Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
HABIB SUSILO
NIM. 21090118140108
Menyetujui,
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Teknik Perkapalan
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT , Sang Pemilik dunia dan seisinya, tiada
Tuhan selain Allah dan hanya kepada-Nya lah kita patut memohon dan berserah diri. Hanya
karena nikmat kesehatan dan kesempatan dari Allah-lah penyusun dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek galangan ini. Shalawat selalu kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, dengan syafaat dari beliaulah kita dapat terbebas dari zaman
kejahiliyahan.
Tak lupa pada kesempatan kali ini mengucapkan terimakasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu menyelesaikan kerja praktek galangan ini, dan kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan dan kesehatan baik
jasmani dan rohani.
2. Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan kami.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran dari pembaca dan masyarakat yang sifatnya membangun, kami terima
dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan bersama. Penulis berharap semoga
laporan ini berguna bagi pembaca pada umumnya dan masyarakat khususnya. Aamiin
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vii
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini seluruh perguruan tinggi di Indonesia telah menerapkan metode belajar
Student Center Learning, karenanya untuk menambah wawasan mahasiswa perlu
adanya suatu program yang melibatkan mahasiswa, sehingga mahasiswa mendapatkan
pengetahuan sekaligus pengalaman. Nantinya diharapkan mahasiswa lebih siap
memasuki dunia kerja. Karena itu informasi yang didapatkan mahasiswa di bangku
kuliah, diperlukan bentuk aplikasinya dalam dunia kerja. Salah satu bentuk aplikasinya
yaitu berupa kerja Praktik. Sistem kerja Praktik dan pelatihan merupakan alternatif
pemecahan yang kongkrit sebagai suatu kepedulian dunia usaha terhadap kemajuan
pendidikan nasional.
Kerja Praktik merupakan salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh
mahasiswa S-1 Teknik Perkapalan – Universitas Diponegoro Semarang. Selain itu
kegiatan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang hal - hal yang
terjadi di dunia perkapalan.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah kerja Praktik telah menjadi
salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal kondisi di
lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang diperoleh
dibangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kerja Praktik yang dilaksanakan di perusahaan galangan kapal
PT.Seloko Batam Shipyard:
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh sebagai
persyaratan akademis di Jurusan Teknik Perkapalan Undip.
2. Untuk mengenal lebih jauh tentang dunia kerja yang akan digeluti oleh mahasiswa
Jurusan Teknik Perkapalan yaitu dunia industri dan maritim.
1
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3. Mengenal dan mempelajari secara khusus bidang yang menjadi minat peserta yakni
tentang Konstruksi, Permesinan, Outfitting, Listrik dan sistem lain yang ada di kapal
serta teknologi yang telah diterapkan di indonesia.
4. Mengenal dan mengerti job desk dan manajemen dari Bagian Operasional
perusahaan seperti Departemen Produksi, Departemen Perencanaan dan Pengendalian,
dan Quality Control.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Kerja Praktik Lapangan yaitu kita bisa lebih mengerti teori-teori
kuliah yang diberikan oleh dosen dalam penerapan aplikasinya di lapangan dan lebih
mengenal serta mengetahui tentang dunia industri terutama dunia industri maritim,
sarana dan prasarana yang dipakai, proses produksi, sistem manajemen dan maintenance
pada perusahaan, selain itu kita juga dapat pengalaman kerja walaupun waktunya sangat
singkat.
a. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang
tepat dari narasumber pembangunan proyek.
b. Observasi
Observasi adalah proses pengamatan dari fenomena berdasarkan pengetahuan dan
gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Metode ini guna untuk mengamati secara langsung pekerjaan proyek dari
tahap persiapan sampai tahap penyelesaian.
2
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
c. Tinjauan Pustaka
Hal ini merupakan menyelaraskan pemahaman dari lapangan dengan buku panduan
yang saling berhubungan .
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk melengkapi data-data dengan bukti visual
berupa gambar yang berhubungan dengan kegiatan pelaksaan pekerjaan lapangan yang
akan di lampirkan dalam peyusunan laporan ini.
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
Meliputi teori – teori penunjang yang berhubungan dengan laporan seperti sejarah
galangan, struktur organisasi, dan proses proyek pembangunan kapal baru.
3
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
BAB III PENUTUP
Meliputi kesimpulan dan saran - saran penulis terhadap pelaksanaan Kerja Praktik
secara umum.
4
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. SELOKO SHIPYARD BATAM
5
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
2.3 Sturuktur Organisasi PT. Seloko Batam Shipyard
6
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
2.4 Kegiatan Usaha
PT. Seloko Shipyard Batam sebagai perusahaan galangan kapal melayani kegiatan-
kegiatan sebagai berikut :
1. Perbaikan Kapal
PT. Seloko Shipyard Batam melayani perbaikan kapal besar/kecil, kapal dengan
pelayaran samudra atau pantai untuk segala macam tipe sesuai dengan kapasitas dock
yang dimiliki.
2. Ship Convertion
Melakukan modifikasi bentuk maupun fungsi dari kapal.
3. Running Repair
PT. Seloko Shipyard Batam melayani perbaikan kapal yang dilakukan pada saat kapal
berlayar atau kapal mengalami kerusakan di pelabuhan lain.
4. Floating repair
PT. Seloko Shipyard Batam juga mengerjakan perbaikan / perawatan kapal secara
terapung untuk segala pekerjaan yang dapat dikerjakan terapung.
7
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
2.6 Fasilitas Galangan
8
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
9
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
10
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
11
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
12
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
BAB III
TAHAPAN PROSES REPAIRING PADA PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
3.1 Docking
Dok mempunyai pengertian yaitu sebuah kondisi dimana sebuah kapal berada di
atas dok atau dermaga untuk dilakukannya perawatan ataupun perbaikan. Proses
docking atau pengedokan dibantu dengan fasilitas pendukung yang biasa disebut dengan
galangan atau shipyard. Sebenarnya dalam cakupan yang lebih luas dok atau docking
tersebut tidak hanya proses perbaikan tetapi juga proses pembangunan kapal baru.
Ada beberapa metode yang digunakan oleh galangan kapal dibeberapa wilayah di
Indonesia untuk melakukan proses dok atau docking, diantaranya:
A. Slipway Dock (Dok Tarik)
Galangan уаng dibuat pada pondasi dеngаn sudut kemiringan tertentu уаng
mengarah pada air, dilengkapi bantalan berupa lori atau rel, sehingga sedemikian rupa
agar kapal dараt didudukkan pada bantalan dan ditarik keatas mengikuti pondasi ѕаmраі
benar-benar seluruh badan kapal berada diatas air. Untuk menarik kapal tersebut dari
permukaan air digunakan mesin derek dan tali baja melalui suatu rel yang menjorok
masuk kedalam perairan dengan kecondongan tertentu sampai ketepi perairan yang
tidak terganggu oleh pasang surut dari air laut.
Selain menggunakan media rel untuk menarik kapal dari perairan ke daratan
beberapa galangan kapal atau shipyard di beberapa wilayah di Indonesia juga
menggunakan media air bag atau kantung udara. Bahan dasar air bag atau kantung udara
berupa lapisan-lapisan karet lebih tepatnya disebut lapisan synthetic-cord-reinforced
rubber, yaitu jenis airbag atau kantung udara silinder dengan ujung-ujung sisi terluarnya
berbentuk hemispherical. Semuanya divulkanisir bersamaan, kemudian dimasukkan
udara bertekanan yang memungkinkan kantung udara atau air bag tersebut dapat
berputar atau menggelinding.
Peralatan lain untuk mendukung proses dok atau docking dengan air bag system ini
hampir sama dengan peralatan pendukung yang digunakan dalam proses slipway
13
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
docking atau dok tarik dengan media rel yaitu diantaranya dengan bantuan mesin derek
dan tali baja.
B. Graving Dock (Dok Gali atau Dok Kolam)
Dok kolam/graving dock yang sering juga disebut dok Gali adalah suatu bangunan
dok berbentuk kolam yang terletak ditepi laut atau sungai. Dok kolam/graving dock
mempunyai dinding yang kokoh seperti kolam renang karena pada saat kosong, dok
akan menerima tekanan tanah dari sekitarnya, sedangkan pada saat ada kapal yang
akan dimasukkan ke dalam atau dikeluarkan dari dalam dok kolam/graving dock
tersebut, beban berat air akan diterima oleh dinding dan lantai dok kolam/graving dock
tersebut.
Untuk keluar masuknya kapal dari dok, maka dok kolam/graving dock sebuah
pintu. Pintu dok berbentuk seperti sebuah ponton, terbuat dari suatu kontruksi baja,
dimana pada pintu tersebut terdapat rongga – rongga yang dapat diisi air ataupun
dikosongkan, sehingga pintu itu bisa terapung diatas air dan dipindahkan, apabila
rongga-rongga tersebut telah dalam kondisi kosong.
Selain itu juga dilengkapi dengan katup – katup yang dapat dibuka guna mengisi
rongga – rongga tersebut dengan air supaya pintu itu tenggelam. Untuk mengeluarkan
air baik dari rongga-rongga pada pintu maupun air yang berada pada kolam maka dok
ini dilengkapi dengan pompa air.
C. Floating Dock (Dok Apung)
Dok apung atau floating dock adalah sebuah bangunan konstruksi berupa ponton-
ponton yang dilengkapi dengan katup pengangkat, pompa- pompa air dan perlengkapan
tambat serta perlengkapan reparasi kapal lainnya. Konstruksi ini dapat ditenggelamkan
atau diapungkan dalam arah vertikal.
Beberapa jenis dok tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing masing
dari beberapa sisi, menurut pada jenis kapal yang akan melakukan dok atau docking
juga memiliki kecocokan masing-masing sesuai dengan jenis dok atau docking yang
dapat digunakan.
14
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
Metode yang digunakan dalam proses docking yang dilakukan oleh PT. Seloko
Shipyard Batam adalah dengan metode slipway (dock tarik) dengan media air bag dan
pengangkatan oleh crane untuk kapal kecil. Kapal yang melakukan proses docking saat
itu adalah Kapal LCT PRIMA JAYA 356 GT, Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350
HP, Mooring Boat TRANSKO MANYAR 10 GT, MT. BERJAYA 2998 DWT
15
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
16
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
2. Pembersihan dari sisa-sisa cat dan pengkaratan, yaitu:
• Pembersihan dengan dengan memakai palu ketok
Dimana cara ini hasilnya kurang cepat kurang lebih 2 m² per jam dan kurang
sempurna karena memakai tenaga manusia. Biarpun cara ini kurang cepat dan
kurang sempurna masih banyak dipakai dalam Praktik karena paling murah.
• Pembersihan dengan memakai alat sikat baja ( Wire Brush )
Pembersihan dengan sikat baja ini untuk membersihkan pengkaratan setelah
pengetokan, kotoran – kotoran yang sudah terlepas dari plat tetapi masih menempel
• Pembersihan dengan memakai alat gerinda listrik
Cara ini adalah usaha pembersihan pengkaratan tanpa pengetokan, hasil
pembersihannya lebih sempurna dari pada cara – cara diatas, tetapi cara ini kurang
begitu cepat dan kemungkinan pelat akan ikut terkikis aus
3.3 Sandblasting
Pembersihan kapal menggunakan metode sandblasting, adalah proses
penyemprotan material biasanya berupa pasir silika atau steel grit dengan tekanan tinggi
pada suatu permukaan dengan tujuan untuk menghilangkan material kontaminasi seperti
karat, cat, garam, oli dll. Selain itu juga bertujuan untuk membuat profile (kekasaran)
pada permukaan metal agar dapat tercapai tingkat perekatan yang baik antara
permukaan metal dengan bahan pelindung misalnya cat.
Tingkat kekasarannya dapat disesuaikan dengan ukuran pasirnya serta tekanannya.
Perlu diketahui berhasil atau gagalnya suatu pengecatan sangat tergantung pada tingkat
kebersihan dan tingkat perekatan antara cat dan permukaan serta tingkat kepadatan dan
perataan dari cat itu sendiri
Dalam sandblasting terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu SA 1, SA 2 digolongkan
menjadi dua bagian yaitu SA 2 dan SA 2,5 (SA dua setengah) dan yang terakhir adalah
SA3.
Berikut definisi menurut Standard ISO 8501-1 Standard dari International
Organisation for Standardisation:
17
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
a. Sa 1: Pembersihan menyeluruh dan jika dilihat tanpa pembesaran, permukaan harus
terlihat bebas dari minyak dan kotoran dari skala pabrik seperti karat, lapisan cat dan
benda-benda asing.
b. Sa 2 : Pembersihan menyeluruh dan jika dilihat tanpa pembesaran, permukaan besi
harus terlihat bebas dari minyak dan kotoran skala pabrik seperti karat, pelapis cat dan
benda-benda asing dan tertinggal seperti kontaminasi residu yang melekat dengan kuat.
c. Sa 2½ : Pembersihan yang sangat teliti dan jika dilihat tanpa pembesaran, permukaan
besi harus terlihat bebas dari minyak, lemak dan kotoran dan dari skala pabrik, karat,
lapisan cat dan benda-benda asing. Setiap bekas kontaminasi hanya akan menunjukkan
sedikit noda dalam bentuk bercak atau garis-garis saja.
d. Sa 3 : Pembersihan untuk baja bersih secara visual dan jika dilihat tanpa pembesaran,
permukaan harus terlihat bebas dari minyak, lemak dan kotoran dari skala pabrik, karat,
lapisan cat dan benda-benda asing, sehingga permukaan besi memiliki warna metalik
yang seragam.
Standard SA 2 pada umumnya dipakai untuk standard sandblasting pada
permukaan besi pada kontruksi kapal repair.
18
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3.4 Pengukuran Ketebalan Pelat Kulit.
Pengukuran ketebalan pelat kulit kapal ditujukan untuk mengetahui ketebalan pelat
setelah melakukan proses pembersihan serta pengkikisan karat pada lambung kapal.
Pengukuran ketebalan pelat kulit pada umumnya tercantum pada Gambar Bukaan Kulit
(Shell Expension) : pada lajur pelat lambung kiri dan kanan. Metode pemeriksaan
ketebalan plat yang biasanya digunakan adalah UTT (Ultrasonic Tightness Test).
Untuk mempertimbangkan efisiensi kerja biasanya pemeriksaan plat ini didasarkan
pula pada dokumen yang ada yaitu konstruksi (Bukaan Kulit) dan data survey tahun lalu
agar tidak perlu memeriksa kembali plat – plat yang telah diganti pada survey
sebelumnya. Contoh plat yang harus diganti : ditemukan ketebalan Plat awal adalah 14
mm sedangkan setelah diukur pada survey didapatkan nilai 11,2 mm, berdasarkan
peraturan Class BKI jika ketebalan plat minimal adalah harus tidak kurang dari 80%
ketebalan plat semula. Sehingga pada kasus tersebut ukuran 11,2 mm sebenarnya
memenuhi standart minimal ketebalan plat, maka keputusan penggantian plat dapat
dipertimbangkan kembali bersama pihak owner dan class serta surveyor.
19
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3.5 Penandaan Plat/Bagian Kapal (Marking)
Proses selanjutnya yaitu penandaan (marking) bagian kapal yang ingin di repair,
pemarkingan dilakukan oleh surveyor. Surveyor memberikan rekomendasi bagian mana
saja yang perlu dilakukan repairing.
Gambar 3.7 Hasil Marking of Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
20
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
Gambar 3.9 dan 3.10 Hasil Marking of MT. BERJAYA 2998 DWT
Gambar 3.11 Tank Cleaning of Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
21
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3.7 Reparasi Propeller dan shaft
Pada Kapal Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP juga dilakukan reparasi
Propeller dan shaft. Langkah - langkah perbaikan shaft propeller ( poros propeler )
adalah sebagai berikut :
1. Melepas sambungan poros baling - baling dengan flens kopling
Pelepasan sambungan poros Baling-baling dengan flens kopling yang terdapat pada
gear box dikamar mesin. Dilakukan dengan melepas baut-baut flens, mur dan pasak
(key) penghubung. Poros baling terdiri dari dua bagian yaitu intermediette shaft ( poros
antara ) dan tail shaft (shaft yang terdapat propeller)
2. Memasang chain host ( rantai pengerek )
Pemasangan chain hoist setelah sambungan pooros baling-baling telah lepas dari
flens kopling. pemasangan dilakukan dibagian luar. Chain hoist ini biasa digunakan
untuk mengatur posisi supaya mempermudah pengeluaran dan ada juga untuk menarik
poros. Memasang chain hoist/lifting tackle sesuai jumlah yang diperlukan tergantung
dari berat poros, pada saat pengamatan digunakan beberapa hoist dimana rantai bajanya
dililitkan pada poros. Kemudian poros propeller ditarik keluar dan juga dan ada yang
bisa didorong kebelakang, poros dikeluarkan dengan mengatur kekencangan kawat yang
dihubungkan ke chain hoist.
Gambar 3.12 Pelepasan Propeller Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
22
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3. Pengecekan Kelurusan Shaft Propeller
Setelah propeller tersebut dilepas maka poros propeller di bawa kebengkel - bengkel
bubut untuk mengecek kelurusannya. Selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan
kelurusan shaft dengan alat bernama dial gauge di beberapa titik daerah yang akan di
ukur. Hasil yang mengalami keausan apabila bagian shaft bergesekan langsung dengan
dial gauge.
Jika shaft mengalami keausan, maka harus dilakukan reparasi. Shaft / poros propeller
yang telah di ukur diameter dan telah di temukan letak aus nya, maka harus di bubut.
Pembubutan ini dilakukan sampai batas diameter terkecil ( batas pengurangan
maksimumnya adalah 1% dari diameter ukuran awal )
Gambar 3.13 Pengukuran dimensi Shaft of Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
23
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3.8 Pemotongan Plat (Cutting)
Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana pemotongan
dilakukan mengikuti kontur garis marking dengan toleransi sebagaimana yang
ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan dengan
oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke pelat agar menghasilkan
pemotongan yang efektif dan lose material yang kecil.
Pemotongan Pelat Pekerjaan pemotongan pelat kulit dilaksanakan dengan dua cara
yaitu :
• Pemotongan dari sisi luar.
Pemotongan pelat dilaksanakan setelah penandaan lokasi balok-balok melintang
atau memanjang dengan kapur atau cat dan dilakukan diluar hubungan balok konstruksi
dengan pelat kulit agar tidak sampai balok konstruksi ikut terpotong. Bagian pelat kulit
yang masih tersisa pada balok konstruksi harus dibersihkan.
• Pemotongan dari sisi dalam.
Pemotongan pelat dilaksanakan langsung dari sisi dalam kapal (misalnya pada
ruang palkah) dan dapat langsung memotong sambungan balok konstruksi dengan pelat
kulit sehingga pekerjaan lebih cepat.
24
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
Gambar 3.15 Hull Plate cutiting of Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
Gambar 3.16 Main Deck Plate Cutting of LCT PRIMA JAYA 356 GT
25
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
26
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
3.10 Fitting (Penyetelan)
Fitting adalah penyetelan material-material yang akan digabungkan, misalnya
penyetelan antara pembujur dengan pelat, dll. Fitting dilakukan dengan terlebih dahulu
terhadap bagian dalam (dari arah dalam keluar) atau dimulai dengan membuat
konstruksi kerangkanya terlebih dahulu seperti web frame, main frame, girder, stiffener,
dll.
Alat yang digunakan sama dengan alat yang dipakai waktu melakukan cutting
hanya ada tambahan alat bantu berupa baji (bidang miring) dan plat L, kedua alat
tersebut digunakan untuk merapatkan profil pada plat atau meratakan permukaan antara
plat yang baru dengan plat yang lama. Selain itu ada juga eye pad atau plat mata ada
juga yang menyebutnya kupingan kerap kali digunakan bersama-sama dengan level
block atau chains block.
27
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
bagian gap antara plat dengan menggunakan kawat las khusus untuk gouging atau
memakai kawat gouging khusus (berbahan karbon) dengan dibantu tekanan angin dari
compressor.
Prinsip dasar dari gouging adalah membuka atau membuat alur pengelasan
sehingga akar pengelasan dari hasil pengelasan dibagian dalam- atau sisi sebaliknya
menjadi terlihat jelas dan bersih dari terak (slag) yang tersisa, sehingga diharapkan
pengelasan yang dilakukan pada sisi luar plat kulit kapal, hasilnya dapat menyatu
dengan baik dengan hasil pengelasan dari sisi dalam plat kulitkapal.
Pekerja yang melakukan pengelasan disebut dengan welder atau tukang las. Welder
untuk mengelas konstruksi kapal haruslah memiliki keterampilan yang memadai dan
bersertifikat, artinya welder tersebut telah lulus uji keterampilan mengelas sesuai
dengan tingkatannya (welding certification positions). Penempatan welder harus sesuai
dengan keterampilannya misalkan welder bersertifikat untuk pengelasan pada posisi flat
(1G) dan vertical (3G) tidak boleh ditempatkan untuk melakukan pengelasan pada
posisi overhead (4G), jadi harus sesuai dengan keterampilan yang dimiliki agar didapat
hasil pengelasan yang baik. Pengelasan yang dilakukan oleh PT. Seloko Batam
Shipyard pada saat itu adalah dengan menggunakan pengelasan SMAW
28
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
Gambar 3.22 Welding Plate Tug Boat SUMBER POWER XXII 1350 HP
29
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran dari kami selama melakukan kerja praktik di PT. Seloko Batam
Shipyard adalah sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
1) Kapal merupakan alat transportasi yang sangat kompleks yang tentunya terdiri dari
berbagai macam komponen, berbagai macam peralatan, berbagai macam sistem.
Beberapa bagian kapal yang kami amati selama kerja praktik antara lain adalah: draft
mark, load lines, plimsoll mark, free board, seachest, dll.
2) Salah satu proses yang penting saat kapal docking adalah proses pembersihan badan
kapal. Pembersihan badan kapal meliputi penyemprotan dengan air tawar, dan
pembersihan dengan sekrap agar fouling yang menempel lambung kapal lepas. Setelah
itu baru kemudian dilakukan tes pengukuran tebal pelat dengan menggunakan alat yang
disebut ultrasonic thickness gauge.
3) Salah satu proses yang penting dalam pembuatan kapal adalah pengelasan. Dalam
proses pengelasan banyak teknik yang bisa digunakan, terutama yang dipakai dalam
dunia perkapalan misalnya pemakaian gouging sebagai konsekuensi pengelasan dengan
square groove.
4) Pengecatan sebagai finishing dari pembuatan maupun reparasi plat sebuah kapal juga
merupakan bagian penting dan sensitif dalam industri perkapalan dikarenakan
pengecatan akan mempengaruhi umur dan ketahanan pelat.
4.2 Saran
1) Melakukan pengawasan terhadap efisiensi kerja para pekerja sehingga waktu kerja
dapat terpakai secara optimal sehingga hasil perkerjaan dari segi kuantitas dan kualitas
lebih memuaskan.
30
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
2) Menerapkan pemakaian atribut keselamatan kerja di setiap tempat kerja untuk
memastikan keslamatan dan keamanan kerja.
3) Merencanakan penggunaan benda kerja dengan lebih efisien sehingga tidak banyak
material / bahan baku yang terbuang.
4) Memprogram kegiatan yang harus dilakukan para peserta kerja praktik melalui
penjadwalan kerja praktik dan pendampingan oleh pembimbing agar mahasiswa lebih
terarah.
5) Menjaga kebersihan galangan baik dari material sisa maupun dari sampah yang dibuang
para pekerja dengan menyediakan tempat khusus pmbuangan di beberapa tempat
sebagai langkah-langkah perlindungan terhadap ekosistem lingkungan darat dan laut di
wilayah PT. Seloko Batam Shipyard.
6) Penataan terhadap sampah material perlu dilakukan agar tidak membahayakan
keselamatan pekerja.
7) Penjadwalan kerja dalam pembuatan kapal perlu diatur sedemikian rupa agar tidak
terjadi keterlambatan dalam pembangunan sebuah kapal, dan proses pekerjaan bisa
sesuai keinginan pelanggan serta tepat waktu. Sehingga PT. Seloko Batam Shipyard
dapat menarik semakin banyak pelanggan dan menghindari komplain.
31
LAPORAN KERJA PRAKTIK GALANGAN
PT. SELOKO BATAM SHIPYARD
Jalan KH Ahmad Dahlan No.1 Tanjung Riau Kec.Sekupang ,
Kota Batam, Kepulauan Riau- 29425
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, Muhammad. 2018 Laporan Kerja Praktik PT. Dock dan Perkapalan Surabaya.
Semarang. Universitas Diponegoro.
http://www.sloko.co.id/about.html diakses pada tanggal 01 Oktober 2020
32