Anda di halaman 1dari 19

ACID RAIN*

(HUJAN ASAM)

Prepared by: Mukhlasin, S.Pd., SKM., MKM

*Disampaikan pada matakuliah Perubahan Iklim & Kesehatan


PENGERTIAN HUJAN ASAM
 Hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh
Robert Angus Smith pada tahun 1852. Ketika itu,
ia berhasil menemukan hubungan antara hujan
dengan polusi udara. Hujan asam dilaporkan
pertama kali terjadi di Kota Manchester, Inggris.
 Hujan asam diartikan sebagai segala macam
hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara
alami bersifat asam (kisaran pH 5,7) karena CO2
di udara yang larut dengan air hujan memiliki
bentuk sebagai asam lemah.
Pengertian lanjutan…
 Revolusi industri di Eropa yang dimulai sekitar awal
abad ke 18 memaksa penggunaan bahan bakar
batubara dan minyak sebagai sember utama energi
untuk mesin-mesin. Sebagai akibatnya, tingkat emisi
precursor (faktor penyebab) dari hujan asam yakni
gas-gas SO2, NOx dan HCl meningkat. Padahal
biasanya precussor ini hanya berasal dari gas-gas
gunung berapi dan kebakaran hutan.
Aktivitas Penyebab Hujan Asam
 Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat
semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut.
 Aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik
pengolahan pertanian (terutama amonia).
Gas-Gas Penyebab Hujan Asam
 Gas yang sering menjadi penyebab hujan asam antara lain:
1.CO2 dan CO
Berasal dari hasil pembakaran, polusi kendaraan
bermotor, dll., yang ketika bertemu dengan uap air akan
membentuk H2CO3 (asam karbonat) yang termasuk asam
lemah.
2.H2S dan SO2,
Berasal dari pembakaran belerang. Umumnya
ditemukan di daerah industri berat, yang ketika bertemu
dengan uap air akan membentuk H2SO4 yang termasuk
asam kuat.
3. Nitrogen Oksida (NOx)
Berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil
Pembentukan Asam di Atmosfir
 Hujan asam terjadi apabila asam sulfat, asam nitrat,
atau asam klorida yang ada di atmosfer baik sebagai
gas maupun cair terdeposisikan ke tanah, sungai,
danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui
tetes hujan, kabut, embun, salju, atau butiran-butiran
cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
 Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan
asam dari kegiatan manusia (anthropogenic) seperti
emisi pembakaran batubara dan minyak bumi, serta
emisi dari kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti
letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah satu
penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam
di atmosfer dari prekursor hujan asamnya melalui
reaksi katalitis dan photokimia. Reaksi-reaksi yang
terjadi cukup banyak dan kompleks, namun dapat
dituliskan secara sederhana seperti dibawah ini.
Pembentukan Asam Sulfat
H2SO4
 Gas SO2, bersama dengan radikal hidroksil dan oksigen
melalui reaksi photokatalitik di atmosfer, akan
membentuk asamnya.
SO2 + OH HSO3
HSO3 + O2 HO2 + SO3
SO3 + H2O H2SO4
 Selanjutnya apabila diudara terdapat NO maka radikan
hidroperoksil (HO2) yang terjadi pada salah satu reaksi
diatas akan bereaksi kembali seperti:
NO + HO2 NO2 + OH
Pembentukan Asam Nitrat (HNO3)

 Pada siang hari, terjadi reaksi photokatalitik antara gas Nitrogen


dioksida denan radikal hidroksil.
NO2 + OH HNO3
 Sedangkan pada malam hari terjadi reaksi antara Nitrogen dioksida
dengan ozon
NO2 + O3 NO3 + O2
NO2 + NO3 N 2O 5
N2O5 + H2O HNO3
Didaerah peternakan dan pertanian akan condong menghasilkan
asam pada tanahnya mengingat kotoran hewan banyak
mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea. Amoniak
di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam
ammonia yang terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan
asam sulfat. Disisi lain amoniak yang menguap ke udara dengan
uap air akan membentuk ammonia hingga memungkinkan
penetralan asam yang ada di udara.
Pembentukan Asam Chlorida (HCl)
Asam klorida biasanya terbentuk di lapisan
stratosfer, dimana reaksinya melibatkan CFC
dan radikal oksigen O*
CFC + hv(UV) Cl* + produk
CFC + O* ClO + produk
O* + ClO Cl* + O2
Cl + CH4 HCl + CH3
Reaksi diatas merupakan bagian dari rangkaian
reaksi yang menyebabkan deplesi lapisan ozon
di stratosfer.
Akibat dari Hujan Asam
Danau
Kelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan
sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan
invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama
mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika
didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari
spesies ikan akan hilang (Anonim, 2002).
Tumbuhan dan Hewan
 Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga
menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan
menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan
mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar
terhambat.
 Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda
putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini
terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut
Soemarwoto (1992), dari analisis daun yang terkena
deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang
rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu
nutrisi assensial bagi tanaman.
 hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan
asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan
langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat
hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan
terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies
hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah
produsen (tumbuhan) semakin sedikit. Berbagai
penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya
terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan
menyebabkan kepunahan spesies.
Kesehatan Manusia
 Dampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak
diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung
dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa Nox dan
SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor
yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor
kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi.
Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi
buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara
dibandingkan dengan orang yang sehat.
 Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan
oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam
udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang
mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang
akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat
mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa
sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.
• Korosi
Hujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari
beberapa material seperti batu kapur, pasir besi, marmer, batu
pada dinding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat
terjadi pada bangunan tua serta monumen termasuk candi dan
patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan
melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada
batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal
semakin banyak akan merusak batuan.

• Bangunan
Deposisi asam baik basah maupun kering dapat merusak
bangunan, patung, kendaraan bermotor dan benda yang
terbuat dari batu, logam atau material lain bila diletakkan di
area terbuka untuk waktu yang lama. Kerusakan akibat korosi
ini terbilang mahal apalagi bila terjadi pada kota-kota
bersejarah. Kuil-kuil di Athena, Yunani dan Taj Mahal di
India kini mulai rusak akibat polusi asam.
Pertanian

Sebagian besar pertanian tidak terkena dampak


yang signifikan dari deposisi asam. Bagian tanah
pada lahan pertanian bahkan mampu untuk
menyerap dan menetralisir asam. Akan tetapi, lahan
pertanian pada dataran tinggi dan pegunungan dapat
terkena dampak deposisi asam. Lapisan tanah yang
tipis kurang mampu menetralisir asam. Petani dapat
mencegah kerusakan tanaman dari asam dengan
cara menambahkan serpihan batu kapur (limestone)
untuk menetralisir asam atau bila sejumlah besar
nutrisi telah hilang karena deposisi asam, petani
dapat menambahkan pupuk yang kaya akan nutrisi.
Mengatasi Hujan Asam
Bahan Bakar Dengan kandungan
Belerang Rendah
Mengurangi kandungan Belerang
sebelum Pembakaran
Pengendalian Pencemaran Selama
Pembakaran
Pengendalian Setelah Pembakaran
Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse,
Recycle, Reduce)
Metode Pencegahan
Transportasilah merupakan penyebab tertinggi
pencemaran udara. Oleh karena itu, Usaha untuk
mengendalikan deposisi asam ialah :
◦ menggunakan bahan bakar yang mengandung
sedikit zat pencemar
 sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan
minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi
merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan
belerang yang tinggi.
Penggunaan gas alam akan mengurangi emisi zat
pembentuk asam.
◦ menghindari terbentuknya zat pencemar saat
terjadinya pembakaran
 Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara
biasanya dicuci untuk membersihkan batubara dari
pasir, tanah, dan kotoran lain, serta mengurangi
kadar belerang
◦ menangkap zat pencemar dari gas buangan
 Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur
pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan
dengan alat pembakar khusus.
◦ penghematan energi
 Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah
Fle Gas Desulfurization (FGD) (Akhadi,
2000). Prinsip teknologi ini ialah untuk
mengikat SO2 di dalam gas limbah di
cerobong asap dengan absorben, yang
disebut scubbing (Sudrajad, 2006).
 Cara lain ialah dengan menggunakan amonia
sebagai zat pengikatnya sehingga limbah
yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi
pupuk.

Anda mungkin juga menyukai