Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM UJI BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 1/15
I. REFERENSI
1. SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
2. SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
3. Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2010 Revisi 2. DIVISI 6 – PERKERASAN
ASPAL, SEKSI 6.3.
4. Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018

II. TUJUAN
Dapat menentukan besarnya berat jenis (BJ) agregat kasar dan halus pada kondisi SSD,
kering oven, apperent dan menentukan besarnya penyerapan air agregat tersebut.

III. DASAR TEORI

Agregat untuk campuran aspal beton terdiri atas tiga macam, yaitu:

1. Agregat kasar yang berfungsi untuk meningkatkan ketahanan campuran aspal beton
terhadap kelelehan, dan meningkatkan stabilitas

2. Agregat halus yang berfungsi memantapkan stabilitas, mengurangi deformasi


permanen melalui ikatan dan gesekan partikel

3. Filler (bahan pengisi) yang berfungsi untuk mengurangi kepekaan terhadap


temperatur.

Berat jenis suatu agregat adalah perbandingan berat dari suatu satuan volume bahan
terhadap air dengan volume yang sama pada temperatur 20°C-25°C (68°-77°F). Ada
beberapa macam pengujian berat jenis yang perlu kita ketahui dalam perancangan
LASTON antara lain:

1. Berat Jenis Kering Oven : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air
suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C

2. Berat Jenis SSD : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling yang
isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu 25°C
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 2/15

3. Berat Jenis Apperent : perbandingan antara berat agregat kering dan berat air suling
yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada suhu 25°C

4. Penyerapan air : perbandingan berat air yang dapat diserap quarry terhadap berat
agregat kering, dinyatakan dalam persen

5. Berat Jenis Efektif (Gse) : penjumlahan antara betar jenis kering oven dengan berat
jenis aperent dibagi 2

Rumus :

Agregat Halus

D
1. Berat jenis kering oven =
A +B−C

A
2. Berat jenis SSD =
A +B−C

D
3. Berat jenis apparent =
D+ B−C

A−D
4. Penyerapan air = x 100 %
D

Keterangan:
A = Berat benda Uji SSD (gram)
B = Berat gelas + tutup + air (gram)
C = Berat gelas + tutup + air +benda uji (gram)
D = Berat benda uji kering oven(gram)
Agregat Kasar

W3
1. Berat jenis kering oven =
W 1−W 2

W1
2. Berat jenis SSD =
W 1−W 2
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 3/15

W3
3. Berat jenis apparent =
W 3−W 2

W 1−W 3
4. Penyerapan air = x 100 %
W3

Keterangan :
W1 = Berat benda uji SSD (gram)
W2 = Berat benda uji SSd dalam air (gram)
W3 = Berat benda uji kering oven (gram)
Filler (Semen Portland)

W
BJ = . d gr
V 2−V 1 ml
Keterengan:
BJ = berat jenis semen portland (gram/ml)
W = berat semen portland (gram)
V1 = volume awal (ml)
V2 = volume akhir (ml)
d = berat isi air pada suhu ruang

Pemilihan macam berat jenis untuk suatu agregat yang digunakan dalam rancangan
campuran beraspal, dapat berpengaruh besar terhadap banyaknya rongga udara yang
diperhitungkan. Bila digunakan berat jenis semu, maka aspal dianggap dapat terhisap
oleh pori yang dapat menyerap air. Bila digunakan berst jenis Bulk, maka aspal
dianggap tidak dapat terhisap oleh pori-pori yang dapat menyerap air. Konsep mengenai
beart jenis efektif dianggap paling mendekati nilai sebenarnya untuk menentukan
besarnya ronnga udara dalam campuran beraspal.

Dalam pengujian ini digunakan berat jenis kering oven, oleh karena ituperhitungan
agregat didasarkan pada BJ ini, sedangkan penyerapan air diperlukan untuk mengoreksi
hasil perhitungandengan keadaan agregat di lapangan.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 4/15

Persyaratan berat jenis (BJ) dan penyerapan :

a. Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %. Selisih antara berat jenis (spesific
gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.

b. Agregat halus yang berasal dari hasil pemecahan batu harus berasal dari batuan
induk yang harus memenuhi persyaratan agregat kasar.

c. Berat jenis semen portland tergantung dari komposisi semen tersebut. Semen

gr
portland memiliki berat jenis bekisar mulai dari 3,00 – 3,20 3 dan pada umumnya
cm

gr gr mg
memiliki berat jenis 3,15 (SNI 15-2049-2004) atau 3,15 atau 3,15 3 ,
cm3 ml m

gr mg
sementara untuk semen portland komposit berat jenisnya berkisar 3,00 .
ml m 3

IV. PERALATAN DAN BAHAN

1. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
disajikan dalam Tabel.

A. Alat Utama
Keterangan dan
No. Nama Alat Gambar / Foto Alat
Spesifikasi

Sesuat standar ASTM


Alat
C 127-1996
pengukur
1. (keranjang kawat
berat dalam
minimal 2,36 mm, baik
air
air dan meja)
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 5/15
Ketelitian 0,2%; dapat
menahan beban
maksimum 3 kg atau
2. Timbangan 3000 gram.
Digunakan untuk
menimbang berat
agregat

Labu Le
3 Wadah untuk menguji
Chatalier berat jenis semen

Botol kaca untuk


menguji berat jenis
4 Gelas Kaca
agregat halus / abu
batu

Diameter atas 40 mm
Kerucut dan diameter bawah 90
5.
terpancung mm, tebal 0,8 mm dan
terbuat dari logam

B. Alat Bantu

Pelat kaca Untuk menutup botol


4. ukuran 15 saat pengujian berat
cm x 15 cm jenis abu batu
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 6/15

Batang Dengan berat 340±15


5.
penumbuk gram

6. Oven Dapat diatur pada suhu


Pengering konstan (110±5)°C

Unutk menyimpan
7 cawan agregat yang telah di
ayak

Untuk mengayak
Saringan no agregat split dan screen
8
4 (4,75 mm) yang sudah dalam
keadaan ssd

Digunakan untuk
9 Kipas membuat abu batu
menjadi keadaan ssd

Terbuat dari plastik


digunakan untuk
Bejana menampung nafta
10
gelas
sebelum dimasukkan
kedalam labu le
chatalier

11 Corong Terbuat dari kaca


digunakan untuk
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 7/15

membantu
memasukkan semen ke
dalam labu le chatalier

Digunakan untuk
membantu
12 Kawat membersihkan semen
yang menempel pada
leher labu le chatalier

Untuk membantu
13 Lap Basah agregat screen dan spilt
menjadi keadaan ssd

Digunakan untuk
14 Tisu mengeringkan atau
membersihkan labu le
chatalier

2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian berat jenis dan penyerapan agregat disajikan
dalam Tabel 2.

Tabel 2. Bahan Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Keterangan dan
No. Nama Alat Gambar / Foto Alat
Spesifikasi
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 8/15

Agregat yang sudah


1 Split dicuci dan direndam
selama 24 jam

Batu Pecah yang sudah


2 Screen dicuci dan direndam
selama 24 jam

Pasir yang sudah dicuci


3 Abu Batu dan direndam selama
24 jam

Semen Portland
4 Filler
(Semen Holcim)

Sebagai media bantu


pengukur volume
semen dengan berat
5 Kerosin
jenis 62 API
(Amarican Petroleum
Institute)

V. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN


A. Berat Jenis Agregat Kasar ( Split dan Screen)
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Cuci benda uji kemudian rendam agregat selama 24 jam. (Gambar 1)
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 9/15
3. Kemudian keringkan dengan menggunakan lap basah agar kondisi agregat
dalam keadaan SSD. Sampai agregat terlihat tidak mengkilap. (Gambar 2)
4. Saring agregat dengan menggunakan ukuran ayakan 4,75 mm. Agregat
tertahan ukuran ayakan 4,75 mm yang akan diuji berat jenisnya. (Gambar 3)

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


5. Timbang agregat yang tertahan ukuran ayakan 4,75 mm, kemudian catat
beratnya (W1).
6. Masukan agregat ke dalam keranjang besi yang sudah dikaitkan pada
timbangan, kemudian timbang agregat dalam air (W2).
7. Keringkan agregat dengan menggunakan oven pengering dengan suhu 105 ±
5ºC selama 24 jam.
8. Timbang agregat yang sudah kering (W3).
9. Hitung berat jenis SSD, kering oven, semu, dan penyerapan airnya.

B. Berat jenis Agregat Halus ( Abu Batu)


1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Cuci benda uji (agregat abu batu ) kemudian rendam agregat selama 24
jam.
3. Saring menggunakan ayakan 4,75mm
4. Kemudian buat agregat menjadi keadaan SSD dengan cara dikipasi
dengan kipas angin. (Gambar 4)
5. Periksa keadaan agregat dengan mengisikan benda uji ke dalam
kerucut terpancung, dengan cara memasukan 3x bagian, setiap bagian di tumbuk
sebanyak 8x sampai keadaan kering permukaan jenuh (SSD) tercapai bila benda uji
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 10/15
runtuh akan tertapi masih dalam keadaan tercetak. (Gambar 5)

(kering) (basah) (SSD)


6. Setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh (SSD), timbang
agregat ±300-500 gram.
7. Timbang gelas kaca dengan tutupnya (A), kemudian isikan air ke
dalam gelas kaca lalu timbang lagi gelas kaca yang berisi air dengan penutup
kacanya (B). (Gambar 6)

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


8. Kemudian buang sebagian air yang ada dalam gelas kaca, kemudian
isikan agregat yang sudah ditimbang seberat ±300-500 gram tadi ke dalam gelas
kaca.
9. Aduk untuk menghilangkan gelembung, kemdian tunggu 5-10 menit
sampai tidak ada gelembung dalam gelas kaca. (Gambar 7)
10. Timbang piknometer yang berisi air dan benda uji dengan tutupnya
menggunakan timbangan dengan ketelitian 0,1 gram (C). (Gambar 8)
11. Buang air yang ada dalam gelas kaca, kemudian masukan benda uji
yang sudah tidak tercampur dengan air ke dalam oven pengering dengan suhu
110±5°C sampai berat tetap atau 24 jam. (Gambar 9)
12. Keluarkan benda uji dari oven dan dinginkan. Kemudian timbang
benda uji yang sudah kering (D).
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 11/15
10. Hitung berat jenis SSD, kering oven, semu, dan penyerapan airnya.

Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9

C. Berat Jenis Filler ( Semen )


1. Masukan cairan kerosin pada labu le chatalier dengan menggunakan alat bantu
corong kaca sampai volume naphta di dalam labu berada diantara pada skala 0 dan 1
(Gambar 10).
2. Hilangkan gelembung pada cairan kerosin yang berada di labu.
3. Kemudian, bersihkan leher labu le chatalier yang berada di atas permukaan atas
cairan kerosin menggunakan kawat yang bagian ujungnya telah dililitkan tisu. Hal
tersebut dilakukan agar saluran pada botol kering (Gambar 11).
4. Lalu, simpan labu le chatalier yang telah berisikan cairan kerosin tersebut pada
ruangan yang terkondisikan (suhu 25˚C) selama 15 menit. Hal ini dilakukan agar
mendapatkan volume kerosin pada suhu standar (Gambar 12).

Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12


5. Gunakan alat thermometer dan hygrometer untuk mengukur suhu dan kelembaban
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 12/15
ruangan tersebut. Lalu catat nilai suhu dan kelembaban udaranya (Gambar 13).
Setelah 15 menit dan suhu pada cairan kerosin sama dengan suhu ruangan, bacalah
skala pada labu ( V1)
6. Timbang berat semen portland komposit sebesar 60 gram (Gambar 14).
7. Siapkan corong kaca yang berbeda dengan corong yang telah digunakan untuk
menuangkan cairan kerosin.
8. Lalu lilitkan tisu pada bagian bawah corong tersebut.
9. Pasang corong kaca tersebut pada mulut labu le chatalier yang berisikan cairan
kerosin (Gambar 15).

Gambar 13 Gambar 14 Gambar 15


10. Lalu tuangkan semen yang telah ditimbangkan tadi secara perlahan dan sedikit demi
sedikit menggunakan spatula. Hal tersebut dilakukan agar semen tidak menempel
pada leher labu le chatalier dan menghindari pemampatan semen di dalam leher labu
(Gambar 16).
11. Apabila semen yang tersumbat/mengendap pada leher labu atau diatas cairan
kerosin, ketuk dan goyangkan secara perlahan labu diatas lap yang tersedia
(Gambar 17).
12. Gunakan kuas untuk memastikan bahwa semen yang telah ditimbang semua masuk
ke dalam labu le chatalier. Pastikan juga tidak ada semen yang menempel ataupun
tertinggal pada gelas beaker, spatula atau kuas (Gambar 18 dan Gambar 19).
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 13/15

Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18


13. Setelah semua semen portland dimasukkan, putar-putar labu Le Chatalier sampai
gelembung udara yang menempel dari cairan kerosin dan gumpalan semen tidak
timbul lagi (Gambar 20).
14. Jika di dalam labu masih terdapat gelembung udara, hilangkan/bersihkan gelembung
tersebut menggunakan kawat yang telah dilumuri oleh kerosin.
15. Setelah gelembung udara sudah tidak timbul lagi pada endapan semen, masukkan
labu tersebut pada ruangan terkondisikan lagi selama 15 menit. (Gambar 21)
16. Lalu, catat hasil posisi permukaan kerosin pada skala yang terdapat pada leher labu
le chatalier ( V2)
17. Setelah mendapatkan hasil W, V1 dan V2 maka hitunglah berat jenis semen tersebut
dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21

VI. HASIL PENGUJIAN


Dari hasil pengujian berat jenis dan penyerapan Agregat yang dilakukan pada tanggal 26
Maret 2015 oleh kelompok 3, hasil pengujian berat jenis dan penyerapan abu batu
disajikan pada Tabel 3, screen disajikan pada Tabel 4, split disajikan pada Tabel 5, dan
filler disajikan pada Tabel 6.
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 14/15
Tabel 3. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus (Abu Batu)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Berat Benda Uji SSD (gram) A 343,1 343,7 -
Berat gelas + tutup +air (gram) B 1104,69 983,1 -
Berat gelas + tutup +air + benda uji (gram) C 1307,7 1186,7 -
Berat benda uji kering oven (gram) D 318,1 317,3 317,7
A
Berat jenis bulk (SSD) 2,449 2,453 2,451
A +B−C
D
Berat jenis bulk ( kering oven) 2,271 2,265 2,471
A +B−C
D
Berat jenis Apparent 2,764 2,791 2,778
D+ B−C
A−D
Penyerapan air (%) X 100 % 7,859 8,320 8,089
D

Tabel 4. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Screen)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Berat Benda Uji SSD (gram) W1 2065,3 2132,1 -
Berat benda uji SSD dalam air (gram) W2 1271,4 1311,6 -
Berat benda uji kering oven(gram) W3 2011,7 2075,0 -
W1
Berat jenis bulk (SSD) 2,601 2,599 2,6
W 1−W 2
W3
Berat jenis bulk ( kering oven) 2,534 2,529 2,532
W 1−W 2
W3
Berat jenis Apparent 2,717 2,718 2,718
W 3−W 2
W 1−W 3
X 100 %
Penyerapan air (%) W3 2,664 2,752 2,708

Tabel 5. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar (Split)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Berat Benda Uji SSD (gram) W1 3046,1 3019,5 -
Berat benda uji SSD dalam air (gram) W2 1856,8 1843,8 -
Berat benda uji kering oven(gram) W3 2936 2918,2 -
W1
Berat jenis bulk (SSD) 2,561 2,568 2,565
W 1−W 2
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 15/15
W3
Berat jenis bulk ( kering oven) 2,469 2,482 2,476
W 1−W 2
W3
Berat jenis Apparent 2,721 2,726 2,724
W 3−W 2
W 1−W 3
Penyerapan air (%) X 100 % 3,75 3,471 3,611
W3

Tabel 6. Hasil Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Filler (Semen Portland)
Nomor Contoh I II Rata - Rata
Volume Awal V1 0,9 0,8 -
Berat W 60,2 60,1 -
Volume Akhir V2 21,5 21,2 -
W
Berat Jenis 2,922 2,946 2,934
V 2−V 1
Keterangan: Suhu ruangan Uji = 250C dan Kelembaban = 96 %.

Dari hasil percobaan dilaboratorium diperoleh berat jenis agregat dan penyerapan air
yang dapat dilihat dalam Tabel 7.

Tabel 7. Data Hasil Perhitungan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Jenis Bahan BJ SSD BJ Kering Oven BJ Apparent Penyerapan (%)

Split 2,451 2,471 2,778 8,089


Screen 2,6 2,532 2,718 2,708
Abu batu 2,565 2,476 2,724 3,611
Filler - - 2,934 -

VI. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa berat jenis agregat
tersebut masuk ke dalam spesifikasi dan penyerapan air agregat kasar (split) dan agregat
sedang (screen) memenuhi persyaratan tetapi pada agregat halus (abu batu) hasil
penyerapan airnya tidak memenuhi persyaratan karena melebihi 3%. Sehingga jika
agregat tersebut digunakan untuk campuran kemungkinan aspal lebih banyak diserap
rongga.

Diperiksa Dikerjakan
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 16/15

Retno Utami Rd. Nurul Fitriani Azhari


NIP. 19540602 198903 2 001 NIM. 181121060
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 17/15
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. GegerkalongHilir Ds. Ciwaruga KotakPos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung

Pokok : Pengujian Agregat No. Uji : 07


Materi : Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halaman : 18/15
TUJUAN KHUSUS
1. Dapat menjelaskan pengertian berat jenis ssd, kering oven, apperent dan penyerapan
air agregat kasar dan agregat halus
2. Dapat menjelaskan prosedur pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
dan halus
3. Dapat melakukan penentuan berat jenis dan penyerapan air agregat
4. Dapat menghitung berat jenis dan penyerapan air agregat kasar dan halus

Anda mungkin juga menyukai