II. TUJUAN
Dapat menentukan besarnya berat jenis (BJ) agregat kasar dan halus pada kondisi SSD,
kering oven, apperent dan menentukan besarnya penyerapan air agregat tersebut.
Agregat untuk campuran aspal beton terdiri atas tiga macam, yaitu:
1. Agregat kasar yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan campuran aspal beton
terhadap kelelehan, dan meningkatkan stabilitas
Berat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan
terhadap air dengan volume yang sama pada temperatur 20°C-25°C (68°-77°F). Ada
beberapa macam pengujian berat jenis yang perlu kita ketahui dalam perancangan
LASTON antara lain:
1. Berat Jenis Kering Oven : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C
2. Berat Jenis SSD : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
3. Berat Jenis Apperent : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25°C
4. Penyerapan air : perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat
agregat kering, dinyatakan dalam persen
5. Berat Jenis Efektif (Gse) : penjumlahan antara betar jenis kering oven dengan berat
jenis aperent dibagi 2
Rumus :
Agregat Halus
D
1. Berat jenis kering oven =
A +B−C
A
2. Berat jenis SSD =
A +B−C
D
3. Berat jenis apparent =
D+ B−C
A−D
4. Penyerapan air = x 100 %
D
Keterangan:
A = Berat benda Uji SSD (gram)
B = Berat gelas + tutup + air (gram)
C = Berat gelas + tutup + air +benda uji (gram)
D = Berat benda uji kering oven(gram)
Agregat Kasar
W3
1. Berat jenis kering oven =
W 1−W 2
W1
2. Berat jenis SSD =
W 1−W 2
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
W3
3. Berat jenis apparent =
W 3−W 2
W 1−W 3
4. Penyerapan air = x 100 %
W3
Keterangan :
W1 = Berat benda uji SSD (gram)
W2 = Berat benda uji SSd dalam air (gram)
W3 = Berat benda uji kering oven (gram)
Filler (Semen Portland)
W
BJ = . d gr
V 2−V 1 ml
Keterengan:
BJ = berat jenis semen portland (gram/ml)
W = berat semen portland (gram)
V1 = volume awal (ml)
V2 = volume akhir (ml)
d = berat isi air pada suhu ruang
Pemilihan macam berat jenis untuk suatu agregat yang digunakan dalam rancangan
campuran beraspal, dapat berpengaruh besar terhadap banyaknya rongga udara yang
diperhitungkan. Bila digunakan berat jenis semu, maka aspal dianggap dapat terhisap
oleh pori yang dapat menyerap air. Bila digunakan berst jenis Bulk, maka aspal
dianggap tidak dapat terhisap oleh pori-pori yang dapat menyerap air. Konsep mengenai
beart jenis efektif dianggap paling mendekati nilai sebenarnya untuk menentukan
besarnya ronnga udara dalam campuran beraspal.
Dalam pengujian ini digunakan berat jenis kering oven, oleh karena ituperhitungan
agregat didasarkan pada BJ ini, sedangkan penyerapan air diperlukan untuk mengoreksi
hasil perhitungandengan keadaan agregat di lapangan.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
a. Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. Selisih antara berat jenis (spesific
gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.
b. Agregat halus yang berasal dari hasil pemecahan batu harus berasal dari batuan
induk yang harus memenuhi persyaratan agregat kasar.
c. Berat jenis semen portland tergantung dari komposisi semen tersebut. Semen
gr
portland memiliki berat jenis bekisar mulai dari 3,00 – 3,20 3 dan pada umumnya
cm
gr gr mg
memiliki berat jenis 3,15 (SNI 15-2049-2004) atau 3,15 atau 3,15 3 ,
cm3 ml m
gr mg
sementara untuk semen portland komposit berat jenisnya berkisar 3,00 .
ml m 3
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
disajikan dalam Tabel.
A. Alat Utama
Keterangan dan
No. Nama Alat Gambar / Foto Alat
Spesifikasi
Labu Le
3 Wadah untuk menguji
Chatalier berat jenis semen
Diameter atas 40 mm
Kerucut dan diameter bawah 90
5.
terpancung mm, tebal 0,8 mm dan
terbuat dari logam
B. Alat Bantu
Unutk menyimpan
7 cawan agregat yang telah di
ayak
Untuk mengayak
Saringan no agregat split dan screen
8
4 (4,75 mm) yang sudah dalam
keadaan ssd
Digunakan untuk
9 Kipas membuat abu batu
menjadi keadaan ssd
membantu
memasukkan semen ke
dalam labu le chatalier
Digunakan untuk
membantu
12 Kawat membersihkan semen
yang menempel pada
leher labu le chatalier
Untuk membantu
13 Lap Basah agregat screen dan spilt
menjadi keadaan ssd
Digunakan untuk
14 Tisu mengeringkan atau
membersihkan labu le
chatalier
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat disajikan
dalam Tabel 2.
Semen Portland
4 Filler
(Semen Holcim)
Tabel 4. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Screen)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Berat Benda Uji SSD (gram) W1 2065,3 2132,1 -
Berat benda uji SSD dalam air (gram) W2 1271,4 1311,6 -
Berat benda uji kering oven(gram) W3 2011,7 2075,0 -
W1
Berat jenis bulk (SSD) 2,601 2,599 2,6
W 1−W 2
W3
Berat jenis bulk ( kering oven) 2,534 2,529 2,532
W 1−W 2
W3
Berat jenis Apparent 2,717 2,718 2,718
W 3−W 2
W 1−W 3
X 100 %
Penyerapan air (%) W3 2,664 2,752 2,708
Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Split)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Berat Benda Uji SSD (gram) W1 3046,1 3019,5 -
Berat benda uji SSD dalam air (gram) W2 1856,8 1843,8 -
Berat benda uji kering oven(gram) W3 2936 2918,2 -
W1
Berat jenis bulk (SSD) 2,561 2,568 2,565
W 1−W 2
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Tabel 6. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Filler (Semen Portland)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Volume Awal V1 0,9 0,8 -
Berat W 60,2 60,1 -
Volume Akhir V2 21,5 21,2 -
W
Berat Jenis 2,922 2,946 2,934
V 2−V 1
Keterangan: Suhu ruangan Uji = 250C dan Kelembaban = 96 %.
Dari hasil percobaan dilaboratorium diperoleh berat jenis agregat dan penyerapan air
yang dapat dilihat dalam Tabel 7.
VI. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berat jenis agregat
tersebut masuk ke dalam spesifikasi dan penyerapan air agregat kasar (split) dan agregat
sedang (screen) memenuhi persyaratan tetapi pada agregat halus (abu batu) hasil
penyerapan airnya tidak memenuhi persyaratan karena melebihi 3%. Sehingga jika
agregat tersebut digunakan untuk campuran kemungkinan aspal lebih banyak diserap
rongga.
Diperiksa Dikerjakan
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung