Anda di halaman 1dari 7

Lab.

Material dan Perkerasan Jalan


Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN


AGREGAT KASAR
( AG : 01 )

A. JADWAL PELAKSANAAN

Hari / Tanggal : Selasa / 18 Oktober 2018


Waktu : 08.00 Wib - Selesai
Tempat : Laboratorium Material dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang

B. TUJUAN PELAKSANAAN

1. Tujuan Umum
Dapat menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar sehingga dapat
menyesuaikan kelompok agregat.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami prosedur pengujian berat jenis agregat kasar dengan baik dan
benar.
b. Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian berat jenis agregat
kasar dengan baik dan benar.
c. Dapat menghitung dan mencatat hasil pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar dengan teliti.
d. Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat kasar dengan mengacu pada standar yang dipakai.

C. REFERENSI

1. Labor Rekayasa Jalan, 1999, “Modul Praktikum Perkerasan Jalan”, Departemen


Teknik Sipil ITB, Bandung.
2. SNI 1969 - 2008, “Tentang Berat Jenis dan Pengujian Agregat Kasar”

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

D. DASAR TEORI

Berat jenis adalah perbandingan antara masa agregat dan masa air dengan volume dan
suhu yang sama. Penyerapan adalah persentase berat air yang diserap pori-pori
terhadap berat agregat kering dimana besar penyerapan tergantung pada porositas.

Berdasarkan SNI 1969 – 2008, agregat normal dinyatakan mempunyai BJ berkisar


antara 2,5 – 2,7 gr/cm3 ,agregat berat memiliki Bj > 2,8 kg/m3 sedangkan agregat ringan
memiliki Bj < 2 kg/m3 dan penyerapan memiliki persentase < 3 %.

Karakteristik berat jenis aspal secara umum digunakan dalam perhitungan volume
agregat dalam berbagai jenis campuran yang mengandung agregat termasuk beton,
semen, aspal beton dan campuran lainnya yang dianalisis berdasarkan volume.
Besarnya penyerapan tergantung polaritas kandungan airnya.

Agregat dibedakan atas 4 jenis kondisi menurut kandungan air yang terdapat dalam
agregat yaitu :

1. Kondisi Kering Mutlak

Kondisi ini terjadi apabila agregat tidak mengandung


air sama sekali.

2. Kondisi Kering Udara

Kondisi ini terjadi apabila didalam agregat terdapat


sedikit air dan diluar permukaannya kering.

3. Kondisi SSD (Satureded Surface Dry)

Kondisi ini terjadi apabila didalam agregat penuh air


sedangkan permukaannya kering.

4. Agregat Butir Basah (Jenuh Air)

Kondisi ini terjadi apabila kandunagan air pada


agregat dari dalam hingga terliahat kepermukaan.

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

Berat Jenis dan Penyerapan agregat kasar dapat ditentukan dengan menggunakan
rumus :

1. Berat jenis kering / bulk


Perbandingan berat agregat dalam keadaan kering dimana volumenya adalah
volume luar / lateral / dimensi.

𝐵𝐾
BJ bulk = 𝐵𝐽−𝐵𝐴

2. Berat jenis SSD


Perbandingan antara berat agregat kering permukaan dengan berat air yang isinya
sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

𝐵𝐽
BJ SSD = 𝐵𝐽−𝐵𝐴

3. Berat jenis semu


Perbandingan berat agregat kering dengan berat agregat dalam keadaan jenuh air
pada suhu tertentu.

𝐵𝐾
BJ Semu = 𝐵𝐾−𝐵𝐴

4. Penyerapan
Persentase berat air yang dapat diserap pori-pori terhadap berat agregat kering
dimana besarnya tergantung porisitas.

𝐵𝐽−𝐵𝐾
Penyerapan = x 100%
𝐵𝐴

Keterangan :

BJ WSSD = Berat benda uji kering permukaan.


BK = Berat kering benda uji.
BA = Berat benda uji dalam air.

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

E. PERALATAN DAN BAHAN


1. Peralatan
a. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram
b. Timbangan dalam air
c. Oven dengan suhu 110 ± 5ºC
d. Ember / wadah
e. Kain lap
2. Bahan
a. Agregat kasar kondisi kering SSD dengan berat 2000 gr untuk dua sampel
b. Air bersih
Catatan :
- Agregat yang diuji adalah batu pecah produksi dari PT ATR Bypass Padang.
- Air yang digunakan merupakan air bersih dilingkungan Laboratorium Material
dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang.

F. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Umum
a. Memakai pakaian praktek selama berada di laboratorium
b. Membaca referensi sebelum pratikum
c. Kosentrasi saat pratikum
d. Mematuhi prosedur pelaksanaan dan penggunaan alat
e. Menjaga kebersihan lingkungan lokasi pratikum
2. Keselamatan Khusus
a. Menggunakan masker pada saat pengayakan aggregate agar debunya tidak
terhirup
b. Menggunakan sarung tangan saat pengambilan sampel dan pengolahan sampel

G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Pertama, siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Lalu, rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 jam.
3. Selanjutnya keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain lap sampai selaput air pada
permukaan agregat hilang (agregat dinyatakan dalam jenuh air kering pada
permukaan atau SSD).
4. Lalu timbang benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan (Bj Wssd).

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

5. Setelah itu masukan benda uji kedalam mash basket untuk di timbang berat
aggregate dalam air (Ba).
6. Lalu, masukkan benda uji yang basah tadi kedalam oven selama 24 jam dengan
suhu 110 ± 5ºC.
7. Setelah 24 jam, keluarkan dari oven dan timbang benda uji sebagai (Bk).
8. Terakhir, hitung BJ kering, BJ SSD dan BJ semu serta penyerapan dengan
menggunakan rumus-rumus yang tercantum pada dasar teori.

H. DATA DAN PERHITUNGAN


Dari pengujian berat jenis yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
 Benda uji 1
Bk = 1010,5 gr
Bj = 1023,8 gr
Ba = 640,4 gr

𝐵𝑘
BJ Bulk =
𝐵𝐽−𝐵𝐴
1010,5 𝑔𝑟
=
1023,8 𝑔𝑟 − 640,4 𝑔𝑟

= 2,63

𝐵𝐽
BJ SSD =
𝐵𝐽−𝐵𝐴
1023,8 𝑔𝑟
=
1023,8 𝑔𝑟 − 640,4 𝑔𝑟

= 2,67

𝐵𝑘
BJ Semu =
𝐵𝐾−𝐵𝐴
1010,5 𝑔𝑟
=
1010,5 𝑔𝑟 − 640,4 𝑔𝑟

= 2,73

𝐵𝐽−𝐵𝑘
Penyerapan = x 100%
𝐵𝑘
1023,8 𝑔𝑟 −1010,5 𝑔𝑟
= x 100%
1010,5 𝑔𝑟

= 1,31 %

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

 Benda uji 2
Bk = 1000,4 gr
Bj = 1021,8 gr
Ba = 634,4 gr

𝐵𝑘
BJ Bulk =
𝐵𝐽−𝐵𝐴
1000,4 𝑔𝑟
=
1021,8 𝑔𝑟 − 634,4 𝑔𝑟

= 2,58

𝐵𝐽
BJ SSD =
𝐵𝐽−𝐵𝐴
1021,8 𝑔𝑟
=
1021,8 𝑔𝑟 − 634,4 𝑔𝑟

= 2,63

𝐵𝑘
BJ Semu =
𝐵𝐾−𝐵𝐴
1000,4 𝑔𝑟
=
1000,4 𝑔𝑟 − 364,4 𝑔𝑟

= 2,73

𝐵𝐽−𝐵𝑘
Penyerapan = x 100%
𝐵𝑘
1021,8 𝑔𝑟 −1000,4 𝑔𝑟
= x 100%
1000,4 𝑔𝑟

= 2,13 %

 BJ Rata-rata
2,63 + 2,58
- BJ Bulk rata - rata = = 2,60 gram
2
2,67+ 2,63
- BJ SSD rata - rata = = 2,65 gram
2
2,73+ 2,73
- BJ Semu rata - rata = = 2,73 gram
2
1,31 + 2,13
- Penyerapan rata- rata = = 1,72 gram
2

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019
Lab. Material dan Perkerasan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

I. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar yang merupakan batu
pecah yang berasal dari PT ATR Bypass Padang, didapatkan hasil sebagai berikut :
Rata-rata : BJ Bulk : 2,60
BJ SSD : 2,63
BJ semu : 2,73
Penyerapan : 1,72%

Berdasarkan SNI 1969 – 2008, agregat normal dinyatakan mempunyai BJ berkisar


antara 2,5 – 2,7 kg/m3,agregat berat memiliki Bj > 2,8 kg/m3 sedangkan agregat ringan
memiliki Bj < 2 kg/m3 dan penyerapan memiliki persentase < 3 %.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa batu pecah yang berasal dari PT ATR Bypass
Padang tergolong agregat kasar. Hasil pengujian agregat tersebut termasuk agregat
normal, berat jenis dan persentase peyerapan memenuhi standar yang ada sehingga
agregat dengan jenis batu pecah ini dapat digunakan untuk bahan perkerasan jalan.

J. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pengujian
3. Animasi prosedur pengujian
4. Gambar peralatan pengujian
5. SNI pengujian

HAFITZAH KHAIRUNNISA
AG : 01
1701021039
T. A. 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai