Anda di halaman 1dari 7

Lab.

Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan


Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR


( Specific Gravity And Absorption of Coarse Aggregate )
( AG - 01 )

A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Rabu / 12 Oktober 2022
Waktu : 08.00 WIB – Selesai
Lokasi : Laboratorium Material dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang

B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan umum
Dapat menentukan berat jenis dan penyerapan agregat kasar
2. Tujuan khusus
a. Dapat memahami dan mengetahui prosedur pelaksanaan pungujian berat jenis dan
penyerapan agregat kasar
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar
dengan baik dan benar secara terampil
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian berat jenis dan
penyerapan agregat kasar
d. Dapat menyimpulkan besarnya hasil yang diperoleh berdasarkan standar yang
diacuh

C. REFERENSI
1. Modul Laboratorium Material dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Padang, 2015
2. SNI 03–1969–1990, “ Tentang Pengujian Berat Jenis Agregat dan Penyerapan
Agregat Kasar “

D. DASAR TEORI
Berat jenis adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume sama
pada suhu yang sama. Penyerapan adalah banyaknya jumlah air yang diserap agregat

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

pada kondisi kering permukaan (SSD). Karakteristik berat jenis secara umum digunakan
dalam perhitungan volume agregat dalam berbagai jenis. Campuran yang mengandung
agregat termasuk beton, semen Portland, aspal beton dan campuran lain yang secara
proposional atau berdasarkan volume.

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran agregat dengan
aspal. Campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan
dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat.
Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang
sama akan memburtuhkan aspal yang banyak.

Agregat dengan kadar pori yang besar membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak,
karna banyak aspal yang terserap akibatnya aspal menjadi lebih tipis. Penentuan banyak
pori ditentukan berdasarkan air yang didapat terarbsorsi oleh agregat.
Berdasarkan berat jenis agregat dibedakan atas 3 yaitu :
1. Agregat normal(berat jenis nya 2,5-2,7)
2. Agregat berat (berat jenisnya >2,8)
3. Agregat ringan (berat jenisnya < 2)

Berdasarkan kandungan air yang terdapat dalam agregat maka kondisi agregat
dibedakan atas :

1. Kondisi kering mutlak

Kondisi ini terjadi apabila agregat tidak


mengandung air sama sekali.

2. Kondisi Kering Udara

Kondisi ini terjadi apabila didalam agregat terdapat


sedikit air dan diluar permukaannya kering.

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

3. Kondisi SSD (Satureded Surface Dry)

Kondisi ini terjadi apabila didalam agregat penuh air


sedangkan permukaannya kering.

4. Agregat butir basah (jenuh air)

Kondisi ini terjadi apabila kandunagan air pada


agregat dari dalam hingga terliahat kepermukaan.

Karena butiran agregat umumnya mengandung pori pori yang ada dalam butiran dan
tertutup atau tidak saling berhubungan, maka berat jenis agregat dibedakan atas 4 yaitu:
a. Berat Jenis Curah ( Bulk Specific Gravity)
Dimana agregat berada pada kering oven. Pada kondisi ini berat jenis
diperhitungkan adalah terhadap seluruh volume pori yang ada ( volume pori yang
dapat diresapi oleh aspal ,volume pori yang tidak dapat diresapi oleh aspal , atau
dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel)

Dimana :
Bk = Berat benda uji kering oven
Bj = Berat benda uji jenuh permukaan kering
Ba = Berat benda uji dalam air

b. Berat jenis kering permukaan jenuh ( Saturated Surface Dry = SSD)


Dimana agregat berada dalam kondisi di dalamnya jenuh air sedangkan bagian
luarnya kering. Berat jenis pada konisi ini memperhitungkan volume pori yang
hanya dapat diresapi oleh aspal ditambah dengan volume partikel.

Dimana :
Bj = Berat benda uji jenuh permukaan kering
Ba = Berat benda uji dalam air

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

c. Berat jenis semu ( Apparent Specific Gravity)


Agregat berada pada kondisi di dalamnya terdapat air sedang bagian luarnya atau
permukaan kering. Pada kondisi ini berat jenis memperhitungkan hanya volume
partikel saja tanpa memperhitungkan volume pori yang dapat dilewati air.

Dimana
Bk = Berat benda uji kering oven
Ba = Berat benda uji dalam air

d. Berat jenis efektif


Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu, terbentuk dari campuran
partikel kecualii pori-pori atau rongga udara yang dapat menyerap asppal. Agregat
pada kondisi inilah yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam perencanaan
campuran agregat dan aspal.

Dimana:
Bj = Berat benda uji jenuh permukaan kering
Bk = Berat benda uji kering oven

Menurut SNI 03-1969-1990 dikatakan bahwa nilai berat jenis dan penyerapan antara 2,2
– 2,7 dan penyerapan < 3%. Perbedaan waktu itu tidak terlalu signifikan nilainya
dengan perendaman 24±4 jam, pada standar peraturan BS 812 : part 2 : 1975 ini adalah
determinan overlative, sensitive, and water absorbsian yang mana ada 3 metode yang
digunakan pada agregat yang mempunyai ukuran nominal tertentu yaitu :
1. Ukuran nominal butiran besar dari 10 mm menggunakan metode wire basket
2. Ukuran nominal butiran antara 10 mm – 5 mm, menggunakan picnometer atau gas
jas
3. Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm, menggunakan picnometer atau gas jas.

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

E. PERALATAN DAN BAHAN


1. Peralatan
a. Oven dengan suhu (110±5˚C)
b. Timbangan digital, berat max 8 kg dengan ketelitian 1 gram
c. Timbangan dalam air ( mess basket )
d. Wadah
e. Kain lap
2. Bahan
a. Agregat kasar lolos saringan no.3/4 dan tertahan saringan no.4 sebanyak 2000
gr.
b. Air bersih
Catatan :
 Agregat yang diuji yaitu batu pecah yang berasal dari PT ATR By Pass
Padang
 Air yang digunakan merupakan air bersih dilingkungan Laborstorium Material
dan Perkerasan jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang

F. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Umum
a. Menggunakan pakaian praktek lengkap selama pratikum
b. Membaca dan memahami referensi sebelum pratikum
c. Melakukan pratikum seuai dengan prosedur yang ada
d. Menggunakan peralatan dengan baik dan benar sesuai fungsinya
2. Keselamatan Khusus
a. Menggunakan sarung tangan plastik saat mencuci benda uji
b. Menggunakan sarung tangan tahan panas saat mengeluarkan benda uji dari dalam
oven
c. Memakai masker saat pratikum

G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Pertama siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

2. Kemudian cuci agregat untuk menghilangkan debu/lumpur yang melekat pada


permukaan agregat.
3. Setelah itu, rendam benda uji dalam air pada suhu ruangan selama ± 24 jam
4. Setelah direndam, keluarkan benda uji kemudian melap benda uji dengan kain lap
penyerap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang (agregat dinyatakan
dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD)
5. Lalu timbang agregat tersebut sebagai (Bj)
6. Setelah itu masukkan benda uji didalam wadah dan timbang berat benda uji
didalam air dengan cara memasukkan benda uji kedalam keranjang mess basket ,
kemudian baca timbangan digital dan didapatkan (Ba)
7. Lalu angkat benda uji kemudian masukkan benda uji kedalam oven selama 24 jam
dengan suhu 110±5°C
8. Setelah dioven, keluarkan benda uji dan biarkan hingga dingin lalu ditimbang
sebagai (Bk)
9. Kemudian hitung besarnya berat jenis dan penyerapan agregat tersebut dengan
menggunakan rumus yang telah ditentukan.

H. DATA DAN ANALISA


Berdasarkan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat yang telah dilakukan
diperoleh data sebagai berikut:
 Benda uji
- Berat benda uji kering oven (Bk) = 2080,5 gr
- Berat benda uji jenuh permukaan kering (Bj) = 2123,9 gr
- Berat benda uji dalam air (Ba) = 1306,1 gr

Hitungan :

a) BJ Bulk =

b) BJ SSD =

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023
Lab. Pengujian Material dan Perkeraaan Jalan
Jurusan Teknik Sipil LAPORAN PRAKTIKUM
Politeknik Negeri Padang

c) BJ Semu =

d) Penyerapan =

I. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar yang telah dilakukan
dimana jenis agregat berupa batu pecah produksi ATR By Pass padang, dapat
disimpulkan bahwa:
- BJ Bulk = 2,54 gram
- BJ SSD = 2,60 gram
- BJ Semu = 2,69 gram
- Penyerapan = 2,09 %
Menurut SNI 03-1969-1990, BJ agregat normal adalah 2,2 – 2,7 dan penyerapan dari
agregat yang diperbolehkan adalah < 3%. Dari pengujian berat jenis dan penyerapan
agregat kasar didapat BJ SSD sebesar 2,54 gram dan penyerapan sebesar 2,09 %, maka
agregat yang diuji telah memenuhi standard yang ditentukan dan agregat tersebut dapat
digunakan untuk campuran perkerasan jalan

J. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pelaksanaan
3. Diagram alir prosedur pelaksaan
4. Gambar peralatan
5. Standar Nasional Indonesia (SNI)

KELOMPOK ALFA 3
2B – D3 TEKNIK SIPIL AG – 01
T.A 2022/2023

Anda mungkin juga menyukai