Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENYALIRAN TAMBANG
“Permasalahan Air Asam Tambang Dalam Proses Penyaliran Tambang”

Disusun Oleh:

Rafli Arsya 21080062


Rezky Hidayatullah 21080064
Safrinal Fikri 21080070
Shinta Septia Wirli 21080072
Sulaiman Ansori Rangkuti 21080074

Dosen Pengampu :
Jukepsa Andas, S.Si, M.T

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah sehingga penulis menyelesaikan Makalah Penyaliran Tambang tanpa ada
halangan dan dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang didapat selama melakukan proses
belajar mengajar saat perkuliahan berlangsung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah Penyaliran
Tambang ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun motivasi penulis agar menjadi lebih baik
dan lebih maju untuk masa yang akan datang.
Terima kasih kepada bapak Jukepsa Andas, M.T selaku dosen Penyaliran
Tambang yang telah membimbing kami dalam proses belajar mengajar, serta
semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan kedepan. Akhir kata semoga laporan yang kami buat ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya

Padang, November 2022


Penyusun

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
DAFTAR TABEL ................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................... 2
C. Manfaat ....................................................................................... 2
D. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Air Asam Tambang (AAT) ....................................... 3
B. Sumber-Sumber Air Asam Tambang.......................................... 4
C. Proses Terjadinya Air Asam Tambang (AAT) ........................... 5
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang............. 7
E. Cara Penanganan Air Asam Tambang (AAT) ............................ 9
BAB III PENUTUP ............................................................................... 11
A. Kesimpulan ................................................................................. 11
B. Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses Terjadinya Air Asam Tambang.....................................5
Gambar 2. Dampak Air Asam Tambang Terhadap Lingkungan...............7
Gambar 3. Dampak AAT Terhadap Kualitas Air Tanah...........................8

iii
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel : -

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyaliran tambang adalah suatu upaya yang diterapkan pada kegiatan
penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air dalam
jumlah yang berlebihan dalam suatu daerah penambangan. Upaya ini
dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas penambangan akibat
adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musim hujan. Salah
satu sumber air tambang antara lain air hujan, air limpasan, dan air tanah.
Menurut Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia
(Kepmen ESDM) No 1827 K/30/MEM/2018 tentang pedoman pelaksanaan
kaidah Teknik pertambangan yang baik bahwa air tambang adalah air yang
berada di lokasi dan/atau berasal dari proses kegiatan pertambangan, baik
penambangan maupun pengolahan, termasuk air larian di area penambangan.
Air asam tambang adalah salah satu permasalahan lingkungan yang
dihasilkan oleh industri pertambangan. Air asam tambang merupakan hasil dari
oksidasi batuan yang mengandung pirit (FeS2) dan mineral sulfida dari sisa
batuan yang terpapar oleh oksigen yang berada dalam air (Elberling.et.al,
2008). Permasalahan air asam tambang adalah salah satu dampak potensial
yang dihadapi industri pertambanagn. Air asam tambang juga mengandung
logam berat seperti besi (Fe), aluminium (Al), dan mangan (Mn).
Pengendalian terhadap air asam tambang merupakan hal yang perlu
dilakukan selama kegiatan penambangan berlangsung dan setelah kegiatan
penambangan berakhir, karena air asam tambang (Mine Acid Drainage) dapat
mengakibatkan menurunnya kualitas air, baik air permukaan maupun air tanah,
selain itu jika dialirkan ke sungai akan berdampak terhadap masyarakat yang
tinggal disepanjang aliran sungai serta akan mengganggu biota yang hidup
didarat juga biota diperairan.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Air Asam Tambang
2. Mengetahui sumber utama yang berpotensi sebagai pencemar pada Air
Asam Tambang (AAT)
3. Mengetahui bagaimana cara mencegah terbentuknya Air Asam Tambang
4. Mengetahui metode atau alat yang digunakan dalam pengendalian air asam
tambang
C. Manfaat
1. Makalah ini disusun untuk menambah wawasan pengetahuan penulis untuk
mengenal Air Asam Tambang secara khusu dan pembaca pada umumnya.
2. Sebagai studi literatur yang dapat digunakan untuk mengenal lebih jauh
mengenai Air Asam Tambang, proses terbentuknya, dan dampak yang
ditimbulkan serta cara mengatsinya.
D. Rumusan Masalah
1. Apa itu Air Asam Tambang ?
2. Apa saja sumber-sumber Air Asam Tambang ?
3. Bagaimana proses terjadinya Air Asam Tambang (AAT) ?
4. Apa saja dampak yang ditimbulkan oleh AAT agar tidak terbentuk di lokasi
tambang ?
5. Bagaimana cara penanganan AAT yang sudah terbentuk ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air Asam Tambang (AAT)


Air Asam Tambang atau disebut juga dengan Acid Mine Drainage
(AMD) merupakan limbah pencemar lingkungan yang terjadi akibat aktivitas
pertambangan. Limbah ini terjadi karena adanya proses oksidasi bahan mineral
pirit (FeS2) dan bahan mineral sulfida lainnya yang tersingkap ke permukaan
tanah dalam proses pengambilan bahan mineral tambang. Proses kimia dan
biologi dari bahan-bahan mineral tersebut menghasilkan sulfat dengan tingkat
keasaman yang tinggi. Secara langsung maupun tidak langsung tingkat
keasaman yang tinggi dapat mempengaruhi kualitas lingkungan dan kehidupan
organisme (Yusran, 2009).
AAT adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada air asam yang
timbul akibat kegiatan penambangan. Beberapa mineral sulfida yang
ditemukan pada proses AAT seperti FeS2, CuS2, CuS. CuFeS2, MoS2, NiS.
PbS, dan ZnS. Pirit merupakan mineral sulfida yang umum ditemukan
pada kegiatan penambangan terutama pada penambangan batubara.
Terbentuknya AAT ditandai dengan PH yang rendah (1,5-4) konsentrasi logam
terlarut yang tinggi, nilai acidity yang tinggi, nilai sulfat yang tinggi, dan
konsentrasi O2 yang rendah (Patria, 2008).
Pada kegiatan penambangan, ditemukan beberapa mineral sulfida yaitu
sebagai berikut :
a. FeS2 → pyrite
b. Cu2S → chalcocite
c. CuS → cuvellite
d. CuFeS2 → chalcopyrite
e. MoS2 → molybdenite
f. NiS → millerite
g. PbS → galena
h. ZnS → sphalerite
i. FeAsS → arsenopyrite

3
Berdasarkan persamaan kimia dapat diketahui proses pembentukan air
asam tambang adalah sebagai berikut :
7
Persamaan I : FeS2 + O2 + H2O → Fe2+ + 2SO4-2 + 2H+
2

(Besi sulfida teroksidasi melepaskan besi ferro, sulfat dan asam)


1 1
Persamaan II : Fe2+ + O2 + H+ → Fe+3 + H2O
4 2

(Besi ferro akan teroksidasi menjadi besi ferri)


Persamaan III : Fe+3 + 3H2O → Fe(OH) + 3H+
(Besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri hidroksida
dan asam)
Persamaan IV : FeS2 + 14 Fe+3 + 8 H2O → 15 Fe+2 + 2 SO4-2 + 16 H+
(Besi ferri secara langsung bereaksi dengan pirit dan berlaku
sebagai katalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat
besar, sulfat, dan asam).
Berdasarkan persamaan diatas, apabila AAT keluar dari tempat
terbentuknya dan masuk ke sistem lingkungan sekitar, maka beberapa faktor
lingkungan dapat terpengaruhi, seperti kualitas air dan peruntukannya (sebagai
bahan baku air minum, sebagai habitat biota air, dan sebagai sumber air untuk
tanaman) dan kualitas tanah dan peruntukannya (sebagai habitat flora dan
fauna darat).
B. Sumber-Sumber Air Asam Tambang
Sumber-sumber air asam tambang antara lain berasal dari kegiatan-
kegiatan berikut :
1. Air dari tambang terbuka
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan
penutup, sehingga unsur sulfur yang terdapat dalam batuan sulfida akan
mudah teroksidasi dan bila bereaksi air dan oksigen akan membentuk air
asam tambang.

4
2. Air dari unit pengolahan batuan buangan
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan penambangan
adalah batuan buangan (waste rock). Jumlah batuan buangan ini akan
semakin meningkat dengan bertambahnya kegiatan penambangan. Sebagai
akibatnya, batuan buangan yang banyak mengandung sulfur akan
berhubungan langsung dengan udara terbuka dan membentuk senyawa
sulfur oksida selanjutnya dengan adanya air akan membentuk air asam
tambang.
3. Air dari lokasi penimbunan batuan
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat menghasilkan
air asam tambang karena adanya kontak langsung dengan udara yang
selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya air
4. Air dari unit pengolahan limbah tailing
Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui mempunyai potensi
dalam membentuk air asam tambang, PH dalam tailing pond ini biasanya
cukup tinggi karena adanya penambahan hydrated lime untuk menetralkan
air yang bersifat asam yang dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam
tailing pond yang bersifat asam tersebut diperkirakan akan menyebabkan
limbah asam bila merembes keluar dari tailing pond.
C. Proses Terjadinya Air Asam Tambang (AAT)

Gambar 1. Proses Terjadinya Air Asam Tambang


5
Prinsip terjadinya air asam tambang adalah adanya reaksi pembentukan
H+ yang merupakan ion pembentuk asam akibat oksidasi mineral-mineral
sulfida dan bereaksi dengan air (H2O). kemudian oksidasi dari Fe2, hodrolisis
Fe3+ dan pengendapan logam hidroksida, prinsip tersebut jika dilihat secara
kimia sedangkan secara biologi terjadi air asam tambang akibat adanya bakteri-
bakteri tertentu yang sanggup untuk mempercepat proses katalisator dari
oksida minera- mineral sulfida dan oksidasi-oksidasi besi.
Tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan AMD adalah tanah yang
tertinggal (dibawah deposit bahan galian), overburden pill (tumpukan lapisan
batuan diatas deposit bahan galian), stock pill (tumpukan bahan galian),
fasilitas pemurnian. Tempat pencucian, limbah batubara, dan lumpur tailing.
Berikut reaksi pembentukan air asam tambang secara kimia dan biologi
yaitu :
1. Secara Kimia
Oksidasi mineral-mineral sulfida (dalam bentuk pyrite) yang
menyebabkan keasaman dari air asam tambang dapat digambarkan dengan
tiga reaksi :
7
a. FeS2 + O2 + H2O → Fe2+ + 2SO4-2 + 2H+
2

(Menunjukkan oksidasi dari kristal pyrite oleh oksigen)


1 1
b. Fe2+ + O2 + H+ → Fe+3 + H2O
4 2

(Menunjukkan oksidasi dari ferrous iron (Fe2+) menjadi Ferric Iron)


c. Fe+3 + 3H2O → Fe(OH)3 + 3H+
(Menunjukkan hidrolisis ferric iron dan pengendapannya menjadi besi
hiroksida)
15 7
d. FeS2 + O2 + H2O → 2 H2SO4 + Fe (OH)3-
4 2

2. Secara Biologi
Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hydrogen selama oksidasi
dapat juga disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh bakteri-bakteri.
Bakteri tersebut mampu untuk mempercepat proses oksidasi dari mineral-
mineral sulfida dan oksidasi besi serta mendapat energi hasil pelepasan dari

6
proses oksidasi. Bakteri ini termasuk dalam subgroup strick aerobes, genus
trobhacillus, thiobacillus ferroxidans (kadang-kadang dijumpai
ferrobacillus ferroxidans).
Terbentuknya AAT ditandai dengan karakteristik kualitas air sebagai
berikut :
a. Nilai pH yang rendah (1,5-4)
b. Konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium,
mangan, tembaga, timbal, seng, arsenic, dan mercury
c. Nilai acidity yang tinggi (50-1500 mg/L CaCO3)
d. Nilai sulfat yang tinggi (500-10.000 mg/L
e. Nilai salinitas (1-20 mS/cm)
f. Konsentrasi oksigen terlarut yang rendah
D. Dampak yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang (AAT)
1. Dampak Terhadap Lingkungan

Gambar 2. Dampak Air Asam Tambang Terhadap Lingkungan


Dampak yang ditimbulkan akibat air asam tambang adalah
terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan air
di daerah yang terkena dampak tersebut akan berubah sehingga dapat
mengurangi kesuburan tanah, mengganggu kesehatan masyarakat
sekitarnya, dan dapat mengakibatkan korosi pada peralatan tambang.
Apabila air asam tambang telah mencemari air tanah maupun aliran air

7
sungai dimana masyarakat memanfaatkan air tersebut maka dapat
mengganggu kesehatan masyarakat sekitar.
2. Dampak Terhadap Kualitas Air Tanah
Ketersediaan unsur hara merupakan faktor yang paling penting
untuk pertumbuhan tanaman. Tanah yang asam banyak mengandung
logam- logam berat seperti besi, tembaga, seng yang semuanya merupakan
unsur hara mikro, akibat dari kelebihan unsur hara mikro dapat
menyebabkan keracunan pada tanaman, ini ditandai dengan busuknya akar
tanaman sehingga tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.

Gambar 3. Dampak Air Asam Tambang Terhadap Kualitas Air Tanah


3. Bagi Masyarakat Sekitar
Dampak bagi masyarakat sekitar wilayah tambang tidak dirasakan
secara langsung karena air yang dipompakan kesungai telah dinetralkan dan
selalu dilakukan pemantauan setiap hari untuk mengetahui temperature,
kekeruhan, dan PH. Namun apabila terjadi pencemaran dan biota perairan
terganggu maka binatang seperti ikan akan mati akibatnya mata
pencaharian penduduk akan terganggu.
4. Bagi Biota Perairan
Dampak negatif untuk biota perairan adalah terjadinya perubahan
keanekaragaman biota perairan seperti plankton dan benthos, kehadiran
benthos dalam suatu perairan dijadikan sebagai indikator kualitas perairan.

8
Pada perairan yang baik dan subur benthos akan melimpah, sebaliknya
pada perairan yang kurang subur benthos tidak akan mampu bertahan
hidup.
E. Cara penanganan Air Asam Tambang (AAT)
Air asam tambang merupakan air lindin, rembesan yang ber pH rendah
yang keluar dari batuan yang mengandung mineral sulfida yang teroksidasi
reaksi oksidasi, selain dapat menurunkan pH air juga dapat meningkatkan
kadar sulfat yang selanjutnya mampu meluruhkan dan membawa logam berat
yang terkandung dalam batuan yang dilalui oleh air asam.
Mengingat pentingnya upaya pencegahan dan penanggulangan air asam
tambang, perlu dilakukan strategi pengendalian air asam tambang di areal
tambang. Berikut cara penanganan Air Asam Tambang :
1. Mengefektifkan Kembali fungsi sumuran (sump)
Air yang telah masuk atau berada di tempat penggalian (lokasi
penambangan) dikeluarkan dengan cara membuat sumuran (sump)
kemudian dipompa keluar dari area tambang.
2. Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk
a. Pembuatan saluran penirisan disepanjang daerah sumber air asam
b. Pemasangan sistem pipa penirisan dibawah timbunan penghasil air
asam untuk selanjutnya dialirkan ke dalam kolam pengendapan.
3. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk
Air asam yang sudah terbentuk harus dilakukan penetralan sebelum
dilepaskan ke sunai. Penetralan menggunakan senyawa alkali yang bersifat
bukan hanya menaikkan nilai pH tetapi juga mampu mengendapkan logam
di dalam air asam, contohnya limestone (calcium carbonate). Air asam
yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan yang berfungsi sebagai
sarana pemantauan kualitas air sekaligus tempat penetralan air asam
sebelum dilepaskan kealam. Untuk menetralkan air asam digunakan kapur
hydrated lime.

9
Hydrated lime adalah suatu bahan kimia yang sangat umum
digunakan untuk menetralkan air asam tambang. Hydrated lime dapat
diperoleh dengan menggunakan proses kalsinasi terhadap batu gamping.
Batu gamping dipanaskan pada suhu 600°C - 900°C dengan tekanan 1 atm
sehingga menghasilkan CaO (kapur tohor).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Air asam tambang terjadi karena adanya proses oksidasi bahan mineral pirit
(FeS2) dan bahan mineral sulfida lainnya yang tersingkap ke permukaan
tanah.
2. Air asam tambang sangat berbahaya bagi alam karena bisa berdampak
kepada manusia, biota perairan, dan tanaman jika dibiarkan saja tergenang
tanpa adanya penanganan.
3. Sumber-sumber dari air asam tambang adalah air dari tambang terbuka, air
dari unit pengolahan batuan buangan, air dari penimbunan batuan, dan air
dari pengolahan limbah.
4. Cara penanganan air asam tambang yang sudah terbentuk adalah sebagai
berikut :
a. Mengefektifkan kembali fungsi sumuran (sump)
b. Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk
c. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk
B. Saran
1. Proses pengelolaan air asam tambang agar dapat dilakukan lebih efektif
untuk menghindari dampak negatif bagi lingkungan maupun masyarakat
yang bermukim disekitar tambang.
2. Pemantauan pH dan debit air limbah harus dilakukan secara
berkesinambungan untuk memastikan tingkat keamanan lingkungan
perairan.
3. Untuk penambahan kapur dan tawas dikolam (settling pond) sebelum air
dialirkan kealam.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fakhrur Razie, et al. Kajian Penanggulangan Air Asam Tambang Pada Salah

Satu Perusahaan Pemegang Ijin Usahan Pertambanagn Di Desa Lemo,

Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Jurnal EnviroScienteae Vol 12

No 1, April 2016

Lutfi Hidayat. Pengelolaan Air Asam Tambang (Acid Drainage) di PT Bhumi

Rantau Energi Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan. Jurnal ADHUM Vol VII

No 1, 01 Januari 2017

Mario Yuven, 29 Mei 2015. Makalah Pengetahuan Lingkungan Air Asam Tmbang

(online).

(https://www.slideshare.net/army014/bab-i-pendahuluan-bab-iimakalah-

pengetahuan-lingkungan-air-asam-tambang diakses tanggal 28 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai