Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

“Uji Sifat Fisik Batuan”

Disusun Oleh

Muhammad Hutri
NIM/TM : 19080020/2019

Dosen Pegampu

Drs. Raimon Kopa, M.T.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK PERTAMBANGAN

DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
PRATIKUM 1

MEKANIKA BATUAN

Judul : Uji Sifat Fisik Batuan


Hari/Tanggal : Kamis, 27 Oktober 2022
Lokasi : Laboratorium Tambang - UNP

A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan uji sifat fisik batuan.
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang digunakan didalam
pengujian sifat fisik batuan.
3. Mahasiswa dapat memahami cara pengambilan data uji sifat fisik batuan.
4. Mahasiswa mampu mengolah data uji sifat fisik batuan.

B. Dasar Teori
Pengamatan petrografi dan pengujian sifat keteknikan untuk
menentukan sifat keteknikan sampel batuan. Sifat keteknikan yang diuji
diantaranya adalah sifat fisik batuan yang terdiri dari densitas dan serapan air
batuan, serta sifat mekanik yang terdiri dari ketahanan aus dan kuat tekan
batuan. Data tersebut menjadi dasar dalam penentuan hubungan karakteristik
petrologi dengan sifat keteknikan batuan.
Penentuan sifat fisik batuan sangat penting untuk diketahui, karena
dengan mengetahui sifat fisik batuan dapat ditentukan kualitas batu kapur
tersebut. Mengenal dan menafsirkan tentang asalusul dan mekanisme
pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita
memahami prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep
gaya, tegasan (stress/compressive), tarikan (strength) dan faktor-faktor
lainnya yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa
terdiridari satu atau lebih mineral. Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari
batuan. Sedangkan mineral adalah substansi yang terbentuk karena
kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia.
Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan
berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut berbeda-beda
sehingga membentuk jenis batuan yang berbeda pula.
Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku.
Batuan sedimen bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah, Seperti
proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses
kimiawi maupun alamiah, serta proses penguapan/evaporasi.
Letusan gunung api sendiri dapat menghasilkan batuan piroklastik.
Batuan metamorf terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk
lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperatur atau tekanan
yang
cukup tinggi, namun peningkatan temperatur itu sendiri maksimal dibawah
temperatur magma.
Batuan memiliki sifat fisik dan sifat mekanik.Adapun yang termasuk
ke dalam sifat fisik batuan adalah sebagai berikut:
1. Bobot isi asli/bobot natural (γn), merupakan perbandingan antara berat
batuan asli dengan volume total batuan.
Wn
Rumus: 𝑁𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 𝑑e𝑛𝑠i𝑡𝑦 = Ww-Ws

2. Bobot isi kering (γo), merupakan perbandingan antara berat batuan kering
dengan volume total batuan.
Rumus: 𝐷𝑟𝑦 𝑑e𝑛𝑠i𝑡𝑦 =

3. Bobot isi jenuh (γw), meruipakan perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume total batuan.
Rumus: 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑡e𝑑 𝑑e𝑛𝑠i𝑡𝑦 =

4. Apparent Spesific Gravity (GSA), merupakan perbandingan antara bobot


isi
kering batuan dengan bobot isi air.

Rumus: 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟e𝑛𝑡 𝑠𝑝e𝑐ifi𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣i𝑡𝑦 =


5. True Specific Gravity (GST), merupakan perbandingan antara bobot isi
jenuh batuan dengan bobot isi air.

Rumus: 𝐴𝑝𝑝𝑎𝑟e𝑛𝑡 𝑠𝑝e𝑐ifi𝑐 𝑔𝑟𝑎𝑣i𝑡𝑦 =

6. Kadar air asli (ωn), merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan
asli dengan berat butiran batuan dan dinyatakan dalam %.

Rumus: 𝑁𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑙 w𝑎𝑡e𝑟 𝑐o𝑛𝑡e𝑛𝑡 =

7. Kadar air jenuh (ωsat), merupakan perbandingan antara berat air dakan
batuan jenuh dan dinyatakan dalam %.

Rumus: 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑡e𝑑 w𝑎𝑡e𝑟 𝑐o𝑛𝑡e𝑛𝑡 =

8. Derajat kejenuhan (S), merupakan perbandingan antara kadar air asli dengan
kadar air jenuh dan dinyatakan dalam %.

Rumus: 𝐷e𝑔𝑟ee of 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑡io𝑛 =

9. Porositas (n), merupakan perbandingan antara volume rongga dalam


batuan
dengan volume total batuan.

Rumus: 𝑃o𝑟o𝑠i𝑡𝑦 =

10. Void ratio (e), merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan
dengan volume butiran batuan
Rumus: 𝑉oi𝑑 𝑟𝑎𝑡io =
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Timbangan digital (Sartorius) dan tali gantungan.
b. Oven.
c. Desikator dan pompa.
d. Jangka sorong.
2. Bahan
a. Air.
b. Sampel batuan A dan B.

D. Keselamatan Kerja
1. Sarung tangan anti panas

E. Langkah Kerja
1. Lakukan pengukuran tinggi dan diameter sampel menggunakan jangka
sorong, kemudian catat hasilnya sebagai tinggi dan diameter.
2. Hidupkan timbangan digital, kemudian reset berat menjadi 0.
3. Timbang sampel menggunakan timbangan digital, kemudian catat
hasilnya sebagai berat asli/natural (Wn).
4. Siapkan air didalam desikator.
5. Masukkan sampel kedalam desikator hingga sampel terendam, lalu tutup
dan hidupkan pompa vakum, lalu tunggu sampai waktu yang ditentukan,
dimana air terserap kedalam rongga-rongga batuan dan tidak
menyisakan lagi rongga yang terisi oleh udara.
6. Keluarkan sampel dari desikator, kemudian timbang menggunakan
timbangan digital, lalu catat hasilnya sebagai berat jenuh (Ws).
7. Timbangan berat sampel tergantung didalam air menggunakan
timbangan digital, lalu catat hasilnya sebagai berat didalam air (Ww).
8. Hidupkan oven.
9. Keringkan sampel menggunakan oven, sampai sampel tidak memiliki
kandungan air lagi.
10. Keluarkan sampel yang telah kering dari oven, kemudian timbang
sampel menggunakan timbangan digital, lalu catat hasilnya sebagai berat
kering (Wo).
11. Lakukan pengolahan data menggunakan data yang telah didapatkan.

F. Data Praktikum
Sampel D(cm) L(cm) Wn(gr) Ww(gr) Ws(gr) Wo(gr)
A 5.64 1.4 50,60 55,23 27,29 45,25
B 5.66 1.42 51,17 54,37 27,11 45,59

Tabel 1. Data hasil pengukuran


H. Tabel Hasil Pengolahan Data
Sampel Bobot Natural (γn) Bobot Kering (γo) Bobot Jenuh (γw)
A 1.881 1.667 1.978
B 1.900 1.693 1.997

Sampel Apparent Specific Gravity (GSA) True Specific Gravity (GST) Kadar Air Asli (ωn)
(%)
A 1.667 2.42 12.82
B 1.693 2.434 12.22

Sampel Kadar Air Jenuh (ωsat)(%) Derajat Kejenuhan (S)(%) Porositas (n)(%)
A 18.66 68.71 31.11
B 17.98 67.98 29.64

Sampel Void Ratio (e)


A 0.96
B 0.966
Tabel 2. Hasil pengolahan data

I. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka didapatkanlah fakta
bahwa setiap sampel yang berasal dari tempat yang sama, dapat memiliki
perbedaan sifat fisik.
Berikut adalah selisih dari sampel A dan B
Sampel Bobot Natural (γn) Bobot Kering (γo) Bobot Jenuh (γw)
A 1.881 1.667 1.978
B 1.900 1.693 1.997
Selisih -0.019 -0.026 -0.019

Sampel Apparent Specific Gravity (GSA) True Specific Gravity (GST) Kadar Air Asli (ωn)(%)
A 1.667 2.42 12.82
B 1.693 2.434 12.22
Selisih -0.026 -0.014 0.6

Sampel Kadar Air Jenuh (ωsat)(%) Derajat Kejenuhan (S)(%) Porositas (n)(%)
A 18.66 68.71 31.11
B 17.98 67.98 29.64
Selisih 0.68 0.73 1.40
Sampel Void Ratio (e)
A 0.96
B 0.966
Selisih -0.0
Tabel 3. Selisih hasil sampel A dan B

J. Saran
1. Junjung tinggi kerja sama dalam melakukan segala kegiatan
berkelompok demi efektifitas pengerjaan tugas.
2. Saling support dalam segala aspek pengerjaan tugas.
3. Utamakan keselamatan dalam bekerja “Safety First”.
4. Membiasakan komunikasi terbuka, menyampaikan fakta yang sesuai
konteks dengan mengesampingkan perasaan.

K. Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Rosari, A. A., Muris, & Arsyad, M. (2017, Desember). ANALISIS SIFAT FISIS
DAN SIFAT MEKANIK BATUAN KARST MAROS. Jurnal Sains dan
Pendidikan Fisika (JSPF), 13(3), 276-281. Retrieved
from https://ojs.unm.ac.id

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi edisi pertama.Program Studi Teknik


Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai