Oleh:
Menyetujui/Mengesahkan:
Puji syukur kami ucapkan atas berkat, rahmat dan karunia Allah Subaha Nahu
Wata‟ala (SWT) sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan laporan dengan
judul “Laporan Prakerin PT.Timah Divisi Eksplorasi Bidang Pemboran Darat
Kecamatan Payung Kabupaten Bangka Selatan”. Sholawat beriringan dengan
salam tidak lupa pula kami ucapkan kepada nabi Muhammad Sallalhu„ Alaihi
Wasalam (SAW).
Dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari doa dan dorongan serta
bimbingan dari berbagai pihak yang telah membantu. Terima kasih yang sebesar
besarnya juga kami ucapakan kepada:
1. Kepala sekolah SMKN 2 Garut Drs. H. Dadang Johar Arifin, MM
2. Ketua progam keahlian Geologi Pertambangan Cahya Nugraha S.T
3. Kepada pihak perusahaan yang telah membantu kami selama
penyempurnaan laporan
4. Kepada guru pembimbing yang telah membimbing kami dalam
penyusunan laporan
5. Kepada kedua orang tua kami yang selalu mendukung kami dalam
kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi kami
6. Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan PKL/Prakerin
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I.............................................................................................................................................
PEBDAHULUAN..........................................................................................................................
BAB II............................................................................................................................................
Tinjauan Umum..............................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
KAJIAN TEORITIS.....................................................................................................................
1. Endapan Elluvial..............................................................................................................
2. Endapan Kolluvial............................................................................................................
3. Endapan Alluvial..............................................................................................................
4. Endapan Meinchan...........................................................................................................
5. Endapan Disseminated.....................................................................................................
BAB IV........................................................................................................................................
PENGEBORAN EKSPLORASI..................................................................................................
4. Pelaksanaan pemboran.....................................................................................................
2. Pipa jatuh..........................................................................................................................
PENUTUPAN..............................................................................................................................
4.2.10 Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Survey tinjau
Eksplorasi detail.
2) IUP. Eksplorasi
Adalah IUP yang diajukan setelah mendapat IUP. PU kemudian
melaksanakan survey geofisika meliputi:
Seismik
Bertujuan untuk memperoleh data morfologi dan litologi dibawah
laut ataupun permukaan bumi. System kerjanya, dibagian bawah
kapal didalam air diberi ledakan suara yang dihasilkan dari
menempelkan dan memutuskan kutub kabel plus dan minus secara
continue, kemudian getaran suara tadi merambat dan menembus
lapisan tanah dibawahnya, sehingga setiap lapisan yang berbeda
akan memantulkan getaran yang berbeda pula, yang kemudian
ditangkap gelombangnya oleh “Geofon” yang diletakan dibelakang
kapal.
Gravity
Bertujuan untuk data morfologi dan litologi dibawah permukaan
bumi berdasarkan perbedaan ”Densitas” Batuannya.
Magnetik
Bertujuan untuk memperoleh data morfologi dan litologi dibawah
permukaan bumi berdasarkan perbedaan sifat kemagnetan suatu
batuan. Setelah dilakukan survey tersebut diatas, kita dapat
melakukan:
- Bor Geologi
Adalah pemboran pertama kali umtuk mencari endapan
timah dari data hasil survey geofisika.
- Bor Prospeksi
Adalah pemboran kelanjutan dari bor geologi secara
mendetail dengan area yan dipersempit dengan grid 400x800
meter.
- Bor produksi
Adalah pemboraan yang mendetail dengan grid 100x100
meter yang meyakinkan dan mengetahui penyebaran endapan
timah sebelum dilakukan eksploitasi.
BAB IV
PENGEBORAN EKSPLORASI
Clamp
Berguna sebagai penjepit pipa.
Gambar 4. 2 Clamp
Tabung cooler
Berguna sebagai pendingin oli Hidrolik.
Sling Winch
Berguna untuk mengangkat pipa
Gambar 4. 4 Sling winch
Sling wireline
Berguna untuk mengangkat innertube dan Proshot.
Pipa Bor
Digunakan sebagai alat untuk melakukan penetrasi pemboran sekaligus
sebagai media perpindahan sampel/cutting, selain itu juga pipa berfungsi
untuk memberikan rangkaian panjang untuk menjangkau kedalaman
tertentu.
Gambar 4. 6 Pipa
Overshoot
Berguna untuk menarik atau mengangkat innertube pada proses
pengangkatan sampel.
Gambar 4. 7 Overshoot
Innertube
Sebagai penampung sampel pada saat proses drilling.
Gambar 4. 8 Innertube
Chasing
Digunakan untuk menahan dinding pemboran agar tidak runtuh dan
menyababkan pipa terjepit.
Gambar 4. 9 Chasing
Core box
Digunakan untuk menyimpan sampel.
Gambar 4. 10 Core Box
Core blok
Berguna untuk pembatas antar sampel.
Kunci Permali
Digunakan untuk membuka innertube pada saat pengeluaran sampel.
Meja innertube
Berguna untuk menyimpan innertube dan proses pengeluaran sampel.
Gambar 4. 15 XRF
Gear Box
Berguna sebagai pemutar pipa saat pemboran dilakukan.
Gambar 4. 16 Gear Box
4.1.2 Tahapan Pemboran
2. Penentuan pondasi
6. Perlakuan Sample
Prosedur penangan core dilakukan oleh crew pemboran dan
wellsite geologist yang bertugas setelah core sample keluar dari
tabung split untuk pembuatan gari orientasi, pengukuran panjang
core, pengukuran core recovery, core lost dan pengukuran RQD,
kemudian dilakuan penyimpanan core sample kedalam core box,
langkah-langkah yang harus diperhatikan meliputi :
Kertas WSL
Pencatatan kertas WSL dilakukan oleh well site. Dengan kertas
tersebut pencatatan semua yang bersangkutan dengan proses
pekerjaan setiap lubanh bor, Diantayanya yaitu: Daerah
pemboran, tanggal pelaksannan, jam mulai, no lubang, no linang,
lapisan, warna, panjang lapisan,RQD, core lose dll.
Gambar 4. 17 Kertas WSL
Jangkar
Berfungsi untuk menahan kapal agar tidak bergerak atau bergeser.
Gambar 4. 18 Jangkar
Mesin Hidrolik
Berfungsi menyalurkan oli hidrolik menuju winch jangkar dan meja
operator
Winch Jangkar
Berfungsi untuk menarik jangkar dan menahan jangkar pada proses
positioning.
Bak pipa
Merupakan tempat untuk menyimpan pipa
Gambar 4. 22 Bak Pipa
Pipa
Digunakan sebagai alat untuk melakukan penetrasi pengeboran
sekaligus sebagai media perpindahan sampel/cutting, selain itu juga pipa
berfungsi untuk memberikan rangkaian panjang untuk menjangkau
kedalaman tertentu. Pipa bor terdiri dari 2 bagian yaitu:
- Inner tube, untuk menyalurkan sampel ke atas permukaan melalui
swivel, ukuran pipa rod ini berdiameter 2 inch.
- Casing outer tube, berfungsi sebagai jalan masuknya air melalui sela sela
nozzle untuk menunjang proses penghancuran sampel, ukuran casing
sendiri berdiameter 4 inch.
Gambar 4. 23 Pipa
Sepatu pipa (Casing shoe)
Bagian silinder baja yang pendek dan berat, yang ditempatkan di ujung
(bawah) rangkaian pipa. Berfungsi sebagai pemecah material sehingga
memungkinkan pipa bor menembus suatu lapisan. Permukaan sepatu
pipa dilapisi dengan tungsten yang berfungsi sebagai pelapis untuk
membantu menunjang proses penghancuran material yang keras, dan
menjaga agar sepatu pipa tidak cepat aus.
Gambar 4. 25 Crane
Standby pipe
Merupakan tempat untuk standby pipa.
Gambar 4. 26 Stand by Pipa
Drill mast
Berfungsi untuk tempat naik dan turun Rotary Table
Gambar 4. 27 Drill Mast
Rotary Table
Bagian penting pada proses pemboran yang merupakan salah satu inti
proses pemboran laut.
Gambar 4. 29 Clamp
Indeker
Berfungsi untuk memisahkan atau menyaring sampel atau cutting.
Gambar 4. 30 Indeker
Box litter
Berfungsi untuk menampung dan mengukur jumlah sampel.
Gambar 4. 33 Dulangan
Mangkuk.
alat untuk menampung sampel yang telah di dulang
Gambar 4. 34 Mangkuk
Teflon
berguna sebagai tempat mengeringkan sampel
Gambar 4. 35 Teflon
Kompor
berfungsi untuk mengeringkan sampel
Gambar 4. 36 Kompor
Plastik sampel
berfungsi untuk menampung sampel yang sudah kering
3. Pelaksanaan pemboran
a. Pastikan operator bor, juru bor, dan petugas sampel siap pada posisi
masing masing
b. Sebelum di lakukan flushing bor (penyemprotan) lakukan
penetrasi/tekan pipa bor masuk ke dalam tanah 0.30 – 0.50 meter atau
penetrasikan pipa bor sampai tidak bisa turun tanpa putaran rotary
table
c. Selanjutnya, lakukan flushing dengan menghidupkan pompa pressure
bor oleh operator bersamaan dengan mulai dilakukannya penetrasi
secara perlahan
d. Lakukan pendeskripsian pada cutting material yang terangkat pada
indeker selama proses penetrasi dan flushing dijalankan. Dengan
ketentuan pemutusan lapisan sebagai berikut.
e. Lapisan diputus/dicatat maksimal setiap 1 meter (jika lapisan sejenis)
f. Lapisan diputus/dicatat setiap terjadi perubahan fisik seperti warna dan
atau butir
g. Lapisan diputus/dicatat minimal 30 cm
h. Catat volume seluruh hasil pengukuran sampel dan hasil
pendeskripsian lapisan dalam. Penamaan lapisan di tuliskan dari
material yang ukuran butirnya paling dominan dalam satu lapisan
i. Catat juga jumlah rangkaian pipa terpasang, kedalam pengeboran,
tebal lapisan dan waktu penetrasi pengeboran setiap lapisan
j. Lakukan penetrasi pengeboran secara menerus sampai pengeboran di
nyatakan selesai. Pengeboran dinyatakan selesai dengan ketentuan
sebagi berikut.
- Pengeboran telah mencapai batuan dasar (kong/bed rock)
- Tidak sampai kong/bed rock (TSK) di karenakan pengeboran tertahan
kayu/batu/matrial keras lainya yang tidak memungkinkan untuk di
tembus
- Tidak sampai kong/bed rock (TSK) diputuskan oleh geologist dengan
alasan sudah mewakili dan mendapatkan lapisan bertimah
Tidak sampai kong/bed rock (TSK) dikarenakan kondisi cuaca yang
tidak memungkinkan apabila pengeboran di teruskan dan dapat
menimbulkan potensi bahaya (peralatan/pekerjaan) seperti pipa
mining dan saat proses pengeboran berlangsung mendadak angin dan
gelombang kuat
4. Perlakuan sampel
a. Pastikan personil memakai alat pelindung diri
b. Siapkan perlengkapan perlakuan sampel dan pastikan perlengkapan
berada dalam kondisi baik dan layak guna
c. Isi bak cuci dengan air
d. Ambil dan tuangkan material sampel pada dulang, maksimal sekali
pendulangan kurang lebih 2 liter atau setengah posisi dulang
e. Lakukan pendulangan dengan menggoyangkan dulang dan membuang
permukaan teratas material di atas dulang. Pendulangan dilakukan
secara menerus sampai di dapatkan konsentrat dulang, kemudian
konsentrat yang di dapatkan di tampung pada mangkuk konsentrat.
Lakukan secara berulang di setiap lapisan
f. Bilas dan cuci konsentrat hasil pendulangan menggunakan air tawar
kemudian di tempatkan pada wajan pengering
g. Keringkan sampel konsentrat menggunakan kompor, aduk hingga
konsentrat benar benar kering
h. Setelah konsentrat kering, tuang dan ratakan konsentrat pada loyang
agar suhu panas menurun
i. Masukan dan bungkus konsentrat kering yang suhunya sudah normal
ke dalam plastik sampel
j. Berikan keterangan nomor lubang dan nomor lapisan pada plastik
sampel
k. Kumpulkan semua konsentrat kering dalam satu lubang bor yang
sudah dibungkus ke dalam plastik menggunakan staples
l. Sampel konsentrat selanjutnya di analisa mikroskopis di
lapangan/kapal bor untuk panduan perencanaan pengembangan
rencana kerja pengeboran oleh geologist
5. Administrasi
a. Siapkan peralatan dan data yang di perlukan
b. Buka program excel yang sudah terdapat format memo dan buku besar
c. Pertama, isikan/input data kop tabel memo dan buku besar berupa
- No RK pengeboran dan sifat/jenis pengeboran
- Tanggal dan daerah pengeboran, no lubang, nama kapal, jumlah
petugas
d. Kedua, isikan data koordinat realisasi titik pengeboran (x,y dalam
format UTM )
e. Kemudian isikan data diameter pengukuran sepatu pipa awal dan
akhir pengeboran, selanjutnya hitung koefisien bor dengan rumus:
- Hitung rata rata diameter pengukuran sepatu pipa awal dan akhir
pengeboran
diameter awal+ diameter akhir
Rata rata=
2
1
Koefisien bor =
luas penampang sepatu pipa
f. Selanjutnya hitung tinggi laut rata rata (TLR) awal dan akhir
pengeboran kemudian rata rata kembali.
TLR= ( koreksi niveau−koreksi tabel ) + kedalaman air
TLR 1 ( awal ) +TLR 2 ( akhir )
TLR koreksi=
2
g. Setelah itu, isikan jam aktifitas kegiatan, jumlah/panjang akumulasi
rangkaian pipa pengeboran, kedalaman/ketebalan pengeboran dengan
kedalaman air saat pengeboran, kedalaman/tebal penetrasi pengeboran
setiap lapisan, kecepatan penetrasi pengeboran per menit, Pengisian
sifat lapisan pengeboran (insitu/tanah asli dan tanah bekas), volume
(liter) tiap fraksi (ukuran butir) material sampel pengeboran (sedimen)
h. Kemudian hitung dan masukkan nilai recovery pengeboran (% isi)
total isi liter ×koefisien ×10
% isi=
tebal (meter )
i. Setelah itu, hitung persentase komposisi material pasir dan krikilan
volume pasir ( halus∧kasar )
% pasir= × 100
volume total
volume krikil+ volume krakal
% krikil= ×100
volume total
j. Terakhir buat data rekap data pengeboran berupa
- Akumulasi kedalaman pengeboran tanpa kong (bed rock)
- Akumulasi kedalaman pengeboran dengan kedalaman kong (bed rock)
- Akumulasi waktu penetrasi pengeboran
- Recovery pengeboran
- Jenis dan warna kong (bed rock)
- Akumulasi waktu aktivitas diluar penetrasi pengeboran (positioning,
pemasangan dan angkat rangkaian pipa, serta angkat jangkar).
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Wilayah Bangka merupakan suatu daerah yang mempunyai tingkat erosi
yang tinggi. Keadaan ini bisa kita lihat bahwa daratan Bangka relative datar,
dan pada daratan tersebut terdapat sisa hasil erosi. Sisa-sisa erosi tersebut
tersusun dari batuan beku Granit. Di bagian Utara Bangka terdapat Granit
klabat yang berorientasi Barat Timur melewati teluk klabat dan disekitarnya
terdapat Granit pelangas, Granit menumbing dan mangkol. Di bagian Selatan
terdiri dari pluton yang lebih kecil yaitu pluton Koba, Bebuluh, dan Toboali.
Daerah tersebut merupakan daerah erosi sehingga pada daerah itu terdapat
endapan alluvial yang mengandung bijih timah yang banyak terdapat pada
sungai yang mengalir diatas endapan batuan yang masih muda.
Batuan yang dijumpai terdiri dari batuan pratersier yaitu batu pasir, batu
lempung, lapisan pasir lempung mengandung sisa tanaman dan campuran
lempung pasir lanau. Menurut para ahli, daerah Bangka tersusun oleh batuan
sedimen yang terdiri dari batu pasir, kuarsit, pyrit, lempung yang berumur,
perm-trias. Batuan yang berumur perm dicirikan dengan butiran yang lebih
halus, sedangkan batuan yang berumur trias dicirikan dengan adanya interklasi
batuan samping dan butirannya kasar. Mineralisasi ditandai dengan urat-urat
kasiterit, kuarsa dan wolframit. Dijumpai dengan mineral-mineral sulfida
seperti arsenopirit, pirit, kalkopirit, markasit. Berdasarkan konsep tersebut
kasiterit primer yang ekonomis terdapat dalam tiga fase, yaitu fase
Pneumatolitik, hipotherma, dan fase hipothermal-mesothermal. Dalam
endapan magmatis yang dominan terbentuk adalah mineral pembentuk batuan,
sedangkan mineral yang mengandung logam sedikit variasinya. Umumnya
mineral yang memberikan bahan dasar seperti platina, khronit, korondumt, dll.
Kasiterit jarang terjadi, dan apabila terbentuk terdapat dalam keadaan
terhambur merata dengan kadar rendah. Pembentukan timah di Bangka terjadi
setelah masa-masa mesozoikum, yang terjadi akibat keluarnya magma
menjadi batuan induk (Granit Type S) yang kemudian tertransportasi akibat
perubahan iklim, yang kemudian mencari temppat cekungan semakin jauh dari
batuan induk maka semakin halus timah yang berada di dalam cekungan
tersebut yang akan ttertutup lapisan-lapisan lempung, pasir halus, pasir kasar,
kerikil, dan kerakal. Sedimentasi yang menyebabkan terbentuknya endapan
timah sekunder. Eksplorasi untuk endapan-endapan mineral selalu dilakukan
secara bertahap. Sistem ini dihubungkan dengan metode eksplorasi yaitu
makin luas area penyelidikannya makin besar pula biaya yang diperlukan.
Tahap-tahap eksplorasi meliputi:
1. Studi Pendahuluan.
2. Survey Tinjau.
3. Prospeksi Umum/Pemetaan geologi.
4. Prospeksi detail/Eksplorasi Pendahuluan.
5. Eksplorasi detail.
6. Penelitian Tambang dan Penentuan cadangan