Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM STRUKTUR JALAN RAYA

Disusun Oleh:

Demi Anisatur Rohmah


NIM 191903103041

Dosen Pengampu:

Ir. Willy Kriswardhana, S.T. , M.T.


NIP 199005232019031013

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2021
BAB II
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT KASAR

2.1 Maksud dan Tujuan


2.1.1 Maksud

Praktikum pengujian dilakukan untuk menentukan berat jenis dan


penyerapan air agregat kasar. Agregat kasar adalah agregat yang ukuran
butirannya lebih besar dari 4,75 mm (Saringan No.4). Berat jenis dapat
dinyatakan dengan berat jenis curah kering, berat jenis curah pada kondisi
jenuh kering permukaan atau berat jenis semu. Berat jenis curah (jenuh
kering permukaan) dan penyerapan air berdasarkan pada kondisi setelah
(24+4) jam direndam di dalam air. Cara uji ini tidak ditujukan untuk
digunakan pada pengujian agregat ringan.

2.1.2 Tujuan

Tujuan pengujian adalah untuk mendapatkan angka untuk berat jenis


curah, berat jenis permukaan jenuh, berat jenis semu, dan penyerapan air
pada agregat kasar, dan menganalisa untuk pengendalian mutu campuran
aspal, unutk merencanakan mix desain camnpuran aspal.
(Sumber : modul praktikum perkerasan jalan teknik sipil
Universitas Jember)

2.2 Dasar Teori


Pengujian dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang tertahan
oleh saringan berdiamter 4,75 mm (saringan no. 4); hasil pengujian ini
dapat digunakan dalam pekerjaan :
 penyelidikan quarry agregat;
 perencanaan campuran dan pengendalian mutu beton;
 perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan
(Sumber : modul praktikum perkerasan jalan teknik sipil Universitas
Jember)

2.3 Pengertian
Pengertian penyerapan air, Berat Jenis Curah, Berat Jenis Jenuh
Kering Permukaan, Berat Jenis Semu menurut SNI 1969:2008 adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Agregat Kasar
Kerikil sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ dari batuan atau berupa batu
pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butir antara 4,75 mm (No.4) sampai 40 mm (No. 1½ inci). (SNI 03-1970-
208)
2.3.2 Berat jenis
Perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu material
terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang
ditentukan. Nilai-nilainya adalah tanpa dimensi . (SNI 03-1970-2008)
2.3.3 Berat Jenis Curah Kering
Perbandingan antara berat dari satuan volume agregat (termasuk
rongga yang - ermeablee dan ermeable di dalam butir partikel, tetapi
tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu temperatur
tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam
volume yang sama pada suatu temperatur tertentu .
2.3.4 Berat jenis semu (apparent)
Perbandingan antara berat dari satuan volume suatu bagian agregat
yang impermiabel pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di udara
dari air suling bebas gelembung dalam volume yang sama pada suatu
temperatur tertentu
2.3.5 Penyerapan air
Penambahan berat dari suatu agregat akibat air yang meresap ke dalam
pori-pori, tetapi belum termasuk air yang tertahan pada permukaan luar
partikel, dinyatakan sebagai persentase dari berat keringnya; agregat
d. Talam

(sumber https://www.dekoruma.com/p/KWI-165/Kiwi-Nampan-/-Loyang-
Aluminium-40-x-30-x-3-cm)
Gambar 4. loyang untuk mengoven

e. Bejana tempat air atau timba air

(sumber https://www.lazada.co.id/products/ember-plastik)
Gambar 5. timba air

2.5. Prosedur Pengujian


Pengujian benda uji dilaksanakan dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut Menurrut SNI 1969:2008
a. Mengeringkan contoh uji tersebut sampai berat tetap dengan temperatur
(110±5)0C, mendinginkan pada temperatur kamar selama satu sampai
tiga jam untuk contoh uji dengan ukuran maksimum nominal 37,5 mm
(Saringan No. 1 ½ in.)
atau lebih untuk ukuran yang lebih besar sampai agregat cukup dingin pada
temperatur yang dapat dikerjakan pada temperatur (kira-kira 500C).
Sesudah itu merendam agregat tersebut di dalam air pada temperatur
kamar selama (24+4) jam. Pada saat menguji agregat kasar dengan ukuran
maksimum yang besar, akan memerlukan contoh uji yang lebih besar,
dan akan lebih mudah di uji dalam dua atau lebih contoh yang lebih
kecil, kemudian nilai- nilai yang diperoleh digabungkan dengan
perhitungan- perhitungan pada pasal 7.

b. Apabila nilai-nilai penyerapan dan berat jenis akan dipergunakan dalam


menentukan proporsi campuran aspal yang agregatnya akan berada pada
kondisi alaminya, maka persyaratan untuk pengeringan awal sampai berat
tetap dapat dihilangkan, dan jika permukaan partikel butir contoh
terjaga secara terus-menerus dalam kondisi basah, perendaman sampai
(24+4)jam juga dapat dihilangkan. Sebagai catatan nilai-nilai untuk
penyerapan dan berat jenis curah (jenuh kering permukaan) mungkin lebih
tinggi untuk agregat yang tidak kering oven sebelum direndam
membandingkan dengan agregat yang sama tetapi diperlakukan seperti
pada pasal 6 butir a. Hal ini jelas, khususnya untuk partikel butiran yang
lebih besar dari 75 mm (3 inci) karena air tidak mungkin mampu masuk
sampai pusat butiran dalam waktu perendaman seperti yang disyaratkan.

c. Memindahkan contoh uji dari dalam air dan mengguling- gulingkan pada
suatu lembaran penyerap air sampai semua lapisan air yang terlihat hilang.
mengeringkan air dari butiran yang besar secara tersendiri. Aliran udara
yang bergerak dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengeringan.
Kerjakan secara hati-hati untuk menghindari penguapan air dari pori-pori
agregat dalam mencapai kondisi jenuh kering permukaan. menentukan
berat benda uji pada kondisi jenuh kering permukaan. mencatat beratnya
dan semua berat yang sampai nilai 1,0 gram terdekat atau 0,1 persen yang
terdekat dari berat contoh, memilih nilai yang lebih besar.
d. Setelah menentukan beratnya, segera menempatkan contoh uji yang
berada dalam kondisi jenuh kering permukaan tersebut di dalam wadah lalu
menentukan beratnya di dalam air, yang mempunyai kerapatan (997±2)
kg/m3 pada temperatur (23±2)0C. menghilangkan udara yang terperangkap
sebelum menentukan berat tersebut, menggoncangkan wadah dalam kondisi
terendam. Wadah tersebut harus terendam dengan kedalaman yang cukup
untuk menutup contoh uji selama penentuan berat. Kawat yang
menggantungkan kontainer tersebut harus memiliki ukuran praktis yang
paling kecil untuk memperkecil kemungkinan pengaruh akibat perbedaan
panjang kawat yang terendam.

e. Mengeringkan contoh uji tersebut sampai berat tetap pada temperatur


(110±5)0C, mendinginkan pada temperatur- kamar selama satu sampai tiga
jam, atau sampai agregat telah dingin

2.6. Perhitungan dan Data


Melakukan Perhitungan berat Jenis dan penyerapan agregat kasar
berdasarkan rumus pada SNI 1969:2008 sebagai berikut:

2. 6.1 Berat jenis curah kering


Melakukanlah perhitungan berat jenis curah kering (Sd), pada
temperatur air 230C / temperatur agregat 230C dengan rumus berikut ini:

s curah

Berat jenis dengan :

A adalah berat benda uji kering oven (gram);

B adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram);

C adalah berat benda uji dalam air (gram);

2.6.2 Berat jenis curah (jenuh kering permukaan)


1. Tabel Hasil Pengujian Berat Jenis Coarse Agreggat
Benda Uji I II Rerata
A Berat benda uji kering oven (gram) 3.501,40 3.500,41 3500,9
B Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram) 3.551,40 3.550,41 3550,9
C Berat benda uji di dalam air (gram) 2.181,40 2.190,41 2185,9

A
D Berat Jenis (bulk) 2,56 2,57 2,56
B-C
Berat Jenis kering permukaan B
E 2,59 2,61 2,60
jenuh B -C
A
F Berat jenis semu (apparent) 2,65 2,67 2,66
A -C
Penyerapan (B -A) X
G 1,43% 1,43% 1,43%
A 100%

2. Tabel Hasil Pengujian Berat Jenis Medium Agreggat (MA)


Benda Uji I II Rerata
A Berat benda uji kering oven (gram) 3.501,40 3.500,41 3.500,9
B Berat benda uji kering permukaan jenuh (gram) 3.541,40 3.550,41 3.545,9
C Berat benda uji di dalam air (gram) 2.191,40 2.190,41 2.190,9
A
D Berat Jenis (bulk) 2,59 2,57 2,58
B-C
Berat Jenis kering permukaan B
E 2,62 2,61 2,62
jenuh B-C
A
F Berat jenis semu (apparent) 2,67 2,67 2,67
A-C
(B - A)
G Penyerapan air medium X100% 1,14% 1,43% 1,29%
A

2.7 Analisa Data


Dari percobaan tersebut yang tertera di tabel, untuk percobaan coarse
Agregat diperoleh rata-rata penyerapan sebesar 1.43% dan rata-rata
penyerapan air medium Agregat sebesar 1.29%, menurut nilainya memenuhi
karena menurut SNI 03-1969:2008 dan Spesifikasi Teknis Perkerasan Aspal
Kementrian PUPR (2016) bahwa syarat penyerapan agregat yaitu maksimal
sebesar 3%. Untuk berat jenis kedua pengujian telah memenuhi dari batas
minimal yang diisyaratkan karena berat jenis hasil pengujian lebih dari
2.5gram/cm3 .
2.5. Kesimpulan
Perhitungan data sekunder menunujukkan bahwa nilai penyerapan air
coarse agregat dan medium agregat kurang dari 3% maka agregat kasar telah
memenuhi penyerapan yang diisyratakan SNI 03- 1969:2008 dan Spesifikasi
Teknis Perkerasan Aspal Kementrian PUPR (2016) bahwa syarat penyerapan
agregat yaitu maksimal sebesar 3% dan agregat dapat digunakan untuk
campuran perkerasan aspal .

2.6. Refrensi
Anggraini, M. (2018). PENGARUH POROSITAS AGREGAT TERHADAP RONGGA DALAM
CAMPURAN BERASPAL PANAS. 17-20.

BSN. (T.Thn.). SNI 1969:2008 ,Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air Agregat Kasar .

Transportasi, T. L. (T.Thn.). Petunjuk Praktikum Teknologi Perkerasan Jalan. Jember.

Video Pembelajaran Percobaan Berat Jenis dan Penyerapan air agregat kasar
https://www.youtube.com/watch?v=vcw5yXPKnRs

Anda mungkin juga menyukai