Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL

PRAKTIK STUDI LAPANGAN (PSL)


Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan di MAN 2 Kota Sukabumi

Oleh Kelompok 8
Kelas XII IPS 2
1. Sarah Amelia 131132720002200263
2. Sofiah Maulidina 131132720002200301
3. Siti Rahmawati 131132720002200299
4. Siska Nurmala 131132720002200205
5. Nabila Fitri 131132720002200228
6. M. Rislan 131132720002200252
7. M. Arif Husain 131132720002200287
8. Taufiq Firdaus 131132720002200237
9. M. Fajry R 131132720002200291
10. Kevin Hendrawan 131132720002200284

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


MADRASAH ALIYAH NEGRI 2
KOTA SUKABUMI
2023
PENGESAHAN

LAPORAN HASIL
PRAKTIK LAPANGAN (PSL)
MATA PELAJARAN SEJARAH

Pembimbing 2, Pembimbing 1,

Nyi Mas Kurniasari, S.Pd, M.Si. Susy Sutiawaty Riva’I, S.Pd


NIP.198003192005012006 NIP.197410162009012004

Mengesahkan,
Kepala MAN 2 Kota Sukabumi,

Drs. Yepi Prezi Gunandi, M.Si,


NIP.196407160994031004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan LAPORAN Study Tour
Jogjakarta yang disusun untuk memenuhi salah satu Program Sekolah.
Kami tidak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kepala Sekolah MAN2 KOTA SUKABUMI yang selalu memberi nasihat-nasihatnya
2. Wali kelas kami yang selalu memberi semangat dan motivasi.
3. Guru pembimbing kami yang selalu membimbing kami dalam melaksanakan study tour
ini serta membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
4. Rekan rekan yang selalu membantu dan memberi motivasi dalam mengerjakan tugas ini.
5. Kepada kedua orang tua kami yang selalu memberikan Do'a dan restunya sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki, maka
dari pada itu kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
memotifasi kami agar dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.
Sukabumi, Januari 2023
Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN .......................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 2
1.5 Metode dan Teknik..................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORETIS ......................................................................... 3
2.1 Pengertian Sejarah .................................................................................... 3
2.2 Pengertian Malioboro................................................................................ 3
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
3.1 Sejarah jalan Malioboro .................................................................................. 4
3.1.1 Obyek Bersejarah di sekitar Jalan Malioboro ....................................... 5
3.2 Keadaan jalan Malioboro ................................................................................ 7
3.2.1 Suasana Jalan Malioboro ...................................................................... 7
3.2.2 Macam-macam Jajaan Kaki Lima di Jl. Malioboro .............................. 8
3.2.3 Perkembangan Malioboro dari Tahun ke Tahun .................................. 9
3.2.4 Relokasi PKL (Pedagang Kaki Lima) ................................................ 10
3.3 Manfaat bagi masyarakat sekitar Malioboro ............................................ 11
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 13
4.1 Kesimpulan............................................................................................... 13
4.2 Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian ............................................................................................................ 2


Tabel 2. Perkembangan koridor Malioboro Yogyakarta ........................................................... 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Malioboro Tempo dulu .............................................................................................. 4


Gambar 2. Jalan Malioboro .......................................................................................................... 5
Gambar 3. Monumen Serangan Oemoem 1 Maret..................................................................... 6
Gambar 4. Toko Batik ................................................................................................................... 6
Gambar 5. Suasana siang di Malioboro ....................................................................................... 7
Gambar 6.Warung Lesehan sepanjang ....................................................................................... 8
Gambar 7. Aneka Kerajinan ........................................................................................................ 8
Gambar 8. Pedestarian Malioboro ............................................................................................. 11

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pembelajaran di kelas secara terus menerus akan mengalami kejenuhan
sehingga MAN 2 Kota Sukabumi menyelenggarakan PSL, yang bertujuan agar seluruh
Siswa/i maupun seluruh pegawai di Madrasah Aliyah Negri 2 Kota Sukabumi mampu
mengembangkan potensi minat bakat, ilmu pengetahuan dan menemukan ide-ide baru
serta menjadi salah satu syarat kelulusan kelas XII.
PSL merupakan kegiatan Pembelajaran melalui pengumpulan data secara
langsung dengan pengamatan, wawancara, mencatat, atau mengajukan pertanyaan-
pertanyaan. Pada saat proses berlangsung, pembelajar berada langsung di lapangan. PSL
dirancang memberikan peserta didik kesempatan untuk memeriksa permasalahannya di
lapangan, mengevaluasi manfaat dari ide-ide yang disajikan dalam kelas, dan untuk
mendidik siswa dalam melakukan observasi serta penyelidikan naturalistik. Peserta didik
berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Studi lapangan juga menawarkan
siswa terkait kesempatan proyek pengumpulan data, teori pengujian dan intervensi social.
Pembelajaran yang berhasil harus di ciptakan oleh Lembaga dan semua
stakeholder pendidikan diantaranya setiap proses pembelajaran harus seimbang antara
teori dan praktik sehingga seluruh Siswa/i tidak hanya mengetahui melalui teori saja tetapi
dapat di buktikan melalui praktik.
Studi lokasi dari penelitian ini adalah kawasan Malioboro sebagai kawasan strategis
penyanga citra Kota dengan pembatas jalur bercitra budaya, pariwisata dan perjuangan
Malioboro dikenal sebagai Pariwisata dengan berbagai obyek wisata sehingga sangat tinggi
pergerakan wisatawan di kota Yogyakarta khususnya di daerah Malioboro berdasarkan
Perda Kota Yogyakarta No. 2 tahun 2010.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana sejarah Jalan Malioboro?
1.2.2 Bagaimana keadaan Jalan Malioboro?
1.2.3 Apa manfaat Malioboro bagi warga sekitar?

1
2

1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana perkembangan sejarah dari awal
adanya jalan Malioboro hingga saat ini. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut
berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka langkah-langkah yang dilakukan
adalah:
1. Mengkaji perkembangan sejarah Jalan Malioboro
2. Mengamati keadaan Jalan Malioboro
3. Menganalisis manfaat Malioboro bagi warga sekitar

1.4 Jadwal Penelitian


Waktu kegiatan ini dilaksanakan selama 4 hari mulai hari Selasa, 25 Oktober 2022
sampai hari Jumat, 28 Oktober 2022
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Tanggal Objek Kegiatan
1. Selasa, 25 Oktober 2022 IPDN Sosialisasi profil IPDN
Candi Borobudur,
2. Rabu, 26 Oktober 2022 Penelitian Malioboro
Prambanan dan Malioboro.
Mengeksplor Gunung
3. Kamis, 27 Oktober 2022 Lava tour (Merapi)
Merapi dan sekitarnya

1.5 Metode dan Teknik


1.5.1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
(huruf/ungkapan). Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian ini
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
1.5.2 Teknik penelitian yang digunakan adalah Teknik observasi (pengamatan). Dikutip
dari buku Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif (2014), menurut
Sugyono observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari berbagai proses biologis dan psikologis.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
2.1 Pengertian Sejarah/Malioboro
2.1.1 Pengertian Sejarah
Pendapat ahli tentang definisi sejarah, di antaranya Herodotus
berpendapat bahwa sejarah tidak berkembang dan bergerak ke depan dengan
tujuan yang pasti, melainkan bergerak melingkar, dengan tinggi rendahnya
lingkaran disebabkan oleh keadaaan manusia itu sendiri.
Secara sederhana sejarah dapat disimpulkan bahwa, sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah
terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan
manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan
penting.
2.1.2 Pengertian Malioboro
Malioboro merupakan salah satu kawasan wisata di pusat kota
Yogyakarta. Dilansir dari laman arsipdanperustakaan.jogjakarta.go.id, Malioboro
adalah salah satu dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu
Yogyakarta ke perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Nama Malioboro
diambil dari bahasa Sansakerta "Malyabhara" yang berarti karangan bunga.
Namun ada juga beberapa ahli menyebut bahwa nama Malioboro berasal dari
nama seorang kolonial Inggris bernama Marlborough yang pernah tinggal di
Yogyakarta pada tahun 1811 - 1816 M. Malioboro dibangun pada awal abad ke-
19 dan didesain sebagai kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan.
Malioboro sudah terkenal sejak era kolonial (1790-1945).

3
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Sejarah jalan Malioboro
Malioboro merupakan nama salah satu jalan di pusat Kota Yogyakarta. Jalan
Malioboro itu sendiri merupakan salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang
membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Secara
keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro, dan Jalan Jend. A.
Yani. Jalan Malioboro merupakan poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.
Asal nama Malioboro sendiri berasal dari bahasa sansekerta malyabhara yang
berarti karangan bunga. Adapula beberapa ahli yang berpendapat asal kata nama
Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang
pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811- 1816 M.
Jaman Kerajaan Jalan Malioboro terletak di atas sumbu imajiner yang
menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi. Pada abad 17
jalan Malioboro digunakan untuk upacara dan penyambutan para tamu kerajaan. Pendirian
jalan Malioboro bertepatan dengan pendirian kraton Yogyakarta. Pada Jaman kerajaan
jalan Malioboro terbentuk menjadi suatu lokalitas perdagangan setelah Sri Sultan
Hamengku Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui sebuah pasar
tradisional semenjak tahun 17

Gambar 1. Malioboro Tempo dulu


Jaman Kolonial pada tahun 1790-1945 pola penataan kota yang ada dikawasan
Malioboro mulai terganggu dengan belanda mulai membangun benteng Vredeburg pada
tahun 1790 Dutch club tahun 1822, Dutch Governor‟s Residence (1830), Java Bank dan
kantor Pos untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Terjadi perdagangan
antara orang belanda dengan orang tionghoa, dan pembagian tanah oleh Sultan kepada

4
5

masyarakat tionghoa di sub segmen yang ada di jalan Malioboro. Sehinggah jalan
Malioboro dibagi menjadi 3 (tiga) sub segmen yaitu: Jawa, Indish dan Tionghoa.
Jaman Kemerdekaan Pada tanggal 19 desember 1948 terjadi agresi militer belanda
yang menghajar Ibukota Yogyakarta. Sehingga pemerintah DIY-pun ikut menjadi
lumpuh. Sultan HB IX dan Sri paduka PA VIII meletakan jabatan sebagai kepala daerah
istimewa sebagai protes kepada Belanda. Peristiwa serangan umum Pada tanggal 1 Maret
1949, dan Yogyakarta dijadikan sebagai Daerah Militer 2 Istimewa dengan Gubernur
Militer Sri Paduka Paku Alam VIII. Konflik antara Belanda dan Kraton berlangsung
sampai tahun 1950.
Setelah berlalu 259 tahun lamanya, eksistensi Fungsi Kawasan Malioboro masih
bertahan sampai sekarang sebagai kawasan bisnis dan perdagangan. Berbagai atraksi
wisata dapat ditemui di sepanjang kawasan Malioboro, mulai dari Tugu Pal Putih,
angkringan kopi jos, Mall Malioboro, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan
Monumen Serangan Umum 1 Maret. Selain itu, kawasan Malioboro merupakan pusat
budaya, yaitu dijajakannya berbagai hasil industri kerajinan, serta banyaknya komunitas
seni yang melakukan berbagai atraksi khas di sepanjang Malioboro.

Gambar 2 Jalan Malioboro

Pemerintah Hindia Belanda membangun Malioboro sebagai kawasan pusat


perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19. Malioboro mulai populer pada era
kolonial (1790-1945). Ketika itu, pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg
tahun 1790 di ujung selatan Malioboro. Belanda juga membangun Dutch Club atau
Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor’s Residence (1830),
Javasche Bank, dan Kantor Pos.

3.1.1 Obyek Bersejarah di sekitar Jalan Malioboro


Malioboro adalah nama salah satu jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta
yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos
6

Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan


Malioboro dan Jalan Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros Garis Imajiner Kraton
Yogyakarta. Terdapat beberapa obyek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain
Tugu Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng
Vredeburg dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

Gambar 3 Monumen Serangan Oemoem 1 Maret

Kawasan Malioboro sebagai salah satu kawasan wisata belanja andalan kota
Jogja, ini didukung oleh adanya pertokoan, rumah makan, pusat perbelanjaan, dan
tak ketinggalan para pedagang kaki limanya. Untuk pertokoan,pusat perbelanjaan
dan rumah makan yang ada sebenarnya sama seperti pusat bisnis dan belanja di kota-
kota besar lainnya, yang disemarakan dengan nama- merk besar dan ada juga nama-
nama lokal.

Barang yang diperdagangkan dari barang import maupun lokal, dari


kebutuhan sehari-hari sampai dengan barang elektronika, mebel dan lain sebagainya.
Juga menyediakan aneka kerajinan, misal batik, wayang, ayaman, tas dan lain
sebagainya. Terdapat pula tempat penukaran mata uang asing, bank, hotelbintang lima
hingga tipe melati.

Gambar 4. Toko Batik


7

3.2 Keadaan jalan Malioboro


Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan
antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa. Hingga tahun 1887, Jalan
Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun. Malioboro juga memiliki
peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Di jalan ini pernah
terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang
dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasukan Merah Putih berhasil
menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.
3.2.1 Suasana Jalan Malioboro
Saat siang hari, ruas Jalan Malioboro dipadati kendaraan para pelancong
maupun warga Yogyakarta yang beraktifitas disekitar Jalan Malioboro, sementara
dikanan-kiri jalan adalah toko-toko berbagai macam kebutuhan pokok, serta
sepanjang trotoar kaki limanya dijejali lapak-lapak penjaja souvenir khas Yogyakarta,
kemudian diujung selatannya ada pasar Beringharjo, tak ketinggalan sejumlah pusat
perbelanjaan dan hotel yang mengguratkan kehidupan perekonomian warga
Yogyakarta.

Gambar. 5 Suasana siang di Malioboro

Sebaliknya pada malam hari, Malioboro dipenuhi aroma berbagai sajian kuliner
yang menggugah selera, yang terhampar di ratusan tikar Warung lesehan dengan menu
khas Gudeg Yogya, Bakmi Jawa, dan berbagai pilihan Ayam/ Burung dara/ Bebek bakar
dan goreng. Keriuhan suasana lesehan akan ditimpali oleh alunan sejumlah seniman yang
melantunkan musik dan lagu secara nomaden dalam istilah kuno disebut sebagai
“mbarang” atau pengamen.
8

Gambar 6 Warung Lesehan sepanjang


3.2.2 Macam-macam Jajaan Kaki Lima di Jl. Malioboro
Keramaian dan semaraknya Malioboro juga tidak terlepas dari banyaknya
pedagang kaki lima yang berjajar sepanjang jalan Malioboro menjajakan dagangannya,
hampir semuanya yang ditawarkan adalah barang/benda khas Jogja sebagai
souvenir/oleh-oleh bagi para wisatawan.

Mereka berdagang kerajinan rakyat khas Jogjakarta, antara lain kerajinan


ayaman rotan, kulit, batik, perak, bambu dan lainnya, dalam bentuk pakaian batik, tas
kulit, sepatu kulit, hiasan rotan, wayang kulit, gantungan kunci bambu, sendok/garpu
perak, blangkon batik [semacan topi khas Jogja/Jawa], kaos dengan berbagai
model/tulisan dan masih banyak yang lainnya.

Gambar 7 Aneka Kerajinan

Para pedagang kaki lima ini ada yang menggelar dagangannya diatas meja,
gerobak adapula yang hanya menggelar plastik di lantai. Sehingga saat pengunjung
Malioboro cukup ramai saja antar pengunjung akan saling berdesakankarena sempitnya
jalan bagi para pejalan kaki karena cukup padat dan banyaknya pedagang di sisi kanan
dan kiri. Kawasan Malioboro ini juga perlu di waspadai atau mendapat perhatian
9

khusus karena kawasan Malioboro menjadi rawan akan tindak kejahatan, ini terbukti
dengan tidak sedikitnya laporan ke pihak kepolisian terdekat soal pencopetan atau
penodongan, dan tidak jarang pula wisatan asing juga menjadi korban kejahatan dan
ini sangat memalukan sebenarnya

3.2.3 Perkembangan Malioboro dari Tahun ke Tahun


Saat ini, Malioboro terus berkembang dengan tetap mempertahankan konsep
aslinya dulu, Malioboro jadi pusat kehidupan masyarakat Yogya. Tempat-tempat
strategis seperti Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk
Beringharjo, Teras Malioboro hingga Istana Presiden Gedung Agung juga berada di
kawasan ini.
Tabel 2. Perkembangan koridor Malioboro Yogyakarta

Tahun Perkembangan Koridor Jalan Malioboro


Perjanjian Giyanti merupakan tittik awal berdirinya keraton baru di
Yogyakarta, Malioboro merupakan koridor jalan untuk menuju keraton
1755
pada masa saat itu. Malioboro merupakan bagian dari struktur tata ruang
pada zaman keraton
Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan Malioboro menjadi sarana
1758
perdagangan bagi rakyar sekitar keraton
Malioboro menjadi daerah dengan potensi perdagangan paling besar di
1830
Yogyakarta pada masa itu
Terjadi gempa bumi di Yogyakarta, dimana beberapa bangunan di
1867
Malioboro hampir runtuh
1889 Belanda membangun kembali bentuk bangunan di Malioboro
Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan Yogyakarta diperluas
1890
termasuk Malioboro
Pasar Beringharjo tempat transaksi ekonomi di Malioboro, bangunan
1925
permanen berbahan beton dan bergaya arsitektur Art Deco
Yogyakarta menjadi ibukota Negara Indonesia, Gedung Agung di ujung
1946-1949
selatan Malioboro menjadi Istana Negara
Renovasi Koridor Jalan Malioboro mulai dilakukan, perbaikan jalan dan
1972-1981
pengaspalan
1978-1980 Pemasangan lampu-lampu antik di sepanjang Koridor Jalan Malioboro
10

Tahun Perkembangan Koridor Jalan Malioboro


Perdagangan Malioboro semakin ramai dan muncul beberapa fasilitas
1900an
penunjang
Pembangunan Mal, minimarket, pertokoan modern, serta banyak renovasi
2000 -
bangunanbangunan tua. Mulai ramai reklame perdagangan di sepanjang
sekarang
Koridor Jalan Malioboro
Sumber : Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 1 2013
Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan ciri khas serta daya tarik tersendiri bagi
Malioboro, namun jumlah pedagang yang terus meningkat membuat Kawasan Malioboro
semakin padat dan sesak. Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sepanjang
Kawasan Malioboro jumlahnya tercatat mencapai ± 2.500 pedagang (cinderamata dan
makanan). Saat Malioboro sedang ramai oleh wisatwan,keberadaan lapak PKL ini
cenderung mempersulit ruang gerak bagi wisatawan. Keberadaan PKL yang jumlahnya
semakin banyak ini selain membuat Malioboro semakin tidak teratur juga menimbulkan
citra kota yang kurang baik dan tidak tertata dengan rapi.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus melakukan perbaikan untuk menata
Malioboro menjadi kawasan yang nyaman untuk disinggahi. Pada tahun 2016 ini
pemerintah telah berhasil mensterilkan parkir kendaraan dari Malioboro dan tengah menata
kawasan ini di sisi timur untuk pedestrian. Warung-warung lesehan hingga saat ini masih
dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas Malioboro. Kemudian pada tahun 2022,
seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro sehingga jalan
ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati.
3.2.4 Relokasi PKL (Pedagang Kaki Lima)
Gubernur DIY Sri Sultan HB X memastikan tak ada penundaan rencana relokasi
Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Malioboro. Dia menyebut, relokasi bakal
dilaksanakan tepat waktu.Agenda tersebut kini mulai direalisasi. Terhitung beberapa hari
terakhir, kondisi Malioboro mulai steril dari PKL. Terkait kebijakan tersebut, kini banyak
beredar di media sosial mengenai kondisi terkini kawasan Malioboro. Salah satunya yakni
video yang diunggah pada akun Instagram @magelang_raya. Dalam video tersebut, terlihat
sejumlah pengunjung yang tengah berjalan kaki menikmati suasana. Tak sedikit yang lantas
memilih untuk berjalan kaki di bawah gedung.
11

Gambar 8 Pedestarian Malioboro


Kini Jalan Malioboro menjadi tempat wisata yang ramah bagi pejalan kaki dan
menyediakan lebih banyak ruang bagi wisatawan untuk jalan-jalan. Kini wisatawan bisa
lebih leluasa melewati teras pertokoan maupun jalur pedestrian. Berbagai macam golongan
masyarakat Yogyakarta maupun luar Yogyakarta baik dari kalangan tua maupun muda,
pelancong, pelajar, pedagang, pekerja, dan lain sebagainya. Selalu meramaikan kawasan
ini untuk jalan-jalan melepas rasa penat, duduk bersantai ria, bersenda gurau bersama
pasangannya, dan mengambil gambar untuk mengabadikan moment penting. Yang
pastinya, membuat para pengunjung jalan ini ketagihan untuk berkunjung lagi dan lagi.
Saat ini, tidak terlihat sama sekali PKL yang masih di lokasi. Alhasil, kawasan
Malioboro pun nampak lengang dan jauh dari keramaian seperti sebelumnya. Meskipun
relokasi mulai dilakukan, nampak beberapa gerobak para PKL masih bersandar di lokasi
dan tertutup kain terpal. Beberapa di antaranya terlihat bersiap untuk memboyong
dagangan ke lokasi yang telah disediakan Pemerintah Daerah.

3.3 Manfaat bagi masyarakat sekitar Malioboro


3.3.1 Meningkatnya Pendapatan Masyarakat: Wisatawan yang datang
berkunjung akan mengeluarkan sebagian dari uangnya untuk keperluan selama
perjalanannya. Hal ini akan menambah pendapatan masyarakat setempat, seperti
biaya penginapan, angkutan local, makan minum, cenderamata dan pembelian
jasa-jasa, dan barang lainnya. Disamping itu pemerintah setempat pun akan
12

memperoleh pendapatan berupa pajak- pajak dari perusahaan dan dari uang asing
yang dibelanjakan oleh wisatawan.

3.3.2 Kesempatan Berusaha : Kesempatan berusaha menjadi terbuka luas, baik


usaha yang langsung untuk memenuhi kebutuhan wisatawan maupunyang tidak
langsung. Lapangan usaha langsung seperti usaha akomodasi, restoran dan
rumah makan, biro perjalanan, toko cenderamata, sanggar- sanggar kerajinan dan
seni, pramuwisata, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya. Lapangan usaha
tidak langsung seperti pertanian, perikan, peternakan, perindustrian dan
kerajinan, industri olah raga, industri pakaian jadi, dan lapangan usaha lain yang
berkaitan dengan kebutuhanmanusia.

3.3.3 Terbukanya Lapangan Kerja : Luasnya kesempatan dalam berusaha, berarti


akan membuka lapangan kerja baik lapangan kerja diberbagai usaha yang langsung
memenuhi kebutuhan wisatawan maupun yang tidaklangsung. Sektor pariwisata
merupakan sektor padat karya.
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan perjalanan study tour yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa
dengan melakukan kegiatan tour ke Malioboro Siswa dapat mengentahui tentang berbagai
kebudayaan bangsa serta perkembangan Jalan Malioboro dari tahun ke tahun yang
bertujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa serta membuka pikiran
demi kemajuan bangsa Indonesia.

4.2 Saran
Malioboro adalah tempat wisata yang memiliki banyak kenangan, pusat
perbelanjaan, dan hal-hal yang tidak dapat dilupakan. Sebaiknya tempat wisata seperti
Malioboro ini harus dilestarikan dan dibudayakan sehingga menjadi daya tarik yang lebih
bagi para wisatawan dosmetik ataupun mancanegara.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sugyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif (2014)


https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fjogja.jpnn.com%2Fmalioboro%2F770%2Fp
kl-malioboro-akan-direlokasi-begini-respons-
pengunjung&psig=AOvVaw3GefBqHixFaJigij1CAv9B&ust=1674480376621000&source=images&cd=v
fe&ved=0CBEQjhxqFwoTCKi8gNGj2_wCFQAAAAAdAAAAABAE dikutip pada tanggal 22 januari 2023
pukul 20.31

https://media.neliti.com/media/publications/212826-strategi-penataan-kawasan-malioboro-
menj.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Jalan_Malioboro

http://sakuranetsukareja.blogspot.com/2013/05/makalah-malioboro.html

http://jogjatrip.com/id/206/Kawasan-Malioboro

14

Anda mungkin juga menyukai