton. Kapasitas
pengisian sebesar 4.700 tph. Selain itu KPC memiliki beberapa fasilitas
pemindahan batubara antar kapal (Coal Transshipment Facilities), yaitu di Tanjung

11
Bara dan Lubuk Tutung yaitu Floating Transfer Station (FTS) dengan kapasitas
1000 tph, Floating Crane (FC) dengan kapasitas 500 tph, dan gabungan antara FTS
dan FC dengan kapasitas mendekati 1500 tph.

Gambar 3.5 Floating transfer station dan floating crane

3.3 Reklamasi

KPC mengadopsi dan bangga melaksanakan praktek pengelolaan lingkungan


yang terbaik. Sistem manajemen kami bersertifikat ISO 14001. Desain tambang dan
strategi perencanaan dengan mengambil aspek lingkungan dan potensi bahaya sebagai
pertimbangan utama.
Selain itu, KPC melaksanakan program pemantauan lingkungan yang luas dan
komprehensif terhadap kinerja lingkungan dan target secara teratur. Kami juga bekerja
sama dengan instansi pemerintah dan auditor independen untuk melakukan
pemantauan dan pelaporan lingkungan.
Saat ini, lebih dari 800 hektar lahan pasca-tambang yang direhabilitasi setiap
tahun. Letak wilayah yang berdekatan dengan Taman Nasional Kutai, KPC merangkul
tanggung jawab kami untuk memberikan dukungan dan perlindungan kepada
penduduk taman. Kami telah bekerja sama dengan Taman Nasional Kutai untuk
melindungi Orangutan dan keanekaragaman hayati endemik wilayah Kalimantan
Timur lainnya melalui pendanaan dan dukungan teknis.

12
Pendekatan KPC terhadap pengelolaan lingkungan didasarkan pada identifikasi
dan pengendalian sistematis terhadap keseluruhan lini proses pertambangan kami,
mulai dari eksplorasi hingga pengembangan, produksi, transportasi, reklamasi sampai
pada tahapan penutupan tambang.
Good Mining Practice on Environmental Aspect
Prinsip Good Mining Practice yang kami adopsi mendorong KPC untuk beroperasi
dengan ramah lingkungan yang artinya merencanakan dan melaksanakan end-to-end
mining process dengan seksama dan bertanggungjawab serta bertujuan untuk
meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan. KPC membangun suatu sistem
manajemen terpadu yang menjadi fondasi kami dalam mempertahankan keberlanjutan
lingkungan. Sistem manajemen lingkungan terdiri dari target dan program lingkungan
yang berfokus pada:
• Pencegahan pencemaran
• Restorasi area pascatambang ke dalam kondisi yang produktif, stabil, dan aman
• Pemeliharaan keanekaragaman hayati
• Konservasi air dan efisiensi sumber energi.
1. Pencegahan Pencemaran
KPC selalu berusaha untuk melaksanakan upaya-upaya preventif dan pemantauan
rutin demi meminimalisir potensi terjadinya pencemaran lingkungan. Insan KPC terus
memastikan program prosedur dan target pencegahan pencemaran lingkungan yang
telah ditetapkan dapat diterapkan dengan baik dan berkelanjutan.
1.1. Pengelolaan Air Asam Tambang (AAT)
Aktivitas penambangan dan rehabilitasi lahan pasca tambang akan berakibat pada
terjadinya perubahan struktur batuan serta kualitas tanah dan air di sekitarnya. Material
sisa penambangan yang akan menghasilkan air asam tambang (AAT) dengan pH
rendah akan mengakibatkan tercemarnya air tanah dan berkurangnya kesuburan tanah.
Untuk itu, kami telah melaksanakan upaya preventif dalam mengelola batuan asam
melalui klasifikasi dan pemisahan batuan penutup dan desain pengelolaan air asam
tambang.
1. Pemisahan Batuan Penutup
Proses penanganan air asam tambang diawali melalui proses pencegahan pembentukan
AAT dengan cara menutup material yang berpotensi membentuk AAT. Kegiatan
utama dalam proses ini adalah melakukan analisa Net Acid Generation (NAG) untuk

13
mengindenti?kasi dan memisahkan batuan yang bersifat asam (Potential Acid Forming
– PAF) dari batuan yang tidak bersifat asam (Non Acid Forming – NAF), baik dalam
kegiatan penggalian, penempatan, dan penimbunan batuan penutup tersebut.
2. Sistem Pengelolaan Air Tambang
Sistem pengelolaan air tambang yang kami miliki bertujuan untuk menghindari
dampak air asam batuan terhadap kualitas badan air permukaan terdekat serta terhadap
kualitas tanah. Air permukaan dari berbagai lokasi kegiatan penambangan dan
pengolahan batubara dialirkan ke sistem pengendali berupa kolam pengendap
bertingkat untuk diproses dan dipantau sebelum dialirkan ke badan air umum. Proses
perawatan, pengolahan, dan rehabilitasi kami terapkan secara rutin pada kolam-kolam
pengendapan yang ada. Penambahkan kapur pada kolam-kolam pengendapan yang
bertujuan untuk meningkatkan nilai pH air, ataupun perawatan kolam rutin dengan
menggunakan kapal keruk, merupakan beberapa metode yang selama ini kami
terapkan. Pemantauan baku mutu air kami lakukan dengan mengambil sampel harian.
Sampel tersebut nantinya akan kami analisa guna memastikan baku mutu air pada
kolam-kolam pengendapan sudah sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No. 113/2003 dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No. 02/2011.
Jika baku mutu air yang ada sudah memenuhi standar yang ditetapkan, barulah
kemudian kami alirkan ke badan air umum.
1.2. Pengelolaan Air Limbah
Sebelum terjadinya proses pengaliran air limbah KPC ke badan air umum seperti
sungai atau laut, kami memastikan bahwa keluaran air limbah yang dihasilkan telah
memenuhi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah. Seluruh lokasi titik penaatan
pembuangan air limbah telah memperoleh ijin melalui Keputusan Bupati Kutai Timur
dan Keputusan Gubernur Kalimantan Timur.
1.3. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B3 yang dikelola termasuk pelumas bekas, barang terkontaminasi
hidrokarbon, filter beroli, hose beroli, limbah medis, limbah hidrogen peroksida,
grease bekas, baterai/aki bekas, toner bekas, limbah kimia, abu insinerator, baterai
kering bekas, lampu TL, wadah terkontaminasi B3, abu batubara, dan tanah
terkontaminasi hidrokarbon.
Limbah B3 dari kegiatan operasional KPC dikelola dengan mengikuti
peraturan pemerintah dan izin pengelolaan limbah B3 yang diperoleh KPC, mulai dari

14
penyimpanan sementara, pemanfaatan, pengolahan internal, sampai dengan dikirim ke
pihak ketiga berizin untuk dikelola lebih lanjut. Pihak ketiga berizin yang dimaksud
adalah pengelola limbah B3 yang berada di Indonesia dan telah memiliki izin dari
KLH untuk melakukan pengelolaan sebagian atau semua jenis limbah B3 dari
penghasil limbah B3. KPC tidak melakukan pengiriman limbah B3 ke luar negeri.
1.4. Pengelolaan Limbah Non-B3
Limbah non B3 yang dihasilkan meliputi sampah umum yang tidak bisa dimanfaatkan
dan yang bisa dimanfaatkan, seperti kertas berkas, ban bekas, plastik, kardus bekas,
dan palet kayu. Sampah umum yang dikelola oleh KPC adalah sampah umum yang
berasal dari areal perumahan karyawan KPC, areal kantor dan juga bengkel KPC.
Sampah umum yang tidak bisa dimanfaatkan ditimbun di Tempat Penimbunan Akhir
(TPA) yang berlokasi di Hatari East.
1.5. Penanganan Tumpahan
Tingginya penggunaan bahan bakar solar dan oli di KPC, menimbulkan potensi bahaya
dan dampak lingkungan yang disebabkan oleh tumpahan. Oleh karena itu, kami
memiliki prosedur penanganan tumpahan dan membentuk Oil Spill Response Team
agar tumpahan yang terjadi ditangani dengan sesegera mungkin. Selain itu, KPC
memastikan agar oil spill kit selalu tersedia di setiap maintenance workshop.
Selain itu, tanah yang telah terkontaminasi minyak dari seluruh maintenance
workshop, khususnya yang berasal dari fasilitas interceptor, diolah secara
bioremediasi menggunakan bakteri petrophylic. Pengolahan tanah terkontaminasi
minyak ini dilakukan di area Biological Treatment Unit (BTU) yang terletak di
Sangatta North Dump, sesuai dengan izin yang diperoleh melalui Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No.184 Tahun 2010 tertanggal 11 Agustus 2010.
1.6. Pemantauan dan Pengendalian Emisi
Penggunaan bahan bakar fosil menjadi sumber utama emisi karbon dari kegiatan
operasional KPC yang bertujuan untuk menunjang aktivitas penambangan, antara lain
penggunaan bahan bakar untuk boiler dan genset, penggunaan bahan bakar untuk
kendaraan operasional, penggunaan batubara untuk PLTU, serta landclearing dalam
rangka pembukaan lahan untuk pertambangan.
Dalam rangka pengurangan terhadap dampak yang ditimbulkan dari emisi gas
pada peralatan operasional maupun kendaraan operasional, kami selalu melakukan
perawatan berkala untuk menjaga efektivitas proses pembakaran. Dalam pengadaan

15
peralatan baru seperti truk dan alat berat lainnya, KPC mengacu pada standar emisi
Environmental Protection Agency (EPA) Tier-1, Tier-2, Tier-3 sehingga kami
memastikan bahwa setiap kendaraan yang masuk dan beroperasional di area KPC
sesuai dengan standar dan layak pakai.
1.7. Pemantauan Kualitas Udara
KPC selalu melakukan pemantauan terhadap kualitas udara ambien, terutama debu di
area pertambangan dan keluaran pembakaran PLTU, genset, serta insinerator. PLTU
dan genset kami gunakan sebagai penghasil energi yang mendukung seluruh kegiatan
perusahaan. Sementara insinerator kami gunakan untuk memusnahkan limbah
terkontaminasi hidrokarbon (filter dan majun) serta limbah medis dari klinik.
2. Restorasi Ekosistem Area Pasca Tambang
Kegiatan penambangan kerap dikonotasikan sebagai salah satu kegiatan yang merusak
alam dan lingkungan. Namun, sudah menjadi tujuan utama bagi KPC untuk
mengembalikan kondisi lingkungan, habitat flora dan fauna, serta produktivitas area
pascatambang seperti sediakala. Kami selalu memegang teguh prinsip bahwa kegiatan
pertambangan haruslah memperoleh manfaat yang positif, bukan memberikan dampak
negatif. Bukan hal mustahil bahwa lahan bekas penambangan yang direklamasi
dengan benar akan menjadikan lahan tersebut lebih bernilai dan bermanfaat dibanding
sebelum adanya kegiatan penambangan. Itu sebabnya, strategi reklamasi KPC
memang diarahkan untuk bisa memberikan nilai tambah bagi lingkungan dan
masyarakat.
Upaya pelaksanaan kegiatan restorasi di KPC telah melalui perencanaan yan
matang dan terukur berdasarkan dokumen Desain Restorasi Ekosistem Lahan Bekas
Tambang Batubara KPC yang dirumuskan pada 2009. Dokumen ini telah
dikembangkan melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi
Alam yang berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
3. Pemeliharaan Keanekaragaman Hayati
Bagi KPC, pemeliharaan keanekaragaman hayati tidak hanya penting bagi
keseimbangan ekosistem dan kesuksesan aktivitas restorasi di area kami, tetapi lebih
dari itu. Kami menilai bahwa keanekaragaman hayati yang terpelihara dengan baik
merupakan warisan yang tidak ternilai bagi generasi mendatang.

16
3.1 Melestarikan Populasi Orangutan di Area Reklamasi
Orangutan merupakan salah satu fauna khas Indonesia yang populasinya hanya
terdapat di Sumatera dan Kalimantan. Di Kalimantan, populasi orangutan diperkirakan
mencapai 20.000 ekor dan terancam menurun karena kawasan hutan hujan yang
menjadi habitatnya dijadikan lahan kelapa sawit, penebangan pohon, dan
pertambangan. Oleh karena itu, KPC bertanggung jawab penuh terhadap lokasi
operasional KPC yang telah menjadi habitat alami orangutan. Salah satu tujuan utama
reklamasi dan program pelestarian keanekaragaman hayati KPC adalah untuk
melestarikan habitat dan populasi orangutan di area reklamasi kami.
4. Konservasi Air dan Efisiensi Sumber Energi
Pemerintah Indonesia mulai menata sistem manajemen energi pada 2010 yang
kemudian ditindaklanjuti KPC dengan memegang teguh komitmen terhadap
konservasi energi yang tercantum di dalam dokumen kebijakan K3L dan PB
(Keselamatan, Kesehatan, Keamanan, Lingkungan dan Pembangunan
Berkesinambungan). Kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi serta mengontrol
beban pemakaian energi fosil yang hingga saat ini masih sering digunakan. KPC
sebagai salah satu perusahaan pertambangan di Indonesia, berupaya untuk turut serta
dalam pengembangan dan pemanfaatan sumber daya energi yang terbarukan di
lingkungan KPC.
4.1. Penggunaan Material untuk Operasi Penambangan
Operasional penambangan di KPC dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses
produksi atau proses penambangan dan proses pencucian batubara kotor. Material
utama yang kami gunakan dalam proses produksi batubara adalah bahan peledak.
Sedangkan material utama dalam proses pencucian batubara kotor adalah magnetite,
flocculants, dan lime.
4.2. Menggunakan Air dengan Bijak
Pada operasi penambangan kami, kami menggunakan air untuk mencuci batubara. Air
yang kami gunakan diperoleh dari air hujan, air dari area pascatambang, dan air daur
ulang dari pencucian batubara itu sendiri. Hal ini merupakan langkah kongkrit yang
kami lakukan untuk memastikan pasokan air bersih bagi masyarakat sekitar.
KPC tidak menggunakan sumber air baru untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang berkaitan dengan operasional batubara. Dapat kami laporkan, hingga akhir tahun
2015 tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar mengenai penurunan kuantitas air

17
sungai atau air tanah akibat konsumsi air KPC. Selain penggunaan air untuk pencucian
batubara, kami juga mengkonsumsi air bersih dan air minum untuk keperluan
karyawan KPC.
4.3. Sistem Pengelolaan Air
KPC terus berupaya untuk selalu melakukan perawatan kolam pengendap untuk
menjaga kapasitas kolam pengendap tetap optimal, sedangkan untuk strategi
perencanaan kolam pengendap yang baru dibuat dengan 2 konfigurasi kolam, yaitu
kolam retensi banjir dan kolam pengendap. Sistem ini menjadi solusi dalam
mengontrol debit sehingga dapat dikelola saat hujan tinggi sehingga proses penetralan
dan pengendapan air tambang dapat berlangsung secara optimal di kolam sedimentasi,
sedangkan kolam pengendap exsisting dilengkapi dengan saluran keluaran on-off yang
diletakkan di level lebih rendah dari spill way kolam dan difungsikan saat kualitas air
di kolam baik, upaya ini dilakukan untuk menjaga kapasitas kolam saat hujan tinggi.
KPC juga melakukan uji karakterisktik sedimentasi untuk menetapkan dimensi kolam
yang dibutuhkan agar kualitas air yang dikeluarkan ke lingkungan dapat diketahui
sesuai rencana desain kolam pengendap.
4.4. Konsumsi dan Konservasi Energi
Kami selalu membutuhkan energi untuk menjalankan seluruh aktivitas operasional.
Melihat besarnya kebutuhan akan energi, kami memprioritaskan program konservasi
energi dan pemanfaatan sumber energi terbarukan.
4.5. Upaya Efisiensi Energi & Penggunaan Energi Alternatif Ramah Lingkungan
4.5.1 Penghematan Listrik
Sejak 2010, kami memiliki program penghematan listrik yang bertujuan untuk
mengurangi penggunaan listrik berlebih yang sebenarnya tidak perlu digunakan.
Program ini telah memberikan dampak yang sangat positif terkait penghematan energi.
Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan antara lain:
• Pemasangan KWH meter di kantor dan pabrik
• Pemasangan saklar yang dilengkapi sensor cahaya di lokasi pabrik yang memperoleh
cahaya berlebih pada siang hari.
• Pemasangan timer AC di perkantoran
• Implementasi SOP untuk mematikan semua peralatan listrik bila tidak digunakan
• Penggunaan lampu hemat energi
• Pengurangan jumlah lampu berlebih di area parkir

18
• Memasukkan hemat energi sebagai kriteria perancangan peralatan di KPC
• Mengganti AC Window dengan AC Split
• Revisi Program Perbaikan Lingkungan KPC untuk menyertakan program hemat
energi
4.5.2. Penghematan Bahan Bakar
Sejak 2008, kami telah menginisiasi program penghematan bahan bakar. KPC
menugaskan sebuah tim khusus untuk mengidentifikasi penyebab keborosan secara
kontinu, serta pada akhirnya menerapkan sistem perbaikan, seperti:
• Melakukan sosialisasi SOP untuk mematikan mesin pada kondisi tidak produktif dan
SOP untuk menjaga match factor (keseimbangan) truck-shovel pada operasional yang
optimum;
• Melakukan peninjauan ulang terhadap range match factor optimal terhadap pilihan
untuk mematikan shovel saat tidak digunakan atau mematikan truk saat sedang
berhenti untuk waktu yang cukup lama;
• Melakukan Pemasangan lampu khusus di truk untuk memantau apakah operator
benar-benar mematikan mesin pada saat kondisi truk standby.
4.5.3. Penggunaan Overland Conveyor (OLC) sebagai Alternatif Transportasi
Batubara
Kami juga berkomitmen di dalam peningkatkan efisiensi transportasi batubara. KPC
telah membangun Over Land Conveyor (OLC) guna menggantikan dump truck yang
mengkonsumsi bahan bakar relatif lebih banyak, dikarenakan harus mengangkut
sebagian jumlah batubara ke tempat tujuan serta kembali ke tempat awal untuk
mengangkut batubara lainnya. OLC pertama menghubungkan Pit Melawan dan area
crusher. Sementara OLC kedua menghubungkan crusher dan terminal batubara
Tanjung Bara (Tanjung Bara Coal Terminal – TBCT). Sementara itu, OLC TBCT telah
selesai dengan jalur sepanjang 13 km. OLC turut berperan penting dalam membantu
kami menghemat konsumsi bahan bakar solar untuk transportasi batubara.
4.5.4. Pemanfaatan Biodiesel sebagai Bahan Campuran Solar
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2018, KPC berkomitmen
untuk menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar campuran solar secara bertahap.
Dengan pemanfaatan biodiesel, penggunaan solar murni dalam kegiatan operasional
dapat dikurangi.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Metode penambangan yang dilakukan oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC)
menggunakan metode penambangan Open Pit Mining yaitu suatu sistem penambangan yang
dilakukan dengan menggali lubang atau membuat Pit Penambangan.
Proses Pengolahan batubara diangkut dari Sangatta pit ke stok Run of Mine
(ROM) atau langsung ke Coal Preparation Plant (CPP). Kapasitas Sangatta Coal
Preparation Plant penghancur kami sebesar 7.100 ton per jam dengan Wash Plant Feed
(batubara kotor) penghancur berkapasitas 300 ton per jam. Ukuran nominal teratas
batubara sebesar 50 mm. Mayoritas batubara ROM adalah insitu abu rendah, bersih,
dan langsung dihancur tanpa persiapan lebih lanjut yang diperlukan. Sekitar 1,4 mtpa
batubara kotor dari atap dan lapisan lantai diproses melalui dense medium cyclone
preparation plant. ROM batubara dari pit Bengalon diangkut ke fasilitas penanganan
batubara Lubuk Tutung untuk dihancurkan dan ditimbun di fasilitas 2.500 ton per jam.
Sistem pengambilan sampel mekanik, detektor logam, Belt scales, dan sensor
temperatur yang terletak di belt conveyor di seluruh rantai batubara digunakan untuk
memantau kualitas produk dan kontiniu kuantitas.
Kegiatan Reklamasi memiliki beberapa tahanpan kegiatan yaitu di mulai dari
tahap, Pencegahan pencemaran, Restorasi area pascatambang ke dalam kondisi yang
produktif, stabil, dan aman, Pemeliharaan keanekaragaman hayati, Konservasi air dan
efisiensi sumber energi.

4.2 Saran

Sebaiknya pihak Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Industri


bekerjasama dengan perusahaan tertentu agar memudahkan Mahasiswa dalam mencari
Perusahaan tempat pelaksaan ekskursi mengingat kendala sebelumnya bahwa pihak
perusahaan tidak mengizinkan karena penyesuaaian jadwal antara pihak kampus dan
pihak perusahaan berbeda.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://kpc.co.id/id/206-2/

21

Anda mungkin juga menyukai