Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KIMIA KONTEKSTUAL
PROSES TERJADI DAN CARA PENANGGULANGAN HUJAN ASAM

Disusun Oleh :
KARNA SIWANTARA SUARA
(15/383139/PA/16799)

KELAS KEMIPAAN 6
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI
Dosen : Dr. Roto, M. Eng.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hujan asam bukanlah sesuatu yang asing lagi di telinga kita. Dengan mendengar
istilah ini kita langsung membayangkan hal yang buruk berupa hujan yang bersifat asam
yang turun ke bumi dan menyebabkan perkaratan, penyakit dan kerusakan pada tanaman.
Sesungguhnya hujan asam sudah diteliti oleh Robert Angus Smith pada tahun 1852
dimana pada saat itu ia menemukan hubungan antara polusi udara dengan hujan asam.
Akan tetapi, baru pada tahun 1970-an para ilmuwan meneliti fenomena hujan asam ini.
Kemudian kesadaran masyarakat Amerika Serikat akan hujan asam meningkat pada
tahun 1990-an setelah

di New York Times memuat laporan tentang banyaknya

kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh hujan asam. Setelah itu berita ini menyebar
ke seluruh dunia hingga ditemukan lagi bahaya dari hujan asam yang terjadi di berbagai
tempat, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, sebagai manusia sudah seharusnya kita memahami hal-hal yang
terjadi di sekitar kita, termasuk hujan asam. Dengan mengetahui bagaimana hujan asam
bisa terjadi, diharapkan seluruh manusia dapat sadar untuk turut mencegah dan berperan
aktif dalam menghadapi hujan asam.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana proses terjadinya hujan asam?
Bagaimana cara menanggulangi hujan asam?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Ditulisnya makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca
mengenai proses terjadi dan cara penanggulangan hujan asam.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini ditulis menggunakan metode pustaka, yaitu dengan mengumpulkan
dan mempelajari data dari pustaka yang berhubungan dengan materi mengenai hujan
asam. Sebagian besar sumber pustaka yang digunakan berasal dari internet.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Proses Terjadinya Hujan Asam

Pada dasarnya, hujan asam terjadi akibat adanya 2 polutan, yaitu SO 2 dan NOx dimana
keduanya merupakan gas hasil pembakaran. Gas ini kemudian terbang sejauh ribuan
kilometer di atmosfer hingga bereaksi dengan uap air dan karbondioksida membentuk asam
sulphuric dan nitric dengan pH di bawah 5,6. Adapun proses terjadinya dapat dijabarkan
sebagai berikut.
Pembentukan Asam Sulfat (H2SO4)
Gas SO2 bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen melalui reaksi fotokatalitik di
atmosfer, akan membentuk asamnya.
SO2 + OH => HSO3
HSO3 + O2 => HO2 + SO3
SO3 + H2O => H2SO4
Selanjutnya apabila di udara terdapat Nitrogen Monoksid(NO) maka radikan peroksil
(HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi di atas akan bereaksi kembali seperti :
NO + HO2 => NO2 + OH
Pada reaksi ini radikal hidroksil akan terbentuk kembali. Jadi selama ada NO di udara
maka reaksi radikal hidroksil akan terbentuk kembali. Oleh karena itu, semakin banyak SO 2
maka semakin banyak pula asam sulfat yang terbentuk.
Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)
Pada siang hari, terjadi reaksi fotokatalitik antara gas Nitrogen dioksida dengan radikal
hidroksil.
NO2 + OH => HNO3
Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida dengan ozon.
NO2 + O3 = NO3 + O2
NO2 + NO3 => N2O5
N2O5 + H2O => HNO3
Pembentukan Asam Klorida (HCl)
Asam Klorida biasanya terbentuk di lapisan stratodfer, dimana reaksinya melibatkan
Chlorofluorocarbon (CFC) dan radikal Oksigen (O*)
CFC + hv(UV) => Cl* + produk
CFC + O* => ClO + produk
O* + ClO => Cl* + O2
Cl + CH4 => HCl + CH3

Ketiga reaksi pembentukan asam di atas merupakan bagian dari reaksi yang
menyebabkan deplesi lapisan ozon di stratosfer. Perbandingan ketigaasam tersebut dalam
hujan asam biasanya berkisar antara 62% asam sulfat, 32% asam nitrat dan 6% asam klorida.
2.3 Penanggulangan Hujan Asam
Usaha untuk menanggulangi hujan (deposisi) asam antara lain sebagai berikut :
a. Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang (S) rendah, bahkan saat ini
terdapat bahan bakar non-belerang misalnya etanol, metanol dan hidrogen.
b. Mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran dengan teknologi tertentu.
Misalnya pencucian batubara untuk membersihkannya dari pasir, tanah dan kotoran lain
serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (Soemarwoto, 1992).
c. Mengendalikan pencemaran selama pembakaran, salah satunya dengan teknologi Lime
Injection in Multiple Burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi
sampai 80% dan NOx 50%.
d. Penanggulangan setelah pembakaran dengan menggunakan teknologi fle gas
desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000). Ini dapat mengikat gas SO2 di cerobong asap
dengan absorben, yang disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan cara ini 70-95% SO2
yang terbentuk dapat diikat.
e. Mengaplikasikan prinsip 3R, yaitu Reduce (pengurangan penggunaan barang), Reuse
(pengunaan barang kembali yang masih dapat digunakan) dan Recycle (mendaur ulang
barang/sampah).
f. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, terutama kendaraan pribadi. Untuk jarak
dekat, diharapkan masyarakat menggunakan kendaraan bebas polusi, contohnya sepeda.
Untuk jarak yang cukup jauh, masyarakat dapat menggunakan kendaraan umum,
sehingga emisi yang dihasilkan akan berkurang karena jumlah kendaraan bermotor di
jalan raya akan berkurang.
g. Menanam pohon dan melakukan reboisasi hutan. Dengan melakukan hal ini, maka
kestabilan komposisi gas di udara akan terjaga. Pada proses fotosintesis tumbuhan hijau
mengambil CO2 dari udara dan melepas O2 yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Di
samping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat memberikan berbagai
fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Hujan asam terjadi karena bereaksinya polutan yang ada di udara contohnya SO 2 dan
NOx dengan uap air sehingga hujan yang terbentuk bersifat asam dengan pH di bawah 5,6.
Adapun reaksi pembentukan zat asam tersebut meliputi pembentukan asam sulfat (H2SO4),
pembentukan asam nitrat (HNO3) dan pembentukan asam klorida (HCl).
Penanggulangan hujan asam dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain
mencegah pembentukan zat pencemar sebelum pembakaran, mengendalikan pencemaran
selama pembakaran, dan penanggulangan setelah pemabakaran. Selain itu, prinsip 3R
(Reduce, Reuse dan Recycle), pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, dan
penghijauan dapat berperan serta dalam mengurangi polutan-polutan yang ada di udara.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mengambil poin-poin penting saja
untuk menjelaskan proses terjadinya hujan asam dan cara menanggulanginya sehingga
banyak istilah-istilah yang masih kurang jelas. Oleh karena itu, penulis terbuka dalam
menerima kritik maupun saran dari pihak manapun.

DAFTAR PUSTAKA
Kristianto, Hengki. 2015. Cara Membuat Makalah yang Baik dan Benar.
http://hengkikristiantoateng.blogspot.com/2014/02/cara-membuat-makalah-yang-baik-danbenar.html. 20 Oktober 2015.
Anonim. 2015. Hujan Asam. https://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asam. 20 Oktober 2015.
Anonim. 2015. Hujan Asam. https://www.academia.edu/7531147/Hujan_Asam. 21 Oktober
2015.

Anda mungkin juga menyukai