DISUSUN OLEH:
KELOMPOK III
2
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang
telah memberikan rahmat dan bimbingannya, sehingga kami mampu menyusun
laporan ekskursi industri tambang . Laporan ini kami susun berdasarkan informasi
dari narasumber perwakilan perusahaan tambang di kalimantan barat dan berbagai
media . Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada :
1. Bapak Budhi Purwoko S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Pertambangan Universitas Tanjungpura yang turut mendampingi kami
dalam kegiatan ekskursi industri tambang
2. Bapak Khalid Syafrianto S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pada
mata kuliah ini. Terima kasih sudah mendampingi kami selama
mengikuti kegiatan ekskursi industri tambang .
Kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan
saran yang konstruktif dan bersifat membangun dari pihak manapun sangat kami
harapkan, demi menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, kami mohon maaf jika
terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam penyusunan laporan ini . Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan mengenai dunia
pertambangan, khusunya di Kalimantan Barat bagi para pembacanya.
Pontianak, 2018
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I.............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................. 12
2
II.2.B Tahapan Kegiatan Penambangan CV.Mega Makmur ............................ 25
BAB III........................................................................................................................... 29
BAB IV .......................................................................................................................... 36
BAB V............................................................................................................................ 46
3
V.3.B Sistem Kerje CV.Mega Makmur ........................................................... 54
BAB VI........................................................................................................................... 56
VI.1 Lingkungan......................................................................................................... 56
BAB VII.......................................................................................................................... 64
KESIMPULAN............................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 65
LEMBAR KONSULTASI............................................................................................... 66
LAMPIRAN .................................................................................................................. 67
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
pertambangan khususnya pertambangan yang ada di Kalimantan Barat.
Dengan wawasan tersebut diharapkan berguna bagi mahasiswa untuk
mendukung kegiatan perkuliahan .
2
I.4 Lokasi Pertambangan
Gambar I.1.
Peta
Izin
Usaha Pertambangan (IUP) PT. ANTAM di Kabupaten
Sanggau
1. Kecamatan Toba
Desa Lumut
3
2. Kecamatan Tayan Hilir
Desa Pedalaman
Desa Sebemban
3. Kecamatan Meliau
4
Lokasi PT.Aneka Tambang ,Tbk .UBPB Tayan berada lebih kurang
105km di sebelah timur dari Kota Pontianak , untuk mencapai lokasi
tersebut dapat ditempuh dalam waktu ±3 jam dengan menggunakan
transportasi roda empat seperti bus dan mobil .
Lokasi CV. Mega Makmur berada ±49,3 km dari Kota Pontianak,
untuk bisa sampai ke lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu ± 1 jam
30 menit dengan menggunakan transportasi roda empat seperti mobil dan
bus.
I.7 Geologi
5
struktur, petrologi, geomorfologi dan lain sebagainya. Geologi juga terbagi
berdasarkan luasan yang dipengaruhinya, contohnya skala regional dan lokal.
Struktur geologi yang tersebar di Kalimantan Barat dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
6
Stratigrafi wilayah kabupaten Sanggau secara umum terdiri atas
batuan-batuan berumur Paleozoikum, Mesozoikum, Tersier dan Kuarter.
7
Dataran rendah ditempati sebagian wilayah pantai didominasi
endapan aluvium, pasir dan batuan granit terbentang dari Sambas,
Singkawang, Pontianak hingga Ketapang barat yaitu Sukadana dan
Kendawangan. Dataran tinggi menempati bagian tengah terdiri dari
batuan sedimen, batuan terobosan dan metasedimen yang terbentang dari
Mempawah, Bengkayang, Sukadana, Ketapang timur, dan Nangapinoh.
Sedangkan dataran perbukitan menempati wilayah Kalimantan Barat
bagian utara yang membentang dari Bengkayang timur, Sanggau,
Meliau hingga Kapuas Hulu.
8
Bauksit terbentuk dari batuan sedimen yang mempunyai kadar Al
nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan kadar kuarsa (SiO2) bebasnya sedikit
atau bahkan tidak mengandung sama sekali. (misalnya sienit dan nefelin)
yang berasal dari batuan beku, batu lempung-lempung dan serpih. Batuan-
batuan tersebut akan mengalami proses lateritisasi, yang kemudian oleh
proses dehidrasi akan mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan
dalam lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman tertentu.
Gambar I.4 Bauksite yang ada pada PT. Aneka Tambang Tbk.
9
Gambar I.5 Batuan Granit
yang ditambang pada CV. Mega Makmur
10
Jumlah sumber daya bauksit di Kalimantan Barat diperkirakan cukup
besar, yang terkonsentrasi di daerah Sanggau, Ketapang, dan lokasi yang
berada di perbatasan dua kabupaten ini. Sumber daya terukur granit di
Kalimantan Barat sebanyak 1.040.995.526.549 ton yang tersebar diseluruh
Kabupaten wilayah Kalimantan Barat.
11
BAB II
RENCANA PENAMBANGAN
II. 1 MetodePenambangan
12
Berdasarkan faktor-faktor di atas dan pertimbangan bahwa sebaran
endapan bauksit terdapat dekat permukaan tanah, maka seperti pada
umumnya penambangan endapan latent metode penambangan bauksit yang
akan diterapkan adalah tambang terbuka (open pit mining) sistem back
filling (penutupan bekas bukaan tambang dengan tanah penutup pada
penambangan berikutnya).
pemuatan tanahpucuk
landclearing pengerukan
tanahpenutup bulldozer
+ 1,35m
excavator truck tronton
bulldozer diangkut keWP
deposit bauksit
+ 1,8 m
13
Sistem penambangan padaCV. MEGA MAKMUR, menggunakan
sistem penambangan dengan metode tambang terbuka (Surface Mining).
Surface Mining merupakan metode penambangan yang segala aktivitas
penambangannya dilakukan diatas atau relatif dekat dengan permukaan
bumi, dan tempat kerjanya berhubungan langsung dengan udara bebas.
Hal ini dikarenakan material-material yang akan ditambang berada di
permukaan tanah ataupun material tersebut berada didalam lapisan tanah,
namun dapat dijangkau dengan menggunakan metode Surface Mining
dikarenakan pengeluaran biaya relatif lebih murah dibanding
Underground Mining.
Sedikit ada perbedaan pada metode penambangan yang dilakukan
oleh CV. MEGA MAKMUR. Metode penambangan yang digunakan oleh
14
d. Penggalian secara selektif menggunakan excavator dan diangkut
dengan truk ke stockpile kemudian di proses di plant.
15
Gambar II.3 Bagan AlirKegiatan Penambangan
1.Sosialisasi
2. Pekerjaan Konstruksi
a. Pembuatan Jalan Tambang
Jalan tambang merupakan sarana penghubung antara mine site –
washing plant – stockpile. Pembuatan jalan tambang dilakukan dengan
memperhatikan lebar badan jalan dan geometris jalan serta dilengkapi
dengan saluran drainase jalan dan rambu-rambu lalu lintas sebagai
petunjuk jalan. Kegiatan pembuatan jalan tambang yang direncanakan
pada usaha pertambangan bijih bauksit ini berupa pembangunan jalan
selebar 16 – 20 m dengan kemiringan badan jalan ke kiri dan kanan jalan
sebesar 3% untuk menjamin penirisan air. Tanjakan dan turunan badan
16
jalan didesain kurang dari 5% untuk keamanan lalu lintas transportasi
jalan. Jalan tambang yang direncanakan juga dilengkapi dengan saluran
drainase jalan di sisi kiri dan kanan jalan dengan ukuran 1 x 2 m. Untuk
lebih jelasnya, penampang rencana jalan tambang dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
17
Gambar II.6 Instalansi Pengolahan Limbah
d. Pembangunan Lokasi Penimbunan (Stockpile)
Lokasi penimbunan merupakan lokasi pengumpulan bauksit pada
beberapa lokasi sesuai dengan urutan kegiatan pertambangan. Pada
usaha pertambangan bijih bauksit ini, lokasi penimbunan akan dibangun
di dua lokasi untuk menampung bauksit tercuci dan bauksit yang siap
dipasarkan. Lokasi penimbunan bauksit tercuci ditempatkan di dekat
washing plant seluas 10 ha untuk memudahkan proses pemuatan bauksit
tercuci ke truck tronton pengangkutan dan stockpile untuk bauksit yang
siap dipasarkan ditempatkan di utara lokasi IUP pada lahan seluas 20 ha.
18
pembersihan tempat kerja dari semak – semak, pohon – pohon besar dan kecil,
kemudian membuang tanah atau batuan yang menghalangi pekerjaan – pekerjaan
selanjutnya.Setelah pekerjaan selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan pembabatan
atau penebasan yang meliputi ;meratakan, membuat jalan darurat untuk lewatnya
alat-alat mekanis. Dalam pekerjaan ini yang harus selalu diperhatikan ialah
mempergunakan keuntungan dari gaya berat.
19
Gambar II.8 Proses Pengupasan Tanah Penutup dengan Ripper
b. Penggalian (Excavation)
Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membongkar dan melepaskan endapan bahan tambang dari batuan
induknya atau batuan amping.Setelah penggalian dilakukan maka
material atau bahan tambang yang telah ditambang dimuat.Untuk
material yang tidak terlalu keras, kegiatan pembongkaran dilakukan
dengan menggunakan ripper. Alat ini pada hakekatnya sebuah bajak
yang gigi – giginya terbuat dari baja yang keras.Sehingga alat ini dapat
memberikan tekanan yang cukup besar untuk lebih memasukannya ke
dalam tanah / batuan.
c. Pemuatan (Loading)
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan
untuk mengambil dan memuat material hasil pembongkaran ke dalam
alat angkut. Material hasil pembongkaran tersebar di lantai jenjang dan
dikumpulkan dengan alat wheel loader agar dapat dimuat. Dalam
pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai dengan beberapa
faktor yaitu :
20
1. Kapasitas alat angkut
2. Besar produksi yang diiginkan
3. Keadaan lapangan
4. Jenis material atau batuan
5. Keterampilan Operator
6. Iklim atau cuaca
21
6. Produksi alat angkut
7. Jumlah alat angkut
Proses pengankutan dilakukan untuk pemindahan material dari lokasi
penggalian atau front penambangan ke lokasi penampungan sementara dimana
nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan bauksit itu
sendiri.Proses pengangkutan ini bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa
macam alat angkut seperti dump truck, lori, belt conveyor, dll. Pada
penambangan bauksit alat angkut yang digunakan yaitu dump truck dengan
berbagai macam ukuran dan kemampuan muatnya.
22
Untuk dapat mewujudkan sasaran tersebut maka akan diterapkan
strategi operasi penambangan sebagai berikut :
1. Memaksimalkan potensi sumberdaya menjadi cadangan layak tambang,
dengan cara menambang bauksit kadar agak rendah untuk dicampur
dengan bauksit kadar tinggi (blending system), sehingga kualitas produk
akhir masih memenuhi spesifikasi permintaan konsumen.
2. Melakukan penambangan, pengangkutan dan pengolahan sesuai dengan
praktek penambangan yang baik, sesuai dengan kondisi deposit dan
kondisi daerah.
3. Menjaga agar cadangan bauksit tidak banyak terbuang, baik pada waktu
penambangan, pengangkutan dan pengolahan, antara lain dengan cara
pemilihan peralatan yang sesuai dengan kondisi deposit, melakukan
perencanaan dan pelaksanaan penambangan secara teratur, terus
melakukan kegiatan eksplorasi tambahan dan selalu melakukan up dating
data eksplorasi.
4. Mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya dalam hal
operasi alat berat pada saat operasi penambangan dan pengangkutan.
5. Meminimalisir gangguan lingkungan yang timbul akibat penambangan,
pengolahan maupun pengangkutan.
6. Mengutamakan penggunaan local content, baik berkaitan dengan jasa,
tenaga kerja/ keperluan material penunjang, logistik dan sebagainya.
Kegiatan pengangkutan Minesite – Washing Plant merupakan
proses pemindahan RoM bauksit hasil proses penambangan dari lokasi
penambangan (mine site) ke lokasi pencucian (washing plant), Pada
tahapan ini digunakan dump truck kapasitas 25 ton
6. Pencucian
23
gun untuk membersihkan kotoran yang melekat. Deposit bauksit yang telah
tercuci kemudian masuk kedalam crusher untuk dilakukan penghancuran agar
didapatkan ukuran butiran bijih yang dikehendaki.Bijih bauksit hasil
penghancuran kemudian masuk kedalam tromol untuk dibilas dengan
air.Sekeluarnya dari tromol,bijih bauksit masuk ke vibrating screen untuk
dipisahkan sesuai dengan ukuran butiran.Butiran-butiran yang telah dipisahkan
dibawa dengan conveyor menuju stockpile.Air sisa pencucian bersama bahan
pengotor ditampung dalam sedimentation dam untuk kemudian dikembalikan ke
tromol untuk diproses ulang.
Material dan air bekas pencucian yang tidak terproses ulang di alirkan
secara gravitasi menuju tailing dan untuk memisahkan padatannya dan stabilisasi
laju aliran (equalisasi) menuju IPAL untuk pengolahan lebih lanjut.Sebagian air
hasil pengolahan dalam IPAL kemudian digunakan kembali dalam proses
pencucian.
Bijih bauksit yang telah dicuci dan tertumpuk di stockpile akan diangkut
menuju Stock Pile. Pengangkutan dilakukan dengan dump truck kapasitas 35 ton.
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit adalah
menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat ketahui
bahwa endapan bauksit berada di permukaan dengan over burden yang tidak
terlalu dalam pengupasannya.
24
Gambar II.15 Metoda Penambangan Tambang Terbuka Sistem Open Pit
8. Pembebasan Lahan
2. Pembebasan Lahan
4. Pengangkutan Peralatan
25
9. Tahap operasi
a. Penambangan
Pelarutan Alumina
26
Harga Granit semakin tinggi , dan pemasarannya sangat bagus di
negara maju dan industry
27
Gambar II.18 Sistem Backfiling
Persiapan penambangan dimulai dengan pengadaan peralatan
tambang antara lain alat pemecah Batu Granit (metode Blasting), alat
angkut, dan alat muat. Untuk kegiatan peledakan (blasting) akan di
gunakan 1 set alat dan bahan peledak sesuai dengan tingkat kebutuhan, alat
angkut penambangan Batu Granit dari lokasi penambangan ke tempat
pengolahan (crushing) akan digunakan dump truck material hasil
peledakkan yang di angkut dengan dump truck dan dimuat dengan
excavator akan di olah untuk di kecilkan sesuai spesifikasi pembeli dengan
menggunakan crusher 1 set, hasil dari proses crushing akan dimuat dengan
whell loader dan di angkut dengan dump truck menuju stockpile dan
langsung ke pembeli.
Stockpile
28
Buyer
Gambar II.20 Bagan Kerja Penambangan Batu Granit
BAB III
RENCANA PENGOLAHAN
29
Pengolahan Bauksit Secara Umum
30
bahan tambang akan dilakukan, kegiatan ini dimulai dari
pembersihan tempat kerja dari semak – semak, pohon – pohon
besar dan kecil, kemudian membuang tanah atau batuan yang
menghalangi pekerjaan – pekerjaan selanjutnya.
Tahapan Kedua Penggalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan
untuk membongkar dan melepaskan endapan bahan tambang dari
batuan induknya atau batuan samping. Beberapa alat gali yang
digunakan di ANTAM adalah Excavator. Setelah penggalian
dilakukan maka material atau bahan tambang yang telah
ditambang akan dimuat.
31
Gambar III.1 Diagram Alur Pengolahan Bauksit
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan
banyak ditemukan. Sebagian besar granit bertekstur keras dan kuat, dan
oleh karena itu banyak digunakan sebagai batuan untuk konstruksi.
Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75 gr/cm³ dengan jangkauan antara
1,74 dan 2,80. Dalam bidang industri dan rekayasa, granit banyak dipakai
sebagai bidang acuan dalam berbagai pengukuran dan alat pengukur. Hal
ini dikarenakan granit bersifat kedap air, kaku (rigid), non-higroskopis dan
memiliki koefisien ekspansi termal yang sangat rendah. Salah satu
penerapannya adalah pada mesin pengukur koordinat (Coordinate
Measuring Machine).
32
Pengolahan batuan granit di PT CV MEGA MAKMUR melalui
HOOPER
FEEDER
PRIMARY CRUSHER
SECONDARY CRUSHER
33
Setelah siap, lobang peledakan maka lanjutuntuk dipasang bahan
peledakan, peledak ini juga di tentukan waktunya agar tidak ada ganguan
yang menimbulkan hal yang tidak di inginkan. Setelah diledakan
menunggu sebentar agar kondisi dalam peledakan netral. Pengankutan
batu batu granit yang telah diledakan dibawa ke tempat pembakaran agar
ukuranya tidak terlalu besar saat dimasukan dalam jaw crusher.
Setelah masuk dalam jaw crusher disana terjadi pemisahan batuan,
ukuran batuan disesuai kan ada yang 1, 1,5 dan 2. Ukuran ini terpisah
secara otomatis di jaw cruhser mulai dari peremukan setelah itu masuk
dalam ayakan ini berada dua lapis setelah batuan tersaring ayakan maka
ukuranya terlah disesuai kan, dan yang tidak tersaring akan diremukan dan
menuju dan ayakan menuju tempat yang disediakan. Setah ukuran nya
semuanya telah terpilih, maka batuan bisa langsung dipasarkan kepada
konsumen. Batuan ini biasanya dipakai daalam pembangunan
pembangunan yang pondasinya kuat. Misalnya jembatan, rumah
bertingkat, dan jalan raya.
34
dam secara gravitasi. Tailing yang ada di dalam tailing dan akan
mengalami proses sedimentasi untuk memisahkan padatannya dan
equalisasi laju aliran cairan limbah menuju IPAL untuk pengolahan lebih
lanjut. Pengolahan cairan limbah di IPAL dilakukan dengan proses
sedimentasi hingga air hasil pengolahan layak untuk digunakan kembali
daiam proses pencucian. Sedimen tailing dalam tailing dam dan IPAL
dibersihkan dengan proses pengerukan untuk kemudian digunakan
kembali sebagai material urug lahan bekas tambang (backfilling).
Kolam pengendap (setting pond) yang akan dibangun di lokasi unit
pengolahan bauksit ini untuk mengantisipasi Air hujan yang melewati
tumpukan bauksit di stockpile bauksit, berpeluang tercemar secara fisik
maupun kimiawi. Secara fisik, aliran air hujan yang melewati tumpukan
bauksit di stockpile, pada saat mengalirakan membawa partikel-pertikel
halus bauksit, sehingga air tersebut nampak berwarna hitam. Apabila
aliran air ini masuk ke sungai, maka dapat menimbulka pencemaran secara
fisik pada sungai.
Partikel – partikel pengotor yang terbawa oleh air hujan di unit
pengolahan, diendapkan terlebih dahulu di kolam pengendapan dan
sekaligus dinetralkan kembali dengan menggunakan gamping(lime),
setelah itu baru dibuang ke luar area pengolahan. Adanya kolam
pengendap ini akan mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang
disebabkan pembuangan air dari lokasi pengolahan bauksit ke sungai.
Kolam pengendapan dibuat di bagian terendah dari topografi yang ada di
lokasi pengolahan bauksit.
35
Gambar III.2 Diagram Alur Pengolahan Batuan
36
BAB IV
Gambar IV.1. Lebar jalan angkut dua jalur pada jalan lurus
37
2. Lebar Jalan Angkut pada Tikungan
Lebar
jalanangkutpadabelokanatautikunganselalulebihbesardaripada lebar
jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada
belokan didasarkan atas:
1. Lebar jejakban
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan
dan belakang pada saat membelok
3. Jarak antara alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan
4. Jarak dari kedua tepi jalan
38
4. Busur Lengkungan pada Tikungan
Badan jalan secara horizontal dapat terbagi dua bagian,yaitu:
bagian yang lurus dan bagian yang melengkung. Rancangan pada
kedua bagian tersebut berbeda, baik ditinjau dari konsistensi lebar
jalannya maupun bentuk potongan melintangnya.Yang perlu
diperhatikan dalam merancang bagian jalan yang lurus adalah harus
mempunyai panjang maksimum yang dapat ditempuh dalam tempo
sekitar 2,50 menit dengan pertimbangan keselamatan pengemudi
akibat kelelahan. Sedangkan pada bagian yang melengkung,biasanya
digunakan dua jenis rancangan,yaitu:
39
spiral yang berfungsi sebagai penghubung antara bagian jalan
yang lurus dengan bentuk lingkaran. Panjang lengkung peralihan
spiral diperhitungkan dengan mempertimbangkan perubahan
gaya sentrifugal dari nol (pada bagian lurus) sampai bentuk
lingkaran.
5. Superelevasi
Superelevasi adalah besaran yang diperlukan untuk melawan gaya
sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan.Besarnya superelevasi
untuk beberapa belokan atau tikungan dengan variasi kecepatan alat
angkut dan besarnya radius belokan(R).
7. Cross Slope
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan
jalan terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut
mempunyai bentuk penampang melintang cembung. Dibuat demikian
dengan tujuan untuk mempelancar penirisan. Apabila turun hujan atau
sebab lain, maka air yang ada pada permukaan jalan akan segera
mengalir ke tepi jalan angkut, tidak berhenti d an mengumpul pada
permukaan jalan.Hal ini penting karena air yang menggenang pada
40
permukaan jalan angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat
dan mempercepat kerusakan jalan.
41
menghindari berhentinya operasi di unit pengolahan akibat terganggunya
operasi penambangan. Stockpile dibuat pada area seluas200 m x 100 m (2
ha) dengan tinggi tumpukan bauksit sekitar5 meter dari sudut kemiringan
bauksit diperkirakan sebesar35 derajat. Kapasitas tampung sekitar16,667
ton bauksit(Gambar6.1)
42
Makmur menggunakan peledakan dalam proses penambangannya. Bahan
peledak yang digunakan sebanyak 3 jenis, yaitu dinamit, amonium
(panfo), dan detonator.
1. Pemuatan material batu granit ke bucket Dump Truck kapasitas 6-7 ton
2. Dump Truck mengangkut material menuju lokasi hooper pada crusher
untuk di hancurkan.
3. Setelah di hancurkan material granit langsung masuk ke mesin
screening dimana proses ini berfungsi untuk pengelompok kan mineral
berdasarkan ukuran lubang ayakan sehingga ukurannya seragam.
4. Setelah proses screening, material langsung menuju belt conveyor
dengan ukuran yang telah diinginkan berfungsi mengantarkan material
menuju ke stock pile dan siap untuk di jual dengan ukuran 0,5cm, 1 x
1cm, 1 x 2cm dan abu batu.
43
5. Kemudian material yang telah berukuran tersebut di angkut
menggunakan whell loader menuju ke dump druck untuk di pasarkan.
44
4. Keterampilan Operator
5. Keadaan Lapangan
6. Jenis material atau batuan
1. Program Pemantauan
Pemantauan penimbunan material penutup dilakukan selama
operasional tambang. Material penutup akan dikembalikan sebagai
kegiatan operasi tambang berakhir pada bukaan tambang, sehingga pada
pasca tambang tidak terdapat lokasi penimbunan tanah
penutup.Pemantauan penimbunan tanah penutup dilakukan terhadap erosi
tanah yang dapat terjadi walaupun telah dilakukan pengelolaan, dimana
erosi tanah tersebut dapat menimbulkan dampak lanjutan meningkatnya
sedimentasi sehingga akan mengganggu area sekitarnya.
2. Parameter yang dipantau
Parameter yang dipantau adalah tingkat laju erosi pada timbunan
tanah penutup yang ditandai dengan adanya jejak bekas limpasan air
permukaan pada permukaan timbunan material penutup.
3. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan untuk mengetahui adanya erosi pada timbunan
material penutup sehingga dapat diambil segera langkah – langkah
pencegahan dan penanggulangan.
4. Metode Pemantauan
45
Dengan melakukan pengamatan visual terhadap adanya jejak-jejak
larian air limpasan pada permukaan timbunan material penutup.
5. Lokasi Pemantauan
Dilokasipenimbunantanahpenutup dan tanahpucuk.
6. Pelaksanaan Pemantauan
Pelaksana Pemantauan Lingkungan, akan dilakukan oleh pihak
perusahaan dari departemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L).Pengawasan Pemantauan Lingkungan, dilakukan dan dikoordinasi
oleh Badan Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Pontianak serta instansi teknis lainnya, seperti : Dinas
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM, Pertambangan dan Energi Kab.
Pontianak.
BAB V
ORGANISASI
V.1 ORGANISASI
46
V.1.A. Organisasi PT.ANTAM Tbk
47
(GCG-NR) dan Komite Manajemen Risiko.Setiap Komite diketuai oleh
anggota Dewan Komisaris, dan tugas serta tanggung jawab masing-masing
Komite tercantum dalam masing-masing piagam yang dimiliki. Evaluasi
kinerja Dewan Komisaris dilakukan melalui Komite GCG-NR dengan
metode self assessment dengan indikator sebagaiman tercantum
dalam Charter Dewan Komisaris.Hasil kinerja dilaporkan di dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
48
Gambar V.1 Struktur keorganisasian PT.ANTAM
49
K K
D
T
Tio
io
Tr m
a
e
n
k
d
t
iu
u
i
t
r
e
r
Gambar V.2 Struktur keorganisasian CV. Mega Makmur
50
Semua peraturan tentang K3 ini tercantum dalam Perjanjian Kerja
Bersama (PKB). Untuk mewujudkannya, Perusahaan menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara konsisten
serta berkesinambungan. Dalam pelaksanaan tugas dan kewenangannya,
implementasi dan program K3 didukung oleh unit teknis Kesehatan Kerja
dan unit teknis Keselamatan Kerja.
51
Jumlah pegawai berdasarkan status
Kantor Pusat 2 5 2 6 2 6
3 8 0 3 6 7
6 6 6
UBP Emas 5 2 5 2 5 2
52
4 5 3 1 1 1
8 2 7
UBPN Sultra 1 7 1 6 1 5
0 4 0 7 0 8
6 1 0
2 6 3
UBPN 1 3 2 2 1
Malut 2 9 2 4 3 4
0 9 8
UBPP LM 1 1 9 1 9 1
0 2 7 2 9 8
3
UBP Bauksit - -
Kantor 1 - 4 - 1 5
perwakilan 8
Unit Geomin 1 1 1 2 9 1
0 5 0 0 8 6
1 1
Proyek 5 4 5 5 4 2
Pengembanga 4 0 2
n
Pasca 2 2 2 2 2 2
Tambang 8 7 6
Jumlah Total 2 2 2 2 2 2
3 0 4 1 3 0
5 9 2 7 4 3
3 7 5
Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Fungsi Jabatan
53
a a
Unit/Business 6 3 7 5 8 6
Unit 5 5 4
Bureau 1 1 1 2 1 2
2 8 4 4 5 6
8 4 2
Department 3 6 3 6 3 6
9 8 7 8 6 7
0 8 2
Section 9 1 9 1 8
3 7 3 8 2 9
8 6 9
6 7 9
Area 3 1 3 1 3 11
2 5 9 9 7
8 2 5
Lainnya 5 8 7 3 7 4
6 1 3
Jumlah Total 2 2 2 2 2 2
3 0 4 1 3 0
5 9 2 7 4 3
3 7 5
Jumlah Pegawai Tetap Berdasarkan Gender
n 0 0
1 1
2 3
Peremp 2 2 203
uan 0 1
9 7
Laki- 2 2 2345
laki 3 4
5 2
3 7
54
Jumlah 2 2 2548
Total 5 6
6 4
2 4
Harga batu yang biasanya digunakan bersamaan dengan aspal diberi harga
Rp.200.000
55
Melalui maksimalisasi output produksi, perusahaan dapat meningkatkan
pendapatan serta menurunkan tingkat biaya.ANTAM berusaha untuk
mempertahankan pertumbuhan melalui proyek-proyek pengembangan yang
solid, aliansi strategis, akuisisi, serta peningkatan kualitas dan nilai
cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan beralih untuk lebih
meningkatkan kegiatan pemrosesan.ANTAM berusaha untuk
mempertahankan kekuatan keuangan perusahaan. Melalui peningkatan
perolehan pendapatan, ANTAM dapat memastikan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa depan, serta
memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran dividen.
56
mengembangkan Total Quality Management (TQM) di perseroan. KMA
2014 merupakan ajang ke-13 yang diselenggarakan oleh ANTAM dan
diikuti oleh Tim Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Tim Sistem Saran (SS)
yang berasal dari kantor pusat dan seluruh unit/unit bisnis di lingkungan
ANTAM. Pemenang pertama kategori GKM pada ajang KMA berhak
mengikuti kegiatan perlombaan bertaraf nasional, yaitu Indonesian Quality
Convention (IQC) dan pemenang pertama kategori SS berhak mengikuti
Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional (TKMPN), dimana pemenang
di tingkat nasional akan dikirim ke ajang internasional. Pada tahun 2014
Tim GKM ANTAM berhasil meraih predikat kategori Gold dan Tim SS
ANTAM berhasil meraih predikt kategori platinum.
Crusher primer
Crusher sekunder
Setelah itu masuk ke tahap ketiga yaitu crusher. Pada tahap ini
batuan tersebut berubah menjadi berukuran halus seperti debu.
57
Seperti yang sudah di jelaskan diawal proses penambangan ini
menggunakan cara blasting atau peledakan agar mempermudah
penghancuran material. Proses blasting ini menggunakan alat-alat serta
bahan seperti mesin bor (CRD) dan dinamit serta detonator dan bahan
kimia seperti panfo ( amonium). Syarat peledakan itu adalah sebagai
berikut :
Produksinya lebih banyak dan dapat meningkat atau dengan kata lain
tidak merugikan perusaahan tersebut
BAB VI
VI.1 Lingkungan
58
VI.1.A. Lingkungan PT. ANTAM Tbk
Kegiatan pertambangan merupakan suatu kegiatan yang pasti
akan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang mana dampak dari
kerusakan tersebut akan menggangu ekosistem disekitar lokasi
penambangan. Berdasarkan kesadaran akan hal tersebut, PT. ANTAM
melakukan kebijakan-kebijkan sebagai berikut:
59
9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara
berkelanjutan.
60
Secara umum, kualitas udara dan air permukaan di PT. ANTAM,
Tbk tergolong baik. Kebisingan juga relatif masih dapat diterima. Tingkat
kebisingan yang tertinggi yaitu pada lokasi washing plant. Pada wilayah
pasca tambang, terlihat beberapa tanaman yang masih muda ditanam
sebagai wujud pertanggungjawaban rencana reklamasi pasca tambang. Air
bekas pencucian juga dimanfaatkan dengan baik untuk proses pencucian
selanjutnya di washing plant, yaitu dengan cara diendapkan kemudian
dipompa lagi ke washing plant setelah zat pengotor di dalam air telah
terendapkan di dasar kolam pengendapan.
61
pelanggan dan Pemerintah sepanjang terkait dengan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
1. Safety Helmet
2. Safety Shoes
3. Safety Vest
62
Usai mengikuti Safety Induction barulah yang bersangkutan
diberi ID. Card/visitor oleh Kepala Keamanan PT. Antam. Dan ketika
prosedur tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka sudah dapat
dipastikan seseorang tidak dapat memasuki wilayah Kuasa
Pertambangan PT. Antam Tbk. TAYAN, KALIMANTAN BARAT
terlebih pada area Pabrik FeNi, karena siapapun yang akan memasuki
Area Pabrik khususnya harus memiliki Tanda pengenal yang akan
diperiksa oleh petugas security. Dan melengkapi dirinya dengan Alat
Pelindung Diri.
63
seorang Kepala Jasa Pertambangan maka untuk merealisasikan dan
mengawasi jalannya program kerja tersebut, maka kepala Jasa
Pertambangan dibantu oleh seorang Safety officer, Pengawas
Operasional, dan Pengawas Teknis.
64
untuk melakukan pengecekan kembali guna mengetahui sudah sejauh
mana tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
65
Seperti perusahaan tambang lainnya, CV. Mega Makmur juga
berupaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan pegawai
maupun pengunjung. Upaya-upaya tersebut antara lain, melakukan
Safety Induction sebelum melakukan kunjungan untuk melihat-lihat
bagaimana proses dan metode pertambangan yang dilakukan oleh
CV. Mega Makmur. Dikarenakan CV. Mega Makmur melakukan
peledakan pada proses pertambangan, maka pada saat Safety
Induction dijelaskan mengenai rambu-rambu yang harus dipatuhi
sebelum berkunjung. CV. Mega Makmur memiliki 3 Gudang Handak
( Bahan peledak ) yang mana keamanannya sudah terjamin, baik
secara pengontrolan suhu maupun keamanan lainnya. Tiap Gudang
Handak diawas oleh 3 Petugas yang bertanggung jawab mengenai
keamanan gudang Handak tersebut. 3 Petugas tersebut yaitu:
66
BAB VII
KESIMPULAN
67
DAFTAR PUSTAKA
http://wahyutambang.blogspot.com/2011/04/implementasi-peraturan
keselamatan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit
http://ockym.blogspot.com/2017/09/bauksit-pengertian-manfaat-penyebab.html
https://ilmugeografi.com/geologi/batuan-granit
http://ridhoniminers.blogspot.com/2015/02/blog-post.html
68
LEMBAR KONSULTASI
(..........................................................)
69
LAMPIRAN
PT.ANTAM Tbk
PT.ANTAM Tbk
70
Settling Pond Penambangan Bauksit
PT.ANTAM Tbk
71
Foto Bersama di Lokasi Penambangan
CV.Mega Makmur
CV.Mega Makmur
72
Lokasi Penyimpanan Bahan Peledak dan
Alat Peledak CV.Mega Makmur
73
Penyerahan Pelakat kepada PT.ANTAM
Tbk
74