Anda di halaman 1dari 4

Hujan Asam

Berbeda dengan air hujan biasa, hujan asam dapat membahayakan kehidupan. Namun, apakah
kamu sudah mengerti proses terjadinya hujan asam? Agar bisa mencegah dampak buruk dari hujan
asam, simak penjelasan berikut ini ya.

Mula-mula, terjadinya hujan asam berawal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh kendaraan
bermotor maupun pabrik, industri, serta pembangkit listrik. Berdasarkan laporan dari United States
Environmental Protection Agency, pembakaran bahan bakar fosil itu dapat menimbulkan asap
dengan berbagai jenis zat, antara lain gas karbon dioksida, sulfur dioksida, dan nitrogen oksida.
Ketiga gas itu lantas akan naik ke atmosfer dan bereaksi dengan oksigen di udara, lalu bereaksi
dengan air.

Proses selanjutnya, gas sulfur dioksida (SO2) bakal mengikat oksigen di udara, lantas
berubah menjadi sulfur trioksida (SO3). Sulfur trioksida (SO3) tersebut lantas bereaksi
dengan air di udara, kemudian terbentuklah air hujan berupa asam sulfat (H2SO4). Sementara
itu, gas nitrogen oksida (NO2) yang naik ke atmosfer juga bereaksi menjadi oksigen yang
membentuk gas nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida itu lantas bereaksi kembali
bersama partikel air di udara, lalu membentuk air hujan berupa asam nitrat (HNO3) dan asam
nitrit (HNO2).

Asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3), dan asam nitrit (HNO2) lalu turun ke permukaan
bumi dalam bentuk air hujan, salju, atau kabut yang memiliki sifat asam. Air hujan asam itu
lantas menyirami permukaan bumi, merembes masuk ke dalam tanah, air dan menimbulkan
efek yang buruk bagi kehidupan semua makhluk di bumi.

Selain itu, hujan asam juga terjadi imbas adanya pembuangan senyawa sulfur dioksida (SO2)
dan nitrogen oksida (NOX) ke udara. Kedua senyawa itu pada umumnya dihasilkan dari asap
kendaraan bermotor serta penggunaan batu bara sebagai tenaga listrik. Tak hanya itu, letusan
gunung berapi juga ikut berperan terhadap kehadiran kedua zat itu di udara.

Saat dibakar, sulfur dioksida dan nitrogen dioksida akan terakumulasi serta bereaksi dengan
molekul air di udara. Hal itu dapat menghasilkan hujan dengan kadar asam yang tinggi.
Pendek kata, setiap tetesan air hujan tersebut pasti mengandung zat asam.
Reaksi Kimia Pembentukannya

Air murni punya pH netral yakni 7,0. Tapi, secara alami, hujan memang bersifat asam. Tapi
asamnya rendah banget kok dan nggak menimbulkan bahaya pada alam. pH air hujan normal
berkisar di angka 5.6.

Karbondioksida bereaksi dengan air untuk membentuk asam karbonat, seperti yang
ditunjukkan pada persamaan (1). Asam karbonat kemudian berdisosiasi untuk menghasilkan
ion hidrogen (H + ) dan ion hidrogen karbonat (HCO3- ). Pelepasan ion H+ ini membuat
hujan jadi sedikit asam, seperti pada persamaan (2).

CO2 + H2O -> H2CO3 (1)

H2CO3 -> H+ + HCO3- (2)

Nitric oxide (NO), yang juga berkontribusi terhadap keasaman alami air hujan, terbentuk
selama badai petir oleh reaksi nitrogen dan oksigen, dua gas atmosfer yang umum, seperti
pada persamaan (3)

N2 + O2 -> 2NO (3)

Dan di udara, NO dioksidasi menjadi nitrogen peroksida, seperti pada persamaan (4)

NO + 1/2 O2 -> NO2 (4)

Dan akhirnya akn bereaksi dengan air membentuk asam nitrat.

3NO2 + H2O -> 2HNO3 + NO  (5)

Asam nitrat tersebut (2HNO3) akan berdisosiasi dengan air, seperti pada persamaan 2, lagi-
lagi bakalan menurunkan pH larutan. Inilah penyebab hujan asam.

Sayangnya, aktivitas industri manusia menghasilkan senyawa pembentuk asam tambahan


dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada sumber keasaman alami yang dijelaskan di atas.
Di beberapa daerah Amerika Serikat, pH air hujan bisa 3,0 atau lebih rendah, sekitar 1000
kali lebih asam dari air hujan normal. Pada tahun 1982, pH kabut di Pantai Barat Amerika
Serikat diukur pada 1,8! Ketika air hujan terlalu asam, itu dapat menyebabkan masalah mulai
dari membunuh ikan air tawar dan merusak tanaman, hingga mengikis bangunan dan
monumen.

Penyebab hujan asam merujuk pada aktivitas manusia yang berkontribusi pada peningkatan
polusi di udara. Bisa nggak ya kita hindari?
Penyebab Terjadinya Hujan Asam

Berdasarkan sumbernya, penyebab hujan asam dibagi menjadi sumber alam dan sumber
buatan manusia. Apa aja ya?

Sumber Alam
Bahan Kimia di Atmosfer
Penyebab hujan asam ini terjadi ketika gas bereaksi dengan molekul air dan oksigen di antara
bahan kimia yang ada di atmosfer. Senyawa kimia asam ringan seperti asam sulfat dan nitrat
terbentuk yang menghasilkan hujan asam. Hujan asam umumnya menyebabkan pelapukan
bangunan, korosi logam, dan pengelupasan cat pada permukaan.

Gunung Api Meletus


Letusan gunung berapi mengandung beberapa bahan kimia yang jadi penyebab hujan asam.
Menurut US Geology survey, gas sulfur dioksida yang dilepaskan dari gunung berapi
bereaksi dengan oksigen dan uap air di atmosfer untuk menghasilkan kabut vulkanik dan jadi
penyebab hujan asam.

Kebakaran Hutan
Kebakaran hujan kerap dikaitkan dengan buruknya kualitas udara. Padahal, ada bahaya hujan
asam yang mengancam.

Hujan asam mengandung senyawa polusi asap hutan yan terbakar. Hujan asam dengan
penyebab kebakaran hutan itu biasanya bakalan berlangsung sekama satus amapi dua bulan
sejak kebakaran yang terakhir, sampai smeua polutan di awal dan asap kebakaran hutan
habis.

Penyebab Terjadinya Hujan Asam dari Manusia


Aktivitas manusia yang mengarah pada emisi gas kimia seperti sulfur dan nitrogen adalah
penyebab hujan asam yang utama. Misalnya nih proses di pabrik, fasilitas pembangkit listrik
dan juga polusi knalpot kendaraan bermotor.

Batubara untuk Pembangkit Tenaga Listrik

Secara khusus, melansir Conserve-energy-future.com, penggunaan batubara untuk


pembangkit tenaga listrik adalah penyumbang terbesar emisi gas penyebab hujan asam
Gas Penyebab Hujan Asam
Senyawa seperti sulfur diokasida dan nitrogen diosida adalah gas penyebab hujan asam. Gas
tersebut bakalan membentuk reaksi kimia saat dilepaskan ke udara.

Nah, kedua zat ini bisa naik sangat tinggi ke atmosfer, di mana mereka bisa bercampur degan
air, oksigen dan bahan kimia lainnya untuk membentuk polutan yang lebih asam.

Sulfur dioksida dan nitrogen oksida mudah larut dalam air dan dan bisa terbawa sangat jauh
oleh angin. Makanya, kedua senyawa ini bisa melintasi jarak yang jauh, bisa kemudian
menjadi hujan, salju, atau kabut.

Anda mungkin juga menyukai