Anda di halaman 1dari 17

HUJAN ASAM

KELOMPOK 6

Dosen Pengampu:
TRINA FEBRIANI,M.PD

DISUSUN OLEH:
Jefri Fernandes 21030052
Fina Fitria 21030037
Indah Aulia Rahmi. 21030046
Revi Hermanda 21030044

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT


2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan, pengetahuan, dan
kemudahan sehingga mini riset ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan mini riset sebagai tugas akhir dari mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar dengan judul “HUJAN ASAM”.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk mini riset ini, supaya mini riset
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen mata kuliah Meteorologi Klimatologi kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga mini riset ini dapat bermanfaat. Terimakasih

Padang, 7 Desember 2021

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Konsep Hujan Asam.........................................................................................3


B. Proses Terjadinya Hujan Asam.........................................................................6
C. Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Hujan Asam...........................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................13

A. Kesimpulan.....................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
semakin tinggi pula kegiatan ekonomi manusia, di antaranya adalah semakin
pesatnya perkembangan dari sektor industri dan sistem transportasi. Kemajuan
tersebut tidak berarti tidak terdapat konsekuensi, sebagai konsekuensi logis maka
akan semakin meningkatkan zat-zat polutan yang dikeluarkan dari kegiatan
industri dan transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu
akan berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara.
Beberapa contoh efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menjadi isu-isu global antara lain efek rumah kaca, pemanasan global,
polusi, sampah, dan hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada
tahun 1972.Ia menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan
industri di bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian
dari peristiwa terjadinya deposisi asam.Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di
udara yang bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan
menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah. Pada dasarnya, air
hujan normal memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,6 – 5,0.
Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya
terurai dalam uap air yang bercampur di udara.
Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas
polutan yang menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang
umumnya dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batu
bara, dan nitrogen oksida dari kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang
digunakan oleh industri. Kedua unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan
air, oksigen, dan oksidan dari senyawa-senyawa asam lainnya. Persenyawaan ini

1
membentuk semacam lapisan gabungan antara asam sulfur dan asam nitrat.
Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu. Hujan asam menyebabkan
peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai, serta menyebabkan
kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung
dan peninggalan sejarah.
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam
terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan
dibahas mengenai bagaimana hujan asam terbentuk, dampak hujan asam
terhadap manusia dan lingkungan, serta usaha yang dapat kita lakukan untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep mengenai hujan asam ?
2. Bagaimana proses terjadinya hujan asam ?
3. Bagaimana penyebab, dampak sesungguhnya dan cara pengendalian dari
terjadinya hujan asam di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja tentang Hujan Asam serta sebab dan akibat dari
terjadinya Hujan Asam.
2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dan cara pengendalian Hujan
Asam di Indonesia.

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa dapat dijadikan rujukan untuk makalah lebih lanjut.
2. Bagi pembaca dapat memberikan informasi tentang Hujan Asam
3. Bagi penulis dapat menambah wawasan tentang Hujan Asam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Knsep Hujan Asam


1. Pengertian Hujan Asam
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert A. Smith (1872)
dalam Kupchella (1989) yang menguraikan tentang keadaan di Manchester,
sebuah daerah industri dibagian utara Inggris. Hujan asam ialah turunnya asam
dalam bentuk hujan.Hal ini terjadi apabila asam di udara larut dalam butirbutir
air di awan.Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Asam itu
terhujankan atau rainout.
Hujan asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang
mengandung asam sehingga asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun
kebumi.Asam itu tercuci atau wash-out.Hujan asam dapat terjadi di daerah yang
sangat jauh dari sumber pencemaran.Masalah hujan asam terjadi dilapisan
atmosfir rendah, yaitu di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam
ialah asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO)3, keduanya merupakan asam
kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan asam nitrat dari gas NOx.
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer
dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang
mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan

3
meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya
bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang
gencar dilaksanakan.

2. Karakteristik Hujan Asam


Seperti jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik
khusus yang akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan
yang lainnya. Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya
dapat kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa
ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah
sebagai berikut:

 Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,6

 Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di
dalam polusi udara.

 Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida


dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer

 Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru

 Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah

 Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh


yang rendah

4
Keterangan pH Air Hujan:

• > 7 : pH basa

• 6.1 - 7 : Air hujan sangan baik, cenderung netral seperti air permukaan

• 5.6 - 6 : pH air hujan ideal

• 4.1 - 5.5 : Hujan asam

• 3 - 4 : Hujan asam (tinggi)

• < 3 : Hujan asam (ekstrem)

5
B. Proses Terjadinya Hujan Asam
Proses terjadinya hujan asam dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Penguapan

Aktivitas manusia juga menjadi salah satu penyebab terjadinya hujan


asam. Hal ini dikarenakan aktivitas tersebut dapat menimbulkan gas seperti
karbondioksida, karbon monoksida, sulfur dioksida dan hidrogen sulfur. Gas
tersebut bersumber dari asap kendaraan bermotor, uap pabrik, pembakaran dan
lain – lain.

Hampir seluruh penyusun bumi ini adalah air. Air memiliki peran yang
sangat penting bagi kehidupan. Pada siang hari air baik yang ada di sungai
maupun di laut menguap dan bergerak menuju lapisan bumi. Selanjutnya gas –
gas yang telah menyatu di udara dan menjadi pemicu terjadinya hujan asam.

6
2. Proses Penyatuan

Dalam proses ini terjadi penyatuan antara karbondioksida dan karbon


monoksida dengan uap air membentuk asam lemah. Selain itu, hidrogen sulfur
dan sulfur oksida juga menyatu dengan uap air yang akan menghasilkan asam
kuat. Penyatuan tersebut dapat memicu terjadinya hujan asam.

3. Proses Akhir

Masing – masing senyawa yang telah bergabung akan dibawa angin


menuju ke tempat yang lebih tinggi. Apabila campuran senyawa itu sudah
sampai pada titik jenuh maka akan menimbulkan titik – titik air hujan di mana air
hujan yang turun mengandung asam.

Berikut adalah reaksi kimia terbentuknya hujan asam:

S(s) + O2 (g) →SO2(g)

2SO2(g) + O2(g) →2SO3(g)

SO3(g) + H 2O(l) → H 2SO4(aq)

C. Penyebab, Dampak, dan Pencegahan Hujan Asam


1. Penyebab Hujan Asam

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab hujan asam adalah sebagai
berikut:

a. Sulfur dan nitrogen.

Sulfur dan nitrogen hasil dari industri, pembangkit listrik, dari kendaraan
bermotor dan amonia yang dihasilkan dari aktivitas pertanian dapat menjadi

7
penyebab hujan asam. Kedua senyawa tersebut merupakan hasil dari proses
pembakaran. Selain itu, sulfur juga merupakan senyawa yang berasal dari
kebakaran hutan dan atau hasil dari letusan gunung berapi.

Sulfur dioksida menjadi salah satu penyebab hujan asam. Senyawa


tersebut dihasilkan dari berbagai proses pembakaran seperti industri yang
menghasilkan minyak mentah, pabrik kelapa sawit dan industri logam. Selain itu,
sumber sulfur oksida juga diperoleh dari meletusnya gunung berapi dan
kendaraan bermotor.

Nitrogen dioksida merupakan senyawa yang menjadi penyebab hujan


asam. Senyawa tersebut berbahaya bagi lingkungan. Senyawa tersebut dihasilkan
dari berbagai proses seperti pembakaran dengan suhu tinggi. Contohnya adalah
pada industri pupuk kimia dan obat.

b. Pencemaran Udara

Beberapa gas yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam adalah


karbon monoksida dan karbondioksida. Kedua senyawa tersebut berasal dari
polusi kendaraan bermotor dan hasil dari proses pembakaran. Senyawa tersebut
apabila bertemu dengan air dapat membentuk asam karbonat atau sering dikenal
sebagai kelompok asam lemah.

Selain itu, hidrogen sulfida dan sulfur dioksida juga mampu


menyebabkan hujan asam. Kedua senyawa tersebut merupakan hasil dari
pemanasan dan pembakaran belerang. Kedua senyawa tersebut apabila bertemu
dengan air akan membentuk asam sulfat yang tergolong dalam kelompok asam
kuat.

Pada umumnya air hujan telah mengandung asam yang disebabkan


adanya kandungan CO2, namun pHnya masih berkisar 6. Sedangkan, pada

8
daerah dengan pencemaran udara yang begitu parah tingkat keasamannya tinggi
sehingga pH nya semakin rendah.

c. Aktivitas Manusia

Berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan batu bara dan minyak


bumi secara berlebihan dapat memicu terjadinya hujan asam. Selain itu, hujan
asam juga dapat disebabkan oleh meletusnya gunung berapi akibat munculnya
debu vulkanik. Adanya berbagai proses biologis juga dapat memicu terjadinya
hujan asam.

2. Dampak Hujan Asam


Hujan asam berdampak terhadap kesehatan, hutan, pertanian, ekosistem
akuatik dan material.
a. Kesehatan
Hujan asam mempengaruhi kesehatan melaluitiga cara, yaitu pertama
efek jangka pendek karena menghirup udara yang tercemar berat; efek jangka
panjang karena menghirup udara yang tercemarsedang atau ringan; efek tidak
langsung karena terexposed pada logam berat seperti alumunium danlogam berat
lain yang terbebaskan dari zarah tanah pada pH yang rendah, akumulasi logam
berat melalui rantai makanan dan terlarutnya logam berat dari pipa air yang
terbuat dari timbal atau tembaga.
b. Hutan
Dampak terhadap hutan dan pertanian sebagian karena pH tanah turun.
Penurunan pH tanah dan air danau dipengaruhi kemampuan tanah dan air untuk
menetralisir asam tersebut. Daya netralisasi asam ituditentukan oleh adanya zat
yang dapat menetralisirasam, misalnya, kalsium karbonat (CaCO3) dan humus.
Jika ada kalsium karbonat ion H+ bereaksi dengan zat itu dan diubah menjadi air,
karbonat dan CO2.

9
Kerusakan hutan oleh hujan asam gejalanya berbeda dengan gejala kerusakan
oleh kekeringan danserangan hama atau penyakit. Kerusakan dankematian hutan
disebut Forest Dieback atauWaldsterben.
Kematian hutan mengakibatkan naiknya resikoterjadinya tanah longsor
dan juga kelonggaran saljupada musim dingin, yang sangat berbahaya
bagipenduduk dan wisatawan.Proses terjadinya kerusakan dapat
dikelompokanmenjadi enam, yaitu (1) stres umum, (2) penurunanpH tanah-
keracunan aluminium, (3) peracunan olehSO2, (4) kekurangan magnesium, (5)
kelebihan haraatau nitrogen dan (6) zat organik pengatur tumbuh.
c. Pertanian
Hasil padi dapat turun sampai 30% karena hujan asam. Karena besarnya
laju pertumbuhan industri dantranspor, ada kemungkinan telah terjadi
kenaikankadar SO2 sampai pada kadar yang menyebabkankeracunan kronik dan
penurunan hasil pertanian tanpaadanya gejala morfologik dan kasat mata pada
tanaman.
d. Ekosistem akuatik
Hujan asam yang berkepanjangan akan mempengruhi pH air ekosistem
akuatik (Kupchella,1989). Karena kehidupan organisme hidup akuatiksangat
dipengaruhi oleh pH air tempat hidupnya, hujan asam mempunyai pengaruh yang
besar terhadapbiologi ekosistem akuatik.Hujan asam menurunkan populasi
ikan,tumbuhan akuatik dan jasad renik. Menjadi asamnyaair danau dapat juga
menyebabkan kepunahan jenis.
Di samping efeknya terhadap pH, hujan asam juga memperkaya danau
dengan unsur hara, khususnyanitrogen. Sebagai akibatnya dapatlah terjadi apa
yangdisebut eutrofikasi, yaitu penyuburan perairan.Eutrofikasi menimbulkan
kesulitan, karena terjadinyapertumbuhan plankton yang berlebihan
sehinggaplankton itu saling meneduhi dari sinar matahari danterjadilah kematian
massal plankton (Odum, 1996).Jika ini terjadi oksigen dalam air habis terpakai
dalamproses pembusukan biomassa yang mati itu danmengakibatkan kematian
ikan dan organisme.

10
e. Material
Hujan asam mempunyai dampak penting terhadap berbagai jenis material.
Logam, bangunanbaru, keramik dan gelas, cat, kertas, bahan fotografi,tekstil,
kulit dan karet terpengaruh oleh oksidabelerang, oksida nitrogen dan zat
pencemar udaralainnya. Sebagian kerusakan ini disebabkan olehdeposisi kering
asam sulfat yang berasal dari transpordalam kota dan dari industri.

3. Upaya-upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak dari Hujan Asam


Usaha untuk mengendalikan deposisi asam adalah menggunakan bahan
bakar yang mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat
pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas
buangan dan penghematan energi.
a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas
asam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas
ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan
bahan bakar non belerang atau bahan bakar alternative yang ramah
lingkungan, misalnya methanol, etanol, dan hydrogen.
b. Pengendalian pencemaran selama pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOx pada
waktu pembakaran telah dikembangkan. Salah satu tekologi ialah Lime
Injection in Multiple Burners (LIMB). Selain itu bisa juga dengan
penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu mengurangi emisi sulfur oksida
hingga 80-95%.
c. Pengendalian setelah pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil
pembakaran.Teknologi yang sudah banyak dipakai adalah Fle Gas
Desulfurization (FGD). Cara lain ialah dengan menggunakan ammonia
sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat
dipergunakan sebagai pupuk.

11
d. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu
barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat di daur
ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.

Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap
tanah ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam
tanah atau kedalam danau.Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau
dapat menetralkan sifat asam.

Melakukan reboisasi atau penanaman kembali. Keberhasilan program


reboisasi dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan
kualitas lingkungan terutama dalam aspek :

1. Fungsi hidrologi
2. Fungsi perlindungan tanah
3. Stabilitas iklim mikro
4. Penghasil O2, dan penyerap gas-gas pencemar udara
5. Potensi sumber daya pulih yang dapat dipanen
6. Pelestarian sumber daya plasma nutfah
7. Perkembangbiakan ternak dan satwa liar
8. Pengembangan kepariwisataan dan rekreasi
9. Menciptakan kesempatan kerja
10. Penyediaan fasilitas pendidikan dan penelitian

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah
5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Proses terjadinya hujan asam melalu tiga tahapan yaitu
pertama penguapan, dimana air-air menguap ke atas dan membentuk uap-uap
air ; kedua proses penyatuan, dimana karbon dioksida, karbon monoksida,
hidrogen sulfur, sulfur oksida menyatu dengan uap air dan membuat asam ;
ketiga proses akhir, dimana penyatuan uap air tersebut dibawa angin ke tempat
yang lebih tinggi dan ketika sudah mencapai titik jenuh maka akan turun titik
hujan yang mengandung asam.
Hujan asam dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu sulfur dan
nitrogen seperti belerang ; pencemaran udara seperti asap kendaraan dan asap
rokok ; aktivitas manusia seperti penggunaan batu bara dan minyak bumi yang
berlebihan. Hujan asam juga berdampak bagi beberapa bidang kehidupan ialah
kesehatan, hutan, pertanian, ekosistem akuatik, dan material. Upaya untuk
mengendalikan atau menanggulangi deposisi asam adalah menggunakan bahan
bakar yang mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat
pencemar saat terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas
buangan dan penghematan energi, bisa juga dengan menerapkan prinsip 3R
(Reuse, Recycle, Reduce).

13
14

Anda mungkin juga menyukai