Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUJAN ASAM DAN PEMANASAN GLOBAL


Dosen : Dr. Syaharuddin Kasim, S.Si,. M.Si

Mata Kuliah : Wawasan Budaya & Ipteks BMI


KELOMPOK 1 :

Andi Alif Andhika Fikri D051231005


Nabila Afifatu Zahra D051231026
Salsabilah Arda Kirani D051231032
Muh. Rifqy Yusri D051231038
A Fatima Dwi Azzahra D051231053
Andi Ahmad Faiz Ihsani D051231065
Iswana D051231074
Muh. Rizqan Paris D051231092
Fildzah Siirinnabila Rusdy D051231100

DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “HUJAN ASAM DAN PEMANASAN
GLOBAL” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang apa dan bagaimana kehidupan masyarakat
maritim di Indonesia. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua orang
tua, dosen kami, Bapak Dr. Syaharuddin Kasim, S.Si,. M.Si , dan juga kepada teman-teman
seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik
dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Gowa, 16 November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................2
A. HUJAN ASAM...............................................................................................2
1. PENGERTIAN HUJAN ASAM.............................................................2
2. PENYEBAB TERJADINYA HUJAN ASAM........................................2
3. PROSES TERJADINYA HUJAN ASAM..............................................3
4. KARAKTERISTIK HUJAN ASAM......................................................4
5. DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF HUJAN ASAM..........................4
6. CARA MENCEGAH HUJAN ASAM....................................................4
B. PEMANASAN GLOBAL.............................................................................4
1. PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL..............................................4
2. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL..................................................5
3. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL......................................................7
4. CARA MENCEGAH PEMANASAN GLOBAL.....................................8
BAB III PENUTUP............................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................10

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hujan asam adalah fenomena di mana hujan atau presipitasi lainnya memiliki
tingkat keasaman yang tinggi. Ini terjadi ketika emisi gas-gas seperti sulfur dioksida
(SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) dari aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan
bakar fosil dan industri, bereaksi dengan partikel-partikel di atmosfer dan membentuk
senyawa asam seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3). Ketika hujan
jatuh, senyawa-senyawa ini larut dalam air dan menyebabkan hujan menjadi asam.
Dampak hujan asam dapat merusak lingkungan dan ekosistem. Hujan asam dapat
mengasamkan air di sungai, danau, dan laut, yang berdampak negatif pada kehidupan
akuatik seperti ikan dan tanaman air. Selain itu, hujan asam juga dapat merusak
tanaman, mengikis bangunan dan infrastruktur, serta mengurangi kualitas udara.
Pemanasan global, di sisi lain, merujuk pada peningkatan suhu rata-rata di Bumi
akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Gas-gas rumah kaca,
seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrogen oksida (N2O),
terperangkap di atmosfer dan menyebabkan efek rumah kaca. Aktivitas manusia
seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan industri menyebabkan
peningkatan emisi gas rumah kaca.
Peningkatan suhu global memiliki dampak yang luas, termasuk perubahan iklim
yang ekstrem, peningkatan permukaan air laut, pencairan es di kutub, dan perubahan
pola cuaca. Ini dapat berdampak negatif pada kehidupan manusia, ekosistem, dan
keberlanjutan planet kita.
Kedua fenomena ini, hujan asam dan pemanasan global, merupakan masalah
lingkungan yang serius dan memerlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, industri,
dan masyarakat untuk mengurangi emisi gas berbahaya dan mengambil langkah-
langkah untuk menjaga keberlanjutan lingkungan kita.

1
BAB II PEMBAHASAN
A. HUJAN ASAM
1. PENGERTIAN HUJAN ASAM
Hujan asam adalah segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami
bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Hujan memiliki sifat asam yang
korosif atau dapat mengikis partikel lain. Hujan asam juga biasa dikenal sebagai hujan
yang mengandung endapan asam, yaitu kandungan sulfur (SO2) dan nitrogen oksida
(NOX) yang terbawa udara, kemudian menyebar pada atmosfer.

2. PENYEBAB TERJADINYA HUJAN ASAM


a. Penyebab alami
Berbagai aktivitas dari gunung berapi melalui berbagai gas yang
dikeluarkannya dapat terakumulasi dan tertahan di atmosfer. Kebakaran hutan yang
terjadi secara alami – terutama saat musim kemarau, menghasilkan berbagai gas
melalui asap yang diakibatkan oleh kebakaran.

b. Antropogenik
Disebut sebagai antropogenik, merupakan sumber pencemaran yang
diakibatkan oleh berbagai aktivitas manusia dalam memenuhi tuntutan kebutuhannya.
Mulai dari penyediaan sandang, pangan, dan tempat tinggal, yang membutuhkan
berbagai kegiatan pendukung lainnya mulai dari pengadaan listrik, alat transportasi
dan industri, termasuk pertanian dan peternakan hewan ruminansia, semuanya dapat
menjadi sumber pencemaran melalui emisi gas rumah kaca yang dihasilkan.
Ketika gas-gas yang dihasilkan – baik terjadi secara alami maupun oleh
kegiatan manusia – maka pada akhirnya akan terkumpul dan tertahan di atmosfer.
Saat terjadi hujan, maka gas-gas tersebut akan bereaksi dengan air (H ₂O) dan
menghasilkan asam, yang konsentrasinya bergantung kepada seberapa besar gas-gas
tersebut berhasil direaksikan dengan air.

c. Reaksi kimia di udara


Karbondioksida atau CO₂ dan karbon monoksida atau CO. Karbondioksida
dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil proses pembakaran yang
bertemu dengan uap air atau H₂O. kedua gas ini apabila bertemu akan membentuk
asam karbonat atau H2CO3 yang termasuk ke dalam kategori asam lemah. Hidrogen
sulfida atau H₂S, sulfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan uap air atau H₂O akan
membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang merupakan kategori asam yang kuat.
H2O + CO2 → H2CO3
H2O + 3 NO2 → NO + 2 HNO3 ; H2O + 2 NO2 → HNO3 + HNO2
H2O + SO2 → H2SO3 ; H2SO3 + O2 → H2SO4
Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab
tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun
fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat
menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan
gunung berapi (baca: penyebab gunung berapi meletus), kebakaran hutan, peleburan
logam, aktivitas pabrik, dan pembangkit listrik.
Selain fenomena alam maupun berbagai aktivitas manusia yang dapat
menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tentang apa saja gas- gas yang
terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat dalam
proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:

2
1) Karbondioksida atau CO₂. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil proses
pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebabkan karbon dioksida ini antara lain adalah
pernapasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor (baca:
penyebab polusi udara), dan lain sebagainya.
2) Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas yang
diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya karbon dioksida, karbon
monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa aktivitas sebagai berikut:
pernapasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi kendaraan bermotor, dan lain
sebagainya
3) Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses
terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan dari
sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanaskan oleh sinar matahari.
4) Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya
pembakaran atau pemanasan belerang.
5) Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran belerang
pula, seperti halnya hidrogen sulfida.

3. PROSES TERJADINYA HUJAN ASAM

a. Pada tahap awal, terjadi penguapan (evaporasi) oleh berbagai macam sumber air
termasuk tumbuhan (transpirasi) yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari
dan menghasilkan uap air yang banyak.
b. Lalu partikel yang bersifat asam turun ke permukaan bumi dalam bentuk partikel-
partikel mikro (deposisi kering).
c. Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu dengan gas-
gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni karbondioksida (CO2)
dan karbonmonoksida (CO) dengan uap air yang menghasilkan asam yang bersifat
lemah, serta nitrogen oksida (NOx) dan sulfur dioksida (SO2) dengan uap air yang
menghasilkan asam yang bersifat kuat.
d. Lalu nitrogen oksida dan sulfur dioksida bereaksi dengan uap-uap air menjadi asam
sulfat (H2SO4) dan asam nitrat (HNO3).
e. Kemudian kandungan yang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju tempat yang
jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.

3
f. Ketika sudah sampai di atas, gas yang bercampur dengan uap air tersebut akan
mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik- titik air
(presipitasi).
g. Jika suhu udara pada tempat terjadinya presipitas tersebut rendah, maka yang turun
adalah salju. Hujan dan salju ini disebut dengan deposisi basah (turunnya partikel-
partikel asam dalam bentuk cair).
h. Lalu air hujan asam yang turun ke bumi, sebagian menyerap ke tanah sebagai
cadangan air tanah, dan adapula yang jatuh ke sumber-sumber air hingga akhirnya
kembali ke laut.

4. KARAKTERISTIK HUJAN ASAM


a. Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7.
b. Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada di dalam
polusi udara.
c. Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida dan
nitrogen oksida yang ada di atmosfer.
d. Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
e. Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah.
f. Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekebalan tubuh yang
rendah.

5. DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF HUJAN ASAM


a. Dampak negatif
1) Menyebabkan jumlah ikan diperairan menurun
2) Merusak lapisan lilin yang ada dipermukaan daun tumbuhan
3) Hilangnya berbagai nutrisi yang dimiliki tumbuhan
4) Pertumbuhan akar tanaman menjadi lebih lambat
5) Menyebabkan manusia mudah terserang penyakit, terutama penyakit kulit.
6) Menimbulkan karat pada berbagai jenis logam.

b. Dampak positif
Satu- satunya manfaat dari hujan asam yang banyak diketahui oleh banyak
orang adalah hujan asam ini mampu melarutkan berbagai mineral yang sangat
dibutuhkan oleh binatang dan juga tumbuhan yang ada di Bumi. Kandungan asam
yang tinggi inilah yang mampu melakukannya (melarutkan mineral di dalam tanah).

6. CARA MENCEGAH HUJAN ASAM


a. Menggunakan bahan bakar yang mengandung kadar belerang yang rendah.
b. Mengaplikasikan prinsip 3R, reuse, recycle, reduce.
c. Menggunakan bahan bakar dan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.

B. PEMANASAN GLOBAL
1. PENGERTIAN PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-
rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah
meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian
besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar
disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas
manusia”[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh
setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari
negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju
dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut

4
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan
2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario
berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model
sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada
periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus
berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah
stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca
yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan
global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan. Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah
mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan
bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi
dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan
publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi
atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-
konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah
menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan
emisi gas-gas rumah kaca.

2. PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL


a. Efek rumah kaca
Karbon dioksida atau cO2 yang dihasilkan oleh kegiatan di bumi ini seperti
pernafasan dan hasil pembakaran bahan bakar menyelubungi bumi. Karena kadarnya
sudah berlebihan maka CO2 seolah seperti kaca yang menutup permukaan bumi.
Selain karbon dioksida juga sulfur dioksida dan metana pun sama seperti
CO2 menyelubungi bumi. Layaknya sifat kaca, gas-gas yang melapisi tadi akan
memantulkan infrared dari matahari yang seharusnya dikembalikan lagi ke angkasa.
Infrared terperangkap di bumi
Sinar inframerah memiliki panjang gelombang antara 760 nm sampai 1000
µm dan frekuensi 30 GHz sampai 40.000 GHz. benda panas akibat getaran atomik
dan molekuler dianggap memancarkan gelombang panas dalam bentuk sinar
inframerah. Makanya, sinar inframerah sering disebut dengan radiasi panas.
efek rumah kaca juga ada gunanya untuk bumi kita dalam hal memberi panas.
Jika tak ada efek rumah kaca maka bumi ini akan diselimuti oleh dingin. Jika tidak
ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan Bumi. Karena efek inilah ,bumi menghangat, namun jika kadar berlebihan
maka akibatnya terjadilah yang dinamakan pemanasan global.

b. Efek umpan balik


Proses pemanasan selain menghasilkan karbondioksida juga menghasilkan
uap air. Contoh ya reaksi pembakaran hidrokarbon seperti berikut ini: CxHy + O2 →
CO2 + H2O.
Semakin banyak pemanasan yang terjadi akibat efek rumah kaca karbon
dioksida semakin melimpah uap air yang membumbung ke atmosfer. Uap air sendiri
ternyata memberi efek rumah kaca, seperti gas CO2.
Pemanasan yang terus terjadi itu menambah jumlah uap air secara terus
menerus hingga akhirnya tercapai kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah
kaca dari penguapan air disinyalir lebih besar dari efek rumah kaca gas CO2 yang
menghasilkannya. namun meskipun kelembaban meningkat karena kandungan air
banyak, kelembaban relatif udara malah nyaris konstan bahkan berkurang karena

5
udara malah menghangat. Lamanya umpan balik perlahan mengingat CO2 di
atmosfer betah dan berumur panjang.
Umpan balik yang kedua disebabkan penguapan awan. Jika dilihat dari
bawah, memang awan terlihat memantulkan lagi radiasi ke permukaan, akibatnya
akan terjadi peningkatan efek pemanasan. Namun lain lagi jika kita mengintipnya
dari atas. Dari atas awan terlihat memantulkan lagi radiasi infra merah kembali ke
angkasa sehingga menurunkan panas dan ada efek pendinginan.
Umpan balik selanjutnya adalah sirnanya kemampuan es dalam memantulkan
cahaya. Ketika terjadi pemanasan global tentu es di daerah kutub mencair. Ironisnya
makin lama pencairannya makin cepat. Ketika es mencair, daratan atau air
dibawahnya akan jadi terbuka.
Jika ketika ditutupi es, eslah yang memantulkan cahaya, namun ketika
daratan atau perairan sudah terbuka, maka baik daratan atau daratan ternyata hanya
mampu memantulkan cahaya lebih sedikit dari es. Kedua bagian itu malah lebih
cenderung menyerap panas dari matahari, akibatnya pemanasan meningkat dan espun
cair dan cair lagi.
Umpan balik tak selalu negatif. Ada juga positifnya, Umpan balik positif
muncul karena terlepasnya CO2 dan CH4 atau gas metana dari melunaknya tanah
beku (permafrost). Proses ini adalah mekanisme lainnya yang juga memberikan
pengaruh terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4
yang ternyata menimbulkan umpan balik positif.

c. Variasi matahari
variasi matahari adalah perubahan jumlah energi radiasi yang dilepaskan
matahari. Variasi matahari dipengaruhi siklus matahari 11-tahunan (siklus bintik
merah) selain fluktuasi-fluktuasi lainnya yang tidak periodic
Ada dugaan bahwa adanya variasi matahari disebabkan oleh umpan balik dari
awan telah memberi andil dalam pemanasan saat ini. Penyebab pemanasan global
karena variasi matahari dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah pada
variasi matahari terjadi peningkatan aktivitas matahari.
Aktivitas tersebut mampu menaikkan suhu stratosfer sebaliknya efek rumah
kaca akan menurunkan suhu stratosfer. Semenjak tahun 1960, pendinginan stratosfer
ini sebenarnya sudah teramati. Peristiwa ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika
penyumbangnya adalah aktivitas matahari,
Penipisan lapisan ozon juga memberikan kontribusi dalam pendinginan.
Kombinasi Fenomena variasi Matahari dengan aktivitas gunung berapi sepertinya
telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta
efek pendinginan sejak tahun 1950.
Diperkirakan bahwa matahari mungkin telah memberikan pengaruh terhadap
45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-
35% antara tahun 1980 dan 2000. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa walaupun ada
peningkatan sensitivitas iklim terhadap pengaruh matahari.
Namun sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir
ini fix disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. Beberapa ilmuwan berpendapat Siklus
Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat terang yang
dihasilkannya selama 30 tahun terakhir.
Dengan angka sekecil ini sepertinya Efek ini terlalu kecil untuk menyumbang
terhadap pemanasan global. Bahkan Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich
menemukan bahwa tidak ada pemanasan global dengan variasi matahari sejak tahun
1985 sebenarnya tak ada hubungan sama sekali , baik melalui variasi dari output
matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
Seperti yang sudah kita ketahui sekarang bahwa terdapat berbagai proses
yang membuat terjadinya pemanasan global yang dapat berdampak pada kehidupan
makhluk hidup di bumi.

6
d. Kegiatan yang memanfaatkan bahan bakar fosil
bahan bakar fosil yang dibakar menghasilkan gas berupa karbon dioksida
yang mencegah suhu panas matahari untuk lepas ke angkasa. Akibatnya, suhu panas
berlebih tetap menetap di atmosfer bumi.
Bahan bakar fosil diketahui berguna bagi kehidupan manusia sehari-harinya.
Di antaranya untuk menyalakan listrik dan penggerak kendaraan.

e. Penebangan pohon
Pepohonan, tumbuhan dan tanaman punya peran penting. Karena mereka
menyerap karbon dioksida hasil pembakaran bahan bakar fosil dari udara, dan
melepaskan oksigen yang segar.
Namun manusia justru banyak menebang pohon di area hutan untuk
memanfaatkan lahannya sebagai pertaniaan, pembangunan kota hingga berbagai
infrastruktur.
Padahal, saat tumbuhan dan pohon ditebang, gas karbon yang tersimpan di
dalamnya kembali lepas ke atmosfer dan berkontribusi terhadap pemanasan global.

f. Gas metana dari kotoran hewan ternak


Hewan ternak seperti sapi, kambing dan domba mengeluarkan kotoran yang
menghasilkan gas metana, penyumbang efek rumah kaca. Dengan begitu, peternakan
dalam jumlah besar berkontribusi besar terhadap pemanasan global.

g. Aliran tenaga listrik


Sebagian besar listrik masih dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil,
yakni batu bara, minyak atau gas. Pembakaran ini menghasilkan karbon dioksida dan
dinitrogen oksida yang mampu menangkap panas matahari penyebab pemanasan
global.

h. Penggunaan energi listrik berlebih


Tentu saja setiap manusia menggunakan berbagai peralatan dalam
kesehariannya, seperti AC (air conditioner), pemanas ruangan, komputer, televisi, dan
lainnya. Begitu juga manusia mengkonsumsi makanan, minuman, barang-barang,
hingga pakaian.
Semua itu tentu dibuat melalui proses yang panjang, dengan berbagai
peralatan yang sebagian besar digerakkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

3. DAMPAK PEMANASAN GLOBAL


a. Iklim tidak stabil.
Di beberapa daerah kekeringan melanda hebat karena kemarau. Adanya
pemanasan global menyebabkan bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern
Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya
gunung-gunung es kini mulai mencair sehingga daratan akan menyempit. Tak banyak
lagi jumpal es yang mengapung.
Daerah-daerah yang dulu mengalami salju ringan kini tak mengalaminya lagi.
Di pegunungan di daerah subtropis, bagian yang tertutup salju akan semakin sedikit
serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih lama di beberapa area. Suhu
pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk bertambah.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menjadi uap dan lepas dari lautan. Curah hujan di seluruh dunia telah naik sebesar 1
persen dalam seratus tahun terakhir ini . Badai akan ternyata lebih sering melanda.
Selain itu, air akan lebih cepat lepas jadi uap dari tanah.Akibatnya beberapa daerah
akan menjadi lebih kering dari sebelumnya.

7
Angin akan bertiup lebih kencang dan memiliki pola yang berbeda dengan
sebelumnya. Topan badai (hurricane) yang mendapat kekuatannya dari penguapan air,
akan menjadi lebih dahsyat. Pola cuaca menjadi sulit terprediksi dan lebih ekstrem.

b. Meningkatnya permukaan air laut


Cairnya es di daerah kutub telah menyebabkan volume air laut akan
bertambah ,akibatnya akan terjadi peningkatan permukaan air laut. Tinggi muka laut
di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan
para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inci)
pada abad ke-21.

c. Suhu global cenderung meningkat


Jika kita membayangkan bahwa,dengan panasnya bumi, maka akan banyak
makanan yang dihasilkan,maka bayangan itu keliru. Mungkin di suatu daerah akan
menguntungkan karena mengalami musim hujan jadi lebih lama,tapi daerah di
belahan bumi lain sebaliknya mengalami musim panas berkepanjangan.
Jika salju di daerah gurun sampai turun, pertanian gurun yang menggunakan
air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan
salju) yang dihasilkan musim dingin, yang selama ini berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Belum lagi tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

d. Gangguan ekologis
Ketika suhu bumi memanas, kita saja sebagai manusia tak nyaman, begitupun
makhluk hidup yang lain. Efek pemanasan mengganggu kehidupan. Hewan-hewan
akan bermigrasi mencari tempat sejuk, tumbuhan mengubah arah pertumbuhannya
mencari tempat yang mendukung pertumbuhannya
Manusia yang dikaruniai akal mungkin akan melakukan hal yang
meminimalisir panas yang muncul, namun makhluk lain tentu tidak. Hewan dan
tanaman bisa jadi berakhir dengan kepunahan karena tak mampu beradaptasi.

e. Dampak sosial dan politik


Kondisi cuaca yang tak menentu menyebabkan munculnya berbagai penyakit.
Bagi para petani kondisi hujan yang tak kunjung usai bisa menggagalkan panen,
sementara jika panas berkepanjangan juga menyulitkan mereka untuk memulai
pertanian karena susahnya pasokan air.
Panas juga menyebabkan hutan mudah mengalami kebakaran. Banyak titik
api yang berpotensi terbakar. Hutan di Indonesia sudah sering terbakar. Masalah
kebakaran hutan sempat pelik dan sulit dicari solusinya.

4. CARA MENCEGAH PEMANASAN GLOBAL


a. Konservasi lingkungan seperti melakukan reboisasi, penenaman pohon dan
penghijauan lahan kritis.
b. Menggunakan energi yang bersumber dari energi alternatif (Energi air, matahari,
angin, bioenergy) guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara).
c. Daur ulang dan efisiensi energi.
d. Upaya pendidikan kepada masyarakat luas dengan memberikan pemahaman dan
penerapan untuk mencegah terjadinya pemanasan global.
a.

8
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam makalah ini, telah disimpulkan bahwa hujan asam dan pemanasan global
adalah dua masalah lingkungan yang sangat serius dan saling terkait. Hujan asam terjadi
ketika polutan seperti sulfur danida dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas manusia,
terutama pembakaran bahan bakar fosil. Polutan ini kemudian bereaksi dengan air di udara
dan membentuk asam sulfat dan asam nitrat, yang kemudian jatuh kembali ke bumi dalam
bentuk hujan asam.

Pemanasan global, di sisi lain, terjadi karena peningkatan kasi gas rumah kaca seperti
karbon dioksida dan metana. Gas-gas ini memperkuat efek rumah kaca menjadikan
peningkatan pemanasan global sangat signifikan. Aktivitas utama manusia yang
menggunakan bahan bakar fosil dan deforestasi, menjadi penyebab dan pemanasan global.
Oleh karena itu, sangat penting untuk meminimalisir polutan dan gas rumah kaca,
penggunaan transportasi yang lebih ramah lingkungan, dan peningkatan kesadaran akan
pentingnya menjaga lingkungan.

Kesimpulannya, hujan asam dan pemanasan global adalah dua masalah lingkungan
serius dan harus ditangani dengan serius pula. Tindakan mitigasi dapat membantu
melindungi lingkungan dan mencegah dampak yang lebih buruk di masa depan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Dinas pekerjaan umum sumber daya air. 2021. Proses siklus air di bumi. Malangkab. Malang
Dlh admin. 2019. Pemanasan global (global warming). Dinas lingkungan hidup. Bali
Harris M. Pemanasan global: pengertian, penyebab, dampak, dan cara mengantisipasi. Gramedia
blog
Ikons. 2017. Mengenal hujan asam. Ikons.id
Kementrian negara lingkungan hidup. 2009. Deposisi asam. Perpustakaan menteri lingkungan hidup
Nurfajrina Azkia. 2023. 10 penyebab pemanasan global dan cara pencegahannya. Detik edu
Rahma R. Proses terjadinya hujan asam, pengertian, dampak dan solusi. Gramedia blog
Webmaster BPM. 2011. Proses terjadinya hujan asam. DPMG kota Banda Aceh. Aceh
Wikipedia

10

Anda mungkin juga menyukai