Anda di halaman 1dari 3

http://em-ridho.blogspot.com/2012/01/laporan-praktikum-pengujian-berat-jenis.

html
(Diakses pada tanggal 08-05-2020)/pukul 11.46

PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN


AGREGAT HALUS
( AG – 02 )

A.    JADWAL PELAKSANAAN
Hari/Tanggal         : Rabu / 29  Desember 2010
Waktu                   : 08.00-selesai
Tempat                  : Laboratorium Pengujian Bahan Teknik Sipil
                          Politeknik Negeri Padang.

B.     TUJUAN PRATIKUM
1.      Tujuan Umum
Dapat menentukan nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus dan mengelompokkannya berdasarkan
berat jenisnya.
2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus
b.      Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus dengan baik dan
benar.
c.       Dapat mencatat ,menghitung dan menganalisa data pengujian berat jenis agregat halus.
d.      Dapat membandingkan dan menyimpulkan besarnya nilai berat jenis dan penyerapan agregat halus yang
diperoleh dengan standar yang digunakan.

C.     REFERENSI
1.    Laboratorium rekayasa jalan. 2001, “Modul Pratikum mix design”
2.    PDEC, 1989 “pengujiam bahan” PDEC,Bandung
3.    SNI 03 – 1970 – 1990 tentang pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus.

D.    DASAR TEORI
Berat jenis adalah nilai perbandingan antara massa dan volume dari bahan yang kita uji.Sedangkan
penyerapan berarti tingkat atau kemampuan suatu bahan untuk menyerap air.Jumlah rongga atau pori
yang didapatpada agregat disebut porositas.

Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran aspal dengan
agregat,campuran ini berdasarkan perbandingan berat karena lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat sama akan dibutuhkan aspal yang banyak dan
sebaliknya.
Agregat dengan kadar pori besar akan membutuhkan jumlah aspal yang lebih banyak karena banyak
aspal yang terserap akan mengakibatkan aspal menjadi lebih tipis.Penentuan banyak pori ditentukan
berdasarkan air yang dapat terarbsorbsi oleh agregat. Nilai penyerapan adalah perubahan berat agregat
karena penyerapan air oleh pori-pori dengan agregat pada kondisi kering.

Macam-macam berat jenis yaitu:


1.      Berat jenis curah (Bulk specific gravity)
Adalah berat jenis yang diperhitungkan terhadap seluruh volume yang ada (Volume pori yang dapat
diresapi aspal atau dapat dikatakan seluruh volume pori yang dapat dilewati air dan volume partikel)
2.      Berat jenis kering permukaan jenis (SSD specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume pori yang hanya dapat diresapi aspal ditambah
dengan volume partikel.
3.      Berat jenis semu (apparent specific gravity)
Adalah berat jenis yang memperhitungkan volume partikel saja tanpa memperhitungkan volume pori yang
dapat dilewati air.Atau merupakan bagian relative density dari bahan padat yang terbentuk dari campuran
partikel kecuali pori atau pori udara yang dapat menyerap air.

4.      Berat jenis efektif


Merupakan nilai tengah dari berat jenis curah dan semu,terbentuk dari campuran partikel kecuali pori-pori
atau rongga udara yang dapat menyerap air yang selanjutnya akan terus diperhitungkan dalam
perencanaan campuran agregat dengan aspal.

Pada standar peraturan BS 812 : 1975 ini adalah determination of relative dan water arbsorbsi :
1.         Ukuran nominal butiran yang dipakai adalah untuk ukuran besar dari 10 mm
2.         Ukuran butiran antara 40 mm – 50 mm menggunakan metode gasjar
3.         Ukuran nominal butiran kecil dari 10 mm menggunakan metode piknometer

Kondisi agregat dilapangan akibat oleh air dibagi atas  4 macam yaitu : 
1.         Keadaan kering oven atau mutlak
Yaitu kondisi dimana agregat setelah dioven selama  24 jam dengan suhu 110 ±5’C.

2.         Keadaan kering udara


Yaitu apabila kondisi agregat yang memiliki air didalam pori tetapi mkering permukaanya.

3.         Keadaan jenuh kering muka ( SSD )


Yaitu bila semua pori berisi air dalam keadaan jenuh sedangkan kering kondisi ini dinamakan dalam
keadaan SSD.

4.         Keadaan basah atau penuh


Yaitu dimana seluruh permukaan agregat tersebut berisi air yang b iasanya disebut air permukaan.

Jenis agregat dapat dibedakan berdasarkan berat jenis :


1.      Agregat normal
Berat jenisnya antara 2,5 – 2,7. Biasanya berasal dari granit, basalt dan kuarsa

2.      Agregat berat
Barat jenis lebih besar dari 2,8. Misalnya magnetic ( Fe3C4 ), barites ( BaSO4 ) atau serbuk besi.
3.      Agregat ringan
Berat jenisnya kurang dari 2,5

Untuk mendapatkan nilai berat jenis dan penyerapan agregat kasar dihitung dengan menggunakan
rumus :

-          Bj Bulk       

-          Bj Ssd       

-          Bj semu     

-          Penyerapan 

Dimana :
BK = berat benda uji kering oven
BT = berat bejana berisi air
B   = berat bejana + benda uji + air
Wssd = berat benda uji permukaan kering

Anda mungkin juga menyukai