Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Rekayasa Lingkungan dengan judul “Dampak Penambangan Emas Ilegal”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
MAKALAH kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
REKAYASA ini, TS-4146
LINGKUNGAN supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Cimahi, 12 Oktober 2018

i |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2


MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

1.4 Manfaat Penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4

2.1 Pengertian Penambangan emas..........................................................................4

2.2 Dampak dari penambangan emas liar................................................................6

2.3 Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingungan Alternatif Solusi......................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan......................................................................................................12

3.2 Saran.................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

ii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Penambangan Liar……………………………………………4

2. Gambar 2.2 Mendulang Emas……………………………………………..5

3. Gambar 2.3 Lubang Galian Emas…………………………………………6

4. Gambar 2.4 Lokasi Bekas Penambangan……………………………….....7

5. Gambar 2.5 Air yang Tercampur Merkuri…………………………………

6. Gambar 2.6 Sungai yang Rusak Akibat Penambangan…………………....8

7. Gambar 2.7 Hutan yang Gundul Akibat Penambangan…………………...9

8. Gambar 2.8 Dampak Merkuri pada Ekosistem…………………................9

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

iii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai
banyak kekayaan alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat
diperbaharui.
Jenis kekayaan alam yang tidak dapat diperbaharui contohnya adalah
sumber daya alam berupa tambang. Banyak sekali jenis bahan tambang yang ada
di Indonesia, diantaranya adalah emas. Dasar pengaturan dan kebijakan
pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia ialah Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang
berbunyi “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran
Rakyat” Pembangunan sektor pertambangan tidak hanya mengacu pada
kebutuhan saat ini saja namun juga mengacu pada kesejahteraan generasi yang
MAKALAH akan datang dengan tetap memperhatikan kelestarianREKAYASA
fungsi LINGKUNGAN
lingkungan, baik
TS-4146

kegiatan pertambangan yang dilakukan dalam skala besar oleh perusahaan


maupun pertambangan berskala kecil yang dilakukan oleh masyarakat atau yang
lebih dikenal dengan pertambangan rakyat.
Tidak semua daerah mempunyai potensi tambang emas. Sumber daya
alam berupa tambang emas merupakan salah satu andalan Negara Indonesia.
Beberapa peraturan nasional baik berupa Undang – Undang, peraturan pemerintah
maupun keputusan menteri yang mengatur tentang antara lain Undang –Undang
No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, Peraturan
Pemerintah No 55 tahun 2010 tentang Pembinaan dan Pengawasan
Penyelengaraan dan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara,
Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2012 tentang perubahan Atas Peraturan
Pemerintah No 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral Dan Batubara.

Tahun 1970 di Indonesia, perkembangan industri pertambangan meningkat


untuk memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. Berbagai komoditi di olah

iv |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
dari pertambangan minyak dan gas bumi, batubara, timah, emas dan perak, juga
bahan galian seperti pasir, batu kali, batu gamping yang juga diikuti dengan
pertumbuhan industri pengelolaan serta pembuatan barang jadi. Dampak yang
ditimbulkan dari industri pertambangan sangat beragam tergantung dari jenis
komoditi dan ciri penyebarannya. Selain dampak lingkungan, kegiatan
pertambangan juga dapat menimbulkan dampak sosial, ekonomi dan kriminal.
 

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang ingin dibahas dalam makalah yang akan
membahas tentang Pertambangan Emas Ilegal

1. Apakah yang dimaksud dengan penambangan emas liar ?


2. Bagaimana dampak dari Penambangan Emas Liar pada lingkungan dan
Manusia ?
3. Bagaimana cara mencegah dampak yang terjadi dari pertambangan liar
MAKALAH emas ? REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka


penulis merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai, antara lain:

1. Untuk mengetahui apa itu penambangan emas liar


2. Untuk mengetahui dampak-dampak dari Penambangan emas Liar
3. Untuk mencegah dampak yang terjadi dari pertambangan liar emas

1.4 Manfaat

Manfaat yang didapatkan dari penulisan makalah ini adalah mendapatkan


pengetahuan dan wawasan mengenai apa yang dimaksud dengan penambang emas

v |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
liar dan dampak-dampak yang ditimbulkan oleh penambangan emas liar tersebut.
Pengetahuan ini diharapkan  semoga mampu meningkatkan kesadaran kita untuk
menjaga lingkungan serta mengubah pola hidup untuk mendukung pelestarian
lingkungan hidup.

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

vi |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,


penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas ,emas dll). Indonesia merupakan salah satu
daerah penghasil tambang emas terbesar di dunia. Kegiatan penambangan apabila
dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak
dikelola dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
secara keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara. 

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

Gambar 2.1 Penambangan Liar

Industri pertambangan emas sedang menjadi sorotan akhir-akhir ini. Salah


satu isu lama yang bergulir terus yang sebenarnya tak kalah penting untuk segera
ditangani, yaitu penambangan liar (sering pula disebut sebagai PETI/
penambangan tanpa ijin). Masalah ini memang tidak terlalu nampak di
permukaan, apalagi di kalangan pengambil keputusan di Jakarta. Namun,
permasalahannya sebenarnya sudah sangat kronis dan berkembang multisektor,
tidak hanya pada masalah hilangnya pemasukan negara dan kerusakan lingkungan
yang sangat masif, tetapi juga merambah ke masalah keamanan, kesehatan
masyarakat, konflik sosial dan bahkan mungkin ke masalah kedaulatan negara,
karena mulai muncul PETI yang dilakukan oleh orang asing.

vii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Kalau kita membuka 'mesin pencari' di laptop dan mengetik 'penambangan
liar', akan kita jumpai pemberitaan tentangnya dengan lokasi menyebar di seluruh
Indonesia, dari Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Lombok, Nusa
Tenggara, Kalimantan di segala sudutnya, Sulawesi, Halmahera dan pojok-pojok
Maluku lainnya sampai dengan Papua. Artinya fenomena penambangan liar ini
sudah sedemikian masif-nya terjadi di seluruh penjuru tanah air. Tidak terbayang,
dan mungkin belum ada yang menghitung seberapa besar kerugian negara dari
sektor pajak dan royalti atas kegiatan PETI ini. Belum lagi dari sisi kerusakan
lingkungan yang diderita oleh suatu wilayah tanpa penanganan.

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

Gambar 2.2 Mendulang Emas

Sebenarnyalah, praktek penambangan berwawasan lingkungan menjadi


suatu keharusan di dalam industri ekstraktif dan merupakan bagian integral
bersamaan dengan pengembangan nilai ekonomi, keselamatan kerja dan
kemasyarakatan. Praktek penambangan yang benar dan baik (‘good mining
practices’) sejauh ini sudah menjadi semangat dalam industri pertambangan resmi.
Penyimpangan di sana-sini juga tidak dipungkiri terjadi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan tambang nakal yang mestinya menjadi domain pemerintah
untuk memonitor dan meluruskannya sesuai regulasi yang berlaku. Namun,
maraknya PETI juga tidak dapat dipungkiri menambah runyam kesan buruk
industri pertambangan sebagai perusak lingkungan.

Karena hal ini menunjukkan bahwa para pemangku kepentingan (termasuk


pers dan masyarakat umum) memberikan perhatian besar atas kegiatan
pertambangan di negeri kita terutama yang tidak mematuhi kaidah-kaidah usaha

viii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
pertambangan yang benar dan baik, mengancam keselamatan pekerja dan
masyarakat sekitar, merusak lingkungan dan tidak mendukung pembangunan
yang berkelanjutan. Walaupun di sisi lain, sangat disadari bahwa pemberitaan
yang gencar akan menjadikan masalah menjadi berkembang sangat kompleks dan
multi sektor.

2.2 Dampak Dari Penambangan Emas

Kembali ke masalah PETI, dibandingkan dengan pengusahaan


pertambangan resmi paling tidak ada poin negatif bisa diulas, yaitu:

Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya


aktivitas penambangan emas :

MAKALAH 2.2.1 Tanah REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146


Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup
kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan kandungan asam
yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn,
SO4, Hg, dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman
yang mengakibatkan tanaman tidak dapat berkembang dengan baik. SO4
berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan pH tanah, akibat pencemaran tanah
tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya akan mati.

Gambar 2.3 Lubang Galian Emas

ix |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
2.2.2 Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor
Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional di
lapangan ditemukan bahwa aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan
ancaman tanah longsor. Dilihat dari teknik penambangan, dimana penambang
menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap), namun asal menggali saja dan
nampak bukan penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding yang lurus
dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh (longsor) dan dapat
mengancam keselamatan jiwa para penambang.

2.2.3 Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah


Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak
melakukan upaya reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan
begitu saja areal penggalian dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan
bahwa penambang membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat gersang.
Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada permukaan
tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.
MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

Gambar 2.4 Lokasi Bekas Penambangan

2.2.4 Erosi tanah


Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami
erosi dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Sungai kecil yang
berada di dekat lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi
kanan dan kirinya. Selain itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing sungai,
akibat diperlebar dan diperdalam guna melakukan aktivitas pendulangan dengan
memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah.

x |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
2.2.5 Air 
Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah tersebut dalam hal memisahkan emas dengan merkuri atau air raksa (Hg).
Limbah pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai
menjadi keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan
pencucian emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung zat-
zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.
Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn),
mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan
logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker
kulit.

MAKALAH Gambar 2.5 Air yang Tercampur Merkuri


REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

2.2.6 Sedimentasi dan  Menurunnya Kualitas Air


Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran
kali membuat air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran
primer. Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut meningkatkan jumlah
transport sedimen.

Gambar 2.6 Sungai yang Rusak Akibat Penambangan

2.2.7 Hutan 

xi |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat
karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga
mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya
menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya
tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.

Gambar 2.7 Hutan yang Gundul Akibat Penambangan

2.2.8 Laut 
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas
MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146
pembuangan limbah zat beracun salah satunya merkuri. Selain itu, pencemaran
juga dapat mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar
laut tersebut.

Gambar 2.8 Dampak Merkuri pada Ekosistem

Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan emas ilegal


terhadap manusia, munculnya berbagai penyakit antara lain:
1. Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia
jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia
seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung belerang (b),

xii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Merkuri (Hg), Asam Sianida (HCn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H 2SO4),  di
samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang
dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya
penyakit infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka
panjang berupa kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir
dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat.
2. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan penggunaannya
produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak sisa
pembakaran, mengandung berbagai logam berat :  seperti arsenik, timbal,
merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga,
molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika
dibuang di lingkungan.
3. Seperti halnya aktivitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan emas
juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup
parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan. Air penambangan emas secara
MAKALAH langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbahLINGKUNGAN
REKAYASA pencucian emas
TS-4146

tersebut dalam hal memisahkan emas dengan merkuri. Limbah pencucian


tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh,
Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan pencucian
emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung zat-zat
yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.
Limbah tersebut mengandung belerang, Merkuri (Hg), Asam Slarida (HCn),
Mangan (Mn), Asam sulfat (H 2SO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan logam
berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker
kulit. Zat merkuri yang sering terhirup pun dapat menjadi efek samping bagi
tubuh yang menghirupnya.

2.3 Rekomendasi Upaya Pengelolaan Lingkungan Alternatif Solusi


Pencegahan pencemaran adalah tindakan mencegah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia agar kualitasnya tidak turun sampai ke

xiii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya. Dalam bentuk, pertama, remediasi, yaitu kegiatan untuk
membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal
dan rumit.
Kedua, bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
MAKALAH atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).  REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

Ketiga, penggunaan alat (retort-amalgam) dalam pemijaran emas perlu


dilakukan agar dapat mengurangi pencemaran Hg.
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan. Sebelum dilaksanakannya, kegiatan penambangan sudah dapat
diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan. Kajian ini harus
dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus
implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.
Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg dan B3
lainnya perlu dilakukan. Bagi tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans
risiko kesehatan masyarakat akibat pencemaran B3 di wilayah penambangan.

xiv |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aktivitas pertambangan yang tidak dikelola dengan baik


mengakibatkan berbagi kerusakan lingkungan seperti kerusakan tanah, air, hutan,
laut, selain itu juga memiliki dampak terhadap manusia seperti antaranya dampak
negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan
oleh proses penambangan dan penggunaannya. Adapun pencegahan pencemaran
dapat dilakukan dalam bentuk

Pertama, remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan


MAKALAH tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146
yaitu in-situ (atau on-site)
dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di
bak/tangki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.

Kedua, bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran tanah


dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan
untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

xv |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
Ketiga, penggunaan alat (retort-amalgam) dalam pemijaran emas perlu
dilakukan agar dapat mengurangi pencemaran Merkuri (Hg).

Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan


Upaya Pemantauan Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan pertambangan. Sebelum dilaksanakannya, kegiatan penambangan sudah
dapat diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan. Kajian ini harus
dilaksanakan, diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus
implementasinya, bukan sekedar formalitas kebutuhan administrasi.

Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Merkuri


(Hg) dan Bahan Beracun Berbahay (B3) lainnya perlu dilakukan. Bagi tenaga
kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan masyarakat akibat
pencemaran B3 di wilayah penambangan.

3.2 Saran
MAKALAH Sebaiknya dalam melakukan penambangan
REKAYASA kita juga TS-4146
LINGKUNGAN perlu
memperhatikan pengelolaan lingkungan agar tidak berdampak buruk. Dengan
demikian tidak hanya keuntungan finansial saja yang kita dapatkan tetap
kesehatan kita juga tetap terjaga.
 

xvi |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9
DAFTAR PUSTAKA

1. Prihatmoko, Sukmandaru. 2017. PENAMBANGAN LIAR:

PERMASALAHAN YANG TAK KUNJUNG BERAKHIR. Tersedia

[daring] (https://kumparan.com/sukmandaru-prihatmoko/penambangan-liar-

permasalahan-yang-tak-kunjung-berakhir)

2. Rusniar. 2015. KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN

PERTAMBANGAN. Tersedia [daring]

(http://rusniar26.blogspot.com/2015/06/kerusakan-lingkungan-akibat-

kegiatan.html)

3. Darusin, Aria Gusti. 2010. PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN.

Tersedia [daring] (https://ariagusti.wordpress.com/2010/10/19/penambangan-

MAKALAH emas-tanpa-izin/) REKAYASA LINGKUNGAN TS-4146

xvii |T A . 2 0 1 8 / 2 0 1 9

Anda mungkin juga menyukai