Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

TINJAUAN UMUM

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Antam (Persero) Tbk

Dalam perjalanan sejarah, sesuai dengan tuntutan jaman, PN Aneka


Tambang berubah status menjadi PT Aneka Tambang (Persero) melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1974 tertanggal 30 Desember 1974. Pada
27 November 1997, mengiringi hari pelaksanaan Initial Public Offering (IPO),
PT Aneka Tambang (Persero) berubah menjadi PT Aneka Tambang (Persero)
Tbk. Pada tanggal 17 Juli 2002 nama PT Aneka Tambang (Persero) Tbk berubah
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang Tbk disingkat PT
Antam Tbk. Pada tanggal 27 Mei 2010 nama PT Antam Tbk berubah menjadi PT
ANTAM (Persero) Tbk. Saat ini Antam memiliki 1 Kantor Pusat serta 1 unit dan
5 unit bisnis, yaitu Unit Geomin, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Sulawesi
Tenggara, Unit Bisnis Pertambangan Emas, Unit Bisnis Pengolahan dan
Pemurnian Logam Mulia, Unit Bisnis Pertambangan Nikel Maluku Utara, dan
Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan.
Pada tanggal 1 Mei 2009, dibentuk Tim Perencanaan dan Penambangan
Bauksit Tayan sesuai dengan surat yang diputuskan oleh direksi pada tanggal 1
Mei 2009 dan berlaku sampai 30 April 2010. Pada tanggal 1 Juli 2010 statusnya
ditingkatkan menjadi Proyek Pengembangan Tambang Bauksit Tayan sesuai
dengan surat yang diputuskan oleh direksi pada tanggal 1 Juli 2010 dan berlaku
sampai 30 Juni 2013. Pada tanggal 27 September 2013, statusnya kembali
ditingkatkan menjadi Unit Bisnis Pertambangan Bauksit Tayan sesuai dengan
surat keputusan direksi dan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2013.

6
Gambar 2.1 Logo PT. ANTAM (Persero) Tbk

2.2. Struktur Organisasi PT. Antam (Persero) Tbk, UBP Bauksit Tayan
Struktur organisasi yang disusun adalah untuk mendukung kegiatan
operasional rutin pertambangan. Kegiatan utamanya mulai survey, grade control,
produksi hingga pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan kegiatan pendukung
antara lalin berupa pengelolaan sarana kantor dan perumahan, sumberdaya
manusia, keuangan hingga CSR. Tenaga kerja untuk aktivitas penambangan
merupakan gabungan tenaga kerja Antam, kontraktor serta tenaga kerja tidak tetap
(kontrak). Antam akan menempatkan tenaga kerja berpengalaman di posisi
manajemen dan staf. Bentuk organisasi serta perangkatnya disesuaikan dengan
kebutuhan kegiatan untuk penambangan bijih bauksit di IUP Tayan. Berdasarkan
proses bisnisnya, organisasi dikelompokkan menjadi dua divisi atau kelompok,
yaitu kelompok proses bisnis inti dan proses bisnis pendukung. Pada proyek ini,
bisnis utamanya adalah penambangan, maka yang termasuk dalam proses bisnis
inti adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung dengan penambangan dari
land clearing sampai menghasilkan produk WBx (bauksit tercuci). Kelompok
bisnis inti dipimpin oleh Operation VicePresident yang melapor kepada General
Manager. Operation VP dibantu oleh Biro Quality Control dan Biro Mining yang
masing masing dipimpin oleh orang Manager. Sedangkan kelompok bisnis
pendukung pertambangan terdiri atas tiga biro, yaitu SupplyChain And
Management, Finance And Human Resources, dan General Affair
ExternalRelation And Corporate Social Responsibility. Ketiga Manager
pendukung pertambangan melapor kepada General Manager. Pengelolaan Health,
Safety, Environment dilaksanakan oleh karyawan. Kecuali pada biro QC dan

Universitas Sriwijaya
SCM, masing masing Manager membawahi beberapa Department yang dipimpin
oleh Assistant Manager sebagaimana struktur organisasi pada gambar 2.2.
Secara garis besar, fungsi masing masing kelompok bisnis adalah sebagai
berikut:
a. Kelompok Bisnis Inti bertugas untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan
denganproses produksi untuk mendapatkan produk yang bisa jual sehingga
menghasilkanpendapatan (income) bagi perusahaan. Agar pekerjaan dalam
proses produksi ini bisadilakukan dengan baik diperlukan perangkat organisasi
Biro Mining dan BiroQuality Control. Biro Mining tugas utamanya adalah
membuat rencana tambang yang aman dan efektif, melakukan penambangan
secara aman dan berwawasanlingkungan serta menerapkan kaidah konservasi
bahan galian. Semua aktivitastersebut dicatat dengan baik kemudian dievaluasi
keberhasilannya sertadipertimbangkan penerapannya pada rencana tambang
berikutnya. Biro Quality Control tugasnya memastikan kualitas produk dari
tiap tahap proses produksi sesuaidengan rencana, serta melakukan evaluasi
untuk mendeteksi terjadinyapenyimpangan kualitas produk dari tiap tiap tahap.
Quality Control melakukan pengambilan conto (sampling) dari tiap tiap
prdouksi dan menganalisanya dilaboratorium dengan baku mutu yang telah
ditetapkan perusahaan.
b. Kelompok Bisnis Pendukung adalah perangkat organisasi yang tidak terkait
dengankegiatan untuk menghasilkan produk, tetapi bertugas untuk memenuhi
segala sesuatu yang diperlukan untuk kelancaran kegiatan proses produksi yang
dilakukan oleh kelompok bisnis Inti. Kelompok bisnis ini bertugas mengelola
ketenagaankerjaan, keuangan, keperluan material, barang dan kontrak kerja
sampai kebutuhana komodasi serta menjalin hubungan dengan pihak pihak
diluar perusahaan. Kelompok ini terdiri atas biro Supply Chain Management,
biro Finance & Human Resources dan biro General Affair, External Relation
& Corporate Social Responsibility.

Universitas Sriwijaya
7

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi PT. Antam (Persero) Tbk, UBP Bauksit
Tayan Kalimantan Barat

2.3. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Secara administrasi, wilayah IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU


terletak di 3 (tiga) kecamatan, yaitu Kecamatan Tayan Hilir, Toba, dan Meliau
Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Kota Tayan berada di tepi
Sungai Kapuas yang terletak 80 km jarak lurus dari sebelah Timur Kota
Pontianak. Luas wilayah IUP Operasi Produksi yang dimiliki adalah 34.360 Ha.
Wilayah 13.400 Ha di bagian Utara IUP didedikasikan sebagai umpan pabrik
ICA.
IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU dapat ditempuh dengan
menggunakan pesawat udara dari Jakarta ke Pontianak 1.30 jam, dilanjutkan
dari Pontianak ke Tayan dengan menggunakan kendaraan roda empat dalam
waktu tempuh 3 jam. Sarana perhubungan setempat berupa jalan aspal dengan
lebar rata - rata 6 m yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda
empat. Sebelum jembatan tayan dibangun dan diresmikan, transportasi untuk
menyeberangi sungai kapuas adalah klotok, ponton maupun kapal feri bagi
penumpang yang membawa kendaraan roda dua ataupun roda empat dengan
waktu tempuh 45 menit. Namun, setelah jembatan Tayan yang telah diresmikan
pada tanggal 22 Maret 2016 maka waktu tempuh penyeberangan sungai kapuas

Universitas Sriwijaya
8

hanya berkisar 10 menit saja.

2.4 Keadaan Lingkungan


IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU terdiri dari perkebunan dan hutan
negara. Kebun hutan rakyat merupakan bagian terbesar dari wilayah perkebunan.
Sebagian kecil berupa perkebunan kelapa sawit dan HTI yang dikuasai oleh
Badan Usaha, terutama di bagian Selatan dan Timur IUP. Berdasarkan peta neraca
sumberdaya hutan, wilayah IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU meliputi
hutan, pertanian ladang kering, dan wilayah tambang.

2.5. Topografi dan Morfologi


2.5.1.Topografi
Secara umum Kalimantan Barat merupakan dataran rendah dengan sedikit
berbukit, diapit oleh dua jajaran gunung, yaitu pegunungan Kalingkang di Kapuas
Hulu bagian utara dan pegunungan Schwener di selatan sepanjang perbatasan
dengan Provinsi Kalimantan Tengah, serta dialiri oleh ratusan sungai yang aman
untuk dilayari. Sebagian besar daerah daratannya berawa-rawa bercampur gambut
dan hutan mangrove. Dari banyak danau yang ada, dua yang utama adalah Danau
Sentarum (luas 117,500 Ha) yang nyaris kering di musim kemarau, dan Danau
Luar (luas 5,400 ha).
Sebagian besar wilayah Kalimantan Barat (sekitar 36%) merupakan areal
datar dengan kemiringan rendah < 2%, mencakup wilayah seluas 5.273.053 Ha.
Sisanya adalah dataran dengan kemiringan masing-masing 2% 15% seluas
3.569.149 Ha atau 24% dari total wilayah Kalimantan Barat, kemiringan 15%
40% seluas 2.976.974 Ha atau 20% dari total wilayah Kalimantan Barat dan
dengan kemiringan tinggi > 40% seluas 2.861.524 Ha atau 20% dari wilayah
Kalimantan Barat. Sekitar 2.855.600 Ha (19,5%) dari seluruh wilayah Kalimantan
Barat merupakan daerah tergenang (flooding area), dengan areal paling luas
terdapat di Kabupaten Ketapang, yaitu 1.005.000 Ha (35,2%); sebagian besar
sisanya (sekitar 80,5%) merupakan daerah tidak tergenang, yaitu seluas
11.825.100 Ha, dengan areal paling luas berada di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu
2.594.200 Ha (22%).

Universitas Sriwijaya
9

2.5.2 Morfologi
Morfologi IUP Tayan terdiri dari 3 (tiga) kelompok, yaitu dataran aluvial,
perbukitan bergelombang dan perbukitan terjal. Dataran aluvial memiliki
ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut, menempati sekitar aliran sungai, rawa,
dan lembah antar bukit dengan kemiringan lereng kurang dari 15%. Perbukitan
bergelombang (lemah sampai kuat) memiliki ketinggian 25-140 m di atas
permukaan laut dengan kemiringan lereng 15-40%. Perbukitan terjal memiliki
ketinggian > 140 m di atas permukaan laut dengan kemiringan lereng lebih dari
40%. Puncak tertinggi perbukitan terjal antara lain Gn. Kedikit (429 m), Gn.
Gempolas (468 m), dan Gn. Belungai (770 m).

2.6 Geologi dan Keadaan Endapan


2.6.1 Geologi
Kerangka geologi regional daerah IUP dapat dilihat dalam lembar peta
Nangataman dan Nangapinoh, skala 1 : 250,000, terbitan P3G Tahun 1987.
Batuan tertua hingga termuda dapat diketahui sebagai berikut:
1. Batuan Metamorf Pinoh (PmP)
Merupakan batuan tertua berumur Paleozoikum di daerah penyelidikan
ini, terdiri dari kuarsa-muskovit, fillit, basalt, hornfels, meta tufa, dan
metasedimen. Setempat mengandung andalusit, kordierit, biotit, silimanit, dan
garnet dalam jumlah sedikit.
2. Batuan Volkanik Menunuk (Jkm)
Batuan Volkanik Menunuk berumur Jura sampai Kapur Awal, terdiri dari
tufa, batu lempung berlapis tipis berwarna abu-abu tua sampai coklat.
3. Batuan Intrusif (Kapur) terdiri dari :
a) Tonalit Sepauk (KS),
Terdiri dari tonalit dan granodiorit, hornblende-biotit, dan diorit dalam
jumlah sedikit, granit, monzodiorit, dan kuarsa-diorit.
b) Intrusi Granit Laur (Ki),
Terdiri dari monzodiorit biotit, hornblende, sienogranit dalam jumlah
yang sangat sedikit, dan granodiorit hornblende-biotit.

Universitas Sriwijaya
10

c) Granit Sukadana (Ksu),


Terdiri dari granit-biotit, feldspar-granit, dan monzogranit.
d) Gabro Biwa (Kb),
Terdiri dari gabro-olivin, norit-olivin, dan norit-augit berbutir halus
sampai sedang.
4. Batuan Volkanik Kerabai (Kkv)
Terbentuk pada periode Kapur Akhir sampai Paleosen Awal, terdiri dari
andesit dan basalt, tufa, aglomerat, beberapa lava serta batupasir berukuran
kerikil. Akhir proses pengendapan aktivitas gunung api, diendapkan batuan
yang termasuk Formasi Ingar (Ti), terdiri dari batulempung gamping dengan
perselingan batupasir tipis.
5. Formasi Dangkan (Ted)
Terdiri dari konglomerat yang terdiri atas beberapa mineral, seperti litos
dan arenit umumnya saling bersilangan satu dengan lainnya.
6. Serpih Silat (Tesi)
Serpih Silat diendapkan pada periode Eosen Akhir, terdiri dari serpih
karbonat dengan sisipan batupasir tipis.
7. Formasi Payak
Berumur Oligosen, terdiri dari batupasir berlapis tebal, setempat tufaan,
dan batulempung berisi fosil-fosil moluska. Formasi Payak terletak tidak
selaras di atas Serpih Silat.
8. Formasi Tebidah (Tot),
Terdiri dari selang-seling batupasir dengan lempung, batulempung pada
bagian bawah dan setempat mengandung lapisan tipis batubara.
9. Batupasir Sekayam (Tos),
Batupasir Sekayam terdiri dari batupasir berlapis tebal sampai pejal
dengan perselingan batulempung, terletak tidak selaras di atas Formasi
Tebidah.
10.Batuan Intrusi Sintang,
Terdiri dari andesit, dasit, riolit, kuarsa diorit, granodiorit, dan granit
berbutir halus berupa sill.

Universitas Sriwijaya
11

11.Batuan Termuda (Qs, Qat, dan Qa) terbentuk dari rombakan batuan yang lebih
tua, terdiri dari batupasir, lempung, dan lempung organik.

2.6.2. Keadaan Endapan


A. Bentuk dan Penyebaran Endapan
Endapan bauksit laterit umumnya terbentuk pada daerah dengan iklim
tropis sampai subtropis. Pada umumnya bentuk endapan bauksit laterit ini
akan menempati morfologi dengan perbukitan bergelombang, yang
memungkinkan terjadinya pelapukan yang sangat kuat. Endapan bauksit
tersebar secara horizontal / lateral ditutupi oleh lapisan overburden dengan
ketebalan rata-rata 1.45-4.35 m dan tebal dari endapan bauksitnya 1.35m-
4.65 m.

B. Sifat dan Kualitas Endapan


Bauksit adalah batuan sedimen, sehingga tidak memiliki rumus kimia
yang tepat. Hal ini terutama terdiri dari mineral alumina yang terhidrasi
seperti gibbsite Al(OH)3 atau Al2O3.3H2O dalam deposit (endapan) tropis
yang lebih baru, atau keadaan subtropis, endapan bauksit memiliki mineral
utama boehmite -AlO(OH) atau Al2O3.H20 dan beberapa diaspore -
AlO(OH) atau Al2O3.H20. Sifat dan kualitas endapan bauksit dicirikan
dengan banyaknya kandungan persen (%) Al2O3 dan SiO2, serta sedikit
Fe2O3 dan TiO2. Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber
utamanya adalah :
1. Al2O3.3H2O, gibbsite yang sifatnya mudah larut.
2. Al2O3. H2O, boehmite yang sifatnya susah larut
3. Al2O3. 2H2O, diaspore yang sifatnya tidak larut.
Kualitas endapan bauksit secara umum (keseluruhan sumberdaya)
yang dijumpai di daerah IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU memiliki
kandungan rata-rata 45.02% T Al2O3, 4.09% RSiO2, dan 12.01% Fe2O3
(tanpa COG). Berdasarkan penelitian, komposisi mineral terdiri gibbsite,
kuarsa, mika, mineral lempung, dan mineral opaque, sehingga dapat
disimpulkan bahwa bijih bauksit di IUP Operasi Produksi No. 02/2010/SGU

Universitas Sriwijaya
12

memiliki komposisi utama mineral gibbsite yang masuk kedalam tipe bijih
bauksit trihidrat.
Berdasarkan kandungan Al2O3 yang terkandung, bauksit dibedakan
menjadi high grade, medium grade, ataupun low grade, seperti pada berikut.

Tabel 2.1.Klasifikasi Kadar Berdasarkan Kandungan Al2O3 (Quality Control


Department, PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan, 2016).

No Klasifikasi Kadar Kadar Al2O3 (%)


1 High Grade (HG) >50
2 Medium Grade (MG) 46 -50
3 Low Grade (LG) 40 - 46
4 Waste < 40

C. Spesifikasi Permintaan Bauksit PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan


Bauksit hasil penambangan harus memenuhi spesifikasi permintaan
bauksit yang telah ditetapkan. Dalam proses loading sesuai dengan
parameter washed bauxite (WBx), harus sesuai dengan permintaan pabrik
CGA di PT. ICA (PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan, 2015), seperti
pada (Tabel 2.2).

Tabel 2.2. Spesifikasi Permintaan Washed Bauxite (WBx) (Quality Control


Department, PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan, 2016).

Grade (%) Ukuran


Parameter
Al2O3 Fe2O3 RSiO2 (mm)
Nilai >46 >15% 3,84 -50 +2

2.7. Iklim dan Curah Hujan

Universitas Sriwijaya
13

Iklim di daerah PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan adalah iklim tropis
yang memiliki dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau dalam setiap
tahunnya. Cuaca dapat mempengaruhi efektivitas kerja pada penambangan yang
menggunakan metode tambang terbuka. Hal ini dikarenakan seluruh aktivitas
penambangan bauksit dengan metode tambang terbuka akan berhubungan
langsung dengan udara luar dan sinar matahari.

Pada saat turun hujan dapat menyebabkan jalan tambang menjadi becek dan
jalan akan menjadi lengket, sehingga akan mempengaruhi kinerja alat maupun
operator dan membuat waktu kerja akan lebih pendek sehingga produktivitas
batubara akan semakin sedikit, demikian juga sebaliknya apabila pada saat musim
kemarau dapat menyebabkan jalan tambang jadi berdebu dan dapat mengganggu
kesehatan pekerja .

Seperti kebanyakan daerah di Indonesia, daerah penambangan bauksit PT.


Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan khususnya di tambang bukit 7 Pit A. Karena
dilewati oleh garis Khatulistiwa, daerah ini memiliki suhu udara yang tinggi
disertai kelembaban yang tinggi pula. Temperatur udara tertinggi mencapai suhu
380C, sedangkan yang terendah mencapai suhu 22,60C dengan rata-rata 250C-
280C. Adapun kecepatan angin rata-rata 3 knots 5 knots/jam, dan tertinggi rata-
rata mencapai 28 knots 29 knots/jam.. Adapun curah hujan yang terjadi di
daerah penambangan batubara pada tambang bauksit PT. Antam (Persero), Tbk
UBPB Tayan tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.3. Rekapitulasi Curah Hujan PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan
2013 (Arsip PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan, 2013)

No Bulan mm

1 Januari 192
2 Februari 131
3 Maret 107

Universitas Sriwijaya
14

4 April 112
5 Mei 409
6 Juni 123
7 Juli 115
8 Agustus 137
9 September 128
10 Oktober 231
11 November 455.5
12 Desember 227
Total 2366
Rata-Rata 197.2042

Jan-Des 2013

500
455.50 Januari
409
Jumlah Curah Hujan

400 Februari
Maret
(mm/bulan)

300 April
192 231.0 227.00
200 Mei
131
107112 123115137128 Juni
100
Juli
0 Agustus
September

Bulan Oktober

Gambar 2.3. Diagram Batang Curah Hujan PT. Antam (Persero), Tbk UBPB
Tayan 2013 (Arsip PT. Antam (Persero), Tbk UBPB Tayan)

Universitas Sriwijaya
15

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai