Anda di halaman 1dari 16

SOSIOLOGI EKONOMI

“Laporan Hasil Observasi Pasar Raya Padang”

Disusun Oleh Kelompok:

Jesika Oana Purba 20058017

Latifa 20058092

Rimpi Laila Sari 20058118

Rossa Arianto 20058043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkna rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Laporan Hasil
Observasi Pasar Raya Padang”.

Dalam penyusunan makalah ini kmi mengucapkan banyak terimakasih kepada


semua pihak yang telah membantu kami. Sebagai penulis kami menyadari bahwasanya
laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang
membangun dari ssemua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan hasil
observasi ini dapat memberikan manfaat baik untuk penulis maupun untuk pembaca.

Padang, 6 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
D. Manfaat.......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Sejarah Pasar Raya Padang......................................................................................3
B. Keunikan Pasar Raya................................................................................................4
C. Aspek Sosiologi...........................................................................................................5
Lampiran...............................................................................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................12
A. Kesimpulan...............................................................................................................12
B. Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kata pasar sering sekali dimana pun banyak di dengar dan kita
jumpai. Pasar menurut dalam arti sempit adalah tempat bertemunya penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi jual dan jasa. Akan tetapi ada pula pasar yang
tidak mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung, misalnya pasar saham
dan pasar abstrak. Sehingga, pasar juga dapat diartikan secara luas, yakni proses
dimana penjual dan pembeli saling berinteraksi untuk menetapkan harga
keseimbangan. Dengan demikian, kita dapat merangkum kedua arti pasar terrsebut
menjadi pengertian pasar secara umum, yaitu empat bertemunya permintaan dan
penawaran, sehingga kita dapat menetapkan harga.
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi
jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan
kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan
transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan
membawa uang untuk membayar harganya. Dalam arti yang lebih luas, merupakan
orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan
kemauan untuk membelanjakannya. Jadi dalam pengertian tersebut terdapat faktor-
faktor yang menunjang terjadinya pasar yakni: keinginan, daya beli, dan tingkah
laku dalam pembelian sehingga timbullah permintaan dan penawaran dalam sebuah
transaksi.
Sosiologi memandang pasar sebagai fenomena yang kompleks dengan
berbagai macam perangkatnya. Pasar dapat dipandang dari sudut yang beragam
misalnya pasar merupakan suatu struktur yang padat dengan jaringan sosial atau
yang penuh dengan konflik dan persaingan. Pandangan sosiologi tentang pasar
mengarah pada artian yang lebih kompleks. Sosilogi memandang bahwa di dalam

1
pasar terdapat berbagai macam fenomena yang dapat dibahas, tidak hanya
memandang bahwa pasar hanya sebagai tempat atau sarana pertukaran antara
penjual dengan pembeli saja, namun lebih dari sekedar itu, didalam pasar banyak
fenomena yang dapat dikaji. Dengan demikian kami melakukan observasi di Pasar
Raya Padang untuk mengetahui aspek sosiologi apa yang terdapat dalam Pasar Raya
Padang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dibahas
dalam laporan ini adalah:
1. Bagaimana sejarah Pasar Raya Padang?
2. Apa saja aspek sosiologi di Pasar Raya Padang?

C. Tujuan
Adapun tujan dari laporan observasi ini adalah:
1. Untuk mengetahui sejarah Pasar Raya Padang
2. Untuk mengetahui aspek sosiologi di Pasar Raya Padang

D. Manfaat
Laporan hasil observasi ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber data
dan sumber informasi tentang bagaimana kondisi Pasar Raya Padang serta aspek
sosiologi yang ada di Pasar Raya Padang. Selanjutnya Laporan hasil observasi ini
juga dapat sebagai acuan bagi penelitian untuk kedepannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Pasar Raya Padang
Pasar Raya Padang adalah salah satu pasar yang telah mengalami berbagai
dinamika karena fungsi ekonominya. Pasar Raya Padang, sebagaimana ditulis
Colombijn merupakan satu dari 4 pasar –Pasar Gadang, Tanah Kongsi, Belakang
tangsi dan Kampung Jawa atau Pasar Raya Sekarang- yang bersaing di kota Padang
pada pertengahan abad ke-19. Keempat pasar ini bersaing dalam menarik pedagang.
Mula-mula pasar di Belakang Tangsi yang merupakan milik Gho Lam San maju
pesat dan mengalahkan Pasar Gadang. Kemudian pasar di Belakang Tangsi
diungguli oleh pasar di Kampung Jawa yang merupakan milik Lie Saay. Setelah
pasar Belakang Tangsi terbakar untuk kedua kalinya, daya saing Gho Lam San juga
menjadi berkurang, kemudian dia menjual pasar tersebut kepada Goan Hoat yang
masih berhubungan keluarga dengan Lie Saay. Pasar Gon Hoat dikenal dengan
Pasar Miskin karena menjual barang-barang murah di sana. Lebih lanjut, Pada akhir
abad ke-19 Lie Saay menyerahkan eksploitasi Pasar Jawa dan Pasar Miskin kepada
NV Goan Hoat. Karena sifatnya mendekati monopoli, sewa tinggi dan abai dengan
aspek kebersihan, pemerintah Kota Padang mengambil alih pasar untuk kepentingan
umum. Pada tahun 1917 pemerintah membeli bagian terbesar pasar dari NV Goan
Hoat dan sekaligus membeli lahan di sekitarnya untuk pengembangan. Eksploitasi
pasar dimulai oleh pemerintah pada tahun 1918. Pada tahun 1928 pemerintah kota
juga mengambil alih sisa pasar Gon Hoat setelah pasar tersebut terbakar dan Gon
Hoat tak berminat lagi membangun pasar itu. Pada tahun 1933 Insinyur Thomas
Karsten menggambar garis besar rencana dari pasar pusat yang masih berfungsi
sampai sekarang. Dia merancang blok-blok besar dengan kedai- kedai di dalamnya
(bukannya los terpisah atau kios terpisah), toko-toko di sepanjang jalan di
sekitarnya, sebuah balai kota di sebelah timur pasar dan dan sebuah terminal
angkutan umum di sisi barat pasar. Dia membuat detail rencana tersebut pada tahun

3
1941. Pada saat menjelang invansi Jepang, pasar pusat umumnya terdiri dari los
kayu dan payung-payung. Hanya di sebelah barat pasar terdapat los yang terbuat
dari bata, kemungkinan di atas lokasi bekas pasar Gon Hoat yang terbakar
(Zusmelia, 2015).

Di tengah perang kemerdekaan, Walikota Abdul Hakim membeli lagi tiga


kompleks pasar dari seorang penduduk. Setelah pasar pusat hangus terbakar pada
tahun 1955, PRRI memutuskan untuk meremajakannya kembali dan pekerjaan
perluasan dan perbaikan tersebut telah berlanjut tanpa halangan. Suatu ketika dalam
proses ini nama Pasar Jawa berubah menjadi Pasar Raya. Pekerjaan penggantian los
lama dengan blok-blok baru dua lantai dilaksanakan dalam 7 fase. Fase I-III dimulai
pada tahun 1959 dan fase IV-VII dimulai pada tahun 1971. Blok A dibangun pada
tahun 1973. Pasar makanan ditempatkan di Pasar Raya Timur, dibangun dengan
tiga fase antara 1978 dan 1983; lantai dua ditambahkan pada tahun 1987. Blok
yang lain dibangun pada tahun 1985 di bagian barat terminal angkutan umum.
Tahun 1988 dan 1989 sebuah perusahaan swasta mengubah fase VII menjadi Duta
Plaza; lantai III ditambah dan lantai dua dan tiga diperbaharui dengan AC,
eskalator, Jubin Putih dan di depannya diberi cermin kaca gelap. Blok Pasar Raya
Barat yang telah dibuat pada masa kolonial telah berangsur-angsur rusak akibat
dimakan waktu, dirobohkan pada tahun 1990 dan diganti dengan bangunan baru
yang dibuat dari lantai keramik putih dengan toko-toko dan tempat parkir.
Beberapa blok lain dengan toko- toko dibangun di sekitar pasar, sejalan dengan ide
Thomas Karten. Blok-blok pasar yang baru ini sebagiannya dibiayai dengan dana
Inpres, dana pembangunan yang disediakan oleh pemerintah pusat (Zusmelia,
2015).

B. Keunikan Pasar Raya


Pasar Raya Padang adalah pasar tradisional terbesar yang menjadi pusat
perdagangan utama di Padang. Pasar ini bertempat di Kampung Jao (atau kampung

4
Jawa), Kecamatan Padang Barat. Pasar ini didirikan pada zaman kolonial Belanda
oleh seorang kapiten Cina bernama Lie Saay. Dalam perkembangannya Pasar Raya
Padang pernah menjadi sentra perdangan untuk warga di Sumatera Barat, Jambi dan
Bengkulu pada era 1980-an. Pasar Raya Padang buka setiap hari karena terteltak di
tengah kota otomatis setiap hari orang akan terjadi perputaran uang di pasar.

C. Aspek Sosiologi
a. Interaksi Sosial
Dipasar Raya terjadi interaksi antara penjual dan pembeli, mereka
akan terlibat kontak langsung mulai dari bahasa isyarat sampai berjabat
tangan.
b. Konflik Sosial
Dipasr ini terjadi konflik antara pedangang dengan Satpol PP,
dimana para pedagang yang menjajakan dagangannya di parkiran akan di
gusur oleh satpol PP.
c. Persaingan
Didalam pasar ini terjadi persaigan antar pedagang seperti persaigan
antara pedagang buah-buahan, mereka bersaing dalam mendapatkan
pelanggan dengan mempromosikan bahwa buah-buahan mereka segar
langsung dari kebun. Mereka juga bersaing dalam menentukan harga
walaupun berbeda Rp. 1000.
d. Kelompok sosial
Didalam Pasar Raya terdapat blok-blok khusus penjual, dimulai blok
khusus toko emas, penjahit, pakaian, bahan pokok, pasar ikan dan lain-
lainnya.
e. Sosialisasi
Didalam Pasar Raya terdapat sosialisasi antara Satpol PP dengan
pedagang agar tidak menggunakan lahan parkir sebagai tempat berjualan.

5
Lampiran

Gambar 1
Interaksi
antar
penjual
dan
pembeli

Gambar 2 Konflik

6
Gambar 3 Kesenjangan sosial

Gambar 4 Pedagang kaki 5

7
Gambar 5 Persaingan antar pedagang

Gambar 6 Kegiatan jual beli

8
Gambar 7 Lokasi pasar

Gambar 8 SosialisasI

9
Gambar 9 Mediasi

Gambar 10 Kang parkir

10
Gambar 11 Kenampakan pasar dari lantai 2

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan
transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan
kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan
transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan
membawa uang untuk membayar harganya. Sosiologi memandang pasar sebagai
fenomena yang kompleks dengan berbagai macam perangkatnya. Pasar dapat
dipandang dari sudut yang beragam misalnya pasar merupakan suatu struktur yang
padat dengan jaringan sosial atau yang penuh dengan konflik dan persaingan.
Berdasarkan hasil observasi kami lakukan kami menemukan aspek sosiologi
interaksi sosial, konflik sosial, persaigan, dan kelompok sosial.

B. Saran
Pada laporan ini masih terdapat kekurangan, diharapkan krik dan masukan
dari dosen pengmpu mata kuliah dan para pembaca agar laporan ini dapat lebih baik
lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA
Zusmelia, Z., & Firdaus, F. (2015). KOTA PADANG (Studi Perubahan
Penggunaan Ruang Ekonomi Tradisional di Pasar Raya Padang
Pasca Bencana 2009). Turast: Jurnal Penelitian dan
Pengabdian, 3(2), 181-197.

13

Anda mungkin juga menyukai