Oleh:
INKA PRATIWI
071001600068
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Laporan Kerja Praktek PT Pertamina EP Asset V Sangasanga Field. Selama
penulisan laporan ini, penulis mendapat banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dari itu penulis banyak berterima kasih kepada :
Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
3.26. Hydraulic Pumping Unit…………………………………………... 41
3.27. Header Manifold………………………………………................... 45
3.28. Scrubber dan Separator…………………………………............... 45
3.29. Water Tank dan Production Tank………………………………… 46
3.30. Oil Thief dan Sampling……………………………………………. 47
3.31. Sonolog……………………………………………………………. 48
3.32. Dynagraph………………………………………………………… 49
3.33. Grafik Dynagraph………………………………………………… 50
iv
5
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN LAPANGAN
Gambar 2.1
2
Gambar 2.2
Gambar 2.3
3
2.2 Sejarah Lapangan
Blok Sangasanga mulai dikelola sejak tahun 1897 dengan beberapa kali
penggantian pengelola. Sangasanga pertama kali dikelola oleh NIIHM
(Nederlandsch-Indische Industrie en Handels Maatschappij) pada tahun 1897 -
1905 atas perintah dari Sultan Kutai. Kemudian pengembangan dilanjutkan oleh
BPM (Bataafsche Petroleum Maatschappij) pada tahun 1905 – 1942. BPM
mengolah Sangasanga dengan total sumur sebanyak 1087 sumur.
Pada tahun 1942 – 1945 dikelola oleh Jepang karena wilayah Indonesia
sedang dijajah oleh Jepang dengan tambahan 177 sumur. Lalu tahun 1945 – 1972
dikelola lagi oleh BPM/SHELL/PERMINA/PERTAMINA. Pada saat itu,
Sangasanga memiliki tambahan 26 sumur. Dan diambil alih oleh TIPCO – Tesoro
pada tahun 1972 – 1992 dengan tambahan 134 sumur. PTMN – MEDCO E&P
mengelola Sangasanga pada tahun 1992-2008 hingga memiliki 70 sumur
tambahan. Dan akhirnya dikelola oleh PERTAMINA EP sejak 15 Oktober 2008
hingga sekarang dengan tambahan 99 sumur. Total sumur di field sangasanga pada
tahun 2018 sebanyak 132 sumur minyak aktif dan 6 sumur gas dengan produksi
terbanyak sebesar 5200 BOPD pada bulan Juli dengan target 6000 BOPD.
4
BAB III
TEORI DASAR
5
dalam pendiriannya, transportasinya murah, tetapi dalam penggunaannya
terbatas pada pengeboran yang tidak terlalu dalam.
Gambar 3.1
Rig KR-250-02
b. Substructure, adalah konstruksi dari kerangka baja sebagai platform
yang terpasang di atas lubang bor langsung. Substructure memberikan
ruang kerja bagi pekerja dan peralatan dibawah/di atas lantai
bor.Tinggi substructure ditentukan berdasarkan tipe rig dan BOP
stack. Substructure mampu menahan beban yang sangat besar, yang
berasal dari derrick atau mast, peralatan hoisting, rotary table, drill
string ( drill pipe, drill collar dll.) dan beban dari casing.
c. Rig floor, memiliki fungsi utamanya adalah memberi tempat kerja
bagi crew pengeboran dalam melakukan operasi pengeboran. Pada rig
floor terdapat : Rotary table, Mouse hole, Rat hole, Kunci tong, Slip,
dll
6
daripada gulungan drilling line.Drilling line ini digunakan untuk
menaik turunkan peralatan hoisting system.
b. Overhead tools
Overhead tool merupakan rangkaian sekumpulan peralatan yang terdiri
dari crown block, traveling block, link, elevator dan deadline anchor.
Crown Block dipasang di atas atau paling atas mast yang tersambung dengan
travelling block melalui drilling line, untuk mengangkat beberapa peralatan
pemboran. Crown Block bekerja ketika drilling line ditarik atau diturunkan oleh
drawwork.
Travelling block bergerak menyesuaikan crown block, bergerak naik turun
untuk menangkat hook block.
Link merupakan alat yang digunakan untuk menghubungkan antara travelling
block dengan elevator. Alat ini dipasang pada telinga travelling block dan
elevator.
Elevator merupakan alat yang terhubung oleh link dan merupakan alat yang
dipakai untuk memindahkan pipa pengeboran. Elevator bekerja dengan
mencengkeram pipa dan dikunci oleh sistem penguncian pada elevator.
Deadline anchor merupakan alat yang dipakai untuk menambatkan drilling
line.
7
1) Swivel
Swivel merupakan alat berbentuk khusus yang digantung pada
hook yang terletak dibawah Travelling Block
Rangkaian pipa bor menghubungkan antara swivel dan mata bor, berfungsi
untuk :
Menaikkan-menurunkan mata bor dan meneruskan putaran ke bit.
Memberikan beban diatas pahat untuk penembusan (penetration).
Menyalurkan fluida pemboran yang bertekanan ke mata bor.
2) Peralatan Putar (Rotary Assembly)
Rotary Assembly (unit Pemutar) adalah suatu perangkat mesin
pemutar yang berkekuatan besar dan mempunyai fungsi utama untuk :
Memutar batang bor selama operasi-operasi pemboran
Menahan dan menggantung batang bor.
Gambar 3.2
Rotary Assembly
a. Rotary Table
Rotary table (meja putar) dipergunakan untuk memutar batang bor.
Rotary table bersama-sama dengan rotary slips dipakai untuk menggantung
dan menahan batang bor atau pipa lainnya sewaktu melepas atau menambah
pipa bor.
b. Master Bushing
Master bushing merupakan alat yang dapat dilepas dari rotary table.
Master bushing berfungsi sebagai dudukan (penempatan) Kelly bushing atau
8
rotary slip.
c. Kelly Bushing
Kelly bushing selama operasi pemboran berlangsung berfungsi untuk
meneruskan transmisi gaya putar dari rotary table ke kelly dan seterusnya ke
rangkaian pipa bor.
d. Rotary Slip
Rotary slip berfungsi sebagai penggantung rangkaian pipa bor pada
saat dilakukan penyambungan atau pelepasan section rangkaian pipa bor.
e. Slip Bowl
Slip Bowl adalah bantalan pengisi dari logam yang diletakkan didalam
bantalan utama untuk mengatur atau menyesuaikan ukuran pipa dan slip yang
dipakai yang berubah-ubah menurut keperluannya
f. Rotary Tong
Rotary tong adakah kunci-kunci besar yang digantung diatas lantai rig
dekat meja putar, yang dipasang pada bagian-bagian dari batang bor,untuk
menyambung maupun melepas sambungan.
9
Merupakan bagian rangkaian pipa bor yang terpanjang untuk mencapai
kedalaman lubang bor yang diinginkan. Fungsi utama drill pipe adalah untuk :
Menghubungkan Kelly dengan drill collar dan mata bor di dasar lubang
bor.
Memberikan rangkaian panjang pipa bor, sehingga dapat menembus
formasi yang lebih dalam.
Memungkinkan naik-turunnya mata bor, meneruskan putaran ke meja bor,
dan meneruskan aliran lumpur dari swivel ke mata bor
Standar grade Drill Pipe, API mengklasifikasikan Drill Pipe ke dalam beberapa
kelas berdasarkan tabel di bawah ini
Gambar 3.3
Heavy weight drill pipe
10
d. Drill Collar
Bentuknya seperti DP, tetapi diameter dalamnya lebih kecil. Drill Collar
ditempatkan pada rangkaian pipa bor bagian bawah di atas mata bor. Fungsi
utama dari drill collar :
Sebagai pemberat (Weight On Bit = WOB), sehingga rangkaian pipa bor
dalam keadaan tetap tegang pada saat pengeboran berlangsung, sehingga
tidak terjadi pembelokan lubang.
Membuat agar putaran rangkaian pipa bor stabil.
Memperkuat bagian bawah dari rangkaian pipa bor agar mampu menahan
puntiran.
Gambar 3.4
Drill Collar
e. Mud Motor
Mud Motor atau juga dikenal sebagai Progressive Cavity Positive
Displacement (PCPD) pump adalah sejenis pompa yang ditempatkan didalam
drill string untuk meningkatkan daya putar pada matabor (drilling bit).
4) Mata Bor
11
a. Drag Bit
Bit drag adalah bit bor yang biasanya dirancang untuk digunakan dalam
formasi lunak seperti pasir, tanah liat, atau batuan lunak.
b. Roller Cone Bit
Roller Cone Bit bekerja dengan memutar kerucut mata bornya pada sumbu
Tipe dari roller cone bit antara lain:
1. Two-Cone (Dua Kerucut) à Milled Only.
Terbuat dari baja yang di-mill (giling). Jenis ini memiliki 2 mata bor yang
dipasang sejajar dan berputar seperti roda didalam lubang sumur ketika bit
berputar, karena itu bit ini hanya untuk lapisan batuan formasi yang relatif
lunak.
2. Three-Cone (Tiga Kerucut) à Milled atau Tungsten Carbide Insert.
Bit jenis ini paling banyak digunakan, terbuat dari milled ataupun dari
tungsten carbide insert. Bit ini dapat mengebir formasi yang relatif keras.
3. Four-Cone (empat kerucut)
Dibuat dari milled toohtbit dan biasanya digunakan untuk membor lubang
berukuran besar (lebar). Seperti lubang dengan diameter 26 inch (660,4
mm) atau bahkan yang lebih lebar.
c. Diamond Bit
Mata bor ini digunakan untuk formasi yang keras dan abrasive yang tidak dapat
lagi dilakukan oleh rock bit. Diamond bit juga umum digunakan untuk coring
pada formasi limestone, dolomite dan sandstone yang keras.
d. Polycrystalline Diamond Compact (PDC) Bit
Jenis mata bor ini merupakan pengembangan (generasi baru) dari jenis drag
bit atau fishtail jenis mata bor yang mempunyai pisau pemotong yang mirip
ekor ikan, dan tidak memiliki bagian yang bergerak.
12
Gambar 3.5
Bit
Dalam pemakaian pahat untuk mengebor batuan maka gigi pahat dan bantalan
akan menjadi aus, laju keausan dari gigi pahat dan bantalan tersebut tergantung:
type batuan
beban pada pahat ( WOB )
kecepatan putar ( RPM ) dan
sifat-sifat Lumpur
Drilling bit pun kita kenal mempunyai umur pahat( bit life ) yaitu :jumlah jam
pengoperasian pahat hingga ia tidak dapat melanjutkan pemboran dengan cost/foot
yang rendah . Umur dari pahat tersebut tergantung dari beberapa faktor :
13
dari annulus masuk ke dalam flowline dan shale shaker. Shale shaker
merupakan suatu alat yang didesain untuk memisahkan cutting dari lumpur.
Secara umum lumpur pengeboran dapat disirkulasikan dengan urutan sebagai
berikut:
lumpur dalam mud tank dihisap pompa – stand pipe – rotary hose – swivel head
– kelly – drill pipe – drill collar – bit – annulus – mud line/flow line - shale shaker
– mud tank – dihisap pompa kembali dan seterusnya.
Perhitungan lumpur yang akan digunakan pada sumur NKL-967 area NMHK
agar tekanan menjadi balance . Tekanan dalam sumur sebesar 600 psi , SG air
formasi 1.01 , kedalaman perforasi 1360 ft Maka dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
600
p 0.052
+ 𝑆𝐺 = + (1.01𝑥8.33) = 10.9 𝑝𝑝𝑔 = 1.3 𝑆𝐺
ℎ (1360𝑥3.28)
1. Mud tank merupakan tangki yang digunakan untuk menampung lumpur
pengeboran yang akan dipakai pada operasi pengeboran.Terletak di depan
pompa lumpur.
Gambar 3.6
Mud Tank
2. Mud Pump atau Pompa lumpur adalah jantung dari circulating system. Fungsi
utamanya adalah memindahkan volume lumpur pemboran yang besar dengan
tekanan yang besar
14
Gambar 3.7
Mud Pump
3. Stand pipe merupakan pipa baja yang ditegakkan dimenara secara vertikal
disamping dari derrick atau mast untuk menghubungkan discharge line dengan
rotary hose
d. Sistem Daya (Power System)
Sistem daya dalam operasi pengeboran terdiri dari power supply
equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang biasa dikenal
dengan nama prime mover dan distribution equipment yang berfungsi untuk
mendistribusikan daya listrik ke seluruh drilling rig. Daya tersebut disalurkan
ke rotary table dan pompa lumpur ketika pemboran berlangsung serta
drawworks.
15
Annular Preventer memiliki elemen yang terbuat dari karet, bila
mendapat tekanan, maka piston akan mendorong elemen penutup ( Rubber
Packing Element ) dan mengembang sesuai dengan bentuk pipa serta
merapat dengan baik yang dapat menutup lubang annulus baik lubang
dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
Gambar 3.8
Annular Preventer
Gambar 3.9
Ram Preventer
Annular mampu menutup sumur pada segala keadaan lubang , sedangkan
untuk type ram hanya dapat menutup satu macam kondisi lubang tertentu ,
misalnya untuk tidak ada pipa atau untuk satu ukuran tertentu atau juga untuk
satu variasi ukuran pipa tertentu, yang dalam hal ini sangat tergantung design
dari ukuran dan jenis ram yang dipasang. Ram Preventer hanya dapat menutup
16
lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu , atau pada keadaan tidak ada pipa
bor dalam lubang . Jenis Ram Preventer yang biasanya di gunakan adalah :
Pipe Ram
Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada
pada lubang bor
Gambar 3.10
Pipe Ram
Blind Ram
Digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak
berada pada lubang bor
Gambar 3.11
Blind Ram
Shear Ram
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga
lubang bor kosong ( open hole ), digunakan terutama pada offshore
floating rig.
17
2. Accumulator
Accumulator adalah pressure bottle yang berisi nitrogen bertekanan,
yang dapat di pompakan cairan kedalam, nitrogen didalam mengalami
kompresi . Accumulator bekerja pada BOP Stack dengan saluran hydraulic
bertekanan tinggi . Pada saat terjadi Kick, driller dengan cepat menutup Blow
Out Preventer dengan menghidupkan control pada Accumulator atau Remote
Control Panel yang terletak pada lantai bor/Rig Floor.
Gambar 3.12
Accumulator
3. Supporting System
Choke Manifold
Biasa disebut Back Pressure Manifold karena saat operasi pemboran
mengalirkan gas dan lumpur. Choke Manifold merupakan suatu kumpulan
fitting dengan beberapa Outlet yang dikendalikan secara manual atau otomatis
.Bekreja pada BOP Stack dengan “High Pressure Line” disebut “Choke Line” .
Bila dihidupkan Choke Manifold membantu menjaga Back Pressure dalam
lubang bor untuk mencegah terjadinya gejala kick.
Gambar 3.13
Choke Manifold
18
Kill Line
Kill Line bekerja pada BOP system biasanya berlawanan berlangsung
dengan Choke Manifold ( dan Choke Line ) . Lumpur berat di pompakan
melalui Kill Line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat
mengimbangi tekanan formasi .
3.2 Logging
19
Tujuan dari evaluasi formasi adalah sebagai berikut:\
3.3 Perforasi
Overbalance
Kondisi kerja perforasi overbalance merupakan kondisi kerja di dalam sumur
dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida atau lumpur komplesi, atau dengan
kata lain bahwa tekanan hidrostatik (PH) lebih besar dibandingkan tekanan
20
formasi (PF), sehingga memungkinkan dilakukan pemasangan tubing dan
perlengkapan sumur lainnya.
Underbalance
Kondisi kerja perforasi underbalance merupakan kondisi kerja dimana
tekanan hidrostatik (PH) lebih kecil dibandingkan dengan tekanan formasi
(PF).
21
Gambar 3.14
Enerjet Pada Sumur NKL-967
High Shoot Density
Pada sistem ini gun diturunkan kedalam sumur dengan
menggunakan wireline, biasanya menggunakan gun berdiameter besar.
Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah Overbalance, sehingga tidak
terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan BOP masih tetap
terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.
Gambar 3.15
3.4 Fishing
22
Untuk milling yang ringan
Die Collar
Alat pancing jenis ini apabila telah dipasang pada fish maka alat tersebut
tidak dapat dilepas lagi.
Releasable Overshoot
Alat pancing jenis ini apabila telah dipasang pada fish dan usaha melepaskan
dari fish yang terjepit tidak berhasil maka alat pancing dapat dilepas lagi rod.
Gambar 3.16
Overshoot
Taper Tap
Alat pancing jenis apabila telah dipasang pada “fish”, maka alat ini tidak
dapat dilepas lagi.
Releasable Spears
Alat pancing ini menangkap fish dari bagian dalam pipa dan dapat
dilepas apabila gagal mencabut pipa yang dipancing.
23
Gambar 3.17
Taper Tap
Impression block terbuat dari timah yang berguna untuk menjiplak
bentuk fish yang akan diambil. Dengan alat ini kita dapat memperkirakan
bentuk dan ukuran dari fish tersebut
Gambar 3.18
Impression Block
yaitu alat yang di set untuk menciptakan kondisi pembatas (sealing) antara
tubing dengan casing, drill pipe dengan casing atau dalam open hole sebagai
pengisolasi area formasi tertentu..
24
Gambar 3.19
Packer
Rubber adalah karet pada packer untuk melekat pada dinding tubing dengan
casin
Gambar 3.20
Rubber
Rod
Alat yang menggerakkan pompa secara naik-turun / upstroke-
downstrokeUkuran Sucker Rod menurut API : 5/8”, ¾”, 7/8”, 1” dan 1 1/8”
Casing
Casing adalah tempat mengalirnya minyak atau gas bumi dari dalam
sumur ke permukaan. Fungsi utama casing adalah menjaga integritas dalam
25
lubang sumur dan mengisolasi bermacam jenis cairan dari formasi yang tidak
diinginkan dalam penyelesaian sumur (completion).
1. Conductor Casing
Conductor Casing merupakan rangkaian casing yang pertama.
Conductor casing (conductor pipe) ini ditanamkan pada titik dimana suatu
sumur akan dibor.
2. Surface casing
Surface casing ialah casing yang dimasukkan kedalam sumur/lobang
bor melalui conductor pipe. Kedalaman (setting) dari surface casing ini
akan sangat bergantung dari kedalaman formasi yang tidak solid
(unconsolidated formation).
3. Intermediate Casing
Intermediate casing ialah casing yang dipasang setelah surface casing
yang biasanya digunakan untuk menutup/mengatasi masalah yang akan
timbul dengan formasi selama pekerjaan pemboran
4. Production Casing
Production casing ialah rangkaian pipa selubung yang terakhir
dimasukkan kedalam lobang bor. Ukuran production casing ini akan sangat
bergantung dari perkiraan jumlah produksi dari sumur tersebut.
5. Liner
Liner ialah merupakan rangkaian casing produksi (production casing)
yang dipasang dalam lobang bor/sumur tetapi tidak sampai kepermukaan.
Biasanya liner dipasang pada intermediate casing dengan menggunakan
packer atau slip.
Scrapper
Berfungsi untuk membersihkan sisa hasil dari penyemenan (mengikis
sisa-sisa semen pada ID casing sebelum melakukan pemboran berikutnya
26
3.6 Artificial Lift
Artificial lift atau pengangkatan buatan adalah merupakan suatu usaha untuk
membantu mengangkat fluida produksi sumur ke permukaan dengan jalan memberikan
energi mekanis dari luar. Metode artificial lift yang digunakan pada produksi migas
adalah :
Bottomhole Pump
Rod String
Pumping Unit
27
b. Lubang standing valve lebih besar.
Kerugian :
a. Harus menarik tubing untuk mengganti barrel.
Rod pump (Insert pump)
Pada type rod pump working barrel, plunger, travelling valve
dan standing valve merupakan satu unit kesatuan yang dipasang
langsung pada rod string, dan dimasukkan dalam tubing .Kapasitas
pompa yang diperoleh lebih kecil karena ukuran plunger kecil.
Apabila terjadi kerusakan pada barrel atau standing valve maka
untuk memperbaiki cukup cabut rod string, dan tidak perlu
memcabut tubing.
Jenis-jenis insert pump dibagi menjadi :
Rod Stationary Thin Wall Barrel, Top Anchor Pump (RWA) :
Barrel dipasang pada seating nipple plunger dihubungkan
dengan rod dan fluida dikeluarkan di atas barrel tetapi dipegang
pada top (atas) dari barrelnya.
Keuntungan : Baik untuk sumur berpasir, karena discharge
menyebabkan pasir tersapu 3 inch diatas seating nipple.
Kerugian : Kemungkinan pecah Top hold down terbatas 5000 ft
untuk thin wall dan 7500 ft untuk dinding tebal.
Rod Stationary Thin Wall Barrel, Bottom Anchor Pump (RWB) :
Barrel dipasang pada seating nipple plunger dihubungkan dengan
rod dan fluida dikeluarkan di atas barrel.
Keuntungan : Baik untuk statik level rendah. Karena pompa dipegang
di dasar, maka standing valve dapat diletakan dekat dasar sumur. Gerak
fluida di barrel terbatas dan standing valve besar.Bottom anchor
(dipegang dibawah) baik untuk sumur dalam dan sumur dengan fluida
pound (pompa menembus fluida).
Kerugian : Pasir bisa mengendap disekitar barrel. Pasir bisa mengendap
pada pemompaan berkala.
28
Gambar 3.21
Fluid Flow On Upstroke (TH,RWA,RWB)
29
horse head, dapat mengangkat dan menghantar polished rod ke atas dan
kebawah. Polished rod juga merupakan alat yang sangat berguna untuk
menahan stuffing box dari kerusakan.
Pony Rod
Pony rod berfungsi sebagai penyelaras untuk menyesuaikan
panjang rangkaian sucker rod yang dibutuhkan dan juga digunakan
untuk menyesuaikan kedalaman pompa. Biasanya panjang pony rod
mulai dari : 2’, 4’, 6’, 8’, 10’ dan 12 feet.
Sucker Rod
Rangkaian rod string berfungsi untuk menyampaikan tenaga
gerak dari pumping unit ke pompa. Energi yang ditransmisikan dari
peralatan di permukaan ke bawah permukaan melalui rangkaian sucker
rod. Sucker rod adalah stang baja yang pejal, menurut standar API
mempunyai panjang 25 feet dan 30 feet.
Ukuran Sucker Rod menurut API : 5/8”, ¾”, 7/8”, 1” dan 1 1/8”.
30
langkah atau stroke pemompaan yang diinginkan dapat diatur disini
dengan cara mengubah-ubah pitman bearing, apabila kedudukan
pitman bearing ke posisi lubang mendekati counter balance, maka
langkah pemompaan atau polished stroke length semakin besar.
6. Pitman adalah sepasang tangkai yang menghubungkan antara crank
pada pitman bearing. Fungsinya adalah merubah dan meneruskan
gerak berputar menjadi bolak-balik naik turun.
7. Walking beam merupakan tangkai horisontal di belakang horse head.
Fungsinya merupakan meneruskan gerak naik turun..
8. Horse head, menurunkan gerak dari walking beam ke unit pompa di
dalam sumur melalui bridle, polish rod dan sucker string
9. Bridle atau Wirelne merupakan sepasang kabel baja yang disatukan
pada carrier bar.
10. Carrier bar merupakan alat yang berfungsi sebagai tempat
bergantungnya rangkaian rod dan polished rod.
11. Polished rod clamp, komponen carrier bar yang berfungsi untuk
mengeraskan kaitan polish rod pada carrier bar.
12. Polished rod, merupakan bagian teratas dari rangkaian rod.
Fungsinya adalah menghubungkan antara rangkaian rod didalam
sumur dengan peralatan di permukaan.
13. Stuffing box, dipasang diatas kepala sumur untuk mencegah minyak
agar tidak keluar bersama naik turunnya polish rod.
14. Sampson post merupakan kaki penyangga atau penopang walking
beam.
15. Saddle bearing adalah tempat kedudukan walking beam pada
sampson post pada bagian atas
16. Equalizer, bagian dari pitman yang dapat bergerak secara leluasa
menurut kebutuhan operasi pemompaan.
31
Kelebihan dari SRP ini adalah tidak mudah rusak, mudah diperbaiki
di lapangan, dari jauh akan terlihat tidak ada gerakan jika pompa mati,
harganya relatif murah. Sedangkan kekurangan dari SRP adalah berat dan
butuh tempat luas untuk pemasangannya, tidak bias dipakai untuk sumur
miring / off shore.
Gambar 3.22
32
yang dihubungkan dengan coupling. Pada saat shaft dari pompa berputar,
impeller akan ikut berputar dan mendorong fluida yang masuk melalui
pump intake atau gas separator ke permukaan. Fluida yang didorong,
secara terhadap akan memasuki tubing dan terus menuju ke permukaan.
Syarat-Syarat Pemilihan Pompa ESP :
1. Tekanan formasi rendah
2. Laju produksi antara 200 - 60.000 STB/day
3. Productivity index masih tinggi
4. Sumur tidak mempunyai problem kepasiran
Sistem pemasangan ESP terdiri dari dua bagian utama, yaitu : komponen
permukaan (surface equipment) dan komponen bawah permukaan (down hole
equipment).
Surface equipment terdiri dari :
1. VSD
2. Transformer
3. Junction Box
Down hole equipment terdiri dari :
33
Gambar 3.23
ESP equipment
1. Sensor
2. Motor
3. Protector
4. In-take
5. Gas separator
6. Pump
7. Bypass
Kelebihan dari ESP adalah dapat mengangkat fluida dalam jumlah yang besar dan
mudah dioperasikan, Dapat beroperasi pada kecepatan tinggi dan sesuai digunakan
pada sumur-sumur denga Productivity Index yang tinggi. Tetapi ESP juga memiliki
banyak kekurangan, yaitu ada limitasi kedalaman sumur karena horse power listrik
juga memiliki keterbatasan. Kedalaman juga dibatasi oleh ukuran pipa dan temperatur
yang tinggi. Pompa dengan horse power yang tinggi mungkin tidak akan cukup
memberikan ruang di annulus untuk mendinginkan motor yang dapat mengakibatkan
motor tidak jalan. Selain itu, komponen yang digunakan dalam ESP sangat mahal
karena harus tahan korosi dan tahan temperatur tinggi. Untuk memperbaiki kerusakan
pada kabel, diperlukan mencabut keseluruhan tubing.
Gambar 3.24
Variable Speed Drive
34
3. Hydraulic Pumping Unit (HPU)
• Jet pumps
Gambar 3.25
35
Air formasi biasanya disebut dengan oil field water atau connate water adalah
air yang ikut terproduksi bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya
mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga merupakan
air yang asam bahkan asam sekali.
Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri atau juga berasal dari air
formasi dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktif, biasanya disebabkan
oleh :
1. Kadar Cl-.
Untuk menetapkan kadar Cl- dalam sampel air dapat ditetapkan melalui
salah satu metode titrasi yaitu argentometri. Titrasi argentometri adalah
Sejumlah tertentu sampel yang mengandung ion Cl- diendapkan dengan
penambahan larutan AgNO3 0,01 N dalam keadaan netral atau basa lemah.
Kemudian dititrasi menggunakan indikator potassium chromate dengan titik
akhir titrasi dicapai pada saat larutan berubah menjadi warna merah bata.
2. pH Air Formasi
36
Dengan menggunakan pH paper strip dapat langsung menentukan harga
pH dari sample setelah mencocokkan warna pada standar pH paper strip, maka
diperlukan kejelian dalam memilih dan mencocokkan warna dari paper strip.
3. Specific Gravity (SG) dan Derajat API.
Specific Gravity (SG) dari minyak bumi adalah perbandingan antara
berat jenis minyak bumi dengan berat jenis air standard diukur pada temperatur
600F dan tekanan 14.7 psi. Dalam dunia perdagangan terutama yang dikuasai
oleh perusahaan Amerika, SG ini dinyatakan dalam API gravity. API Gravity
minyak bumi sering menunjukan kualitas dari minyak bumi tersebut. Makin
kecil SG-nya atau makin tinggi API-nya maka minyak bumi tersebut makin
berharga karena lebih banyak mengandung bensin Sebaliknya maka mutu
minyak itu kurang baik karena lebih banyak mengandung lilin.
4. Scale Index
Untuk mengetahui kadar scale pada suatu air formasi dilakukan analisa
scale index yaitu dengan menguji beberapa parameter seperti kandungan
CO2,CO3,HCO3,Ca+Mg,Ca,Cl,Fe, dan SO42-. Dilakukan pula analisa
turbidity dan pH. Hasil dari analisa scale index ini akan menghasilkan output
nilai tinggi / rendah nya kandungan scale dalam suatu air formasi yang dimana
apabila nilai scale semakin tinggi maka dapat dilakukan stimulasi untuk
mengurangi tingkat scale.
5. Pour Point
Tujuan dari analisa laboratorium pour point adalah untuk mengetahui
kemampuan suatu fluida tidak dapat mengalir pada temperature rendah.
Dilakukan dengan menggunakan bath box.
37
gassing boot, storage tank, shipping pump, PD meter, dan recycle pump. Flowline
adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi dari suatu sumur menuju tempat pemisahan.
Manifold merupakan sekumpulan valve dan fitting yang disusun sedemikian
rupa sehingga dapat mengatur arah aliran fluida. Dari manifold ini aliran fluida yang
berasal dari sumur-sumur produksi diarahkan ke separator produksi. Header Line
merupakan jalur utama aliran fluida menuju separator produksi.
Gambar 3.26
Header Manifold
Separator disebut juga Scrubber, Accumulator, Flash Tank, Gas Boot atau nama
lainnya. Fungsinya secara umum adalah untuk memisahkan dua fluida atau lebih,
biasanya gas dan cairan. Dehydrator adalah vessel yang berfungsi memisahkan butiran-
butiran air yang masih terkandung di dalam minyak. Pemisahan yang terjadi di dalam
dehydrator menggunakan kalor atau pemanasan (heater treater) dan sistem listrik
(prinsip elektrostatik).
Gambar 3.27
Scrubber dan Separator
38
Chemical yang biasa digunakan di stasiun pengumpul minyak ada empat,
yaitu demulsifier, corrosion inhibitor, scale inhibitor, dan juga biocide (Sodium
Hyphoclorite).
Gambar 3.28
39
gross dan nett dari fluida sehingga water cut dapat diketahui. Well test dilakukan
selama 2 – 8 jam.
Gambar 3.29
40
Sedangkan setelah sumur diproduksikan, penentuan fluid level dilakukan
untuk mengetahui apakah sumur tersebut masih support untuk pompa yang
sebelumnya telah dipasang. Fluid level terdiri atas Static Fluid Level dan
Working Fluid Level. Suatu sumur dikatakan masih support untuk ukuran suatu
pompa jika WFL sumur tersebut sekitar 300 – 400 ft diatas Pump Setting Depth.
Istilah support disini menandakan bahwa pompa yang digunakan dapat
menghisap fluida dari dalam sumur dengan efisiensi yang optimal dan tidak
merusaknya.
Ukuran fluid level inilah yang dijadikan dasar apakah suatu pompa perlu
diganti atau tidak. Suatu sumur dengan fluid level yang terlalu rendah
menandakan bahwa pompa yang ada perlu di size down, dalam arti ukuran
pompa diturunkan laju alirannya. Sedangkan untuk fluid level tinggi maka
kemungkinan pompanya akan di size up.
Gambar 3.30
Sonolog
2. Dynagraph
41
Gambar 3.31
Dynagraph
Gambar 3.32
42
Grafik Dynagraph
Work over atau yang disebut juga dengan kerja ulang adalah suatu kegiatan
untuk pindah lapisan dengan tujuan utama untuk optimalisasi produksi sumur.
Sedangkan well service adalah kerja ulang perbaikan sumur. Istilah lain yang biasa
digunakan adalah KUPL (kerja ulang pindah lapisan) dan KUPS (kerja ulang perbaikan
sumur).
Work over dan well service di PT. Pertamina Sangasanga ini dikelola oleh
WOWS (Work Over dan Well Service). WOWS berfungsi sebagai departemen yang
mengurus operasional dan penyediaan bahan untuk work over dan well service.
43
BAB IV
PEMBAHASAN
44
pada kondisi underbalance. Kedalaman zona yang mau diperforasi dapat dilihat dengan
menggunakan Casing Collar Locator (CCL) yang akan dikorelasi dengan hasil CCL
dari hasil log sebelumnya ataupun dapat dilihat dari log GR (Gamma Ray).
Sumur yang telah dipasang artificial lift perlu dilakukan sonolog dan
dynagraph. Sonolog dilakukan untuk mengetahui fluid level secara dinamis dan statis.
Pengukuran fluid level dinamis dilakukan saat pompa bergerak atau sedang
berproduksi sedangkan fluid level statis adalah fluid level yang ditunjukkan oleh sumur
yang sedang tidak berproduksi. Software yang digunakan adalah Echometer Total Well
Management atau TWM. Sumber tenaga dari echometer adalah nitrogen. Cara kerja
dari sonolog adalah nitrogen akan ditembakkan dari gun chamber ke casing kemudian
akan di record dan dikirim ke well analyzer dan akan dibaca oleh TWM. Output yang
didapat dari kegiatan sonolog adalah fluid level secara dinamis dan statis, total kolom
liquid (SM), TVD, dan tubing head pressure. Uji sonolg dilakukan pada lapangan LSE-
1073, LSE-1076, LSE-585, dan NNY-1080. Pembacaan THP menunjukkan tekanan
pompa. THP yang besar dapat terjadi karena tekanan pompa yang besar karena harus
mengalirkan fluida ke tangki sedangkan THP yang kecil menunjukkan ada masalah
pada pompa.
45
dynamometer, data yang didapat yaitu berat rangkaian sebesar 5000 lbs, padahal sumur
NKL-974 memiliki kedalaman 1005 m. maka dari itu menurut operator maka rangkaian
SRP pada sumur NKL-974 putus. Operator akan membuat laporan ke bagian
engineering agar segera ditindaklanjuti dan memasang rig untuk perbaikan sumur.
Salah satu sumur yang dilakukan pengetesan water cut langsung di sumur
pada Jumat, 12 Juli 2019 adalah LSE-1109 dengan hasil pengukuran water cut adalah
5%. Untuk memastikan aliran di sumur mengalir dengan lancar dapat dilihat dari
pressure gauge untuk melihat THP (tubing head pressure). Adanya gas juga dapat
dilihat dari THP yang tidak stabil. Selain itu jika tekanan turun dari pengukuran
sebelumnya berarti terdapat masalah pada sumur.
Diagram alir lapangan Sanga Sanga adalah dari tiap-tiap sumur yang ada
mengalir ke SP (stasiun pengumpul), lalu dialirkan ke SPU (stasiun pengumpul utama),
kemudian ke P3 (pusat pengumpul produksi) yang nanti akan di barging ke RU
5(refinery unit). SP akan melaporkan berapa barel minyak yang akan dikirim ke SPU
dengan melakukan well test selama 2 sampai 8 jam. Setelah itu fluida akan dialirkan
ke SPU melalui trunk line. Pengiriman minyak dari SPU di daerah Selatan menuju P3
menggunakan flowline dan pengiriman minyak dari Samboja menuju P3 menggunakan
trucking.
Salah satu SPU yang dikunjungi adalah SPU-B. Di SPU-B terdapat header
manifold yang terdiri dari 3 row atau baris. Baris manifold pertama mengalirkan fluida
ke tanki test, baris manifold kedua mengarah ke tangka FWKO, dan baris manifold
ketiga mengalirkan fluida ke separator. Separator yang terdapat di SPU-B adalah
46
separator 2 fasa dan terdapat dua buah separator. Separator yang pertama untuk test dan
yang kedua adalah separator group. Gas yang berasal dari separator akan mengalir ke
scrubber. Scrubber kegunaannya adalah menyaring air yang masih terdapat dalam
partikel gas. Di SPU-B juga terdapat tangka FWKO dengan kapasitas 1500 bbl, storage
tank degan kapasitas 3000 bbl, dan water injection tank dengan kapasitas 1800 bbl.
Selain itu, dilakukan juga analisa fluida formasi. Fluida formasi yang dianalisa
merupakan crude oil yang diambil dari sumur. Tujuan dari analisa fluida formasi ini
adalah untuk mengetahui kualitas minyak yang akan diproduksikan. Metode
pengambilan sample dapat dilakukan dengan bottom hole sampling ataupun surface
sampling. Analisa kandungan fluida yang dilakukan di laboratorium meliputi
penentuan kandungan sedimen (base sediment and water), penentuan specific gravity,
penentuan pour point, viskositas, dan analisa kandungan kimia dalam air formasi.
47
point. Selain itu dilakukan pengukuran scale index untuk mengetahui indikasi adanya
scale. Parameter yang di perlukan untuk mengetahui scale index diantaranya
kandungan CO2, CO3, HCO3, hardness, Ca, Cl-, Fe, sulfat, turbidity, dan Ph.
Perhitungan Fe dan sulfat menggunakan spektrofotometer.
48
BAB V
KESIMPULAN
1. Ada 3 sumur yang meggunakan natural flow adalah SBJ-338, ANG-1063, dan
ANG-1032
2. Total sumur di field sangasanga pada tahun 2018 sebanyak 132 sumur minyak
aktif dan 6 sumur gas
3. produksi terbanyak lapangan Sangan Sanga sebesar 5200 BOPD pada bulan
Juli dengan target 6000 BOPD.
4. Ada 3 artificial lift yang digunakan di Sanga Sanga yaitu SRP, ESP, dan HPU
5. Sumur NKL-967 dilakukan perforasi pada interval 1357 – 1360 m
menggunakan energet
6. Perforasi untuk remedial cementing dilakukan dengan menggunakan HSD
7. Perforasi pada NKL-975 dilakukan pada kedalaman 1107 – 1110m
menggunakan HSD
8. Sonolog dilakukan pada sumur LSE-1073, LSE-1076, LSE-585, NNY-1080,
NNY-489, NNY-886, dan NNY-964.
9. Pengukuran dynagraph dilakukan pada sumur NKL-974 didapat berat
rangkaian sebesar 5000 lbs.
10. Diagram alir produksi berawal dari sumur lalu menuju SP menggunakan lalu
diteruskan ke SPU menggunakan trunk line dan kemudian dialirkan ke P3 untuk
dilakukan pengiriman ke RU.
11. Base sediment and water maksimal adalah 0,5.
49
DAFTAR PUSTAKA
https://docplayer.info/58055033-Dasar-dasar-teknik-pemboran.html
https://docplayer.info/31065333-Teknik-produksi-migas-semester-3.html
https://docplayer.info/38179947-Teknik-produksi-migas-semester-4.html
https://fachriborneo.wordpress.com/2009/12/13/apa-yg-di-maksud-dynagraph/
https://money.kompas.com/read/2014/11/14/140113526/Mata.Negara.pada.Lifting.Migas
http://petroleum-learning.blogspot.com/2015/12/sistem-putar-rotating-system.html
http://petroleum-learning.blogspot.com/2015/12/5-sistem-pengeboran-peralatan-bor-
putar.html
50
LAMPIRAN
LAPORAN HARIAN KERJA PRAKTEK
51
52
53