Disusun Oleh:
Kelompok 2
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2015
BAB I
UJI SIFAT FISIK CONTOH BATUAN
1. TUJUAN
Tujuan dari percobaam Uji Sifat Fisik Contoh Batuan adalah untuk
mendapatkan sifat - sifat fisik batuan di laboratorium dengan menggunakan peralatan
yang tersedia serta melakukan analisis dan pembahasan pengolahan data pada batuan
uji. Sifat fisik yang akan diketahui adalah bobot isi asli, bobot isi kering, bobot isi
jenuh, berat jenis semu, berat jenis sejati, kadar air asli, kadar air jenuh, derajat
kejenuhan, porositas, dan void ratio.
2. TEORI DASAR
Batuan mempunyai sifat - sifat tertentu yang perlu diketahui dalam mekanika
batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Sifat fisik batuan
2. Sifat mekanik batuan
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun lapangan
(in-situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap sampel yang
diambil di lapangan. Satu sampel dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan setelah dilakukan pengujian
tanpa melakukan perusakan (non destructive test). Setelah batuan selesai dipreparasi kemudian
setiap sample yang diperoleh diukur diameter dan tingginya kemudian dihitung luas
permukaannya. Adapun sifat fisik pada batuan meliputi :
1. Bobot Isi (density) adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume batuan. Bobot isi
berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Bobot isi asli (natural density), yaitu perbandingan antara berat batuan
asli dengan volume batuan.
b. Bobot isi jenuh (saturated density), yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume batuan.
c. Bobot isi kering (dry density), yaitu perbandingan antara berat
batuan kering dengan volumebatuan.
2. Spesific Gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi dengan bobot isi air.
Spesific gravity dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Apparent spesific gravity , yaitu perbandingan antara bobot isi kering batuan
dengan bobot isi air.
b. True spesific gravity , yaitu perbandingan antara bobot isi basah batuan dengan
bobot isi air.
3. Kadar Air (water content) adalah perbandingan antara berat air yang ada didalam batuan
dengan berat butiran batuan itu sendiri. Terdiri dari:
a. Kadar air asli (natural water content), yaitu perbandingan antara berat air
asli yang ada dalam batuandengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
b. Kadar air jenuh (saturated water content), yaitu perbandingan antara berat air jenuh
yang ada dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
4. Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori atau rongga
batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam %.
5. Angka Pori (Void Ratio) adalah perbandingan antara volume pori-
pori dalam batuan dengan volume batuan.
6. Derajat kejenuhan (degree of saturation) adalah perbandingan antara kadar air asli dengan
kadarair jenuh yang dinyatakan dalam %.(Ahlizar, 2014)
= ( ) ( )
=
=
Adapun perhitungan yang berhuibungan dengan penentuan sifat fisik batuan adalah
sebagai berikut :
= ()
= ()
= ()
= ()
=
()
(
= [ ] 100%
= [
] 100%
()
= [()] 100%
()
() = [ ) ] 100%
() = (1)
4. LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan contoh batuan yang akan dipreparasi
2. Melakukan penimbangan contoh batuan natural (Wn)
3. Memasukan contoh batuan kedalam desikator
Persiapan :
a. Membersihan bibir desikator dari kotoran yang ada dan mengoleskan
vaseline pada bibir tutupnya
b. Memasukkan contoh batuan kedalam desikator dengan hati hati
4. Desikator diisi dengan air hingga penuh hingga contoh batuan terendam, udara
yang ada didalam desikator dihisap dengan bantuan pompa vakum hingga tidak
ada gelembung udara yang keluar dari contoh batuan
5. Menimbang berat contoh batuan jenuh (Ww) setelah batuan dijenuhkan dengan air
didalam desikator hampa udara selama 24 jam
6. Menimbang berat contoh batuan jenuh tergantung didalam air (Ws)
7. Contoh batuan dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dengan temperatur oven
90oC
8. Setelah 24 jam, menimbangan berat contoh batuan kering (Wo)
5. DATA PERCOBAAN
Tabel 1.1. Data uji sampel sifat fisik
6. PENGOLAHAN DATA
Berdasarkan data-data dan hasil pengolahan data diatas maka didapatkan :
SF
1.929 1.465 2.079 1.465 3.799 31.72 41.95 75.63 61.44 -1.02
1
SF
1.88 1.59 1.98 1.59 2.59 18.11 24.21 74.79 38.56 -1.03
2
SF
1.76 1.49 3.15 1.49 2.49 17.52 26.61 65.84 39.86 -1.03
3
7. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada data percobaan terlihat bahwa berat gantung < berat kering < berat
natural < berat jenuh yang berhubungan dengan tipe material batuan, yaitu semen dan
pasir. Ada perhitungan didapatkan bahwa dry density < natural density < saturated
density dan natural water content < saturated water content pada tiap sampel contoh
batuan
Menurut analisis kelompok kami, nilai berat gantung memiliki nilai yang
kecil dikarenakan adanya gaya angkat air (hukum Archimedes) sehingga sampel
mengalami gaya keatas. Berat kering bernilai lebih kecil daripada berat natural karena
sampel telah dikeringkan selama 24 jam sehingga kadar air sudah dianggap telah
hilang. Sedangkan pada berat natural itu masih mengandung kadar air walaupun
sedikit. Berat natural lebih kecil daripada berat jenuh karena berat jenuh memiliki
kadar air yang lebih tinggi daripada berat natural dikarenakan proses perendaman
sehingga dianggap air memenuhi pori-pori batuan. Hal ini akan berpengaruh juga
terhadap densiti dan water konten pada setiap sampel, yaitu berat berbanding lurus
terhadap densiti dan water content.
Specific Gravity berhubungan dengan besaran, kepadatan dan ikatan material
pada batuan. Porositas dan void ratio menunjukkan banyaknya pori pada batuan
sehingga air mudah meresap akibat adanya perbandingan komposisi material semen
dan pasir, yaitu sampel batuan.
Porositas dan void rasio sample UCS 1 memiliki nilai yang paling besar
dikarenakan komposisi material di UCS 1 dominan pasir sehingga pori-pori antar
butir sample UCS 1 lebih banyak dari UCS 2 dan UCS 3 sehingga pori-pori yang
dapat dimasuki air lebih besar.
Saran
Saran untuk bab ini adalah :
a. Selalu lakukan kalibrasi alat untuk mendukung ketelitian pembacaan alat.
b. Sebaiknya turunkan secara perlahan berat batuan pada uji berat jenuh agar tidak
tercelup air dan lebih akurat.
c. Sebelum pengukuran berat jenuh diusahakan sample di lap terlebih dahulu.
9. DAFTAR PUSTAKA
Kramadibrata, Suseno, Made Astawa Rai, Ridho Kresna Wattimena. 2014. Mekanika
Batuan. Bandung : Penerbit ITB.