DISUSUN OLEH:
NAMA : Tajuis
NIS/NISN : 209/0045003698
KELAS : XIII
JURUSAN :
I
Laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan, Sekolah Menengah Kejuruan
Pertambangan Nur Watukila, Sulawesi Tenggara, diajukan Oleh:
Judul : Peran wellsite Geologist pada kegiatan eksplorasi pengeboran
Nama : Tajuis
NISN : 0045003698
Program Studi : Geologi pertambangan
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Zat
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniah-Nya. Shalawat serta salam selalu
II
teladan dan inspirasi bagi umat manusia, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan praktek kerja yang berjudul ”Mengenal Endapan Laterisasi dan Kegiatan
terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan hasil kegiatan
lapangan yang dipadukan dengan teori yang telah ada. Penulis mengharapkan agar
kemudahan dari berbagai pihak sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Dengan
ketulusan hati penulis pada kesempatan ingin ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan mendorong terselesainya
laporan ini.
1. Kedua orang tua saya yang telah mendoakan dan mendukung saya selama ini.
3. Ahmad Syarif, sebagai Supervisor di PT. Geo Maxima Selaras Site PT. Bumi
Sentosa Jaya.
lapangan.
III
7. Marsya, S.T, Sebagai Database Geologist sekaligus pembimbing dalam
pembuatan laporan.
10. Seluruh tim Rig 09 dan semua teman-teman yang sudah membantu serta
Tajuis
0045003698
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………...........................
…………………………I
HALAMAN PENGESAHAN………………......................
………………………………….II
KATA PENGANTAR………………………........................
…………………………………..III
DAFTAR ISI……………………………………….............................
……………………………V
IV
DAFTAR GAMBAR…………………………….........................
……………………………..VII
DAFTAR TABEL………………………………...........................
………………………………IX
BAB I PENDAHULUAN………………………….......................
…………………………….1
1.1 Latar Belakang……………………………........................
………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………….....................
……………………………………...1
1.3 Maksud …………………………………………............................
…………………………...2
1.4
Tujuan………………………………………………………………......................
.......……….3
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………...........
…………………….3
V
3.3 Persiapan Alat Pengeboran…………….............
……………………………………..22
3.4 Peran Wellsite Geologist…………… …...............
…………………………………….35
BAB IV PENUTUP………………………………….
…………………….......................…….39
4.1 Kesimpulan………………………….…………………………….......................
………….40
4.2 Saran………………………….………………............................……………….
…………….41
DAFTAR PUSTAKA…………………………….........................
……………………………43
VI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan proses pembentukan nikel laterit ………….……………..5
Gambar 2.2 Proses pengkayaan mineral……………………………………….6
Gambar 2.3 Profil zona laterit ………………………………………………….7
Gambar 3.1 peta kegiatan prakerin……………………………………………17
Gambar 3. 2 Kegiatan safety talk………………………………………………18
Gambar 3.3 Safety Helmet……………………………………………….……………...19
Gambar 3.4 Ear Plug…………………………………………………….……………...19
Gambar 3.5 Sarung Tangan…………………………………………………………….20
Gambar 3.6 Sepatuh booth……………………………………………………………...20
Gambar 3.7 Baju Safety…………………………………………………………………20
Gambar 3.8 Transmisi…………………………………………….……………..21
Gambar 3.9 Mesin penggerak…………………………………………………...21
Gambar 3.10 Spindel……………………………………………………………...21
Gambar 3.11 Landasan………………………………………………………….22
Gambar 3.12 Tripot………………………………………………………………22
Gambar 3.13 Core Box dan Pipa Paralon………………………………………23
Gambar 3.14 Protektor atau stan penumbuk…………………………………...23
Gambar 3.15 Kunci pipa 24 inch………………………………………………..23
Gambar 3.16 Cangkul……………………………………………………………………24
Gambar 3.17 Parang……………………………………………………………..24
Gambar 3.18 Pipa bor……………………………………………………………24
Gambar 3.19 Barel………………………………………………………………..25
Gambar 3.20 Body Bit……………………………………………………………25
Gambar 3.21 Kunci Ringpas……………………………………………………..25
Gambar 3.22 kunci chuck………………………………………………………..26
Gambar 3.23 Meter………………………………………………………………26
Gambar 3.24 Terpal……………………………………………………………..26
Gambar 3.25 Chainsaw…………………………………………………………26
Gambar 3.26Radio komunikasi / Walky Talky………………………………………..27
Gambar 3.26 Plastik sampel……………………………………………………27
Gambar 3.28 Flaging tape………………………………………………………………27
Gambar 3.29 Karung……………………………………………………………27
Gambar 3.30 Papan hole id……………………………………………………..28
Gambar 3.31 Core Logging Sheet………………………………………………28
Gambar 3.32 Daily Drilling Report……………………………………………..28
Gambar 3.33 Papan Clipboard…………………………………………………29
Gambar 3.34 Tali rapiah………………………………………………………………..29
Gambar 3.35 Alat Tulis………………………………………………………….29
Gambar 3.36 Meter……………………………………………………………...29
Gambar 3.37 Stake out…………………………………………………………..30
Gambar 3.38 Rintis ……………………………………………………………..30
Gambar 3.39 moving……………………………………………………………31
Gambar 3.40 pengeluaran ore………………………………………………….31
VII
Gambar 3.41 Menyimpan ore di core box……………………………………..32
Gambar 3.42 Menyusun ore…………………………………………………….32
Gambar 3.43 Membelah ore…………………………………………………….33
Gambar 3.44 Logging ore……………………………………………………….33
Gambar3.45 Sampling…………………………………………………………..34
Gambar 3.46 Menyimpan plastik sampel ke dalam karung sampel…………34
Gambar 3.47 Logging ore………………………………………………………..35
Gambar 3.48 Top soil……………………………………………………………………36
Gambar 3.49 Limonit……………………………………………………………..37
Gambar 3.50 Saprolit……………………………………………………………..38
Gambar 3.51 Batu asal(Bedrock)………………………………………………...39
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Alat Pelindung Diri (APD)…………………………………………..19
Tabel 3.2 Pengenalan mesin……………………………………………………..21
Tabel 3.3 Persiapan alat pengeboran…………………………………………...22
Tabel 3.4 alat-alat welsite/geologist…………………………………..………….27
VIII
BAB I
PENDAHULUAN
Nikel laterit merupakan salah satu mineral logam hasil dari proses
mengakibatkan pengkayaan unsur Ni, Fe, Mn, dan Co secara residual dan
sekunder. Nikel laterit dicirikan oleh adanya logam oksida yang berwarna coklat
pembentukan endapan nikel laterit adalah morfologi, batuan asal, struktur, ragen-
ragen kimia, waktu, dan tingkat pelapukan. Tingkat pelapukan yang tinggi sangat
proses pelapukan yang intensif pada batuan peridotit, selanjutnya infiltrasi air
hujan masuk ke dalam zona retakan batuan dan akan melarutkan mineral yang
mudah larut pada batuan dasar. Mineral dengan berat jenis tinggi akan tertinggal
9
di permukaan sehingga mengalami pengkayaan residu seperti unsur Ca, Mg, dan
Si. Mineral lain yang berifat mobile akan terlarutkan ke bawah dan membentuk
suatu zona akumulasi dengan pengkayaan (supergen) seperti Ni, Mn, dan Co.
Salah satu daerah yang yang memiliki potensi adanya endapan nikel laterit
Maxima Selaras Site PT. Bumi Sentosa Jaya. Dengan melakukan kerja praktek
2.
1.2 Maksud
Maksud dari mengikuti kegiatan praktik kerja industri yaitu dapat
mengetahui endapan nikel laterit dan kegiatan eksplorasi pengeboran serta tugas
sebagai wellsite/geologist di PT. Geo Maxima Selaras site PT. Bumi Sentosa Jaya,
Sulawesi Tenggara dan sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Pelajaran
Geologi Pertambangan.
10
1.3 Tujuan
Tujuan mengikuti penyelenggaraan praktik kerja industri yaitu, untuk:
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga
kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kinerja yang
berkualitas profesional.
Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Praktik kerja industri ini dilaksanakan selama
dua bulan, mulai tanggal 13 Oktober 2023 sampai tanggal 15 Januari 2024
BAB II
LANDASAN TEORI
simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel adalah logam berwarna putih keperak-
11
perakan sedikit semburat keemasan. Nikel termasuk logam transisi, dan memiliki
sifat keras serta ulet. Nikel juga tergolong dalam grub logam besi-kobalt, yang
dapat menghasilkan paduan yang sangat berharga. Sumber nikel yang penting
secara ekonomi adalah bijih besi limonit, yang mengandung 1-2% nikel. Mineral
bijih nikel penting lainnya termasuk pentlandit dan campuran silikat alami yang
“Laterite” (Latin; brick rock), pertama kali istilah ini digunakan pada
tahun 1807 oleh Major Francis Hamilton Buchanan untuk tanah yang berwarna
merah (pelapukan dari basalt) yang memotong batuan di India bagian selatan.
pelapukan : termasuk ore Alumina (bauxite) dan juga sebagai indikasi adanya
tersebut terdapat pada kisi-kisi kristal Olivin dan Piroksen. Adapun proses awal
yang dialami oleh batuan induk ini adalah proses serpentenisasi dimana akibat
dari pengaruh larutan Hydrothermal yang terjadi pada masa akhir pembekuan
magma telah mengubah batuan beku ultrabasa tersebut (Peridotit) menjadi batuan-
12
Gambar 2. 1 Bagan proses pembentukan nikel laterit (Ahmad, 2005)
1. Larutan yang mengandung CO₂ mengubah miniral olivin menjadi Serpentin
dan Magnesit:
Serpentin:
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO₂ berasal
13
tidak stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni
haematit dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur
Profil Nikel Laterit terbagi atas 4 zona dan memiliki karakteristik yang
14
Gambar 2. 3 Profil zona laterit (Darijanto, 1999)
A. Zona Tanah Penutup, ( Top Soil )
Zona Tanah Penutup atau Top Soil memiliki karakteristik yakni:
ukuran butirnya halus-sedang. Pada bagian atas top soil memiliki karakter gembur
seperti : pysolite Fe, konkresi Fe, fragmen silica dan fragmen batuan asal Tidak
B. Zona Limonit
15
Zona limonit memiliki karakteristik yakni memiliki warna coklat
homogen. Tingkat elasitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Sering
dijumpai fragmen batuan asal seperti silica. Kehadiran laterit dengan campuran
homogen. Mineral utama (mayor mineral) pada zone ini, Geotit (FeOH) dan
mineral lempung (clay) seperti Kaolin. Minor mineral zona ini, adalah mineral-
mineral oksida seperti MnOx, AlOx, Magnetit dan Cromite. Silika (Quartz) lebih
sering dijumpai daripada minor mineral di atas. Gradasi kearah zona Saprolite
dapat dilihat dari perubahan warna menjadi coklat kekuningan, coklat kehijauan
atau hijau.
C. Zona Saprolit
Zona Saprolit memiliki karakteristik yakni memiliki warna coklat
fragmen batuan asal, Silika. Perselingan antara Laterit dengan batuan asal
(biasanya berukuran boulder) sering dijumpai di zona ini, Semakin ke arah bawah
terlihat adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih kasar. Kearah bawah kondisi
seperti Garnierit dan Crysopras. Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini
adalah lempung (clay) dan mineral oksida seperti Geotit, MnOx, Magnetit,
16
jumlah sedikit (accessory minerals). Gradasi ke arah zona Bedrock diindikasikan
kekerasan keras, dan ukuran butirnya kasar. Komposisi terdiri atas Dunit,
Peridotit atau batuan Ultrabasa lainnya. Pada bagian atas sering dijumpai zona
fracturing yang terisi oleh mineral Silikat seperti Garnierit, Serpentin, Crysopras
atau mineral silikat lainnya. Kondisi Bedrock yang fresh dan massif dijumpai pada
bagian bawah dengan zona fracturing tersebut di atas. Mineral utama Olivin dan
tindak lanjut dan kajian mendalam yang sebelumnya pernah dilakukan. Tujuannya
17
1. Tahapan Rencana Eksplorasi ( Eksploration Design Stage)
Pada tahapan ini, umumnya dilakukan review literatur, geologi
regional, citra landsat, dan interprestasi foto udara. Tidak hanya itu, di tahap ini
juga akan dibahas model eksplorasi untuk menentukan strategi dan metode
penilaian regional diambil berdasarkan data dan studi pustaka. Tahapan kedua,
peninjauan daerah dilakukan dengan cara melakukan servey ke area tambang yang
berupa penindak lanjutan terhadap peninjauan daerah yang akan dilakukan dengan
18
(discovery/nondiscovery). Pada tahapan ini, nantinya perusahaaan tambang akan
namanya, tahap ini menjadi bahan evaluasi dari seluruh kegiatan produksi selama
eksplorasi.
kawasan tektonik aktif oleh adanya pertemuan lempeng samudra dan benua
sumberdaya mineral dan energi yang potensial di perut bumi Indonesia tercinta.
hal yang mudah, karena diperlukan biaya besar dan perencanaan yang matang.
Mulai dari eksplorasi, eksploitasi, dan konservasi lingkungan harus tetap terjaga.
19
laterit di beberapa perusahaan pertambangan yang berlokasi di Halmahera Timur
dan Halmahera Selatan Maluku Utara, Pulau Waigeo Papua Barat, Morowali dan
Selatan, serta Pulau Kabaena, Konawe, Konawe Selatan dan Konawe Utara
Sulawesi Tenggara.
ikut berpartisipasi mencari dan mendapatkan potensi bahan galian yang ada
kerja keras, ketelitian, kebenaran dan kualitas data, serta konservasi lingkungan,
serta dilandasi dengan semangat dan kesamaan pandangan yang dimiliki maka
tambang secara baik dan benar, serta mendukung kebijakan pencarian, penemuan,
20
a. Visi: Menjadikan sebuah perusahaan multi bisnis alias tinggi yang
b. Misi: Menciptakan bidang pekerjaan yang lebih luas dan peluang bagi para
21
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA
Tenggara, merupakan salah satu kegitan yang diadakan rutin setiap minggunya
22
sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan cara memberikan edukasi
Tujuan safety talk di PT. Geo Maxima Selaras Site Boedingi untuk
tempat kerja yang dapat terjadi dan bagaimana mengendalikan bahaya tersebut.
Safety talk sangat penting dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk melindungi
sehingga kerugian fatal pada peralatan kerja maupun pekerja dapat dihindarkan.
alat pelindung diri (APD) yang disesuaikan dengan pekerjaan di lapangan. Alat
kecelakaan kerja atau paparan zat kimia. Untuk melindungi diri dari berbagai hal
yang tidak diharapkan pada setiap aktivitas pemboran eksplorasi nikel laterit,
23
maka penggunaan alat pelindung diri sangatlah dianjurkan dan merupakan
24
NO Nama dan Fungsinya Gambar
1 Safety Helmet, berfungsi untuk melindungi kepala dari
malam hari.
merupakan salah satu unit mesin yang digunakan untuk eksplorasi pengeboran,
26
No Nama dan Fungsi Gambar
4 Landasan, berfungsi untuk mengatur
kecepatan dan tekanan, serta menaik
turunkan spindel pada saat
pengeboran
perlengkapan yang akan digunakan pada saat pemboran dilakukan, adapun alat-
27
No Alat dan Fungsinya Gambar
1 Core Box dan Pipa Paralon, berfungsi
sebagai alat untuk ore hasil pemboran.
Pipa paralon dengan panjang satu meter
yang disetiap pipa terdapat penanda
dengan total panjang 10 cm. Berfungsi
sebagai tempat penyimpan ore yang
keluar dari penumbuk Gambar 3.13 Core Box dan
Pipa Paralon
28
No Alat dan Fungsinya Gambar
4 Cangkul, berfungsi untuk membuat
tempat landasan mesin Sjr pada medan
yang curam
29
No Alat dan Fungsinya Gambar
8 Body Bit, berfungsi untuk menerobos
batuan yang di gerakan oleh tuas
transmisi atau persenelan dengan
perantaraan batang bor.
30
No Alat dan Fungsinya Gambar
12 Chainsaw, berfungsi untuk memotong
pohon yang berukuran besar, yang
dimana pohom tersebut tidak bisa di
potong oleh parang.
31
No Alat dan Fungsinya Gambar
1 Radio Komunikasi/ Walky Talky,
berfungsi sebagai alat komunikasi jarak
jauh.
1. Menentukan titik bor (Stake out), biasanya titik bor telah diberi pita oleh tim
33
Gambar 3.38 Rintis
34
4. Proses drilling, Berikut kegiatan yang dilakukan selama drilling, yaitu
sebagai berikut:
penumbuk dan pisto, dengan satu orang menumbuk dan satu orang
Penyimpanan ore juga di sesuai dengan litology di mulai dari top sampai
bottom agar data yang di ambil bisa lebih baik. Bila core box penuh maka
35
Gambar 3.41 Menyimpan ore di core box
c) Logging ore, hal ini di lakukan untuk mencatat nomor sampel, kedalaman
36
d) Sampling, hal ini di lakukan untuk menyimpan ore yang telah di logging ke
dalam plastik sampel yang sudah di tandai dengan kode holl id, no sampel
dan from-to,
Gambar3.45 Sampling
laboratorium.
37
Gambar 3.46 Menyimpan plastik sampel ke dalam karung sampel
nikel laterit. Mulai dari menjalankan tugasnya sebagai pengawas di unit pemboran
atau dalam keadaan yang tidak aman, serta memastikan semua peralatan
1. Melakukan logging Core, jika core box sudah penuh dan sudah di beri tanda
meteran maka ore siap untuk di logging. Tujuan dari logging inti bor adalah
dan warna dalam satu meteran sehingga logging dilakukan break geologi
pada zona yang memiliki perbedaan karakteristik yang jelas dan menerus,
38
adapun data logging yang di catat, antara lain:Holl Id, sampel no, meter
2. Menentukan zona laterit, wellsite juga harus memahami zona laterit agar bisa
mengetahui zona transisi dan nama-nama zona yang di bor di titik tersebut.
Zona laterit terbagi dalam beberapa zonasi,yaitu: top soil, limonit, saprolit,
bedrock.
a. Top Soil
Zona Tanah Penutup atau Top Soil memiliki karakteristik yakni memiliki
warna coklat tua kemerahan, dengan kekerasan lunak-sedang, dan ukuran butirnya
halus-sedang. Pada bagian atas top soil memiliki karakter gembur dan
pysolite Fe, konkresi Fe, fragmen silica dan fragmen batuan asal Tidak terlihat
indikasi adanya mineral. Berikut gambar core box pada zona top soil.
39
Gambar 3.48 Top soil
b. Limonit
Zona limonit memiliki karakteristik yakni memiliki warna coklat
homogen. Tingkat elasitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain. Sering
dijumpai fragmen batuan asal seperti silica. Kehadiran laterit dengan campuran
homogen. Mineral utama (mayor mineral) pada zone ini, Geotit (FeOH) dan
mineral lempung (clay) seperti Kaolin. Minor mineral zona ini, adalah mineral-
40
Gambar 3.49 Limonit
c. Saprolit
fragmen batuan asal, Silika. Perselingan antara Laterit dengan batuan asal
(biasanya berukuran boulder) sering dijumpai di zona ini, Semakin ke arah bawah
terlihat adanya gradasi ukuran butir menjadi lebih kasar. Kearah bawah kondisi
seperti Garnierit dan Crysopras. Mineral tambahan (minor mineral) pada zona ini
41
adalah lempung (clay) dan mineral oksida seperti Geotit, Magnetit, Cromite dan
Chrysotile Asbestos.
kekerasan keras, dan ukuran butirnya kasar. Komposisi terdiri atas Dunit,
Peridotit atau batuan Ultrabasa lainnya. Pada bagian atas sering dijumpai zona
fracturing yang terisi oleh mineral Silikat seperti Garnierit, Serpentin, Crysopras
atau mineral silikat lainnya. Kondisi Bedrock yang fresh dan massif dijumpai pada
bagian bawah dengan zona fracturing tersebut di atas. Mineral utama Olivin dan
Piroksen.
42
Gambar 3.51 Batu asal(Bedrock)
43
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan prakerin ini adalah :
1. Secara umum setelah melakukan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Geo
a. Saya menjadi lebih memahami ilmu kami terkait disiplin keilmuan kami
b. Saya dapat memahami bagaimana menjaga jalinan yang baik antara sesama
c. Saya lebih siap untuk mematangkan diri agar siap untuk memasuki dunia
keja.
2. Secara teori setelah melakukan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di PT. Geo
b. Kami melakukan deskripsi pada batuan hasil pengeboran, agar kami dapat
44
e. Kami dapat mengetahui aktivitas pengeboran..
4.2 Saran
a. Bagi sekolah
Penyusun megharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas kedisiplinan
sarana yang ada sedikitnya sangat-sangat mempengaruhi bagi siswa untuk lebih
semangat dalam belajar demi tercapainya visi dan misi sekolah khususnya SMKS
b. Bagi Perusahaan
Penyusun berharap kepada pembimbingagar waktu yang diberikan
kepada siswa praktek kerja lapangan mendapatkan waktu untuk menyusun laporan
dan semoga kedepannya agar kegiatan berjalan lancar dan semaximal mungkin.
dan mengerjakan laporan diwaktu yang kosong agar ketika mendekati hari
penarikan, laporan sudah selesai lebih dulu. Dengan membaca laporan ini juga
45
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, w, (2008): Nickel Laterites:Fundamentalof Chemistry, Mineralogy,
Weathering Processes, Formation, And Exploration, Vale Inco-Vitsl
Darijanto, T. (1999). The Influence Of Morphology To The Formation And
Distribution Of Laterite Nickel Deposits. In Proceedings Of 8th
Indonesian Association Of Mining Experts (Pp. 1-18). Bandung
Indonesia.
Rusmana E, Dkk, Simanjuntak T.O, Dkk 1993. Peta Geologi Lembar Lasususa-
Kendari, Sulawesi, Bandung: Pusat Penelitian Pengembangan Geologi.
Surono(2013): Geologi Lengan Tenggara Sulawesi(2nd Ed) (A. K. Nana Suwana,
Hermes Penggabean, Ed)Badan Geologi, Kementrian Energi Dan
Sumber Daya Mineral. Bandung,Bandung, 1-195 Hal.
46