HUJAN ASAM
KELOMPOK
Moch jauhar nur islami (13)
M.agus ferdianto (18)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi
yang disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai
apa yang dimaksud dengan hujan asam, apa penyebab terjadinya hujan asam,
bagaimana dampak hujan asam terhadap penurunan manusia dan lingkungan, dan
bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk mencegah terjadinya hujan asam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat penulis
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
dengan semakin pesatnya perkembangan sektor industri dan sistem transportasi. Zat-
zat polutan yang dikeluarkan dari kegiatan industri dan transportasi akan berdampak
buruk di udara. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan berpengaruh
terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh efek
negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global
antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun
bagian utara Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa
bercampur dengan air hujan bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan
bangunan dan monumen bersejarah. Pada dasarnya, air hujan normal memang sudah
asam dengan kadar keasaman antara pH 5,6- 5,0. Keasaman ini dihasilkan ketika
karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai dalam uap air yang bercampur
di udara.
Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan
yang menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang umumnya
dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, dan nitrogen
oksida dari kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri.
Kedua unsur tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari
gabungan antara asam sulfur dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju
reaksi proses itu. Hujan asam menyebabkan peningkatan kadar asam di tanah,
danau-danau, sungai serta menyebabkan kematian pohon. Selain itu asam juga
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana hujan asam terbentuk, dampak hujan asam terhadap manusia dan
lingkungan, serta usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang
dimaksud dengan hujan asam, proses terbentuknya hujan asam, dampak atau akibat
yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap kehidupan manusia dan lingkungan, serta
upaya yang dapat ditempuh untuk mengurangi dan menegah terjadinya hujan asam.
BAB II
ISI
Fenomena hujan asam mulai dikenal sejak akhir abad 17, hal ini diketahui
dari buku karya Robert Boyle pada tahun 1960 dengan judul “A General History of
the Air“. Buku tersebut menggambarkan fenomena hujan asam sebagai “nitrous or
salino-sulforus spiris“.
memaksa penggunaan bahan bakar batubara dan minyak sebagai sember utama energi
hujan asam yakni gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat. Padahal biasanya precussor
ini hanya berasal dari gas-gas gunung berapi dan kebakaran hutan.
Istilah hujan asam pertama kali digunakan oleh Robert Angus Smith pada
tahun 1872 pada saat menguraikan keadaan di Manchester, sebuah daerah industri di
Inggris bagian utara. Smith menjelaskan fenomena hujan asam pada bukunya yang
Hujan asam adalah hujan yang bersifat asam daripada hujan biasa (Hunter BT,
2004 dalam Rahardiman, Arya. 2009). Deposit asam dari atmosfer dapat bersifat
abash (dari hujan, salju, atau hujan es) atau kering (dari pertukaran turbulen dan
pengaruh gravitasi yang tidak berkaitan dengan hujan). Hujan asam dikenal pertama
kali pada tahun 1950, yaitu pada saat hujan asam tersebut memberikan dampak
negative berupa air yang bersifat asam di danau Skandinavia dan Kanada (Mukono,
lingkungan. Suatu lingkungan akan bersifat asam jika kemasukan ion hydrogen yang
bersal dari asam sulfat (H2SO4) dan atau asam nitrat (HNO3). Satu reaksi penting
dalam oksidasi sulfur dioksida adalah antara sulfur dioksida yang terlarut dan
hydrogen peroksida.
Masalah hujan asam dalam skala yang cukup besar pertama terjadi pada tahun
Utara, pada masa itu pula banyak hutan-hutan di bagian Eropa dan Amerika yang
rusak. Sejak saat itulah dimulai berbagai usaha penaggulangannya, baik melalui
Hujan yang normal seharusnya adalah hujan yang tidak membawa zat
pencemar dan dengan pH 5,6. Air hujan memang sedikit asam karena H2O yang ada
pada air hujan bereaksi dengan CO2 di udara. Reaksi tersebut menghasilkan asam
lemah H2CO3 dan terlarut di air hujan. Apabila air hujan tercemar dengan asam-asam
kuat, maka pH-nya akan turun dibawah 5,6 maka akan terjadi hujan asam.
SO2 penyebab hujan asam mampu memantulkan sinar matahari keluar atmosfer bumi
sehingga dapat mencegah kenaikan temperatur bumi. Akan tetapi, efek samping dari
bumi. Istilah yang lebih tepat seharusnya adalah deposisi asam, karena pengendapan
asam dari atmosfir ke permukaan bumi tidak hanya melalui air hujan tetapi juga
melalui kabut, embun, salju, aerosol bahkan pengendapan langsung. Istilah deposisi
asam lebih bermakna luas dari hujan asam (Ophardt, C.O., (2003).
Karena hujan asam terlihat, dan rasanya seperti air bersih, pengukuran pH
Protection Agency, air murni memiliki pH 7,0, dan hujan normal memiliki pH sekitar
5.6 (Howard, Rhonda, 2010). Nilai 7,0 dianggap netral, Nilai yang lebih tinggi dari
7,0 semakin alkali atau dasar, Nilai lebih rendah dari 7,0 semakin asam. ilustrasi di
Deposisi asam ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah.
Deposisi kering ialah peristiwa kerkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang
ada dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara
akibat kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di
daerah perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam.
Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi
apabila asap di dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan
dari awan tadi, maka air hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula
terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga asam itu
terlarut ke dalam air hujan dan turun ke bumi. Asam itu tercuci atau wash out.
Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.
Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2)
dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan
tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami,
misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami.
pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung
belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar,
belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara.
Oksida nitrogen, atau NOx, dan sulfur dioksida, atau SO2, adalah dua sumber
utama hujan asam. Sulfur dioksida, yang merupakan gas tidak berwarna, dilepaskan
sebagai produk oleh-ketika bahan bakar fosil yang mengandung belerang yang
terbakar.
Gas ini dihasilkan karena berbagai proses industri, seperti pengolahan minyak
mentah, pabrik utilitas, dan besi dan pabrik baja. berarti alam dan bencana juga dapat
membusuk, plankton, semprot laut, dan gunung berapi, yang semuanya memancarkan
jawab atas 69,4% emisi sulfur dioksida ke atmosfer, dan transportasi kendaraan
renik itu. Di dalam tanah pupuk N yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami
Hujan asam juga dapat terbentuk melalui proses kimia dimana gas sulphur
dioxide atau sulphur dan nitrogen mengendap pada logam serta mengering bersama
Program di Amerika, menunjukkan bahwa pada Tahun 2004 terjadi hujan asam yang
2.2 Proses Terbentuknya Hujan Asam
Deposisi asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat, atau asam klorida yang
ada do atmosfer baik sebagai gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai, danau,
hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut, embun, salju, atau
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia
(anthropogenic) seperti emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta emisi dari
kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi
salah satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari
prekursor hujan asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang
terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat dituliskan secara sederhana seperti
dibawah ini.
Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi
SO2 + OH → HSO3
hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi diatas akan bereaksi kembali
seperti:
NO + HO2 → NO2 + OH
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali, jadi selama ada NO
diudara, maka reaksi radikal hidroksil akan terbantuk kembali, jadi semakin banyak
SO2, maka akan semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen dioksida
NO2 + OH → HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon
garam-garam ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam
sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan uap air akan membentuk
HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan
asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan korosif. Oleh
sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun (Manahan, 1994
O* + ClO → Cl* + O2
deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketiga asam tersebut dalam hujan
asam biasanya berkisar antara 62 persen oleh Asam Sulfat, 32 persen Asam Nitrat
157.000 ton per tahun, sedangkan NOx mencapai 175.000 ton per tahun. Kota
Surabaya pada tahun 2000 tercatat mengemisikan 0,26 ton SO2 dan 66,4 ton NOx ke
udara dari berbagai sumber pencemar (Musfil A.S., (2008) dalam Sumahamijaya, I.,
(2009)).
berikut:
alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari
proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam
yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan kilometer di
atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik
Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam
dari pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak
hutan-hutan di New York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya
Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya revolusi industri dari Ph 6 menjadi 4,5
atau 4. Informasi lain diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang
akan meningkat pada pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen
oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil,
terutama batu bara, merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini.
Pembacaan pH di area industri terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka).
Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi
dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke
sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan
asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan
bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki
dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik,
antara lain :
a) Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya spesies yang
populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk
hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan.
Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk
keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau.
menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
b) Tanah
Efek tidak langsung dari hujan asam adalah efek terhadap tanah. Gejala ini
menyebabkan terjadinya pencucian mineral seperti Ca, Mg, dan Potassium, yang
tanaman. Mineral tersebut digantikan oleh logam berat seperti Al, yang justru
mulai mati, karena kekurangan air. Adanya pelapukan dalam batang menandakan
terjadinya kerusakan sistem transportasi air pada tanaman. Dr. Ulrich dari Universitas
spruce dan beech mencapai umur lebih dari 30 – 40 tahun (Nandika, Dodi.,2004).
c) Tumbuhan
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin
pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap
keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga
lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.
Hujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan
melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam
nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat
Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada
senyawa NOx dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang
pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status
gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang
yang sehat.
Akan tetapi, kuat dugaan bahwa ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam
menjadi ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada
timbulnya wabah diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan
penyakit Alzheimer. Walaupun hujan asam ditemukan di tahun 1852, baru pada tahun
fenomena ini. Kesadaran masyarakat akan hujan asam di Amerika Serikat meningkat
e)Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material
seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman
serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan
patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat,
meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
Lebih lanjut, Harjanto, N.T., (2008) mengungkapkan beberapa dampak dari deposisi
asam ini sangat luas yakni terhadap makhluk hidup, vegetasi dan struktur bangunan
Merusak tanaman
(menjadi layu)
lantai marmer
2.4 Upaya-Upaya Untuk Mengurangi dan Mencegah Dampak Dari Hujan
Asam
Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan
energi.
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas asalm akan
mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat
menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar
non-belerang atau bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol,
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran
Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi
yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD). Cara lain ialah
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana
produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah
e) Untuk mengurangi dampak buruk yang muncul dari hujan asam terhadap tanah
ataupun danau dapat dilakukan dengan menambahkan zat kapur kedalam tanah atau
kedalam danau. Penambahan kapur kedalam tanah maupun danau dapat menetralkan
sifat asam.
dan rehabilitasi lahan akan dapat meningkatkan produktivitas lahan dan kualitas
a. Fungsi hidrologi
Pada tahun 1970 Amerika mulai mengontrol emisi SO2 dan NOx dengan
bermotor dan industri. Pada tahun 1990 kongres menyetujui amandemen untuk lebih
tercatat mempu mengurangi pengeluaran SO2 dari 23,5 juta ton menjadi sekitar 16
juta ton. US juga merencanakan untuk mengurangi emisi NOx hingga 5 juta ton pada
tahun 2010.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
merupakangen yang ketika bermutasi dan diekspresikan dalam frekuensi yang tinggi
menyebabkan sel normal menjadi sel tumor.Kanker yang diinduksi oleh infeksi virus
dapat berasal dari virus DNA atau RNA. Termasuk didalamnya the human T cell
III.2 Saran
Anonim, 2009.Oncogenic
Infections.http://www.humanillnesses.com/Infectious-Diseases-My-Si/Oncoge
nic-Infections.html. Diakses pada tanggal akses 20 November 2013
John B., 2007. Virology: Principles & Applications. England: John Wiley & Sons
Ltd.
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Asam…………………………………………………………………………. 15
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA