JUDUL
STUDI TEKNIS TERHADAP UPAYA PENGENDALIAN AIR ASAM
TAMBANG PADA PT. NEWMONT NUSA TENGGARA NUSA
TENGGARA BARAT
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Industri pertambangan tembaga di Indonesia saat ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini didorong dengan adanya tuntutan
bahwa perlu tersedianya persediaan tembaga untuk mencukupi permintaan
pasar. Oleh karena itu kegiatan eksplorasi dan eksploitasi terhadap tembaga
semakin meningkat pula.
Dari kegiatan eksploitasi yang besar-besaran ini tidak terlepas dari dampak
yang ditimbulkan terhadap lingkungan, baik itu dampak positif maupun
negatif. Hal yang sering dipermasalahkan dari dampak negatif berupa
terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satunya adalah pencemaran Air
Asam Tambang (AAT) atau Acid Mine Drainage (AMD). Pencemaran yang
ditimbulkan akibat air asam tambang adalah adanya logam terlarut yang akan
mengurangi kesuburan tanah, korosi pada peralatan dan timbul masalah
kesehatan pada masyarakat di sekitar penambangan. Untuk itu kegiatan
penambangan harus dikelola dengan baik agar tidak merugikan terhadap
lingkungan.
Timbulnya air asam tambang ini disebabkan adanya kandungan sulfur
pada lapisan batuan. Sulfur dalam batuan terdapat dalam ikatan organik dan
sebagai mineral anorganik yang terbentuk bersamaan dengan pembentukan
batuan itu sendiri. Selain itu adanya mineral pengotor yaitu pyrit yang
teroksida sehingga terbentuk air asam tambang tersebut.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian terhadap air asam tambang (AAT) pada
PT.
NEWMONT NUSA TENGGARA ini adalah untuk mengetahui daerahdaerah di sekitar tambang yang berpotensi terhadap terjadinya air asam
tambang dan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat dari adanya air
asam tambang tersebut, sehingga nantinya diperoleh pemecahan terhadap
masalah air asam tambang ini dari pengamatan di lapangan dan analisis
kandungan air asam.
D. PERUMUSAN MASALAH
Dengan diadakannya penelitian terhadap air asam tambang akan diketahui
segala dampak air asam tambang yang sangat membahayakan lingkungan
sekitarnya karena pada airnya banyak mengandung logam berat, seperti kadar
Fe, Cu, Zn dan logam berat lainnya. Dampak yang paling terasa adalah
tercemarnya sumber-sumber air baik air permukaan maupun air bawah tanah.
Penanganan air asam tambang yang dilakukan dari hasil penelitian adalah
dengan penanganan secara pasif, maksudnya tanpa menggunakan reagen
kimia tetapi dengan mengandalkan kemampuan alami material konstruksi,
contohnya dengan menggunakan batugamping.
E. DASAR TEORI
1. Air Asam Tambang (AAT)
Air Asam Tambang (AAT) atau disebut juga Acid Mine Drainage
(AMD), yang disebut juga Acid Rock Drainage (ARD) terjadi sebagai akibat
proses fisika dan kimia yang cukup kompleks yang melibatkan beberapa
faktor dalam kegiatan pertambangan. Kegiatan pertambangan ini dapat
berupa tambang terbuka maupun tambang dalam (bawah tanah). Umumnya
keadaan ini terjadi karena sulfur yang terjadi dalam batuan teroksidasi secara
alamiah (pada proses pembukaan tambang). Selanjutnya dengan kondisi
kelembaban lingkungan yang cukup tinggi akan menyebabkan oksida sulfur
tersebut berubah menjadi asam.
Kualitas air digunakan sebagai pembanding dalam usaha pemantauan
ketika tambang sedang berjalan. Pengukuran kualitas air dapat ditentukan dari
beberapa faktor yaitu :
1. Temperatur
Temperatur yang terukur adalah suhu yang dianggap normal pada
daerah tersebut.
2. Derajat keasaman (pH)
Nilai pH menunjukkan derajat keasaman dalam air dinyatakan sebagai
logaritma konsentrasi ion H+. Larutan bersifat asam bila nilai pH
kurang dari 7 dan larutan bersifat basa bila nilai pH lebih dari 7.
3. Kekeruhan dan padatan terlarut
Kekeruhan, muatan padat tersuspensi dan residu terlarut merupakan
sifat fisik air yang saling berkait. Semakin tinggi muatan padat
tersuspensi maka semakin tinggi nilai residu terlarut dan kekeruhan air.
4. Daya hantar listrik (DHL) atau electroconductivity
Daya hantar listrik menggambarkan jumlah ion-ion yang terlarut dalam
air.
5. DO
Oksigen terlarut merupakan O2 bebas yang terdapat dalam perairan dan
secara kimia tidak bereaksi dengan air serta berperan dalam proses
penguraian bahan organik secara biologis.
6. Logam
Kandungan logam-logam dapat mempengaruhi kehidupan biota air
terutama logam berat yang dapat meracuni manusia.
Sumber-sumber air asam tambang ini antara lain berasal dari kegiatankegiatan sebagai berikut :
a. Air dari lokasi penambangan
Lapisan batuan akan terbuka sebagai akibat dari terkupasnya lapisan
tanah penutup, sehingga sulfur yang terdapat dalam batubara akan
mudah teroksidasi dan bila bereaksi dengan air akan membentuk air
asam tambang.
b. Air dari lokasi penimbunan
Timbunan batubara dapat menghasilkan air asam tambang karena
adanya kontak langsung dengan udara bebas yang selanjutnya terjadi
pelarutan akibat adanya air. Masalah ini berkaitan erat dengan proses
pembentukan batubara dimana pembentukan batubara terdapat sulfur
dan mineral pengotor yang berupa mineral sulfida (pyrit). Air lokasi
penimbunan ini merupakan sumber air utama air asam tambang.
2. Proses Terjadinya Air Asam Tambang
Prinsip
terjadinya
air
asam
tambang
adalah
adanya
reaksi
mineral-mineral
sulfida
(dalam
bentuk
pyrit)
yang
b.
c.
d.
2. Secara Biologi
Kondisi keasaman dari pelapukan ion-ion hidrogen selama oksidasi
dapat pula disebabkan karena adanya aktivitas biologi oleh bakteribakteri. Bakteri tersebut mampu untuk mempercepat proses oksidasi
dari mineral-mineral sulfida dan oksidasi besi serta mendapat energi
hasil pelepasan energi dari proses oksidasi. Bakteri ini termasuk dalam
subgroup strick aerobes, genus trobhasillus, species thiobasillus,
ferroxidans (kadang-kadang dijumpai Ferrobacillus ferroxidans).
Persamaan reaksi terbentuknya air asam tambang berdasarkan aktivitas
biologi sebagai berikut :
FeS2 + H2O + 7/2 O2 Fe2+ + 2 SO42Fe2+ + O2 + 5/2 H2O T.Ferroxidans Fe(OH)3 + 2 H+
kesuburan
tanah,
mengganggu
kesehatan
masyarakat
adalah
proses
netralisasi
asam
dengan
senyawa
alkali,
oksida besi (II) menjadi besi (III) yang tidak larut dan proses
sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk Fe3+.
yang
dapat
mendukung
data-data
lapangan
guna
1. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang, yang diperoleh dari instansi terkait, perpustakaan,
brosur-brosur dan sumber-sumber pustaka lainnya yang menunjang.
2. Pengamatan di lapangan
Dilakukan dengan peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan
langsung terhadap topografi daerah, vegetasi dan cuaca yang akan
diambil datanya.
3. Pengambilan data
Data yang diambil berupa data sekunder dari derajat keasaman (pH) air
di sekitar daerah penambangan. Cara pengambilan data dilakukan
dengan pengamatan langsung di lapangan dan juga data-data yang
diambil dari literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang
ada.
4. Pengelompokan data
Pengelompokan data bertujuan untuk :
- mengumpulkan data dan mengelompokkannya agar penganalisaan
lebih mudah
- mengetahui keakuratan data sehingga kerja menjadi effisien
5. Pengolahan data
Data-data yang telah diambil kemudian diolah dan dihubungkan
dengan dasar teori yang ada serta keadaan di lapangan, sehingga
nantinya didapatkan kesimpulan dan dapat dicari pemecahan terhadap
permasalahan tersebut.
6. Analisa data
Data-data yang diperoleh baik dari hasil uji laboratorium maupun
pengamatan aliran air yang terjadi akan diolah untuk memperoleh
karakteristik air asam tambang.
7. Kesimpulan
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari
semua masalah yang dibahas.
G. JADWAL KEGIATAN
No
Kegiatan
2003
Juni
Juli
2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
Studi Literatur
OrientasiLapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Draft
Agustus
2 3 4
X
X
X
X
X
X
X X X X
X X X X
X
X
X X
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud Dan Tujuan
1.3. Permasalahan
1.4. Metodologi Penelitian
1.5. Hasil Penelitian
II. TINJAUAN UMUM
2.1. Lokasi Dan Kesampaian Daerah
2.2. Keadaan Geologi
2.3. Iklim Dan Curah Hujan
2.4. Kegiatan Penambangan
III. DASAR TEORI
3.1. Proses Terjadinya Air Asam Tambang
3.2. Sumber Air Asam Tambang
3.3. Dampak Air asam Tambang
3.4. Pengendalian Air Asam Tambang
IV. UPAYA PENGENDALIAN AIR ASAM TAMBANG
4.1. Kondisi Daerah Penelitian
4.2. Upaya Penetralan Air Asam Tambang
V. PEMBAHASAN
5.1. Pengendalian Air Asam Tambang
5.2. Pencegahan Dampak Negatif Air Asam Tambang
5.3. Penanganan Air Asam Tambang
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN