PT. GEO MAXIMA SELARAS, JOB SITE PT. BUMI SENTOSA JAYA
BOEDINGI, LASOLO KEPULAUAN, KONAWE UTARA,
SULAWESI TENGGARA
TAHAPAN KEGIATAN EKSPLORASI PENGEBORAN NIKEL LATERIT
HALAMAN JUDUL
Dibuat oleh :
NAMA : IRWANSYAH
NIS : 180\0046779797
KELAS : XIII
JURUSAN : GEOLOGI PERTAMBANGAN
I
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Irwansyah
NISN : 80\0046779797
(…………………)
Disetujui,
Mengetahui,
Direktur Kepala Sekolah
PT. Geo Maxima Selaras SMK N 3 BUTON TENGAH
II
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja yang ber judul “Tahapan Kegiatan Eksplorasi Pengeboran Nikel
Laterit, Desa Boedingi, Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara,
Provinsi Sulawesi Tenggara” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Laporan ini telah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini, untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam membuat laporan ini.
1. Kedua orang tua saya yang telah mendoakan dan mendukung saya selama ini.
2. Mirdan, S.T, sebagai Penanggung Jawab Operasional di PT. Geo Maxima
Selaras Site PT. Bumi Sentosa Jaya.
3. Ahmad Syarif, sebagai Supervisor Drilling di PT. Geo Maxima Selaras Site
PT. Bumi Sentosa Jaya
4. Ruslan S.Pd, Sebagai Kepala Sekolah SMK N 3 BUTON TENGAH
5. Rusdin, S,T, Sebagai Guru Pembimbing
6. Muhammad Mahdy Muhadzdzib, S.T, Sebagai Geologist sekaligus
pembimbing lapangan.
7. Marsya, S.T, Sebagai Database Geologist sekaligus pembimbing dalam
pembuatan laporan.
8. Fahmi wiransyah sebagai wellsite/geologist sekaligus pembimbing lapangan.
9. Dedi sebagai Driller Rig 04.
10. Afriani sebagai Admin
11. Seluruh tim Rig 04 dan semua teman-teman yang sudah membantu serta
mendukung kegiatan praktek kerja lapangan saya.
III
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan kritik dari pembaca agar penulis
dapat memperbaiki laporan ini.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
dan inspirasi terhadap pembaca.
Irwansyah
IV
DAFTAR ISI
V
BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ............................... 12
VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawe........... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 2 Profil Nikel Laterit (Darijanto, 1999) ..............Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 1 Peta lokasi kegiatan praktek kerja lapangan ..Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 2 Kegiatan safety talk ........................................................................... 2
Gambar 3. 3 Safety Helmet ................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 4 Ear Plug .........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 5 Sarung Tangan ...............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 6 Sepatuh Safety ..............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 7 Baju Safety ....................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 8 Transmisi .......................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 9 Mesin penggerak ...........................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 10 Spinde............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 11 Landasan........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 12 Core Box dan Pipa Paralon .............................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 13 Protektor atau stan penumbuk........................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 14 Kunci pipa 24 inch.........................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 15 Cangkul .........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 16 Parang............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 17 Pipa bor .........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 18 Barel .............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 19 Body Bit ........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 20 Kunci Ringpas ..............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 21 kunci chuck ..................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 22 Meter ............................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 23 Terpal ...........................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 24 Chainsaw ......................................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 26 Kantung Sampel ..........................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 27 Karung Sampel ............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 28 Handy Talkie ...............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 29 Plastik Rapping............................................Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 30 TripodError! Bookmark not defined. ........................................ 23
Gambar 4 .1 Stake out .......................................................................................... 23
Gambar 4. 2 Rintis ............................................................................................... 24
Gambar 4. 3 Pembuatan tripod ............................................................................ 24
Gambar 4. 4 Moving ........................................................................................... 25
Gambar 4. 5 Pengeluaran ore ......................................................................................... 25
Gambar 4. 6 Menyimpan ore di core box ............................................................. 26
Gambar 4. 9 Logging ore .................................................................................... 27
Gambar 4. 10 Penulisan pita karung ...................................................................... 28
Gambar 4. 11 core box ..................................................................................................... 29
Gambar 4. 12 sampling ...................................................................................................... 32
Gambar 4. 13 Top soil ....................................................................................................... 32
VII
Gambar 4. 14 Limonit ....................................................................................................... 34
Gambar 4.15 Saprolit ....................................................................................................... 34
Gambar 4.16 Batuan asal (Bedrock) ....................................................................... 34
VIII
DAFTAR TABEL
IX
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Apa saja tahapan kegiatan eksplorasi nikel di tempat praktek kerja lapangan ?
2. Apa saja tugas-tugas seorang Wellsite Geologist?
1.3 Maksud
Maksud dari mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan yaitu dapat
mengetahui tahapan kegiatan Eksplorasi nikel laterit, dan mengetahui tugas
1
seorang wellsite/geologist di PT. Geo Maxima Selaras site PT. Bumi Sentosa Jaya,
Boedingi Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi
Sulawesi Tenggara dan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Pelajaran
Geologi Pertambangan.
1.4 Tujuan
Tujuan mengikuti kegiatan praktik kerja lapangan yaitu, untuk:
1. Mengetahui apa saja tahapan kegiatan Eksplorasi nikel laterit di tempat
praktek kerja lapangan
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Ling And Match)
antara SMK dan industri.
3. Untuk mengetahui tugas-tugas seorang wellsite geologist.
4. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja.
5. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagian
dari proses pendidikan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Gambar 2.1 Peta Geologi Lembar Lasusua-Kendari, Sulawesi (Rusmana, dkk., 2010)
4
laterisasi. Endapan sulfida alternatif telah habis atau tambang yang ada perlu
ditambang lebih dalam lagi untuk memanfaatkan sumber daya yang tersisa.
Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobalt, yang dapat menghasilkan
paduan yang sangat berharga. Sumber nikel yang penting secara ekonomi adalah
bijih besi limonit, yang mengandung 1-2% nikel. Mineral bijih nikel penting
lainnya termasuk pentlandit dan campuran silikat alami yang kaya nikel yang
dikenal sebagai Garnierite. Nikel merupakan unsur kimia metalik dalam tabel
periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28.
Nikel laterit juga merupakan prodak pelapukan kimia pada batuan
ultramafik dunit, peridotit dan serpentinit proses ini berlangsung selama jutaan
tahun dimulai dari adanya pelapukan pada batuan ultramafik.
5
5. Topografi
Topografi yang landai akan menyebabkan air meresap lebih dalam dan
membuat pelapukan yang lebih baik daripada daerah yang curam karena pada
daerah yang curam air hujan tidak terlalu dalam meresap.
6. Waktu
Waktu yang cukup lama akan menyebabkan pelapukan lebih insentif.
karena semakain lama proses pelapukan semakin baik, cadangan bahan galian
juga semakin tebal
2.4 Genesa Endapan Nikel Laterit
6
Gambar 2.2 Profil Nikel Laterit (Darijanto, 1999)
a) Top Soil
Zona Tanah Penutup atau Top Soil memiliki karakteristik berwarna coklat
tua kemerahan, dengan kekerasan lunak hinga sedang, dengan ukuran butir halus.
Pada bagian atas top soil memiliki karakter gembur dan mengandung
humus/lapisan organik. Tidak terlihat indikasi adanya mineral. Gradasi ke arah
zona Limonit ditunjukkan dengan hilangnya material di atas, perubahan warna
lebih cerah, coklat kekuningan–coklat merah.
b) Limonit
Zona limonit memiliki karakteristik warna coklat kemerahan, coklat
kekuningan, merah, dengan kekerasan lunak hingga sedang, tanah residu yang
kaya akan besi dengan ukuran butir halus hinga kasar sudah terdapat mineral.
Tingkat elastisitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Sering dijumpai
fragmen batuan asal seperti silica. Kehadiran laterit dengan campuran tersebut
diatas dapat merupakan perselingan dengan laterit yang cenderung homogen.
Mineral utama (mayor mineral) pada zona ini, geotit (FeOH) dan mineral
lempung (clay) seperti kaolin. Minor mineral zona ini, adalah mineral-mineral
oksida seperti magnetit dan cromite.
c) Saprolit
Zona Saprolit memiliki karakteristik berwarna coklat kekuningan, coklat
kehijauan, kuning kehijauan, dengan kekerasan sedang hinga keras, dan ukuran
7
butirnya sedang sampai kasar. Cenderung heterogen, Sering dijumpai fragmen
batuan asal, silika. Perselingan antara Laterit dengan batuan asal (biasanya
berukuran boulder) sering dijumpai di zona ini, Semakin ke arah bawah terlihat
adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih kasar. Kearah bawah kondisi fracturing
semakin intensif yang biasanya terisi oleh mineral-mineral silika seperti garnierit
dan crysopras. Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini adalah lempung
(clay) dan mineral oksida seperti geotit, magnetit, cromite dan chrysotile asbestos.
d) Zona batuan asal (bedrock)
Zona Bedrok memiliki karakteristik berwarna hitam keabuan, hitam
kehijauan, hijau, tergantung komposisi batuan asal, dengan kekerasan keras, dan
ukuran butirnya kasar. Komposisi terdiri atas dunit, peridotit atau batuan ultrabasa
lainnya. Pada bagian atas sering dijumpai zona fracturing yang terisi oleh mineral
silikat seperti garnierit, serpentin, crysopras atau mineral silikat lainnya. Kondisi
bedrock yang fresh dan massive dijumpai pada bagian bawah dengan zona
fracturing tersebut di atas mineral utama olivin dan piroksen.
8
2.6.2 Tahapan Eksplorasi Tinjau-Tingkat Strategis (Reconnaissance
Eksploration Stage-Stategis Phase)
Pada tahapan Eksplorasi tinjau-tingkat strategis, terdapat 3 tahap yang
berlaku yakni penilaian regional (regional appraisal), peninjauan daerah (area
reconnaissance), dan pemilihan sasaran (target selection).
Setiap tahapan tersebut memiliki cara berbeda. Tahapan pertama,
penilaian regional diambil berdasarkan data dan studi pustaka. Tahapan kedua,
peninjauan daerah dilakukan dengan cara melakukan survei ke area tambang yang
dituju. Sedangkan tahapan ketiga, pemilihan sasaran, menjadi langkah terakhir
berupa penindak lanjutan terhadap peninjauan daerah yang akan dilakukan dengan
menggunakan beberapa sistem metode geologi.
2.6.4 Tahapan Evaluasi dan Pra Produksi (Evaluation and Pre Production
Stage)
Evaluasi dan pra produksi menjadi tahapan terakhir dalam proses
eksplorasi pertambangan sebelum kegiatan menambang dilakukan. Sesuai dengan
namanya, tahap ini menjadi bahan evaluasi dari seluruh kegiatan produksi selama
eksplorasi.
Selain menjadi langkah terakhir dari proses eksplorasi, pada tahapan
evaluasi dan pra-produksi juga nantinya perusahaan merancang kegiatan
9
penunjang selama pertambangan berlangsung seperti membuat jalan, membangun
kantor dan mess pekerja, serta membuat pelabuhan dan metalurgi.
10
dan pengembangan sektor pertambangan yang berwawasan lingkungan untuk
kemajuan dan kemakmuran bangsa.
11
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
12
Tujuan dilakukanya safety talk di PT. Geo Maxima Selaras Site Boedingi,
Kecamatan Lasolo Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi
Tenggara, untuk memberitahukan karyawan/pekerja potensi bahaya di tempat
kerja dan memberikan edukasi pencegahan kecelakaan kerja, Berikut adalah salah
satu foto kegiatan safety talk (3.2) .
13
NO Nama dan Fungsinya Gambar
2 Ear Plug, berfungsi melindungi telinga dari
kerusakan yang di sebabkan oleh kebisingan
14
3.4 Pengenalan mesin
Mesin bor yang digunakan di PT. Geo Maxima Selaras yaitu SJR,
merupakan salah satu unit mesin yang digunakan untuk Eksplorasi pengeboran,
adapun komponen-komponen dari mesin SJR yaitu sebagai berikut
15
No Nama dan Fungsi Gambar
4 Landasan, berfungsi untuk mengatur
kecepatan dan tekanan, serta menaik
turunkan spindel pada saat pengeboran
16
No Alat dan Fungsinya Gambar
3 Kunci Pipa 24 Inch, berfungsi sebagai
alat untuk memisahkan atau
menggabungkan pipa
17
No Alat dan Fungsinya Gambar
6 Pipa berfungsi untuk menghubungkan
atau meneruskan putaran dan tekanan
mesin bor ke mata bor.
18
No Alat dan Fungsinya Gambar
9 Kunci ringpas, berfungsi untuk membuka
dan mengencangkan baut-baut yang ada
pada mesin pengeboran.saat akan di
lakukan kegiatan moving dan seting
Gambar 3. 1 Meter
12 Terpal, berfungsi untuk melindungi
mesin dan aktivitas kerja dibawah terik
matahari ataupun hujan agar para pekerja
bias berkerja dengan maksimal
19
No Alat dan Fungsinya Gambar
14 Pita di gunakan untuk menulis informasi
informasi sampel seperti Hole Id Rig
Code Block sampel selain informasi
sampel pita juga di gunakan untuk
penulisan pita finish dan pita karung Gambar 3.5 Flagging tape
15 Kantung sampel berfungsi sebagai
tempat penyimpanan ore yang sudah di
login tiap satu meter
20
No Alat dan Fungsinya Gambar
17 Handy Talkie (HT) merupakan alat yang
di gunakan untuk berkomunikasi saat
berada di lokasi area pengeboran
Gambar 3. 30 Tripod,
21
BAB IV
PEMBAHASAN
22
menggunakan parang dengan cara memotong dahan atau batang pohon yang
menghalang jalur moving dari titik yang sudah finish sebelumnya ke titik
selanjutnya.
23
diikat pada pemikul dengan tali kemudian dipikul sampai ke titik yang akan dibor
berikutnya lalu disatukan kembali seperti pada titik sebelumnya.
4.1.5 Drilling
Kegiatan yang dilakukan untuk mengambil sampel bawah permukaan
dengan mengunakan bodi bit dan barel yang disambung dengan pipa besi
kemudian dihubungkan dengan mesin bor
a) Pengeluaran ore
Pengeluaran ore dilakukan dengan cara ditumbuk menggunakan stan
penumbuk dan piston, dengan satu orang menumbuk dan satu orang memegang
paralon agar ore tidak terjatuh.saat proses pengeluarannya
24
b Penyimpan ore di core box
Ore yang sudah dikeluarkan dari barel dengan mengunakan stang
penumbuk selanjutnya ore akan diletakan di core box dengan memperhatikan top
dan bottomnya agar tidak tertukar
25
c) Membelah ore
Bertujuan untuk mengecek atau melihat ke bagian dalam ore untuk
mempermudah kegiatan logging ore. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan alat bantu seperti spatula atau parang
26
e) Penulisan pita karung kantong dan papan logging
Penulisan dapat di lakukan dengan menggunakan spidol permanen kusus
untuk karung dan kantong sampel sedangkan untuk pita dan papan logging dapat
di tulis dengan spidol boardmarker yang di tulis berupa block, kode rig, hole id,
from to atau meteran.
27
g) Sampling
a. Logging ore
Dapat dilakukan saat ore sudah ada di core box tujuan dilakukanya
logging ore yaitu untuk mengumpulkan data data yang berupa zonasi, mineral,
warna ,nama batuan, ukuran butir kedalaman dan lain lain.
28
b. Menentukan finish
Finish merupakan pertanda berakhirnya aktifitas pengeboran yang di
lakukan di titik itu dan akan dilanjutkan di titik berikutnya ini juga merupakan
tugas seorang wellsite yang bertugas di rig bila batu yang di bor di titik sudah
mencapai dua meter atau lebih pada zona boulder atau bedrock.
a) Top Soil
Zona Tanah Penutup atau Top Soil memiliki karakteristik yakni berwarna
coklat tua kemerahan, dengan kekerasan lunak sampai sedang, dan ukuran
butirnya halus. Pada bagian atas top soil memiliki karakter gembur dan
mengandung humus/lapisan organic. Tidak terlihat indikasi adanya mineral.
Gradasi ke arah zona Limonit ditunjukkan dengan hilangnya material di atas,
perubahan warna lebih cerah, coklat kekuningan – coklat merah.
29
Gambar 4.13 Top soil
b) Limonit
30
Gambar 4.14 Limonit
c) Saprolit
Zona Saprolit memiliki karakteristik berwarna coklat kekuningan, coklat
kehijauan, kuning kehijauan, dengan kekerasan sedang hingga keras, dan ukuran
butirnya sedang sampai kasar. Cenderung heterogen, Sering dijumpai fragmen
batuan asal, Silika. Perselingan antara Laterit dengan batuan asal (biasanya
berukuran boulder) sering dijumpai di zona ini, Semakin ke arah bawah terlihat
adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih kasar. Kearah bawah kondisi fracturing
semakin intensif yang biasanya terisi oleh mineral-mineral Silika seperti Garnierit
dan Crysopras. Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini adalah lempung
(clay) dan mineral oksida seperti Geotit, Magnetit, Cromite dan Chrysotile
Asbestos.
31
Gambar 4.15 Saprolit
32
Gambar 4.16 Batuan asal (Bedrock)
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Bagi sekolah
Gunakan metode belajar yang tepat pada siswa kususnya jurusan
geologi pertambangan, mengadakan kunjungan rutin setiap bulan di perusahan
terdekat, meningkatkan kedisiplinan siswa yang masih aktif sekolah agar saat
melskuksn praktek kerja lapangan siswa tidak susah dalam beradaptasi dengan
kondisi di dunia kerja
B. Bagi Perusahaan
Penyusun berharap untuk kedepanya siswa yang melakukan praktek kerja
lapangan diberikan materi pembelajaran paling tidak seminggu sekali untuk
menambah wawasan dan pengetahuan siswa
Bagi siswa diharapkan lebih mempersiapkan berbagai hal, baik mental
dan fisik dalam melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan agar siswa bisa
belajar dengan baik selama di tempat praktek, kembali dengan membawa ilmu
yang bisa dijadikan bekal untuk menghadapi dunia kerja.
34
DAFTAR PUSTAKA
Surano 2013. Geologi lengan tengah Sulawesi 2nd aA. K.nana sauna , hermis
penggabean Ed Badan geo;ogi, kementrian energy dan sumber daya
mineral. Bandung, Bandung 1-195ha;
35