Anda di halaman 1dari 41

Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 400/ILMU FARMASI

USULAN PENELITIAN
DOSEN PEMULA

ANALISIS LOGAM BERAT SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb)


PADA KERANG TAHU (Meretrix meretrix)
DI KAWASAN TELUK KENDARI
SULAWESI TENGGARA

TIM PENGUSUL
AHMAD SALEH, S. Farm, Apt, M.PH (NIDN : 0912038603)
TASMAN.,SKM.,M.KES (NIDN : 0917045201)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


MANDALA WALUYA KENDARI
MARET 2015
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
ABSTRAK .......................................................................... …………… iv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 4


1.1. Latar Belakang .................................................................................... 6
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
1.4 Kegunaan Penelitian………………………………………… … 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 7


2.1. Uraian Kerang….. ........................................................................ 7
2.2. Sistematika dan Morfologi kerang ..................................................... 8
2.3. Uraian Logam Berat…………. ....................................................... 9
2.4. Spektrofotometer Serapan Atom…….. ............................................ 12
2.5. Keunggulan dan Kelemahan Spektrofotometer serapan atom........ 22
2.6. Teknik Analisis ……………………………………………… …...22

BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 24


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 24
3.2. Bahan dan Alat Penelitian ............................................................... 24
3.2.1. Bahan ......................................................................................... 24
3.2.2. Alat ............................................................................................ 24
3.3. Prosedur Penelitian ................................................................................ 25
3.3.1. Pengambilan Sampel………...................................................... 25
3.3.2. Penyiapan Sampel…………….................................................. 25
3.3.3 Analisis Kadar air….………...................................................... 27
3.3.4. Metode Analisis………………………………....................... 27
3.3.5. Analisis Logam Berat Pb dan Zn……………................................... 27
3.3.6 Pengumpulan Data ….………...................................................... 28
3.3.7 Analisis data……………………………………....................... 28

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN .................................... 30


4.1. Anggaran Penelitian ........................................................................... 30
4.2. Jadwal Penelitian ................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 31


LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Biaya ............................................... 16
LAMPIRAN 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas ..... 20
LAMPIRAN 3. Biodata Tim Peneliti ......................................................... 21
LAMPIRAN 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana .........................35
ANALISIS LOGAM BERAT SENG (Zn) DAN TIMBAL (Pb)
PADA KERANG TAHU (Meretrix meretrix) DI KAWASAN
TELUK KENDARI SULAWESI TENGGARA

ABSTRAK

Aktivitas manusia dalam memanfaatkan kawasan pesisir seringkali


menghasilkan limbah bahan pencemar yang dapat membahayakan kehidupan
perairan laut. Potensi sumber daya teluk perairan kota kendari seperti ikan,
kepiting, udang, dan jenis-jenis kerang dimanfaatkan oleh masyarakat Kota
Kendari sebagai sumber ekonomi. Perairan kota kendari sebagai kawasan
pesisir merupakan daerah yang dipenuhi berbagai aktivitas berupa pemukiman,
pertanian, pelayaran, penangkapan ikan, dan pelabuhan. Dampak dari aktivitas
tersebut dapat menyebabkan secara langsung masuknya limbah kedalam
ekosistem teluk yang salah satunya adalah logam berat. Logam yang ada di
perairan suatu saat akan turun dan mengendap pada dasar perairan membentuk
sedimentasi. Hal ini menyebabkan organisme yang mencari makan di dasar
perairan akan memiliki peluang yang besar untuk terpapar, logam berat yang
telah terikat di dasar perairan dan membentuk sedimen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kandungan
logam berat Zn dan Pb serta tingkat pencemaran logam Zn dan Pb yang
terdapat dalam daging kerang tahu (Meretrix meretrix) dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom
Penelitian ini menggunakan metode dekstruksi kering yaitu dilakukan 2
tahap, tahap pertama yaitu preparasi sampel dengan cara sampel di dekstruksi
menggunakan larutan HNO3 P lalu dipanaskan untuk menyempurnakan proses
oksidasi. Setelah larutan dingin, kemudian disaring menggunakan kertas saring.
Tahap kedua yaitu larutan sampel yang telah didekstruksi dianalisis dengan
Spektrifotometer Serapan Atom untuk logam Zn dan Pb.

Kata kunci : Analisis, Meretrix meretrix, perairan, kendari


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah kedaulatan Indonesian meliputi tiga kawasan, yakni kawasan
laut, pesisir, dan daratan merupakan kawasan yang menyimpan berbagai
potensi kekayaan alam yang melimpah dan memerlukan banyak daya dan
upaya agar tetap terjaga keberlangsungan dan kelestariannya. Dari semua
kawasan tersebut, kawasan pesisir merupakan salah satu wilayah yang perlu
diperhatikan karena kawasan ini merupakan wilayah yang menjadi pintu masuk
dan keluarnya berbagai macam bahan pencemar yang berasal baik dari laut
maupun darat, khususnya kawasan estuari yang menjadi jalur bagi laju
pergerakan sedimen dari darat dan laut. Semakin cepatnya pergerakan
sedimen khususnya yang berasal dari arah daratan menuju perairan disebabkan
oleh semakin tingginya aktivitas masyarakat maupun Industri yang lebih
memilih membuang limbah kegiatan mereka menuju sungai yang secara tidak
disadari bahwa limbah tersebut akan mencemari perairan, khususnya wilayah
estuaria atau muara (Anonim,2000).
Meningkatnya kontaminasi logam berat pada lingkungan perairan
pantai disebabkan oleh adanya pembuangan cairan limbah industri serta aliran
pertanian yang dialirkan melalui saluran – saluran atau sungai yang bermuara
ke laut. Masuknya logam berat kedalam perairan pantai dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan konsentrasi logam berat melebihi konsentrasi ambang
batas yang diizinkan. Keadaan ini mempengaruhi kandungan logam berat pada
tumbuhan dan hewan laut yang hidup di dalamnya (Syamsuddin, 1987).
Logam berat cukup banyak antara lain timah hitam atau timbal (Pb), Air
raksa (Hg), Arsen (As), Nikel (Ni), Kromium (Cr), Kadmium (Cd), dan Fosfor
(P). Logam – logam ini banyak digunakan dalam berbagai industry, namun bagi
tubuh logam – logam ini merupakan zat racun. Logam berat sangat berbahaya
karena tidak dapat mengalami metabolisme dalam tubuh seta menyebabkan
efek toksik dengan cara bergabung dengan satu atau beberapa gugus reaktif
yang esensial bagi fungsi fisiologis normal (Widowati dkk,2008).
Kerang bertubuh lunak, tidak mempunyai tulang belakang dan secara
secara alamiah tidak dapat bergerak jauh mengembara selama hidupnya.
Daerah rawah dan lumpur di dasar laut pada perairan pantai merupakan tempat
yang disukai kerang yaitu dengan membenamkan dirinya dibawah pasir atau
rumput laut. Keadaan ini menyebabkan kerang sangat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan lingkungan air di sekitarnya. Bila lingkungan air
mengandung cemaran yang tinggi maka kerang dapat menyerap dan
mengakumulasikan bahan pencemar tersebut lebih tinggi dan demikian pula
lebih cepat terkontaminasi dari pada jenis biota lain.
Aktivitas manusia dalam memanfaatkan kawasan pesisir seringkali
menghasilkan limbah bahan pencemar yang dapat membahayakan kehidupan
perairan laut yang ada di Perairan Teluk Kendari. Perairan Teluk Kendari
sebagai salah satu kawasan pesisir merupakan daerah yang dipenuhi berbagai
aktivitas berupa pemukiman, pertanian, pelayaran, penangkapan ikan, dan
pelabuhan. Dampak dari aktivitas tersebut dapat menyebabkan secara langsung
masuknya limbah kedalam ekosistem teluk yang salah satunya adalah logam
berat. Logam yang ada di perairan suatu saat akan turun dan mengendap pada
dasar perairan membentuk sedimentasi. Hal ini menyebabkan organisme yang
mencari makan di dasar perairan akan memiliki peluang yang besar untuk
terpapar, logam berat yang telah terikat di dasar perairan dan membentuk
sedimen.
Kawasan perairan teluk kendari merupakan Sumber daya alam laut yang
menunjang berbagai kepentingan dan aktivitas ekonomi masyarakat Provinsi
Sulawesi Tenggara pada umumnya. Potensi sumber daya laut seperti ikan,
kepiting, udang, dan jenis-jenis kerang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
sumber ekonomi. Dahulu, ketika perairan teluk kota kendari belum mengalami
pendangkalan, merupakan wilayah tangkap utama, bagi nelayan di Kota
Kendari. Namun, sejak mengalami pendangkalan, wilayah tangkap nelayan
Teluk Kendari mengalami penyempitan dan akhirnya bergeser keluar
(Anonim,2000).
Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat
pencemaran lingkungan laut adalah kandungan logam berat yang terdapat
dalam biota laut. Hal inilah yang mendasari perlunya dilakukan penelitian
kandungan logam berat seng dan timbal pada daging kerang tahu (Meretrix
meretrix) di teluk Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka permasalahan yang timbul
yaitu berapa kandungan logam berat seng dan timbal yang terdapat dalam
daging kerang tahu (Meretrix meretrix) di kawasan teluk kota kendari propensi
Sulawesi Tenggara
1.3 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui adanya kandungan logam berat Zn dan Pb yang terdapat
dalam daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di kawasan teluk kota kendari
propensi Sulawesi Tenggara
b. Untuk menentukan kandungan logam berat Zn dan Pb yang terdapat dalam
daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di kawasan teluk kota kendari
propensi Sulawesi Tenggara
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :
a. Sebagai data ilmiah bagi penelitian lanjutan dan peneliti lainnya tentang
kandungan logam berat seng dan timbal pada Kerang Tahu (Meretrix
meretrix).
b. Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang kandungan logam
berat pada Kerang Tahu (Meretrix meretrix) sehingga pada saat dikonsumsi
keamananya dapat dipertanggungjawabkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Kerang


Binatang yang disebut kerang- kerangan adalah binatang lunak (Filum
Molusca) dan masuk dalam kelas pelecypoda. Kerang mempunyai dua keping
cangkung yang setangkup. Di perkirakan sekitar 1000 jenis kerang yang
hidup di perairan indonesia, hidup menetap di dasar laut, ada yang
membenamkan diri dalam pasir atau lumpur bahkan ada pula yang
membenamkan diri dalam kerangka-kerangka batu. Berbagai jenis
melekatkan diri kesubstratnya dengan menggunakan organ bernama byssus
yang berupa benang-benang yang kuat. Ada kerang yang biasa merangkak
dalam substratnya dan ada pula yang biasa berenang dengan jalan
menyemburkan air karena mengepakkan kedua keping cangkangnya kuat-
kuat. Kira-kira 2/3 bagian dari jenis kerang yang masih hidup terdapat di laut,
sisanya hidup di air tawar, yaitu di danau,rawa dan sungai. Kerang bernapas
dengan menggunakan insang yang terdapat dalam rongga mantelnya , kerang-
kerang yang membenamkan diri dalam pasir atau lumpur mempunyai tabung
yang di sebut sifon yang terdiri atas saluran untuk memasukkan air dan
saluran lainnya untuk mengeluarkannya. Making dalam kerang
membenamkan diri, makin panjang sifonnya. Bentuk cangkang mempunyai
kaitan dengan kedalaman kerang tersebut membenamkan diri (Strorer, 1979).
Pada umumnya kerang memperoleh makanannya dengan menyaring
partikel-pertikel yang terdapat dalam air laut.insangnya mempunyai rambut-
rambut getar yang menimbulkan arus yang mengalir masuk kedalam
mantelnya, sekaligus menyaring plankton makanan dan memperoleh oksigen
untuk respirasinya.
Sebagian besar kerang mempunyai kelamin terpisah yaitu ada yang
jantan dan ada yang betina namun ada juga yang hermaprodit. Pada waktu
gonad ( kandung kelamin ) masak, di keluarkanlah sel-sel telur dan sperma
sehingga terjadi pembuahan di luar tubuhnya (Storer, 1979)
2.2 Sistematika dan Morfologi Kerang Tahu (Meretrix meretrix)
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass : Heterodonta
Ordo : Verseroida
Familia : Veneridae
Genus : Meretrix
Spesies : Meretrix meretrix
Kerang tahu (Meretrix meretrix) mempunyai suatu lekukan mulai
dari daerah umbo sampai ke posterior dan pinggir bawah yang membulat.
Cangkangnya mempunyai bermacam warna dan pola di permukaan luar
cangkang yang licin, mulai dari putih, kecoklatan sampai coklat kehitaman,
cangkang bagian dalam berwarna putih, sinus palial dalam dan di dekat
umbo mempunyai bentuk seperti terpotong berwarna orange kecoklatan,
umumnya mempunyai sedikit corak corengan yang tersebar konsentrik
(Apriyani, 2003).
Kerang tahu mengandung 15 asam amino yang terdiri dari 9 asam
amino esensial dan 6 asam amino non esensial. Asam amino esensial yang
terdapat pada kerang tahu adalah histidin, arginin, treonin, valin, metionin,
isoleusin, leusin, fenilalanin, dan lisin. Asam amino non esensial yang
terdapat pada kerang tahu adalah asam aspartat, asam glutamat, serin, glisin,
alanin, dan tirosin (Chairunisah 2011).
2.3 Uraian Logam Berat
Logam berat adalah logam yang mempunyai sifat membentuk
garam dengan asam, logam yang mempunyai bobot molekul antara 59-232
dengan nomor atom 22 sampai 92 dan terletak pada periode 3 sampai 7 di
dalam susunan berkala. Logam ini yang dapat bereaksi dengan ligand di
dalam tubuh.
Logam berat dapat bereaksi dengan bermacam - macam ligand
yaitu pengikat gugus atom, ion atau molekul yang mempunyai kesanggupan
untuk menjadi donor pasangan electron dalam satu atau lebih ikatan
koordinat. Dalam larutan air, ion logam mengalami hidrasi dengan oksigen
dari H2O berfungsi sebagai ligand. Ligand ini dapat menggantikan air pada
hidrasi untuk membentuk kompleks logam atau ikatan koordinat. Dalam
system biologi, logam bersifat toksik karena bereaksi dengan ligand yang
penting untuk fungsi normal sistem tersebut. Dalam sel hidup terdapat
berbagai ligand sebagai berikut yaitu -OH-, -COO-, PO3H-, -SH-, -NH2 dan
imidazol. Sebagai logam berat menunjukkan aktivitas yang kuat terhadap
gugus SH- dianggap sebagai dasar mekanisme kerja untuk sebagian besar
efek logam berat terhadap alat tubuh. (Istiantoro, 1981)
Logam Timbal
Timbal (Pb) adalah logam yang mendapat perhatian utama dalam
segi kesehatan, karena dampaknya pada sejumlah besar orang akibat
keracunan makanan atau udara yang terkontaminasi Pb memiliki sifat toksik
berbahaya (Yusuf dkk, 2005).
Timbal (Pb) juga salah satu logam berat yang mempunyai daya
toksitas yang tinggi terhadap manusia karena dapat merusak perkembangan
otak pada anak-anak, menyebabkan penyumbatan sel-sel darah merah,
anemia dan mempengaruhi anggota tubuh lainnya. Timbal dapat
diakumulasi langsung dari air dan dari sedimen oleh organisme laut
(Purnomo, 2009). Logam timbal terletak pada golongan IV A dalam sistem
periodik. Logam timbal berwarna abu - abu, lunak, mudah dibentuk dan
tahan terhadap korosi. Timbal banyak dipakai pada industri logam,
pembuatan mesiu, pelapisan kabel, logam cetak, petri atau solder. Selain itu
digunakan untuk pembuatan lempengan, baterai dan aki. Timbal dalam
terdapat sebagai unsur atau persenyawaan yaitu sebagai Pbs (galena), PbSO 4
(anglisite), PbCO3 (timbal putih). Logam timbale masuk ke perairan melalui
pengendapan, jatuhan debu yang mengandung tetraetil lead, erosi dan
limbahan industry. (Goyer 1975).
Timbal akan diabsorbsi oleh saluran cerna sekitar 8 – 10% dari
jumlah yang diabsorbsi oleh saluran cerna. Pada fase distribusi pertama,
konsentrasi timbal tertinggi ditemukan dalam ginjal dan hati, sebagian akan
dieksresi melalui empedu. Dalam bagian usus yang lebih ujung, Logam ini
akan membentuk timbal sulfida yang dieksresi bersama tinja. Sebagian akan
mengalami reabsorbsi kembali. Timbal yang beredar dalam darah sebagian
besar terikat pada eritrosit.
Keracunan akut karena timbal jarang terjadi dan ditandai dengan
adanya muntah, kolik usus, suhu tubuh merendah dan penurunan tekanan
darah. Disamping itu terjadi pula kerusakan yang parah pada hati, ginjal dan
sistem saraf pusat serta anemia hemolitik. (Goyer, 1975)
Logam Seng
Seng merupakan logam berwarna putih kebiru biruan dengan
nomor atom 30, berat atom 65,37 dan berat jenis 7,14 kg/dm 3 dan system
periodik termaksud dalam golongan II B dengan bilangan oksidasi + 2.
Logam ini larut dalam asam dan alkali, mudah larut dalam asam klorida
encer dan asam sulfat encer. Logam seng mudah menghantarkan arus listrik.
(Tolcin, 2008)
Penyebaran seng dalam lingkungan cukup luas dapat ditemukan
dalam air, udara dan organism hidup. Di alam apabila dalam keadaan
terkontaminasi hamper selalu bersama sama dengan kadmium. Perbandingan
seng dengan kadmium berperan penting dalam efek seng terhadap
organisme.
Seng dalam keadaan tertentu mempunyai toksisitas yang rendah
pada manusia tetapi mempunyai toksisitas yang tinggi pada ikan sehingga
standar suplay air untuk keperluan domestik kandungan sengnya maksimum
5mg/liter. Toksisitas seng sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
lingkungan, diantaranya temperatur dan tingkat kelarutan O2. (Tolcin, 2008).
Seng mempunyai banyak fungsi karena merupakan unsur essensial.
Seng adalah unsur yang diperlukan oleh tubuh manusia untuk aktivitas
insulin dan bekerjanya enzim enzim tertentu pada tubuh secara normal otot,
hati, ginjal dan pankreas mengandung seng dalam jumlah besar. Keracunan
seng dapat mengakibatkan kerusakan saluran cerna dan diare serta
menyebabkan kerusakan pankreas. Adapun gejala keracunan ini adalah
demam, muntah, lambung kejang, dan diare. (Tolcin, 2008)
2.4 Spektrofotometer Serapan Atom
1. Prinsip Kerja Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah suatu metode
spektrofotometer yang memanfaatkan fenomena serapan sebagai dasar
pengukurannya. Penyerapannya energy sinar terjadi oleh atom netral
dalam keadaan gas, sinar yang diserap itu biasannya sinar tampak atau
ultra lembayung (Sastrohamidjojo, 2001).
Dalam analisis senyawa SSA, unsure yang dianalisis berada
sebagai atom yang netral, dalam keadaan uap dan disinari dengan berkas
sinar yang berasal dari sumber sinar. Proses ini dapat dilaksanakan
dengan jalan menghisap cuplikan melalui tabung kapiler dalam
menyemprotkannya kedalam nyala api yang memenuhi persyaratan-
persyaratan tertentu sebagai kabut yang halus. Dengan demikian nyala
api itu berfungsi sama seperti sel (kuvet) dan larutan dalam
spektrofotometer serapan molekul. Untuk membebaskan atom-atom dari
persenyawaannya dibutuhkan sejumlah energi yang umumnya diperoleh
dari nyala hasil reaksi pembakaran. Untuk itu diperlukan bahan bakar
gas (Noor, 1989).
Bila hasil senyawa tertentu dimasukkan dalam nyala, maka
pertama-tama akan terjadi proses desolvasi (penguapan pelarut), sesudah
terjadi proses desolvasi ini, sehingga yang tinggal adalah butir-butir
halus padatan cuplikan. Berikutnya ada dua kemungkinan : pertama,
butir-butir padat cuplikan itu langsung terurai, menjadi atom-atom
unsure yang akan ditetapkan, atau butir-butir padat cuplikan itu berubah
dulu menjadi uap dan uap inilah yang kemudian terurai menjadi atom-
atom unsure (Noor, 1989).
Pada suhu kamar praktis semua cuplikan berada dalam keadaan
asas. Electron dalam keadaan asa ini dapat terksitasi ke tingkat energy
electron yang lebih tinggi oleh kalor nyala api. Keadaan tereksitasi ini
amat singkat, kira-kira 10-9 detik atau lebih pendek, kemudian akan
segera kembali ke keadaan asas. Pada waktu kembali inilah akan
dipancarkan oleh atom tersebut suatu kuantum energy yang sesuai
dengan nilai panjang gelombang tertentu (Noor, 1989).
2. Hubungan Absorbansi Dengan Konsentrasi
Seperti dijelaskan diatas, atom-atom unsure logam dapat
menyerap sinar dengan panjang gelombang tertentu, penyerapan sinar ini
sebanding dengan konsetrasi atom dalam nyala. Dengan mengukur
penyerapan cahaya eloh atom-atom dalam nyala maka konsentrasi logam
dalam contoh dapat ditentukan (Noor, 1989).
Hubungan antara penyerapan cahaya dan konsentrasi dinyatakan
oleh hokum Lambert- Beer :
I = Ioe-abc
A = Log Io / I = a b c
Keterangan :
I = Intensitas cahaya yang sampai pada detector
Io = Intensitas cahaya dari sumber sinar
A = Absorban
a = Konstanta absorptivitas
b = Panjang medium absorpsi
c = Konsentrasi
Dalam analisis unsur dengan panjang gelombang tertentu,
absortivitas (a) dan panjang medium absorpsi (b) telah tertentu pula,
sehingga nilai a dan b dalam persamaan diatas adalah tetap. Dengan
demikian maka A sebanding dengan konsentrasi (c) (Van Loon, 1980) .
Cara untuk menentukan konsentrasi larutan cuplikan adalah
dengan membandingkan nilai absorban (a) larutan cuplikan tersebut
dengan nilai A dari larutan baku yang diketahui konsentrasinnya.
Selanjutnya dari A dari larutan baku tersebut dibuat kurva kalibrasi yaitu
grafik hubungan antara absorban terhadap konsentrasi larutan baku yang
merupakan sebagai garis lurus. Nilai absorban dari larutan cuplikan
kemudian dialurkan pada grafik kurva kalibrasi tersebut sehingga
konsentrasi larutan cuplikan dapat ditentukan (Van loon, 1980).
3. Peralatan Spektrofotometer Serapan Atom
Gambar 1. Skema Alat Spektrofotometer Serapan Atom
(Sumar, 1994)

Instrumentasi spektrofotometer serapan atom secara garis besarnya terdiri atas


5 komponen utama yaitu :
1. Sumber cahaya
Sumber cahaya berfungsi untuk memancarkan cahaya yang akan dipakai
untuk mengeksitasi ato-atom dari unsur yang akan dianalisis. Sember
cahaya utama ini harus memancarkan cahaya resonan yang tajam dan
interaksinya stabil. Sebagai sumber cahaya dipakai lampu katoda berongga.
Lampu katoda ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu
katoda dan suatu anoda (Sumar, 1994).
Katoda tersebut berbuntuk silinder berongga yang terbuat dari atau
permukaannya dilapisi dengan unsure yang sama dengan unsure yang
analisis. Tabung lampu tersebut diisi dengan gas mulia neon atau argon.
Bila antara katoda dan anoda tersebut dipasang selisih tegangan yang tinggi,
sampai 600 volt, maka mula-mula katoda akan memancarkan berkas
electron yang menuju ke anoda dengan kecepatan dan energy yang tinggi.
Electron-elektron yang bergerak dengan energy kinetic yang tinggi itu
dalam perjalanannya menuju anoda akan bertabrakan dengan atom gas
mulia. Akibat dari tabrakan ini, maka atom-atom gas mulia itu akan
kehilangan electron dan berubah menjadi ion-ion positif. Ion-ion positif gas
mulia ini akan menuju ke katoda dengan kecepatan dan energy yang tinggi
(Sumar, 1994).
Akibatnya atom-atom unsure bahan katoda yang sama dengan unsure yang
dianalisis) akan terlempar keluar dan kemudian mengalami eksitasi
ketingkat yang lebih tinggi dan pada saat dieksitasi akan memecahkan
spectrum pancaran dari unsure bahan katoda yang sama dengan unsure
yang akan dianalisis, harus digunakan lampu katoda berongga tersendiri
yang sesuai.
2. Pengabut dan pembakar
Pengabut berfungsi untuk mengubah larutan menjadi kabut.
Pembakar berfungsi untuk mengubah ion logam menjadi atom. Dalam SSA
menyerap cahaya adalah atom, sehingga unsur-unsur dalam senyawa yang
akan ditentukan kadarnya harus direduksi kebentuk atomnya. Oleh karena
itu proses pengatoman memegang peranan penting dalam analisis ini.
Proses yang terjadi dalam system ini terdiri dari 2 tingkat :
Pengabutan larutan agar masuk ke dalam nyala, dan pengatoman unsur di
dalam nyala dengan menggunakan pembakar.Didalam pembakaran
campuran gas dan bahan dinyalakan untuk menghasilkan nyala, yang akan
digunakan untuk mengatomkan unsure yang akan dianalisis.
Campuran gas yang biasa dipakai untuk menghasilkan nyala ialah : udara
dan asetilena; N2O dan asetilena; campuran udara propane menghasilkan
nyala dengan suhu 1925◦C, dipakai untuk unsur – unsure yang mudah
diatomkan, misalkan Cu dan Zn. Nyala campuran udara dan asetilena
(2300◦C) merupakan nyala standar, karena dapat mengatomkan kurang
lebih 30 unsur. Campuran N2O dan asetilena menghasilkan nyala yang
paling tinggi suhunya (3300◦C), biasanya dipakai untuk mengatomkan
unsure Al,Si dan logam alkali tanah (Noor, 1989).
3. Monokramator
Untuk menghilangkan gangguan yang berasal dari spektrum yang kontinyu
yang dipancarkan oleh molekul – molekul gas bahan bakar yang terasitasi
di dalam nyala, digunakan monokromator. Monokromator ini terdiri dan
difraksi prisma. Monokromator berfungsi untuk menyaring cahaya,
sehingga cahaya yang mesuk dalam larutan contoh adalah cahaya tunggal
(Sumar, 1994).
4. Detektor
Detektor berfungsi mengubah energy yang diterima menjadi sinyal listrik.
Detektor akan menerima dua macam isyarat yang berselang seling dan akan
diubah menjadi isyarat listrik bolak balik. Sedang isyarat kontinyu yang
berasal dari nyala akan diubah menjadi isyarat arus searah itu oleh detector
akan diteruskan ke amplifier arus bolak balik (Sumar, 1994).
5. Amplifier dan pembacaan
Amplifier akan menguatkan isyarat arus bolak balik dan melalui mekanisme
pengolahan sinyal selanjutnya akan diperoleh hasil yang dapat terbaca pada
alat pencatat. Isyarat arus searah yang berasal dari isyarat sinyal kontinyu
dari nyala, tidak akan diperkuat oleh amplifier (Sumar, 1994).
4. Cara – cara melarutkan Cuplikan
Karena peralatan yang tersedia mengharuskan cuplikan atau contoh yang
akan ditentukan unsure logamnya berupa larutan, maka perlu diketahui cara
melarutkan contoh. Cara melarutkan contoh akan tergantung dari susunan
dan bentuk (Boes, 1991).
Beberapa cara untuk melarutkan contoh dari materi biologis :
1. Melarutkan dengan air
Beberapa macam materi biologis dapat langsung dilarutkan dalam air.
Namun demikian agar hasil analisis memberikan hasil yang baik
pengatoman dari unsure yang lebih mudah, maka biasannya kepada
larutan yang diperiksa ditambahkan sedikit asam nitrat.
2. Melarutkan dengan cara hidrolisis
Penentuan unsure logam dengan cara ini banyak digunakan, terutama
untuk memeriksa unsur – unsur tersebut dari cuplikan buah – buahan
dan tanah ( Boes, 1991).
3. Melarutkan dengan cara ekstraksi
Cara ini biasannya menggunakan zat pereaksi pengompleks seperti
EDTA yang membentuk kompleks kelat dengan ion logam. Cara
ekstraksi ini memberikan hasil yang baik untuk penetapan unsure Co,
Ni, Fe dan Cr dari berbagai contoh pada pH 6 (Boes, 1991).
4. Melarutkan dengan cara dekstruksi
Cara ini bertujuan untuk menghilangkan zat organic dari materi biologis
sehingga yang tinggal hanya senyawa anorganiknya. Ada 2 cara
dekstruksi yang sering digunakan yaitu cara dekstruksi kering dan
dekstruksi basah (Boes, 1991).
a. Dekstruksi kering
Dalam cara kering, contoh dipanaskan secara bertahap di udara
terbuka untuk menguapkan air, menguraikan dan mengoksidasi
contoh dan akhinya contoh diabukan dalam tungku pemanas dalam
suhu maksimum yang berkisar 450◦C - 550◦C, yaitu bergantung pada
contoh yang akan diperiksa. Namun ada juga dekstruksi kering
dengan suhu maksimum atau suhu pengabuan mencapai 750◦C atau
bahkan sampai 980◦C. hal ini akan mempercepat proses dekstruksi
tersebut, untuk analisis unsure tertentu kadang – kadang diperlukan
suatu pengabuan yang tidak boleh terlalu tinggi misalnya hanya
300◦C - 320◦C. Hal ini dapat dijumpai dalam analisis unsur - unsur
cadmium yang dikhawatirkan akan menguap pada suhu pengabuan
yang lebih tinggi. Makin rendah suhu pengabuan maka akan lama
pula waktu yang diperlukan untuk proses tersebut, sedangkan makin
tinggi suhu pengabuan, akan makin besar pula kemungkinan
kehilangan unsure analit karena terbentuknya senyawa yang sukar
larut ( Boes, 1991).
b. Dekstruksi basah
Cara dekstruksi basah menggunakan asam nitrat sebagai
pengoksidasi, dengan kombinasi asam dengan pengoksidasi yang lain
seperi asam sulfat, asam perklorat dan hydrogen peroksida. Karena
adanya masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan dari zat – zat
tersebut sehingga cara ini jarang dipakai (Noor, 1989).
Dibanding dengan cara kering, cara basah ini jelas berlangsung pada
suhu yang jauh lebih rendah. Hal ini berarti bahwa kehilangan
unsure analit karena penguapan akan jauh lebih kecil atau bahkan
dapat ditiadakan. Di lain pihak cara basah menyita waktu yang lama
dan diperlukan perhatian analis yang besar, terus menerus di samping
banyaknya uap toksik yang terjadi jumlah asam – asam yang dipakai
juga merupakan sumber kontaminan yang potensial (Noor, 1989).
c. Metode Kombinasi
Baru –baru telah dikembangkan suatu cara yang sebenarnya
merupakan kombinasi dari cara basah dan cara kering, yang pada
garis besarnya adalah sebagai berikut :
1. Mula – mula contoh didekstruksi secara kering dalam tungku
dengan suhu pengabuan yang relative rendah 375◦C.
2. Kemudian kepada residu/abu yang diperoleh dibubuhkan asam
klorida untuk dipanaskan sampai 90◦C.
3. Akhirnya larutan dikisarkan sampai tepat kering, didinginkan dan
residu dilarutkan dalam asam encer yang sesuai (Noor, 1989).
2.5 Keunggulan Dan Kelemahan SSA
Keunggulan SSA
1. Kepekaaan (sensitifitas)
Metode SSA mempunyai kepekaan tinggi,karena dapat mengukur kadar
logam pada tingkat di bawah 1bpj,bahkan alat shimadzu AA-640-13 ini
pada usur-unsur tertentu dapat mengukur hingga tinggi bpj.
2. Selektivitas
Metode ini cukup tinggi selektivitasnya sehingga dapat di gunakan untuk
menentukan beberapa unsur sekaligus dalam suatu larutan cuplikan tanpa
perlu pemisahan.
3. Ketelitian dan ketepatan
Ketelitian ssa relative baik karenagangguan dalam pengukuran ternyata
lebih kecil di bandingkan dengan cara spektofotometri biasa dan cara
instrumen lainnya ketepatannya juga baik karena kesederhanan isyarat
dan ketelitian hasil pengukuran yang menjadi dasar pembuatan kurva
kalibrasi
4. Pengerjaan dan pemeliharaan alat SSA tidak memerlukan keterampilan
yang tinggi.
Kelemahan SSA
1. Gangguan kimia yang merupakan hasil dari berbagai proses kimia yang
terjadi pada proses atomisasi , sehingga dapat merubah karakteristik
serapan dari zat yang akan di ukur contoh gangguan kimia yaitu yang
terjadi karena disosisasi yang tidak sempurna dari senyawa.
2. Beberapa nyala lebih tepat untuk beberapa unsur jenis tertentu ,
sehingga bertambahnya analit yang akan di tentukan memerlukan tidak
hanya suatu pemukaran sumber sinar dan setting, tetapi juga penukaran
terhadap nyala, pembakaran dan sumber gas.
3. Gangguan spectral kadang kadang juga memberikan kesulitan yng
cukup berarti. Gangguan spectral timbul bila serapan atau emisi zat
pengganggu mempengaruhi atau dekat sekali dengan serapan atau emisi
dari zat yang di ukur (van Loon,1980)
2.6 Teknik Analisis
Dalam analisis spektrometri teknik yang baiasa di pergunakan antara lain:
1. Metode kurva kalibrasi
Dalam metode kurva kalibravi ini , di buat seri larutan standard dengan
berbagai konsentrasi dan absorbasi dari larutan tersebut di ukur dengan
SSA. Selanjutnya membuat grafik antara konsentrasi (C) dan absorbansi
(A) yang akan merupakan garis lurus melewati titik nol dengan slope = ɛ. B
atau slope= a.b, konsentrasi larutan sampel di ukur dan diintropolasi
kedalam kurva kalibrasi seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 2. Kurva kalibrasi (Syahputra, 2004)


2. Metode Adisi standar
Metode ini dipakai secara luas karena mampu meminimalkan kesalahan yang
disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan (matriks) sampel dan standar.
Dalam metode ini dua tau lebih sejumlah volume tertentu dari sampel
dipindahkan ke dalam labu takar. Satu larutan diencerkan sampai volume
tertentu, kemudian diukur absorbansinya tanpa ditambah denga zat standar,
sedangkan larutan yang lain sebelum diukur absorbansinya ditambah terlebih
dulu dengan sejumlah larutan standard an diencerkan seperti pada larutan yang
pertama. Menurut hokum Beer akan berlaku hal – hal berikut :
Dimana, Ax=kCk                AT=k(Cs+Cx)
Cx             = konsentrasi zat sampel
Cs = konsentrasi zat standar yang ditambahkan ke larutan sampel
Ax = absorbansi zat sampel (tanpa penambahan zat standar)
AT = absorbansi zat sampel + zat standar

[
Jika kedua rumus digabung maka akan diperoleh   Cx=Cs Ax : (AT-Ax)  v ]
Konsentrasi zat dalam sampel (Cx) dapat dihitung dengan mengukur Ax
dan AT dengan spektrometri. Jika dibuat suatu seri penambahan zat standar
dapat pula dibuat grafik antara AT lawan Cs garis lurus yang diperoleh dari
ekstrapolasi ke AT = 0, sehingga diperoleh:
Cx = Cs x {Ax/(0-Ax)} ; Cx = Cs x (Ax/-Ax)
Cx = Cs x (-1) atau Cx = -Cs
Salah satu penggunaan dari alat spektrofotometri serapan atom adalah
untuk metode pengambilan sampel dan analisis kandungan logam Pb di udara.
Secara umum pertikulat yang terdapat diudara adalah sebuah sistem fase multi
kompleks padatan dan partikel-partikel cair dengan tekanan uap rendah dengan
ukuran partikel antara 0,01 – 100 μm
.
3. Metode Standar Tunggal
Metode ini sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan
standar yang telah diketahui konsentrasinya (Cstd). Selanjutnya absorbsi
larutan standar (Asta) dan absorbsi larutan sampel (Asmp) diukur dengan
spektrometri. Dari hukum Beer diperoleh:
Sehingga,
Astd/Cstd = Csmp/Asmp -> Csmp = (Asmp/Astd) x Cstd
Dengan mengukur absorbansi larutan sampel dan standar, konsentrasi
larutan sampel dapat dihitung.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Dasar
Universitas Haluoleo Kendari. Penelitian ini dilaksanakan setelah proposal ini
disetujui.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat yang digunakan
Gelas kimia, Gelas ukur, labu Erlenmeyer, labu tentukur, neraca
analitik, pemanas listrik, pipet volume, Spektrofotometer Serapan Atom
merk Buck Scientific 205, dan Tanur
3.2.2 Bahan yang digunakan
Air suling, Larutan standar Zn, Larutan standar Pb, Larutan HNO 3 P
dan daging kerang tahu (Meretrix meretrix)
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Pengambilan Sampel
Sampel berupa jenis kerang tahu (Meretrix meretrix) yang diambil di
Kawasan Perairan Teluk kota kendari.
3.3.2 Penyiapan Sampel
Cangkang kerang dibuka menggunakan pisau dan dikeluarkan isinya,
setelah itu dicuci dan dibersihkan dengan air mengalir. Daging
kerang dikeringkan dalam oven dengan suhu 40-60◦C selama 2x24
jam lalu didinginkan dalam deksikator, sampel dihaluskan dengan
menggunakan lumpang dan alu.
3.3.3 Analisis Kadar air
Sampel halus ditimbang sebanyak 1 g ke dalam cawan porselin yang
telah diketahui bobot kosongnya. Sampel dipanaskan dalam oven
pada suhu 105◦C selama 4 jam, lalu didinginkan di dalam deksikator
kemudian ditimbang sampai bobot tetap.
3.3.4 Metode Analisis
a. Penyiapan Larutan contoh daging kerang tahu (Meretrix
meretrix)
Ditimbang seksama 5 g serbuk daging kerang tahu (Meretrix
meretrix) dalam cawan porselin, lalu dipanaskan dalam tanur
pada suhu 550◦C sampai diperoleh abu yang berwarna keputih –
putihan. Setelah itu ditambahkan 5 ml HNO3 P lalu dipanaskan
diatas penangas air sampai kering dan didinginkan. Lalu
dimasukkan dalam labu ukur 100 ml dan dicukupkan volumenya
dengan air suling hingga batas tanda kemudian disaring, setelah
itu diukur dengan AAS
b. Pembuatan Larutan Baku Pb dan Zn
1. Pembuatan Larutan baku Pb 1000 ppm
Ditimbang dengan teliti 1,5985 g tmbal nitrat Pb(NO 3)2 di
larutkan dalam 10 ml HNO3 lalu dimasukkan ke dalam labu
ukur 1000 ml dan ditepatkan volumenya dengan aquadest
2. Pembuatan Larutan baku Zn 1000 ppm
Ditimbang dengan teliti 1,0000g bubuk Zn, dilarutkan ke dalam
labu ukur 1000 ml dengan 20 ml HCl dan ditepatkan
volumenya dengan aquadest.
c. Pembuatan Larutan Standar Zn
Larutan standar zn induk 1000 mg/L dibuat dengan cara
memindahkan 5 ml larutan baku 1000 mg/L ke dalam labu ukur
100 ml kemudian diencerkan sampai batas. Larutan Zn 0
mg/L;0,05 mg/L; 0,1 mg/L;0,5 mg/L; 1 mg/L;1,5 mg/L; dan 3
mg/L dibuat dengan cara memindahkan 0 ml; 0,05 ml;0,1 ml; 0,5
ml; 1 ml; 1,5 ml; dan 3 ml larutan baku 50 mg/L ke dalam labu
ukur 50 mL kemudian diencerkan sampai batas.
d. Pembuatan Larutan Standar Pb
Larutan standar Pb induk 1000 mg/L dibuat dengan cara
memindahkan 5 ml larutan baku 1000 mg/L ke dalam labu ukur
100 ml kemudian diencerkan sampai batas. Larutan Pb 0
mg/L;0,05 mg/L; 0,1 mg/L;0,5 mg/L; 1 mg/L;2 mg/L; 4 mg/ml; 6
mg/ml dan 10 mg/L dibuat dengan cara memindahkan 0 ml; 0,05
ml;0,1 ml; 0,5 ml; 1 ml; 2 ml; 4 ml; 6 ml dan 10 ml larutan baku
50 mg/L ke dalam labu ukur 50 mL kemudian diencerkan sampai
batas
4. Analisis Logam Berat Pb dan Zn
Alat Spektrofotometer Serapan Atom diatur pada panjang gelombang
283,2 dan 213,9nm, arus lampu 7,5mA, lebar celah (slit) 0,7 nm. Ke
dalam nyala udara asetilen diaspirasikan air dan alat pengukur
dijadikan nol. Secara berturut – turut diaspirasikan larutan baku
menurut bertambahnya konsentrasi, nilai absorban larutan baku dicatat,
larutan contoh kemudian diaspirasikan ke dalam nyala yang
sebelumnya telah diaspirasikan dengan air suling untuk menolkan alat,
Selanjutnya dibuat persamaan garis regresi linear dari absorban hasil
pengukuran larutan standar, lalu absorban hasil pengukuran contoh
dimasukkan kedalam persamaan regresi linier sehingga diperoleh
konsentrasi contoh.
3.3.5 Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil pengukuran kadar logam Pb dan Zn dalam
daging kerang dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom,
dengan pengulang tiga kali untuk masing-masing daerah (triplo).
3.3.6 Analisis Data
Dari hasil pengukuran serapan larutan baku pada panjang gelombang
tertentu, dibuatlah grafik untuk masing – masing logam. Untuk
menarik garis lurus pada grafik antara serapan dengan konsentrasi ini
perlu bantuan persamaan regresi. Sumbu X adalah konsentrasi dalam
bpj sedangkan sumbu Y adalah nilai serapan (A).
Persamaan garis lurus adalah Y = bx + a
Nilai – nilai a dan b dapat dihitung berdasarkan persamaan :

∑ Y ( ∑ X 2 )−∑ X .(∑ XY )
a=
n ∑ ( X 2 ) −( ∑ X ) 2

n ∑ X .Y −∑ X . ∑ Y
b=
n ∑ (¿ x 2)−¿ ¿ ¿
Bila sudah didapatkan , maka antara serapan dan konsentrasi diuji
korelasinya dengan menggunakan persamaan koefisien korelasi
sebagai berikut :
n . ∑ XY −∑ X . ∑ Y
r=
〔n . ∑ ( x 2 )−( ∑ x 2 ) ¿ ¿
Untuk menentukan konsentrasi dari larutan sampel maka nilai
absorbannya (y) dapat diplotkan dalam kurva standar tersebut.
Kandungan logam – logam berat dalam sampel dapat diketahui dengan
menggunakan persamaan berikut :
V .c
C =
g
Keterangan : C = Kandungan logam dalam sampel (mg/kg)
V = Volume penetapan ( ml)
c = Konsentasi larutan sampel (mg/l)
g = Berat sampel
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1. Anggaran Penelitian


Anggaran yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian “Analisis Logam
Berat Seng (Zn dan Timbal (Pb) Pada Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di
Kawasan Perairan teluk kota Kendari” adalah sebesar Rp 14.790.000 Secara
ringkas jenis pengeluaran kegiatan penelitian disajikan sebagai berikut:
Tabel 1. Anggaran Biaya Penelitian
NO Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
(Rp)
1 Gaji dan Upah 2.040.000
2 Bahan habis Pakai dan Peralatan 5.550.000
3 Transportasi 1.500.000

4 Sewa alat analisis dan laboratorium 3.000.000

5 Lain – Lain (administrasi, publikasi, 2.700.000


lokakarya/seminar, penyusunan laporan)
Jumlah 14.790.000
4.2. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian Analisis Logam Berat Seng (Zn
dan Timbal (Pb) Pada Kerang Tahu (Meretrix meretrix) di Kawasan Perairan
Teluk kota Kendari direncanakan berlangsung selama 8 (delapan) bulan. Secara
rinci jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Jadwal Kegiatan pelaksanaan penelitian
No Kegiatan Bulan
I II III IV V VI VII
1 Persiapan Penelitian
2 Pengambilan dan Penyiapan sampel

3 Analisis Sampel dengan SSA

4 Penyusunan dan penyerahan laporan


DAFTAR PUSTAKA
Apriyani K R. 2003. Aspek pertumbuhan kerang tahu di Perairan Marunda,
Teluk Jakarta. Departemen Manajenem Sumber daya
Perairan,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.

Anon., Environmental watch, Catatan Peristiwa kerusakan Lingkungan, Forum


Pengendali Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta, 2004.

Anonim. 2000. Atlas Sumberdaya Pesisir dan Laut Teluk Kendari dan
Sekitarnya. Kerjasama BAPPEDA Propinsi Sulawesi Tenggara dengan
PKSPL –Bogor, Kendari

Boes, E.,1991, Jurnal Kimia Terapan Indonesia, Volume I, No.I, Jakarta, 55


Chairunisah R. 2011. Karakteristik asam amino daging kerang tahu (Meretrix
meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia
spirata). Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Noor,A, (1989). Spektroskopi Analitik, Laboratorium Kimia Analitik Jurusan


Kimia, FMIPA, UNHAS, Ujung pandang.

Palar. H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam berat.PT. Rineka Cipta,


Jakarta.

Purnomo, D. (2009). Logam berat sebagai penyumbang pencemaran air laut. Di


Unggah kembali dari http:// masdony.wordpress.com/2009/04/19/
logam-berat-sebagai-penyumbang-pencemaran-air-laut/.
Sastrohamidjojo, Hardjono, 2001. Spektroskopi. 415, Liberty, Yogyakarta
Sayhputra, R.,2004. Modul pelatihan Instrumensasi AAS.Laboratorium
Instrumentasi terpadu UII. Hal 50 – 56

Yoon, J., C. Xinde, Z. Qixing , and L.Q. Ma. 2006. Accumulation of Pb, Cu,
and Znin Native Plants Gowing on a Contaminated Florida Site.
Science of the Total Environment. 52:456 -464.

Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Biaya


Justifikasi anggaran biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian
“Analisis Logam Berat Seng (Zn dan Timbal (Pb) Pada Kerang Tahu
(Meretrix meretrix) di Kawasan Perairan Teluk Kendari”, disajikan sebagai
berikut:
1. Rekapitulasi Anggaran Biaya
Biaya yang Diusulkan
No Jenis Pengeluaran
(Rp)
1 Gaji dan Upah 2.040.000
2 Bahan Habis Pakai dan Peralatan 5.550.000
3 Transportasi 1.500.000
4 Sewa alat analisis dan laboratorium 3.000.000
5 Lain-Lain (administrasi, publikasi, lokakarya/
2.700.000
seminar, penyusunan laporan)
Jumlah 14.790.000

2. Rincian Gaji dan Upah


Pelaksana Alokasi Waktu Honor/ Biaya
No Jumlah
Kegiatan Jam/minggu Jam (Rp) (Rp)
Ketua Tim
1. 1 20 9.000,- 1. 080.000,-
Peneliti
2. Anggota 1 20 8.000,- 960.000.-
Sub total 2.040.000,-
3. Rincian Bahan habis pakai dan Alat
Biaya Satuan Jumlah
No Bahan Volume
(Rp) (Rp)
A. Bahan Habis Pakai
1. Daging Kerang 20 kg 25.000 500.000
2. HNO3 P 5 liter 150.000 750.000
3. Aquadest 5 liter 75.000 375.000
3. Pb(NO3)2 2 kg 150.000 300.000
4. Asam Sulfat 5 liter 100.000 500.000

5. Serbuk Zn 5 gr 125.000 625.000

6 Kamera digital poket 1 paket 2.500.000 1.500.000


Sub total 5.550.000

5. Rincian Sewa Alat analisis


Biaya Satuan Jumlah
No Bahan Volume
(Rp) (Rp)
1. Sewa alat analisis 1 paket 1.500.000 1.500.000
2. Sewa Laboratorium 1 paket 1.500.000 1.500.000
Sub total 3.000.000

6. Rincian Anggaran Perjalanan


Biaya Jumlah
No Tujuan Volume
Satuan (Rp) (Rp)
Transport Lokal Kegiatan
1. 3 hari 1.500.000 1.500.000,-
Penelitian (rental mobil)
Sub total 1.500.000,-
7. Anggaran Lain-lain (administrasi, publikasi, lokakarya/seminar, penyusunan
laporan)

No Uraian Volume Biaya Satuan Biaya (Rp)


(Rp)
1. Penyusunan laporan 1 paket 300.000,- 300.000,-

2. Fotocopy 1 Paket 250.000,- 250.000,-


3. Dokumentasi 1 Paket 350.000,- 350.000,-
4. ATK 1 paket 300.000,- 300.000,-
Penyelangaraan Seminar
5. 1 paket 1.500.000,- 1.500.000,-
Hasil Penelitian
Sub total 2.700.000

Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas


No Nama NIDN Alokasi Uraian Tugas
Bidang
Waktu
Ilmu
(jam/minggu)
Ahmad Saleh, S.Farm, 09120386 Analisis
1. Farmakologi 20
Apt, M.PH 03
09170452 Kesehatan Pengambilan
2. Tasman.,SKM.,M.Kes 20
01 lingkungan sampel

Lampiran 3. Biodata Tim Peneliti


BIODATA KETUA TIM PENELITI
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Ahmad Saleh.,S.Farm.,MPH.,Apt
2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4. NIP/NIK/Identitas lainnya -

5 NIDN 0912038603
6 Tempat dan Tanggal Lahir Muna, 12 Maret 1986
7 E-mail Ahmadsaleh_rah@yahoo.co.id
9 Nomor Telepon/HP 082344889950
10 Alamat Kantor Jl. AH Nasution No G-37
11 Nomor Telepon/Faks 3193176 (0401)
12 Lulusan yang Telah S1 = 20 S2=
Dihasilkan
13 Mata Kuliah Yang diampuh 1. Farmakologi
2. Biokimia

B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Universitas Muslim
Tinggi Universitas Gadjah Mada
Indonesia
Bidang Ilmu Farmasi Public Health
Tahun Masuk-Lulus 2004-2008 2008-2010
Aktivitas Anti Mikrobia Evaluasi pelayanan
Ekstrak Dietil Eter Kefarmasian di Puskesmas
Umbi Amarilis Kabupaten Bombana
(Eurycles Sulawesi Tenggara.
Judul kaamboineensisLoud.)
Skripsi/Tesis/Disertasi Bioautografi Terhadap
Bakteri Uji

Prof. Dr. H. Tadjuddin Dr. Sunarto, M. Kes dan


Nama Pembimbing/ Naid, M.Sc dan Dr. Nunung Priyatni. A.Pt.,
Promotor Rachmat Kosman, S.Si., M. Biomed.
M. Kes, A.Pt
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)


1 2012 Studi Etnobotani dan Isolasi Dikti 8.900.000
Senyawa Bioaktif
Tumbuhan Tolisi (Wrightia
calycia A.DC) Sebagai Obat
antikatarak Pada Masyarakat
Suku Pedalaman Di
Kabupaten Muna
2 2013 Kajian Aktivitas Dikti 12.845.000
Antimikroba Komponen
Kimia Tumbuhan Tolisi
Sebagai Obat Tradisional
Pada Masyarakat Pedalaman
Di kabupaten Muna

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan

Sumber* Jml (Juta Rp)

E. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal alam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Nama Jurnal Volume/


Nomor/Tahun

1. Aktivitas Anti Mikrobia Ekstrak Jurnal Ilmiah Vol 1. No 8. Tahun


Dietil Eter Umbi Amarilis Mandala Waluya 2013
(Eurycles kaamboineensis
Loud.) Bioautografi Terhadap
Bakteri Uji
F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat


Pertemuan
Ilmiah /
Seminar
1 Seminar Studi Etnobotani dan Isolasi Senyawa Desember 2012, di
Lokal Hasil Bioaktif Tumbuhan Tolisi (Wrightia Aula STIKES
Penelitian di calycia A.DC) Sebagai Obat antikatarak Mandala Waluya
STIKES Pada Masyarakat Suku Pedalaman Di Kendari
Mandala Kabupaten Muna
Waluya
kendari

G. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir


No Judul Buku Tahun Jumlah Penerbit
Halaman
1.

H. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema Tahun Jenis Nomor P/ID


HKI
1`

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam


5 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema/Jenis Tahun Tempat Respon


Rekayasa Sosial Penerapan Masyarakat
Lainnya yang Telah
Diterapkan

J. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi


lainya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Tahun
Pemberi
Penghargaan
1

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Penelitian Pemula.

Kendari, 2 Maret 2015


Pengusul

Ahmad Saleh.,S.farm.,MPH.,Apt
NIDN : 09 1203 8603
Lampiran 4. Biodata Tim Peneliti

BIODATA ANGGOTA PENELITI

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Tasman, SKM.M.Kes
2 Jenis Kelamin Laki laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/identitas lainnya 91.1.06
5 NIDN 09.1704.5201
6 Tempat dan tanggal lahir Bau Bau, 17 April 1952
7 E-mail tasman.stikes@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 085239653752
9 Alamat Kantor Jl.Jend.A.H. Nasution No.G.37 Kendari
93232
10 Nomor Telepon/Faks (0401) 3193176
Lulusan yang telah dihasilkan S-1 = orang, S-2= orang, S-3= orang
Mata Kuliah Yang Diampu 1. Dasar dasar Kesehatan Lingkungan
2. Epidemiologi Lingkungan
3. Pengelolaan Limbah Padat
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Universitas STIK Tamalatea -
Tinggi Hasanuddin Makassar Makassar
Bidang Ilmu Kesehatan Kesehatan Lingkungan -
Lingkungan dan Kesehatan Kerja
Tahun Masuk - Lulus 2001 – 2003 2011 – 2013 -
Judul Skripsi/Tesis Pengaruh Banyak AnalisisPengetahuan dan -
Tray untuk penerapan prosedur kerja
menurunkan kadar dalam penggunaan
besi pada air sumur Pestisida terhadap
gali peningkatan kadar
Cholinesterasi darah pada
petani di desa Abuki
Kecamatan Abuki
Kabupaten Konawe

Nama 1. Ir. Hasyim 1. Prof.Dr. H.A. Syamsul -


Pembimbing/Promoto Djafar, M.Si Rijal, M.Si
r 2. Anwar Daud 2. Dr. Irsyad Dahri,M.Si
SKM,M.Kes

C. Pengalamam Penelitian Dalam 5 tahun Terakhir


Judul Penelitian Pendanaan
No Tahun
Sumber Jumlah
1 2012 Pengaruh pemberian Stikes Rp.3.000.000
kapur terhadap Mandala
penurunn kadar Fe Waluya
dalam air sumur Gali Kendari
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dlam 5 tahun
terakhir.
Judul Pengabdian Pendanaan
No Tahun
Sumber Jumlah
1 2013 Kualitas Air Minum Isi Stikes Rp.1.000.000
Ulang Mandala
Waluya
Kendari

E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 tahun terakhir


No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Jumlah
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah Penelitian Pemula

Kendari, 2 Maret 2015


Pengusul

Tasman.,SKM.,M.Kes
NIDN : 09.1704.5201
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA
(STIKES–MW) KENDARI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jl. Jend. A. H. Nasution No. G-37 Telp. 3193176 (0401), Kendari

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI PELAKSANA


Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ahmad Saleh.,S.farm.,MPH.,Apt


NIDN : 09 1203 8603
Pangkat/Golongan : III/ B
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan


judul :“Analisis logam berat seng (zn) dan timbal (pb) pada kerang tahu
(meretrix meretrix) di kawasan teluk kendari sulawesi tenggara”. Yang
diusulkan dalam skema Penelitian Pemula untuk anggaran 2015 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/sumber dana lain.

Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan


pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dan menegembalikan seluruh biaya penelitian yang
sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan
sebenar-benarnya.
Kendari, 2 Maret 2015

Mengetahui, Yang Menyatakan


Ketua LPPM STIKES MW Kendari

La Djabo Buton, SKM,.M.Kes Ahmad Saleh,S.Farm.,MPH,Apt


NIDN : 09 2708 5901 NIDN : 09 1203 8603

Anda mungkin juga menyukai